RTL:
Transisi PAUD ke SD* Fondasi dibangun Kemampuan literasi dan Siap sekolah adalah
perlu berjalan dengan secara holistik numerasi dibangun proses, bukan hasil
mulus bertahap
Proses belajar-mengajar di Setiap anak memiliki hak Kemampuan dasar literasi “Siap sekolah” bukanlah
PAUD dan SD kelas awal untuk dibina agar dan numerasi dibangun upaya pelabelan antara
harus selaras dan mendapatkan kemampuan mulai dari PAUD secara anak yang “sudah siap”
berkesinambungan. fondasi yang holistik. bertahap dan dengan cara atau “belum siap”,
Bukan hanya kognitif yang menyenangkan. melainkan proses yang
melainkan juga kematangan perlu dihargai oleh satuan
emosi, kemandirian, pendidikan dan orang tua
kemampuan berinteraksi, yang bijak.
dan lainnya.
Setiap anak memiliki hak Masih terdapat anak-anak Tes baca tulis hitung telah
untuk mendapatkan layanan yang belum pernah dilarang melalui:
pendidikan dasar. Sangat mendapatkan kesempatan 1. Peraturan Pemerintah
tidak tepat apabila anak belajar di satuan PAUD. Nomor 17 Tahun 2010
diberikan syarat tes untuk tentang Pengelolaan
dapat mendapatkan layanan dan Penyelenggaraan
tersebut. Pendidikan.
2. Peraturan Menteri
Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 1
Tahun 2021 tentang
Penerimaan Peserta
Didik Baru.
1. Mengajak peserta didik untuk berkeliling ke 1. Orang tua/wali peserta didik diundang ke sekolah
seluruh area sekolah: dan diberikan informasi program/kegiatan yang
a. Menjelaskan fasilitas, sarana, dan akan dilaksanakan dalam satu tahun ajaran.
prasarana yang terdapat di sekolah serta 2. Pihak sekolah mengenalkan fungsi dari buku harian
kegunaannya. yang dapat digunakan oleh orang tua/wali murid
b. Mengenal semua warga sekolah, mulai berkomunikasi dengan guru mengenai kondisi atau
dari teman sekelas, pendidik, tenaga kebutuhan peserta didik.
kependidikan, dan peserta didik lainnya,
sampai petugas kebersihan, petugas
keamanan dan lain-lain.
1 2 3
4 5 6
• Mengenal konsep Tuhan YME dan mengetahui kegiatan ibadah sesuai dengan agama atau
Mengenal nilai agama dan budi pekerti kepercayaannya.
• Bersedia menjalin interaksi dengan teman sebayanya
Pengembangan keterampilan motorik dan • Mampu mengelola barang-barang milik pribadi yang dibawa ke sekolah. (Tahu mana barang
perawatan diri yang memadai untuk dapat miliknya, bisa membereskan tas sendiri)
• Mampu secara bertahap menjaga kebersihan diri sendiri
berpartisipasi di lingkungan sekolah secara mandiri.
• Mampu menyimak dan menyampaikan gagasan sederhana
Kematangan kognitif yang cukup untuk melakukan • Menyadari keterhubungan antara simbol angka/huruf dengan kata dan bilangan
kegiatan belajar, seperti kepemilikan dasar literasi, • Mampu membilang jumlah benda atau objek dan menggunakan angka sebagai simbol
numerasi serta pemahaman dasar mengenai hal-hal jumlah objek atau benda
mendasar yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari • Memahami kosakata konsep waktu (sekarang, nanti, kemarin, hari ini, besok, lama,
sebentar, pagi, siang, malam)
Enam kemampuan fondasi ini dapat dibangun melalui kurikulum PAUD
dan SD kelas awal.
Kemampuan fondasi Dibangun di PAUD Dibangun di SD Kelas Awal
Mengenal nilai agama dan budi Agama dan Budi Pekerti serta pembiasaan di Agama, PPKN/Pendidikan Pancasila dan
pekerti kelas. pembiasaan di kelas.
