Anda di halaman 1dari 5

Teori Atom Dalton(1803-1808)

 Semua benda terbuat dari atom


 Atom-atom tidak dapat dibagi maupun dipecah
menjadi bagian lain
 Atom-atom tidak dapat dicipta maupun
dihancurkan
 Atom-atom dari unsur tertentu adalah indentik
satu terhadap lainnya dalam ukuran, massa,
dan sifat-sifat yang lain, namun mereka
berbeda dari atom-atom dari unsur-unsur yang
lain
 Perubahan kimia merupakan penyatuan atau pemisahan dari atom-
atom yang tak dapat dibagi

Teori Atom Thompson(1897)


Teori atom yang dikemukakan oleh J.J Thomson
menitikberatkan pada atom sebagai bola masif
bermuatan positif yang di dalamnya tersebar
elektron sehingga keseluruhannya bersifat
netral. Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan
Teori Atom Rutherford Thomson melakukan
eksperimen menggunakan tabung crookes
(tabung sinar katoda). Dilansir dari Universe
Today, Thomson menemukan bahwa sinar dari
tabung katoda dapat dibelokkan oleh medan
listrik dan megan magnet. Hal tersebut
menunjukkan keberadaan partikel bermuatan negatif pada sinar katoda yang
kemudian dinamai dengan elektron. Dari penemuan inilah, Thomson
menyangkal gagasan bahwa atom adalah substansi paling kecil yang tidak dapat
dibagi lagi. Berdasarkan situs Khan Academy, Thomson tahu bahwa atom
memiliki muatan netral secara keseluruhan. Sehingga jika ada muatan negatif
(elektron), maka atom juga harus memiliki muatan positif untuk
menyeimbangkan atom.
Sinar katoda (disebut pula
pancaran elektron) adalah
arus elektron yang diamati
di dalam tabung vakum,
yaitu tabung kaca hampa
udara yang dilengkapi oleh
paling sedikit dua elektrode
logam yang diberi tegangan
listrik, katode atau
elektrode negatif dan anode atau elektrode positif.

Teori Atom Rutherford

Teori atom Rutherford didasarkan pada eksperimen penembakan inti atom


lempengan emas pada partikel alfa yang sering dikenal dengan percobaan
Geiger-Marsden. pada watu itu, Rutherford ini akan menyusun desain
rancangan percobaan penembakan atom emas oleh partikel alfa yang telah
dipancarkan oleh unsur radio aktif. Ternyata, sinar radio aktif tersebut ada yang
telah dipantulkan, dibelokkan, maupun diteruskan. Rutherford ini lalu
menjelaskan bahwa jika partikel alfa mengenai inti atom, maka akan terjadi
tumbukan yang menyebapkan pembelokan maupun juga pemantulan partikel
alfa. Hal tersebut ini disebabkan karena massa dan juga muatan atom yang
terpusat pada inti nukleus. Rutherford ini lalu menyarankan bahwa muatan inti
atom akan sebanding dengan massa atom dalam SMA /satuan masa atom.
Partikel alfa yang mengenai awan elektron tidak akan dibelokkan maupun
dipantulkan.
Dari hasil pemahamannya melaui eksperimennya tersebut, Ernerst Rutherford
akhirnya menyimpulkan dan menyatakan bahwa:
• Sebagian besar volume atom merupakan ruang hampa tertentu.
• Massa atom ini akan terpusat pada inti atom (nucleus)
• Muatan atom dapat terkonsentrasi pada pusat atom dengan volume yang
lumayan kecil. Kelipatan muatan tersebut sebanding dengan massa atom.
Melalui pernyataannya E. Rutherford ini dapat menyangkal bahwa atom
bukanlah seperti roti kismis melainkan juga seperti susunan planet yang
mengorbit matahari. Yang dimana matahari ini akan diumpamakan sebagai inti
pusat yg bermuatan positif (nukleus) atau juga susunan planet yang
diumpakanya sebagai muatan negative.

Teori Atom Bohr

Gagasan utama dalam teori atom Niels Bohr adalah konsep kulit elektron.
Menurut Bohr, elektron bergerak dalam orbit yang terdefinisi dengan energi
kuantum yang tertentu. Ia mengusulkan bahwa:
 Elektron hanya dapat berada dalam orbit dengan tingkat energi yang
ditentukan.
 Ketika atom menerima atau melepaskan energi, elektron berpindah dari
satu tingkat energi ke tingkat energi lainnya.
 Ketika elektron berpindah ke tingkat energi yang lebih rendah, energi
dilepaskan dalam bentuk foton.
Ada beberapa eksperimen penting yang mendukung gagasan utama dalam
teori atom Bohr:
 Eksperimen sinar-x oleh H. G. J. Moseley: Moseley menemukan bahwa
nomor atom dalam tabel periodik bergantung pada frekuensi sinar-x
yang dipancarkan oleh unsur tersebut.
 Percobaan garis spektrum oleh Kirchhoff dan Bunsen: Mereka
menemukan bahwa tiap unsur memiliki pola unik dalam spektrum garis.
 Percobaan sinar kanal oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden: Percobaan
ini memberikan bukti langsung akan adanya inti atom.

Teori Atom Mekanika Kuantum

Teori atom mekanika kuantum merupakan teori atom modern yang


dikemukakan oleh Erwin Schrodinger.
Menurutnya, kedudukan elektron pada atom tidak dapat ditentukan secara
pasti, yang dapat ditentukan adalah probabilitas/kemungkinan menemukan
elektron.
Daerah yang memiliki probabilitas terbesar untuk menemukan elektron
disebut orbital. Orbital ini digambarkan dengan awan yang berbeda
ketebalannya tergantung dari besarnya kemungkinan menemukan elektron.
Selanjutnya teori ini dikuatkan oleh Werner Heisenberg melalui asas
ketidakpastian Heisenberg yang berhipotesis bahwa setiap pengukuran
subatomik selalu terdapat ketidakpastian antara kedudukan partikel dengan
momentum.
Kedudukan elektron dalam atom dapat ditentukan dengan bilangan-
bilangan kuantum. Terdapat empat bilangan kuantum, yakni bilangan
kuantum utama (n), bilangan kuantum azimuth (l), bilangan kuantum
magnetik (m), dan bilangan kuantum spin (s). Berikut ini masing-masing
penjelasannya
1. Bilangan kuantum utama (n)
Bilangan kuantum ini menunjukkan letak elektron pada kulit atau tingkat
energi utama.
n = 1, kulit K
n = 2, kulit L
n = 3, kulit M
n = 4, kulit N dst.
2. Bilangan kuantum azimuth (l)
Bilangan kuantum ini menunjukkan subkulit yang nilainya dari nol (0) hingga
(n-1).
n = 1, maka l = 0
n = 2, maka l = 0 dan 1
n = 3, maka l = 0, 1, dan 2
n = 4, maka l = 0, 1, 2, dan 3 dst.
3. Bilangan kuantum magnetik (m)
Bilangan kuantum ini menunjukkan orientasi orbital dalam ruang di sekitar
inti atom. Nilai dari bilangan kuantum ini dari –l hingga +l.
l = 0, maka m = 0
l = 1, maka m = -1, 0, +1
l = 2, maka m = -2, -1, 0, +1, +2
l = 3, maka m = -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3
4. Bilangan kuantum spin (s)
Bilangan kuantum ini menunjukkan arah putaran elektron pada orbital. Pada
orbital dapat diisi maksimum oleh dua elektron yang berlawanan arah putaran.
Harga s = + ½ jika searah jarum jam, sedangkan harga s = – ½ jika berlawanan
jarum jam

Anda mungkin juga menyukai