Atom merupakan partikel paling kecil yang memiliki sifat unsur. Jari-jari suatu atom sekitar 3 – 15
nm (1 nm = 10-9 meter). Saat ini atom telah dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop STM
(Scanning Tunneling Microscope) dan AFM (Atomic Force Microscope) sehingga sifat dan
karakteristik dari bentuk atom dapat diamati dengan lebih jelas. Gejala yang ditimbulkan atom dapat
dipelajari, seperti warna nyala, difraksi, sifat listrik, sifat magnet, dan gejala lainnya.
Teori atom pertama kali dikemukakan oleh John Dalton pada tahun 1803, yaitu atom adalah partikel
terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. Kemudian ternyata atom terdiri dari partikel-partikel yang lebih
kecil lagi yaitu proton, elektron, dan neutron. Partikel pembentuk atom ini disebut dengan partikel
sub atom. Model atom terus berkembang mulai dari model atom Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr,
hingga model atom modern yang kita gunakan sekarang.
Peristiwa tersebut membuktikan bahwa penggaris memiliki sifat listrik, karena penggaris merupakan
materi yang tersusun atas atom-atom. Dengan demikian dapat disimpulkan pula bahwa atom
memiliki sifat listrik. Penyelidikan mengenai sifat kelistrikan atom telah dilakukan selama bertahun-
tahun oleh beberapa ahli, di antaranya J.J. TThompson, Eugen Goldstein, Rutherford, dan Bathe &
Becker.
1. Elektron
Sir William Crookes (1879) melakukan percobaan sinar katode. Dalam percobaannya, Crookes
menggunakan alat yang disebut tabung sinar katode atau disebut juga tabung Crookes.
Jika tabung sinar katode dihubungkan dengan sumber arus searah tegangan tinggi maka katode akan
memancarkan berkas sinar menuju anode. Sinar itu dinamakan sinar katode. George Johnstone
Stoney (1891) mengusulkan nama sinar katode dengan “elektron”.
Joseph John Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes dan menemukan bahwa
sinar katode dapat dibelokkan ke arah kutub positif medan listrik. Hal ini membuktikan terdapat
partikel bermuatan negatif dalam suatu atom.
Pembelokan
sinar katode oleh medan listrik
Besarnya muatan dalam elektron ditemukan oleh Robert Andrew Milikan (1908) melalui percobaan
tetes minyak Milikan. Dari hasil Milikan dan Thomson diperoleh muatan elektron -1 dan massa
elektron 0.
2. Proton
Jika massa elektron itu 0 (nol), bagaimana mungkin partikel materi dapat memiliki massa jika hanya
terdapat elektron saja? Selain itu, jika muatan elektron itu -1, bagaimana mungkin atom bersifat
netral jika hanya ada elektron saja?
Setelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitian penembakan
lempeng tipis emas (lihat gambar disamping). Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif
dan negatif, seharusnya sinar alfa yang ditembakkan tidak ada yang menembus lempeng sehingga
muncullah istilah “inti atom”. Ernest Rutherford dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden
(1911) menemukan konsep inti atom didukung oleh penemuan Sinar X oleh WC. Rontgen (1895)
dan penemuan zat radioaktif (1896).
4. Neutron
Hasil percobaan Rutherford pada penelitian penembakan lempeng emas di atas menyatakan bahwa
atom tersusun dari inti atom bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan negatif,
sehingga atom bersifat netral. Massa inti atom tidak seimbangdengan massa proton yang ada di
dalam inti atom. Sehingga dapat diprediksi ada partikel lain dalam inti atom. Prediksi tersebut
memacu W. Bothe dan H. Becker (1930) melakukan eksperimen penembakan partikel alfa pada inti
atom berilium (Be) dan dihasilkan radiasi partikel berdaya tembus tinggi. Eksperimen ini dilanjutkan
oleh James Chadwick (1932). Ternyata partikel yang menimbulkan radiasi tersebut bersifat netral
dan massanya hampir sama dengan proton. Partikel ini disebut “neutron”.
https://www.anashir.com/kimia/pengertian-atom-dan-partikel-penyusunnya/
Kalian pernah liat kapur? Pernah gak si kalian iseng patah in kapur tulis
itu jadi beberapa bagian, bahkan sampai ke kondisi dimana kapur
tersebut udah gak bisa dibagi lagi, nah inilah yang dinamakan atom,
yaitu kondisi terkecil dan tidak bisa terbagi lagi namun setiap bagian
kecil sekalipun tetap memiliki sifat yang sama. Kenapa bisa dibilang
sifatnya sama? Karena ketika kalian mematahkan kapur menjadi 2, maka
akan menjadi 2 kapur, dimana keduanya memiliki sifat dan partikel dasar
yang sama bukan? Partikel dasar atom itulah yang dinamakan struktur
atom.
Dalam artikel ini kita akan bahas mengenai struktur atom, yang artinya
kita bakal bahas struktur dasar dari bagian terkecil yang mungkin kita
gak bisa liat dengan mata telanjang strukturnya. Selain itu dalam artikel
ini juga akan membahas mengenai nomor atom dan nomor massa,
isotop, isobar, isoton, dan juga susunan elektron dalam atom.
Sebagai partikel dasar atom, atom terdiri atas Proton, Elektron, dan
Neutron, dimana proton merupakan atom bermuatan positif (+), elektron
atom bermuatan negatif (-), dan Neutron merupakan atom tidak
bermuatan atau bersifat netral.
Pada umumnya atom terdiri dari ruang hampa yang didalamnya terdapat
inti dimana massa dan muatan positifnya (+) berada di inti atom dan
dikelilingi oleh elektron-elektron yang bermuatan negatif (-), sedangkan
untuk inti atom terdiri dari proton dan neutron. Jumlah proton didalam
inti atom inilah yang nantinya menentukan muatan inti atom, dan massa
inti atom ditentukan oleh banyaknya jumlah proton dan neutron.
Elektron
Proton
Neutron
berikut
Dimana,
Nomor atom (Z) merupakan jumlah proton (muatan positif) atau jumah
elektron dalam atom. Oleh karena atom bersifat netral maka jumlah
proton = jumlah elektronnya, sehingga nomor atom juga menunjukkan
jumlah elektronnya, dan nantinya merupakan hal yang menentukan sifat
suatu unsur.
Nomor massa (A) merupakan jumlah proton dan neutron. Nomor massa
menyatakan banyaknya proton dan neutron yang menyusun inti atom
suatu unsur.
Nomor Massa (A) = Jumlah Proton + Jumlah Neutron
Setelah memahami penulisan dan lambang dari nomor atom dan nomor
massa, ternyata ada juga unsur yang memiliki nomor atom yang berbeda
meskipun memiliki nomor massa yang sama dan sebaliknya, oleh
karena itu ada istilah Isotop, Isobar, dan Isoton.
Konfigurasi Elektron
Contoh,
Dan seterusnya.
Contoh Soal
Jawaban
(Br) = 2. 8. 18. 7
Elektron Valensi
Contoh Soal
Jawaban
(Na) = 2. 8. 1
Sehingga
Jumlah kulit Na = 3
Kulit terluar Na = M
Elektron valensi = 1
https://www.zenius.net/blog/materi-kimia-struktur-atom
https://www.gurupendidikan.co.id/partikel-penyusun-atom/
Penulisan lambang atom unsur menyertakan nomor atom dan nomor massa yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
A= Nomor Massa
Z = Nomor Atom
X = Lambang Unsur
Contoh Soal
Tentukan Jumlah proton, elektron dan neutron dari unsur berikut:
Penyelesaian:
Unsur K (kalium) tersebut memiliki nomor massa dan nomor atom sebagai berikut:
A = 39
Z = 19
Maka:
= 39 – 19
= 20
Alat tersebut bukan merupakan sebuah neraca, tetapi alat khusus hasil
rekayasa teknologi yang digunakan untuk mengetahui massa partikel yang
sangat kecil. Massa pada atom inilah yang dikenal sebagai massa atom
relatif.
1 sma = 1,660539×10-24gram
Massa atom relatif ditulis dengan notasi Ar dan dirumuskan sebagai berikut.
Isotop yaitu sekumpulan atom yang memiliki kesamaan nomor atom, tetapi
nomor massanya berbeda. Keadaan ini disebabkan karena perbedaan
jumlah neutron. Contoh deretan isotop adalah C612,C613, dan C614.
Atom di atas merupakan atom karbon (Z=6) dengan 6 neutron dan 6 proton.
Namun ketersediaannya di alam hanya 98,89%. Itu artinya, sisa 1,11% atom
memiliki neutron sebanyak 7 (A=13) dan neutron sebanyak 8 (A=14).
Akibatnya, atom karbon memiliki 3 isotop yaitu 12C, 13C, dan 14C.
Unsur-unsur yang ada di alam semesta ini merupakan gabungan dari banyak
isotop, dapat dianalogikan seperti seseorang yang kembar namun tidak
seiras. Keduanya memiliki nama yang sama namun berbeda massanya.
Penyelesaian :
2. Isoton
Isoton merupakan suatu atom yang memiliki jumlah neutron yang sama
dengan atom lain. Contoh isoton yaitu Hidrogen dan Helium yang memiliki 2
neutron, Karbon dan Nitrogen yang memiliki 7 neutron, dan lain sebagainya.
Contoh deretan isoton adalah P1531 dan S1632. Dapat diamati jika keduanya
dicari jumlah neutronnya maka akan sama jumlahnya yaitu 16.
3. Isobar
Kalian dapat amati dari 2 contoh isobar di atas. Keduanya memiliki nomor
massa yang sama, tetapi berbeda jenis unsur dan nomor atomnya.
Sudah tentu jawabannya adalah 3 partikel subatomik yaitu proton, neutron, dan elektron. Dimana
proton dan neutron membentuk inti atom bermuatan positif dan elektron bergerak mengelilingi
inti tersebut dikarenakan adanya gaya elektromagnetik.
Apakah Atom Memiliki Massa, Bukankah Ukurannya Sangat Kecil?
Tentu atom memiliki massa. Karena ukurannya yang sangat kecil, massa atom dikenal sebagai
massa relatif atom. Massa ini dapat diukur menggunakan alat bernama spektrometer.
Apakah Massa Atom Relatif dan Massa Rata-Rata Itu Sama?
Kalian mungkin awalnya menganggap massa atom relatif dan massa rata-rata sekilas sama.
Namun keduanya sebenarnya memiliki perbedaan. Perbedaannya yaitu jika massa rata-rata atom
dihitung dari ketersediaan atom di alam, massa atom relatif adalah perbandingan massa rata-rata
dengan massa ½ massa 1 atom C-12.
https://www.indonesiacollege.co.id/pengertian-perkembangan-dan-ragam-penemu-teori-atom/
Perkembangan Teori Atom
Perkembangan teori atom dilakukan untuk menyempurnakan teori sebelumnya. Pada tahun 1800
mulai ditemukan beberapa penemuan yang terkait dengan teori atom yang baru. Terdapat
beberapa perkembangan yang berhubungan dengan teori ini, salah satunya adalah teori ini
dikembangkan oleh beberapa tokoh yang berbeda.
Tokoh-tokoh pada perkembangan teori atom memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Berikut
tokoh-tokoh yang ada dalam perkembangan teori atom.
Tokoh pertama yang mengawali perkembangan teori atom ialah John dalton. Ia menyatakan
pendapatnya tentang atom pada tahun 1803. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum,
yaitu hukum Lavoisier atau hukum kekekalan massa dan hukum Proust atau hukum susunan
tetap.
Kemunculan teori atom Dalton membangkitkan rasa keingintahuan terkait dengan penelitian
beragam jenis atom.
Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur-unsur dan tidak dapat dibagi lagi.
Atom-atom sejenis mempunyai sifat yang sama, sedangkan atom-atom dengan unsur tidak
sejenis memiliki sifat yang berbeda.
Dalam reaksi kimia, terjadi penggabungan atau pemisahan atom.
Atom dapat bergabung dengan atom lainnya untuk membentuk molekul dengan
perbandingan bulat dan sederhana.
Teori atom Dalton memiliki beberapa kekurangan di antaranya:
Meskipun teori atom milik John Dalton masih mempunyai kekurangan, tetapi Dalton merupakan
bapak pencetus teori atom modern. Dan yang lebih penting lagi, teori atom Dalton mampu
menjelaskan hukum kekekalan massa Lavoisier (massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama)
dan hukum perbandingan tetap Proust (perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa
adalah tetap dan tertentu).
Setelah teori atom Dalton, tokoh perkembangan teori atom selanjutnya adalah teori atom
Thomson. Dalam perkembangannya, Thomson memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada
pada teori atom Dalton.
Pada tahun 1897, Thomson menemukan partikel yang bermuatan negatif dan disebut dengan
elektron. Elektron merupakan penemuan yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan teori
atom sebelumnya.
Teori atom Thomson berawal dari penemuan tabung katode oleh William Crookes. Dari
penelitian yang sudah dilakukan Crookes, Thomson mengembangkan penelitiannya tentang sinar
katode di Laboratorium Cavendish. Setelah selesai dan mendapatkan hasil dari penelitian yang
dilakukan, Thomson menemukan bahwa sinar katode adalah sebuah partikel.
Hal ini disebabkan karena sinar katode mampu memutar baling-baling yang diletakkan antara
katode dan anode. Setelah mengetahui hal itu, Thomson menyatakan bahwa sinar katode
termasuk ke dalam partikel penyusun atom (partikel subatom) yang memiliki muatan negatif dan
sekarang disebut dengan elektron.
Partikel yang bermuatan negatif atau elektron inilah yang akan memuat isi dari teori atom
Thomson. Isi dari teori atom yang dimiliki oleh Thomson adalah sebuah bola pejal atau bola
biliar yang bermuatan positif yang memuat beberapa partikel bermuatan negatif atau elektron.
Elektron-elektron ini akan tersebar pada bola seperti kismis pada roti.
Teori atom Thomson bisa disebut dengan sebutan teori roti kismis. Dinamakan teori roti kismis
karena muatan negatifnya atau elektron (kismis) mengelilingi atom yang bermuatan positif (roti).
Secara garis besar teori atom J.J Thomson dapat disimpulkan menjadi beberapa garis besar.
Berikut inti dari teori atom Thomson.
Teori atom Thomson tidak bisa menjelaskan bagaimana susunan muatan positif dan jumlah
elektron yang ada di dalam bola.
Inti atom tidak dapat dijelaskan.
Teori yang dikembangkan oleh Thomson sayangnya tidak dikembangkan lagi. Penyebab tidak
dikembangkan teori ini adalah di kemudian hari teori atom ini ditemukan ketidakcocokkan
dengan hasil percobaan Ernest Rutehrfood. Penelitian yang dilakukan Rutherford dapat
membuktikan bahwa pada seluruh bagian atom, muatan positif atom tidak tersebar secara merata.
Penelitian Rutherford mengungkapkan bahwa atom muatan positif yang tidak tersebar merata
berpusat di bagian tengah atom yang sekarang disebut dengan inti atom.
