Anda di halaman 1dari 55

Bagaimana satuan PAUD

Penggerak dapat Berperan


dalam Gerakan Transisi
PAUD ke SD yang
Menyenangkan?
Bimtek Penguatan Program Sekolah Penggerak Angkatan 1 dan Angkatan 2
Silabus Materi Bimtek Satuan PAUD PSP A1 & A2
Rancangan
Tujuan Pembelajaran Judul Materi Peran Fasilitator
Kegiatan

1. Peserta memahami latar Materi 1. 1. Memahami Latar Paparan


belakang gerakan Transisi Arah Kebijakan Gerakan Transisi Belakang Gerakan
PAUD ke SD yang PAUD ke SD yang 2. Perubahan yang perlu
Menyenangkan Menyenangkan. terjadi di PAUD dan SD
2. Peserta memahami tiga pada tahun ajaran
target perubahan dan cara (20 menit) 2023/2024.
mencapai perubahan

Peserta mengetahui indikator Materi 2. Analisis Kasus Praktik Paparan dan


praktik pembelajaran yang Membangun praktik Pembelajaran yang Diskusi Kelompok
mendukung transisi PAUD ke pembelajaran yang mendukung Mendukung Transisi PAUD
SD transisi PAUD ke SD yang ke SD:
Menyenangkan. 1. Kasus 1. Pembelajaran
yang Belum
(40 menit) Menggunakan
Pendekatan yang
Menyenangkan
2. Kasus 2. Asesmen yang
Belum Otentik
Silabus Materi Bimtek Satuan PAUD PSP A1 & A2
Rancangan
Tujuan Pembelajaran Judul Materi Peran Fasilitator
Kegiatan

1. Peserta memahami cara Materi 3. Asesmen Awal Untuk Paparan dan


merancang asesmen awal Cara Merancang Asesmen Mengenal Peserta Didik Refleksi
2. Peserta memahami bagaimana Awal. Baru
menerapkannya setelah mengikuti
materi bimtek (20 menit)

1. Peserta memahami fungsi dari Materi 4. 1. Upaya mencapai Paparan dan


alur belajar dalam alat bantu yang Satuan PAUD PSP Bergerak: Target Perubahan dan Kegiatan Interaktif
dapat digunakan untuk mencapai Melakukan Aksi Nyata dan Target Kinerja dengan untuk Konfirmasi
Target Perubahan dan Target Pengimbasan. menggunakan ragam Pemahaman
Kinerja alat bantu
2. Peserta mengetahui cara (15 menit) 2. Cara mengakses
mengakses alat bantu yang ragam alat bantu
tersedia di PMM dan Laman. 3. Aksi nyata dan
3. Peserta memahami cara pengimbasan dalam
melaporkan perubahan melalui mendukung gerakan.
Aksi Nyata di PMM dan Laman,
serta melakukan pengimbasan.
Materi Asinkronus: Modul 1 dalam Topik
transisi PAUD SD I di dalam Seri Pelatihan Mandiri
pada Platform Merdeka Mengajar (Tautan Berikut)

Pengerjaan Pre Test: PrePost Tes

RTL:

1. Membagikan booklet advokasi dan video operet


pada rekan2 di komunitas belajar agar PAUD dan
SD/MI di wilayah sekitar memahami pentingnya
gerakan transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan
dan menerapkan 3 target perubahan
2. Menggunakan seri pelatihan mandiri topik transisi
PAUD SD di PMM dan melakukan Aksi Nyata di
PMM
Ada 4 materi yang akan dipelajari melalui empat rangkaian
kegiatan berikut:

01. 02. 03. 04.

Arah Kebijakan Membangun praktik Cara Merancang Satuan PAUD PSP


Gerakan Transisi pembelajaran yang Asesmen Awal Bergerak: Melakukan
PAUD ke SD yang mendukung transisi Aksi Nyata dan
Menyenangkan PAUD ke SD yang Pengimbasan
Menyenangkan

(20 menit) (40 menit) (20 menit) (15 menit)


01. 02. 03. 04.

Arah Kebijakan Membangun praktik Cara Merancang Satuan PAUD PSP


Gerakan Transisi pembelajaran yang Asesmen Awal Bergerak: Melakukan
PAUD ke SD yang mendukung transisi Aksi Nyata dan
Menyenangkan PAUD ke SD yang Pengimbasan
Menyenangkan
(20 menit)
Saat ini, miskonsepsi tentang baca, tulis, hitung (calistung)
pada pendidikan anak usia dini dan SD* masih sangat kuat
di masyarakat.
Miskonsepsi seperti: 

Kemampuan yang dibangun Kemampuan calistung Tes calistung masih


pada anak di PAUD sangat dianggap sebagai diterapkan sebagai syarat
berfokus pada calistung dan satu-satunya bukti masuk SD; dan patahan
dianggap sebagai keberhasilan belajar dan pembelajaran antara PAUD
satu-satunya bukti dibangun secara instan. dan SD.
keberhasilan belajar

*SD = SD/MI dan Kejar Paket A


Kita perlu mengakhiri miskonsepsi tentang pembelajaran mulai
dari sekarang.

Transisi PAUD ke SD* Fondasi dibangun Kemampuan literasi dan Siap sekolah adalah
perlu berjalan dengan secara holistik numerasi dibangun proses, bukan hasil
mulus bertahap

Proses belajar-mengajar di Setiap anak memiliki hak Kemampuan dasar literasi “Siap sekolah” bukanlah
PAUD dan SD kelas awal untuk dibina agar dan numerasi dibangun upaya pelabelan antara
harus selaras dan mendapatkan kemampuan mulai dari PAUD secara anak yang “sudah siap”
berkesinambungan. fondasi yang holistik. bertahap dan dengan cara atau “belum siap”,
Bukan hanya kognitif yang menyenangkan. melainkan proses yang
melainkan juga kematangan perlu dihargai oleh satuan
emosi, kemandirian, pendidikan dan orang tua
kemampuan berinteraksi, yang bijak.
dan lainnya.

*SD = SD/MI dan Kejar Paket A


Merdeka Belajar Episode ke-24 merupakan kebijakan yang mendasari
transisi PAUD ke SD* yang menyenangkan, dimulai sejak tahun ajaran
baru. 

Satuan pendidikan perlu

1 Menghilangkan tes calistung dari proses penerimaan peserta


didik baru di SD

2 Menerapkan masa perkenalan bagi peserta didik baru selama


dua minggu pertama (di PAUD dan SD)

3 Menerapkan pembelajaran yang membangun enam kemampuan


fondasi anak (di PAUD dan SD)

*SD = SD/MI dan Paket A


Target Perubahan 1 : Satuan pendidikan perlu menghilangkan tes
calistung dari proses penerimaan peserta didik baru di SD*. 

Setiap anak memiliki hak Masih terdapat anak-anak Tes baca tulis hitung telah
untuk mendapatkan layanan yang belum pernah dilarang melalui:
pendidikan dasar. Sangat mendapatkan kesempatan 1. Peraturan Pemerintah
tidak tepat apabila anak belajar di satuan PAUD. Nomor 17 Tahun 2010
diberikan syarat tes untuk tentang Pengelolaan
dapat mendapatkan layanan dan Penyelenggaraan
tersebut. Pendidikan.
2. Peraturan Menteri
Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 1
Tahun 2021 tentang
Penerimaan Peserta
Didik Baru.

