Anda di halaman 1dari 20

BAB II

ISI

A. PEREKEMBANGAN TEORI ATOM

1.Teori atom Demokritus (460 – 370 SM)

Demokritus merumuskan bahwa zat dapat dibagi atas bagian – bagian yang lebih
kecil sampai mencapai bagian yang paling kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Bagian
yang tidak dapat dibagi lagi tersebut dinamakan atom, yang berasal dari kata Yunani
atomos yang artinya tidak dapat dibagi lagi. Konsep ini didapatkan berdasarkan
pemikiran dan bukan hasil eksperimen.

2.Teori atom Dalton (1766 – 1844)

Selama 2000 tahun teori atom demokritus tidak


berkembang. Baru pada abad ke – 18 ilmuwan percaya karena
konsep atom itu relevan dengan proses fisika dan kimia yang
mulai berkembang. Tahun 1802 Dalton melakukan percobaan
yang mengembangkan teori atom dan mencoba menerangkan
reaksi – reaksi kimia diantara zat.
Dalton mengemukakan beberapa konsep mengenai atom yaitu :
1. Atom merupakan bagian terkecil dari sebuah zat dan tidak dapat dibagi – bagi lagi.
2. Atom suatu unsur tidak dapat berubah menjadi atom unsur lain.
3. Dua buah atom atau lebih dapat membentuk suatu molekul.
4. Atom yang bersenyawa membentuk molekul memiliki perbandingan tertentu dan
jumlah keseluruhannya tetap. Jumlah massa sebelum reaksi sama dengan jumlah
massa sesudah reaksi. Konsep ini sesuai dengan hukum Lavoisier.
5. Bila dua atom membentuk dua macam senyawa atau lebih, maka atom –
atom yang sama dalam kedua senyawa tersebut mempunyai perbandingan yang
sederhana. Konsep ini sesuai dengan hukum Proust.

1
3. Atom Thomson

Pada tahun 1870 melakukan percobaan


pelucutan muatan dalam tabung gas.
Tabung lucutan adalah sebuah tabung
kaca yang memiliki dua elektroda pada
kedua ujungnya dan memiliki pompa untuk
mengeluarkan udara dalam
tabung. Kemudian tabung dihubungkan dengan sumber tegangan listrik tinggi (30
kV).
Ketika tekanan udara di dalam tabung berkurang dan mencapai 0,01 mmHg, kaca
mulai berpendar sebagai akibat radiasi sinar yang keluar dari katoda (-) ke kutub anoda
(+). Sinar ini disebut sinar katoda yang tidak lain partikel – partikel yang bermuatan
negatif.
Percobaan Thomson
Berikutnya Thomson melakukan percobaan dengan
sinar katoda yang ditambahkan pelat sejajar untuk
menghasilkan medan listrik, dan magnet yang
mengeluarkan medan magnet yang dapat
membelokan partikel negatif tersebut (prinsip selektor
kecepatan). Energi listrik = Energi mekanik

Kecepatan partikel yang melewati selektor kecepatan didapatkan dari


persamaan bahwa Gaya listrik = Gaya magnet

sehingga didapatkan bahwa kecepatan partikel tersebut adalah dan


bila disubsitusikan ke atas akan menghasilkan persamaan yang menyatakan
perbandingan muatan terhadap massa partikelnya

2
Thomson mendapatkan bahwa nilai tidak bergantung
pada jenis logam katoda dan jenis gas dalam tabung dan kemudian ditarik
kesimpulan bahwa partikel sinar katoda adalah unsur penting semua zat. Thomson
menyebut partikel negatif ini dengan corpuscles dan sekarang dikenal dengan
elektron.
Dengan percobaan ini Thomson menggugurkan teori atom Dalton karena
ternyata atom terbadi menjadi partikel – partikel penyusunnya. Thomson
menyatakan bahwa atom itu netral jadi di dalam atom terdapat partikel lain
sebagai penyeimbang agar atom itu netral dan Thomson mengusulkan :
- Atom itu berbentuk bola padat dengan muatan listrik positif tersebar
merata di seluruh bagian bola dan muatan – muatan positif ini
dinetralkan oleh elektron – elektron yang bermuatan negatif seperti
kismis yang menempel pada sebuah kueh (plum pudding atomic model)

Percobaan Milikan (188 – 1953)

Tahun 1909 Robert Milikan berhasil mengukur muatan


sebuah elektron melalui percobaan yang dikenal dengan
percobaan tetes minyak Milikan.
Alat yang dipakai Milikan seperti pada gambar dimana
dua keping sejajar dipisahkan pada jarak cukup dekat. Minyak
disemprotkan di bagian atas dan beberapa tetesan memasuki
lubang kecil. Sebuah tetesan diamati dengan teleskop. Pada tetesan minyak bekerja
gaya berat, gaya apung, dan gaya gesekan. Jika kedua keping diberi beda
potensial listrik maka akan didapatkan gaya tambahan berupa gaya listrik sehingga

3
tetesan minyak dapat dalam keadan diam (seimbang) dibawah pengaruh gaya – gaya di
atas.
Dari percobaan Milikan didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
- Tidak pernah ditemukan tetesan
minya yang mengandung muatan
listrik yang lebih kecil dari nilai
tertentu. Muatan listrik terkecil ini
adalah muatan sebuah elektron
dan dinamakan muatan elementer (dasar) dan diberi symbol e.
- Semua muatan listrik dari tetesan minyak selalu merupakan
kelipatan bilangan bulat dari muatan elementer.
Muatan elektron dan karena perbandingan
muatan sudah diketahui maka massa elekton dapat ditentukan, yaitu

4.Teori atom Rutherford

Pada tahun 1911 Rutherford bersama dua orang


asistennya Geiger dan Marsden melalukan percobaan
hamburan sinar alpha dalam rangka menguji kebenaran teori
atom Thomson.
Sinar a ditembakkan melalui celah sempit dan menumbuk
lempeng emas. Bila teori atom Thomson benar maka diharapkan
seluruh sinar alfa akan dipantulkan karena atom suatu benda
yang keras dan merata. Tetapi ternyata ada 3 sinar yang
dihasilkan ketika sinar alfa ditembakkan yakni dipantulkan,
diteruskan, dan dibelokan.
Rutherford mengukur sudut – sudut hamburan partikel alfa dengan teliti.
Berdasarkan hukum Coulomb sinar yang dibelokan dan dipantulkan hanya mungkin
dilakukan oleh muatan positif. Jadi muatan positif terkonsentrasi di pusat. Dengan
menganggap sebuah atom memiliki bagian besar berupa ruang hampa, maka dapat
dengan mudah dilihat bahwa sebagian partikel alfa menembus selaput logam.
Rutherford menyimpulkan sebagai berikut :

4
- Semua muatan positif dan sebagian besar massa atom berkumpul pada sebuah
titik di tengah – tengah atom yang disebut inti atom.
- Inti atom dikelilingi oleh elektron – elektron pada jarak relatif jauh. Elektron
berputar pada lintasan – lintasan seperti planet mengitari matahari.
Karena inti bermuatan positif dan elektron bermuatan negatif, maka secara kelitrikan
inti dan elektron tarik menarik. Gaya ini menghasilkan suatu gaya sentripetal yang
menahan elektron agar tetap pada lintasannya masing – masing. Walaupun model ini
cukup baik, tetapi tidak cukup menjelaskan susunan elektron – elektron.

5
5.Teori atom Bohr

Pengujian pada teori Rutherford dan ditemukan dua kelemahan yakni


- Menurut teori gelombang elektromagnetik, elektron yang
bergerak melingkar dipercepat akan memancarkan energi dan lama
kelamaan elektron akan semakin lambat dan tertarik ke inti atom, tetapi
hal ini tidak terjadi.
- Spektrum yang dihasilkan seharusnya kontinu, tetapi pengamatan
pada spektrum atom hidrogen didapatkan spectrum yang diskontinu

berupa garis

Hal – hal yang mendasari model Bohr adalah :


1. Konsep foton yang menggambarkan gelombang elektromagnetik sebagai berkas
energi sebagai partikel memberikan suatu wawasan baru dalam telaah tentang
struktur atom.
2. Hasil eksperimen tentang spectrum atom hydrogen pada saat itu sampai tahun 1913
tidak dapat diterangkan secara teoritis. Pengamatan tentang spectrum yang
dipancarkan oleh gas – gas yang panas menunjukkan spectrum garis yang
memiliki karakteristik sendiri. Banyak upaya telah dilakukan untuk mencari
rumus empiris tentang keteraturan ini.
a. Tahun 1855, J. J Balmer seorang guru di Swiss menemukan suatu rumusan
empiris dengan ketelitian yang sangat tinggi dapat menyatakan frekuensi
garis – gari spectrum hydrogen dalam daerah cahaya tampak.

6
b. Tahun 1908 Paschen menemukan bahwa ada suatu deret lain dalam
spectrum atom hydrogen yang terletak dalam daerah infra merah.

c. Tahun 1890 Rydberg menemukan cara lain yang lebih mudah menangani
rumus panjang gelombang deret Balmer dengan mendefinisikan suatu
persamaan umum

Postulat Bohr
1. Atom hidrogen terdiri dari sebuah elektron yang bergerak dalam suatu lintas
edar berupa lingkaran mengelilingi inti atom; gerak elektron tersebut
dipengaruhi oleh gaya tarik listrik sesuai dengan kaidah mekanika klasik.
2.
3. Lintas edar elektron dalam atom hydrogen yang mantap hanya yang mempunyai
momentum sudut L yang merupakan kelipatan bilangan bulat dari tetapan

Planck dibagi 2π. Postulat ini menunjukkan bahwa


momentum sudut elektron terkuantisasi.
4. Dalam lintas edar yang mantap (stasioner),
elekltron yang mengelilingi inti tidak
memancarkan energi elektromagnetik, dalam
hal ini energi elektron tetap dan tidak berubah.
5. Energi elektromagnetik yang dipancarkan oleh
sistem atom apabila suatu elektron berpindah ke
lintasan yang lebih rendah tingkat energinya adalah

6.Struktur Atom Hidrogen

7
Hukum Newton untuk gerak melingkar

Jari – jari atom

Jari – jari atom fungsi dari n (bilangan kuantum) sehingga nilainya tertentu, sehingga
dikatakan bahwa jari – jari atom terkuantisasi.
Energi kinetik

Energi potensial

8
Energi total

Disini terlihat juga dengan jelas bahwa energi elektron terkuantisasi.


Energi ionisasi Adalah energi yang dibutuhkan untuk melepas elektron dari ikatan
dengan intinya sehingga menjadi ion.

Spektrum atom hidrogen


Pada postulat di atas dinyatakan bahwa jika elektron berpindah dari orbit yang lebih
luar ke orbit yang lebih dalam maka elektron akan melepaskan energy kelebihannya
dalam bentuk foton yang tidak lain adalah gelombang elektromagnetik dengan
kecepatan yang tetap.

9
10
7.Kekanikan Kuantum

Teori atom Bohr dengan kuantisasi energi dan kuantisasi momentum sudut
elektron berhasil menjelaskan kestabilan elektron dan spektrum garis atom hidrogen.
Akan tetapi teori ini tidak berhasil menjelaskan :
1. Efek Zeeman
2. Anomali efek Zeeman (struktur halus)
3. Spektrum atom yang mempunyai banyak elektron
4. Prinsip ketidakpastian Heisenberg
Di dalam fisika klasik konsep partikel dan gelombang merupakan dua hal yang
terpisah satu sama lain. Fisika klasik membahas mengenai kejadian sehari – hari dan
mengandalkan pengamatan visual. Mekanika partikel dan optika gelombang merupakan
cabang fisika yang berdiri sendiri – sendiri.

11
Di dalam gerak elektron mengitari inti kita menganggap elektron memiliki muatan
dan massa dan memenuhi hukum mekanika partikel. Tetapi nanti kita akan melihat
bahwa ketika elektron bergerak ia akan bersifat sebagai gelombang. Bahkan,
gelombang elektromagnetik yang kita kenal sebagai gelombang karena mengalami
difraksi, interferensi dan polarisasi dalam keadaan lain seakan – akan terdiri dari
partikel bebas. Dualisme partikel-gelombang merupakan pengertian yang sangat
penting di dalam fisika modern.
1. Gelombang elektromagnetik
Pada tahun 1864 ahli fisika Inggris James Clerk
Maxwell menyatakan bahwa muatan listrik yang dipercepat
akan menimbulkan ganguan listrik dan magnetik yang
merambat terus menerus melalui ruang hampa. Jika
muatannya bergerak periodik, ganguannya adalah berupa
gelombang yang komponen listrik dan magnetiknya saling
tegak lurus dalam arah geraknya.
Dari pekerjaan Faraday sebelumnya, Maxwell mengetahui bahwa medan
magnetik yang berubah dapat mengimbas arus dalam kawat. Jadi medan
magnetik yang berubah mempunyai efek yang sama dengan medan listrik.
Maxwell mengemukakan kebalikannya yaitu bahwa medan listrik yang berubah
menimbulkan medan magnet yang berkaitan.
Medan listrik yang ditimbulkan oleh imbas elektromagnetik dapat
diperlihatkan dengan mudah karena logam mempunyai hambatan listrik yang kecil.
Jika Maxwell benar, gelombang elektromagnetik harus terjadi. Dalam gelombang
ini berbagai medan listik dan magnetic yang berubah – ubah tergandeng
oleh imbas elektromagnetik sedangkan mekanisme sebaliknya juga
diusulkan oleh Maxwell. Maxwell menunjukkan bahwa kelajuan gelombang

elektromagnetik dalam ruang hampa diberikan oleh

dengan Ԑo dan µo adalah permitivitas dan permeabilitas vakum.

Persamaan ini menunjukkan kecepatan gelombang cahaya. Maxwell mengambil


kesimpulan bahwa cahaya terdiri dari gelombang elektromagnetik. Ketika
Maxwell masih hidup konsep gelombang elektromagnetik masih belum

12
dapat dukungan secara eksperimental. Tahun 1888 ahli fisika Jerman Heinrich
Hertz membuktikan bahwa gelombang elektromagnetik betul ada dan mempunyai
sifat seperti yang diramalkan Maxwell. Hertz menimbulkan gelombang dengan
menggunakan arus bolak – balik dalam celah udara antara dua bola logam.
2. Gelombang de Broglie
Dalam cara tertentu partikel yang bergerak dapat
memiliki sifat gelombang. Sebuah foton dengan frekuensi f
mempunyai momentum

Sehingga panjang gelombangnya dapat dinyatakan


dengan persamaan

De Broglie mengusulkan agar persamaan di atas berlaku secara umum dan


dapat dipakai untuk foton maupun materi. Momentum suatu partikel
yang massanya m dan kecepatannya v adalah sehingga panjang
gelombang de Broglienya untuk partikel adalah

Semakin besar momentum suatu partikel maka panjang gelombang partikel


tersebut semakin pendek.
Contoh soal : Tentukan panjang gelombang de Broglie dari
a. Bola golf 46 g dengan kecepatan 30 m/s
b. Elektron dengan kecepatan 107 m/s
Jawab

De Broglie tidak mempunyai bukti eksperimental langsung bagi dugaannya.


Namun ia mampu memperlihatkan bahwa konsep yang diajukannya dapat
menjelaskan secara wajar terhadap kuantisasi energi yang merupakan
postulat Bohr.

13
Gelombang stasioner yang terjadi pada senar dengan kedua ujungnya
terikat yang dapat memberikan frekuensi resonansi tertentu mengilhami de
Broglie dengan menyamakan momentum sudut elektron yang besarnya
tertentu.
Kecepatan elektron

Panjang gelombang de Broglie untuk elektron

Ternyata panjang gelombang ini sama dengan keliling dari lintasan

elektron
Kenyataan bahwa orbit elektron dalam
atom hidrogen ialah satu panjang gelombang
elektron merupakan petunjuk yang diperlukan
untuk membangun teori atom. Jika kita tinjau
getaran sebuah kawat kita dapatkan bahwa
kelilingnya tepat sama dengan bilangan bulat
kali panjang gelombang. Dengan menganggap perilaku gelombang
elektron dalam atom hidrogen serupa dengan getaran kawat kita dapat
mengambil postulat bahwa sebuah elektron dapat mengelilingi inti hanya
dalam orbit yang mengandung bilangan bulat kali panjang gelombang de
Broglie.
Syarat kemantapan orbit
3. Prinsip ketidakpastian Heisenberg
Dari teori mengenai dualisme gelombang - partikel yang ditemukan de
Broglie mengilhami Heisenberg mengenai elektron. Heisenberg 1927 menyatakan
pernyataan yang dikenal dengan Prinsip ketaktentuan yaitu : Tidak mungkin
kita mengetahui keduanya yaitu kedudukan dan momentum suatu benda secara
seksama pada saat yang sama. Jika kita dapat menentukan posisi sebuah

14
partikel secara teliti, pastilah momentumnya tidak teliti. Sebagai akibatnya kita
tidak mungkin secara pasti seperti yang dikemukakan Bohr. Model atom Bohr
melanggar ketidakpastian Heisenberg. Yang dapat ditentukan hanyalah
orbital. Orbital adalah daerah kebolehjadian menemukan elektron.
4. Mekanika Kuantum
Perbedaan pokok antara mekanika klasik (Newton) dan mekanika
kuantum terletak pada cara menggambarkannya. Dalam mekanika klasik, massa
depan partikel telah ditentukan oleh kedudukan awal, momentum awal serta
gaya – gaya yang berinteraksi padanya. Dalam dunia makroskopis kuantitas
semuanya dapat ditentukan dengan ketelitian yang cukup sehingga cocok dengan
pengamatan. Mekanika kuantum juga menghasilkan hubungan antara kuantitas
yang teramati tetapi prinsip ketaktentuan menyarankan bahwa kuantitas
teramati bersifat berbeda dalam dunia atom. Kuantitas yang berhubungan
dengan mekanika kuantum adalah peluang. Kita belum dapat memastikan misal jari
– jari elektron yang bisa lebih kecil atau besar tetapi sebagian besar
berpeluang besar didapatkan sama dengan 5,28 x 10–11 m.
Sepintas kita bisa mengira bahwa mekanika kuantum merupakan
pengganti yang tidak teliti daripada mekanika klasik. Akan tetapi dengan
pemeriksaaan yang lebih teliti terungkap kenyataan yang mengejutkan bahwa
mekanika klasik tidak lain adalah aproksimasi dari mekanika
kuantum. Mekanika kuantum dikembangkan oleh Schrodinger yang terkenal
dengan persamaan gelombangnya.
Persamaan Scrodinger untuk elektron tiga dimensi misalnya pada atom
hidrogen ialah

Jika persamaan di atas diselesaikan maka akan didapatkan tiga bilangan


kuantum dan harga – harga yang mungkin adalah
Bilangan kuantum utama
Bilangan kuantum orbital
Bilangan kuantum magnetik
5. Bilangan kuantum
a. Bilangan kuantum utama (kuantisasi energi)

15
Bilangan kuantum ini sama dengan bilangan kuantum pada teori Bohr
yaitu nilai yang menyatakan energi total elektron. Energi total elektron
adalah tetap dan terkuantisasi. Orbit tempat elektron bergerak disebut kulit
dan diberi nama K, L, M, N, dan seterusnya

Secara klasik energi total dapat berharga berapa saja, tetapi harus
negatif. Kuantisasi energi elektron dalam atom hidrogen jadinya diuraikan
oleh bilangan kuantum n.
Teori gerak planet dapat juga diturunkan dari persamaan
Schrodinger, dan menghasilkan pembatasan pada energi total n untuk
setiap planet ternyata sangat besar , sehingga jarak antar tingkat energy
terlalu kecil untuk diamati. Karena itulah fisika klasik menjelaskan cukup
baik untuk gerak planet tetapi gagal untuk gerak dalam atom.
b. Bilangan kuantum orbital (kuantisasi besar momentum sudut)
Bilangan kuantum orbital muncul karena teramatinya efek Zeeman
yang menemukan garis – garis tambahan dalam spektrum emisi jika elektron
tereksitasi diletakkan dalam medan magnetik luar homogen. Efek Zeeman
tidak dapat dijelaskan orbit lingkaran Bohr yang hanya memiliki satu
orientasi atau satu vektor momentum sudut. Arnold Sommerfeld (1868
– 1951) mengusulkan orbit elips selain orbit lingkaran. Bilangan
kuantum orbital disebut juga kuantum azimuth dan diberi lambing l yang
menyatakan besar momentum sudut elektron (L). Nilai l dibatasi sampai (n-
1)
l = 0,1,2,3,…(n-1)
Bilangan kuantum orbital menyatakan subkulit tempat elektron
berada dan juga bentuk orbitalnya. Subkulit diberi nama menggunakan
s (sharp) tajam, p (principal) utama, d (diffuse) kabur, f (fundamental)
pokok, g, h, i, …. Gabungan bilangan kuantum n dan bilangan kuantum
orbital sering menggambarkan keadaan atom. Jika n = 2, dan l = 0
menyatakan keadaan 2s dan seterusnya.

Besar momentum sudutnya dinyatakan oleh

16
Misal untuk elektron yang bilangan kuantum orbitalnya 2 memiliki
bear momentum sudut

c. Bilangan kuantum magnetik (kuantisasi arah momentum sudut)


Bilangan kuantum l menentukan besar momentum sudut elektron.
Namun momentum sudut elektron adalah besaran vektor. Jadi untuk
menjelaskannya secara lengkap diperlukan arahnya selain besarnya. Jika
kita pikirkan sebuah elektron mengelilingi inti merupakan sosok arus kecil
dan memiliki dua kutub magnetik. Jika elektron atomik
yang memiliki besar momentum sudut berinteraksi
dengan medan magnetik luar B. Bilangan kuantum
magnetik ml memberi sfesifikasi arah L dengan
menentukan komponen L dalam arah medan. Gejala ini
disebut kuantisasi ruang. Jika kita ambil arah medan
magnetik sejajar dengan sumbu z, komposisi L adalah
arah itu adalah

Hargal ml yang mungkin berkisar dari +l


melalui 0 hingga –l sehingga banyak orientasi yang
mungkin dengan vektor momentum sudut L dalam medan
magnetik ialah 2l+1. Bila l = 0, Lz harga dapat memiliki
tunggal 0, jika l = , Lz dapat berharga h, 0 atau –h, bila h = 2, Lz dapat
berharga 2h, h,0,-h,-2h dan seterusnya.
Namun dalam kenyataan hanya satu komponen dari L, yaitu Lz dan
L mempunyai harga tertentu L>Lz; letak elektron itu tidak terbatas pada
satu bidang datar. Jadi terdapat ketaktentuan dalam koordinat z yang
terjadi. Arah L terus menerus berubah seperti gambar di samping,
sehingga rata – rata Lx, dan Ly nol walaupun selalu mempunyai harga yang
spesifik sebesar m1ħ
d. Bilangan kuantum spin (kuantisasi ruang spin)

17
Teori atom yang telah dikembangkan di atas tidak dapat menerangkan
sejumlah hasil pengamatan eksperimen yang terkenal. Salah satunya adalah
bahwa banyak garis spectral sebenarnya terdiri dari dua garis terpisah yang
letaknya sangat berdekatan. Suatu contoh dari struktur halus ini adalah garis
pertama deret Balmer hidrogen yang timbul dari transisi antara tingkat n = 3
ke n = 2 dari atom hidrogen, Dalam hal teoritis ialah garis tunggal yang
mempunyai panjang gelombang 656,3 nm sedangkan dalam
kenyataannya terdapat dua garis berjarak 0,14 nm efek yang kecil tetapi
menunjukkan kegagalan teori atom tersebut.
alam usaha menerangkan struktur halus di atas Goudsmith
dan GE Uhlenbeck dalam tahun 1925 mengusulkan bahwa elektron
memiliki momentum sudut intrisik yang bebas dari momentum sudut
orbitalnya dan berkaitan dengan momentum sudut itu terdapat momentum
magnetik. Momentum sudut intrisik berkaitan dengan elektron bermuatan
listrik yang berputar pada porosnya sendiri dan disebut spin elektron.
Pada tahun 1929 Dirac dengan teorinya menunjukkan bahwa spin
elektron dapat dijelaskan oleh suatu bilangan kuantum ms, yang hanya
boleh memiliki nilai ½. Momentum sudut spin hanya dapat memiliki
dua arah orientasi.
Komponen Z searah medan magnetik luar dari momentum sudut spin
Sz diberikan oleh

6. Prinsip Eklusi
Dalam konfigurasi normal sebuah atom hidrogen, elektron berada
dalam keadaan kuantum dasar. Bagaimanakah konfigurasi atom yang lebih
kompleks? Apakah 92 elektron dalam atom uranium dalam keadaan kuantum yang

18
sama berdesak-desakan dalam orbit Bohr tunggal mengelilingi inti atom.
Banyak eksperimen membuktikan bahwa hal itu tidak terjadi.
Salah satu contoh ialah perbedaan besar perilaku kimiawi yang ditunjukkan
oleh unsur tertentu yang struktur atomiknya hanya berbeda satu elektron saja,
misalnya bernomor atomic 9, 10, 11 berturut – turut adalah gas halogen fluorine,
gas mulia neon, dan logam alkali natrium. Karena struktur elektron
sebuah atom mengendalikan interaksi dengan atom lain, sulit bagi kita untuk
mengerti mengapa sifat kimiawi unsur tersebut berubah secara mendadak dengan
berubahnya bilangan atomic bila seluruh elektron atom itu adalah dalam
keadaan kuantum yang sama.
Dalam tahun 1925, Wolfgang Pauli menemukan
prinsip pokok yang mengatur konfigurasi elektronik
atom yang memiliki lebih dari satu elektron.
Prinsip eksklusi (larangan) menyatakan tidak terdapat
dua elektron dalam sebuah atom yang dapat berada dalam
keadaan kuantum yang sama. Masing – masing elektron
dalam sebuah atom harus memiliki kumpulan bilangan
kuantum n, l, ml, ms, yang berbeda.
Pauli menemukan prinsip eksklusi ketika ia mempelajari spektrum
atomik. Dalam spektrum setiap unsur selain hidrogen tidak terdapat sejumlah garis;
garis ini bersesuaian dengan transisi dari dan ke keadaaan yang memiliki
kombinasi bilangan kuantum tertentu. Jadi dalam helium tidak teramati transisi
dari dan ke konfigurasi keadaan dasar dengan kedua spin elektron berarah sama
sehingga menghasilkan total spin 1, walaupunn transisi dari dan ke konfigurasi
keadaan dasar dengan spin elektron berlawanan sehingga spin totalnya nol,
teramati.

19
7. Konfigurasi elektron
Terdapat dua aturan dasar yang menentukan stukrur elektron dari atom
berelektron banyak
1) Sebuah sistem partikel mantap (stabil) bila energi totalnya minimum
2) Hanya ada satu elektron yang dapat berada dalam keadaan kuantum
tertentu dalam atom itu
Elektron yang memiliki bilangan kuantum n yang sama biasanya (walaupun
tidak selalu) kira – kira berada pada jarak rata – rata yang sama terhadap
inti. Energi elektron pada kulit tertentu masih bergantung juga pada
bilangan kuantum orbital l, walaupun tidak sebesar pengaruh n. Elektron
dengan l kecil, lebih besar peluangnya untuk didapatkan dekat inti (disitu
elektron tidak banyak kena efek perisai dari elektron lainnya) daripada
elektron dengan l besar, sehingga menghasilkan energy total lebih rendah.
Elektron dalam satu kulit bertambah energinya jika l bertambah besar.
Misalnya konfigurasi elektron Natrium ditulis sebagai berikut

1s22s22p63s1
Prinsip eksklusi membatasi banyaknya elektron dalam suatu sub
kulit tertentu. Suatu subkulit bercirikan kuantum utama n, dan kuantum
magnetik l dan terdapat 2l + 1 kuantum magnetik dan dua harga kuantum
spin. Jadi masing – masing subkulit dapat berisi maksimum 2(2l+1) elektron.
Kapasitas kulit = Jumlah elektron total dalam sebuah kulit

Untuk n =1 mengandung 2 elektron, n = 2 mengandung 8 elektron, n


= 3 mengandung 18 elektron, dst..

20

Anda mungkin juga menyukai