Teori atom selanjutnya adalah teori dari Ernest Rutherford. Rutherford lahir di Selandia Baru dan
berkebangsaan Inggris. Ia adalah murid sekaligus partner dari Thomson. Meskipun Rutherford
seorang murid dari Thomson, tetapi ia mengembangkan teori atom dan memperbaiki teori milik
gurunya yaitu Thomson.
Rutherford dan kedua asistennya menemukan inti atom pada tahun 1910. Inti atom memiliki jari-
jari yang lebih kecil dari jari-jari atomnya. Teori yang ditemukan oleh Rutherford berasal dari
eksperimen penembakan inti atom lempengan emas dengan partikel alfa (sebuah partikel dengan
massa empat kali massa atom hidrogen dan muatan positif sebesar dua kali muatan elektron).
Eksperimen ini dinamakan Geiger-Marsden. Penamaan eksperimen ini diambil dari dua murid
Rutherford yaitu Hans Geiger dan Ernest Marsden).
Dari hasil percobaan yang dilakukan, Rutherford berharap semua partikel alfa menembus lurus
lempengan emas. Namun, harapan itu tidak sesuai dengan kenyataan sehingga fakta yang
diperoleh bahwa ada partikel alfa yang dibelokkan antara 900 sampai 1800.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, Rutherford memiliki kesimpulan bahwa inti atom
yang terkena partikel alfa maka akan terjadi tumbukan yang menyebabkan pembelokan atau
pemantulan partikel alfa. Penyebab terjadinya hal itu adalah massa dan muatan atom terpusat
pada inti (nukleus). Dengan demikian, Rutherford berpendapat bahwa muatan inti atom sama
dengan massa atom dalam sma (satuan massa atom).
Dari hasil percobaan ini, maka dapat dipastikan teori atom Rutherford menggugurkan teori atom
Thomson. Hal yang menyebabkan gugurnya teori atom Thomson gugur adalah Rutherford
menemukan inti atom yang ada di dalam atom, inti atom ini memiliki muatan positif yang
menjadi pusat, massa, dan dikelilingi oleh awan elektron bermuatan negatif atau bisa dikatakan
seperti bentuk tata surya.
Berikut beberapa inti atau garis besar dari teori atom Rutherford.
Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron-elektron yang
bermuatan nehatif seperti model tata surya.
Atom bersifat netral karena muatan positif sebanding dengan muatan negatif.
Selama mengitari inti, gaya sentripetal pada elektron terbentuk oleh gaya tarik menarik
antara elektron dengan gaya inti atom (gaya Coulomb).
Sebagian besar volume atom adalah ruang kosong (bukan pejal). Hal itu disebabkan oleh
Jari-jari inti atom jauh lebih kecil dari jari-jari atom.
Meskipun teori atom Rutherford sudah menggugurkan gagasan teori atom Thomson, tetapi teori
Rutherford masih memiliki kekurangan, yaitu.
Teori atom ini tidak bisa mendeskripsikan cara rotasi dari inti atom dan letak dari elektron.
Teori atom ini tidak bisa mendeskripsikan spektrum garis yang ada pada atom hidrogen.
Energi atom menjadi tidak stabil karena elektron yang bergerak akan memancarkan energi.
Setelah teori Rutherford sudah mulai tersebar dan digunakan, para ilmuwan sepakat bahwa
sebuah atom terdiri dari elektron dan inti atom. Teori atom Bohr berawal dari kelemahan teori
atom Rutherford. Kelemahan itu adalah lintasan elektron yang disampaikan Rutherford belum
sempurna untuk menjelaskan struktur suatu atom karena dianggap bertentangan dengan teori
elektrodinamika klasik Maxwell.
Dari kelemahan itulah maka Bohr berusaha mengembangkan dan menyempurnakan teori atom
Rutherford dengan menggunakan model atom nuklir Rutherford dan teori kuantum Planck dan
mengajukan teori atom yang saat ini dikenal dengan sebutan Teori Atom Bohr.
Bentuk dari teori atom Bohr bisa dikatakan seperti peredaran planet saat mengitari tata surya.
Eksperimen yang dilakukan Bohr menghasilkan elektron-elektron yang mengelilingi inti atom
yang terdiri dari Proton dan Neutron dan di lintasan-lintasan tertentu disebut dengan kulit
elektron atau tingkat energi. Setelah mengelilingi inti atom, elektron itu bisa berpindah dari satu
kulit ke kulit lainnya dengan penyerapan atau pemancaran dari beberapa energi tertentu.
Beberapa ahli mengatakan teori ini dengan sebutan Teori Atom Rutherford-Bohr. Penamaan ini
terjadi karena model atom Bohr merupakan modifikasi dari model atom Rutherford.
Inti dari teori atom Bohr dapat disimpulkan menjadi empat inti, yaitu
Teori atom ini tidak dapat menerangkan spektrum atom yang lebih besar daripada hidrogen.
Teori atom ini tidak bisa menjelaskan efek Zeeman.
Pengembangan teori atom modern berdasarkan hipotesis de Broglie. Menurut Louis de Broglie,
berlaku sifat dualisme pada elektron, yaitu elektron bukan hanya sekadar sebagai partikel, tetapi
juga sebagai gelombang. Dengan kata lain, elektron akan bergerak seperti gelombang dan
memiliki lintasan yang juga merupakan gelombang.
Bukan hanya Schrödinger yang mengembangkan teori atom modern, tetapi ada peneliti yang
bernama Werner Heisenberg. Heisenberg dan Schrödinger bekerja sama untuk mengembangkan
teori atom modern. Teori yang sudah dikembangkan oleh dua peneliti ini saat ini disebut
dengan teori atom mekanika kuantum.
Jika penelitian yang dilakukan Schrödinger berdasarkan hipotesis de Broglie maka penelitian
Heisenberg berdasarkan pada asas ketidakpastian Werner Heisenberg. Dari asas ini Heisenberg
menyimpulkan bahwa terdapat suatu keterbatasan dalam menentukan posisi dan momentum
elektron.
Teori atom mekanika kuantum bisa dikatakan sebagai teori paling mutakhir dari beberapa teori
atom yang sudah dikembangkan.
Kesimpulan
Partikel-partikel kecil yang menyusun materi kali pertama ditemukan oleh dua orang ahli filsafat
Yunani yaitu Leucippus dan Democritus sekitar 450 tahun sebelum masehi. Dua orang filsuf
Yunani yaitu Leucippus dan Democritus mengatakan bahwa setiap semua materi disusun oleh
partikel-partikel yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi-bagi. Partikel-partikel kecil.itu diberi
nama atom. Jadi, atom berasal dari bahasa Yunani yaitu atomos (berarti tidak dan tomos berarti
terbagi).
Berdasarkan perkembangan teori atom yang ada dapat disimpulkan bahwa setiap tokoh teori
atom selalu mengembangkan dan memperbaiki teori atom dari peneliti sebelumnya.
https://www.gramedia.com/literasi/perkembangan-teori-atom/
Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron adalah susunan elektron berdasarkan kulit atau orbital dari
suatu atom. Jadi ada dua cara menyatakan konfigurasi elektron nih. Namun konfigurasi
elektron berdasarkan orbital atom itu, lebih berguna untuk mempelajari sifat-sifat suatu
zat kimia, termasuk mengapa ada zat kimia yang berwarna-warni. Jadi yang dibahas di
sini adalah bagaimana membuat konfigurasi elektron berdasarkan orbital suatu atom ya.
Nah, ada satu gambar yang harus kalian pahami dulu sebelum membuat konfigurasi
elektron berdasarkan orbital atom. Coba perhatikan gambar di bawah ini.
