Anda di halaman 1dari 30

DIKLAT PENINGKATAN KOMPETENSI GURU

MELALUI PUBLIKASI ILMIAH (BEST PRACTICE


DAN PTK) SERTA PEMBELAJARAN DI ERA
DIGITAL TAHUN 2020

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

Disusun sebagai Persyaratan Penilaian Angka Kredit dan


Usulan Kenaikan Pangkat dari Golongan Ruang III/b ke
Golongan Ruang III/c

Disusun Oleh :
Galuh Prania Anindita, S.Pd.
NIP. 19800906 201903 2 009

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG


KOORDINATOR WILAYAH KECAMATAN PETARUKAN
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 2 PETARUKAN
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

Nama Kegiatan : Diklat Peningkatan Kompetensi Guru


melalui Publikasi Ilmiah (Best Practice
dan PTK) serta Pembelajaran di Era
Digital Tahun 2020
Waktu Kegiatan : 1 s.d 3 Oktober 2020
Nama Guru : Galuh Prania Anindita, S.Pd.
Jabatan : Guru Kelas
NIP : 19800906 201903 2 009
Unit Kerja : SMP Negeri 2 Petarukan

Pemalang, 5 Oktober 2020

Mengesahkan,
Kepala Sekolah
SMP Negeri 2 Petarukan

Mulyadi, S.Pd., M.A


NIP. 19620901 198301 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 2 PETARUKAN

SURAT PENUGASAN
Nomor : 421.2 / 027 / 2020

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Mulyadi, S.Pd., M.A
NIP : 19620901 198301 1 001
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SMP Negeri 2 Petarukan
Menugaskan
Nama : Galuh Prania Anindita, S.Pd.
NIP : 19800906 201903 2 009
Jabatan : Guru Kelas
Unit Kerja : SMP Negeri 2 Petarukan
Untuk mengikuti Kegiatan sebagai Peserta Diklat Diklat
Peningkatan Kompetensi Guru melalui Publikasi Ilmiah (Best
Practice dan PTK) serta Pembelajaran di Era Digital Tahun 2020 dari
tanggal 1 s.d 3 Oktober 2020 di Gedung SDN 16 Mulyoharjo,
Pemalang.
Demikian surat penugasan ini dibuat untuk dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya.

Pemalang, 30 September 2020

Kepala Sekolah

Mulyadi, S.Pd., M.A


NIP. 19620901 198301 1 001

Alamat : Jl. Desa Klareyan, Kec. Petarukan, Kab. Pemalang,


PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 2 PETARUKAN

SURAT PERSETUJUAN
Nomor : 421.2 / 028 / 2020

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Mulyadi, S.Pd., M.A


NIP : 19620901 198301 1 001
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SMP Negeri 2 Petarukan
Menyetujui,
Nama : Galuh Prania Anindita, S.Pd.
NIP : 19800906 201903 2 009
Jabatan : Guru Kelas
Unit Kerja : SMP Negeri 2 Petarukan
Untuk mengikuti Kegiatan sebagai Peserta Diklat Diklat
Peningkatan Kompetensi Guru melalui Publikasi Ilmiah (Best
Practice dan PTK) serta Pembelajaran di Era Digital Tahun 2020
dari tanggal 1 s.d 3 Oktober 2020 di Gedung Pertemuan SDN 16
Mulyoharjo, Pemalang.

Demikian surat persetujuan ini dibuat untuk digunakan


sebagaimana mestinya.

Pemalang, 30 September 2020

Kepala Sekolah

Mulyadi, S.Pd., M.A


NIP. 19620901 198301 1 001

Alamat : Jl. Desa Klareyan, Kec. Petarukan, Kab. Pemalang,


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan


rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan
Pengembangan Diri Diklat Peningkatan Kompetensi Guru melalui
Publikasi Ilmiah (Best Practice dan PTK) serta pembelajaran di Era Digital
Tahun 2020 yang berlangsung dari tanggal 1 – 3 Oktober 2020.
Di dalam Kegiatan Pelatihan ini penulis mendapatkan banyak
kesempatan, bimbingan, petunjuk, bantuan, serta saran-saran yang
bermanfaat dari berbagai pihak, yang semuanya itu dapat memberikan
kemudahan dan menunjang dalam menyelesaikan penulisan laporan ini.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya, kepada yang terhormat:
1. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pemalang;
2. Kepala SMP Negeri 2 Petarukan;
3. Pengawas TK/SD Koordinator Wilayah Kecamatan Petarukan;
4. Rekan-rekan guru peserta Diklat Peningkatan Kompetensi Guru
melalui Publikasi Ilmiah (Best Practice dan PTK) serta pembelajaran di
Era Digital Tahun 2020.
5. Bapak dan Ibu guru SMP Negeri 2 Petarukan beserta teman sejawat
yang telah banyak membantu;
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu
persatu.
Akhirnya, penulis berharap laporan kecil ini semoga memberikan manfaat
kepad kita semua dan bagi penulis sendiri khususnya.

Pemalang, 5 Oktober 2020


Penulis,

Galuh Prania Anindita, S.Pd.