*SD = SD/MI dan Kejar Paket A


PPDB SD Sekolah Dasar tidak menerapkan tes calistung sebagai dasar
penerimaan peserta didik baru. 
Pada masa
Penerimaan Peserta Bagi SD swasta yang memiliki keterbatasan tempat, maka
Didik Baru, SD tidak seleksi perlu didasarkan pada kemampuan yang menghela
melakukan tes proses pembinaan kepada anak dalam hal yang baik. Misalnya,
calistung didasarkan pada kemampuan anak berkomunikasi, kemandirian
anak, dan lainnya. Dapat juga didasarkan pada komitmen orang
tua. Artinya, dasar seleksi perlu secara bijak ditentukan, dan
bukan berdasarkan keinginan SD untuk membina anak dengan
lebih mudah. 

Perlu inspirasi? Dengarkan praktik baik dari SDN Prof. Dr.


Moestopo, Bandung pada Silaturahmi Merdeka Belajar: Link
Target Perubahan 2 : Satuan pendidikan perlu menerapkan masa perkenalan bagi
peserta didik baru selama dua minggu pertama di PAUD dan di SD. 

Tujuan dari masa perkenalan :


A. Anak (serta orang tua) dengan lingkungan belajarnya agar dapat merasa nyaman dalam
berkegiatan 
B. Sekolah dengan anak melalui kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk mendapatkan
potret capaian siswa melalui asesmen awal, dan digunakan sebagai basis perancangan
kegiatan pembelajaran selanjutnya
● Perkenalan sekolah dengan anak menggunakan asesmen awal. 
● Asesmen awal bukanlah tes calistung atau tes apapun
● Asesmen awal untuk PAUD dan SD kelas awal dilaksanakan melalui kegiatan
pembelajaran, kemudian guru melakukan observasi terhadap capaian peserta didik
secara umum.
● Rambu serta contoh instrumen awal juga sudah disiapkan, dan dapat diakses di dalam
alat bantu pembelajaran di PMM dan laman dit.SD.
Contoh kegiatan pengenalan pada dua minggu
awal tahun ajaran baru.
Kegiatan Pengenalan Lingkungan Belajar Perkenalan Orang Tua dengan Pihak Sekolah

1. Mengajak peserta didik untuk berkeliling ke 1. Orang tua/wali peserta didik diundang ke sekolah
seluruh area sekolah: dan diberikan informasi program/kegiatan yang
a. Menjelaskan fasilitas, sarana, dan akan dilaksanakan dalam satu tahun ajaran.
prasarana yang terdapat di sekolah serta 2. Pihak sekolah mengenalkan fungsi dari buku harian
kegunaannya. yang dapat digunakan oleh orang tua/wali murid
b. Mengenal semua warga sekolah, mulai berkomunikasi dengan guru mengenai kondisi atau
dari teman sekelas, pendidik, tenaga kebutuhan peserta didik.
kependidikan, dan peserta didik lainnya,
sampai petugas kebersihan, petugas
keamanan dan lain-lain.

2. Mengenalkan kegiatan yang dilakukan mulai


waktu anak datang ke sekolah hingga waktu
pulang sehingga anak terbiasa dengan
budaya sekolah.
Target Perubahan 3 : Satuan pendidikan perlu menerapkan pembelajaran
yang membangun enam kemampuan fondasi anak

1 2 3

Mengenal nilai Keterampilan sosial Kematangan emosi


agama dan budi untuk berinteraksi untuk berkegiatan di
pekerti. secara sehat. lingkungan belajar.

4 5 6

Kematangan kognitif Pengembangan Pemaknaan


untuk melakukan keterampilan motorik terhadap belajar
kegiatan belajar, seperti dan perawatan diri
yang positif.
kepemilikan dasar untuk berpartisipasi di
literasi, numerasi. lingkungan belajar
secara mandiri.
Contoh Perilaku dari 6 Kemampuan Fondasi yang dapat dibangun
dari PAUD hingga SD Kelas Awal
Aspek Kemampuan fondasi Contoh butir perilaku dari aspek fondasi

• Mengenal konsep Tuhan YME dan mengetahui kegiatan ibadah sesuai dengan agama atau
Mengenal nilai agama dan budi pekerti kepercayaannya.
• Bersedia menjalin interaksi dengan teman sebayanya

Kematangan emosi yang cukup untuk • Mampu menunggu


berkegiatan di lingkungan belajar • Dapat mempertahankan perhatian untuk mengikuti kegiatan di kelas dalam rentang waktu
yang sesuai dengan usianya.

Keterampilan sosial dan bahasa yang memadai • Dapat meminta tolong


untuk berinteraksi sehat dengan teman sebaya dan • Dapat mengucap maaf dan terima kasih
individu lainnya
• Senang datang ke sekolah
Pemaknaan terhadap belajar yang positif • Mau mencoba kembali atau memperbaiki pekerjaan jika melakukan kesalahan.
• Menunjukkan keingintahuan dengan mengajukan pertanyaan

Pengembangan keterampilan motorik dan • Mampu mengelola barang-barang milik pribadi yang dibawa ke sekolah. (Tahu mana barang
perawatan diri yang memadai untuk dapat miliknya, bisa membereskan tas sendiri)
• Mampu secara bertahap menjaga kebersihan diri sendiri
berpartisipasi di lingkungan sekolah secara mandiri.
• Mampu menyimak dan menyampaikan gagasan sederhana 
Kematangan kognitif yang cukup untuk melakukan • Menyadari keterhubungan antara simbol angka/huruf dengan kata dan bilangan
kegiatan belajar, seperti kepemilikan dasar literasi, • Mampu membilang jumlah benda atau objek dan menggunakan angka sebagai simbol
numerasi serta pemahaman dasar mengenai hal-hal jumlah objek atau benda 
mendasar yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari • Memahami kosakata konsep waktu (sekarang, nanti, kemarin, hari ini, besok, lama,
sebentar, pagi, siang, malam)
Enam kemampuan fondasi ini dapat dibangun melalui kurikulum PAUD
dan SD kelas awal.
Kemampuan fondasi Dibangun di PAUD Dibangun di SD Kelas Awal

Mengenal nilai agama dan budi Agama dan Budi Pekerti serta pembiasaan di Agama, PPKN/Pendidikan Pancasila dan
pekerti kelas. pembiasaan di kelas.

Kematangan emosi yang cukup untuk melalui elemen jati diri dan dibangun melalui Lintas mapel dan dibangun melalui
berkegiatan di lingkungan belajar pembiasaan dan kesepakatan kelas pembiasaan dan kesepakatan kelas

Keterampilan sosial dan bahasa yang


lintas mapel dan dibangun melalui
memadai untuk berinteraksi sehat dengan melalui ketiga elemen pembiasaan dan kesepakatan kelas
teman sebaya dan individu lainnya

melalui ketiga elemen (dibangun melalui lintas mapel (dibangun melalui pemilihan
Pemaknaan terhadap belajar yang
pemilihan kegiatan pembelajaran yang kegiatan pembelajaran yang memberikan
positif memberikan pengalaman menyenangkan) pengalaman menyenangkan)
Pengembangan keterampilan motorik dan
perawatan diri yang memadai untuk dapat melalui ketiga elemen dan dibangun PJOK dan dibangun melalui pembiasaan di
berpartisipasi di lingkungan sekolah secara melalui pembiasaan di PAUD sekolah
mandiri
Kematangan kognitif yang cukup untuk
melakukan kegiatan belajar, seperti dasar Bahasa Indonesia, Matematika, IPAS dan
melalui elemen dasar-dasar
literasi, numerasi serta pemahaman dasar Seni Budaya
mengenai cara dunia bekerja
Tahukah Anda, bahwa dalam rangka membangun kemampuan fondasi lintas
PAUD-SD, Kurikulum Merdeka sudah memastikan tidak ada patahan
pembelajaran antara PAUD ke SD?