Kematangan emosi yang cukup untuk melalui elemen jati diri dan dibangun melalui Lintas mapel dan dibangun melalui
berkegiatan di lingkungan belajar pembiasaan dan kesepakatan kelas pembiasaan dan kesepakatan kelas
melalui ketiga elemen (dibangun melalui lintas mapel (dibangun melalui pemilihan
Pemaknaan terhadap belajar yang
pemilihan kegiatan pembelajaran yang kegiatan pembelajaran yang memberikan
positif memberikan pengalaman menyenangkan) pengalaman menyenangkan)
Pengembangan keterampilan motorik dan
perawatan diri yang memadai untuk dapat melalui ketiga elemen dan dibangun PJOK dan dibangun melalui pembiasaan di
berpartisipasi di lingkungan sekolah secara melalui pembiasaan di PAUD sekolah
mandiri
Kematangan kognitif yang cukup untuk
melakukan kegiatan belajar, seperti dasar Bahasa Indonesia, Matematika, IPAS dan
melalui elemen dasar-dasar
literasi, numerasi serta pemahaman dasar Seni Budaya
mengenai cara dunia bekerja
Tahukah Anda, bahwa dalam rangka membangun kemampuan fondasi lintas
PAUD-SD, Kurikulum Merdeka sudah memastikan tidak ada patahan
pembelajaran antara PAUD ke SD?
Capaian Pembelajaran untuk Kurikulum sebelumnya (SD kelas 1) Kurikulum Merdeka (Fase A)
Fase A dan Fase Fondasi
disusun selaras. Kurikulum Bahasa Indonesia: Bahasa Indonesia:
Mengenal teks deskriptif tentang Peserta didik memiliki kemampuan
Fase A untuk mapel bahasa anggota tubuh dan pancaindra, wujud berbahasa untuk berkomunikasi
indonesia dan matematika juga dan sifat benda, serta peristiwa siang
dan bernalar, sesuai dengan tujuan,
dan malam dengan bantuan pendidik
sudah disesuaikan. kepada teman sebaya dan orang
atau teman dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulis yang dapat diisi dengan
dewasa di sekitar tentang diri dan
lingkungannya.
Karena disusun per fase, maka kosakata bahasa daerah untuk
membantu pemahaman
capaian pada Fase A perlu
dipenuhi pada kelas 2 SD, Matematika: Matematika:
bukan kelas 1 SD. Artinya, Mengurai sebuah bilangan asli Pada akhir fase A, peserta
sampai dengan 99 sebagai hasil didik dapat menunjukkan
tidak ada tuntutan di kelas 1 penjumlahan atau pengurangan
pemahaman dan memiliki
SD, anak sudah harus dapat dua buah bilangan asli lainnya
dengan berbagai kemungkinan
intuisi bilangan (number
calistung.
jawaban sense)
Tahukah Anda, bahwa Buku KM kelas 1 SD sudah dikurasi sehingga tidak ada
lagi kewajiban peserta didik 1 SD/MI sudah harus bisa baca tulis hitung
Peserta didik PAUD dapat terus Peserta didik SD yang tidak pernah mengikuti
melanjutkan prosesnya untuk PAUD tetap mendapatkan haknya untuk
mendapatkan kemampuan fondasi saat mendapatkan pembinaan kemampuan fondasi,
jenjang SD. sehingga memiliki pijakan yang kuat untuk
jenjang pendidikan selanjutnya.
(40 menit)
Membangun Praktik Pembelajaran yang Mendukung Transisi PAUD ke SD
Untuk dapat turut membangun jembatan, kita perlu satu persepsi dan satu visi mengenai apa yang
dimaksud dengan praktik pembelajaran yang menguatkan transisi PAUD ke SD. Untuk mencapai hal
tersebut, artinya satuan pendidikan perlu menerapkan kegiatan pembelajaran yang membangun enam
kemampuan fondasi.
Mari Kita Berlatih Membangun Praktik Pembelajaran yang Mendukung Transisi PAUD ke SD
Diskusi Bersama Bentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 orang. Pelajarilah kedua
kasus agar dapat memahami praktik pembelajaran yang
mencerminkan transisi PAUD SD yang Menyenangkan
Media
1.
1 Lembar cetak dua contoh kasus dan lembar tabel 6
kemampuan fondasi beserta butir perilaku
2.
2 Spidol
3.