NIP. 19800906 201903 2 009
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
A. Judul Diklat
B. Waktu Pelaksanaan
C. Tempat Kegiatan
D. Tujuan
E. Lama Waktu Pelaksanaan
F. Surat Penugasan
G. Penyelenggara
H. Surat Persetujuan Kepala Sekolah
I. Foto Kopi Sertifikat

BAB II. PENGEMBANGAN DIRI


A. Tujuan dan Alasan
B. Deskripsi Materi
C. Tindak Lanjut
D. Dampak

BAB III PENUTUP


Matriks Ringkasan Kegiatan Diklat
BAB I
PENDAHULUAN

Guru sebagai tenaga pendidik profesional adalah guru yang tidak


hanya merasa puas dengan keterampilan yang telah dimiliki. Seorang
guru sebagai tenaga profesional hendaknya berusaha mengembangkan
pengetahuan dan keterampilanya sehingga dapat memberikan pelayanan
yang baik dan semakin berkualitas kepada peserta didiknya.
Tugas seorang guru yang profesional tidak hanya dituntut untuk
memiliki kinerja yang baik dalam melaksanakan tugas mengajar,
mendidik, dan melatih peserta didik saja melainkan juga harus mampu
melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Berbagai hal bisa dilakukan oleh seorang guru untuk dapat
meningkatkan profesionalisme. Menurut Permeneg PAN dan RB no 16
tahun 2009, seorang guru dapat melakukan kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan melalui tiga komponen yaitu : 1) melaksanakan
pengembangan diri, 2) melakukan publikasi ilmiah, 3) menemukan dan
menciptakan karya-karya inovatif.
Kegiatan pengembangan diri bisa dilakukan melalui dua kegiatan
yaitu diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru. Seorang guru yang
melaksanakan pengembangan diri atau kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan lainya, disamping akan dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sebagai seorang guru juga mendapat
penghargaan angka kredit yang dapat diperhitungkan untuk
perkembangan kariernya

A. Judul Diklat
Diklat ini mengambil judul “Diklat Diklat Peningkatan
Kompetensi Guru melalui Publikasi Ilmiah (Best Practice dan PTK)
serta Pembelajaran di Era Digital Tahun 2020”.

B. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan diklat adalah tanggal 1 s.d 3 Oktober 2020.
C. Tempat Kegiatan
Kegiatan diklat bertempat di SDN 16 Mulyoharjo Kec.
Pemalang Kab. Pemalang.

D. Tujuan
Berdasarkan paparan diatas, pengembangan diri dilakukan
oleh penulis dengan tujuan :
1. Mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk meningkatkan
kompetensi sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik
kepada peserta didik
2. Mengumpulkan angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan
pangkat / jabatan setingkat lebih tinggi.
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan pengembangan diri ini
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Didik, akan memperoleh jaminan pelayanan dan
pengalaman belajar yang lebih efektif.
2. Bagi Guru, dapat memenuhi standar dan mengembangkan
kompetensinya sehingga mampu melaksanakan tugas-tugas
utamanya secara efektif sesuai dengan kebutuhan belajar peserta
didik untuk menghadapi kehidupan di masa datang.
3. Bagi Sekolah/Madrasah, akan mampu memberikan layanan
pendidikan yang berkualitas kepada peserta didik.
4. Bagi Orang Tua/Masyarakat, akan memperoleh jaminan bahwa
anak mereka mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas
dan pengalaman belajar yang efektif.
5. Bagi Pemerintah, akan memberikan jaminan kepada masyarakat
tentang layanan pendidikan yang berkualitas dan profesional.
E. Lama Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan diklat dimulai dari jam 08.00 s.d 16.00 WIB
selama 3 (tiga) hari atau 32 JP.

F. Surat Penugasan
Terlampir

G. Penyelenggara/Pelaksana
Diklat ini diselenggarakan oleh PGRI Cabang Pemalang
bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Pemalang.

H. Surat Persetujuan Kepala Sekolah


Terlampir

I. Foto Kopi Sertifikat


Terlampir
BAB II
KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB),


diarahkan untuk dapat memperkecil jarak antara pengetahuan,
keterampilan, kompetensi sosial dan kepribadian yang mereka miliki
sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan
profesinya itu.
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya, PKB diakui sebagai salah satu unsur utama
selain kegiatan pembelajaran/ pembimbingan dan tugas tambahan lain
yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang diberikan angka
kredit untuk pengembangan karir guru khususnya dalam kenaikan
pangkat/jabatan fungsional guru. Harapannya melalui kegiatan PKB akan
terwujud guru yang profesional yang bukan hanya sekedar memiliki ilmu
pengetahuan yang kuat, tuntas dan tidak setengah setengah, tetapi tidak
kalah pentingnya juga memiliki kepribadian yang matang, kuat dan
seimbang.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk guru salah
satunya dengan mengadakan kegiatan pengembangan diri bagi guru.
Salah stu kegiatan pengembangan diri guru adalah dengan mengikuti
diklat profesi. Menyadari akan berbagai kekurangan yang ada, maka
untuk meningkatkan profesionalisme yang penulis rasakan masih kurang,
selama tahun pelajaran 2019/2020 ini penulis telah ditugaskan oleh
Kepala Sekolah untuk mengikuti tiga jenis kegiatan pengembangan diri,
yakni sebagai berikut: 1. Kegiatan KKG. Sebagai tanggung jawab atas
tugas yang telah diberikan kepala sekolah kepada penulis untuk mengikuti
kegiatan pengembangan diri, dan sekedar untuk mengimbaskan hasil
yang penulis peroleh selama mengikuti kegiatan pengembangan diri
tersebut, maka penulis pandang perlu untuk menuliskan laporan kegiatan
ini.
Tujuan dan Alasan

Berdasarkan paparan di atas, pengembangan diri dilakukan oleh


penulis dengan tujuan :
a. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat
memberikan pelayanan yang lebih baik dan berkualitas kepada
peserta didik
b. Mengumpulkan angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan
pangkat/ jabatan setingkat lebih tinggi.

Deskripsi Materi

Pembukaan

Diklat Diklat Peningkatan Kompetensi Guru melalui Publikasi Ilmiah


(Best Practice dan PTK) serta Pembelajaran di Era Digital Tahun 2020
dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Pemalang dengan pemaparan pentingnya diadakan diklat ini dengan
melihat perkembangan pendidikan dewasa ini, khusunya di Kabupaten
Pemalang.