Wow, apa tuh? Uler-uleran? Bukan dong. Itu adalah urutan tingkat energi kulit dan
subkulit suatu atom. Ada 4 subkulit yaitu s, p, d, dan f dan angka sebelum subkulit
menunjukkan kulit. Subkulit 1s punya tingkat energi paling rendah, lalu naik ke
subkulit 2s, 2p, 3s, 3p, sampai terakhir yang paling tinggi 8s. Pastinya elektron yang bisa
mengisi subkulit tertentu juga terbatas. Elektron yang mengisi subkulit ini dituliskan
dalam bentuk pangkat. Subkulit s maksimal terisi 2 elektron , p terisi 6
elektron (p ), d terisi 10 elektron
6
, dan f terisi 14 elektron .
Saat menuliskan konfigurasi elektron, kita harus menuliskannya secara urut berdasarkan
tingkat energi subkulit dari yang terendah ke tertinggi. Coba nih lihat contoh
konfigurasi elektron atom karbon.
Kok bisa gitu ya konfigurasi elektron atom karbon? Coba kita ulik satu persatu ya.
Karbon punya 6 elektron. Kita harus menuliskan konfigurasi untuk 6 elektron ini.
Padahal elektron yang menempati suatu subkulit bisa dilihat dari pangkat
subkulitnya. Kalau kita jumlahkan pangkatnya dari maka pas 6 kan?
Jadi, dalam menuliskan konfigurasi elektron, ikuti saja urutan tingkat energi kulit dan
subkulitnya sampai pangkatnya sama seperti banyaknya elektron yang dipunyai
atom itu.
Terus zat kimia dengan konfigurasi elektron seperti apa ya yang bisa menghasilkan
warna? Biasanya, zat kimia dari logam transisi (golongan B) yang bisa menghasilkan
warna. Ambil contoh Mangan (Mn). Seperti apa tuh konfigurasi elektron mangan? Coba
perhatikan gambar di bawah ini.
Mn punya subkulit d di akhir konfigurasi elektronnya kan? Subkulit d ini yang biasanya
akan mengalami proses kimia lebih lanjut sehingga menghasilkan warna. Itu sebabnya
sebagian besar zat kimia dari logam transisi bisa menghasilkan warna. Gimana? Paham
kan? Kalau sudah, kita lanjut, yuk!
Diagram Orbital
Kalau sudah tahu aturan-aturannya, langsung aja deh kita lihat contoh diagram orbital
untuk beberapa atom berikut.
Sama seperti konfigurasi elektron, diagram orbital juga dipakai diperlukan untuk
mempelajari mengapa zat-zat kimia mempunyai warna lho. Diagram orbital bisa
menggambarkan mengapa ada zat yang warnanya ungu, hijau, atau bahkan tidak
berwarna walaupun ia merupakan logam transisi. Misalnya pada logam transisi yang
tidak berwarna Zn, bila kita gambarkan diagram orbitalnya, akan terlihat perbedaan
diagram orbital antara logam itu dengan logam transisi berwarna lain.
https://www.ruangguru.com/blog/konfigurasi-elektron-dan-diagram-orbital
Sumber: chem.co.id
Konfigurasi elektron adalah susunan elektron dalam tingkat energi di sekitar inti atom.
Menurut teori atom, keberadaan elektron menempati beberapa tingkat dari kulit pertama yang
terdekat dengan inti atom, yaitu kulit K, hingga kulit ketujuh Q, yang memiliki letak paling jauh
dari inti atom. Oleh karena itulah, konfigurasi elektron disempurnakan dengan model mekanika
kuantum yang menggunakan empat jenis subkulit untuk menggambarkan orbital elektron dalam
suatu atom, tergambar dalam gambar diatas sebagai gambar struktur atom berdasarkan teori
mekanika kuantum.
Untuk membuat konfigurasi elektron dengan teori mekanika kuantum, ada satu gambar yang
harus kalian pahami dulu sebelum membuat konfigurasi elektron berdasarkan orbital atom. Coba
perhatikan gambar di bawah ini.
Sumber: maretong.com
Gambar di atas adalah urutan tingkat energi kulit dan subkulit suatu atom. Ada 4 subkulit yaitu s,
p, d, dan f. Angka sebelum subkulit menunjukkan kulit. Subkulit 1s punya tingkat energi paling
rendah, lalu naik ke subkulit 2s, 2p, 3s, 3p, sampai terakhir yang paling tinggi 8s. Pastinya,
elektron yang bisa mengisi subkulit tertentu juga terbatas. Setiap subkulit memiliki kapasitas
maksimal yang berbeda-beda untuk dapat menampung elektron.
Cara penulisan orbital dengan jumlah elektronnya adalah dengan menuliskan nomor kulit diikuti
orbital, kemudian jumlah elektron yang terdapat dalam orbital tersebut (indeks diatas).
Contoh: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 ........
Sebagai contoh yaitu pada atom Cu yang memiliki konfigurasi akhir pada orbital 3d. Kita
menggambarkan konfigurasi atom Cu tanpa aturan penuh/setengah penuh dengan konfigurasi
berikut:
Cu : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9
Namun dengan aturan setengah penuh, orbital 3d cenderung mengambil elektron dari 4s untuk
mencapai total 10 elektron.
Cu : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10
Diagram Orbital
Orbital adalah bagian dari subkulit atom, sebagai daerah yang paling mungkin ditempati
elektron. Sedangkan diagram orbital adalah deskripsi gambaran dari elektron yang menempati
orbital-orbital atom.
Dalam penyusunan diagram orbital, sebuah elektron disimbolkan dengan anak panah menghadap
ke atas atau menghadap ke bawah. Anak panah yang menghadap ke atas biasanya
melambangkan elektron dengan spin +½, sedangkan anak panah yang menghadap ke bawah
melambangkan elektron dengan spin -½. Untuk menandai distribusi orbital dalam atom, anak
panah ini diletakkan pada garis horizontal.
Orbital akan dilambangkan dengan dengan kotak. Orbital s = 1 kotak, orbital p = 3 kotak, orbital
d = 5 kotak, dan orbital f = 7 kotak.
Sumber: mediabelajaronline.blogspot.com
Ada dua aturan yang perlu diperhatikan dalam menyusun diagram orbital, yaitu Asas Larangan
Pauli dan Aturan Hund.
Sumber: kompas.com
Hal ini berarti bahwa setiap orbital maksimum berisi dua elektron dengan arah spin yang
berlawanan. Misalnya suatu atom memiliki 2 elektron yang menghuni orbital 1s, maka diagram
orbital yang benar menurut Larangan Pauli ditunjukkan oleh gambar c.
Aturan Hund
Menurut Aturan Hund, “orbital-orbital dengan energi yang sama, masing-masing diisi terlebih
dahulu oleh satu elektron dengan arah (spin) yang sama, kemudian elektron akan memasuki
orbital-orbital secara urut dengan arah (spin) berlawanan, atau dengan kata lain, dalam subkulit
yang sama, masing-masing orbital terisi satu elektron dengan arah panah yang sama, kemudian
elektron yang tersisa diisikan sebagai elektron pasangannya dengan arah panah yang
berlawanan”.
Untuk memahami pernyataan di atas, mari kita perhatikan contoh diagram elektron berikut ini.
Sumber: mediabelajaronline.blogspot.com
Atom terdiri atas inti dan elektron yang beredar mengitarinya menurut lintasannya
masing-masing.
Untuk mengetahui bagaimana lintasan elektron tersebut, maka dapat kita melihat
penyebaran elektron dalam kulit-kulit elektron melalui konfigurasi elektron.
Berikut ini adalah contoh cara penulisan konfigurasi elektron berdasarkan kulit atom.
Pembahasan:
K=2
L=8
M = 7
Jika elektron yang tersisa kurang dari daya tampung maksimum kulit atomnya,
gunakan aturan di bawah ini.
Jika elektron tersisa kurang dari 8, maka seluruh sisa elektron isikan pada
kulit selanjutnya.
Apabila elektron tersisa lebih dari atau sama dengan 8, tetapi kurang dari 18,
maka 8 elektron isikan pada kulit atom, sedangkan sisanya mengikuti aturan
pertama.
JIka elekrron tersisa lebih dari atau sama dengan 18 tetapi kurang dari 32,
maka 18 elektron isikan, sedangkan sisanya mengikuti aturan sebelumnya.
Jika elektron tersisa lebih dari atau sama dengan 32, maka isikan 32 elektron,
dan sisa elektron mengikuti aturan sebelumnya.
a. Asas Aufbau
Berdasarkan Asas Aufbau, pengisian orbital isi dasar bahwa elektron akan menempati
kulit elektron dari subkulit yanbg tingkat energinya rendah ke tingkat yang energinya
tinggi.
Pengisian elektron berdasarkan asas Aufbau
Keterangan:
s, elektron maksimal = 2
p, elektron maksimal = 6
d, elektron maksimal = 10
f, elektron maksimal =14
Contoh:
Tuliskan konfigurasi elektron untuk magnesium dengan nomor atom 12, dan vanadium
dengan nomor atom 23!
Pambahasan:
b. Larangan Pauli
Wolfgang Pauli menyatakan bahwa, dalam suatu atom tidak boleh terdapat dua
elektron yang memiliki keempat bilangan kuantum (n, l, m, dan s) yang sama.
Akan tetapi, jika terdapat dua elektron menempati orbital yang sama, maka bilangan
kuantum spin dua elektron ini harus berbeda.
c. Kaidah Hund
Berdasarkan aturan Hund, pengisisan orbital-orbital dari satu sub kulit mula-mula
elektron akan menempati orbital sendiri-sendiri dengan spin paralel, baru setelah itu
jika elektron masih ada makan akan berpasangan.
Contoh:
Berdasarkan pembahasan di atas yang memenuhi aturan Hund adalah penulisan pada
nomor (ii), karena elektron harus mengisi seluruh orbital terlebih dahulu sebelum
berpasangan.
Untuk menuliskan konfigurasi elektron dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut
ini.
21 Sc = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d1 4s2
21 Sc = [Ar] 3d1 4s2
Sesuai pengisisan elektron unsur Cu terlihat bahwa hanya orbital 4s yang penuh dan
stabil. Sedangkan orbital 3d tidak penuh atau setengah penuh, sehingga bersifat tidak
stabil. Oleh karena itu, konfigurasi elektron Cu menjadi :
https://gurubagi.com/konfigurasi-elektron-diagram-orbital-contoh-soal-dan-
pembahasannya/
Bilangan kuantum (dalam fungsi gelombang) adalah bilangan yang memiliki makna khusus
dalam menjelaskan keadaan sistem kuantum. Bilangan-bilangan kuantum dapat
memberikan deskripsi keadaan elektron dalam atom.
Setelah dikemukakannya teori dualisme partikel−gelombang, pada tahun 1926 Erwin
Schrödinger mengajukan teori mekanika kuantum yang menjelaskan struktur atom. Model
atom mekanika kuantum Schrödinger dinyatakan dalam persamaan matematis yang
disebut persamaan gelombang. Penyelesaian persamaan gelombang Schrödinger untuk
atom hidrogen menghasilkan fungsi gelombang (ψ) atau orbital atom yang
menggambarkan keberadaan elektron dalam atom. Kuadrat dari fungsi gelombang, ψ2,
memiliki arti khusus yaitu besar probabilitas menemukan elektron dalam ruang dengan
volum tertentu di sekitar inti atom. Sebagaimana asas ketidakpastian Heisenberg, posisi
elektron dalam atom tidak dapat dipastikan, namun hanya dapat diketahui tempat di mana
elektron paling mungkin ditemukan.
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Sel Volta
Tata Nama Senyawa
Orbital p
Orbital p adalah orbital dengan l = 1 berbentuk seperti balon terpilin dengan dua cuping.
Kedua cuping terletak pada dua sisi inti atom yang saling bersebrangan. Inti atom terletak
pada bidang simpul orbital p, yakni di antara dua cuping yang masing-masing memiliki
densitas elektron tinggi. Orbital p memiliki tiga jenis orientasi ruang, p x, py, dan pz,
sebagaimana terdapat tiga nilai ml yang mungkin, yaitu −1, 0, atau +1. Ketiga orbital p
tersebut terletak saling tegak lurus pada sumbu x, y, dan z koordinat Kartesius dengan
bentuk, ukuran, dan energi yang sama.
Representasi orbital 2p: px, py, dan pz
(Sumber: McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th
edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.)
Orbital d
Orbital d adalah orbital dengan l = 2. Orbital d memiliki lima jenis orientasi, sebagaimana
terdapat lima nilai ml yang mungkin, yaitu −2, −1, 0, +1, atau +2. Empat dari lima orbital d,
antara lain dxy, dxz dyz, dan dx2−y2, memiliki empat cuping seperti bentuk daun semanggi.
Orbital d kelima, dz2, memiliki dua cuping utama pada sumbu z dan satu bagian berbentuk
donat pada bagian tengah.
Orbital f
Orbital f adalah orbital dengan l = 3. Orbital f memiliki tujuh jenis orientasi, sebagaimana
terdapat tujuh nilai ml yang mungkin (2l + 1 = 7). Ketujuh orbital f memiliki bentuk yang
kompleks dengan beberapa cuping.
Representasi ketujuh orbital 4f
(Sumber: Atkins, Peter & Jones, Loretta. 2010. Chemical Principles: The Quest for Insight
(5th edition). New York: W.H. Freeman & Company)
Konfigurasi Elektron
Setelah memahami hubungan keberadaan elektron dalam atom dengan orbital pada teori
atom mekanika kuantum, berikut akan dibahas konfigurasi elektron, yaitu penyusunan
elektron-elektron dalam orbital-orbital pada kulit-kulit atom multi elektron. Aturan-aturan
dalam penentuan konfigurasi elektron berdasarkan orbital, antara lain:
1. Asas Aufbau: Elektron menempati orbital-orbital dimulai dari tingkat energi yang
terendah, dimulai dari 1s, 2s, 2p, dan seterusnya seperti urutan subkulit yang
terlihat pada gambar berikut.
Urutan tingkat energi subkulit
(Sumber: Spencer, James N., Bodner, George M., & Rickard, Lyman H. 2011. Chemistry:
Structure and Dynamics (5th edition). New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.)
2. Asas larangan Pauli: Tidak ada dua elektron dalam satu atom yang memiliki
keempat bilangan kuantum yang sama. Setiap orbital maksimum diisi oleh 2
elektron yang memiliki spin yang berlawanan (m s = +½ dan ms = −½).
3. Kaidah Hund: Jika ada orbital dengan tingkat energi yang sama, konfigurasi
elektron dengan energi terendah adalah dengan jumlah elektron tak
berpasangan dengan spin paralel yang paling banyak.
Diagram orbital dan konfigurasi elektron berdasarkan orbital dari 10 unsur pertama
(Sumber: Gilbert, Thomas N. et al. 2012. Chemistry: The Science in Context (3rd edition).
New York: W. W. Norton & Company, Inc.)
kulit K → n = 1
kulit L → n = 2
kulit M → n = 3
kulit N → n = 4
kulit O → n = 5
kulit P → n = 6
kulit Q → n = 7
Bilangan Kuantum Azimuth (l)
Bilangan kuantum azimuth menunjukkan sub kulit atau sub tingkat energi
penyusun kulit. Bilangan azimuth menyatakan bentuk orbital. Harga l mulai
dari 0 s/d (n – 1).