3 1 kertas plano (dibagi menjadi dua bagian
dengan garis horizontal)
Studi Kasus 1 :
Studi Kasus 2 :
Sudah seminggu Ara mogok untuk pergi ke a. Apa yang menyebabkan Ara (tokoh dalam kasus) mogok
sekolah. Kalaupun masuk ke area sekolah, ia sekolah?
menolak untuk masuk ke kelas. Hal ini terjadi b. Apa yang Anda atau rekan Anda lakukan ketika
sejak Ara diberikan tugas membaca, menghadapi situasi tersebut?
kemampuan yang masih sulit untuk ia kuasai.
Untuk menjawab poin b, ada dua butir yang perlu dijawab:
Ketika berusaha membaca, guru kelas Ara
mengatakan, “Kok begitu saja tidak bisa?” Jika Anda adalah guru/satuan SD
Sepulang sekolah, Ara pun menangis dan Bagaimana seharusnya Anda sebagai guru SD menghadapi
menolak untuk ke sekolah, bahkan situasi tersebut?
menunjukkan keengganan ketika mendengar
kata membaca.
Jika anda adalah guru/satuan PAUD
Apa yang perlu disiapkan oleh Anda sebagai guru PAUD?
10 Menit
Analisis Kasus Praktik Pembelajaran yang Mendukung Transisi PAUD ke SD
10 Menit
Kunci jawaban: Pembelajaran yang Belum Menggunakan Pendekatan yang Menyenangkan
Anak tidak memaknai belajar sebagai kegiatan yang ● Apa maksud dari pemberian tugas? Apakah kegiatan
positif akibat penerapan pendekatan pembelajaran yang tersebut tepat untuk dijadikan sebagai asesmen awal?
kurang tepat.
Tujuan dari pemberian tugas kurang jelas. Apakah tugas
Ara mogok sekolah dan menghindar ketika bertemu diberikan untuk memilah mana anak yang sudah bisa atau
atau mendengar kata membaca. Sepulang sekolah, Ara belum bisa membaca? Jika betul begitu, mengapa ada komentar
pun menangis dan menolak untuk ke sekolah. Hal ini “kok begitu saja tidak bisa” pada Ara?
terjadi sejak Ara diberikan tugas membaca, kemampuan
yang masih sulit untuk ia kuasai. Ketika berusaha Pemilihan kegiatan (penugasan membaca) juga tidak tepat. Hal
membaca, guru kelas Ara mengatakan, “Kok begitu saja ini karena anak yang belum mampu membaca, tentunya akan
tidak bisa?” kesulitan memahami mengapa dan bagaimana cara mengolah
simbol-simbol huruf yang dilihat. Kondisi ini bukan #bermain
Keterkaitan dengan target perubahan : yang bermakna.
2. Kegiatan pembelajaran yang memberikan “Saya tidak sepandai anak lain; ada yang kurang dari diri saya;
2
pengalaman menyenangkan dan bermakna. sekolah memberikan pengalaman yang tidak menyenangkan.”
Kunci Jawaban: Pembelajaran yang Belum Menggunakan Pendekatan yang Menyenangkan
Penerapan asesmen kurang sesuai untuk anak usia ● Apa teknik asesmen yang digunakan oleh guru?
dini.
Teknik asesmen yang digunakan adalah tes tertulis.
Cita terlihat masih berada dalam proses belajar Testing (lisan ataupun tertulis) tidak dapat digunakan
kesadaran bilangan. Hal ini menjadikan ia kesulitan karena berpotensi menimbulkan rasa stress pada anak,
mengerjakan soal hitungan yang lebih dominan serta bukan merupakan bentuk asesmen autentik.
penjumlahan bilangan. Alhasil, dari kesepuluh soal,
Cita hanya mampu menjawab tiga soal. Oleh sebab
itu ia mendapat nilai merah. Cita pun merasa malu, ● Bagaimana hasil asesmen diolah oleh guru?
merasa dirinya tidak mampu dan tidak
bersemangat untuk belajar. Hasil dari asesmen diolah oleh guru ke dalam bentuk
kuantitatif (atau nilai) yang lalu diberikan kepada anak.
Keterkaitan dengan target perubahan: Padahal seharusnya hasil asesmen digunakan untuk
memberi informasi kepada guru tentang capaian anak
Kegiatan asesmen di kelas dengan teknik yang yang tujuannya agar dapat digunakan untuk merancang
menguatkan sikap terhadap belajar yang positif kegiatan selanjutnya.
(teknik yang digunakan tidak berupa tes lisan dan
tes tertulis).