Capaian Pembelajaran untuk Kurikulum sebelumnya (SD kelas 1) Kurikulum Merdeka (Fase A)
Fase A dan Fase Fondasi
disusun selaras. Kurikulum Bahasa Indonesia: Bahasa Indonesia:
Mengenal teks deskriptif tentang Peserta didik memiliki kemampuan
Fase A untuk mapel bahasa anggota tubuh dan pancaindra, wujud berbahasa untuk berkomunikasi
indonesia dan matematika juga dan sifat benda, serta peristiwa siang
dan bernalar, sesuai dengan tujuan,
dan malam dengan bantuan pendidik
sudah disesuaikan. kepada teman sebaya dan orang
atau teman dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulis yang dapat diisi dengan
dewasa di sekitar tentang diri dan
lingkungannya.
Karena disusun per fase, maka kosakata bahasa daerah untuk
membantu pemahaman
capaian pada Fase A perlu
dipenuhi pada kelas 2 SD, Matematika: Matematika:
bukan kelas 1 SD. Artinya, Mengurai sebuah bilangan asli Pada akhir fase A, peserta
sampai dengan 99 sebagai hasil didik dapat menunjukkan
tidak ada tuntutan di kelas 1 penjumlahan atau pengurangan
pemahaman dan memiliki
SD, anak sudah harus dapat dua buah bilangan asli lainnya
dengan berbagai kemungkinan
intuisi bilangan (number
calistung.
jawaban sense)
Tahukah Anda, bahwa Buku KM kelas 1 SD sudah dikurasi sehingga tidak ada
lagi kewajiban peserta didik 1 SD/MI sudah harus bisa baca tulis hitung

Buku Kurikulum Buku Kurikulum


Merdeka Merdeka
menyertakan membimbing siswa
gambar visual, untuk memiliki
sehingga tidak kemampuan intuisi
mewajibkan siswa membilang (number
kelas 1 untuk sense) dengan
membaca menggunakan
konten visual
Untuk dapat membangun enam kemampuan fondasi, ada tiga hal dalam proses
pembelajaran di PAUD dan SD kelas awal yang perlu diperhatikan. Mari kita
pelajari satu persatu.

Target Perubahan 3 : ● Pembelajaran yang menyenangkan → tidak hanya


Sepanjang tahun ajaran sebatas bermain: 
○ guru mampu merancang kegiatan pembelajaran
1. Memilih kegiatan yang memberikan keleluasaan untuk anak
pembelajaran yang memerlukan pemahamannya sendiri (aktif dan
memberikan eksploratif)
pengalaman ○ Menumbuhkan rasa ingin tahu dengan
menyenangkan dan memberikan pertanyaan pemantik 
bermakna ○ Memberikan pengalaman menyenangkan melalui
(memastikan
perancangan kegiatan dan interaksi positif yang
ketercapaian
membangun percaya diri anak bahwa dirinya bisa
kemampuan fondasi)
saat mau berusaha
Selain menyenangkan, pembelajaran juga perlu bermakna….

Target Perubahan 3 : ● Pembelajaran yang bermakna, artinya pembelajaran yang


Sepanjang tahun ajaran efektif membangun kemampuan fondasi anak. Enam
aspek kemampuan fondasi dapat dimaknai sebagai tema
1. Memilih kegiatan
atau hidden curriculum yang dapat dibangun di dalam
pembelajaran yang
struktur kurikulum PAUD, maupun SD. 
memberikan
● Penting untuk memastikan pembelajaran efektif karena: 
pengalaman
○ Seringkali kegiatan pembelajaran dirancang tanpa
menyenangkan dan memiliki tujuan.
bermakna (memastikan ○ Kegiatan tidak cocok dengan tujuan
ketercapaian
kemampuan fondasi) Jadi, pastikan guru PAUD dan SD menggunakan alat bantu pembelajaran
di PMM, serta melakukan aksi nyata untuk melaporkan perubahan untuk
memastikan anak-anak kita mendapatkan pembelajaran yang efektif!
Target Perubahan 3 : ● Teknik asesmen tes merupakan tipe asesmen
Sepanjang tahun ajaran yang tidak otentik, karena dilakukan dalam suatu
kondisi dan waktu tersetting.  Asesmen tipe ini
2. Melaksanakan kegiatan
asesmen di kelas berindikasi memberikan stress pada anak, dan
dengan teknik yang berisiko mengurangi pemaknaan terhadap belajar
menguatkan sikap yang positif. Belajar = beban. 
terhadap belajar yang
positif (teknik yang ● Ada banyak teknik asesmen yang dapat
digunakan tidak berupa digunakan selain tes, seperti observasi, penilaian
tes lisan dan tes kinerja, portofolio. Instrumennya juga banyak, ada
tertulis)
ceklis, anekdot, lembar observasi, dan lainnya.
Target Perubahan 3 :
Pada rapor PAUD dan SD, informasi perkembangan
Sepanjang tahun ajaran
anak dapat disampaikan pada deskripsi capaian per
3. Menyusun informasi CP atau KD, serta catatan guru apabila ada yang
mengenai tidak terpayungi. Informasi ini berkaitan dengan hal
perkembangan anak yang sudah baik dan perlu ditingkatkan dari anak
yang penting untuk serta rekomendasi tindak lanjut untuk guru maupun
diketahui oleh orang orang tua. Khusus KM PAUD, sudah disediakan kolom
tua/wali murid khusus untuk mencatat informasi perkembangan
anak yang tidak terpayungi di dalam CP.
Tiga Target Perubahan di dalam Gerakan Transisi PAUD ke SD yang
Menyenangkan, memastikan setiap anak bisa mendapatkan kemudahan
dalam bertransisi dari PAUD ke SD* agar:

PAUD SD KELAS AWAL

Peserta didik PAUD dapat terus Peserta didik SD yang tidak pernah mengikuti
melanjutkan prosesnya untuk PAUD tetap mendapatkan haknya untuk
mendapatkan kemampuan fondasi saat mendapatkan pembinaan kemampuan fondasi,
jenjang SD. sehingga memiliki pijakan yang kuat untuk
jenjang pendidikan selanjutnya.

*SD = SD/MI dan Kejar Paket A


01. 02. 03. 04.

Arah Kebijakan Membangun praktik Cara Merancang Satuan PAUD PSP


Gerakan Transisi pembelajaran yang Asesmen Awal Bergerak: Melakukan
PAUD ke SD yang mendukung transisi Aksi Nyata dan
Menyenangkan PAUD ke SD yang Pengimbasan
Menyenangkan

(40 menit)
Membangun Praktik Pembelajaran yang Mendukung Transisi PAUD ke SD

Masa transisi ini bukanlah masa yang mudah bagi anak,


karena terdapat berbagai perbedaan tuntutan antara di
PAUD dengan SD. Peraturan dan kebijakan di SD berbeda
dengan PAUD, sehingga anak dituntut untuk dapat
melakukan berbagai penyesuaian secara cepat dan tepat
yang kemudian memunculkan tekanan bagi anak.
Lingkungan belajar yang mendukung penguatan transisi
PAUD ke SD adalah lingkungan belajar yang mampu Pengingat:
Transisi yang baik = anak tidak perlu
membangun jembatan yang layak agar anak didik dapat
melakukan penyesuaian yang terlalu
aman dan nyaman berjalan hingga mencapai kesiapannya
besar
bersekolah.

