Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN OBSERVASI MATA KULIAH KURIKULUM SD

SD NEGERI JABARAN

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

Dr. Hitta Alfi Muhimmah, M.Pd

Oleh kelas 2022C:

Kelompok (1B)

1. Dawamur Rozaq (22010644082)

2. Ananda Maria Salsabila (22010644091)

3. Mifta Nanda Octaviana (22010644095)

4. Azizah Marsyatika (22010644104)

5. Arifina Wahyu Noviadewi (22010644107)

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam sistem pendidikan di Indonesia, pendidikan telah mengalami

pergantian kurikulum sebanyak sebelas kali, di mulai pada tahun 1947, dengan

kurikulum yang sangat sederhana kemudian sampai terakhir adalah kurikulum

merdeka. Meskipun berganti-ganti kurikulum tidak lain tujuannya adalah perbaikan

terhadap kurikulum sebelumnya. Setiap perubahan yang terjadi merupakan kebijakan

pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam menangani pendidikan di Indonesia,

dalam hal ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Peserta didik pada sekolah dasar diberikan kesempatan untuk mempelajari

pembelajaran yang ada. Merdeka Belajar berpusat pada pembelajaran yang

mengendap pada penugasan berbagai literasi dengan tetap melangsungkan

pengembangan dan pembangunan karakter pendidikan, yang meliputi agamaitas,

jujur, kerja keras, adil, disiplin, toleransi, tanggung jawab, cinta tanah air, kreatif,

mandiri, memiliki rasa ingin tahu, cinta damai, menghargai, peduli lingkungan, peduli

sosial, semangat kebangsaan, dan sebagainya.

Berikut adalah profil singkat sekolah tempat observasi kelompok 1B. SD

Negeri Jabaran adalah salah satu satuan pendidikan dengan tahapan SD di Jabaran,

Kec. Balong Bendo, Kab. Sidoarjo, Jawa Timur. Dalam menjalankan kegiatannya, SD

Negeri Jabaran berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

SD Negeri Jabaran beralamat di Jln. Mayjend Bambang Yuwono, Jabaran, Kec.

Balong Bendo, Kab. Sidoarjo, Jawa Timur, dengan kode pos 61263.
SD Negeri Jabaran ini telah menerapkan kurikulum merdeka sejak satu tahun

yang lalu, yaitu pada tahun 2022. Namun, kurikulum merdeka masih di terapkan di

kelas 1 dan 4. SD Negeri Jabaran ini melakukan langkah-langkah untuk

mengembangkan kebijakan Merdeka Belajar. Antara lain merumuskan tujuan

pembelajaran yang spesifik sesuai dengan tujuan kurikulum dan karakteristik mata

pelajaran dan siswa serta keadaan kelas, kemudian merancang proses pembelajaran

yang secara efektif dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran atau

kompetensi yang telah ditetapkan. Selain itu melaksanakan proses pembelajaran

sebagai implementasi kurikulum, melaksanakan evaluasi proses dan hasil

pembelajaran, serta melaksanakan evaluasi terhadap interaksi komponen-komponen

kurikulum yang telah diimplementasikan.

Inovasi dalam Merdeka Belajar untuk siswa SD sangat beragam, mulai dari

model pembelajaran yang diberikan oleh guru kelas, melalui game, melalui kegiatan

yang ada di lingkungan sekitar dan lainnya. Melalui penerapan inovasi pembelajaran

ini diharapkan siswa dapat lebih memahami setiap materi yang diberikan. Melalui

penerapan kurikulum merdeka siswa bisa memilih mata pelajaran apa yang ingin

dipelajari dan sesuai dengan minat dan bakatnya. Di kurikulum merdeka ini juga

memiliki keunggulan lain yaitu pembelajaran partisipasi pendidik dan peserta didik.

B. Dasar Hukum

Pengembangan kurikulum merupakan hak dan kewajiban masing-masing

perguruan tinggi, namun demikian dalam pengembangan kurikulum perguruan tinggi

harus berlandaskan mulai dari UUD 1945, UU No. 12 Tahun 2012, Standar Nasional
Pendidikan Tinggi yang dituangkan dalam Permendikbud No. 3 Tahun 2020, serta

ketentuan lain yang berlaku (Buku Panduan Pendidikan Tinggi untuk Mendukung

MBKM. 2020) . Kurikulum seharusnya mampu menghantarkan mahasiswa

menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan tertentu, serta membentuk budi pekerti

luhur, sehingga dapat berkontribusi untuk menjaga nilai-nilai kebangsaan,

kebhinekaan, mendorong semangat kepedulian kepada sesama bangsa dan ummat

manusia untuk meningkatkan kesejahteraan sosial yang berkeadilan serta kejayaan

bangsa Indonesia.