Kebijakan Pendidikan Pemerintah Kabupaten Pemalang


Belum lama ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem
Makarim telah memutuskan 13 Juli 2020 sebagai awal tahun ajaran baru.
Mendikbud pun mengizinkan sekolah yang berada di wilayah zona hijau
corona untuk membuka kembali aktivitas belajar mengajar melalui tatap
muka di kelas. Namun, hanya 6% siswa yang bisa kembali bersekolah
saat tahun ajaran baru dimulai. Sisanya, 94% siswa masih harus belajar
dari rumah. Sebab, daerah mereka masih masuk zona kuning, oranye,
dan merah Covid-19.
Artinya yang paling aman untuk pendidikan selama pandemi adalah
kembali melakukan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PBJJ) atau distance
learning, dan ditundanya masuk sekolah menjadikan keputusan terbaik
untuk tidak mengambil risiko penyebaran virus covid 19 dengan
menerapkan kebijakan Belajar dari Rumah atau Learning From Home
yang diprediksi sampai akhir tahun 2020.

Merdeka Belajar
Senyatanya pada konteks inilah konsep “merdeka belajar” yang
sebelumnya digagas oleh Mas Menteri pun menjadi relevan. Gagasan
merdeka belajar merupakan konsep belajar secara mandiri dan kreatif
yang memungkinkan pihak-pihak yang terlibat untuk terus berinovasi,
terutama dengan membangun ekosistem pendidikan berbasis teknologi.
Namun, Merdeka belajar dapat diwujudkan pula dengan memaksimalkan
desain kurikulum dimana para ahli atau praktisi pendidikan, serta
organisasi profesi guru sudah banyak menyarankan agar Kemendikbud
segera menyusun kurikulum pendidikan di masa New Normal.
Pendidikan kita perlu “Adaptasi Kebiasaan Baru” dari segi
kurikulum dengan cara memaksimalkan implementasi kurikulum
berdasarkan kenyataan yang ada di tengah pandemi saat ini. Adaptasi
kurikulum bagi daerah yang mampu menggelar sistem pembelajaran
online harus bagaimana?, dan untuk daerah yang hanya mampu belajar
offline, adaptasi kurikulumnya harus seperti apa?. Begitu pula dengan
adaptasi guru dan dinas pendidikan di daerah tersebut dengan murid dan
masyarakat.
Menjadi sebuah kajian jika Kurikulum di era pandemi Covid-19
tentunya bukan kurikulum baru untuk mengganti kurikulum 2013 (K-13),
tetapi sebagai "kurikulum adaptif kebencanaan" yang juga bisa
diintegrasikan ke dalam kurikulum 2013 selama pandemi. Kondisi nyata
jika keberadaan sekolah dan masyarakat jelaslah tidak bisa
disamaratakan, mengingat fasilitas penunjang pendidikan setiap daerah di
Indonesia itu berbeda-beda.
Dengan kesenjangan pendidikan yang masih begitu nyata,
pandemi Covid-19 seolah membongkar bahwa akses pendidikan di
Indonesia tidak merata terkait dengan sarana dan prasarana. Masalah lain
untuk desentralisasi pendidikan pun harus dimaksimalkan, masing-masing
daerah tentunya memiliki sudut pandang dan kearifan lokal tersendiri
untuk dapat dikembangkan dalam upaya bersama-sama mewujudkan
SDM unggul.
Pendidikan yang ideal hakikatnya selalu bersifat “antisipatoris” dan
“prepatoris”, yakni selalu mengacu ke masa depan, dan selalu
mempersiapkan generasi muda untuk kehidupan masa depan yang jauh
lebih baik, bermutu, dan bermakna (Buchori, 2001a; 2001b). Dalam
konteks pemikiran seperti itu pula, maka konstruksi kurikulum pun secara
ideal seharusnya bersifat antisipatoris dan prepatoris bagi terwujudnya
pendidikan nasional yang ideal.
Akan tetapi, hingga dewasa ini pun kurikulum pendidikan nasional
belum sepenuhnya mampu menjadi instrumen yang efektif bagi
terwujudnya suatu pendidikan nasional yang ideal. Yang memberdayakan
manusia dan masyarakat Indonesia terlebih di saat kondisi pandemi maka
ketahanan dan kelayakan kurikulum pun kembali diuji. Mendesak saat ini
adalah berkaitan model pembelajaran selama pandemi Covid-19,
terutama pembelajaran jarak jauh. Hal tersebut memerlukan kurikulum
yang lebih sederhana dan luwes, jelaslah dibutuhkan secepatnya
perumusan kurikulum yang harus melibatkan berbagai pihak dan
mengutamakan kebutuhan belajar anak dengan kurikulum yang adaptif
dengan kondisi darurat saat pandemi Covid-19.
Adaptasi ini terkait empat dari delapan Standar Nasional
Pendidikan, yaitu standar isi, proses, penilaian pendidikan, dan
kompetensi kelulusan. Struktur Kurikulum 2013 yang padat harus
dilonggarkan, disesuaikan dengan kondisi guru dan siswa yang belum
ideal untuk pembelajaran jarak jauh. Tengok saja jika berkaca selama
hampir empat bulan yang sudah dilalui, banyak sekali yang harus menjadi
perhatian pihak sekolah seperti kegiatan KBM terkait pengaturan materi
yang disampaikan kepada peserta didik, strategi penyampaian materi,
sumber/ media/ sarana pembelajaran, durasi penyampaian, penilaian hasil
belajar, jadwal pelajaran baik daring, luring atau kombinasi (blended
learning), pola komunikasi dengan orang tua siswa selama PJJ, jadwal
kunjungan guru (jika diperlukan, khususnya bagi peserta didik yang tidak
memiliki smartphone/laptop, dan terbatas kuota internet), dan banyak hal
lainnya.
Sehingga paling utama dalam pembelajaran di masa “new normal”
adalah tetap berorientasi pada kebutuhan anak, dalam artian para peserta
didik mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan, bermakna,
kontekstual, tidak diberikan beban belajar atau tugas yang berlebihan agar
mereka tidak stress demi menjaga kesehatan (fisik dan psikis) dan
menjaga daya tahan (imunitas) tubuh mereka.
Hal tersebut sebenarnya telah ditekankan oleh Kemdikbud agar
pembelajaran tidak harus terfokus kepada pencapaian seluruh target
kompetensi, tetapi menguatkan Pendidikan Karakter (PPK) dan
membangun kecakapan hidup (life skill) dalam menghadapi pandemi
Covid-19. Maka standar minimal pendidikan di tengah pandemi pun harus
lebih praktis dan berbeda dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP)
yang berlaku sekarang. Standar yang dimaksud mencakup capaian
kompetensi literasi dan numerasi siswa, sumber belajar, hingga evaluasi
dan asesmen pembelajaran.
Tentunya daya dukung kompetensi kreativitas dan inovasi guru pun
harus bisa menjawab makna “Merdeka Belajar”, seorang guru harus
mampu membangkitkan passion dan prinsip cara belajar siswanya.
Merdeka belajar siswa mampu menjadikan siswa belajar merdeka,
kemerdekaan belajar siswanya mampu membangun sikap, keterampilan
dan pengetahuan sesuai dengan learning outcome dari tuntutan Standar
Kompetensi Lulusannya ketika para siswa harus tetap belajar dalam
situasi darurat, saat para gurunya dan temannya tidak bisa bersamaan
dan bersama langsung dalam perilaku faktual belajarnya.

Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013


Keterkaitan antara ujian Nasional dengan ujian sekolah sudah
dihapus akan tetapi ujian sekolah tetap dilaksanakan. Hanya
menggunakan opsi pilihan dan tidak menggunakan sekolah dengan cara
by paper tertulis. Menggunakan rata-rata lima semester terakhir. Itu jadi
nilai ujian sekolah dengan syarat ketentuan seperti sudah ditemukan
belajar di rumah dari semester awal tidak punya power semester awal
sampai semester lima atau semester terakhir. Berarti itu kelas empat dan
lima hingga enam.
Untuk SMP berarti tujuh rata-rata lima semester itu nanti tolak ukur
kelulusannya ada kriteria minimal perubahannya termasuk mendasari
proses penilaiannya dari mutu pendidikan dan digunakan sebagai salah
satu syarat untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Untuk Ujian Sekolah berstandar Nasional itu tidak dihapus tapi
diganti opsi lain yaitu dengan menggunakan rata-rata itu opsinya banyak
sebenarnya ada tiga boleh pakai penuh boleh pakai ujian langsung
dengan online boleh menggunakan penugasan porto folio penugasan
boleh menggunakan tugas-tugas lain. Sekolah memastikan bahwa ujian
online itu pasti jujur yang dilaksanakan oleh siswa.
Diharapkan ada panduan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) saat
pandemi. Dengan demikian, ada pemahaman yang sama pada semua
pemangku pendidikan, termasuk orangtua dan pemerintah daerah.
Cukup rambu-rambu umum materi mana yang dikurangi, mana yang
ditambah. Kompetensi dasar apa yang harus dipenuhi. Ini penting untuk
menjadi pegangan sekolah. Selama ini, pusat dan daerah jalan sendiri-
sendiri dalam soal pendidikan. Juga perlu regulasi untuk memberi
keleluasaan pada sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai
keadaan masing-masing.
Covid-19 telah menjadi pandemi dunia saat ini, tidak terkecuali
Indonesia. Hal ini menyebabkan pemerintah di berbagai belahan
dunia menerapkan sejumlah kebijakan baru terkait untuk memutus mata
rantai penularan virus tersebut, pun dengan pemerintah Indonesia.
Pemerintah Indonesia melalui PP No. 21 Tahun 2020 menerbitkan
kebijakan pembatasan sosial berskala besar (social distancing) terkait
aktivitas kerja, dunia usaha, perkantoran, pendidikan, keagamaan,
ekonomi atau pun aktivitas sosial lainnya. Begitu juga dengan Kabupaten
Pemalang, dalam Peraturan Bupati disebutkan kebijakan tentang
pembatasan sosial berskala besar (social distancing) termasuk di
dalamnya dunia pendidikan. Hampir semua lini terdampak dengan adanya
pandemi Covid-19 ini, termasuk juga pendidikan.
Khusus dunia pendidikan, pemerintah mengubah moda
pembelajaran di sekolah maupun perguruan tinggi sejak 16 Maret
2020 sampai waktu yang akan diberitahukan lebih lanjut. Dalam
Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020, salah satunya
menyebutkan bahwa sekolah di seluruh Indonesia dianjurkan belajar
di rumah untuk beberapa waktu sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
Di Kabupaten Pemalang sendiri, melalui Surat Edaran Bupati
Pemalang menyebutkan bahwa kegiatan belajar di rumah dilaksanakan
selama 14 hari sejak 16 Maret 2020 diikuti dengan beberapa surat
edaran tentang perpanjangan masa belajar di rumah secara daring.
Pandemi ini telah memaksa sistem pembelajaran di sekolah
berubah secara drastis dari pembelajaran tatap muka (konvensional)
menjadi pembelajaran secara online/daring. Banyak pihak yang merasa
belum siap untuk implementasi pembelajaran online, baik dari guru, siswa,
maupun orang tua. Apalagi jika harus menerapkan kurikulum 2013
yang begitu kompleks dalam sebuah pembelajaran online.
Hal ini tentunya akan memengaruhi baik perencanaan, proses,
maupun hasil pembelajaran. Dalam penerapan kurikulum 2013,
seorang guru hendaknya paham bahwa setiap mata pelajaran harus
mencakup 3 kompetensi, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Semuanya itu diajarkan dengan pendekatan saintifik secara terpadu. Hal
ini akan mudah jika pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka.
Berbeda jika dilaksanakan secara online.
Hambatan lainnya adalah masih ditemukan guru yang belum
melek teknologi untuk menerapkan kurikulum 2013 dalam pembelajaran
online. Belum lagi, kurangnya infrastruktur pendukung pembelajaran
online itu sendiri. Untuk melihat seberapa tinggi keefektifan
implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran online selama
masa pandemi Covid-19 ini, perlu adanya suatu evaluasi terhadap
implementasi pembelajaran tersebut. Selama masa pandemi ini, sudah
banyak penelitian yang telah dilakukan terkait pembelajaran online
pada masa pandemi.
Tiga konsep kurikulum, yaitu: 1) kurikulum merupakan
substansi, sebuah rencana kegiatan belajar bagi siswa di sekolah, atau
suatu perangkat dengan tujuan yang ingin dicapai. Kurikulum juga
termasuk suatu dokumen tertulis berisi rumusan suatu tujuan, bahan
ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal, serta evaluasi; 2) kurikulum
merupakan sebuah sistem, artinya sistem kurikulum mencakup struktur
personalia, dan prosedur kerja, tentang cara penyusunan kurikulum,
pelaksanaan, evaluasi, dan penyempurnaan. 3) kurikulum merupakan
bidang studi, artinya kurikulum mempunyai tujuan untuk
mengembangkan ilmu masalah kurikulum dan sistem kurikulum. Terdapat
5 unsur yang mempengaruhi implementasi kurikulum antara lain
dukungan kepala sekolah, rekan sejawat guru, dukungan siswa,
dukungan orang tua, serta dorongan dalam diri guru itu sendiri yang
paling utama. Dari lima unsur tersebut, yang paling berperan adalah guru
itu sendiri.
Menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, standar proses
adalah patokan tentang implementasi pembelajaran pada sebuah satuan
pendidikan dalam mencapai SKL. Dari peraturan tersebut diharapkan
setiap sekolah/satuan Pendidikan membuat perencanaan
pembelajaran, melekasanakan proses pembelajaran juga melaksanakan
penilaian, baik dalam proses maupun hasil pembelajaran demi
peningkatan efisiensi dan efektivitas tercapainya kompetensi lulusan.
Dalam perencanaan pembelajaran, perlu disiapkan perangkat
pembelajaran antara lain silabus dan RPP. Sebelum menyusun RPP
sebaiknya membuat desain pembelajaran terlebih dahulu. Pada
pelaksananaan pembelajaran perlu diterapkan beberapa hal antara lain:
pengelolaan kelas, pengelolaan waktu, pemilihan metode, model, serta
media yang tepat. Beberapa model dan metode pembelajaran sudah
terbukti efektif diterapkan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 serta dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Sedangkan dalam penilaian proses dan hasil penilaian
pembelajaran, guru perlu menyiapkan instrumen penilaian yang tepat
sesuai tujuan pembelajaran. Ada beberapa kategori dalam
megevaluasi suatu program pendidikan sesuai dengan kategori
evaluasi kurikulum baik secara internal maupun eksternal Beberapa
kategori untuk evaluasi kurikulum antara lain: 1) unsur-unsur
pembelajaran, 2) kesesuaian topik dalam pembelajaran, 3) sumber daya
dan kebutuhan pembelajaran yang sesuai, 4) pengembangan
program, 5) kebijakan program dan pelaksanaan sesuai, 6)
komponen program yang efesien, 7) hasil pelaksanaan program, dan 8)
dampak dari pelaksanaan program.

Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran


Dalam aspek penilaian baik proses maupun hasil dari
pembelajaran terdapat 3 indikator yang dievaluasi yaitu kompetensi sikap
siswa, kompetensi pengetahuan, serta kompetensi keterampilan. Dari
hasil evaluasi implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran online
selama masa pandemi Covid-19 di Kabupaten Pemalang diketahui
masing-masing indikator dengan hasil sebagai berikut: guru telah
menilai sikap dengan baik; guru telah menilai pengetahuan dengan
sangat baik; dan guru telah menilai keterampilan dengan cukup baik.
Dalam aspek hambatan terdapat 2 indikator yang dievaluasi baik
hambatan secara internal maupun eksternal. Hambatan secara internal
meliputi penguasaan teknologi dan kompetensi guru. Sedangkan
hambatan eksternal meliputi jaringan internet dan kuota. Dari hasil
evaluasi implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran online
selama masa pandemi Covid-19 diketahui masing-masing indikator
dengan hasil sebagai berikut: 1. Guru mengalami hambatan internal dan
hambatan eksternal. Hasil penelitian keseluruhan menunjukkan bahwa
implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran online selama masa
pandemi Covid-19 termasuk baik.
Implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran online/daring
selama masa pandemi Covid-19 di Kabupaten Pemalang relatif baik. Dari
empat aspek yang dievaluasi dapat diketahui bahwa hasil evaluasi
tertinggi ada pada aspek penilaian proses dan hasil pembelajaran.
Sedangkan terendah yaitu pada aspek perencanaan pembelajaran dan
hambatan. Disarankan: (1) bagi kepala sekolah, guru perlu diberikan
motivasi dan dukungan terutama dalam implementasi kurikulum 2013
dalam pembelajaran daring/online selama masa pandemi ini. Selain itu
sekolah juga perlu merancang program pelaksanaan pembelajaran online
secara lebih sistematis disesuikan dengan kondisi sekolah selama masa
pandemi Covid-19; (2) bagi guru, perlu meningkatkan kompetensinya
terutama dalam penguasaan teknologi dan media pembelajaran. Guru
juga perlu mencoba beberapa tools-tools baru dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam pembelajaran online
selama masa pandemic Covid-19; (3) bagi peneliti yang akan datang,
diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan acuan dalam
penelitiannya, khususnya penelitian tentang implementasi Kurikulum
2013 dalam pembelajaran online selama masa pandemi Covid-19.

Kiat Sukses Penyusunan Best Practice untuk Guru dan Kepala


Sekolah
Pengalaman adalah guru terbaik. Begitu kalimat bijak yang sering
kita dengar. Memang benar adanya, melalui pengalaman kita bisa belajar
secara nyata, tidak sekadar teori belaka. Pengalaman bila dibiarkan saja
maka hanya akan menjadi kenangan di ingatan, yang lama-kelamaan akan
terlupakan. Setahun dua tahun mungkin masih ingat, tetapi seberapa lama
kita bisa mengingat semua. Daya ingat tiap orang berbeda-beda.
Agar pengalaman terbaik tidak hilang begitu saja dari ingatan, maka
sebaiknya dituliskan. Tulisan akan mengabadikan apa yang terjadi dalam
hidup ini, bahkan lebih lama dari umur kita. Konon ada yang bilang tulisan
akan memperpanjang usia. Sebagai seorang guru tentu banyak memiliki
pengalaman dalam melakukan pembelajaran. Pengalaman-pengalaman itu
bila dituliskan akan menjadi karya ilmiah yang banyak bermanfaat, untuk
perbaikan pembelajaran dan kualitas pendidikan.
Pengalaman yang terbaik ini kita kenal dengan istilah best practice.
Jadi apa sebenarnya best practice bagi seorang guru? Dalam Buku 4
PAK, best practice adalah karya tulis guru yang berisi pengalam terbaik
dalam proses pembelajaran. Pengalaman yang didapat selama proses
pembelajaran, dan dapat membawa pengaruh yang baik atau
meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan kata lain makalah best
practice ini merupakan karya tulis guru yang berisi ide/gagasan penulis
dalam upaya mengatasi berbagai masalah pendidikan formal dan
pembelajaran yang ada di satuan pendidikannya (di sekolah/
madrasahnya). Tentu saja pengalaman ini berisi solusi atau bagaimana
cara guru mengatasi masalah atau hambatan yang ditemui selama
pembelajaran. Solusi dari sebuah masalah yang dijumpai ini akan
dikatakan terbaik bila sudah teruji atau dilakukan berulang-ulang pada
masalah yang sama.
Kerangka penulisan laporan best practice dalam Buku 4 PAK dibagi
menjadi empat bagian yaitu, bagian awal, bagian isi, bagian kesimpulan,
dan bagian penunjang. Isi tiap bagian secara rinci ada pada tulisan di
bawah ini.
1. Bagian Awal
Pada bagian ini terdiri dari halaman judul, lembaran persetujuan dari
Kepala Sekolah, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel,
daftar lampiran, serta abstraksi. Abstraksi berisi tentang ringkasan laporan
dari awal hingga akhir. Biasanya terdiri dari sekitar 150 kata.
2. Bagian Isi
Bagian isi terdiri dari beberapa bab.
a. Bab pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang timbulnya
masalah, rumusan permasalahan, tujuan, dan manfaat.
b. Bab kajian/tinjauan Pustaka.
c. Bab pembahasan masalah yang didukung data berasal dari satuan
pendidikannya. Pada bab ini dituliskan cara-cara pemecahan masalah
secara rinci , termasuk hambatan-hambatan yang ditemui. Uraian ini
merupakan inti dari best practice. Hal yang perlu untuk diperhatikan dalam
uraian ini adalah keaslian gagasan atau solusi, kejelasan dan
kecermelangan ide terkait dengan permasalahan yang dihadapi .
3. Bagian kesimpulan
Berisi kesimpulan dan saran.
4. Bagian penunjang
Berisi daftar pustaka yang digunakan dan lampiran data yang digunakan.

Best pratice, atau pengalaman terbaik guru akan bisa dicapai


dengan sukses dan lebih cepat jika dilakukan dengan tahapan yang
sistematis melalui pendekatanilmiah artinya langkah-langkahnya dilandasi
suatu teori yang relevan dengan masalah pembelajaran, yang telah
dibangun sebelumnya.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam mendeskripsikan best
practice atau pengalaman terbaik dalam pembelajaran, memerlukan ilmu
pengetahuan dan seni untuk dipakai sebagai landasannya. Sementara
data dan catatan dari progres keberhasilan serta data pendukung yang
secara nyata dialami selama mengatasi permasalahan dan atau
mengembangkan pembelajaran dicatat dengan sebaik baiknya, terutama
sangat bermanfaat dalam merumuskan Standard Operating Procedure
(SOP), agar orang lain yang menirunya akan dapat memperoleh hasil
yang sama.
Salah satu tahapan penting agar pembelajaran bisa menjadi salah
satu best practice, yaitu jika guru melakukan langkah langkah sebagai
berikut: melakukan evaluasi diri tentang cara dan strategi apa yang
selama ini telah dilaksanakan. Melakukan evaluasi bagaimana out put, out
come serta jika mungkin dampaknya. Evaluasi diri tersebut akan mampu
menemukan gap antara teori pembelajaran termasuk keberhasilan kunci,
dengan bagaimana pembelajaran yang telah dilakukan sehingga akan
muncul ide dan motivasi untuk menutup gap tersebut demi meningkatkan
kualitas dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran
tersebut.
Dengan demikian hasil penelitian, misalnya Tindakan Kelas, belum
bisa dikatagorikan sebagai best practice mengingat belum
diimplementasikan di lapangan secara riil. Hal ini mengingat bahwa dalam
mengimplementasikanhasil penelitian akan banyak faktor-faktor lain yang
mungkin terjadi dan mempengaruhi tingkat keberhasilan, sehingga
indikator best practice (ciri sebuah best practice) tentu belum bisa
kelihatan.
Dengan demikian best practice guru, merupakan sebuah publikasi
ilmiah yang memaparkan hal ihwal pengalaman terbaik yang telah
dilakukan selama melaksanakan tugas tugasnya dalam pembelajaran
termasuk mengatasi masalah jika ada, dengan ciri-ciri antara lain: hasil
luar biasa (outstanding), inovatif, dampaknya berkelanjutan (sustainable),
inspiratif dan efisien/ekonomis, diwarnai dengan moralitas.

Teknik Penyusunan Rancangan Penelitian Tindakan Kelas dan


Lampiran Laporan PTK
Beberapa Pengertian tentang PTK

1. PTK adalah suatu proses dimana peneliti menguji proses pembelajaran mereka sendiri
secara sistematik untuk memeperbaiki sistem pembelajaran, proses cara kerja maupun
situasi pembelajaran.
2. PTK adalah kegiatan ilmiah mencermati proses keberlangsungan tindakan.
3. Intinya PTK dilakukan karena adanya masalah yang dihadapi pendidik dalam proses
pembelajaran.
4. Manfaat PTK
a. Untuk Guru : 1. Memperbaiki Kualitas Pembelajaran.
2. Mengembangkan Profesionalisme.
3. Guru menjadi lebih percaya diri.
4. Berperan aktif mengembangkan Pengetahuan dan
Keterampilan.
b. Untuk Murid : 1. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa / perkembangan
kemampuan diri
anak didik
2. Sesuai dengan kebutuhan siswa

c. Untuk Institusi ( Sekolah, Lembaga Pendidikan / Dinas Terkait )

1. Meningkatkan kualitas/ mutu pendidikan bagi siswa

5. Identitas PTK : Pihak Terkait : - Peneliti = Guru

- Subjek = Siswa

6. Fokus Penelitian & Kegiatan Pembelajaran

Perilaku Guru dan Siswa dalam melakukan Interaksi

7. PTK dilakukan bertahap dan berkelanjutan

Dalam 1 semester hanya boleh melakukan 1 PTK. Tiap PTK minimal 2 siklus,
tiap siklus minimal 2 pertemuan

8. Membuat PIKI termasuk PTK harus memenuhi syarat “APIK”

- Asli = Laporan yang dibuat benar-benar merupakan karya asli penyusunnya,


bukan merupakan plagiat / jiplakan, atau disusun dengan nioat dan prosedur
yang tidak jujur.

- Perlu = hal yang dilaporkan atau gagasan yang dituliskan harus sesuatu yang
diperlukan dan mempunyai manfaat menunjang pengembangan profesi guru
yang bersangkutan. Manfaat tersebut diutamakan untuk memperbaiki
pembelajaran di satuan pendidikan guru bersangkutan.

- Ilmiah = Laporan disajikan dengan memahami kerangka isi dan mempunyai


kebenaran yang sesuai dengan kaidah kebenaran ilmiah dan mengikuti
kerangka isi yang telah ditetapkan.

- Konsisten = Isi laporan harus sesuai dengan tugas p[okok guru. Isi laporan
harus berasa pada bidang tugas guru yang bersangkutan dan
mempermasalahkan tentang tugas pembelajaran yang sesuai dengan tugasnya
disekolah.

Kerangka Isi Publikasi Hasil Penelitian

A. Bagian Awal

1. Judul

Contoh : Peningkatan Prestasi belajar PPKn Materi Peristiwa seputar


Proklamasi Kemerdekaan melalui metode Sosiodrama pada
Siswa Kelas V SD Negeri 03 Kebondalem Kecamatan Pemalang
Kabupaten Pemalang Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020

2. Halaman Persetujuan

3. Lembar Pernyataan Peneliti

4. Kata Pengantar

5. Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar dan lampiran

6. Abstrak

B. Bagian Isi

1. BAB I Pendahuluan

a. Latar Belakang Masalah: Alasan Penelitiannya apa?

b. Perumusan Masalah: berupa kalimat tanya

c. Tujuan

d. Kemanfaatan hasil penelitian : Bagi siswa, bagi guru dan bagi instransi

2. BAB II Kajian/Tinjauan Pustaka :

berisi pengertian-pengertian yang disesuaikan dengan judul


3. BAB III Metode Penelitian

Setting penelitian, subyek penelitian, Data, Teknik mengumpulkan data,


prosedur penelitian , Indikator keberhasilan

4. BAB IV Hasil penelitian dan Pembahasan

5. BAB V Kesimpulan dan saran

C. Bagian Penunjang

1. Daftar Pustaka

2. Lampiran-lampiran

a. RPP Pra Siklus, Siklus I, Siklus II (masing-masing siklus minimal 2


pertemuan)

b. Contoh Hasil kerja siswa : tiap siklus sampel nilai tertinggi dan nilai
terendah