Untuk dapat turut membangun jembatan, kita perlu satu persepsi dan satu visi mengenai apa yang
dimaksud dengan praktik pembelajaran yang menguatkan transisi PAUD ke SD. Untuk mencapai hal
tersebut, artinya satuan pendidikan perlu menerapkan kegiatan pembelajaran yang membangun enam
kemampuan fondasi.
Mari Kita Berlatih Membangun Praktik Pembelajaran yang Mendukung Transisi PAUD ke SD

Diskusi Bersama Bentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 orang. Pelajarilah kedua
kasus agar dapat memahami praktik pembelajaran yang
mencerminkan transisi PAUD SD yang Menyenangkan

Media

1.
1 Lembar cetak dua contoh kasus dan lembar tabel 6
kemampuan fondasi beserta butir perilaku

2.
2 Spidol

3.
3 1 kertas plano (dibagi menjadi dua bagian
dengan garis horizontal)

Studi Kasus 1 :

Studi Kasus 2 :

Setiap kasus akan dipresentasikan oleh


1 kelompok maksimal 3 menit
Analisis Kasus Praktik Pembelajaran yang Mendukung Transisi PAUD ke SD

Kasus 1 Diskusi dengan Kelompok Anda

Ara merupakan peserta didik baru kelas 1 SD. Pertanyaan pemantik :

Sudah seminggu Ara mogok untuk pergi ke a. Apa yang menyebabkan Ara (tokoh dalam kasus) mogok
sekolah. Kalaupun masuk ke area sekolah, ia sekolah?
menolak untuk masuk ke kelas. Hal ini terjadi b. Apa yang Anda atau rekan Anda lakukan ketika
sejak Ara diberikan tugas membaca, menghadapi situasi tersebut?
kemampuan yang masih sulit untuk ia kuasai.
Untuk menjawab poin b, ada dua butir yang perlu dijawab:
Ketika berusaha membaca, guru kelas Ara
mengatakan, “Kok begitu saja tidak bisa?” Jika Anda adalah guru/satuan SD
Sepulang sekolah, Ara pun menangis dan Bagaimana seharusnya Anda sebagai guru SD menghadapi
menolak untuk ke sekolah, bahkan situasi tersebut?
menunjukkan keengganan ketika mendengar
kata membaca.
Jika anda adalah guru/satuan PAUD
Apa yang perlu disiapkan oleh Anda sebagai guru PAUD?

10 Menit
Analisis Kasus Praktik Pembelajaran yang Mendukung Transisi PAUD ke SD

Kasus 2 Diskusi dengan Kelompok Anda

Cita adalah peserta didik kelas 1 SD dan di hari Pertanyaan pemantik :


pertamanya, ia menunjukkan rasa senang dan semangat 1.a Apa yang menyebabkan penurunan semangat belajar
bersekolah. Cita?
2.b Apa yang Anda atau rekan Anda lakukan ketika
Pada hari pertama kegiatan di sekolah, guru memberikan
menghadapi situasi tersebut?
lembar kerja yang berisi beberapa soal hitungan yang
harus dikerjakan siswa. Cita ternyata mengalami kesulitan
dalam menjawab soal-soal hitungan yang diberikan. Ia Untuk menjawab poin b, ada dua butir yang perlu dijawab:
hanya mampu menjawab tiga dari sepuluh soal yaitu soal
menghitung jumlah benda/objek dari gambar. Sementara Jika anda
Untuk adalah guru/satuan
guru/satuan SD : SD
soal hitungan menjumlahkan angka tidak tepat dijawab
Bagaimana seharusnya Anda sebagai guru SD menghadapi
oleh Cita.
situasi tersebut?
Cita merasa malu karena mendapatkan nilai merah saat
hari pertama sekolah. Ia merasa pelajaran matematika itu Jika anda
Untuk adalah guru
guru/satuan satuan
PAUD : PAUD
sulit dan tidak bersemangat untuk belajar. Bagaimanakah Anda sebagai guru PAUD dapat membantu
guru SD untuk menghindari kasus ini terjadi di kemudian hari?

10 Menit
Kunci jawaban: Pembelajaran yang Belum Menggunakan Pendekatan yang Menyenangkan

Identifikasi Masalah Refleksi Akar Masalah

Anak tidak memaknai belajar sebagai kegiatan yang ● Apa maksud dari pemberian tugas? Apakah kegiatan
positif akibat penerapan pendekatan pembelajaran yang tersebut tepat untuk dijadikan sebagai asesmen awal?
kurang tepat.
Tujuan dari pemberian tugas kurang jelas. Apakah tugas
Ara mogok sekolah dan menghindar ketika bertemu diberikan untuk memilah mana anak yang sudah bisa atau
atau mendengar kata membaca. Sepulang sekolah, Ara belum bisa membaca? Jika betul begitu, mengapa ada komentar
pun menangis dan menolak untuk ke sekolah. Hal ini “kok begitu saja tidak bisa” pada Ara?
terjadi sejak Ara diberikan tugas membaca, kemampuan
yang masih sulit untuk ia kuasai. Ketika berusaha Pemilihan kegiatan (penugasan membaca) juga tidak tepat. Hal
membaca, guru kelas Ara mengatakan, “Kok begitu saja ini karena anak yang belum mampu membaca, tentunya akan
tidak bisa?” kesulitan memahami mengapa dan bagaimana cara mengolah
simbol-simbol huruf yang dilihat. Kondisi ini bukan #bermain
Keterkaitan dengan target perubahan : yang bermakna.

1. Kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk


1 ● Apa yang dipikirkan peserta didik saat mendengar
mendapatkan potret capaian peserta didik
komentar, “Kok, begitu saja tidak bisa?”
melalui asesmen awal

2. Kegiatan pembelajaran yang memberikan “Saya tidak sepandai anak lain; ada yang kurang dari diri saya;
2
pengalaman menyenangkan dan bermakna. sekolah memberikan pengalaman yang tidak menyenangkan.”
Kunci Jawaban: Pembelajaran yang Belum Menggunakan Pendekatan yang Menyenangkan

Benahi bagi Guru SD Benahi bagi Guru PAUD

Pembelajaran di PAUD membangun


Pemilihan kegiatan lebih tepat:
kemampuan literasi anak
Guru memberikan tugas membaca untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik, dan
menggunakan temuannya sebagai informasi untuk merancang kegiatan pembelajaran
Dengan asumsi Ara pernah melalui PAUD,
selanjutnya agar setiap anak dapat membaca.
Berkaca dari kemampuan awal Ara saat ini di
SD, guru PAUD dapat merefleksikan,
Interaksi dengan peserta didik yang lebih positif:
Dalam STPPA, salah satu capaian perkembangan yang perlu dimiliki anak adalah mengenali
“Apakah kegiatan belajar di PAUD sudah
serta menghargai kebiasaan dan aturan yang berlaku, serta memiliki rasa senang terhadap
mengajak Ara untuk kenal dengan konsep
belajar, menghargai usahanya sendiri untuk menjadi lebih baik, dan memiliki keinginan untuk
keaksaraan? Apakah sudah memanfaatkan
berusaha kembali ketika belum berhasil. Selaras dengan hal tersebut, salah satu
pojok baca untuk membantu Ara lebih
kemampuan fondasi yang perlu dibangun adalah pemaknaan terhadap belajar yang positif.
familiar dengan buku bacaan? Apakah sudah
pernah ada kegiatan seperti membaca
Yang seharusnya diberikan pada Ara: adalah dukungan afektif, seperti:
nyaring, untuk mengenalkan anak dengan
bunyi fonem dan kosakata baru?”
1. Motivasi bahwa Ara pasti akan bisa nantinya apabila Ara lebih berusaha.
Pemberian motivasi ini akan membangun “growth mindset”. Hal yang utama dan perlu
Setidaknya, melalui contoh kegiatan-kegiatan
dibangun adalah penghargaan anak terhadap usahanya sendiri, adanya keinginan untuk
ini Ara maupun anak lainnya dapat terbantu
menjadi lebih baik, serta berusaha kembali ketika belum berhasil
untuk dapat memiliki kemampuan fondasi
yang lebih ajeg dan kokoh saat menjalani
2. Perhatian Lebih: Komentar yang lebih tepat adalah, “Belum bisa ya? Tidak apa Ara,
kegiatan pembelajaran di SD.
nanti Ibu/Bapak temani ya hingga Ara bisa. Sekarang, Ara coba lingkari saja huruf yang Ara
sudah kenal, ya.”
Kasus 2. Asesmen yang Belum Otentik

Identifikasi Masalah Refleksi Akar Masalah

Penerapan asesmen kurang sesuai untuk anak usia ● Apa teknik asesmen yang digunakan oleh guru?
dini.
Teknik asesmen yang digunakan adalah tes tertulis.
Cita terlihat masih berada dalam proses belajar Testing (lisan ataupun tertulis) tidak dapat digunakan
kesadaran bilangan. Hal ini menjadikan ia kesulitan karena berpotensi menimbulkan rasa stress pada anak,
mengerjakan soal hitungan yang lebih dominan serta bukan merupakan bentuk asesmen autentik.
penjumlahan bilangan. Alhasil, dari kesepuluh soal,
Cita hanya mampu menjawab tiga soal. Oleh sebab
itu ia mendapat nilai merah. Cita pun merasa malu, ● Bagaimana hasil asesmen diolah oleh guru?
merasa dirinya tidak mampu dan tidak
bersemangat untuk belajar. Hasil dari asesmen diolah oleh guru ke dalam bentuk
kuantitatif (atau nilai) yang lalu diberikan kepada anak.
Keterkaitan dengan target perubahan: Padahal seharusnya hasil asesmen digunakan untuk
memberi informasi kepada guru tentang capaian anak
Kegiatan asesmen di kelas dengan teknik yang yang tujuannya agar dapat digunakan untuk merancang
menguatkan sikap terhadap belajar yang positif kegiatan selanjutnya.
(teknik yang digunakan tidak berupa tes lisan dan
tes tertulis).
Kasus 2. Asesmen yang Belum Otentik

Benahi bagi Guru SD Benahi bagi Guru PAUD

Merancang kegiatan asesmen yang sesuai bagi anak usia dini.

Kegiatan asesmen yang disarankan untuk anak usia dini harus mempertimbangkan pengalaman Membangun kemampuan
anak yang positif terhadap kegiatan tersebut dan sedapat mungkin pengambilan data dilakukan numerasi sejak dini
secara autentik (alami). Hal ini penting karena pada masa ini, tanggung jawab agar anak dapat
memiliki kemampuan tertentu, bukan sepenuhnya terletak pada anak. Melainkan tanggung Melihat kasus yang dialami
jawabnya justru ada di guru dan orang tua/wali murid. Cita, mari kita refleksikan
bersama.
Artinya, di titik ini, hak anak adalah mendapatkan pembinaan - bukan pelabelan. Karena berpusat
pada niat untuk membina, maka segala kegiatan asesmen yang digunakan fungsinya adalah untuk Apakah kegiatan yang
merancang kegiatan pembelajaran berikutnya yang lebih baik. Oleh karenanya, teknik asesmen dilakukan di PAUD sudah
yang disarankan adalah observasi atau unjuk kinerja bukan testing (tes lisan ataupun tertulis). mulai membangun
kesadaran bilangan melalui
Penetapan tujuan pembelajaran yang lebih tepat penggunaan objek konkret?

Bagi satuan pendidikan yang menerapkan KM, pada Fase A dalam mapel matematika, kemampuan Jika belum, guru PAUD
dasar yang perlu dibangun dimulai dari kesadaran membilang (number sense). Pemilihan kegiatan dapat mulai membuat
yang berfokus pada pengerjaan operasi hitung oleh peserta didik, menunjukkan guru belum kegiatan-kegiatan yang
memahami bahwa kemampuan berhitung adalah kemampuan yang lebih kompleks. Ada prasyarat menguatkan kemampuan
yang perlu dibangun terlebih dahulu, yaitu pemahaman mengenai konsep bilangan yang diawali numerasi secara mendasar,
dengan kemampuan kesadaran membilang. salah satunya dimulai dari
kesadaran bilangan.
Mari refleksikan bersama! Bagaimana mungkin anak mampu menghitung 3 + 8 jika ia belum
mampu memahami bahwa 3 = 3 objek, dan 8 = 8 objek?
Apa yang dapat kita pelajari dari kasus tersebut?

Setelah berlatih mempelajari dua kasus, kita dapat


memahami bahwa,
1. Penting untuk satuan pendidikan membangun
lingkungan yang aman dan nyaman agar peserta
didik dapat belajar dengan menyenangkan dan
bermakna.
2. Penting untuk satuan pendidikan mengenal
peserta didik melalui asesmen awal yang sesuai
untuk anak usia dini. Asesmen yang dapat
mengungkap kemampuan awal peserta didik.

Mari kita simak bersama materi berikut untuk memahami salah satu keterampilan yang
diperlukan untuk menerapkan tiga target perubahan, yakni: melaksanakan asesmen awal
yang merupakan target perubahan kedua: sekolah berkenalan dengan peserta didiknya
dengan menerapkan asesmen awal.
01. 02. 03. 04.

Arah Kebijakan Membangun praktik Cara Merancang Satuan PAUD PSP


Gerakan Transisi pembelajaran yang Asesmen Awal Bergerak: Melakukan
PAUD ke SD yang mendukung transisi Aksi Nyata dan
Menyenangkan PAUD ke SD yang Pengimbasan
Menyenangkan
(20 menit)
Memahami Asesmen Awal
Asesmen awal merupakan bagian dari target perubahan kedua, yang bertujuan agar guru dapat lebih
memahami capaian peserta didiknya, dan menggunakan informasi tersebut untuk merancang kegiatan
pendampingan.

Bagaimana bentuk asesmen awal untuk anak usia dini?


Melalui rangkaian kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk mendapatkan potret capaian
siswa, dan digunakan sebagai basis perancangan kegiatan pembelajaran selanjutnya.

Memahami peran asesmen awal

Asesmen awal ini adalah kegiatan yang dirasa sangat utama dalam upaya memperlancar proses transisi anak
memasuki SD, baik anak yang melalui PAUD terlebih dahulu maupun yang tidak. Kegiatan ini membantu
pendidik mendapatkan gambaran kemampuan fondasi yang sudah dicapai oleh peserta didik maupun yang
masih perlu dikuatkan lagi di Fase A.

