Anda di halaman 1dari 70

Pengertian Atom

Atom merupakan partikel paling kecil yang memiliki sifat unsur. Jari-jari suatu atom sekitar 3 – 15
nm (1 nm = 10-9 meter). Saat ini atom telah dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop STM
(Scanning Tunneling Microscope) dan AFM (Atomic Force Microscope) sehingga sifat dan
karakteristik dari bentuk atom dapat diamati dengan lebih jelas. Gejala yang ditimbulkan atom dapat
dipelajari, seperti warna nyala, difraksi, sifat listrik, sifat magnet, dan gejala lainnya.

Teori atom pertama kali dikemukakan oleh John Dalton pada tahun 1803, yaitu atom adalah partikel
terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. Kemudian ternyata atom terdiri dari partikel-partikel yang lebih
kecil lagi yaitu proton, elektron, dan neutron. Partikel pembentuk atom ini disebut dengan partikel
sub atom. Model atom terus berkembang mulai dari model atom Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr,
hingga model atom modern yang kita gunakan sekarang.

Partikel Penyusun Atom


Apakah Anda pernah menggosok-gosokkan penggaris plastik ke rambut kering dan mendekatkannya
ke potongan kertas kecil-kecil? Jika pernah apa yang terjadi? Ya, penggaris tersebut menarik
potongan-potongan kertas. Bagi yang belum pernah melakukannya, cobalah! Maka Anda akan
melihat penggaris tersebut menarik potongan kertas. Kenapa hal itu bisa terjadi?

Peristiwa tersebut membuktikan bahwa penggaris memiliki sifat listrik, karena penggaris merupakan
materi yang tersusun atas atom-atom. Dengan demikian dapat disimpulkan pula bahwa atom
memiliki sifat listrik. Penyelidikan mengenai sifat kelistrikan atom telah dilakukan selama bertahun-
tahun oleh beberapa ahli, di antaranya J.J. TThompson, Eugen Goldstein, Rutherford, dan Bathe &
Becker.
1. Elektron

Tabung sinar katode


(Gambar ini diambil dari akun Flickr Micah Sittig dan berlisensi CC BY 2.0)

Sir William Crookes (1879) melakukan percobaan sinar katode. Dalam percobaannya, Crookes
menggunakan alat yang disebut tabung sinar katode atau disebut juga tabung Crookes.

Jika tabung sinar katode dihubungkan dengan sumber arus searah tegangan tinggi maka katode akan
memancarkan berkas sinar menuju anode. Sinar itu dinamakan sinar katode. George Johnstone
Stoney (1891) mengusulkan nama sinar katode dengan “elektron”.

Joseph John Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes dan menemukan bahwa
sinar katode dapat dibelokkan ke arah kutub positif medan listrik. Hal ini membuktikan terdapat
partikel bermuatan negatif dalam suatu atom.

Pembelokan
sinar katode oleh medan listrik
Besarnya muatan dalam elektron ditemukan oleh Robert Andrew Milikan (1908) melalui percobaan
tetes minyak Milikan. Dari hasil Milikan dan Thomson diperoleh muatan elektron -1 dan massa
elektron 0.

2. Proton
Jika massa elektron itu 0 (nol), bagaimana mungkin partikel materi dapat memiliki massa jika hanya
terdapat elektron saja? Selain itu, jika muatan elektron itu -1, bagaimana mungkin atom bersifat
netral jika hanya ada elektron saja?

Eugene Goldstein (1886) membuktikan keberadaan


proton melalui percobaan tabung Crookes yang dimodifikasi. Tabung Crookes diisi dengan gas
hidrogen tekanan rendah (lihat gambar di samping). Hasil eksperimen membuktikan bahwa pada saat
terbentuk elektron yang menuju anode, terbentuk pula sinar positif yang menuju arah berlawanan
melewati lubang pada katode. Setelah berbagai gas dicoba dalam tabung ini, ternyata gas hidrogen-
lah yang menghasilkan sinar muatan positif yang paling kecilbaik massa maupun muatannya.
Sehingga partikel ini disebut dengan “proton”. Massa proton adalah 1 sma (satuan massa atom) dan
muatan proton adalah +1.
3. Inti Atom

Setelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitian penembakan
lempeng tipis emas (lihat gambar disamping). Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif
dan negatif, seharusnya sinar alfa yang ditembakkan tidak ada yang menembus lempeng sehingga
muncullah istilah “inti atom”. Ernest Rutherford dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden
(1911) menemukan konsep inti atom didukung oleh penemuan Sinar X oleh WC. Rontgen (1895)
dan penemuan zat radioaktif (1896).

4. Neutron
Hasil percobaan Rutherford pada penelitian penembakan lempeng emas di atas menyatakan bahwa
atom tersusun dari inti atom bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan negatif,
sehingga atom bersifat netral. Massa inti atom tidak seimbangdengan massa proton yang ada di
dalam inti atom. Sehingga dapat diprediksi ada partikel lain dalam inti atom. Prediksi tersebut
memacu W. Bothe dan H. Becker (1930) melakukan eksperimen penembakan partikel alfa pada inti
atom berilium (Be) dan dihasilkan radiasi partikel berdaya tembus tinggi. Eksperimen ini dilanjutkan
oleh James Chadwick (1932).  Ternyata partikel yang menimbulkan radiasi tersebut bersifat netral
dan massanya hampir sama dengan proton. Partikel ini disebut “neutron”.

https://www.anashir.com/kimia/pengertian-atom-dan-partikel-penyusunnya/

Kalian pernah liat kapur? Pernah gak si kalian iseng patah in kapur tulis
itu jadi beberapa bagian, bahkan sampai ke kondisi dimana kapur
tersebut udah gak bisa dibagi lagi, nah inilah yang dinamakan atom,
yaitu kondisi terkecil dan tidak bisa terbagi lagi namun setiap bagian
kecil sekalipun tetap memiliki sifat yang sama. Kenapa bisa dibilang
sifatnya sama? Karena ketika kalian mematahkan kapur menjadi 2, maka
akan menjadi 2 kapur, dimana keduanya memiliki sifat dan partikel dasar
yang sama bukan? Partikel dasar atom itulah yang dinamakan struktur
atom. 

Dalam artikel ini kita akan bahas mengenai struktur atom, yang artinya
kita bakal bahas struktur dasar dari bagian terkecil yang mungkin kita
gak bisa liat dengan mata telanjang strukturnya. Selain itu dalam artikel
ini juga akan membahas mengenai nomor atom dan nomor massa,
isotop, isobar, isoton, dan juga susunan elektron dalam atom.

Dasar Teori Struktur Atom

Berdasarkan teori atom Dalton (1803) yang dikemukakan oleh John


Dalton, atom merupakan bagian terkecil yang tidak dapat di urai atau di
bagi lagi, John Dalton mengilustrasikan atom sebagai bola pejal yang
sangat kecil yang bersifat identik sehingga setiap unsur memiliki atom
yang berbeda juga. 

Oleh karena itu struktur atom bisa didefinisikan secara sederhana


sebagai susunan partikel dasar atom. Sebagai partikel penyusun sebuah
materi, atom ikut menentukan sifat materi tersebut, sampai saat ini tidak
ada teori atau model yang mutlak dari sebuah atom, dan teori mengenai
atom masih terus mengalami perbaikan, pengembangan, dan
penyempurnaan. 

Partikel Dasar Struktur Atom

Sebagai partikel dasar atom, atom terdiri atas Proton, Elektron, dan
Neutron, dimana proton merupakan atom bermuatan positif (+), elektron
atom bermuatan negatif (-), dan Neutron merupakan atom tidak
bermuatan atau bersifat netral. 

Tabel Partikel-partikel Atom

Pada umumnya atom terdiri dari ruang hampa yang didalamnya terdapat
inti dimana massa dan muatan positifnya (+) berada di inti atom dan
dikelilingi oleh elektron-elektron yang bermuatan negatif (-), sedangkan
untuk inti atom terdiri dari proton dan neutron. Jumlah proton didalam
inti atom inilah yang nantinya menentukan muatan inti atom, dan massa
inti atom ditentukan oleh banyaknya jumlah proton dan neutron. 
Elektron

Diketahui bahwa penemu dari elektron adalah JJ Thomson melalui


percobaan sinar katode, sedangkan untuk muatan elektron sendiri
ditemukan oleh Robert Milikan, melalui percobaan tetesan halus
minyak. 

Berdasarkan hasil percobaan Thomson dan Milikan, didapatkan muatan


elektron -1 dan massa elektron sama dengan 0, sehingga elektron di
lambangkan  .

Proton

Untuk proton, ditemukan oleh Eugene Goldstein melalui percobaan sinar


katode yang telah di modifikasi. Setelah melakukan percobaan pada
berbagai gas, ditemukanlah bahwa gas hidrogen menghasilkan sinar
bermuatan positif paling kecil baik massanya maupun muatan
muatannya, sehingga partikel ini disebut proton. Dimana proton memiliki
muatan +1, dan massanya sama dengan 1 sma (satuan muatan atom).

Neutron

Penemu neutron adalah James Chadwick melalui percobaannya


menembaki atom berilium dengan sinar alpha (𝛼), dari percobaan ini
didapatkan bahwa partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus
tinggi memiliki sifat netral, atau bisa dikatakan tidak bermuatan, serta
memiliki massa yang hampir sama dengan proton yaitu 1. Oleh karena
itu partikel ini disebut dengan neutron dengan muatannya sama dengan
0 (nol). 

Nomor Atom dan Nomor Massa


Ketiga partikel dasar atom atau biasa disebut subatom yaitu proton,
elektron dan neutron, dengan kombinasi tertentu akan membentuk
menjadi suatu unsur, sebagai

berikut 

Dimana, 

A = Nomor Massa

Z = Nomor Atom

X = Lambang Unsur

Nomor Atom (Z)

Nomor atom (Z) merupakan jumlah proton (muatan positif) atau jumah
elektron dalam atom. Oleh karena atom bersifat netral maka jumlah
proton = jumlah elektronnya, sehingga nomor atom juga menunjukkan
jumlah elektronnya, dan nantinya merupakan hal yang menentukan sifat
suatu unsur. 

Nomor Massa (A)

Nomor massa (A) merupakan jumlah proton dan neutron. Nomor massa
menyatakan banyaknya proton dan neutron yang menyusun inti atom
suatu unsur. 
Nomor Massa (A) = Jumlah Proton + Jumlah Neutron

Lambang Unsur (X)

Lambang unsur (X) merupakan susunan suatu unsur netral, contohnya


Oksigen lambang unsurnya (O). 

Isotop, Isobar, dan Isoton

Setelah memahami penulisan dan lambang dari nomor atom dan nomor
massa, ternyata ada juga unsur yang memiliki nomor atom yang berbeda
meskipun memiliki nomor massa yang sama dan sebaliknya, oleh
karena itu ada istilah Isotop, Isobar, dan Isoton.

Susunan Elektron Dalam Atom

Elektron yang selalu bergerak mengelilingi inti atom, ternyata memiliki


berbagai lapisan kulit atom pada tingkatan energi tertentu. 

Konfigurasi Elektron

Konfigurasi elektron merupakan penyusunan atau lapisan elektron


berdasarkan tingkat energinya dalam suatu atom, dimana atom memiliki
lapisan paling dekat dengan inti sampai yang terluar secara berurutan
dari K, L, M, N, O, P, Q, dan seterusnya. 

Dimana jumlah elektron maksimum pada suatu lapisan kulit memenuhi


rumus  , dimana n= nomor kulit, dan jumlah maksimum elektron pada
kulit terluar adalah 8. 

Contoh,

Lapisan kulit K (n=1) maksimum elektronnya=   elektron

Lapisan kulit L (n=2) maksimum elektronnya=    elektron

Lapisan kulit M (n=3) maksimum elektronnya=   elektron 

Dan seterusnya.

Contoh Soal

Tentukan konfigurasi elektron dari unsur Bromin (Br)!

Jawaban

Nomor atom (Z) dari Br= 35, maka 

(Br) = 2. 8. 18. 7

Elektron Valensi

Berhubungan dengan konfigurasi elektron, elektron valensi merupakan


jumlah elektron pada kulit terluar atom suatu unsur yang digunakan
untuk membentuk ikatan kimia. Oleh karena itu, susunan elektron valensi
suatu unsur sangat mempengaruhi atau merupakan penentu sifat-sifat
kimia suatu atom. Unsur-unsur yang memiliki struktur elektron valensi
yang sama memiliki sifat kimia yang sama pula.  

Contoh Soal

Tentukan elektron valensi dari Natrium (Na)!

Jawaban

Nomor atom (Z) Natrium (Na) adalah 11, maka

(Na) = 2. 8. 1

Sehingga

Jumlah kulit Na = 3

Kulit terluar Na = M

Elektron valensi = 1

https://www.zenius.net/blog/materi-kimia-struktur-atom

Sejarah Penemuan Atom


Sejarah eksperimental tentang penemuan atom dimulai dari tahun
1803 oleh John Dalton seorang ahli kimia inggris yang menggagas
teori tentang atom atau atomic theory. Kemudian beberapa penelitian
pendukung tentang penemuan atom seperti Michael Faraday pada
tahun 1832 yang menemukan tentang elektrolisis yaitu memecahkan
molekul menggunakan listrik.
Selanjutnya E. Goldstein (1886) yang menemukan keberadaan
penyusun atom yaitu proton yang bermuatan positif. Kemudian G.J.
Stoney (1894) yang resmi menamakan partikel negatif penyusun atom
yang menyebabkan listrik sebagai elektron.

Kemudian setelah itu J.J Thompson pada tahun 1897 menemukan


massa elektron menggunakan tabung sinar katoda dan selang tahun
tersebut juga menemukan tentang keberadaan Proton.

Selanjutnya dilanjutkan oleh muridnya yaitu Rutherford, menemukan


tentang radiasi yang dipancarkan oleh uranium dan thorium
yaitu alpha dan beta. Dan mengambil kesimpulan adanya inti atom
dalam atom. Rutherford juga membuat hipotesis bahwa adanya inti
atom selain proton yang menjaga keseimbangan atom.
Hipotesis Rutherford kemudian dibuktikan oleh James Chadwick
pada tahun 1932. Dengan ditemukannya partikel atom neutron yang
bermuatan netral. Hal ini memang cukup sulit ditemukan karena
memiliki muatan yang netral. Dengan ditemukannya seluruh partikel
atom maka lengkaplah sudah model atom yang sesungguhnya.

https://www.gurupendidikan.co.id/partikel-penyusun-atom/

Pengertian Nomor Atom dan Nomor Massa


1.  Nomor Atom
Nomor Atom adalah nomor yang menunjukkan jumlah proton atau jumlah
elektron pada atom.
Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur. Karena atom bersifat netral maka
jumlah proton sama dengan jumlah elektronnya, sehingga nomor atom juga
menunjukkan jumlah elektron. Elektron inilah yang nantinya paling menentukan sifat
atau karakteristik suatu unsur.
2.  Nomor Massa
Nomor Massa adalah nomor yang menyatakan banyaknya proton dan
neutron yang menyusun inti atom suatu unsur.
Nomor massa hanya menyatakan jumlah proton dan neutron saja, hal ini dikarenakan
massa elektron sangat kecil yaitu sekitar 9,11 x 10-28 gram (untuk lebih jelas mengenai
elektron silahkan baca artikel Partikel Penyusun Atom: Penemuan serta karakteristik
Elektron, Proton dan Neutron) dan dianggap nol sehingga massa atom hanya
ditentukan oleh inti atom yaitu proton dan neutron.
Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain. Dengan penemuan partikel penyusun
atom, dikenal istilah nomor atom (Z) dan nomor massa (A)

Penulisan lambang atom unsur menyertakan nomor atom dan nomor massa yaitu sebagai berikut:

 Keterangan:

A= Nomor Massa

Z = Nomor Atom

X = Lambang Unsur

Rumus Nomor Atom dan Nomor Massa


Nomor Atom          = Jumlah Proton
Jumlah Neutron     = Nomor Massa – Nomor Atom

Nomor Massa         = Jumlah Proton + Jumlah Neutron

Contoh Soal
Tentukan Jumlah proton, elektron dan neutron dari unsur berikut:

Penyelesaian:

Unsur K (kalium) tersebut memiliki nomor massa dan nomor atom sebagai berikut:

A = 39

Z = 19

Maka:

Jumlah proton         = Z, yaitu 19

Jumlah Elektron     = Jumlah Proton, yaitu 19


Jumlah Neutron      = A – Z

                                 = 39 – 19

                                 = 20

Cara Menentukan Massa atom


Atom merupakan suatu materi yang tentu memiliki massa. Massa pada atom
ditentukan oleh massa intinya, karena hampir 99,97% massa atom adalah
massa inti. Meskipun demikian, volume ruang yang ditempati oleh inti atom
tidak luas yaitu sekitar 1×10-15 dari volume atom. 

Sementara itu, diameter sebuah atom berukuran 100.000 kali diameter


intinya. Nilai massa atom dan partikel subatomik sangat kecil dikarenakan
ukuran massa atom yang relatif kecil. Oleh sebab itu, massa atom hanya
dapat diukur dengan alat bernama spektrometer massa. 

Alat tersebut bukan merupakan sebuah neraca, tetapi alat khusus hasil
rekayasa teknologi yang digunakan untuk mengetahui massa partikel yang
sangat kecil. Massa pada atom inilah yang dikenal sebagai massa atom
relatif.

Alat pengukur partikel ini bekerja dengan menghasilkan sebuah kurva.


Melalui kurva tersebut dapat diketahui jumlah massa dan persentase
kelimpahan isotop di alam. Menghitung massa atom sama halnya seperti
membandingkan suatu massa benda dengan massa benda lain.

Sementara itu, massa standar merupakan massa dari benda pembanding.


Sebagai contoh, ketika kalian mencoba menimbang satu kilogram beras
dengan anak timbangan yang bermassa 1 kilogram, maka anak timbangan
itu disebut sebagai massa standar.

Dasar yang digunakan mengukur massa atom relatif adalah atom karbon


yang memiliki 6 neutron dan 6 proton dan. Dengan begitu, dapat dinyatakan
bahwa massa untuk satu atom C-12 senilai dengan 12 dalton (Da) atau 12
satuan massa atom (sma). Dapat juga dinyatakan dalam satuan massa atom
hidrogen yang disebut 1 sma.

1 sma = 1,660539×10-24gram

Massa atom relatif ditulis dengan notasi Ar dan dirumuskan sebagai berikut.

ArX =massa rata-rata 1 atom X1/12 x massa 1 atom C-12

Massa atom relatif tidak memiliki satuan khusus.

Untuk mempermudah kalian memahami rumus menentukan Ar, kalian


dapat memahami contoh soal berikut ini!

Massa rata-rata 1 atom N adalah 14 sma, hitunglah massa atom relatif N!

Penyelesaiannya adalah sebagai berikut.

Ar N=14 sma1/12 x 12 sma= 14

Jadi, massa atom relatif 1 atom N adalah 14.

Penulisan Notasi Unsur

Pengertian Deret Isotop, Isoton, dan


Isobar
Berikut penjelasan mengenai tiga deret tersebut, simak baik-baik ya!
1. Isotop

Isotop yaitu sekumpulan atom yang memiliki kesamaan nomor atom, tetapi
nomor massanya berbeda. Keadaan ini disebabkan karena perbedaan
jumlah neutron. Contoh deretan isotop adalah C612,C613, dan C614.

Atom di atas merupakan atom karbon (Z=6) dengan 6 neutron dan 6 proton.
Namun ketersediaannya di alam hanya 98,89%. Itu artinya, sisa 1,11% atom
memiliki neutron sebanyak 7 (A=13) dan neutron sebanyak 8 (A=14).
Akibatnya, atom karbon memiliki 3 isotop yaitu 12C, 13C, dan 14C.

Unsur-unsur yang ada di alam semesta ini merupakan gabungan dari banyak
isotop, dapat dianalogikan seperti seseorang yang kembar namun tidak
seiras. Keduanya memiliki nama yang sama namun berbeda massanya.

Untuk menghitungnya, kalian perlu mengetahui massa atom rata-ratanya,


yaitu rata-rata dari massa isotop unsur yang diukur berdasarkan
kelimpahannya di alam. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa massa
atom merupakan massa rata-rata dari keseluruhan isotop atom di alam.

Untuk menentukan massa atom rata-rata, kalian dapat menggunakan rumus


berikut ini.

Massa atom rata-rata =[(massa isotop) x (kelimpahan atom)]

Massa atom rata-rata =m1a1+ m2a2 + m3a3 + …100 % ketersediaan isotop di


alam

Agar kalian dapat memahami rumus tersebut, maka kalian dapat


memperhatikan contoh soal perhitungan massa rata- rata atom sebagai
berikut.
Sebuah atom klorin di alam tersedia dua macam isotop, yaitu 75% sebagai
Cl-35 yang memiliki massa 35 sma dan 25% sebagai Cl-37 yang bermassa 37
sma. Tentukan massa rata-rata atom klorin tersebut!

Penyelesaian :

Massa atom rata-rata 1 atom Cl =  (75% x 35)+(25x 37)/100%=35,5 sma

Jadi hasil massa atom rata-rata klorin adalah 35,5 sma.

2. Isoton

Isoton merupakan suatu atom yang memiliki jumlah neutron yang sama
dengan atom lain. Contoh isoton yaitu Hidrogen dan Helium yang memiliki 2
neutron, Karbon dan Nitrogen yang memiliki 7 neutron, dan lain sebagainya.

Contoh deretan isoton adalah P1531 dan S1632. Dapat diamati jika keduanya
dicari jumlah neutronnya maka akan sama jumlahnya yaitu 16.

3. Isobar

Isobar merupakan atom-atom yang memiliki nomor massa sama, tetapi


nomor atomnya berbeda. Deretan isobar terdiri dari macam unsur yang
berbeda. Contoh deretan isobar adalah C614 dan N714.

Kalian dapat amati dari 2 contoh isobar di atas. Keduanya memiliki nomor
massa yang sama, tetapi berbeda jenis unsur dan nomor atomnya.

Bagaimana, apakah kalian sudah memahami mengenai struktur atom?


Mungkin sekilas kalian akan memunculkan banyak pertanyaan-pertanyaan.
Seperti misalnya:
FAQ
Bagaimana Struktur Atom yang Sebenarnya?

Sudah tentu jawabannya adalah 3 partikel subatomik yaitu proton, neutron, dan elektron. Dimana
proton dan neutron membentuk inti atom bermuatan positif dan elektron bergerak mengelilingi
inti tersebut dikarenakan adanya gaya elektromagnetik.
Apakah Atom Memiliki Massa, Bukankah Ukurannya Sangat Kecil?

Tentu atom memiliki massa. Karena ukurannya yang sangat kecil, massa atom dikenal sebagai
massa relatif atom. Massa ini dapat diukur menggunakan alat bernama spektrometer.
Apakah Massa Atom Relatif dan Massa Rata-Rata Itu Sama?

Kalian mungkin awalnya menganggap massa atom relatif dan massa rata-rata sekilas sama.
Namun keduanya sebenarnya memiliki perbedaan. Perbedaannya yaitu jika massa rata-rata atom
dihitung dari ketersediaan atom di alam, massa atom relatif adalah perbandingan massa rata-rata
dengan massa ½ massa 1 atom C-12.

Perkembangan Teori Atom


Seiring waktu berjalan, Teori Atom juga mengalami beberapa perkembangan yang cukup
signifikan. Hal ini dikarenakan teori yang lama akan menyempurnakan teori sebelumnya. Salah
satu fakta yang tercatat dalam penemuan teori ini oleh Democritus adalah ia kurang memiliki
bukti eksperimental sehingga teorinya dianggap kurang sempurna.
Akhirnya, pada medio tahun 1800 mulai ditemukan beberapa penemuan baru terkait Teori
Atom yang kehadirannya memberikan pengertian dan pemahaman yang luas mengenai apa itu
atom. Pada masanya, terdapat beberapa perkembangan terkait teori ini yang datang dari
beberapa tokoh yang berbeda.
Adapun tokoh-tokoh yang berperan penting mengenai muncul dan berkembangnya Teori Atom
hingga saat ini adalah sebagai berikut: 
1. Teori Atom Dalton
Perkembangan mengenai Teori Atom diawali oleh John Dalton. Ia mengemukakan pendapat
awalnya mengenai atom pada tahun 1803. Dalam hal ini, teori yang dikemukakan oleh Dalton
didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa atau hukum Lavoisier dan hukum
susunan tetap atau hukum Proust.
Dalam penjelasannya, Lavoisier mengatakan bahwa massa total dari zat-zat sebelum reaksi
akan selalu sama dengan massa total dari zat-zat yang dihasilkan dari reaksi. Sedangkan Proust
mengatakan bahwa perbandingan massa pada unsur-unsur dalam suatu senyawa senantiasa
akan selalu tetap.
Dari kedua hukum tersebut, John Dalton mengemukakan pendapatnya terkait Teori Atom
sebagai berikut:
 Atom merupakan bagian terkecil dari sebuah materi dan karena ukurannya yang paling
kecil sehingga tidak bisa lagi dibagi menjadi bagian lain.
 Atom digambarkan dengan bola pejal yang sangat kecil dengan kesimpulan bahwa
suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
pula.
 Atom-atom bergabung untuk membentuk sebuah senyawa dengan perbandingan
bilangan bulat serta sederhana. Dalam hal ini dimisalkan air yang terdiri dari atom-atom
hidrogen dan atom-atom oksigen.
 Reaksi kimia merupakan pemisahan dan juga penggabungan atau penyusunan kembali
dari rangkai atom-atom sehingga atom tidak akan bisa diciptakan atau dimusnahkan.
Pendapat dari Dalton ini menjadi awal dari perkembangan Teori Atom dalam dunia
pengetahuan. Kemunculan teori Dalton ini juga memberikan beberapa kelebihan dalam
pengetahuan yakni mulai membangkitkan minat terkait penelitian mengenai beragam jenis
modal atom.
Akan tetapi, Teori Atom yang dikemukakan oleh Dalton masih memiliki beberapa kelemahan.
Adapun beberapa kelemahan dari teori Dalton adalah sebagai berikut:
 Tidak dapat menjelaskan bagaimana cara atom tersebut saling berkaitan
 Tidak dapat menjelaskan hubungan antara larutan senyawa dengan daya hantar
sebuah arus listrik karena atom merupakan bagian terkecil unsur atau benda yang tidak
bisa dibagi lagi
 Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi
 Tidak bisa menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu dengan atom unsur
lainnya.
2. Teori Atom Thomson
Tahapan perkembangan Teori Atom selanjutnya adalah teori yang dikemukakan oleh Thomson.
Teori ini muncul setelah teori Dalton. Dalam perkembangannya, Thomson melakukan
perbaikan terkait kelemahan yang terdapat dalam teori yang dikemukakan oleh Dalton yang
merupakan penemu pertama teori modern yang membahas tentang atom.
Dalam hal ini, perbaikan terkait Teori Atom yang dikemukakan oleh Dalton adalah dengan
penemuan elektron oleh Thomson pada tahun 1897. Dalam hal ini, elektron merupakan
partikel yang bermuatan negatif.
Penemuan yang dilakukan oleh Thomson ini diperoleh melalui sebuah percobaan dengan
menggunakan tabung sinar katode. Berdasarkan percobaan tersebut, Thomson menyimpulkan
bahwa sinar katode adalah sebuah partikel dikarenakan dapat memutar baling-baling yang
diletakkan diantara anode dan katode.
Partikel tersebut merupakan partikel penyusun atom yang bermuatan negatif. Nah, inilah yang
nantinya dalam Teori Atom versi Thomson disebut dengan elektron.
Isi dari Teori Atom yang dikemukakan oleh Thomson adalah atom merupakan sebuah bola
pejal yang memiliki muatan positif. Selain itu, di dalamnya tersebar elektron yang memiliki
muatan negatif. Teori yang dikemukakan oleh Thomson ini juga disebut dengan teori roti
kismis. Hal ini dikarenakan kismis mewakili atom positif yang melekat pada roti sebagai
elektron negatif.
Rincian Teori Atom yang dikemukakan oleh Thomson memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan teori Dalton. Beberapa kelebihan dari teori ini adalah sebagai berikut:
 Detail Teori Atom dari Thomson membuktikan bahwa atom bukan merupakan bagian
terkecil dari suatu unsur. Hal ini dikarenakan Thomson menemukan adanya partikel lain
yang bermuatan negatif dan terdapat pada atom.
 Membuktikan bahwa atom bersifat netral yang tersusun dari partikel-partikel yang
memiliki muatan positif dan negatif.
 Membuktikan bahwa adanya elektron dalam semua unsur benda.
Namun, Teori Atom yang dikemukakan oleh Thomson tersebut masih memiliki beberapa
kekurangan. Adapun kekurangan dari teori ini adalah sebagai berikut:
 Tidak dapat menjelaskan tentang susunan muatan positif dan jumlah elektron yang
terdapat dalam bola
 Tidak dapat menjelaskan tentang inti dari atom.
3. Teori Atom Rutherford
Perkembangan selanjutnya terkait Teori Atom adalah teori yang dikemukakan oleh Rutherford.
Teori ini didasarkan pada eksperimen dengan melakukan penembakan partikel alfa terhadap
lempeng emas. Eksperimen tersebut kemudian dikenal dengan eksperimen Geiger-Marsden.
Nama dari eksperimen tersebut merupakan murid dari Rutherford. Pada waktu itu, ia bersama
kedua muridnya tersebut melakukan percobaan dengan menembakkan partikel atau sinar alfa
terhadap lempeng tipis emas. Partikel alfa sendiri merupakan partikel yang memiliki muatan
positif, bergerak lurus serta memiliki daya tembus yang besar.
Dari percobaan yang dilakukan tersebut, sinar alfa ada yang dibelokkan, dipantulkan dan
diteruskan. Percobaan yang dilakukan tersebut sebenarnya ditujukan untuk membuktikan
kebenaran Teori Atom Thomson di mana atom merupakan sebuah bola pejal yang bermuatan
positif dan jika dikenai partikel alfa akan dipantulkan atau dibelokkan.
Hasil yang didapatkan dari percobaan tersebut kemudian dikembangkan menjadi sebuah
hipotesis Teori Atom Rutherford yang menyatakan beberapa hal, diantaranya adalah sebagai
berikut:
 Elektron yang memiliki muatan negatif bergerak mengelilingi inti atom yang bermuatan
positif dengan kecepatan yang sangat tinggi
 Atom memiliki inti atom yang bermuatan positif dan menjadi pusat massa atom
 Penyebaran partikel alfa tidak dipengaruhi oleh adanya awan elektron
 Sebagian besar dari atom merupakan permukaan yang kosong atau hampa
 Sebagian kecil dari partikel alfa yang lewat akan dibelokkan dan sedikit sekali yang
dipantulkan sedangkan sebagian besar lainnya tidak mengalami hambatan.
Pada tahun 1922, berdasarkan eksperimen yang dilakukan sebelumnya, Rutherford
menyangkal Teori Atom yang dikemukakan oleh Thomson. Ia mengatakan bahwa atom
memiliki inti yang merupakan pusat massa dan diberi nama nukleus yang dikelilingi oleh awan
elektron yang bermuatan negatif.
Pernyataan ini kemudian dinamakan dengan Teori Atom Rutherford. Dalam perkembangannya,
teori ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
 Dapat menggambarkan serta menjelaskan bentuk lintasan elektron yang mengelilingi
inti dari atom sehingga mudah dipahami
 Dapat memberikan kesimpulan bahwa atom tersusun dari inti serta elektron yang
mengelilingi di mana satu sama lain terpisah oleh ruang hampa
 Dapat menjelaskan pergerakan elektron di sekitar atom.
Akan tetapi, Teori Atom yang dikemukakan oleh Rutherford tersebut masih memiliki beberapa
kekurangan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
 Tidak mampu menjelaskan kenapa elektron tidak pernah jatuh ke dalam inti atom
sesuai dengan teori fisika klasik
 Tidak mampu menjelaskan terkait spektrum garis pada atom hidrogen
 Tidak mampu menjelaskan letak dari elektron dan cara rotasinya terkait inti atom
 Elektron yang bergerak akan memancarkan energi sehingga secara keseluruhan energi
atom tidak stabil.
4. Teori Atom Bohr
Sekitar tahun 1913, seorang pakar fisika dari Denmark, yaitu Bohr melakukan eksperimen yang
kemudian dikenal dengan nama spektrum atom hidrogen. Eksperimen yang dilakukan tersebut
bertujuan untuk menyempurnakan capaian dalam Teori Atom Rutherford yang sudah muncul
sebelumnya. Eksperimen ini berhasil menggambarkan keadaan elektron.
Penjelasan yang diberikan oleh Bohr mengenai atom hidrogen adalah gabungan dari teori
klasik yang berasal dari Teori Atom Rutherford dan teori kuantum yang dijelaskan oleh Planck.
Adapun hipotesis dari Bohr terkait hasil eksperimen yang dilakukan adalah sebagai berikut:
 Elektron dapat berpindah dari orbit satu ke orbit yang lain dengan dasar tingkatan
energi. Elektron akan berpindah menuju ke orbit yang memiliki energi lebih tinggi jika
elektron menyerap energi yang memiliki besaran sama dengan perbedaan energi
antara dua orbit yang bersangkutan.
Sebaliknya, elektron yang berpindah ke orbit yang memiliki energi lebih rendah akan
memancarkan radiasi yang teramati sebagai spektrum garis yang besarnya sama dengan
perbedaan energi antara kedua orbit yang bersangkutan.
 Elektron akan berada dalam keadaan stationer dan tidak memancarkan energi selama
dalam orbitnya.
 Jika elektron berpindah dan menempati orbit yang lebih tinggi, maka atom dalam
molekul berada dalam tingkat tereksitasi.
 Jika elektron berpindah dan menempati orbit yang lebih rendah, maka atom dan
molekul berada dalam tingkat dasar.
 Elektron mengelilingi inti atom dalam orbit tertentu yang berbentuk lingkaran dan
disebut dengan kulit elektron di mana dinyatakan dalam bentuk notasi K, L, M, N dan
seterusnya.
 Energi yang dimiliki elektron pada masing-masing orbit dapat mempengaruhi besar
kecil lingkaran orbit.
Dalam hal ini, Teori Atom Bohr digambarkan seperti sebuah tata surya mini. Berdasarkan teori
ini, maka elektron mengelilingi atom pada lintasan tertentu yang dinamakan dengan kulit
elektron. Teori yang dikemukakan oleh Bohr ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
 Dapat menjelaskan tentang spektrum atom hidrogen secara akurat
 Dapat membuktikan adanya lintasan elektron untuk atom hidrogen
 Dapat memperbaiki kelemahan dari Teori Atom yang dikemukakan oleh Rutherford.
Akan tetapi, Teori Atom yang dikemukakan oleh Bohr masih memiliki beberapa kekurangan.
Adapun beberapa kekurangan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
 Tidak banyak menjelaskan tentang spektrum warna dari atom yang memiliki banyak
elektron atau yang lebih kompleks
 Tidak dapat menjelaskan tentang adanya garis halus dalam spektrum hidrogen karena
elektron dianggap sebagai partikel
 Model atom Bohr memiliki nilai momentum sudut lintasan ground state yang salah
 Tidak bisa mengetahui intensitas relatif dari garis spektrum
 Tidak bisa menjelaskan atom selain atom hidrogen.
Teori Atom modern
Teori Atom berkembang lagi pada tahun 1924. Dalam hal ini ada tokoh Perancis bernama Louis
de Broglie yang menyempurnakan kelemahan Teori Atom yang dikemukakan oleh Bohr. Ia
menjelaskan bahwa elektron tidak hanya bersifat partikel, namun juga bisa bersifat gelombang.
Pendapat ini kemudian dikembangkan lagi oleh Edwin dan Werner dan melahirkan Teori Atom
modern. Teori ini juga disebut dengan nama Teori Atom Mekanika Kuantum. Dasar dari teori ini
adalah gerakan elektron dalam mengelilingi inti bersifat layaknya sebuah gelombang. Hingga
saat ini, teori ini merupakan teori paling mutakhir terkait atom.

https://www.indonesiacollege.co.id/pengertian-perkembangan-dan-ragam-penemu-teori-atom/
Perkembangan Teori Atom
Perkembangan teori atom dilakukan untuk menyempurnakan teori sebelumnya. Pada tahun 1800
mulai ditemukan beberapa penemuan yang terkait dengan teori atom yang baru. Terdapat
beberapa perkembangan yang berhubungan dengan teori ini, salah satunya adalah teori ini
dikembangkan oleh beberapa tokoh yang berbeda.

Tokoh-tokoh pada perkembangan teori atom memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Berikut
tokoh-tokoh yang ada dalam perkembangan teori atom.

1. Teori Atom Dalton (John Dalton)

Tokoh pertama yang mengawali perkembangan teori  atom ialah John dalton. Ia menyatakan
pendapatnya tentang atom pada tahun 1803. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum,
yaitu hukum Lavoisier atau hukum kekekalan massa dan hukum Proust atau hukum susunan
tetap.

Kemunculan teori atom Dalton membangkitkan rasa keingintahuan terkait dengan penelitian
beragam jenis atom.

Isi teori atom John Dalton sebagai berikut:

 Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur-unsur dan tidak dapat dibagi lagi.
 Atom-atom sejenis mempunyai sifat yang sama, sedangkan atom-atom dengan unsur tidak
sejenis memiliki sifat yang berbeda.
 Dalam reaksi kimia, terjadi penggabungan atau pemisahan atom.
 Atom dapat bergabung dengan atom lainnya untuk membentuk molekul dengan
perbandingan bulat dan sederhana.
Teori atom Dalton memiliki beberapa kekurangan di antaranya:

 Tidak bisa menggambarkan bagaimana cara atom saling bergabung.


 Atom unsur yang satu dengan atom unsur lainnya tidak bisa dideskripsikan.
 Hubungan senyawa antara larutan senyawa dengan daya hantar arus listrik tidak bisa
dideskripsikan.
 Sifat listrik materi tidak bisa dideskripsikan.
Teori atom Dalton hanya mampu bertahan selama 90 tahun. Hal itu dikarenakan pada tahun
1886, Eugene Goldstein telah menemukan partikel listrik yang memiliki muatan positif dan yang
sekarang dikenal dengan nama proton. Setelah itu, pada tahun 1897 Thomson mendapatkan
penemuan berupa partikel bermuatan negatif yang diberi nama elektron.

Meskipun teori atom milik John Dalton masih mempunyai kekurangan, tetapi Dalton merupakan
bapak pencetus teori atom modern. Dan yang lebih penting lagi, teori atom Dalton mampu
menjelaskan hukum kekekalan massa Lavoisier (massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama)
dan hukum perbandingan tetap Proust (perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa
adalah tetap dan tertentu).

2. Teori Atom Thomson (Sir Joseph John Thomson)

Setelah teori atom Dalton, tokoh perkembangan teori atom selanjutnya adalah teori atom
Thomson. Dalam perkembangannya, Thomson memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada
pada teori atom Dalton.
Pada tahun 1897, Thomson menemukan partikel yang bermuatan negatif dan disebut dengan
elektron. Elektron merupakan penemuan yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan teori
atom sebelumnya.

Teori atom Thomson berawal dari penemuan tabung katode oleh William Crookes. Dari
penelitian yang sudah dilakukan Crookes, Thomson mengembangkan penelitiannya tentang sinar
katode di Laboratorium Cavendish. Setelah selesai dan mendapatkan hasil dari penelitian yang
dilakukan, Thomson menemukan bahwa sinar katode adalah sebuah partikel.

Hal ini disebabkan karena sinar katode mampu memutar baling-baling yang diletakkan antara
katode dan anode. Setelah mengetahui hal itu, Thomson menyatakan bahwa sinar katode
termasuk ke dalam partikel penyusun atom (partikel subatom) yang memiliki muatan negatif dan
sekarang disebut dengan elektron.

Partikel yang bermuatan negatif atau elektron inilah yang akan memuat isi dari teori atom
Thomson. Isi dari teori atom yang dimiliki oleh Thomson adalah sebuah bola pejal atau bola
biliar yang bermuatan positif yang memuat beberapa partikel bermuatan negatif atau elektron.
Elektron-elektron ini akan tersebar pada bola seperti kismis pada roti.

Teori atom Thomson bisa disebut dengan sebutan teori roti kismis. Dinamakan teori roti kismis
karena muatan negatifnya atau elektron (kismis) mengelilingi atom yang bermuatan positif (roti).

Secara garis besar teori atom J.J Thomson dapat disimpulkan menjadi beberapa garis besar.
Berikut inti dari teori atom Thomson.

 Atom bukanlah bagian terkecil dari suatu zat.


 Massa elektron atom lebih kecil dari massa atom.
 Secara keseluruhan atom bersifat netral. Hal ini dikarenakan muatan atom positif dan negatif
yang ada pada atom sama dan suatu atom tidak memiliki muatan positif dan negatif yang
berlebihan.
 Atom dengan muatan positif akan tersebar secara merata ke seluruh bagian atom, kemudian
atom itu dinetralkan oleh elektron-elektron yang tersebar diantara muatan positif.
Sama seperti teori atom Dalton, teori atom Thomson juga memiliki kekurangan. Berikut
beberapa kekurangan teori atom Thomson.

 Teori atom Thomson tidak bisa menjelaskan bagaimana susunan muatan positif dan jumlah
elektron yang ada di dalam bola.
 Inti atom tidak dapat dijelaskan.
Teori yang dikembangkan oleh Thomson sayangnya tidak dikembangkan lagi. Penyebab tidak
dikembangkan teori ini adalah di kemudian hari teori atom ini ditemukan ketidakcocokkan
dengan hasil percobaan Ernest Rutehrfood. Penelitian yang dilakukan Rutherford dapat
membuktikan bahwa pada seluruh bagian atom, muatan positif atom tidak tersebar secara merata.
Penelitian Rutherford mengungkapkan bahwa atom muatan positif yang tidak tersebar merata
berpusat di bagian tengah atom yang sekarang disebut dengan inti atom.

3. Teori Atom Rutherford (Ernest


Rutherford)

Teori atom selanjutnya adalah teori dari Ernest Rutherford. Rutherford lahir di Selandia Baru dan
berkebangsaan Inggris. Ia adalah murid sekaligus partner dari Thomson. Meskipun Rutherford
seorang murid dari Thomson, tetapi ia mengembangkan teori atom dan memperbaiki teori milik
gurunya yaitu Thomson.

Rutherford dan kedua asistennya menemukan inti atom pada tahun 1910. Inti atom memiliki jari-
jari yang lebih kecil dari jari-jari atomnya. Teori yang ditemukan oleh Rutherford berasal dari
eksperimen penembakan inti atom lempengan emas dengan partikel alfa (sebuah partikel dengan
massa empat kali massa atom hidrogen dan muatan positif sebesar dua kali muatan elektron).
Eksperimen ini dinamakan Geiger-Marsden. Penamaan eksperimen ini diambil dari dua murid
Rutherford yaitu Hans Geiger dan Ernest Marsden).

Ketika melakukan eksperimen, Rutherford membuat rancangan percobaan penembakan atom


emas dengan partikel alfa yang dipancarkan unsur radioaktif. Setelah dipancarkan maka hasilnya
adalah radioaktif itu ada yang dipantulkan, diteruskan, dan dibelokkan.

Dari hasil percobaan yang dilakukan, Rutherford berharap semua partikel alfa menembus lurus
lempengan emas. Namun, harapan itu tidak sesuai dengan kenyataan sehingga fakta yang
diperoleh bahwa ada partikel alfa yang dibelokkan antara 900 sampai 1800.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, Rutherford memiliki kesimpulan bahwa inti atom
yang terkena partikel alfa maka akan terjadi tumbukan yang menyebabkan pembelokan atau
pemantulan partikel alfa. Penyebab terjadinya hal itu adalah massa dan muatan atom terpusat
pada inti (nukleus). Dengan demikian, Rutherford berpendapat bahwa muatan inti atom sama
dengan massa atom dalam sma (satuan massa atom).

Dari hasil percobaan ini, maka dapat dipastikan teori atom Rutherford menggugurkan teori atom
Thomson. Hal yang menyebabkan gugurnya teori atom Thomson gugur adalah Rutherford
menemukan inti atom yang ada di dalam atom, inti atom ini memiliki muatan positif yang
menjadi pusat, massa, dan dikelilingi oleh awan elektron bermuatan negatif atau bisa dikatakan
seperti bentuk tata surya.

Berikut beberapa inti atau garis besar dari teori atom Rutherford.

 Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron-elektron yang
bermuatan nehatif seperti model tata surya.
 Atom bersifat netral karena muatan positif sebanding dengan muatan negatif.
 Selama mengitari inti, gaya sentripetal pada elektron terbentuk oleh gaya tarik menarik
antara elektron dengan gaya inti atom (gaya Coulomb).
 Sebagian besar volume atom adalah ruang kosong (bukan pejal). Hal itu disebabkan oleh
Jari-jari inti atom jauh lebih kecil dari jari-jari atom.
Meskipun teori atom Rutherford sudah menggugurkan gagasan teori atom Thomson, tetapi teori
Rutherford masih memiliki kekurangan, yaitu.

 Teori atom ini tidak bisa mendeskripsikan cara rotasi dari inti atom dan letak dari elektron.
 Teori atom ini tidak bisa mendeskripsikan spektrum garis yang ada pada atom hidrogen.
 Energi atom menjadi tidak stabil karena elektron yang bergerak akan memancarkan energi.
 

4. Teori Atom Bohr (Niels Bohr)


Niels Bohr merupakan fisikawan asal Denmark dan peraih Nobel Fisika pada tahun 1922. Bohr
memulai penelitian tentang atom pada tahun 1913 dan nama dari hasil penelitian itu adalah
spektrum atom hidrogen.

Setelah teori Rutherford sudah mulai tersebar dan digunakan, para ilmuwan sepakat bahwa
sebuah atom terdiri dari elektron dan inti atom. Teori atom Bohr berawal dari kelemahan teori
atom Rutherford. Kelemahan itu adalah lintasan elektron yang disampaikan Rutherford belum
sempurna untuk menjelaskan struktur suatu atom karena dianggap bertentangan dengan teori
elektrodinamika klasik Maxwell.

Dari kelemahan itulah maka Bohr berusaha mengembangkan dan menyempurnakan teori atom
Rutherford dengan menggunakan model atom nuklir Rutherford dan teori kuantum Planck dan
mengajukan teori atom yang saat ini dikenal dengan sebutan Teori Atom Bohr.

Bentuk dari teori atom Bohr bisa dikatakan seperti peredaran planet saat mengitari tata surya.
Eksperimen yang dilakukan Bohr menghasilkan elektron-elektron yang mengelilingi inti atom
yang terdiri dari Proton dan Neutron dan di  lintasan-lintasan tertentu disebut dengan kulit
elektron atau tingkat energi. Setelah mengelilingi inti atom, elektron itu bisa berpindah dari satu
kulit ke kulit lainnya dengan penyerapan atau pemancaran dari beberapa energi tertentu.
Beberapa ahli mengatakan teori ini dengan sebutan Teori Atom Rutherford-Bohr. Penamaan ini
terjadi karena model atom Bohr merupakan modifikasi dari model atom Rutherford.
Inti dari teori atom Bohr dapat disimpulkan menjadi empat inti, yaitu

 Elektron mengelilingi atom pada orbit tertentu.


 Selama berada dalam lintasan, energi elektron tetap sehingga tidak ada energi yang diserap
atau dipancarkan.
 Elektron hanya bisa berpindah dari satu kulit ke kulit lainnya dengan menyerap atau
memancarkan energi.
 Lintasan-lintasan yang diperbolehkan elektron adalah lintasan-lintasan yang mempunyai
momentum sudut kelipatan bulat dari h2π (π=3,14)
Teori atom Bohr memiliki beberapa kelemahan yaitu

 Teori atom ini tidak dapat menerangkan spektrum atom yang lebih besar daripada hidrogen.
 Teori atom ini tidak bisa menjelaskan efek Zeeman.
 

5. Teori Atom Mekanika Kuantum (Werner


Heisenberg dan Erwin Schrödinger)
Gambar dari materikimia.com
Alasan teori mekanika kuantum dikembangkan adalah untuk menyempurnakan teori atom Bohr.
Teori mekanika kuantum disempurnakan oleh Erwin Schrödinger yang merupakan fisikawan
dari Austria dan peraih Nobel Fisika pada tahun 1933.

Pengembangan teori atom modern berdasarkan hipotesis de Broglie. Menurut Louis de Broglie,
berlaku sifat dualisme pada elektron, yaitu elektron bukan hanya sekadar sebagai partikel, tetapi
juga sebagai gelombang. Dengan kata lain, elektron akan bergerak seperti gelombang dan
memiliki lintasan yang juga merupakan gelombang.

Bukan hanya Schrödinger yang mengembangkan teori atom modern, tetapi ada peneliti yang
bernama Werner Heisenberg. Heisenberg dan Schrödinger bekerja sama untuk mengembangkan
teori atom modern. Teori yang sudah dikembangkan oleh dua peneliti ini saat ini disebut
dengan teori atom mekanika kuantum.

Jika penelitian yang dilakukan Schrödinger berdasarkan hipotesis de Broglie maka penelitian
Heisenberg berdasarkan pada asas ketidakpastian Werner Heisenberg. Dari asas ini Heisenberg
menyimpulkan bahwa terdapat suatu keterbatasan dalam menentukan posisi dan momentum
elektron.

Teori atom mekanika kuantum bisa dikatakan sebagai teori paling mutakhir dari beberapa teori
atom yang sudah dikembangkan.

Kesimpulan
Partikel-partikel kecil yang menyusun materi kali pertama ditemukan oleh dua orang ahli filsafat
Yunani yaitu Leucippus dan Democritus sekitar 450 tahun sebelum masehi. Dua orang filsuf
Yunani yaitu Leucippus dan Democritus mengatakan bahwa setiap semua materi disusun oleh
partikel-partikel yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi-bagi. Partikel-partikel kecil.itu diberi
nama atom. Jadi, atom berasal dari bahasa Yunani yaitu atomos (berarti tidak dan tomos berarti
terbagi).

Berdasarkan perkembangan teori atom yang ada dapat disimpulkan bahwa setiap tokoh teori
atom selalu mengembangkan dan memperbaiki teori atom dari peneliti sebelumnya.

https://www.gramedia.com/literasi/perkembangan-teori-atom/
Konfigurasi Elektron

Konfigurasi elektron adalah susunan elektron berdasarkan kulit atau orbital dari
suatu atom. Jadi ada dua cara menyatakan konfigurasi elektron nih. Namun konfigurasi
elektron berdasarkan orbital atom itu, lebih berguna untuk mempelajari sifat-sifat suatu
zat kimia, termasuk mengapa ada zat kimia yang berwarna-warni. Jadi yang dibahas di
sini adalah bagaimana membuat konfigurasi elektron berdasarkan orbital suatu atom ya.

Nah, ada satu gambar yang harus kalian pahami dulu sebelum membuat konfigurasi
elektron berdasarkan orbital atom. Coba perhatikan gambar di bawah ini.
Wow, apa tuh? Uler-uleran? Bukan dong. Itu adalah urutan tingkat energi kulit dan
subkulit suatu atom. Ada 4 subkulit yaitu s, p, d, dan f dan angka sebelum subkulit
menunjukkan kulit. Subkulit 1s punya tingkat energi paling rendah, lalu naik ke
subkulit 2s, 2p, 3s, 3p, sampai terakhir yang paling tinggi 8s. Pastinya elektron yang bisa
mengisi subkulit tertentu juga terbatas. Elektron yang mengisi subkulit ini dituliskan
dalam bentuk pangkat. Subkulit s maksimal terisi 2 elektron  , p terisi 6
elektron (p ), d terisi 10 elektron 
6
, dan f terisi 14 elektron  .

Saat menuliskan konfigurasi elektron, kita harus menuliskannya secara urut berdasarkan
tingkat energi subkulit dari yang terendah ke tertinggi. Coba nih lihat contoh
konfigurasi elektron atom karbon.

Baca juga: Mengenal Partikel dan Notasi Atom

Kok bisa gitu ya konfigurasi elektron atom karbon? Coba kita ulik satu persatu ya.
Karbon punya 6 elektron. Kita harus menuliskan konfigurasi untuk 6 elektron ini.
Padahal elektron yang menempati suatu subkulit bisa dilihat dari pangkat
subkulitnya. Kalau kita jumlahkan pangkatnya dari    maka pas 6 kan?
Jadi, dalam menuliskan konfigurasi elektron, ikuti saja urutan tingkat energi kulit dan
subkulitnya sampai pangkatnya sama seperti banyaknya elektron yang dipunyai
atom itu.

Terus zat kimia dengan konfigurasi elektron seperti apa ya yang bisa menghasilkan
warna? Biasanya, zat kimia dari logam transisi (golongan B) yang bisa menghasilkan
warna. Ambil contoh Mangan (Mn). Seperti apa tuh konfigurasi elektron mangan? Coba
perhatikan gambar di bawah ini.

Mn punya subkulit d di akhir konfigurasi elektronnya kan? Subkulit d ini yang biasanya
akan mengalami proses kimia lebih lanjut sehingga menghasilkan warna. Itu sebabnya
sebagian besar zat kimia dari logam transisi bisa menghasilkan warna. Gimana? Paham
kan? Kalau sudah, kita lanjut, yuk!

Diagram Orbital

Nah sekarang kita akan menggambarkan konfigurasi elektron memakai diagram orbital,


teman. Sebenarnya gambarnya cukup mudah kok. Suatu subkulit punya sejumlah
orbital. Orbital itu digambarkan sebagai persegi dan berisi garis setengah panah
yang mewakili elektron. Subkulit s punya 1 orbital, p punya 3 orbital, d punya 5
orbital, dan f 14 orbital. Ada aturan-aturannya lho dalam menggambar diagram
orbital.

Kalau sudah tahu aturan-aturannya, langsung aja deh kita lihat contoh diagram orbital
untuk beberapa atom berikut.
 

Sama seperti konfigurasi elektron, diagram orbital juga dipakai diperlukan untuk
mempelajari mengapa zat-zat kimia mempunyai warna lho. Diagram orbital bisa
menggambarkan mengapa ada zat yang warnanya ungu, hijau, atau bahkan tidak
berwarna walaupun ia merupakan logam transisi. Misalnya pada logam transisi yang
tidak berwarna Zn, bila kita gambarkan diagram orbitalnya, akan terlihat perbedaan
diagram orbital antara logam itu dengan logam transisi berwarna lain.
https://www.ruangguru.com/blog/konfigurasi-elektron-dan-diagram-orbital

Pengertian Konfigurasi Elektron

Sumber: chem.co.id

Konfigurasi elektron adalah susunan elektron dalam tingkat energi di sekitar inti atom.
Menurut teori atom, keberadaan elektron menempati beberapa tingkat dari kulit pertama yang
terdekat dengan inti atom, yaitu kulit K, hingga kulit ketujuh Q, yang memiliki letak paling jauh
dari inti atom. Oleh karena itulah, konfigurasi elektron disempurnakan dengan model mekanika
kuantum yang menggunakan empat jenis subkulit untuk menggambarkan orbital elektron dalam
suatu atom, tergambar dalam gambar diatas sebagai gambar struktur atom berdasarkan teori
mekanika kuantum.

Untuk membuat konfigurasi elektron dengan teori mekanika kuantum, ada satu gambar yang
harus kalian pahami dulu sebelum membuat konfigurasi elektron berdasarkan orbital atom. Coba
perhatikan gambar di bawah ini.

Sumber: maretong.com

Gambar di atas adalah urutan tingkat energi kulit dan subkulit suatu atom. Ada 4 subkulit yaitu s,
p, d, dan f. Angka sebelum subkulit menunjukkan kulit. Subkulit 1s punya tingkat energi paling
rendah, lalu naik ke subkulit 2s, 2p, 3s, 3p, sampai terakhir yang paling tinggi 8s. Pastinya,
elektron yang bisa mengisi subkulit tertentu juga terbatas. Setiap subkulit memiliki kapasitas
maksimal yang berbeda-beda untuk dapat menampung elektron.

1. Subkulit s menampung maksimal 2 elektron.


2. Subkulit p menampung maksimal 6 elektron.
3. Subkulit d menampung maksimal 10 elektron.
4. Subkulit f menampung maksimal 14 elektron.

Cara penulisan orbital dengan jumlah elektronnya adalah dengan menuliskan nomor kulit diikuti
orbital, kemudian jumlah elektron yang terdapat dalam orbital tersebut (indeks diatas).
Contoh: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 ........

Contoh soal Konfigurasi Elektron


Tentukan konfigurasi elektron dari 20Ca!
Jawab:
Ca memiliki jumlah elektron 20, maka konfigurasinya adalah:
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
 

Aturan Penuh/Setengah Penuh


Aturan penuh dan setengah penuh pada konfigurasi elektron menyatakan bahwa suatu elektron
dapat berpindah ke orbital lain untuk mencapai susunan yang lebih stabil. Aturan penuh/setengah
penuh ini diterapkan untuk konfigurasi elektron yang memiliki akhir, yaitu pada subkulit d.

Sebagai contoh yaitu pada atom Cu yang memiliki konfigurasi akhir pada orbital 3d. Kita
menggambarkan konfigurasi atom Cu tanpa aturan penuh/setengah penuh dengan konfigurasi
berikut:

Cu : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9

Namun dengan aturan setengah penuh, orbital 3d cenderung mengambil elektron dari 4s untuk
mencapai total 10 elektron.

Cu : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10

Diagram Orbital
Orbital adalah bagian dari subkulit atom, sebagai daerah yang paling mungkin ditempati
elektron. Sedangkan diagram orbital adalah deskripsi gambaran dari elektron yang menempati
orbital-orbital atom. 

Dalam penyusunan diagram orbital, sebuah elektron disimbolkan dengan anak panah menghadap
ke atas atau menghadap ke bawah. Anak panah yang menghadap ke atas biasanya
melambangkan elektron dengan spin +½, sedangkan anak panah yang menghadap ke bawah
melambangkan elektron dengan spin -½. Untuk menandai distribusi orbital dalam atom, anak
panah ini diletakkan pada garis horizontal. 

Orbital akan dilambangkan dengan dengan kotak. Orbital s = 1 kotak, orbital p = 3 kotak, orbital
d = 5 kotak, dan orbital f = 7 kotak. 

Sumber: mediabelajaronline.blogspot.com
Ada dua aturan yang perlu diperhatikan dalam menyusun diagram orbital, yaitu Asas Larangan
Pauli dan Aturan Hund.

Asas Larangan Pauli


Menurut Asas Larangan Pauli, “tidak boleh ada dua elektron dalam suatu atom yang memiliki
keempat bilangan kuantum yang sama. Orbital yang sama akan memiliki bilangan kuantum n, l,
dan m yang sama. Yang membedakannya hanya bilangan kuantum spin (s).”

Sumber: kompas.com

Hal ini berarti bahwa setiap orbital maksimum berisi dua elektron dengan arah spin yang
berlawanan. Misalnya suatu atom memiliki 2 elektron yang menghuni orbital 1s, maka diagram
orbital yang benar menurut Larangan Pauli ditunjukkan oleh gambar c.

Aturan Hund
Menurut Aturan Hund, “orbital-orbital dengan energi yang sama, masing-masing diisi terlebih
dahulu oleh satu elektron dengan arah (spin) yang sama, kemudian elektron akan memasuki
orbital-orbital secara urut dengan arah (spin) berlawanan, atau dengan kata lain, dalam subkulit
yang sama, masing-masing orbital terisi satu elektron dengan arah panah yang sama, kemudian
elektron yang tersisa diisikan sebagai elektron pasangannya dengan arah panah yang
berlawanan”.

Untuk memahami pernyataan di atas, mari kita perhatikan contoh diagram elektron berikut ini.

Sumber: mediabelajaronline.blogspot.com

 
Atom terdiri atas inti dan elektron yang beredar mengitarinya menurut lintasannya
masing-masing.

Untuk mengetahui bagaimana lintasan elektron tersebut, maka dapat kita melihat
penyebaran elektron dalam kulit-kulit elektron  melalui konfigurasi elektron.

Konfigurasi elektron merupakan persebaran elektron pada kulit-kulit atom.


Penentuan konfigurasi elektron dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara,
sebagai berikut.

1. Konfiguarasi Elektron Berdasarkan Kulit Atom (Teori Bohrn)


Jumlah elektron maksimum yang bisa ditampung oleh kulit atom adalah 2n², dimana n
adalah kulit ke-n. Kulit ke-1 dinamakan kulit K, kulit ke-2 dinamakan kulit L, dan
seterusnya sesuai dengan urutan angka dan abjad.

Berikut ini adalah contoh cara penulisan konfigurasi elektron berdasarkan kulit atom.

Tentukan konfigurasi elektron dari unsur K dengan nomor atom 17!

Pembahasan:

Isikan elektron ke dalam kulit atom sesuai daya tampung maksimumnya.

 K=2
 L=8
 M =  7
Jika elektron yang tersisa kurang dari daya tampung maksimum kulit atomnya,
gunakan aturan di bawah ini.

 Jika elektron tersisa kurang dari 8, maka seluruh sisa elektron isikan pada
kulit selanjutnya.
 Apabila elektron tersisa lebih dari atau sama dengan 8, tetapi kurang dari 18,
maka 8 elektron isikan pada kulit atom, sedangkan sisanya mengikuti aturan
pertama.
 JIka elekrron tersisa lebih dari atau sama dengan 18 tetapi kurang dari 32,
maka 18 elektron isikan, sedangkan sisanya mengikuti aturan sebelumnya.
 Jika elektron tersisa lebih dari atau sama dengan 32, maka isikan 32 elektron,
dan sisa elektron mengikuti aturan sebelumnya.

Baca : Struktur Atom, Perkembangan Teori Atom, dan Partikel Penyusunnya

Contoh pengisisan elektron masing-masing unsur gas mulia pada kulit-kulitnya.

2. Konfigurasi Elektron Berdasarkan Orbital (Teori atom Modern)


Pengisian elektron berdasarkan orbital (teori atom modern) mengikuti beberapa
aturan berikut.

a. Asas Aufbau
Berdasarkan Asas Aufbau, pengisian orbital isi dasar bahwa elektron akan menempati
kulit elektron  dari subkulit yanbg tingkat energinya rendah ke tingkat yang energinya
tinggi.
Pengisian elektron berdasarkan asas Aufbau

Keterangan:

Maing-masing orbital memiliki elektron maksimum.

 s, elektron maksimal = 2
 p, elektron maksimal = 6
 d, elektron maksimal = 10
 f, elektron maksimal =14

Contoh:

Tuliskan konfigurasi elektron untuk magnesium dengan nomor atom 12, dan vanadium
dengan nomor atom 23!

Pambahasan:

b. Larangan Pauli
Wolfgang Pauli menyatakan bahwa, dalam suatu atom tidak boleh terdapat dua
elektron yang memiliki keempat bilangan kuantum (n, l, m, dan s) yang sama.
Akan tetapi, jika terdapat dua elektron menempati orbital yang sama, maka bilangan
kuantum spin dua elektron ini harus berbeda.

c. Kaidah Hund
Berdasarkan aturan Hund, pengisisan orbital-orbital dari satu sub kulit mula-mula
elektron akan menempati orbital sendiri-sendiri dengan spin paralel, baru setelah itu
jika elektron masih ada makan akan berpasangan.

Contoh:

Berdasarkan pembahasan di atas yang memenuhi aturan Hund adalah penulisan pada
nomor (ii), karena elektron harus mengisi seluruh orbital terlebih dahulu sebelum
berpasangan.

Untuk menuliskan konfigurasi elektron dapat dilakukan dengan beberapa cara  berikut
ini.

a. Penulisan urutan sub kulit

Contoh Penulisan konfigurasi

36 Kr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6  = sesuai urutan tingkat energinya

36 Kr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6  3d10 4s2  4p6   = sesuai kenaikan bilangan kuantum

b. Penulisan dengan konfigurasi elektron gas mulia


Pengisisan elektron dari unsur gas mulia dapat digunakan untuk menyingkat penulisan
konfigurasi elektron unsur yang lain. Seperti, penulisan elektron unsur 21Sc.

21 Sc = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d1 4s2

Jika disingkat maka menjadi :

21 Sc = [Ar] 3d1 4s2

c. Kestabilan subkulit d yang terisi atau setengah penuh

Misalkan untuk unsur Cu berikut.

₂₉Cu = 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d⁹

Sesuai pengisisan elektron unsur Cu terlihat bahwa hanya orbital 4s yang penuh dan
stabil. Sedangkan orbital 3d tidak penuh atau setengah penuh, sehingga bersifat tidak
stabil. Oleh karena itu, konfigurasi elektron Cu menjadi :

₂₉Cu = 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s¹ 3d¹⁰

4s¹ 3d¹⁰lebih stabil (4s¹ 3d¹⁰ setengah penuh – penuh) dari pada konfigurasi


elektron Cu, sehingga pengisisn elektron Cu yang benar adalah sebagai berikut.

₂₉Cu = 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d⁹

https://gurubagi.com/konfigurasi-elektron-diagram-orbital-contoh-soal-dan-
pembahasannya/
Bilangan kuantum (dalam fungsi gelombang) adalah bilangan yang memiliki makna khusus
dalam menjelaskan keadaan sistem kuantum. Bilangan-bilangan kuantum dapat
memberikan deskripsi keadaan elektron dalam atom.
Setelah dikemukakannya teori dualisme partikel−gelombang, pada tahun 1926 Erwin
Schrödinger mengajukan teori mekanika kuantum yang menjelaskan struktur atom. Model
atom mekanika kuantum Schrödinger dinyatakan dalam persamaan matematis yang
disebut persamaan gelombang. Penyelesaian persamaan gelombang Schrödinger untuk
atom hidrogen menghasilkan fungsi gelombang (ψ) atau orbital atom yang
menggambarkan keberadaan elektron dalam atom. Kuadrat dari fungsi gelombang, ψ2,
memiliki arti khusus yaitu besar probabilitas menemukan elektron dalam ruang dengan
volum tertentu di sekitar inti atom. Sebagaimana asas ketidakpastian Heisenberg, posisi
elektron dalam atom tidak dapat dipastikan, namun hanya dapat diketahui tempat di mana
elektron paling mungkin ditemukan.
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Sel Volta
Tata Nama Senyawa

Orbital dan Bilangan Kuantum


Setiap orbital atom memiliki satu set tiga bilangan kuantum yang unik, antara lain bilangan
kuantum utama (n), azimuth (atau momentum angular) (l), dan magnetik (m l). Ketiga
bilangan kuantum tersebut dapat mendeskripsikan tingkat energi orbital dan juga ukuran,
bentuk, dan orientasi dari distribusi probabilitas radial orbital atom. Lalu, terdapat bilangan
yang keempat, yakni bilangan kuantum spin (m s), yang memberikan informasi spin suatu
elektron dalam sebuah orbital. Setiap elektron dalam sebuah atom memiliki satu set empat
bilangan kuantum yang unik, yakni n, l, ml, dan ms.
 Bilangan kuantum utama (n) mendeskripsikan ukuran dan tingkat energi orbital.
Semakin besar nilai n, maka semakin besar ukuran orbital dan semakin tinggi
tingkat energinya. Nilai n yang diperbolehkan adalah bilangan bulat positif (1, 2,
3, dan seterusnya).
 Bilangan kuantum azimuth (l) mendeskripsikan bentuk orbital. Nilai l yang
diperbolehkan adalah bilangan bulat dari 0 hingga n − 1.
 Bilangan kuantum magnetik (ml) mendeskripsikan orientasi orbital. Nilai m l yang
diperbolehkan adalah bilangan bulat dari −l hingga +l.
 Bilangan kuantum spin (ms) mendeskripsikan arah spin elektron dalam orbital.
Nilai ms yang diperbolehkan adalah +½ atau −½.
Kombinasi bilangan kuantum n, l, dan ml yang mungkin pada 4 kulit elektron pertama dapat
dilihat pada tabel berikut:
Bentuk Orbital Atom
Orbital s
Orbital s adalah orbital dengan l = 0 berbentuk bola dengan inti atom pada bagian tengah.
Oleh karena bola hanya memiliki satu orientasi, semua orbital s hanya memiliki satu nilai m l,
yaitu ml = 0. Orbital 1s memiliki densitas (kerapatan) elektron tertinggi pada bagian inti atom
dan kemudian densitas semakin menurun perlahan-lahan setelah menjauh dari inti atom.
Orbital 2s memiliki dua daerah dengan densitas elektron tinggi. Di antara kedua daerah
tersebut terdapat simpul bola, di mana probabilitas menemukan elektron pada daerah
tersebut menurun hingga nol (ψ2 = 0). Pada orbital 3s, terdapat tiga daerah dengan
densitas elektron tinggi dan dua simpul. Pola bertambahnya simpul orbital s ini masih terus
berlanjut dengan orbital 4s, 5s, dan seterusnya.

Representasi orbital 1s, 2s, dan 3s


(Sumber: McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th
edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.)

Orbital p
Orbital p adalah orbital dengan l = 1 berbentuk seperti balon terpilin dengan dua cuping.
Kedua cuping terletak pada dua sisi inti atom yang saling bersebrangan. Inti atom terletak
pada bidang simpul orbital p, yakni di antara dua cuping yang masing-masing memiliki
densitas elektron tinggi. Orbital p memiliki tiga jenis orientasi ruang, p x, py, dan pz,
sebagaimana terdapat tiga nilai ml yang mungkin, yaitu −1, 0, atau +1. Ketiga orbital p
tersebut terletak saling tegak lurus pada sumbu x, y, dan z koordinat Kartesius dengan
bentuk, ukuran, dan energi yang sama.
Representasi orbital 2p: px, py, dan pz
(Sumber: McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th
edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.)

Orbital d
Orbital d adalah orbital dengan l = 2. Orbital d memiliki lima jenis orientasi, sebagaimana
terdapat lima nilai ml yang mungkin, yaitu −2, −1, 0, +1, atau +2. Empat dari lima orbital d,
antara lain dxy, dxz dyz, dan dx2−y2, memiliki empat cuping seperti bentuk daun semanggi.
Orbital d kelima, dz2, memiliki dua cuping utama pada sumbu z dan satu bagian berbentuk
donat pada bagian tengah.

Representasi orbital 3d: dz2, dx2−y2, dxy, dxz, dan dyz


(Sumber: Chang, Raymond & Goldsby, Kenneth A. 2016. Chemistry (12th edition). New
York: McGraw-Hill Education)

Orbital f
Orbital f adalah orbital dengan l = 3. Orbital f memiliki tujuh jenis orientasi, sebagaimana
terdapat tujuh nilai ml yang mungkin (2l + 1 = 7). Ketujuh orbital f memiliki bentuk yang
kompleks dengan beberapa cuping.
Representasi ketujuh orbital 4f
(Sumber: Atkins, Peter & Jones, Loretta. 2010. Chemical Principles: The Quest for Insight
(5th edition). New York: W.H. Freeman & Company)

Konfigurasi Elektron
Setelah memahami hubungan keberadaan elektron dalam atom dengan orbital pada teori
atom mekanika kuantum, berikut akan dibahas konfigurasi elektron, yaitu penyusunan
elektron-elektron dalam orbital-orbital pada kulit-kulit atom multi elektron. Aturan-aturan
dalam penentuan konfigurasi elektron berdasarkan orbital, antara lain:
1. Asas Aufbau: Elektron menempati orbital-orbital dimulai dari tingkat energi yang
terendah, dimulai dari 1s, 2s, 2p, dan seterusnya seperti urutan subkulit yang
terlihat pada gambar berikut.
Urutan tingkat energi subkulit
(Sumber: Spencer, James N., Bodner, George M., & Rickard, Lyman H. 2011. Chemistry:
Structure and Dynamics (5th edition). New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.)

2. Asas larangan Pauli: Tidak ada dua elektron dalam satu atom yang memiliki
keempat bilangan kuantum yang sama. Setiap orbital maksimum diisi oleh 2
elektron yang memiliki spin yang berlawanan (m s = +½ dan ms = −½).
3. Kaidah Hund: Jika ada orbital dengan tingkat energi yang sama, konfigurasi
elektron dengan energi terendah adalah dengan jumlah elektron tak
berpasangan dengan spin paralel yang paling banyak.

Diagram orbital dan konfigurasi elektron berdasarkan orbital dari 10 unsur pertama
(Sumber: Gilbert, Thomas N. et al. 2012. Chemistry: The Science in Context (3rd edition).
New York: W. W. Norton & Company, Inc.)

Berdasarkan eksperimen, terdapat anomali konfigurasi elektron dari aturan-aturan di atas.


Subkulit d memiliki kecenderungan untuk terisi setengah penuh atau terisi penuh.
Contohnya, konfigurasi elektron 24Cr: [Ar] 4s1 3d5 lebih stabil dibanding [Ar] 4s2 3d4;
dan 29Cu: [Ar] 4s1 3d10 lebih stabil dibanding [Ar] 4s2 3d9.
Konfigurasi elektron untuk ion monoatomik (seperti Na +, K+, Ca2+, S2-, Br–) dapat ditentukan
dari konfigurasi elektron atom netralnya terlebih dahulu. Pada kation (ion bermuatan positif)
monoatomik Ax+ yang bermuatan x+, sebanyak x elektron dilepas (dikurangi) dari kulit
elektron terluar atom netral A. Pada anion (ion bermuatan negatif) monoatomik B y− yang
bermuatan y−, sebanyak y elektron ditangkap (ditambahkan) pada orbital level energi
terendah yang masih belum penuh oleh elektron.

Pengertian Bilangan Kuantum


Bilangan kuantum adalah suatu bilangan untuk menentukan kedudukan
sebuah elektron dalam sebuah atom. Berdasarkan konsep orbital, maka
kedudukan elektron dapat ditentukan lewat ke-4 bilangan kuantum. Ke-4
bilangan kuantum tersebut adalah :

Bilangan Kuantum Utama (n)


Bilangan kuantum utama menunjukkan lintasan utama atau kulit utama atau
tingkat energi. Harga n adalah adalah bilangan asli dari 1 sampai 7.

 kulit K → n = 1
 kulit L → n = 2
 kulit M → n = 3
 kulit N → n = 4
 kulit O → n = 5
 kulit P → n = 6
 kulit Q → n = 7
Bilangan Kuantum Azimuth (l)
Bilangan kuantum azimuth menunjukkan sub kulit atau sub tingkat energi
penyusun kulit. Bilangan azimuth menyatakan bentuk orbital. Harga l mulai
dari 0 s/d (n – 1).

Contoh :

 Kulit K (n = 1), maka harga l dari 0 s/d (1-1) atau 0 s/d 0
 Jadi ada 1 harga l, yaitu l = 0
 Kulit L (n = 2), maka harga l dari 0 s/d (2-1) atau 0 s/d 1
 Jadi ada 2 harga l, yaitu l = 0 dan l = 1
 Kulit M (n = 3), maka harga l dari 0 s/d (3-1) atau 0 s/d 2
 Jadi ada 3 harga l, yaitu l = 0 , l = 1 dan l = 2
Setiap harga l dinyatakan sebagai subkulit dengan notasi s, p, d dan f.

 l = 0 dinyatakan sebagai sub kulit s


 l = 1 dinyatakan sebagai sub kulit p
 l = 2 dinyatakan sebagai sub kulit d
 l = 3 dinyatakan sebagai sub kulit f
Banyaknya subkulit dari suatu kulit tergantung pada banyaknya nilai bilangan
azimuth yang diijinkan untuk kulit itu.

Contoh :

 Kulit K (n = 1) → ada 1 nilai l (yaitu l = 0), berarti kulit K terdiri dari


1 subkulit yaitu subkulit 1s.
 Kulit L (n = 2) → ada 2 nilai l (yaitu l = 0 dan l = 1), berarti kulit L
terdiri dari 2 subkulit yaitu subkulit 2s dan 2p. 
 … dst

Bilangan Kuantum Magnetik (m)


Bilangan kuantum magnetik menunjukkan orientasi ruang orbital penyusun
sub kulit, tempat elektron berada. Harga m mulai dari -l s/d +l
Banyaknya nilai m untuk setiap harga l menyatakan jumlah orbital yang
terdapat pada subkulit tersebut.

Contoh :

 sub kulit s → l = 0, harga m-nya dari -0 s/d +0, harga m nya ada 1
yaitu m = 0
 sub kulit p → l = 1, harga m-nya dari -1 s/d +1, harga m nya ada 3
yaitu m = -1, m = 0, m = +1
 sub kulit d → l = 2, harga m-nya dari -2 s/d +2, harga m nya ada 5
yaitu m = -2, m = -1, m = 0, m = +1, m = +2
 sub kulit f → l = 3, harga m-nya dari -3 s/d +3, harga m nya ada 7
yaitu m = -3, m = -2, m = -1, m = 0, m = +1, m = +2, m = +3

Bilangan Kuantum Spin (s)


Bilangan kuantum spin menunjukkan arah rotasi atau putaran electron.
Harga s memiliki 2 bilangan kuantum yaitu :

 +1/2 (searah jarum jam) 


 -1/2 (berlawanan arah jarum jam)
Baca juga : Hukum-hukum dasar kimia: Lavoisier, Proust, Dalton,
Avogadro & Gay lussac

Contoh Soal Bilangan kuantum


Tentukan ke-4 bilangan kuantum untuk elektron terakhir dari 35Cl :

Penyelesaian :

35 Cl : [18Ar] 4s2 3d10 4p5

 n   = 4 → karena sub kulit terakhirnya di 4p maka n = 4


 l   = 1 → karena sub kulit terakhirnya huruf p maka l = 1
 m  = 0 → karena elektron terakhir menempati m = 0
 s    = -1/2 → karena elektron terakhirnya telah berpasangan

Bentuk Orbital
Setiap orbital dilambangkan dengan angka dan huruf. Angka tersebut
menunjukkan tingkat energi elektron dalam orbital sedangkan huruf nanti
terdiri dari s, p, d, f dan seterusnya.

Bentuk Orbital s
Orbital s berbentuk seperti bola di sekitar inti atom. Ketika tingkat energi
elektron meningkat, maka bentuk orbitalnya semakin besar.

Dari gambar kelihatan bahwa ukuran orbital 1s < 2s < 3s

Bentuk Orbital p
orbital p berbentuk seperti bola terpilin dan menunjuk ke sumbu-sumbu
ruang tertentu.

1. orbital yang berada pada sumbu X maka disubut Px


2. orbital yang berada pada sumbu Y maka disubut Py
3. orbital yang berada pada sumbu Z maka disubut Pz
Bentuk Orbital d
Orbital d berbentuk seperti bola terpilin
Ada 5 orbital subkulit d, yaitu dx-y, dy-z, dx-z, dx2-y2, dz2

Tiga orbital d terletak diantara sumbu ruang dan 2 orbital d terletak pada
sumbu ruang.

1. orbital dx-y berada diantara sumbu X dan Y


2. orbital dy-z berada diantara sumbu Y dan Z
3. orbital dx-z berada diantara sumbu X dan Z
4. orbital dx2-y2 berada pada sumbu X dan Y
5. orbital dz2 berada pada sumbu X dimana ada lingkaran di tengah-
tengahnya
Bentuk Orbital f
Ada 7 orbital subkulit (ce{f}), yaitu :

1. Orbital f y3-3x2y
Enam lobus menunjuk ke sudut-sudut segi enam biasa pada
bidang xy, dengan sepasang lobus sepanjang sumbu-x. Tiga
bidang nodal melewati antara lobus dan memotong pada sumbu
z.
2. Orbital f xyz
Delapan lobus mengarah ke sudut sebuah kubus, dengan empat
lobus di atas dan empat lobus di bawah bidang xy. Sumbu x dan y
melewati pusat empat wajah kubus (di antara lobus). Tiga bidang
nodal ditentukan oleh sumbu x, y, dan z.
3. Orbital f 5yz2-yr2
Enam lobus mengarah ke sudut hexagon reguler pada bidang yz,
dengan sepasang lobus sepanjang sumbu x. Tiga bidang nodal
melewati antara lobus dan memotong pada sumbu y.
4. Orbital f z3-3zr2
Dua titik lobus sepanjang sumbu z, dengan dua cincin berbentuk
mangkuk di atas dan di bawah bidang xy. Permukaan nodal
adalah bidang xy dan permukaan kerucut melewati inti dan antara
cincin dan lobus.
5. Orbital f 5xz2-xr2
Enam lobus mengarah ke sudut hexagon reguler pada bidang xz,
dengan sepasang lobus sepanjang sumbu y. Tiga bidang nodal
melewati antara lobus dan berpotongan pada sumbu x.
6. Orbital f zx2-zy2
Ini memiliki bentuk yang sama dengan orbital f xyz, tetapi sudut-
sudut kubus berada di bidang yang ditentukan oleh sumbu x, y,
dan z dan tiga bidang nodal memotong antara lobus dan
memotong sepanjang sumbu z.
7. Orbital f x3-3xy2
Ini identik dengan orbital dengan m = -3
Lobus terletak di sepanjang sumbu y dan bukan di sepanjang
sumbu x.

https://www.kimia-science7.com/bilangan-kuantum/

Sistem periodik unsur adalah susunan unsur-unsur berdasarkan urutan nomor atom dan
kemiripan sifat unsur-unsur tersebut. Disebut “periodik”, sebagaimana terdapat pola
kemiripan sifat unsur dalam susunan tersebut. Sistem periodik unsur (tabel periodik)
modern yang saat ini digunakan didasarkan pada tabel yang dipublikasikan oleh Dmitri
Mendeleev pada tahun 1869.
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Teori Atom
Struktur Atom
Tabel Sistem Periodik Unsur

Tabel
periodik unsur modern
(Sumber: Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and
Change (5th edition). New York: McGraw Hill)
Format tabel periodik:

1. Masing-masing unsur terdapat dalam satu kotak yang berisi nomor atom,
lambang unsur, dan nomor massa. Kotak-kotak tersebut berurut dari kiri ke
kanan berdasarkan kenaikan nomor atom.
2. Kotak-kotak tersebut tersusun membentuk barisan horizontal (periode) dan
barisan vertikal (golongan). Setiap periode diberi nomor dari 1 hingga 7. Setiap
golongan diberi nomor dari 1 hingga 8 dengan huruf A atau B. Pada sistem
IUPAC baru, setiap golongan diberi nomor dari 1 hingga 18 tanpa huruf A atau
B. Unsur-unsur dalam satu golongan yang sama pada tabel periodik akan
memiliki kemiripan sifat.
3. Unsur-unsur golongan 1A − 8A (golongan 1−2, 13−18) merupakan unsur
golongan utama. Unsur-unsur golongan 1B−8B (golongan 3−12) merupakan
unsur logam transisi. Dua deret unsur di bagian bawah, yakni lanthanida dan
aktinida, disebut unsur logam transisi dalam.
Sifat-sifat pada sistem periodik unsur:
Sifat logam
Berdasarkan sifat, unsur-unsur dapat dikelompokkan menjadi logam, nonlogam, dan
metalloid. Unsur-unsur logam memiliki sifat-sifat: konduktor panas dan listrik yang baik,
dapat ditempa dan ductile, titik leleh relatif tinggi, cenderung melepaskan elektron kepada
unsur nonlogam. Unsur-unsur nonlogam memiliki sifat-sifat: nonkonduktor panas dan listrik,
tidak dapat ditempa dan rapuh/getas, kebanyakan berwujud gas pada temperatur kamar,
cenderung menerima elektron dari unsur logam. Unsur-unsur metalloid memiliki sifat-sifat
seperti logam dan juga nonlogam. Sifat logam semakin berkurang dari kiri ke kanan dan
dari bawah ke atas sistem periodik unsur, kecuali hidrogen. Unsur-unsur metalloid berada
pada “tangga” yang membatasi unsur-unsur logam dan nonlogam.
Jari-jari atom
Jari-jari atom adalah setengah dari jarak antara dua inti dari dua atom logam yang sejajar
atau dalam sebuah molekul diatomik. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, jari-jari
atom cenderung semakin besar, sebagaimana pertambahan kulit elektron. Dalam satu
periode, dari kiri ke kanan, jari-jari atom cenderung semakin kecil, sebagaimana
pertambahan muatan inti efektif.

Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan oleh sebuah atom atau ion dalam fase gas
untuk melepaskan sebuah elektronnya. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, energi
ionisasi pertama cenderung semakin kecil, sebagaimana jarak dari inti ke elektron terluar
bertambah sehingga tarikan elektron terluar oleh inti berkurang. Dalam satu periode, dari
kiri ke kanan, energi ionisasi pertama cenderung semakin besar, sebagaimana
pertambahan muatan inti efektif sehingga tarikan oleh inti bertambah.

Video Player is loading.

Play

X
Ringkasan sifat-sifat sistem periodik unsur:
jari-jari atom, energi ionisasi, dan sifat logam
(Sumber: Petrucci, Ralph H. et al. 2011. General Chemistry: Principles and Modern
Applications (10th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.)
Jari-jari ion
Jari-jari ion adalah jari-jari dari kation atau anion yang dihitung berdasarkan jarak antara
dua inti kation dan anion dalam kristal ionik. Kation (ion bermuatan positif) terbentuk dari
pelepasan elektron dari kulit terluar atom netral sehingga tolakan antar elektron berkurang,
tarikan elektron oleh inti lebih kuat, dan jari-jari dari kation lebih kecil dari atom netralnya.
Anion (ion bermuatan negatif) terbentuk dari penangkapan elektron pada atom netral
sehingga tolakan antar elektron bertambah dan jari-jari dari anion lebih besar dari atom
netralnya. Dalam satu golongan pada sistem periodik unsur, dari atas ke bawah, jari-jari ion
bermuatan sama cenderung semakin besar, sebagaimana pertambahan kulit elektron.
Dalam periode, pada deretan ion isoelektronik (spesi-spesi dengan jumlah elektron sama
dan konfigurasi elektron sama, seperti O2-, F–, Na+, Mg2+, dan Al3+ dengan 10 elektron),
semakin besar muatan kation maka semakin kecil jari-jari ion, namun semakin besar
muatan anion maka semakin besar jari-jari ion.
Jari-jari atom dan ion beberapa unsur
dalam satuan pm
(Sumber: Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and
Change (5th edition). New York: McGraw Hill)
Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah kuantitas perubahan energi ketika sebuah atom atau ion dalam
fase gas menerima sebuah elektron. Jika kuantitas perubahan energi bertanda positif,
terjadi penyerapan energi, sedangkan jika bertanda negatif, terjadi pelepasan energi.
Semakin negatif nilai afinitas elektron, semakin besar kecenderungan atom atau ion
menerima elektron (afinitas terhadap elektron semakin besar). Dalam satu golongan pada
tabel periodik unsur, dari atas ke bawah, afinitas elektron cenderung semakin kecil, dengan
banyak pengecualian. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, sampai golongan 7A, afinitas
elektron cenderung semakin besar, dengan banyak pengecualian.

Nilai afinitas elektron unsur-unsur golongan utama


dalam satuan kJ/mol
(Sumber: Gilbert, Thomas N. et al. 2012. Chemistry: The Science in Context (3 rd edition).
New York: W. W. Norton & Company, Inc.)
Elektronegativitas
Elektronegativitas adalah ukuran kemampuan suatu atom dalam sebuah molekul
(keadaan berikatan) untuk menarik elektron kepadanya. Semakin besar elektronegativitas,
semakin mudah atom tersebut menarik elektron kepadanya sendiri. Dalam satu golongan,
dari atas ke bawah, elektronegativitas cenderung semakin kecil. Dalam satu periode, dari
kiri ke kanan, elektronegativitas cenderung semakin besar.

Elektronegativitas dari
unsur-unsur dalam skala Linus Pauling
(Sumber: Petrucci, Ralph H. et al. 2011. General Chemistry: Principles and Modern
Applications (10th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.)
Sistem periodik unsur adalah susunan unsur-unsur berdasarkan urutan nomor atom dan
kemiripan sifat unsur-unsur tersebut. Disebut “periodik”, sebagaimana terdapat pola
kemiripan sifat unsur dalam susunan tersebut. Sistem periodik unsur (tabel periodik)
modern yang saat ini digunakan didasarkan pada tabel yang dipublikasikan oleh Dmitri
Mendeleev pada tahun 1869.
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Teori Atom
Struktur Atom

Tabel Sistem Periodik Unsur


Tabel
periodik unsur modern
(Sumber: Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and
Change (5th edition). New York: McGraw Hill)
Format tabel periodik:

1. Masing-masing unsur terdapat dalam satu kotak yang berisi nomor atom,
lambang unsur, dan nomor massa. Kotak-kotak tersebut berurut dari kiri ke
kanan berdasarkan kenaikan nomor atom.
2. Kotak-kotak tersebut tersusun membentuk barisan horizontal (periode) dan
barisan vertikal (golongan). Setiap periode diberi nomor dari 1 hingga 7. Setiap
golongan diberi nomor dari 1 hingga 8 dengan huruf A atau B. Pada sistem
IUPAC baru, setiap golongan diberi nomor dari 1 hingga 18 tanpa huruf A atau
B. Unsur-unsur dalam satu golongan yang sama pada tabel periodik akan
memiliki kemiripan sifat.
3. Unsur-unsur golongan 1A − 8A (golongan 1−2, 13−18) merupakan unsur
golongan utama. Unsur-unsur golongan 1B−8B (golongan 3−12) merupakan
unsur logam transisi. Dua deret unsur di bagian bawah, yakni lanthanida dan
aktinida, disebut unsur logam transisi dalam.
Sifat-sifat pada sistem periodik unsur:
Sifat logam
Berdasarkan sifat, unsur-unsur dapat dikelompokkan menjadi logam, nonlogam, dan
metalloid. Unsur-unsur logam memiliki sifat-sifat: konduktor panas dan listrik yang baik,
dapat ditempa dan ductile, titik leleh relatif tinggi, cenderung melepaskan elektron kepada
unsur nonlogam. Unsur-unsur nonlogam memiliki sifat-sifat: nonkonduktor panas dan listrik,
tidak dapat ditempa dan rapuh/getas, kebanyakan berwujud gas pada temperatur kamar,
cenderung menerima elektron dari unsur logam. Unsur-unsur metalloid memiliki sifat-sifat
seperti logam dan juga nonlogam. Sifat logam semakin berkurang dari kiri ke kanan dan
dari bawah ke atas sistem periodik unsur, kecuali hidrogen. Unsur-unsur metalloid berada
pada “tangga” yang membatasi unsur-unsur logam dan nonlogam.
Jari-jari atom
Jari-jari atom adalah setengah dari jarak antara dua inti dari dua atom logam yang sejajar
atau dalam sebuah molekul diatomik. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, jari-jari
atom cenderung semakin besar, sebagaimana pertambahan kulit elektron. Dalam satu
periode, dari kiri ke kanan, jari-jari atom cenderung semakin kecil, sebagaimana
pertambahan muatan inti efektif.

Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan oleh sebuah atom atau ion dalam fase gas
untuk melepaskan sebuah elektronnya. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, energi
ionisasi pertama cenderung semakin kecil, sebagaimana jarak dari inti ke elektron terluar
bertambah sehingga tarikan elektron terluar oleh inti berkurang. Dalam satu periode, dari
kiri ke kanan, energi ionisasi pertama cenderung semakin besar, sebagaimana
pertambahan muatan inti efektif sehingga tarikan oleh inti bertambah.

Video Player is loading.

Play

X
Ringkasan sifat-sifat sistem periodik unsur:
jari-jari atom, energi ionisasi, dan sifat logam
(Sumber: Petrucci, Ralph H. et al. 2011. General Chemistry: Principles and Modern
Applications (10th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.)
Jari-jari ion
Jari-jari ion adalah jari-jari dari kation atau anion yang dihitung berdasarkan jarak antara
dua inti kation dan anion dalam kristal ionik. Kation (ion bermuatan positif) terbentuk dari
pelepasan elektron dari kulit terluar atom netral sehingga tolakan antar elektron berkurang,
tarikan elektron oleh inti lebih kuat, dan jari-jari dari kation lebih kecil dari atom netralnya.
Anion (ion bermuatan negatif) terbentuk dari penangkapan elektron pada atom netral
sehingga tolakan antar elektron bertambah dan jari-jari dari anion lebih besar dari atom
netralnya. Dalam satu golongan pada sistem periodik unsur, dari atas ke bawah, jari-jari ion
bermuatan sama cenderung semakin besar, sebagaimana pertambahan kulit elektron.
Dalam periode, pada deretan ion isoelektronik (spesi-spesi dengan jumlah elektron sama
dan konfigurasi elektron sama, seperti O2-, F–, Na+, Mg2+, dan Al3+ dengan 10 elektron),
semakin besar muatan kation maka semakin kecil jari-jari ion, namun semakin besar
muatan anion maka semakin besar jari-jari ion.
Jari-jari atom dan ion beberapa unsur
dalam satuan pm
(Sumber: Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and
Change (5th edition). New York: McGraw Hill)
Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah kuantitas perubahan energi ketika sebuah atom atau ion dalam
fase gas menerima sebuah elektron. Jika kuantitas perubahan energi bertanda positif,
terjadi penyerapan energi, sedangkan jika bertanda negatif, terjadi pelepasan energi.
Semakin negatif nilai afinitas elektron, semakin besar kecenderungan atom atau ion
menerima elektron (afinitas terhadap elektron semakin besar). Dalam satu golongan pada
tabel periodik unsur, dari atas ke bawah, afinitas elektron cenderung semakin kecil, dengan
banyak pengecualian. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, sampai golongan 7A, afinitas
elektron cenderung semakin besar, dengan banyak pengecualian.

Nilai afinitas elektron unsur-unsur golongan utama


dalam satuan kJ/mol
(Sumber: Gilbert, Thomas N. et al. 2012. Chemistry: The Science in Context (3 rd edition).
New York: W. W. Norton & Company, Inc.)
Elektronegativitas
Elektronegativitas adalah ukuran kemampuan suatu atom dalam sebuah molekul
(keadaan berikatan) untuk menarik elektron kepadanya. Semakin besar elektronegativitas,
semakin mudah atom tersebut menarik elektron kepadanya sendiri. Dalam satu golongan,
dari atas ke bawah, elektronegativitas cenderung semakin kecil. Dalam satu periode, dari
kiri ke kanan, elektronegativitas cenderung semakin besar.

Elektronegativitas dari
unsur-unsur dalam skala Linus Pauling
(Sumber: Petrucci, Ralph H. et al. 2011. General Chemistry: Principles and Modern
Applications (10th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.)

Pembahasan Materi Kimia: Sifat Periodik Unsur


 Posted Byby Chintya Kusuma Dewi
 January 8, 2021 
  0

FacebookTwitterWhatsAppLinePinterestTelegra
m
Artikel ini membahas materi tentang sifat periodik unsur yaitu jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas
atom, elektronegativitas, sifat logam dan non logam, keasaman, kereaktifan, serta titik leleh dan titik
didih.
Kalian pasti gak asing kan sama gambar tabel diatas? Bahkan mungkin beberapa dari kalian udah
hafalin kan? Nah di artikel ini kita bakal bahas sifat periodik unsur, dimana ternyata sifat
periodik unsur itu berhubungan erat dengan letak penempatan unsur tabel periodik di atas loh.
Jadi sebenernya para ilmuwan gak sembarangan nempatin posisi setiap unsur di tabel periodik.
Sifat yang akan di bahas dalam artikel ini adalah jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron,
elektronegativitas, sifat logam dan non logam, keasaman, kereaktifan, serta titik leleh dan titik
didih. 

Biar kalian lebih paham dan kenal sama sifat periodik unsur, yuk kepoin artikel ini sampe abis!

Daftar isi
 Jari jari Atom
 Energi Ionisasi (Potensial Ionisasi)
 Afinitas Elektron 
 Elektronegativitas
 Sifat Logam dan Non Logam
 Keasaman dalam Sifat Periodik Unsur
 Kereaktifan
 Titik Leleh dan Titik Didih dalam Sifat Periodik Unsur

Jari jari Atom


Sama halnya dengan jari-jari lingkaran yang selama ini kita pelajari dalam matematika, jari-jari
atom merupakan jarak antara inti atom ke bagian terluar atom, atau kulit terluarnya. Jari-jari
atom memiliki kecenderungan sebagai berikut

 Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar dikarenakan
semakin kebawah jumlah kulit atom akan semakin banyak. 

 Dalam satu periode dari kiri ke kanan jari-jari atom semakin kecil, atau dapat dikatakan
semakin ke kanan, akan semakin kecil dikarenakan muatan inti atom semakin banyak
namun jumlah kulit tetap. 

 Jari-jari ion positif (+) atau biasa kita sebut kation lebih kecil daripada atom netralnya.

 Berkebalikan dengan kation, jari-jari ion negatif (-) atau anion lebih besar daripada atom
netralnya.  

Energi Ionisasi (Potensial Ionisasi)

Energi ionisasi adalah energi minimal atau energi yg diperlukan untuk melepaskan satu elektron
pada atom netral dalam wujud gas. Sama halnya dengan jari-jari atom, energi ionisasi juga
memiliki kecenderungan sebagai berikut

 Dalam satu golongan dari atas ke bawah, energi ionisasi suatu unsur semakin kecil
dikarenakan jari-jari atom bertambah besar, sehingga daya tarik inti terhadap elektron
terluar semakin lemah dan energi ionisasi berkurang. 

 Dalam satu periode dari kiri ke kanan, energi ionisasi suatu unsur semakin besar
dikarenakan jari-jari atom semakin kecil, sehingga daya tarik inti terhadap atom terluar
semakin kuat dan energi ionisasi bertambah.

Namun kecenderungan tersebut tidak berlaku pada unsur periode 3 seperti Mg (Magnesium), Al
(Aluminium), P (Fosfor), dan S (Sulfur atau Belerang). 

Afinitas Elektron 

Afinitas Elektron adalah energi yang dilepaskan sebuah atom untuk menarik sebuah elektron.
Sama halnya dengan jari-jari atom dan energi ionisasi, afinitas elektron juga memiliki
kecenderungan sebagai berikut

 Dalam suatu golongan dari atas ke bawah energi ionisasi semakin kecil, dikarenakan
daya tarik inti terhadap elektron yang dilengkapi berkurang sehingga afinitas berkurang. 

 Dalam suatu periode dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin besar, dikarenakan daya
tarik inti terhadap elektron yang ditangkap bertambah sehingga afinitas bertambah.   
Elektronegativitas

Atau sering disebut keelektronegatifan merupakan kecenderungan atau ukuran kemampuan suatu
unsur untuk menarik elektron dan dalam membentuk ikatan ikatan, semakin besar
keelektronegatifan maka suatu atom akan memiliki kecenderungan lebih tinggi dalam menarik
elektron daripada atom yang lain. 

 Dalam satu golongan, dari atas ke bawah maka keelektronegatifannya cenderung


semakin berkurang. 

 Dalam suatu periode, dari kiri ke kanan maka keelektronegatifannya cenderung semakin
bertambah. 

Sifat Logam dan Non Logam

Sifat kelogaman suatu unsur tergantung pada besarnya energi ionisasi, dan afinitas elektron.
Berdasarkan sifatnya, dalam sifat periodik unsur, unsur atau atom dapat dibagi menjadi 3, yaitu
logam, non logam, dan metalloid. 

Logam Non Logam

 Konduktor panas dan listrik yang


 Non konduktor panas dan listrik
baik.
 Tidak dapat ditempa, dan
 Dapat ditempa dan ductile
rapuh/getas.
 Titik leleh relatif tinggi
 Kebanyakan berwujud gas pada
temperatur kamar.
 Cenderung melepas elektron pada
unsur non logam. 
 Cenderung menerima elektron dari
unsur logam.
 mengkilap.

Kecenderungan sifat logam pada atom sebagai berikut

 Dalam satu golongan, dari atas ke bawah energi ionisasi semakin berkurang, sehingga
semakin mudah melepas elektron dan sifat logam bertambah. Sedangkan untuk afinitas
elektron dari atas ke bawah juga semakin berkurang sehingga semakin sulit untuk
menangkap elektron maka sifat non logam berkurang. 

 Dalam satu periode, dari kiri ke kanan energi ionisasi semakin bertambah, sehingga
semakin sulit melepas elektron dan sifat logam berkurang. Sedangkan untuk afinitas
elektron dari atas ke bawah juga semakin bertambah sehingga semakin mudah untuk
menangkap elektron maka sifat non logam bertambah. 

Keasaman dalam Sifat Periodik Unsur

Merupakan sifat asam dan basa yang dimiliki suatu unsur, dimana sifat asam berkaitan dengan
unsur non logam, dan sifat basa berkaitan dengan unsur logam. Sifat asam dan basa suatu unsur
memiliki kecenderungan sebagai berikut

 Dalam suatu golongan dari atas ke bawah, pada logam, akan sifat basa akan semakin
meningkat, dan pada non logam, sifat asam akan semakin menurun.  

 Dalam suatu periode dari kiri ke kanan, pada logam, sifat basa akan semakin menurun,
dan pada non logam, sifat asam akan semakin meningkat.

Kereaktifan

Kereaktifan suatu unsur dipengaruhi oleh kemudahan unsur tersebut berikatan dengan unsur lain
dan membentuk senyawa. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melepas atau
menerima elektron, tergantung dengan kecenderungan dalam kemudahan dan kesulitan unsur
tersebut menarik dan melepas elektron. 

Untuk unsur yang bersifat logam, dalam suatu periode dari kiri ke kanan akan semakin kurang
reaktif namun dalam suatu golongan dari atas ke bawah akan semakin reaktif. 

Sedangkan untuk unsur bersifat non logam, dalam suatu periode dari kiri ke kanan akan semakin
reaktif, namun dalam suatu golongan dari atas ke bawah akan semakin kurang reaktif. 

Titik Leleh dan Titik Didih dalam Sifat Periodik Unsur

Titik leleh dan titik didih untuk unsur logam, ditentukan dari ikatan logam, sedangkan untuk
unsur non logam ditentukan oleh gaya Van Der Waals, dan memiliki kecenderungan sebagai
berikut

 Dalam suatu golongan, dari atas ke bawah, memiliki 2 jenis kecenderungan, dimana
unsur dari golongan IA – IVA memiliki titik leleh dan didih yang semakin rendah, dan
unsur dari golongan VA-VIIIA memiliki titik leleh dan didih yang semakin tinggi. 

 Dalam suatu periode, dari kiri ke kanan, juga memiliki 2 jenis kecenderungan, dimana
titik leleh dan titik didih semakin tinggi sampai dengan golongan IVA, dan kemudian
turun drastis, menjadi titik leleh dan titik didih semakin rendah sampai dengan golongan
VIIIA. 

https://www.zenius.net/blog/materi-kimia-sifat-periodik-unsur

Anda mungkin juga menyukai