C. Tujuan

Observasi kurikulum merdeka pada mata kuliah kurikulum SD ini bertujuan

untuk :

1. Untuk menambah wawasan kepada mahasiswa/calon guru terkait dengan proses

pembelajaran di sekolah dasar.

2. Untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja sebagai seorang calon guru.

3. Untuk bisa melihat secara langsung bagaimana proses penerapan kurikulum saat ini

pada siswa sekolah dasar.

D. Ruang Lingkup

1. Implementasi kurikulum merdeka di SD


2. Implementasi pembelajaran di kelas merdeka
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Prodi S1 PGSD UNESA dan SD Negeri Jabaran

B. Strategi Pelaksanaan
Pengiriman mahasiswa untuk melaksanakan observasi mata kuliah Kurikulum di SD

C. Mitra dan Pelaksana Kegiatan


UNESA dan SD Negeri Jabaran

D. Manfaat
1. Memperoleh Ilmu dan pengetahuan baru mengenai cara mengajar siswa SD.
2. Mengenal karakter siswa SD.
3. Meningkatkan rasa percaya diri untuk berani tampil di depan kelas.
4. Mengetahui implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah ini.
5. Menambah pengetahuan baru mengenai implementasi Kurikulum Merdeka.
6. Menambah pengalaman baru dalam identifikasi implementasi Kurikulum
Merdeka.

E. Sumber dan Besaran Dana


0
F. Instrumen Observasi

NO Aspek Awal Berkembang Siap Mahir


.
1. Perancangan kurikulum
operasional satuan
pendidikan
2. Perancangan alur tujuan
pembelajaran
3. Perencanaan pembelajaran
dan asesmen

4. Penggunaan dan
pengembangan perangkat
ajar
5. Perencanaan projek
penguatan profil pelajar
Pancasila
6. Implementasi projek
penguatan profil pelajar
Pancasila
7. Penerapan pembelajaran
yang berpusat pada
peserta didik
8. Keterpaduan penilaian
dalam pembelajaran
9. Pembelajaran sesuai tahap
belajar peserta didik
(pendidikan dasar dan
menengah

10. Kolaborasi antar guru


untuk keperluan
kurikulum dan
pembelajaran
11. Kolaborasi dengan orang
tua/keluarga dalam
pembelajaran
12. Kolaborasi dengan
masyarakat/komunitas/
industri
13. Refleksi, evaluasi dan
peningkatan kualitas
implementasi kurikulum

Kesimpulan

1. Perancangan kurikulum operasional satuan pendidikan. Berdasarkan hasil observasi


kami, dalam poin ini, SDN Jabaran layak untuk dikatakan pada tahap siap.
Pengembangan kurikulum di SDN Jabaran sesuai dengan contoh Kemendikbudristek
dengan modifikasi dan perencanaan pembelajaran yang fleksibel sesuai kemampuan,
sarpras, tenaga pendidik. Kurikulum di SDN Jabaran ini dalam penyusunanya,
melibatkan para guru, bapak kepala desa sebagai perwakilan masyarakat, serta siswa
dan wali murid yang terpilih.
2. Perencanaan alur pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kami,
dalam poin ini, SDN Jabaran layak untuk dikatakan pada tahap siap. Berdasarkan
hasil wawancara kami, guru di SDN Jabaran 1 mengungkapkan bahwa alur tujuan
pembelajaran di SDN Jabaran tidak seluruhnya selaras dengan Kemendikbudristek,
terdapat beberapa alur tujuan yang disesuaikan dengan peserta didik, misalnya kami
menganggap bahwa perlu adanya pendalaman agama yang lebih mendalam, kami
sedikit menambahkan alur tujuan pembelajaran dengan penambahan kemampuan dan
pengetahuan beragama.
3. Perencanaan pembelajaran asesmen. Berdasarkan hasil observasi kami, dalam poin
ini, SDN Jabaran layak untuk dikatakan pada tahap siap. Berdasarkan wawancara
kami, guru di SDN Jabaran mengaku bahwa mereka melakukan perombakan terhadap
perencanaan pembelajaran yang disediakan oleh Kemendikbudristek yang disesuaikan
dengan kebutuhan siswa. Contoh implementasinya yakni ketika perencanaan dan
asesmen yang telah dicontohkan misalnya dinilai terlalu memberatkan, maka
dimodifikasi menjadi lebih mudah dan logis dicapai. Selain itu dalam hal waktu, jika
suatu materi dinilai ringan dan mudah dipahami, maka durasi pembelajaran dapat
dipercepat, begitupun sebaliknya contohnya misal tema A sesuai perencanaan akan
dilakukan 4 hari, namun karena saat 2 hari saja siswa dapat memahami materi dengan
baik, maka di hari ketiga bisa dilanjutkan dengan pembelajaran lain.
4. Penggunaan dan pengembangan perangkat ajar, Berdasarkan hasil observasi kami,
dalam poin ini, SDN Jabaran layak untuk dikatakan pada tahap berkembang.
Berdasarkan hasil observasi kami, guru menggunakan buku teks dan bahan ajar
seperti alat permainan yang sederhana dalam mendukung pembelajaran agar siswa
lebih paham. Contohnya, dalam materi permainan, ibu guru menggunakan media
buku teks, modul ajar, serta media kertas yang dilipat berbentuk bulat seperti bola.
5. Perencanaan projek penguatan profil pelajar pancasila. Berdasarkan hasil observasi
kami, dalam poin ini, SDN Jabaran layak untuk dikatakan pada tahap mahir. Hal ini
berdasarkan observasi kami, kami menemukan guru memberikan tugas projek yang
mengusung tema Bhinneka Tunggal Ika. Tugas tersebut berupa tugas keterampilan
dimana siswa secara berkelompok diharuskan membuat produk kerajinan misalnya
rumah adat berasal dari tusuk gigi, menggambar batik, serta menceritakan produk
yang sudah mereka buat itu berdasarkan asal budaya dan sejarahnya. Kami juga
melihat produk yang sudah jadi pada etalase yang ada di ruang kelas berbentuk
kerajinan rumah adat dari bahan stik es krim.
6. Implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila. Berdasarkan hasil observasi
kami, dalam poin ini, SDN Jabaran layak untuk dikatakan pada tahap siap. Hal ini
berdasarkan observasi kami, ketika anak-anak telah menyelesaikan projek atau karya
mereka, mereka diberikan suatu topik atau permasalahan. Misalnya tema
“Keragaman” mereka diberikan tugas agar mengidentifikasi proyek baik hasil karya
nya sendiri maupun dengan proyek siswa lain dengan sederhana. Misalnya, ketika
proyek mereka adalah gambar batik, mereka disuruh menyebutkan asal daerah,
mencari tahu motif-motif yang ada, serta bentuk yang ada pada batik tersebut.
7. Penerapan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Berdasarkan hasil
observasi kami, dalam poin ini, SDN Jabaran layak untuk dikatakan pada tahap mahir.
Berdasarkan hasil observasi kami, pembelajaran di SDN Jabaran berpusat pada siswa.
Ibu guru disana juga memberikan perbedaan metode pembelajaran sesuai bakat dan
minat siswanya. Guru juga hanya sebagai fasilitator dengan hanya memancing siswa
dengan tema memancing di awal. Misalnya pada tema “pasar” guru memulai
pembelajaran dengan memberikan pertanyaan “siapakah yang pernah ke pasar?.
8. Keterpaduan penilaian dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang Kami
lakukan, SDN 1 Jabaran sudah bisa dikatakan mahir. Karena Dari wawancara guru,
kami mendapatkan informasi mengenai berbagai macam cara yang guru gunakan
dalam menilai kemampuan siswa di suatu pelajaran tersebut. Contoh
pengimplementasiannya yang paling dasar yaitu dengan menggunakan test tulis,
dengan memberikan soal soal yang berhubungan dengan materi yang di ajarkan, guru
akan mengetahui sampai dimana kemampuan murid. lalu cara yang selanjutnya
adalah sesi tanya jawab, cara ini dilakukan dengan spontan saat ditengah tengah
pengajaran untuk mengasah konsentrasi murid.
9. Pembelajaran sesuai tahap belajar peserta didik (pendidikan dasar dan menengah).
hasil dari observasi yang kami lakukan. SDN 1 Jabaran sudah bisa dikatakan mahir.
berdasarkan hasil wawancara juga pengamatan, kami mengetahui bahwa tahapan
tahapan pembelajaran di SDN 1 Jabaran sudah sesuai yaitu pengenalan materi,
penjabaran, kemudian interaksi dan evaluasi. yang pada awalnya guru akan
mengenalkan materi yang akan diajarkan, kemudian mulai menerangkan isi materi
tersebut dan diselingi dengan tanya jawab yang interaktif, lalu untuk tahap akhir yaitu
evaluasi dengan memberikan soal kepada murid atau mengerjakan soal yang sudah
ada di buku untuk mengasah ingatan murid.
10. Kolaborasi antara guru untuk keperluan kurikulum dan pembelajaran, dari hasil
observasi dan wawancara yang kami lakukan. dapat kami katakan bahwa SDN 1
Jabaran sudah Mahir. dalam hal ini yang kami maksudkan yaitu cara guru dalam
berkolaborasi sesama guru untuk mengajarkan materi dengan maksimal, contoh
pengimplementasian yang kami maksud yaitu dua guru mata pelajaran yang berbeda
berkolaborasi dalam mengajar atau menggabungkan dua mata pelajaran tersebut
menjadi satu kali penyampaian, yang dicontohkan saat adalah pelajaran bahasa
indonesia dan sbk atau kesenian, pada pembelajarannya guru mengajarkan cara
membaca, lalu untuk melakukan itu di barengi dengan menyanyi. hal ini bisa
dikatakan kolaborasi antar guru.
11. Kolaborasi dengan orangtua/keluarga dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil
observasi kami. SDN 1 Jabaran sudah bisa dikatakan siap, karena berdasarkan hasil
wawancara, pihak guru mengatakan SDN 1 Jabaran juga bekerjasama dengan para
orangtua murid mengenai pembelajaran untuk para murid baik di sekolah maupun di
rumah. Pengimplementasiannya dengan saling memberi laporan mengenai kegiatan
yang dilakukan para murid, setelah pembelajaran selesai, guru yang mengajar
biasanya akan membagi dokumentasi hasil kegiatan hari itu di grup wali murid, guru
juga akan memberikan sedikit ulasan mengenai materi yang diberikan kepada murid.
Dengan begitu para orangtua bisa mengevaluasi anak mereka saat dirumah Dan bisa
membimbing anak mereka saat mengerjakan tugas dirumah.
12. Kolaborasi dengan masyarakat/komunitas/industri. Pada poin ini, SDN Jabaran
mendapatkan hasil di tingkat siap. Hal ini berdasarkan wawancara kami, guru di SDN
Jabaran mengungkapkan bahwa SDN Jabaran biasanya bekerjasama dengan
perusahaan apel, selain berwisata, siswa di perlihatkan proses dari pembuatan sari
apel dan keripik apel, dalam kegiatan ini siswa diharapkan mengetahui proses dibalik
pembuatan produk kemasan.
13. Refleksi, evaluasi, dan peningkatan implementasi kurikulum. hasil dari observasi
yang kami lakukan di SDN 1 Jabaran, kami akan menyimpulkan bahwa SDN 1
Jabaran sudah ada di tahap siap. karena melalui pengamatan hingga wawancara,
hampir semua sudah diimplementasikan dengan baik dan sesuai, ada beberapa hal
yang mungkin saja harus lebih di kembangkan lagi. yaitu sikap serta moral peserta
didik. pada saat pengamatan kelas, ada beberapa murid yang memang tidak
memperhatikan materi dan justru mengganggu temannya, hal ini yang harus menjadi
perhatian lebih dari para guru.