c. Contoh isian instrumen

d. Foto-foto kegiatan tiap siklus

e. Surat ijin penelitian

f. Daftar Hadir siswa tiap siklus

D. Seminar

Peserta minimal 15 orang dari 3 sekolah yang berbeda

Panitia, Undangan, Berita Acara, Daftar Hadir, Ringkasan Materi, Foto


Kegiatan Seminar
Pembelajaran Berbasis Digital (Google Classroom dan Google Form)
Google Classroom (Ruang Kelas Google) adalah suatu serambi
aplikasi pembelajaran campuran secara online yang dapat digunakan
secara gratis. Pendidik bisa membuat kelas mereka sendiri dan
membagikan kode kelas tersebut atau mengundang para siswanya.
Google Classroom ini diperuntukkan untuk membantu semua ruang
lingkup pendidikan yang membantu siswa untuk menemukan atau
mengatasi kesulitan pembelajaran, membagikan pelajaran dan membuat
tugas tanpa harus hadir ke kelas.
Tujuan utama Google Classroom adalah untuk merampingkan
proses berbagi file antara guru dan siswa Google Classroom
menggabungkan Google Drive untuk pembuatan dan distribusi
penugasan, Google Docs, Sheets, Slides untuk penulisan, Gmail untuk
komunikasi, dan Google Calendar untuk penjadwalan. Siswa dapat
diundang untuk bergabung dengan kelas melalui kode pribadi, atau
secara otomatis diimpor dari domain sekolah.
Google form adalah layanan dari Google yang memungkinkan
Anda untuk membuat survey, tanya jawab dengan fitur formulir online
yang bisa dicustomisasi sesuai dengan kebutuhan. Jadi anda bisa
mendapatkan jawaban secara langsung dari audiens yang mengikuti
survei.
Cara Membuat Google form
Keberadaan Google formdi era seperti sekarang sangat memudahkan
beberapa pekerjaan. Langkah awal yang paling penting adalah guru wajib
memiliki akun gmail.
Kalau belum punya, buat terlebih dahulu dengan melakukan registrasi.
Kalau suah punya, tinggal mengikuti langkah berikut ini
1. Google Form Tipe Kuisioner
 Buka Google Docs dan Pilih Template
Membuka Google Form
Pertama, buka google docs dan pilih “form”. Di sana akan tersedia
beberapa opsi template. Pilihlah template yang sesuai dengan yang
seleramu. Jika tidak ada yang cocok, pilih template blank berlatar
belakang putih, yang di dalamnya ada gambar “+” .
 Mengisi Judul dan Deskripsi Form
Kalau sudah pilih template blank, lanjutkan dengan mengisi kuisioner yang
Anda inginkan. Anda akan melihat kotak dialog “Untitled Form” memiliki
ukuruan huruf cukup besar. Klik kolom tersebut dan ketikkan judul dari
kuisioner yang Anda inginkan.
Setelah mengisi judul, akan ada deskripsi di kolom “ form descirption” . di
kolom tersebut, paparkan secara deskirptif tentang kuiosioner. Deskripsi
perlu dibuat dngan rinci dan jelas. Dengan demikian, orang akan lebih
mudah mengerti dan sepaham dengan maksud guru.
 Membuat Pertanyaan
Google Form Kuisioner
Setelah judul dan deskripsi, lanjut ke tahap memasukkan daftar
pertanyaan untuk kuisioner. Di mana? Jadi di bawah kolom “form
description’’ ada kolom “question. Lalu tulis pertanyaan yang ingin guru
ajukan.
Anda juga dibebaskan untuk memilih jenis pertanyaan misalnya multiple
choice atau short answer. Multiple choice untuk pertanyaan dengan
jawaban “mungkin, tidak, atau ya”.
Short answer untuk jawaban yang berupa deskripsi pendek. Ada pula
jenis jawaban “paragraph”. Hal ini berbeda dengan short answer.
Paragraph membuat pengguna bisa mengisi jawaban dengan lebih
panjang.

 Kirim Kuisioner
Kalau Anda sudah mengisi semua pertanyaan yang Anda ingin ajukan,
step terakhir ialah mengirimnya ke orang yang Anda inginkan. Bisa melalui
email atau menyalin link.
Caranya, klik “send” di kanan atas. Kemudian akan ada opsi mengirim
form ke email dengan menulis tujuan email dan pilih “include form in
email”. Langkah terakhir klik send yang ada di pojok kanan bawah.

Tindak Lanjut

Tindak lanjut yang dilakukan setelah kegiatan diklat adalah


penerapan prinsip dan metode penyusunan publikasi ilmiah Best Practice
dan PTK yang benar.

Dampak

Adapun dampak diklat pengembangan diri ini adalah:


1. Penulis semakin menyadari bahwa masih dibutuhkan pemahaman
yang tepat dalam hal peningkatan kompetensi guru melalui publikasi
ilmiah Best Practice dan PTK.
2. Penulis mendapatkan ilmu dan keterampilan dalam ketrampilan
penyusunan publikasi ilmiah Best Practice dan PTK.
BAB III
PENUTUP

Guru melaksanakan kegiatan pengembangan diri sebagaimana


diamanatkan dalam permen PAN dan RB nomor 16 tahun 2009 tentang
jabatan fungsional guru dan angka kreditnya yang efektif diberlakukan
mulai tanggal 1 Januari 2011. Permen PAN dan RB Nomor 16 Tahun
2009 tersebut memberi kesempatan seluas-luasnya kepada para guru dan
kepala sekolah untuk senantiasa mengembangkan diri, menunjukkan
eksistensinya dan melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi diri
sendiri juga dalam rangka mengembangakan pembelajaran dan
pengelolaan sekolah yang lebih bermutu.
Mengingat hal itu maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pengembangan diri melalui kegiatan keikutsertaan dalam diklat fungsional
yang sesuai kompetensi guru serta kegiatan kolektivitas guru dalam
wadah PKG, KKG, KKKS, MGMP dan sejenisnya sangat penting
dilakukan oleh para guru dan kepala sekolah.
Matriks Ringkasan Pelaksanaan Diklat

Nama
Tempat
Nama Kegiatan Diklat Kompetensi Nama Fasilitator Mata Kegiatan Penyelenggara Dampak
Jam
Diklat

Diklat Peningkatan SD Negeri 16 Pengembanga - Mualip, S.Pd., M.M - Kebijakan Dinas Penulis
Kompetensi Guru melalui Mulyoharjo n Keprofesian - Romdon Sutomo, Pendidikan dan mendapatkan ilmu
Publikasi Ilmiah (Best 1 s.d 3 Berkelanjutan S.Pd.,M.A
Pendidikan Kebudayaan dan keterampilan
Practice dan PTK) serta Oktober - Joko Sugiyanto, Pemerintah Kab. Pemalang dalam penyusunan
Pembelajaran di Era 2020 S.Pd., M.M.Pd. Pemalang publikasi ilmiah Best
Digital Tahun 2020 (32 JP) - Wiwik Indriyati, - Kiat Sukses Practice dan PTK
S.Pd. Penyusunan Best serta pembelajaran
- Sudirman, S.Pd. berbasis digital
- Pudiyono, S.Pd.,
Practice
M.Pd. - Teknik Pelaksanaan
Penelitian dan
Penyusunan Laporan
PTK
- Pembelajaran
Berbasis Digital
(Google Classroom
dan Google Form)
- Penilaian
Pembelajaran
Kurikulum 2013

Anda mungkin juga menyukai