Kasus 2. Asesmen yang Belum Otentik
Kegiatan asesmen yang disarankan untuk anak usia dini harus mempertimbangkan pengalaman Membangun kemampuan
anak yang positif terhadap kegiatan tersebut dan sedapat mungkin pengambilan data dilakukan numerasi sejak dini
secara autentik (alami). Hal ini penting karena pada masa ini, tanggung jawab agar anak dapat
memiliki kemampuan tertentu, bukan sepenuhnya terletak pada anak. Melainkan tanggung Melihat kasus yang dialami
jawabnya justru ada di guru dan orang tua/wali murid. Cita, mari kita refleksikan
bersama.
Artinya, di titik ini, hak anak adalah mendapatkan pembinaan - bukan pelabelan. Karena berpusat
pada niat untuk membina, maka segala kegiatan asesmen yang digunakan fungsinya adalah untuk Apakah kegiatan yang
merancang kegiatan pembelajaran berikutnya yang lebih baik. Oleh karenanya, teknik asesmen dilakukan di PAUD sudah
yang disarankan adalah observasi atau unjuk kinerja bukan testing (tes lisan ataupun tertulis). mulai membangun
kesadaran bilangan melalui
Penetapan tujuan pembelajaran yang lebih tepat penggunaan objek konkret?
Bagi satuan pendidikan yang menerapkan KM, pada Fase A dalam mapel matematika, kemampuan Jika belum, guru PAUD
dasar yang perlu dibangun dimulai dari kesadaran membilang (number sense). Pemilihan kegiatan dapat mulai membuat
yang berfokus pada pengerjaan operasi hitung oleh peserta didik, menunjukkan guru belum kegiatan-kegiatan yang
memahami bahwa kemampuan berhitung adalah kemampuan yang lebih kompleks. Ada prasyarat menguatkan kemampuan
yang perlu dibangun terlebih dahulu, yaitu pemahaman mengenai konsep bilangan yang diawali numerasi secara mendasar,
dengan kemampuan kesadaran membilang. salah satunya dimulai dari
kesadaran bilangan.
Mari refleksikan bersama! Bagaimana mungkin anak mampu menghitung 3 + 8 jika ia belum
mampu memahami bahwa 3 = 3 objek, dan 8 = 8 objek?
Apa yang dapat kita pelajari dari kasus tersebut?
Mari kita simak bersama materi berikut untuk memahami salah satu keterampilan yang
diperlukan untuk menerapkan tiga target perubahan, yakni: melaksanakan asesmen awal
yang merupakan target perubahan kedua: sekolah berkenalan dengan peserta didiknya
dengan menerapkan asesmen awal.
01. 02. 03. 04.
Asesmen awal ini adalah kegiatan yang dirasa sangat utama dalam upaya memperlancar proses transisi anak
memasuki SD, baik anak yang melalui PAUD terlebih dahulu maupun yang tidak. Kegiatan ini membantu
pendidik mendapatkan gambaran kemampuan fondasi yang sudah dicapai oleh peserta didik maupun yang
masih perlu dikuatkan lagi di Fase A.
Data yang didapat dari hasil asesmen awal tersebut utamanya akan digunakan untuk merancang kegiatan
pembelajaran, tidak untuk menyeleksi peserta didik. Data tersebut juga akan membantu pendidik lebih
mengenal peserta didik sehingga dapat membangun kelas yang berpusat pada peserta didik, menentukan
strategi pengajaran, menentukan rutinitas yang paling sesuai dengan karakteristik kelas, dan menentukan
prioritas perhatian pendidik tentang perkembangan setiap peserta didik atau kelasnya.
Asesmen Awal Untuk Mengenal Peserta Didik Baru
1. Saat melakukan observasi, maka kita perlu memahami apa yang ingin
kita amati. Mengulas kembali isi sesi 2, yang perlu kita amati adalah
kepemilikan kemampuan fondasi di siswa kelas 1 SD, karena tidak
semua anak pernah mengalami PAUD.
2. Kemampuan fondasi merupakan kemampuan yang perlu dibina melalui
pembelajaran di PAUD dan SD kelas awal. Pembinaan kemampuan
dilakukan dengan mengikuti struktur kompetensi/mata pelajaran
yang digunakan di PAUD dan SD, serta dilaporkan di dalam laporan
hasil belajar dengan mengikuti struktur kompetensi/mata
pelajaran yang digunakan di PAUD dan SD.