Data yang didapat dari hasil asesmen awal tersebut utamanya akan digunakan untuk merancang kegiatan
pembelajaran, tidak untuk menyeleksi peserta didik. Data tersebut juga akan membantu pendidik lebih
mengenal peserta didik sehingga dapat membangun kelas yang berpusat pada peserta didik, menentukan
strategi pengajaran, menentukan rutinitas yang paling sesuai dengan karakteristik kelas, dan menentukan
prioritas perhatian pendidik tentang perkembangan setiap peserta didik atau kelasnya.
Asesmen Awal Untuk Mengenal Peserta Didik Baru

Apakah asesmen awal boleh menggunakan tes?

Tidak. Teknik asesmen yang dapat digunakan oleh pendidik dalam


mengumpulkan data mengenai capaian peserta didik, yaitu observasi, dan
penilaian kinerja.
Kenapa tidak boleh tes? Pertama, tes berpotensi menimbulkan rasa stres
pada anak; kedua, seperti yang sudah kita bahas di topik sebelumnya, pada
masa ini, tanggung jawab agar anak dapat memiliki kemampuan tertentu,
bukan sepenuhnya terletak pada anak, melainkan tanggung jawabnya justru
ada di guru dan orang tua/wali murid. Artinya, di titik ini, hak anak adalah
mendapatkan pembinaan—bukan pelabelan. Karena berpusat pada niat
untuk membina, maka segala bentuk asesmen yang digunakan fungsinya
adalah untuk merancang kegiatan pembelajaran berikutnya yang lebih baik.
Asesmen Awal Untuk Mengenal Peserta Didik Baru

Mengapa asesmen awal


perlu dilakukan?
Siapa yang melakukan Kapan asesmen awal
Pembelajaran yang masih belum asesmenkonteks
Dalam awal? penguatan diterapkan?
berkesinambungan antara PAUD dan Transisi PAUD ke SD, yang Asesmen awal dapat dilakukan
SD pada Fase A, sehingga diperlukan melakukan Guru kelas 1 SD . pada hari keempat setelah
cara untuk mengetahui kelanjutan Namun prinsip asesmen awal masa MPLS berakhir dengan
tahapan kemampuan peserta didik yang diterapkan dapat durasi yang disarankan tidak
dalam enam aspek fondasi setelah digunakan juga oleh guru lebih dari dua minggu pertama.
masa PAUD memasuki SD, sebelum PAUD untuk menerapkan
kegiatan pembelajaran dilaksanakan. asesmen awal.

Tidak seluruh peserta didik di Fase A


pernah mengikuti PAUD, oleh sebab
itu, tidak ada informasi mengenai
aspek kemampuan fondasi yang
diperlukan agar guru dapat
memberikan kegiatan pembelajaran
yang sesuai.
Asesmen Awal Untuk Mengenal Peserta Didik Baru

Bagaimana Asesmen Awal Diterapkan?

Asesmen dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Kegiatan-kegiatan


tersebut harus mengikuti prinsip-prinsip berikut ini:
❏ Berpusat pada peserta didik dan menyenangkan, artinya asesmen awal tidak
menggunakan kegiatan yang bersifat testing (seperti misalnya memanggil peserta
didik satu per satu dan menginstruksikan peserta didik melakukan serangkaian
kegiatan) sehingga tidak memicu kondisi stres pada mereka.
❏ Sederhana dan realistis, artinya tidak menjadi tambahan pekerjaan yang
membebani guru kelas. Asesmen awal dapat dilakukan sebagai kegiatan yang
terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran.
❏ Bermakna, artinya hasil/informasi yang diperoleh dari asesmen awal ini tidak
sekadar menjadi kelengkapan administrasi belaka, namun dapat digunakan untuk
membantu guru merencanakan pembelajaran yang membantu peserta didik
menguatkan kemampuan fondasinya.
Asesmen Awal Untuk Mengenal Peserta Didik Baru

Apa yang perlu diamati saat melakukan asesmen awal?

1. Saat melakukan observasi, maka kita perlu memahami apa yang ingin
kita amati. Mengulas kembali isi sesi 2, yang perlu kita amati adalah
kepemilikan kemampuan fondasi di siswa kelas 1 SD, karena tidak
semua anak pernah mengalami PAUD.
2. Kemampuan fondasi merupakan kemampuan yang perlu dibina melalui
pembelajaran di PAUD dan SD kelas awal. Pembinaan kemampuan
dilakukan dengan mengikuti struktur kompetensi/mata pelajaran
yang digunakan di PAUD dan SD, serta dilaporkan di dalam laporan
hasil belajar dengan mengikuti struktur kompetensi/mata
pelajaran yang digunakan di PAUD dan SD.
3. Mari lihat salindia berikut untuk memahami bagaimana kemampuan
fondasi dapat dibangun melalui CP/KD dan Mata Pelajaran di PAUD
hingga SD:
Asesmen Awal Untuk Mengenal Peserta Didik Baru

Apa yang perlu diamati saat melakukan observasi ataupun penilaian kinerja?

Untuk mempermudah proses identifikasi, kementerian sudah menyusun contoh perilaku/kemampuan yang
teramati dari keenam aspek fondasi, seperti yang sudah kita lihat bersama-sama di modul 1. Butir-butir inilah yang
akan memandu proses pengambilan informasi sebagai bagian dari asesmen awal pembelajaran.

Satuan pendidikan dapat menambahkan contoh lain yang dirasa relevan.

Aspek kemampuan fondasi Contoh butir perilaku dari aspek fondasi

Mengenal nilai agama dan budi pekerti ● Mengenal konsep Tuhan YME dan mengetahui kegiatan ibadah sesuai
dengan agama atau kepercayaannya.
● Bersedia menjalin interaksi dengan teman sebayanya

Keterampilan sosial dan bahasa yang ● Dapat meminta tolong


memadai untuk berinteraksi sehat dengan ● Dapat mengucap maaf dan terima kasih
teman sebaya dan individu lainnya

Kematangan emosi yang cukup untuk ● Mampu menunggu


berkegiatan di lingkungan belajar ● Dapat mempertahankan perhatian untuk mengikuti kegiatan di kelas
dalam rentang waktu yang sesuai dengan usianya.
Asesmen Awal Untuk Mengenal Peserta Didik Baru
Apa yang perlu diamati saat melakukan observasi ataupun penilaian kinerja?

Aspek kemampuan fondasi Contoh butir perilaku dari aspek fondasi

● Senang datang ke sekolah


Pemaknaan terhadap belajar yang positif ● Mau mencoba kembali atau memperbaiki pekerjaan jika melakukan
kesalahan
● Menunjukkan keingintahuan dengan mengajukan pertanyaan

Pengembangan keterampilan motorik dan


● Mampu mengelola barang-barang milik pribadi yang dibawa ke
perawatan diri yang memadai untuk dapat
sekolah (tahu mana barang miliknya, bisa membereskan tas sendiri)
berpartisipasi di lingkungan sekolah secara
● Mampu secara bertahap menjaga kebersihan diri sendiri
mandiri

● Mampu menyimak dan menyampaikan gagasan sederhana 


● Menyadari keterhubungan antara simbol angka/huruf dengan kata
Kematangan kognitif yang cukup untuk
dan bilangan
melakukan kegiatan belajar, seperti kepemilikan
dasar literasi, numerasi serta pemahaman ● Mampu membilang jumlah benda atau objek dan menggunakan angka
dasar mengenai cara dunia bekerja  sebagai simbol jumlah objek atau benda 
● Memahami kosakata konsep waktu (sekarang, nanti, kemarin, hari ini,
besok, lama, sebentar, pagi, siang, malam)
Asesmen Awal Untuk Mengenal Peserta Didik Baru
Berikut adalah langkah dalam menyusun penerapan asesmen awal di dua minggu pertama
di awal tahun ajaran baru bagi kelas 1 SD.