Kesimpulannya, penerapan kurikulum merdeka di SDN Jabaran sudah cukup baik.


Hal tersebut dibuktikan dengan hasil laporan kami mengenai observasi serta wawancara
penerapan kurikulum pada sekolah tersebut. Pada 13 aspek observasi kami, implementasi
kurikulum di SDN Jabaran mendapatkan hasil pada kategori siap dan mahir, ada sedikit
komponen dengan masa berkembang, dan tidak ada aspek yang menunjukkan awal. Hasil
tersebut tentunya sudah sangat baik, mengingat kurikulum ini termasuk kurikulum baru,
sehingga terdapat pemakluman, dan sedikit waktu diperlukan dalam implementasi di tingkat
selanjutnya.
G. Dokumentasi
BAB III

PENUTUP

A. Hasil Kegiatan
Pelaksanaan observasi terkait kurikulum merdeka belajar di SD Negeri Jabaran
berjalan dengan baik.

Adapun tahapannya sebagai berikut:

a. Mengajukan surat izin observasi.


b. Menghubungi pihak Sekolah terkait permohonan izin observasi.
c. Membuat janji temu serta memberikan surat izin observasi kepada pihak
Sekolah.
d. Menyiapkan bingkisan untuk guru pendamping juga untuk murid-murid.
e. Berangkat ke Sekolah sesuatu dengan hari yang ditetapkan.
f. Menghadiri kelas dan memulai observasi.
g. Menyusun laporan observasi
h. Melaporkan hasil observasi mengenai implementasi Kurikulum Merdeka

B. Rekomendasi
Kerjasama berjalan dengan baik dan perlu dilanjutkan dalam semester selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai