Anda di halaman 1dari 13

BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


REPUBLIK INDONESIA
2022

Modul 2
Bagaimana membangun lingkungan belajar
yang mendukung transisi PAUD-SD?
Materi 1.
Guru mengetahui indikator kinerja praktik
pembelajaran yang mendukung transisi PAUD-SD
Perjalanan belajar yang akan Bapak/Ibu lalui adalah sebagai berikut:

Materi 1 : Miskonsepsi Materi 1 : Identifikasi Materi 1 : Miskonsepsi


yang umum terjadi literasi dan numerasi pada
mengenai ‘makna kesiapan
praktik pembelajaran
PAUD-SD
bersekolah’ dan ‘proses yang sesuai untuk
anak usia dini Materi 2 : Memahami
MODUL 1 transisi PAUD- SD’
MODUL 2 MODUL 3 lingkup literasi pada
Materi 2 : Memahami Materi 2.1 : Masa dua PAUD-SD
hubungan antara Bagaimana minggu awal di tahun Bagaimana Materi 3 : Bagaimana
Mengapa penguatan transisi PAUD ajaran : Anak membangun kemampuan
SD serta kaitannya dengan membangun membangun
penguatan pemenuhan hak anak serta lingkungan
mengenal sekolah
kemampuan
literasi secara bertahap

transisi kesiapan bersekolah; belajar yang Materi 2.2 : Masa dua literasi numerasi Materi 4 : Memahami
minggu awal di tahun konsep dasar lingkup
PAUD-SD Materi 3 : memahami mendukung secara bertahap numerasi pada PAUD-SD
landasan prinsipil serta ajaran : sekolah
penting? kebijakan yang mendasari
transisi mengenal anak
sejak PAUD Materi 5 : Bagaimana
gerakan penguatan transisi PAUD-SD? dengan asesmen hingga SD? membangun kemampuan
PAUD-SD awal numerasi secara bertahap

Materi 1 : Asesmen Materi 1 : Memahami


untuk anak usia dini Materi 1 : Memiliki pentingnya membangun
kemampuan kemampuan fondasi pada
Materi 2 : Fungsi, PAUD hingga SD kelas
teknik dan instrumen MODUL 6 meramu tujuan MODUL 5 awal. MODUL 4
asesmen pembelajaran
Materi 2 :Memahami
Materi 3 : menyusun
Bagaimana Bagaimana kemampuan fondasi yang Bagaimana
laporan hasil belajar melaporkan Materi 2 :Kegiatan merencanakan perlu dibangun pada anak membangun
pembelajaran pembelajaran usia dini bersifat holistik. kemampuan
yang spesifik dan pembelajaran
mudah dipahami. yang yang mendukung yang Materi 3 : Memahami fondasi secara
menguatkan tujuan menguatkan bagaimana kemampuan holistik dan
Materi 4 : fondasi dapat dibangun
transisi transisi bertahap sejak
menginformasikan pembelajaran secara bertahap dan
hasil belajar secara PAUD-SD? PAUD-SD? berkesinambungan di PAUD hingga SD?
dialogis. PAUD dan SD.
Apa Perubahan yang ingin kita lihat di PAUD dan SD pada tahun ajaran 2023/2024?

Perubahan Pada Praktik Penguatan Transisi PAUD SD yang Berpihak pada Anak tercakup
Ke dalam 3 indikator kinerja sebagai berikut :
Indikator Indikator Kinerja 2 : Indikator Kinerja 3 :
Kinerja 1 : Masa Perkenalan di dua minggu pertama di Pelaksanaan pembelajaran
PPDB SD tahun ajaran baru (2023) di PAUD dan SD di PAUD dan SD

Tidak 1. Anak (serta orang tua) dengan 1. Memilih kegiatan pembelajaran yang
melakukan tes lingkungan belajarnya agar memberikan pengalaman
calistung dapat merasa nyaman dalam menyenangkan dan bermakna
berkegiatan (memastikan ketercapaian
2. Sekolah dengan anak melalui kemampuan fondasi)
kegiatan pembelajaran yang 2. Melaksanakan kegiatan asesmen di
bertujuan untuk mendapatkan kelas dengan teknik yang menguatkan
potret capaian siswa melalui sikap terhadap belajar yang positif
asesmen awal, dan digunakan (teknik yang digunakan tidak berupa
sebagai basis perancangan tes lisan dan tes tertulis)
kegiatan pembelajaran 3. Menyusun informasi mengenai
selanjutnya perkembangan anak yang penting
untuk diketahui oleh orang tua/wali
murid

Bagaimana bentuk praktik pembelajarannya? Mari kita perdalam di halaman berikutnya!

Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 1
Indikator praktik pembelajaran yang mendukung transisi PAUD-SD

PAUD Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 SD Kelas Awal

Masa transisi ini bukanlah masa yang mudah bagi anak, karena terdapat berbagai perbedaan tuntutan
antara di PAUD dengan SD. Peraturan dan kebijakan di SD berbeda dengan PAUD, sehingga anak dituntut
untuk dapat melakukan berbagai penyesuaian secara cepat dan tepat yang kemudian memunculkan tekanan
bagi anak. Lingkungan belajar yang mendukung penguatan transisi PAUD-SD adalah lingkungan belajar yang
mampu membangun jembatan yang layak agar anak didik dapat aman dan nyaman berjalan hingga
mencapai kesiapannya bersekolah.

Untuk dapat turut membangun jembatan, kita perlu satu persepsi dan satu visi mengenai apa yang
dimaksud dengan praktik pembelajaran yang menguatkan transisi PAUD-SD. Untuk mencapai hal
tersebut, kita telah menganalisa tiga kasus, yang harapannya akan semakin menguatkan
pemahaman kita bersama. Mari masuk ke pembahasan!

Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 2
Refleksi Kasus 1
Melakukan Pendekatan Pembelajaran yang
Menyenangkan dan Bermakna

Jika merujuk Apa yang menyebabkan Ara (tokoh dalam Apa yang Anda atau rekan Anda lakukan ketika
pada enam kasus) mogok sekolah? menghadapi situasi tersebut?
aspek
kemampuan Ara mogok sekolah dan menghindar ketika Yang seharusnya diberikan pada Ara adalah
fondasi (yang bertemu atau mendengar kata “membaca”’. dukungan afektif, seperti:
sudah dibahas Sepulang sekolah, Ara pun menangis dan
pada modul 1), menolak untuk ke sekolah. Hal ini terjadi sejak 1. Motivasi bahwa Ara pasti akan bisa
aspek Ara diberikan tugas membaca, kemampuan yang nantinya apabila Ara lebih berusaha.
kemampuan masih sulit untuk ia kuasai. Ketika berusaha Pemberian motivasi ini akan membangun
yang perlu membaca, guru kelas Ara mengatakan ‘Kok “growth mindset”. Hal yang utama dan perlu
dikembangkan begitu saja tidak bisa?’. dibangun adalah penghargaan anak
dalam kasus terhadap usahanya sendiri, adanya
Ara adalah : Pemilihan kegiatan (penugasan membaca) juga keinginan untuk menjadi lebih baik, serta
Pemaknaan tidak tepat. Hal ini karena anak yang belum berusaha kembali ketika belum berhasil.
terhadap mampu membaca, tentunya akan kesulitan Komentar yang lebih tepat adalah, “Belum
belajar yang memahami mengapa dan bagaimana cara bisa ya? Tidak apa Ara, nanti Ibu/Bapak
positif mengolah simbol-simbol huruf yang dilihat. temani ya hingga Ara bisa. Sekarang, Ara
Kondisi ini bukan #bermain yang bermakna. coba lingkari saja huruf yang Ara sudah
kenal ya..

2. Perhatian Lebih: Guru memberikan


perhatian lebih kepada Ara

Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 3
Refleksi Kasus 1
Melakukan Pendekatan Pembelajaran yang
Menyenangkan dan Bermakna

Refleksi Guru SD Refleksi Guru PAUD.


Apa yang perlu disiapkan oleh Anda sebagai guru
Bagaimana seharusnya Anda sebagai guru SD
PAUD?
menghadapi situasi tersebut?
Pembelajaran di PAUD membangun kemampuan
1.Pemilihan kegiatan lebih tepat. Guru memberikan
literasi anak
tugas membaca untuk mengetahui kemampuan awal
Dengan asumsi Ara pernah melalui PAUD,Berkaca dari
peserta didik, dan menggunakan temuannya sebagai
kemampuan awal Ara saat ini di SD, guru PAUD dapat
informasi untuk merancang kegiatan pembelajaran
merefleksikan,
selanjutnya agar setiap anak dapat membaca.
“Apakah kegiatan belajar di PAUD sudah mengajak Ara
2.Interaksi dengan peserta didik yang lebih positif.
untuk kenal dengan konsep keaksaraan? Apakah sudah
Dalam STPPA, salah satu capaian perkembangan yang
memanfaatkan pojok baca untuk membantu Ara lebih
perlu dimiliki anak adalah “mengenali serta menghargai
familiar dengan buku bacaan? Apakah sudah pernah ada
kebiasaan dan aturan yang berlaku, serta memiliki rasa
kegiatan seperti membaca nyaring, untuk mengenalkan
senang terhadap belajar, menghargai usahanya sendiri
anak dengan bunyi fonem dan kosakata baru?”
untuk menjadi lebih baik, dan memiliki keinginan untuk
berusaha kembali ketika belum berhasil”. Selaras dengan Setidaknya, melalui contoh kegiatan-kegiatan ini Ara
hal tersebut, salah satu kemampuan fondasi yang perlu maupun anak lainnya dapat terbantu untuk dapat
dibangun adalah “pemaknaan terhadap belajar yang memiliki kemampuan fondasi yang lebih ajeg dan kokoh
positif”. saat menjalani kegiatan pembelajaran di SD.

Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 4
Refleksi Kasus 2
Membina kemampuan fondasi melalui
pemilihan muatan pembelajaran

Jika merujuk pada Mengapa Ical bersikap demikian? Apa yang Anda atau rekan Anda lakukan ketika
enam aspek Ical dapat dikatakan masih belum memiliki kemampuan menghadapi situasi tersebut?
kemampuan untuk mengelola emosinya. Ia masih cenderung ingin
fondasi (yang semua keinginannya terpenuhi. Terlihat pula bahwa ia 1. Merancang kegiatan pembiasaan di kelas untuk
sudah dibahas masih perlu pendampingan agar dapat memiliki membangun pemahaman dan keterampilan Ical
pada modul 1), kemampuan sosial untuk berinteraksi dengan teman untuk mengelola emosinya serta menghargai
aspek sebayanya temannya. Guru SD Ical dapat membangun
kemampuan yang pemahaman Ical mengenai konsep “aturan”. Ical
perlu Apakah respon guru sudah tepat? perlu memahami bahwa dirinya sedang berada di
dikembangkan sekolah, dan di sekolah ada aturan yang perlu diikuti
dalam kasus Ical Cara guru memaknai kesiapan bersekolah kurang tepat untuk kepentingan bersama. Hal ini selaras dengan
adalah yang menyimpulkan dari perilaku Ical bahwa ia belum siap salah satu capaian di STPPA: “mengenali serta
kematangan untuk bersekolah. Guru SD Ical perlu memahami bahwa, menghargai kebiasaan dan aturan yang berlaku,
emosi. serta memiliki rasa senang terhadap belajar,
Ical mengalami a. Fungsi dari layanan dasar adalah membina setiap menghargai usahanya sendiri untuk menjadi lebih
tantangan dalam peserta didiknya agar memiliki kemampuan fondasi baik, dan memiliki keinginan untuk berusaha kembali
berinteraksi yang menjadikannya siap bersekolah ketika belum berhasil.
secara sehat
b. Setiap anak memiliki laju perkembangan, dan 2. Guru SD Ical juga perlu membangun kematangan
dengan teman
kesempatan belajar yang berbeda-beda. Belum emosi Ical, sehingga mampu berkegiatan di
sebayanya.
tentu Ical sudah pernah berpartisipasi di PAUD. lingkungan belajar”
Walaupun sudah berpartisipasi di PAUD-pun,
kemampuan mengelola emosi perlu didukung tidak
hanya dari sekolah, tetapi juga dari dari rumah.

Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 5
Refleksi Kasus 2
Membina kemampuan fondasi melalui
pemilihan muatan pembelajaran

Refleksi Guru SD Refleksi Guru PAUD.

Bagaimana seharusnya Anda sebagai guru SD menghadapi Apa yang perlu disiapkan oleh Anda sebagai guru PAUD?
situasi tersebut?
1. Membangun kebiasaan di kelas (anak memahami
1.Membangun kebiasaan di kelas (anak memahami adanya adanya aturan di kelas yang dibangun melalui
aturan di kelas yang dibangun melalui kesepakatan bersama, kesepakatan bersama, dan tujuannya agar suasana
dan tujuannya agar suasana kelas nyaman bagi semua). Penting kelas nyaman bagi semua). Penting untuk diperhatikan
untuk diperhatikan bahwa penanaman ini perlu dilakukan bahwa penanaman ini perlu dilakukan dengan
dengan pembiasaan karena sifatnya adalah membangun pembiasaan karena sifatnya adalah membangun
kebiasaan dan pemahaman. kebiasaan dan pemahaman.

2.Mengelola emosi berbasis disiplin positif: Perhatikan keamanan 2. Mengelola emosi berbasis disiplin positif: Perhatikan
anak terlebih dahulu; ajak anak untuk menarik napas dalam; keamanan anak terlebih dahulu; ajak anak untuk
dampingi anak untuk mengemukakan penyebab emosinya; menarik napas dalam; dampingi anak untuk
jelaskan kepada Ical mengapa perilakunya kurang baik; berikan mengemukakan penyebab emosinya.
pilihan perilaku yang dapat dilakukan selain mendorong teman
3. Bagi satuan PAUD yang menerapkan KM, kemampuan
untuk memahami aturan yang berlaku tertuang di
dalam elemen Jati Diri: “Anak menyesuaikan diri dengan
lingkungan, aturan, dan norma yang berlaku”; serta
“anak mampu meregulasi emosinya”

Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 6
Refleksi Kasus 3

Melakukan asesmen yang otentik

Jika merujuk Apa yang menyebabkan penurunan semangat Apa yang Anda atau rekan Anda lakukan ketika
pada enam belajar Cita? menghadapi situasi tersebut?
aspek
kemampuan Penerapan asesmen kurang sesuai untuk anak 1. Memerhatikan teknik asesmen yang
fondasi (yang usia dini. digunakan
sudah dibahas Teknik asesmen yang digunakan oleh guru Cita
pada modul 1), Cita terlihat masih berada dalam proses belajar adalah tes tertulis. Testing (lisan ataupun
aspek kesadaran bilangan. Hal ini menjadikan ia tertulis) tidak dapat digunakan karena
kemampuan kesulitan mengerjakan soal hitungan yang lebih berpotensi menimbulkan rasa stress pada
yang perlu dominan penjumlahan bilangan. Alhasil, dari anak, serta bukan merupakan bentuk asesmen
dikembangkan kesepuluh soal, Cita hanya mampu menjawab tiga autentik.
dalam kasus Cita soal. Oleh sebab itu ia mendapat nilai merah. Cita
adalah pun merasa malu, merasa dirinya tidak mampu 2. Memerhatikan pengolahan hasil asesmen
kematangan dan tidak bersemangat untuk belajar. Hasil dari asesmen diolah oleh guru ke dalam
kognitif bentuk kuantitatif (atau nilai) yang lalu
diberikan kepada anak. Hasil asesmen
seharusnya digunakan untuk memberi
informasi kepada guru tentang capaian anak
yang tujuannya agar dapat digunakan untuk
merancang kegiatan selanjutnya.

Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 7
Refleksi Kasus 3

Melakukan asesmen yang otentik

Refleksi Guru SD Refleksi Guru PAUD.


Bagaimana seharusnya Anda sebagai guru SD menghadapi situasi Apa yang perlu disiapkan oleh Anda
tersebut? sebagai guru PAUD?

1. Merancang kegiatan asesmen yang sesuai bagi anak usia dini. Membangun kemampuan
Kegiatan asesmen yang disarankan untuk anak usia dini harus numerasi sejak dini.
mempertimbangkan pengalaman anak yang positif terhadap kegiatan
tersebut dan sedapat mungkin pengambilan data dilakukan secara Melihat kasus yang dialami Cita, mari
autentik (alami).Oleh karenanya, teknik asesmen yang disarankan adalah kita refleksikan bersama. Apakah
observasi atau unjuk kinerja BUKAN testing (tes lisan atau pun tertulis). kegiatan yang dilakukan di PAUD
sudah mulai membangun kesadaran
2. Penetapan tujuan pembelajaran yang lebih tepat. Bagi satuan bilangan melalui penggunaan objek
pendidikan yang menerapkan KM, pada Fase A dalam mapel matematika, konkret? Jika belum, guru PAUD dapat
kemampuan dasar yang perlu dibangun dimulai dari kesadaran mulai membuat kegiatan-kegiatan
membilang (“number sense”). Pemilihan kegiatan yang berfokus pada yang menguatkan kemampuan
pengerjaan operasi hitung oleh peserta didik, menunjukkan guru belum numerasi secara mendasar, salah
memahami bahwa kemampuan berhitung adalah kemampuan yang lebih satunya dimulai dari kesadaran
kompleks. Ada prasyarat yang perlu dibangun terlebih dahulu, yaitu bilangan.
pemahaman mengenai konsep bilangan yang diawali dengan
kemampuan kesadaran membilang.

Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 8
Tiga studi kasus tersebut membantu kita memahami bentuk
praktik pembelajaran yang mendukung transisi PAUD-SD yang
ditandai dengan 3 indikator di bawah ini

PAUD
Melakukan Membina Melakukan SD Kelas Awal
Pendekatan kemampuan asesmen yang
Pembelajaran fondasi otentik
yang melalui
Menyenang- pemilihan
kan dan muatan
Bermakna pembelajaran

Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 9
Instruksi Pengerjaan :
1. Bacalah dengan seksama teks yang ada dalam kotak berwarna kuning dan hijau
2. Kotak berwarna kuning bertuliskan praktik pembelajaran dan hijau bertuliskan contoh implementasinya
3. Jodohkanlah praktik pembelajaran dan contoh implementasinya secara tepat

Melakukan Pendekatan Contoh :


Pembelajaran yang 1. Teknik asesmen yang disarankan adalah observasi atau unjuk
Menyenangkan dan
1 a kinerja
Bermakna 2. Pengolahan hasil asesmen yang fungsinya bukan untuk pelabelan
Pelaksanaan pembelajaran

namun untuk merancang kegiatan pembelajaran berikutnya


Indikator Kinerja 3 :

di PAUD dan SD

Membina kemampuan Contoh :


fondasi melalui 1. Melakukan kegiatan literasi berupa pengadaan pojok baca untuk
pemilihan muatan
2 b membuat anak familiar dengan buku/membaca nyaring agar anak
pembelajaran familiar dengan bunyi fonem dan kosakata baru
2. Melakukan interaksi positif yang membangun “growth mindset”

Contoh :
1. Membangun konsep dan pemahaman akan setiap ketrampilan
Melakukan asesmen
3 c yang sesuai dengan elemen pembelaajran/STPPA
yang otentik 2. Merancang kegiatan pembiasaan di kelas untuk membangun
pemahaman dan keterampilan sesuai dengan elemen
pembelajaran/STTPA

Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 10
Perubahan Pada Praktik Penguatan Transisi PAUD SD yang Berpihak pada Anak

Indikator Indikator Kinerja 2 : Indikator Kinerja 3 :


Kinerja 1 : Masa Perkenalan di dua minggu pertama di Pelaksanaan pembelajaran
PPDB SD tahun ajaran baru (2023) di PAUD dan SD di PAUD dan SD

Tidak 1. Anak (serta orang tua) dengan 1. Memilih kegiatan pembelajaran yang
melakukan tes lingkungan belajarnya agar memberikan pengalaman
calistung dapat merasa nyaman dalam menyenangkan dan bermakna
berkegiatan (memastikan ketercapaian
2. Sekolah dengan anak melalui kemampuan fondasi)
kegiatan pembelajaran yang 2. Melaksanakan kegiatan asesmen di
bertujuan untuk mendapatkan kelas dengan teknik yang menguatkan
potret capaian siswa melalui sikap terhadap belajar yang positif
asesmen awal, dan digunakan (teknik yang digunakan tidak berupa
sebagai basis perancangan tes lisan dan tes tertulis)
kegiatan pembelajaran 3. Menyusun informasi mengenai
selanjutnya perkembangan anak yang penting
untuk diketahui oleh orang tua/wali
murid

Bagaimana bentuk praktik masa perkenalan dua minggu pertama di tahun ajaran baru? Mari kita belajar
bersama di subtopik selanjutnya!

Modul 2. Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD-SD? | Materi 1 11

Anda mungkin juga menyukai