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3

Tentukan aspek Rancang kegiatan yang dapat


Identifikasi Mata pelajaran
kemampuan fondasi digunakan untuk mengamati
yang digunakan
yang ingin dipantau perilaku tersebut
Dapat lebih dari satu!
Dapat lebih dari satu! Dapat lebih dari satu!

Langkah 5 Langkah 4

Identifikasi pertimbangan Dokumentasikan informasi tersebut di lembar observasi. Anda


yang perlu masuk ke dalam tidak harus merekap informasi per anak. Serupa dengan prinsip
rancangan kegiatan asesmen formatif, informasi dapat berupa kemampuan peserta
pembelajaran ke depan. didik secara umum; serta catatan khusus untuk tindak lanjut, seperti
misalnya peserta didik yang perlu pendampingan lebih lanjut.
Asesmen Awal Untuk Mengenal Peserta Didik Baru
Berikut adalah instrumen asesmen awal yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang capaian peserta
didik. Rancangan kegiatan pembelajaran yang sudah disusun dimasukkan ke dalam instrumen ini, dan
dokumentasikan lah perilaku peserta didik yang teramati di kolom yang tersedia. Untuk membantu proses
pengumpulan data, ada dua pertanyaan pemantik untuk memandu guru menyimpulkan hasil asesmen awal.

Perlu diingat, lembar ini berupa contoh dan berfungsi sebagai alat bantu (bukan dokumen administratif).
Artinya, lembar dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan.

Mata Pelajaran: __________________________


Jumlah Peserta Didik: ____________________

Catatan/Hasil dari Asesmen Awal


Aspek
Contoh perilaku Rancangan Kegiatan
kemampuan
kemampuan fase (Pertanyaan pemandu: bagaimana Pembelajaran ke
fase fondasi Rancangan kegiatan
fondasi yang perlu kondisi capaian peserta didik secara depan perlu
yang akan
diamati umum? Apakah ada peserta didik yang mempertimbangkan …
diamati
perlu perhatian khusus?)
Asesmen Awal Untuk Mengenal Peserta Didik Baru

Mata pelajaran : PJOK dan Bahasa Indonesia (dalam durasi 2 hari)


Contoh lembar asesmen awal yang terisi di SD :
Jumlah anak dalam kelas : 28

Catatan/Hasil dari Asesmen Awal


Aspek Rancangan Kegiatan
Contoh perilaku
kemampuan fase Pembelajaran ke depan
kemampuan fase fondasi Rancangan kegiatan (Pertanyaan pemandu: bagaimana kondisi capaian
fondasi yang perlu
yang perlu diamati peserta didik secara umum? Apakah ada peserta didik
akan diamati mempertimbangkan …
yang perlu perhatian khusus?)

Keterampilan Kegiatan 1. Permainan Ibu Berkata!.


motorik dan ● Anak memiliki koordinasi Ketika guru mengucapkan “Ibu Ke-28 anak di kelas mampu mengikuti permainan
Lebih banyak permainan
perawatan diri gerak tubuh yang Berkata!” anak akan diajak untuk dan telah memiliki koordinasi gerak tubuh yang
yang menguatkan
yang memadai seimbang saat melakukan aktivitas tertentu seperti seimbang
kemampuan menyimak
untuk dapat berkegiatan mengambil benda, bergerak, atau
anak
berpartisipasi di (berjalan/berlari/melomp apapun. Contohnya, “Ibu berkata, Ada beberapa anak yang kesulitan menyimak
lingkungan at/menendang/melempar berdiri dengan satu kaki!” Guru juga dan terus gagal dalam mengikuti instruksi walau
sekolah secara /merangkak) dapat memberikan instruksi yang sudah disampaikan tiga kali berturut-turut.
mandiri. ● Anak mampu menyimak lebih menantang.
dan mengikuti instruksi
sederhana Mendampingi ananda A
Hampir seluruh anak mampu mengerjakan hasil
Kematangan ● Anak mampu lebih sering agar ananda
karya dengan baik, kecuali ananda A yang
kognitif yang mengemukakan lebih nyaman dan lebih
Kegiatan 2: Kegiatan berbagi cerita memilih untuk bermain di pojok balok saja.
cukup untuk pemahamannya melalui banyak kegiatan
tentang sekolah, dengan
melakukan media gambar project-based
menggunakan media gambar. Anak Ada 3 anak yang sudah mengenal konsep huruf
kegiatan belajar, ● Anak mampu mengenal berkelompok agar A mau
dipersilakan untuk menambahkan dan mampu menambahkan kata di hasil karya
seperti konsep huruf dan mampu berinteraksi dengan teman
mendetailkan ceritanya dengan gambarnya. Lainnya memilih untuk
kepemilikan dasar mengemukakan
tulisan (apabila sudah bisa). Anak menggunakan media gambar saja, tidak
literasi, numerasi pemahamannya melalui Kegiatan pembelajaran
diajak untuk menjelaskan hasil ditambahkan kata-kata.
serta pemahaman tulisan akan mulai dari penguatan
karyanya )
dasar mengenai ● Anak mampu keaksaraan: membacakan
Hanya sedikit anak yang sudah mampu
cara dunia menyampaikan buku nyaring, mengenal
mengemukakan pemahamannya mengenai
bekerja. gagasannya secara verbal huruf, dan lainnya
sekolah secara verbal dengan baik.
Refleksi 5 Menit

Dari materi tadi, mari sadari bahwa sebetulnya untuk guru


PAUD, lebih mudah karena tidak perlu menggunakan struktur
mapel.
Mari melakukan refleksi: bagaimanakah selama ini Anda
melakukan asesmen awal?
Apakah selama ini hasil asesmen anda efektif untuk merancang
kegiatan pembelajaran yang berdiferensiasi?
Apa hal baru yang anda pelajari di materi ini dan dapat anda
terapkan untuk dapat mendampingi anak dengan lebih baik,
dan sesuai dengan titik berangkatnya?
01. 02. 03. 04.

Arah Kebijakan Membangun praktik Cara Merancang Satuan PAUD PSP


Gerakan Transisi pembelajaran yang Asesmen Awal Bergerak: Melakukan
PAUD ke SD yang mendukung transisi Aksi Nyata dan
Menyenangkan PAUD ke SD yang Pengimbasan
Menyenangkan

(15 menit)
Rekan PAUD Penggerak yang hebat, materi Asesmen Awal tadi adalah materi pada Modul 2.
Dengan mengikuti Alur Belajar yang sudah disusun di dalam Seri Pelatihan Mandiri Topik Transisi PAUD SD di PMM (dan
di bulan Juli akan ada diklat teknis LMS!), maka satuan Anda akan mampu menerapkan TIGA TARGET PERUBAHAN

MODUL 1 MODUL 2 MODUL 3 MODUL 4


Bagaimana Bagaimana membangun Bagaimana membangun
Mengapa kemampuan fondasi
membangun kemampuan literasi
penguatan secara holistik dan
Ayo gunakan alat lingkungan belajar numerasi secara
Transisi PAUD bertahap sejak PAUD
PAUD dan SD yang bertahap sejak PAUD
bantu pembelajaran ke SD penting? hingga SD? hingga SD?
menyenangkan?
di Laman dan PMM.