Contoh :
Kulit K (n = 1), maka harga l dari 0 s/d (1-1) atau 0 s/d 0
Jadi ada 1 harga l, yaitu l = 0
Kulit L (n = 2), maka harga l dari 0 s/d (2-1) atau 0 s/d 1
Jadi ada 2 harga l, yaitu l = 0 dan l = 1
Kulit M (n = 3), maka harga l dari 0 s/d (3-1) atau 0 s/d 2
Jadi ada 3 harga l, yaitu l = 0 , l = 1 dan l = 2
Setiap harga l dinyatakan sebagai subkulit dengan notasi s, p, d dan f.
Contoh :
Contoh :
sub kulit s → l = 0, harga m-nya dari -0 s/d +0, harga m nya ada 1
yaitu m = 0
sub kulit p → l = 1, harga m-nya dari -1 s/d +1, harga m nya ada 3
yaitu m = -1, m = 0, m = +1
sub kulit d → l = 2, harga m-nya dari -2 s/d +2, harga m nya ada 5
yaitu m = -2, m = -1, m = 0, m = +1, m = +2
sub kulit f → l = 3, harga m-nya dari -3 s/d +3, harga m nya ada 7
yaitu m = -3, m = -2, m = -1, m = 0, m = +1, m = +2, m = +3
Penyelesaian :
35 Cl : [18Ar] 4s2 3d10 4p5
Bentuk Orbital
Setiap orbital dilambangkan dengan angka dan huruf. Angka tersebut
menunjukkan tingkat energi elektron dalam orbital sedangkan huruf nanti
terdiri dari s, p, d, f dan seterusnya.
Bentuk Orbital s
Orbital s berbentuk seperti bola di sekitar inti atom. Ketika tingkat energi
elektron meningkat, maka bentuk orbitalnya semakin besar.
Bentuk Orbital p
orbital p berbentuk seperti bola terpilin dan menunjuk ke sumbu-sumbu
ruang tertentu.
Tiga orbital d terletak diantara sumbu ruang dan 2 orbital d terletak pada
sumbu ruang.
1. Orbital f y3-3x2y
Enam lobus menunjuk ke sudut-sudut segi enam biasa pada
bidang xy, dengan sepasang lobus sepanjang sumbu-x. Tiga
bidang nodal melewati antara lobus dan memotong pada sumbu
z.
2. Orbital f xyz
Delapan lobus mengarah ke sudut sebuah kubus, dengan empat
lobus di atas dan empat lobus di bawah bidang xy. Sumbu x dan y
melewati pusat empat wajah kubus (di antara lobus). Tiga bidang
nodal ditentukan oleh sumbu x, y, dan z.
3. Orbital f 5yz2-yr2
Enam lobus mengarah ke sudut hexagon reguler pada bidang yz,
dengan sepasang lobus sepanjang sumbu x. Tiga bidang nodal
melewati antara lobus dan memotong pada sumbu y.
4. Orbital f z3-3zr2
Dua titik lobus sepanjang sumbu z, dengan dua cincin berbentuk
mangkuk di atas dan di bawah bidang xy. Permukaan nodal
adalah bidang xy dan permukaan kerucut melewati inti dan antara
cincin dan lobus.
5. Orbital f 5xz2-xr2
Enam lobus mengarah ke sudut hexagon reguler pada bidang xz,
dengan sepasang lobus sepanjang sumbu y. Tiga bidang nodal
melewati antara lobus dan berpotongan pada sumbu x.
6. Orbital f zx2-zy2
Ini memiliki bentuk yang sama dengan orbital f xyz, tetapi sudut-
sudut kubus berada di bidang yang ditentukan oleh sumbu x, y,
dan z dan tiga bidang nodal memotong antara lobus dan
memotong sepanjang sumbu z.
7. Orbital f x3-3xy2
Ini identik dengan orbital dengan m = -3
Lobus terletak di sepanjang sumbu y dan bukan di sepanjang
sumbu x.
https://www.kimia-science7.com/bilangan-kuantum/
Sistem periodik unsur adalah susunan unsur-unsur berdasarkan urutan nomor atom dan
kemiripan sifat unsur-unsur tersebut. Disebut “periodik”, sebagaimana terdapat pola
kemiripan sifat unsur dalam susunan tersebut. Sistem periodik unsur (tabel periodik)
modern yang saat ini digunakan didasarkan pada tabel yang dipublikasikan oleh Dmitri
Mendeleev pada tahun 1869.
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Teori Atom
Struktur Atom
Tabel Sistem Periodik Unsur
Tabel
periodik unsur modern
(Sumber: Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and
Change (5th edition). New York: McGraw Hill)
Format tabel periodik:
1. Masing-masing unsur terdapat dalam satu kotak yang berisi nomor atom,
lambang unsur, dan nomor massa. Kotak-kotak tersebut berurut dari kiri ke
kanan berdasarkan kenaikan nomor atom.
2. Kotak-kotak tersebut tersusun membentuk barisan horizontal (periode) dan
barisan vertikal (golongan). Setiap periode diberi nomor dari 1 hingga 7. Setiap
golongan diberi nomor dari 1 hingga 8 dengan huruf A atau B. Pada sistem
IUPAC baru, setiap golongan diberi nomor dari 1 hingga 18 tanpa huruf A atau
B. Unsur-unsur dalam satu golongan yang sama pada tabel periodik akan
memiliki kemiripan sifat.
3. Unsur-unsur golongan 1A − 8A (golongan 1−2, 13−18) merupakan unsur
golongan utama. Unsur-unsur golongan 1B−8B (golongan 3−12) merupakan
unsur logam transisi. Dua deret unsur di bagian bawah, yakni lanthanida dan
aktinida, disebut unsur logam transisi dalam.
Sifat-sifat pada sistem periodik unsur:
Sifat logam
Berdasarkan sifat, unsur-unsur dapat dikelompokkan menjadi logam, nonlogam, dan
metalloid. Unsur-unsur logam memiliki sifat-sifat: konduktor panas dan listrik yang baik,
dapat ditempa dan ductile, titik leleh relatif tinggi, cenderung melepaskan elektron kepada
unsur nonlogam. Unsur-unsur nonlogam memiliki sifat-sifat: nonkonduktor panas dan listrik,
tidak dapat ditempa dan rapuh/getas, kebanyakan berwujud gas pada temperatur kamar,
cenderung menerima elektron dari unsur logam. Unsur-unsur metalloid memiliki sifat-sifat
seperti logam dan juga nonlogam. Sifat logam semakin berkurang dari kiri ke kanan dan
dari bawah ke atas sistem periodik unsur, kecuali hidrogen. Unsur-unsur metalloid berada
pada “tangga” yang membatasi unsur-unsur logam dan nonlogam.
Jari-jari atom
Jari-jari atom adalah setengah dari jarak antara dua inti dari dua atom logam yang sejajar
atau dalam sebuah molekul diatomik. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, jari-jari
atom cenderung semakin besar, sebagaimana pertambahan kulit elektron. Dalam satu
periode, dari kiri ke kanan, jari-jari atom cenderung semakin kecil, sebagaimana
pertambahan muatan inti efektif.
Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan oleh sebuah atom atau ion dalam fase gas
untuk melepaskan sebuah elektronnya. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, energi
ionisasi pertama cenderung semakin kecil, sebagaimana jarak dari inti ke elektron terluar
bertambah sehingga tarikan elektron terluar oleh inti berkurang. Dalam satu periode, dari
kiri ke kanan, energi ionisasi pertama cenderung semakin besar, sebagaimana
pertambahan muatan inti efektif sehingga tarikan oleh inti bertambah.
Play
X
Ringkasan sifat-sifat sistem periodik unsur:
jari-jari atom, energi ionisasi, dan sifat logam
(Sumber: Petrucci, Ralph H. et al. 2011. General Chemistry: Principles and Modern
Applications (10th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.)
Jari-jari ion
Jari-jari ion adalah jari-jari dari kation atau anion yang dihitung berdasarkan jarak antara
dua inti kation dan anion dalam kristal ionik. Kation (ion bermuatan positif) terbentuk dari
pelepasan elektron dari kulit terluar atom netral sehingga tolakan antar elektron berkurang,
tarikan elektron oleh inti lebih kuat, dan jari-jari dari kation lebih kecil dari atom netralnya.
Anion (ion bermuatan negatif) terbentuk dari penangkapan elektron pada atom netral
sehingga tolakan antar elektron bertambah dan jari-jari dari anion lebih besar dari atom
netralnya. Dalam satu golongan pada sistem periodik unsur, dari atas ke bawah, jari-jari ion
bermuatan sama cenderung semakin besar, sebagaimana pertambahan kulit elektron.
Dalam periode, pada deretan ion isoelektronik (spesi-spesi dengan jumlah elektron sama
dan konfigurasi elektron sama, seperti O2-, F–, Na+, Mg2+, dan Al3+ dengan 10 elektron),
semakin besar muatan kation maka semakin kecil jari-jari ion, namun semakin besar
muatan anion maka semakin besar jari-jari ion.
Jari-jari atom dan ion beberapa unsur
dalam satuan pm
(Sumber: Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and
Change (5th edition). New York: McGraw Hill)
Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah kuantitas perubahan energi ketika sebuah atom atau ion dalam
fase gas menerima sebuah elektron. Jika kuantitas perubahan energi bertanda positif,
terjadi penyerapan energi, sedangkan jika bertanda negatif, terjadi pelepasan energi.
Semakin negatif nilai afinitas elektron, semakin besar kecenderungan atom atau ion
menerima elektron (afinitas terhadap elektron semakin besar). Dalam satu golongan pada
tabel periodik unsur, dari atas ke bawah, afinitas elektron cenderung semakin kecil, dengan
banyak pengecualian. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, sampai golongan 7A, afinitas
elektron cenderung semakin besar, dengan banyak pengecualian.
Elektronegativitas dari
unsur-unsur dalam skala Linus Pauling
(Sumber: Petrucci, Ralph H. et al. 2011. General Chemistry: Principles and Modern
Applications (10th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.)
Sistem periodik unsur adalah susunan unsur-unsur berdasarkan urutan nomor atom dan
kemiripan sifat unsur-unsur tersebut. Disebut “periodik”, sebagaimana terdapat pola
kemiripan sifat unsur dalam susunan tersebut. Sistem periodik unsur (tabel periodik)
modern yang saat ini digunakan didasarkan pada tabel yang dipublikasikan oleh Dmitri
Mendeleev pada tahun 1869.
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Teori Atom
Struktur Atom
1. Masing-masing unsur terdapat dalam satu kotak yang berisi nomor atom,
lambang unsur, dan nomor massa. Kotak-kotak tersebut berurut dari kiri ke
kanan berdasarkan kenaikan nomor atom.
2. Kotak-kotak tersebut tersusun membentuk barisan horizontal (periode) dan
barisan vertikal (golongan). Setiap periode diberi nomor dari 1 hingga 7. Setiap
golongan diberi nomor dari 1 hingga 8 dengan huruf A atau B. Pada sistem
IUPAC baru, setiap golongan diberi nomor dari 1 hingga 18 tanpa huruf A atau
B. Unsur-unsur dalam satu golongan yang sama pada tabel periodik akan
memiliki kemiripan sifat.
3. Unsur-unsur golongan 1A − 8A (golongan 1−2, 13−18) merupakan unsur
golongan utama. Unsur-unsur golongan 1B−8B (golongan 3−12) merupakan
unsur logam transisi. Dua deret unsur di bagian bawah, yakni lanthanida dan
aktinida, disebut unsur logam transisi dalam.
Sifat-sifat pada sistem periodik unsur:
Sifat logam
Berdasarkan sifat, unsur-unsur dapat dikelompokkan menjadi logam, nonlogam, dan
metalloid. Unsur-unsur logam memiliki sifat-sifat: konduktor panas dan listrik yang baik,
dapat ditempa dan ductile, titik leleh relatif tinggi, cenderung melepaskan elektron kepada
unsur nonlogam. Unsur-unsur nonlogam memiliki sifat-sifat: nonkonduktor panas dan listrik,
tidak dapat ditempa dan rapuh/getas, kebanyakan berwujud gas pada temperatur kamar,
cenderung menerima elektron dari unsur logam. Unsur-unsur metalloid memiliki sifat-sifat
seperti logam dan juga nonlogam. Sifat logam semakin berkurang dari kiri ke kanan dan
dari bawah ke atas sistem periodik unsur, kecuali hidrogen. Unsur-unsur metalloid berada
pada “tangga” yang membatasi unsur-unsur logam dan nonlogam.
Jari-jari atom
Jari-jari atom adalah setengah dari jarak antara dua inti dari dua atom logam yang sejajar
atau dalam sebuah molekul diatomik. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, jari-jari
atom cenderung semakin besar, sebagaimana pertambahan kulit elektron. Dalam satu
periode, dari kiri ke kanan, jari-jari atom cenderung semakin kecil, sebagaimana
pertambahan muatan inti efektif.
Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan oleh sebuah atom atau ion dalam fase gas
untuk melepaskan sebuah elektronnya. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, energi
ionisasi pertama cenderung semakin kecil, sebagaimana jarak dari inti ke elektron terluar
bertambah sehingga tarikan elektron terluar oleh inti berkurang. Dalam satu periode, dari
kiri ke kanan, energi ionisasi pertama cenderung semakin besar, sebagaimana
pertambahan muatan inti efektif sehingga tarikan oleh inti bertambah.
Play
X
Ringkasan sifat-sifat sistem periodik unsur:
jari-jari atom, energi ionisasi, dan sifat logam
(Sumber: Petrucci, Ralph H. et al. 2011. General Chemistry: Principles and Modern
Applications (10th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.)
Jari-jari ion
Jari-jari ion adalah jari-jari dari kation atau anion yang dihitung berdasarkan jarak antara
dua inti kation dan anion dalam kristal ionik. Kation (ion bermuatan positif) terbentuk dari
pelepasan elektron dari kulit terluar atom netral sehingga tolakan antar elektron berkurang,
tarikan elektron oleh inti lebih kuat, dan jari-jari dari kation lebih kecil dari atom netralnya.
Anion (ion bermuatan negatif) terbentuk dari penangkapan elektron pada atom netral
sehingga tolakan antar elektron bertambah dan jari-jari dari anion lebih besar dari atom
netralnya. Dalam satu golongan pada sistem periodik unsur, dari atas ke bawah, jari-jari ion
bermuatan sama cenderung semakin besar, sebagaimana pertambahan kulit elektron.
Dalam periode, pada deretan ion isoelektronik (spesi-spesi dengan jumlah elektron sama
dan konfigurasi elektron sama, seperti O2-, F–, Na+, Mg2+, dan Al3+ dengan 10 elektron),
semakin besar muatan kation maka semakin kecil jari-jari ion, namun semakin besar
muatan anion maka semakin besar jari-jari ion.
Jari-jari atom dan ion beberapa unsur
dalam satuan pm
(Sumber: Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and
Change (5th edition). New York: McGraw Hill)
Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah kuantitas perubahan energi ketika sebuah atom atau ion dalam
fase gas menerima sebuah elektron. Jika kuantitas perubahan energi bertanda positif,
terjadi penyerapan energi, sedangkan jika bertanda negatif, terjadi pelepasan energi.
Semakin negatif nilai afinitas elektron, semakin besar kecenderungan atom atau ion
menerima elektron (afinitas terhadap elektron semakin besar). Dalam satu golongan pada
tabel periodik unsur, dari atas ke bawah, afinitas elektron cenderung semakin kecil, dengan
banyak pengecualian. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, sampai golongan 7A, afinitas
elektron cenderung semakin besar, dengan banyak pengecualian.
Elektronegativitas dari
unsur-unsur dalam skala Linus Pauling
(Sumber: Petrucci, Ralph H. et al. 2011. General Chemistry: Principles and Modern
Applications (10th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.)
FacebookTwitterWhatsAppLinePinterestTelegra
m
Artikel ini membahas materi tentang sifat periodik unsur yaitu jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas
atom, elektronegativitas, sifat logam dan non logam, keasaman, kereaktifan, serta titik leleh dan titik
didih.
Kalian pasti gak asing kan sama gambar tabel diatas? Bahkan mungkin beberapa dari kalian udah
hafalin kan? Nah di artikel ini kita bakal bahas sifat periodik unsur, dimana ternyata sifat
periodik unsur itu berhubungan erat dengan letak penempatan unsur tabel periodik di atas loh.
Jadi sebenernya para ilmuwan gak sembarangan nempatin posisi setiap unsur di tabel periodik.
Sifat yang akan di bahas dalam artikel ini adalah jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron,
elektronegativitas, sifat logam dan non logam, keasaman, kereaktifan, serta titik leleh dan titik
didih.
Biar kalian lebih paham dan kenal sama sifat periodik unsur, yuk kepoin artikel ini sampe abis!
Daftar isi
Jari jari Atom
Energi Ionisasi (Potensial Ionisasi)
Afinitas Elektron
Elektronegativitas
Sifat Logam dan Non Logam
Keasaman dalam Sifat Periodik Unsur
Kereaktifan
Titik Leleh dan Titik Didih dalam Sifat Periodik Unsur
Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar dikarenakan
semakin kebawah jumlah kulit atom akan semakin banyak.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan jari-jari atom semakin kecil, atau dapat dikatakan
semakin ke kanan, akan semakin kecil dikarenakan muatan inti atom semakin banyak
namun jumlah kulit tetap.
Jari-jari ion positif (+) atau biasa kita sebut kation lebih kecil daripada atom netralnya.
Berkebalikan dengan kation, jari-jari ion negatif (-) atau anion lebih besar daripada atom
netralnya.
Energi ionisasi adalah energi minimal atau energi yg diperlukan untuk melepaskan satu elektron
pada atom netral dalam wujud gas. Sama halnya dengan jari-jari atom, energi ionisasi juga
memiliki kecenderungan sebagai berikut
Dalam satu golongan dari atas ke bawah, energi ionisasi suatu unsur semakin kecil
dikarenakan jari-jari atom bertambah besar, sehingga daya tarik inti terhadap elektron
terluar semakin lemah dan energi ionisasi berkurang.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, energi ionisasi suatu unsur semakin besar
dikarenakan jari-jari atom semakin kecil, sehingga daya tarik inti terhadap atom terluar
semakin kuat dan energi ionisasi bertambah.
Namun kecenderungan tersebut tidak berlaku pada unsur periode 3 seperti Mg (Magnesium), Al
(Aluminium), P (Fosfor), dan S (Sulfur atau Belerang).
Afinitas Elektron
Afinitas Elektron adalah energi yang dilepaskan sebuah atom untuk menarik sebuah elektron.
Sama halnya dengan jari-jari atom dan energi ionisasi, afinitas elektron juga memiliki
kecenderungan sebagai berikut
Dalam suatu golongan dari atas ke bawah energi ionisasi semakin kecil, dikarenakan
daya tarik inti terhadap elektron yang dilengkapi berkurang sehingga afinitas berkurang.
Dalam suatu periode dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin besar, dikarenakan daya
tarik inti terhadap elektron yang ditangkap bertambah sehingga afinitas bertambah.
Elektronegativitas
Atau sering disebut keelektronegatifan merupakan kecenderungan atau ukuran kemampuan suatu
unsur untuk menarik elektron dan dalam membentuk ikatan ikatan, semakin besar
keelektronegatifan maka suatu atom akan memiliki kecenderungan lebih tinggi dalam menarik
elektron daripada atom yang lain.
Dalam suatu periode, dari kiri ke kanan maka keelektronegatifannya cenderung semakin
bertambah.
Sifat kelogaman suatu unsur tergantung pada besarnya energi ionisasi, dan afinitas elektron.
Berdasarkan sifatnya, dalam sifat periodik unsur, unsur atau atom dapat dibagi menjadi 3, yaitu
logam, non logam, dan metalloid.
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah energi ionisasi semakin berkurang, sehingga
semakin mudah melepas elektron dan sifat logam bertambah. Sedangkan untuk afinitas
elektron dari atas ke bawah juga semakin berkurang sehingga semakin sulit untuk
menangkap elektron maka sifat non logam berkurang.
Dalam satu periode, dari kiri ke kanan energi ionisasi semakin bertambah, sehingga
semakin sulit melepas elektron dan sifat logam berkurang. Sedangkan untuk afinitas
elektron dari atas ke bawah juga semakin bertambah sehingga semakin mudah untuk
menangkap elektron maka sifat non logam bertambah.
Merupakan sifat asam dan basa yang dimiliki suatu unsur, dimana sifat asam berkaitan dengan
unsur non logam, dan sifat basa berkaitan dengan unsur logam. Sifat asam dan basa suatu unsur
memiliki kecenderungan sebagai berikut
Dalam suatu golongan dari atas ke bawah, pada logam, akan sifat basa akan semakin
meningkat, dan pada non logam, sifat asam akan semakin menurun.
Dalam suatu periode dari kiri ke kanan, pada logam, sifat basa akan semakin menurun,
dan pada non logam, sifat asam akan semakin meningkat.
Kereaktifan
Kereaktifan suatu unsur dipengaruhi oleh kemudahan unsur tersebut berikatan dengan unsur lain
dan membentuk senyawa. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melepas atau
menerima elektron, tergantung dengan kecenderungan dalam kemudahan dan kesulitan unsur
tersebut menarik dan melepas elektron.
Untuk unsur yang bersifat logam, dalam suatu periode dari kiri ke kanan akan semakin kurang
reaktif namun dalam suatu golongan dari atas ke bawah akan semakin reaktif.
Sedangkan untuk unsur bersifat non logam, dalam suatu periode dari kiri ke kanan akan semakin
reaktif, namun dalam suatu golongan dari atas ke bawah akan semakin kurang reaktif.
Titik leleh dan titik didih untuk unsur logam, ditentukan dari ikatan logam, sedangkan untuk
unsur non logam ditentukan oleh gaya Van Der Waals, dan memiliki kecenderungan sebagai
berikut
Dalam suatu golongan, dari atas ke bawah, memiliki 2 jenis kecenderungan, dimana
unsur dari golongan IA – IVA memiliki titik leleh dan didih yang semakin rendah, dan
unsur dari golongan VA-VIIIA memiliki titik leleh dan didih yang semakin tinggi.
Dalam suatu periode, dari kiri ke kanan, juga memiliki 2 jenis kecenderungan, dimana
titik leleh dan titik didih semakin tinggi sampai dengan golongan IVA, dan kemudian
turun drastis, menjadi titik leleh dan titik didih semakin rendah sampai dengan golongan
VIIIA.
https://www.zenius.net/blog/materi-kimia-sifat-periodik-unsur