3. Mari lihat salindia berikut untuk memahami bagaimana kemampuan
fondasi dapat dibangun melalui CP/KD dan Mata Pelajaran di PAUD
hingga SD:
Asesmen Awal Untuk Mengenal Peserta Didik Baru
Apa yang perlu diamati saat melakukan observasi ataupun penilaian kinerja?
Untuk mempermudah proses identifikasi, kementerian sudah menyusun contoh perilaku/kemampuan yang
teramati dari keenam aspek fondasi, seperti yang sudah kita lihat bersama-sama di modul 1. Butir-butir inilah yang
akan memandu proses pengambilan informasi sebagai bagian dari asesmen awal pembelajaran.
Mengenal nilai agama dan budi pekerti ● Mengenal konsep Tuhan YME dan mengetahui kegiatan ibadah sesuai
dengan agama atau kepercayaannya.
● Bersedia menjalin interaksi dengan teman sebayanya
Langkah 5 Langkah 4
Perlu diingat, lembar ini berupa contoh dan berfungsi sebagai alat bantu (bukan dokumen administratif).
Artinya, lembar dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan.
(15 menit)
Rekan PAUD Penggerak yang hebat, materi Asesmen Awal tadi adalah materi pada Modul 2.
Dengan mengikuti Alur Belajar yang sudah disusun di dalam Seri Pelatihan Mandiri Topik Transisi PAUD SD di PMM (dan
di bulan Juli akan ada diklat teknis LMS!), maka satuan Anda akan mampu menerapkan TIGA TARGET PERUBAHAN
1 Surat Edaran* ✔ ✔ ✔
5 Modul Pembelajaran dan ✔ ✔ ✔ (*) hanya tersedia pada Laman Transisi PAUD
Panduan Aksi Nyata ke SD yang Menyenangkan
Ragam alat bantu dapat diakses pada Laman Transisi PAUD ke SD
yang Menyenangkan dan Platform Merdeka Mengajar
s.id/transisipaudsd s.id/pmm-transisipaudsd
s.id/transisipaudsd s.id/pmm-transisipaudsd-2
Atau dengan menggunakan kode QR ini Atau dengan menggunakan kode QR ini
Mari Buka Gawai Anda dan .... 1.
Bersama akses Laman Transisi PAUD SD, dan unduh booklet advokasi. Bagikan pada rekan-rekan
Anda agar mereka mengetahui apa yang perlu disiapkan untuk penerapan Tiga Target Perubahan
pada tahun ajaran baru
Mari Buka Gawai Anda dan .... 1.
Bersama mengakses Seri Pelatihan Mandiri Transisi PAUD SD pada PMM, dan infokan pada rekan-rekan
Anda bahwa modul ini mendampingi guru agar dapat menerapkan tiga target perubahan
Satuan PAUD Penggerak perlu
melakukan pengimbasan ....
Ajak satuan PAUD pada komunitas belajar Anda untuk menggunakan alat bantu pembelajaran
transisi PAUD SD di PMM, dan melakukan Aksi Nyata.
Imbaskan juga pada satuan Sekolah Dasar di komunitas belajar PSP. Pastikan mereka sudah
menggunakan alat bantu pembelajaran transisi PAUD SD di PMM dan melakukan Aksi Nyata.
Dengan melakukan Aksi Nyata, maka satuan PAUD dan SD akan lebih siap menerapkan TIGA
TARGET PERUBAHAN pada tahun ajaran baru.
Kita akan sama-sama melihat SD dan PAUD menyiapkan ragam kegiatan untuk memudahkan
peserta didik baru beradaptasi, dan kita akan melihat proses pembelajaran di SD kelas awal
serupa dengan PAUD.
Kita juga akan melihat proses pembelajaran di SD dan PAUD efektif dalam membangun
kemampuan fondasi bagi anak - di manapun titik berangkat anak tersebut.
Satuan PAUD Penggerak tidak sendiri dalam mendukung
tercapainya Tiga Target Perubahan dimulai pada tahun ajaran
baru
Kementerian sudah:
TERIMA KASIH
atas kesediaan Anda mengambil peran aktif
untuk menyukseskan Transisi PAUD ke SD
yang Menyenangkan.