Jangan lupa untuk


mengunggah Aksi
Nyata melalui PMM
atau Laman! Aksi
MODUL 7 MODUL 6 MODUL 5
Nyata merupakan
akhir dari perjalanan Bagaimana Bagaimana merencanakan
Refleksi dan tindak melaporkan pembelajaran yang
belajar guru dan lanjut untuk penguatan pembelajaran yang menguatkan Transisi
kepala sekolah. kualitas layanan menguatkan Transisi PAUD ke SD?
PAUD ke SD?

SD = SD/MI dan Kejar Paket A


Pastikan bahwa Anda sudah melakukan Peran Ini!
1 2 3
Membagikan booklet kepada ekosistem Menggunakan alat bantu pembelajaran Melaporkan perubahan melalui Aksi
satuan pendidikan sehingga guru, tenaga dari kementerian (agar memiliki visi yang Nyata di PMM dan Laman sebagai bukti
kependidikan serta utamanya orang tua, sama, dan tidak ada interpretasi yang bahwa satuan pendidikan sudah berubah.
memahami perubahan pendekatan kurang tepat) untuk dapat menerapkan Pelaporan dapat dilakukan hingga awal
pembelajaran yang akan terjadi. (Catatan: tiga target perubahan. Alat bantu kwartal IV di tahun ini.
mitra juga dapat langsung melakukan hal pembelajaran dapat diakses melalui PMM
ini) ataupun Laman Transisi PAUD ke SD.

Surat Edaran dari Sumber Belajar Mandiri di Kanal


Dinas Pendidikan, Kementerian
yang disertai buklet
advokasi. Tersedia alur belajar yang terdiri dari modul, contoh instrumen
asesmen awal, perangkat ajar lain serta video inspirasi untuk
Surat Edaran serta booklet
guru-guru PAUD, SD/MI mempersiapkan tahun ajaran baru.
advokasi dapat diakses
secara digital di laman Bahan dapat diakses di PMM Seri Pelatihan Mandiri:
http://s.id/transisipaudsd s.id/pmm-transisipaudsd dan s.id/pmm-transisipaudsd-2
atau melalui Laman Transisi PAUD-SD: s.id/transisipaudsd
Apa saja yang tersedia pada Platform Merdeka Mengajar dan Laman Transisi
PAUD ke SD yang Menyenangkan?
Platform Merdeka Mengajar (PMM) dan Laman Transisi PAUD ke SD berisikan ragam alat bantu yang dapat digunakan oleh
Dinas Pendidikan, Satuan Pendidikan, orang tua/masyarakat, serta mitra untuk mendukung gerakan ini, seperti surat edaran,
booklet advokasi, modul belajar mandiri, dan video inspirasi. Selain itu, pada Laman juga tersedia informasi tentang Gerakan
Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.

Alat Bantu yang Tersedia pada PMM dan Laman


Akses
Sasaran Pengguna Utama menuju
No Alat Bantu Satpen Orang Laman
UPT Dinas PAUD tua/ Mitra s.id/transisipaudsd
dan SD Masy.

1 Surat Edaran* ✔ ✔ ✔

2 Booklet Advokasi* ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ Akses


3 Panduan Penyelenggaraan ✔ ✔ menuju
Forum Komunikasi PAUD-SD*
PMM
4 Video Inspirasi ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ s.id/pmm-transisipaudsd
s.id/pmm-transisipaudsd-2

5 Modul Pembelajaran dan ✔ ✔ ✔ (*) hanya tersedia pada Laman Transisi PAUD
Panduan Aksi Nyata ke SD yang Menyenangkan
Ragam alat bantu dapat diakses pada Laman Transisi PAUD ke SD
yang Menyenangkan dan Platform Merdeka Mengajar

Cara Mengakses Laman Cara Mengakses PMM

Laman Transisi PAUD ke SD dapat Topik Transisi PAUD ke SD pada Platform


diakses melalui: Merdeka Mengajar dapat diakses melalui:

s.id/transisipaudsd s.id/pmm-transisipaudsd
s.id/transisipaudsd s.id/pmm-transisipaudsd-2
Atau dengan menggunakan kode QR ini Atau dengan menggunakan kode QR ini
Mari Buka Gawai Anda dan .... 1.

Bersama akses Laman Transisi PAUD SD, dan unduh booklet advokasi. Bagikan pada rekan-rekan
Anda agar mereka mengetahui apa yang perlu disiapkan untuk penerapan Tiga Target Perubahan
pada tahun ajaran baru
Mari Buka Gawai Anda dan .... 1.

Bersama mengakses Seri Pelatihan Mandiri Transisi PAUD SD pada PMM, dan infokan pada rekan-rekan
Anda bahwa modul ini mendampingi guru agar dapat menerapkan tiga target perubahan
Satuan PAUD Penggerak perlu
melakukan pengimbasan ....
Ajak satuan PAUD pada komunitas belajar Anda untuk menggunakan alat bantu pembelajaran
transisi PAUD SD di PMM, dan melakukan Aksi Nyata.

Imbaskan juga pada satuan Sekolah Dasar di komunitas belajar PSP. Pastikan mereka sudah
menggunakan alat bantu pembelajaran transisi PAUD SD di PMM dan melakukan Aksi Nyata.

Dengan melakukan Aksi Nyata, maka satuan PAUD dan SD akan lebih siap menerapkan TIGA
TARGET PERUBAHAN pada tahun ajaran baru.

Kita akan sama-sama melihat SD dan PAUD menyiapkan ragam kegiatan untuk memudahkan
peserta didik baru beradaptasi, dan kita akan melihat proses pembelajaran di SD kelas awal
serupa dengan PAUD.

Kita juga akan melihat proses pembelajaran di SD dan PAUD efektif dalam membangun
kemampuan fondasi bagi anak - di manapun titik berangkat anak tersebut.
Satuan PAUD Penggerak tidak sendiri dalam mendukung
tercapainya Tiga Target Perubahan dimulai pada tahun ajaran
baru

Kementerian sudah:

1. Menyelenggarakan pendampingan bagi guru yang akan menjadi narasumber di tingkat


kab/kota (1 guru PAUD dan guru SD).
2. Menyelenggarakan pendampingan bagi seluruh dinas pendidikan (kabid SD dan kabid PAUD)
agar dapat mendampingi seluruh satuan SD/MI dan PAUD di wilayahnya untuk belajar
bersama
3. Menyelenggarakan pendampingan bagi seluruh Bunda PAUD di tingkat kab/kota agar dapat
melakukan advokasi bagi seluruh pihak masyarakat
4. Mendorong koordinasi antara Dinas Pendidikan dan Pokja Bunda PAUD untuk melakukan
kegiatan belajar bersama serta advokasi melalui Forum Komunikasi PAUD-SD di tingkat
kab/kota
Lakukan peran Anda dalam bergerak bersama untuk
anak-anak Indonesia.

TERIMA KASIH
atas kesediaan Anda mengambil peran aktif
untuk menyukseskan Transisi PAUD ke SD
yang Menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai