IKATAN KIMIA
Tugas ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Media
DISUSUN
OLEH:
NAMA KELOMPOK :
1. ADILA MAWADDAH (4173331001)
2. DEVITA SURI AIRINA (4171131009)
3. LINDA ROSITA (4173131020)
JURUSAN : KIMIA
KELAS : KIMIA DIK B 2017
PROGRAM : S-1 PENDIDIDIKAN KIMIA
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah
dan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah kami ini, tak lupa pula shalawat
berangkaikan salam kami hadiahkan kepada putra Abdullah buah hati Aminah ialah Nabi
besar kita Muhammad SAW, yang selalu kita harapkan syafaatnya di hari kelak, dan semoga
kita menjadi salah satu orang yang mendapatkannya kelak. Amin.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari
peran dan sumbangsih pemikiran serta intervensi dari banyak pihak. Karena itu dalam
kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan sedalam-
dalamnyakepada semua pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan penulisan makalah
ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Pengembangan Media
bapak Ajat Sudrajat dan Haqqi yang telah membimbing kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini, dengan selesainya makalah ini kami berharap agar makalah ini
nantinya bisa menjadi bukti bahwa kami telah menyelesaikan tugas makalah pada 21
Desember 2020 Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.
TIM PENYUSUN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu kimia dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
materi, seperti hakekat, susunan, sifat-sifat, perubahan serta energi yang menyertai
perubahannya.
Di alam sendiri banyak ditemukan zat, baik berupa unsur maupun senyawa.
Keberadaan zat tersebut sangat ditentukan oleh kestabilan zat itu sendiri. Jika suatu zat stabil
maka kita akan menemukannya dalam bentuk unsur bebas, namun jika zat itu tidak stabil
maka kita akan menemukannya dalam bentuk senyawa. Suatu atom bergabung dengan atom
lainnya melalui ikatan kimia sehingga dapat membentuk senyawa, baik senyawa kovalen
maupun senyawa ion. Senyawa ion terbentuk melalui ikatan ion, yaitu ikatan yang terjadi
antara ion positif, yaitu atom yang melepaskan elektron dan ion negatif, yaitu atom yang
menangkap elektron. Akibatnya, senyawa ion yang terbentuk bersifat polar.
Ternyata unsur dan senyawa tersebut dapat bersatu karena gaya tarik-menarik antara
atom dan dapat disebut Ikatan Kimia. Dari kekuatan gaya tarik-menarik inilah menentukan
sifat-sifat kimia dari suatu zat. Cara ikatan kimia berubah jika suatu zat bereaksi digunakan
untuk mengetahui jumlah energi yang diserap selama terjadinya reaksi.
IKATAN KIMIA
1. Pengertian Ikatan Kimia
Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi
ini selalu disertai dengan pelepasan energi. Adapun gaya-gaya yang menahan atom-atom
dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk
karena unsur-unsur cenderung membentuk struktur elektron stabil. Struktur elektron stabil
yaitu struktur elektron gas mulia ( Golongan VIII A ) Seperti dalam tabel 3.1 berikut.
Nomor
Unsur K L N M O P
Atom
He 2 2
Ne 10 2 8
Ar 18 2 8 8
Kr 36 2 8 18 8
Xe 54 2 8 18 18 8
Rn 86 2 8 18 32 18 8
Walter Kossel dan Gilbert Lewis pada tahun 1916 menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan. Mereka mengemukakan
bahwa jumlah elektron terluar dari dua atom yang berikatan, akan berubah sedemikian rupa
sehingga susunan kedua elektron kedua atom tersebut sama dengan susunan gas mulia.
Kecenderungan atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron gas mulia atau
8 elektron pada kulit terluar disebut kaidah Oktet.
Contoh: Br + Br Br Br Atau Br - Br
Sementara itu, atom-atom yang mempunyai nomor atom kecil dari hidrogen sampai
dengan boron cenderung memiliki konfigurasi elektron gas helium atau
mengikuti kaidah Duplet.
Elektron yang berperan dalam reaksi kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau
elektron valensi. Elektron valensi menunjukan kemampuan suatu atom untuk berikan dengan
atom lain. Contoh elektron valensi dari beberapa unsur dapat dilihat dalam tabel berikut.
(sumber: jejaringkimia.blogspot.com)
Ikatan rangkap 2 merupakan ikatan kovalen yang terbentuk dari dua pasangan
elektron. Contohnya pembentukan molekul O2
Ikatan rangkap memiliki panjang ikatan yang lebih pendek daripada ikatan tunggal.
Selain itu terdapat juga bermacam-macam jenis ikatan kovalen lain seperti ikatan sigma, pi,
delta, dan lain-lain.
Senyawa kovalen dapat dibagi mejadi senyawa kovalen polar dan non polar. Pada
senyawa kovalen polar, atom-atom pembentuknya mempunyai gaya tarik yang tidak sama
terhadap elektron pasangan persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda keelektronegatifan
antara atom-atom penyusunnya. Akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan negatif.
Sementara itu pada senyawa kovalen non-polar titik muatan negatif elekton persekutuan
berhimpit karena beda keelektronegatifan yang kecil atau tidak ada.
Contoh :
Susunan ikatan kovalen koordinasi sepintas mirip dengan ikatan ion, namun kedua
ikatan ini berbeda oleh karena beda keelektronegatifan yang kecil pada ikatan kovalen
koordinasi sehingga menghasilkan ikatan yang cenderung mirip kovalen. Contohnya
Pembentukan NH4+
d. Ikatan Logam
Ikatan logam merupakan salah satu ciri khusus dari logam, pada ikatan logam
ini elektron tidak hanya menjadi miliki satu atau dua atom saja, melainkan
menjadi milik dari semua atom yang ada dalam ikatan logam tersebut. Elektron-
elektron dapat terdelokalisasi sehingga dapat bergerak bebas dalam awan elektron
yang mengelilingi atom-atom logam. Akibat dari elektron yang dapat bergerak
bebas ini adalah sifat logam yang dapat menghantarkan listrik dengan mudah.
Ikatan logam ini hanya ditemui pada ikatan yang seluruhnya terdiri dari atom
unsur-unsur logam semata. Contohnya :
sumber : mulyadit.wordpress.com
sumber : achmadkimia.blogspot.com
b. Ikatan van der walls
Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua jenis gaya tarik
menarik antar molekul. Namun kini merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi
molekul menjadi dipol seketika. Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang
terlemah, namun sering dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas. Pada saat tertentu,
molekul-molekul dapat berada dalam fase dipol seketika ketika salah satu muatan negatif
berada di sisi tertentu. Dalam keadaan dipol ini, molekul dapat menarik atau menolak
elektron lain dan menyebabkan atom lain menjadi dipol. Gaya tarik menarik yang muncul
sesaat ini merupakan gaya Van der Walls.
4. HIBRIDISASI
Dalam kimia, hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital-orbital atom
membentuk orbital hibrid yang baru yang sesuai dengan penjelasan kualitatif sifat ikatan
atom. Konsep orbital-orbital yang terhibridisasi sangatlah berguna dalam menjelaskan bentuk
orbital molekul dari sebuah molekul. Konsep ini adalah bagian tak terpisahkan dari teori
ikatan valensi. Walaupun kadang-kadang diajarkan bersamaan dengan teori VSEPR, teori
ikatan valensi dan hibridisasi sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan teori
VSEPR.
a. Sejarah perkembangan
Teori hibridisasi dipromosikan oleh kimiawan Linus Pauling, dalam menjelaskan
struktur molekul seperti metana (CH4). Secara historis, konsep ini dikembangkan untuk
sistem-sistem kimia yang sederhana, namun pendekatan ini selanjutnya diaplikasikan lebih
luas, dan sekarang ini dianggap sebagai sebuah heuristik yang efektif untuk merasionalkan
struktur senyawa organik.
Teori hibridisasi tidaklah sepraktis teori orbital molekul dalam hal perhitungan
kuantitatif. Masalah-masalah pada hibridisasi terlihat jelas pada ikatan yang melibatkan
orbital d, seperti yang terdapat pada kimia koordinasi dan kimia organologam. Walaupun
skema hibridisasi pada logam transisi dapat digunakan, ia umumnya tidak akurat.
Sangatlah penting untuk dicatat bahwa orbital adalah sebuah model representasi dari
tingkah laku elektron-elektron dalam molekul. Dalam kasus hibridisasi yang sederhana,
pendekatan ini didasarkan pada orbital-orbital atom hidrogen. Orbital-orbital yang
terhibridisasikan diasumsikan sebagai gabungan dari orbital-orbital atom yang bertumpang
tindih satu sama lainnya dengan proporsi yang bervariasi. Orbital-orbital hidrogen digunakan
sebagai dasar skema hibridisasi karena ia adalah salah satu dari sedikit orbital yang
persamaan Schrödingernya memiliki penyelesaian analitis yang diketahui. Orbital-orbital ini
kemudian diasumsikan terdistorsi sedikit untuk atom-atom yang lebih berat seperti karbon,
nitrogen, dan oksigen. Dengan asumsi-asumsi ini, teori hibridisasi barulah dapat
diaplikasikan. Perlu dicatat bahwa kita tidak memerlukan hibridisasi untuk menjelaskan
molekul, namun untuk molekul-molekul yang terdiri dari karbon, nitrogen, dan oksigen, teori
hibridisasi menjadikan penjelasan strukturnya lebih mudah.
Teori hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, biasanya digunakan untuk
menjelaskan molekul yang terdiri dari atom C, N, dan O (kadang kala juga P dan S).
Penjelasannya dimulai dari bagaimana sebuah ikatan terorganisasikan dalam metana.
Hibridisasi menjelaskan atom-atom yang berikatan dari sudut pandang sebuah atom.
Untuk sebuah karbon yang berkoordinasi secara tetrahedal (seperti metana, CH4), maka
karbon haruslah memiliki orbital-orbital yang memiliki simetri yang tepat dengan 4 atom
hidrogen. Konfigurasi keadaan dasar karbon adalah 1s2 2s2 2px1 2py1.
b. Teori hibridisasi vs. Teori orbital molekul
Teori hibridisasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kimia organik dan secara
umum didiskusikan bersama dengan teori orbital molekul dalam buku pelajaran kimia
organik tingkat lanjut. Walaupun teori ini masih digunakan secara luas dalam kimia organik,
teori hibridisasi secara luas telah ditinggalkan pada kebanyakan cabang kimia lainnya.
Masalah dengan teori hibridisasi ini adalah kegagalan teori ini dalam memprediksikan
spektra fotoelektron dari kebanyakan molekul, meliputi senyawa yang paling dasar seperti air
dan metana. Dari sudut pandang pedagogi, pendekatan hibridisasi ini cenderung terlalu
menekankan lokalisasi elektron-elektron ikatan dan tidak secara efektif mencakup simetri
molekul seperti yang ada pada teori orbital molekul.
c. Contoh hibridisasi dan tabelnya
Sumber : safi-tri.blogspot.com
Sumber : www.chem-is-try.org