KELOMPOK 10 / Akuakultur B
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan yang Maha Pengasih
khususnya bagi pembaca untuk menambah wawasan baru atau pengetahuan baru.
Kami menyadari laporan praktikum ini masih banyak kekurangan yang mungkin tidak
disadari dan dengan keterbatasan yang kami miliki. Kritik dan saran dari pembaca
akan diterima dengan tangan terbuka demi perbaikan dan kesempurnaan laporan
praktikum ini.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….……...iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Maksud.................................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................2
iii
2.11 Penentuan Kelas Alga.......................................................................17
BAB IV PENUTUP........................................................................................27
4.1 Kesimpulan.........................................................................................27
4.2 Saran..................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................29
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I PENDAHULUAN
Mikrobiologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu mikros artinya
kecil, bios artinya hidup, dan logos artinya ilmu. Mikrobiologi merupakan suatu ilmu
Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme yaitu: bakteri, protozoa,
virus, algae dan cendawan mikroskopis. Mikrobiologi merupakan ilmu yang didalam
nya mempelajari berbagai segi dari mikroba atau jasad renik dalam hal dimana
dan menunjang kehidupan dan yang lain dapat menyebabkan penyakit. Contoh:
dalam pembuatan anggur, keju, yogurt, penisilin, dan dalam memproses limbah.
Dunia mikroba baru ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu dan baru dipahami dan
dihargai 200 tahun kemudian. Selama 40 tahun terakhir mikrobiologi muncul sebagai
1
disekitar kita itu beragam bisa untuk membuat keju, yogurt, ataupun yang paling
sering kita temukan di Indonesia itu dalam pembuatan tempe. Kehidupan kita begitu
erat hubungan nya dengan mikroba jadi bidang keilmuan mikrobiologi ini cukup
penting untuk dipelajari walaupun bidang keilmuan ini masih terbilang baru namun
1.2 Maksud
gram, pengamatan hifa pada jamur, dan perhitungan koloni bakteri dengan metode
1.3 Tujuan
haemocytometer
2
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Februari sampai 6 Maret 2021 untuk kelas B01 dan B02, serta tanggal 26 Maret -10
April 2021 untuk kelas AK-A dan AK-B. Praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik
dilakukan setiap hari Jum’at dan Sabtu. Praktikum ini dilaksanakan dengan metode
3
BAB II ANALISIS PROSEDUR
a. Cawan petri
penanaman bakteri ataupun jamur. Sebelum digunakan cawan petri harus melalui
proses sterilisasi terlebih dahulu agar terbebas dari segala macam bentuk kehidupan
petri menggunakan kertas, kertas yang digunakan dapat berupa kertas bekas akan
tetapi ada prosedur penggunaan kertas bekas dalam membungkus cawan petri yaitu
kertas bekas yang masih bersih atau polos berada dibagian dalam sedangkan
bagian yang terdapat tulisan atau tinta berada di bagian luar. Hal ini dikarenakan jika
kertas yang terdapat tinta berada dibagian dalam ketika proses sterilisasi dapat
menyebabkan kertas basah dan tinta dapat menempel pada permukaan cawan petri
yang berukuran lebih kecil berada didalam cawan yang berukuran lebih besar
kemudian cawan yang berukuran kecil diposisikan berada diatas. Cawan petri
Pipet volume merupakan alat yang berfungsi untuk mengambil larutan dalam
jumlah yang lebih presisi dengan skala 1-10 ml. Pipet harus melalui proses sterilisasi
terlebih dahulu sebelum digunakan tujuannya agar cairan yang akan diambil tidak
terkontaminasi dengan pihak luar. Proses sterilisasi pipet volume dimulai dari tahap
4
bekas yang dibagi menjadi 4 bagian dengan pola potongan memanjang. Ada
prosedur penggunaan kertas bekas dalam membungkus pipet volume, yaitu kertas
bekas yang masih bersih atau polos berada dibagian dalam sedangkan bagian yang
terdapat tulisan atau tinta berada di bagian luar. Hal ini dikarenakan jika kertas yang
terdapat tinta berada dibagian dalam ketika proses sterilisasi dapat menyebabkan
kertas basah dan tinta dapat menempel pada permukaan pipet volume.Ujung pipet
di tutup dengan kapas agar tertutup dengan sempurna. Pipet dibungkus dengan
cara melilitkan kertas pada sisi luar pipet hingga seluruh bagian tertutup dengan
rapat, setelah itu bagian kertas pada kedua ujung pipet volume dilipat dan diikat
dengan tali secukupnya agar tertutup rapat dan kertas tidak terlepas pipet volume
c. Blue tip
penelitian yang mempunyai fungsi untuk mengambil larutan. Blue tip di buat dari
bahan yang berkualitas yang kuat dan persisi. Blue Tip digunakan pada mikropipet
untuk mengambil larutan dalam ukuran mikro (100µl sampai 1000µl).Blue tip terbuat
dari Polypropylene (PP) yang memiliki kejernihan yang tinggi dan merupakan bahan
anti air yang sangat bagus sehingga blue tip ini dirancang untuk menjaga retensi
sampel dalam tip. Blue tip tahan pada suhu 121°C, yang berarti blue tip akan tahan
d. Pengoperasian autoklaf
Autoklaf merupakan alat untuk mensterilisasi suatu alat atau bahan dengan
metode sterilisasi basah pada suhu 121°C dan tekanan sebesar 1 atm (0,15 Mpa)
selama 15 – 20 menit. Cara pengoperasian autoklaf yang pertama adalah buka tutup
bagian atas autoklaf lalu keluarkan keranjang tempat alat dan bahan yang akan di
5
sterilisasi. Masukan akuades kedalam ruang sterilisasi sampai menutup sistem
pemanas. Letakkan alat dan bahan pada keranjang, lalu masukkan kedalam
autoklaf, dan tutup kembali autoklaf. Pastikan klep keluarnya uap berada dalam
posisi berdiri atau terbuka lalu nyalakan autoklaf. Lampu indikator akan menyala,
kemudian atur temperaturpada suhu maksimal. Biarkan uap air keluar dari klep lalu
tutup klep kearah kesamping dan tunggu hingga suhu 121°C kemudian turunkan
temperatur hingga lampu indikator yang semula berwarna hijau berubah menjadi
warna kuning. Atur timer pada posisi 15 menit, setelah waktu habis turunkan
temperatur kesuhu minimal setelah itu matikan autoklaf, lalu buka klep secara
dapat dibuka.
dilakukan di kolam budidaya ikan Laboratrium Budidaya Ikan Divisi Reproduksi Ikan,
kolam Perpustakaan UB, air selokan dan air sumur. Untuk pengambilan sampel
bakteri dan jamur diambil dari kolam budidaya ikan bagian atas dan bawah di
Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Reproduksi Ikan, kolam perpustakaan UB, dan air
sumur yang masing masing dimasukkan kedalam botol film yang berbeda, kemudian
sampel diambil sebanyak 1 ml dengan pipet volume lalu dimasukkan ke dalam tube
appendorf. Disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 2500 rpm, setelah itu
supernatan dibuang kemudian sampel diambil dan diakumulasi pellet pada satu tube
appendorfsebanyak 1 ml.
6
jenisnya dengan memberikan gaya sentripetal. Cara menggunakan alat sentrifugasi
adalah yang pertama alat sentrifugasi dihidupkan, kemudian tombol open ditekan
penutup bagian dalam dan tutup alat sentrifugasi. Indikator temperatur, waktu dan
kecepatan diatur sesuai dengan kebutuhan, lalu untuk memulai proses sentrifugasi
tombol start ditekan dan tunggu hingga selesai. Tekan tombol stop jika sudah
selesai lalu ditekan lalu tombol open untuk membuka alat sentrifugasi dan tutup
bagian dalam dibuka setelah itu tube appendorf dikeluarkan, kemudian alat ditutup
a. TSA
Trypton Soya Agar (TSA) merupakan media padat untuk penanaman bakteri.
Pembuatan media TSA ini dimulai dari tahap penimbangan TSA yang dibutuhkan
angka delapan. Larutan yang berada dalam erlenmeyer yang sudah melalui proses
dengan aluminium foil dan diikat dengan karet gelang. Pengikatan dengan keret
gelang bertujuan agar aluminium foil yang berfungsi untuk melindungi erlenmeyer
pada saat perebusan dan sterilisasi tidak terlepas. Erlenmeyer yang sudah
dibungkus lalu direbus selama 15 menit, setelah itu disterilisasi dalam autoklaf
7
terkontaminasi mikroorganisme lain. Adapun rumus yang digunakan untuk
40
× cawan petri×20 ml=…gr
1000 ∑
Keterangan :
b. TSB
Pembuatan media TSB ini dimulai dari tahap penimbangan TSB yang dibutuhkan
angka delapan. Larutan yang berada dalam erlenmeyer yang sudah melalui proses
erlenmeyer ditutup dengan kapas lalu dibungkus dengan aluminium foil dan diikat
dengan karet gelang agar aluminium foiltidak terlepas. Erlenmeyer yang sudah
dibungkus lalu dipanaskan diatas hotplate lalu dituang kedalam tabung reaksi
dengan aluminium foil dan plastic wrap setelah itu disterilisasi dalam autoklaf selama
15 menit. Adapun rumus untuk menghitung jumlah TSB yang dibutuhkan, yaitu:
8
30
×jumlah tabung reaksi×10=…gr
1000
Keterangan :
c. PDA
jamur. Pembuatan media PDA ini dimulai dari tahap penimbangan PDA yang
sudah dihomogenkan ditutup dengan kapas lalu dibungkus dengan aluminium foil
dan diikat dengan karet gelang agar aluminium foi ltidak terlepas. Erlenmeyer yang
didalam autoklaf selama 15 menit agar terbebas dari mikroorganisme lain yang
39
× cawan yang dipakai×20=…gr
1000 ∑
9
Keterangan :
d. Na-fis
penimbangan NaCl yang dibutuhkan dan dimasukkan kedalam beaker glass, lalu
masing sebanyak 9 ml dari Na-Fis yang telah didapat kedalam tabung reaksi.
Tabung reaksi yang telah dimasukkan 9 ml Na-Fis kemudian ditutup dengan kapas
lalu dimasukkan kedalam beaker glass. Lapisi atau bungkus dengan aluminium
foildan diikat dengan karet gelang agar tidak lepas. Beaker glass yang sudah
0,9
× tabung reaksi×9ml=…gr
100 ∑
Keterangan :
10
∑ tabung reaksi : Jumlah cawan petri yang digunakan
dalam tabung reaksi 1 dan dicatat sebagai 10−1 . Habis dihomogenkan dengan vortex
mixer pada tabung reaksi 1 diambil 1 ml dan dimasukkan ke tabung reaksi 2 dan
dicatat sebagai 10−2 dari tabung reaksi 2 diambil 1 ml dan dimasukkan ke tabung
reaksi 3 begitu seterusnya sampai tabung reaksi 10−7 . lalu diambil 1 ml (1000µl)
pada tabung reaksi 10−5 ., 10−6 ., dan 10−7 dan terlihat hasilnya. Tujuan dari
tabung reaksi 1 dan dicatat sebagai 10−1. Dihomogenkan dengan vortex mixer pada
tabung reaksi 1 diambil 1 ml dan dimasukkan ke tabung reaksi 2 dan dicatat sebagai
10−2 setelah itu dari tabung reaksi 2 diambil 1 ml dan dimasukkan ke tabung reaksi
3. Diambil 0,1 ml (100µl) pada tabung reaksi 10−2 . dan 10−3 dan terlihat hasilnya.
mikroba yang terdapat dalam cairan, maka semakin banyak tingkat pengenceran
11
2.5 Penanaman Bakteri dan Jamur
a. Metode Tuang
dengan mikropipet pada cawan petri lalu dimasukkan media TSA sebanyak 15-20 ml
cawan petri membentuk angka delapan di atas meja, atau menggoyangkan ke kiri,
ke kanan, ke depan, ke belakang, putar ke kiri tiga kali dan putar ke kanan tiga kali,
lalu didiamkan sampai media menjadi padat (mengeras). Media yang sudah
mengeras dibungkus dengan plastic wrap lalu dibalik. Hal ini berfungsi untuk
menghindari ada nya tetesan air yang mungkin melekat pada dindin tutup cawan
petri yang terjatuh ke dalam sampel. Cawan petri diinkubasi selama 24 jam di dalam
inkubat pada saat penuangan media agar, dianjurkan untuk memperhatikan suhu
media supaya tidak melebihi 45°C. Kondisi ini dikarenakan suhu di atas 45°C dapat
membunuh sebagian mikroba, kecuali untuk tujuan menghitung bakteri yang bersifat
termofilik maka suhu media agar dapat diatur pada suhu > 55°C.
b. Metode Cair
dengan mikropipet pada tabung reaksi yang berisi media TSB lalu ditutup dengan
kapas dan dibungkus dengan plastic wrap. Habis itu dimasukkan ke dalam beaker
glass dan dibungkus kembali dengan aluminium foil. Diinkubasi selama 24 jam di
dalam incubator. Metode medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat
tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur
cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial
12
pengenceran. Semakin tinggi pegenceran peluang untuk mendapatkan satu sel
semakin besar. Pada media cair pertumbuhan mikroba ditandai dengan kekeruhan
mikroba.
c. Metode Tebar
mendasar kedua metode tersebut yaitu pada cara menyebarkan suspensi bakteri
pada media agar. Dimasukkan media PDA 15-20 ml ke dalam cawan petri lalu
ditunggu hingga menjadi agar dan kemudian dimasukkan sampel sebanyak 0,1 ml
(100µl) lalu diratakan dengan triangle dan dibungkus dengan plastic wrap lalu
dibalik. Hal ini berfungsi untuk menghindari ada nya tetesan air yang mungkin
melekat pada dinding tutup cawan petri yang terjatuh ke dalam sampel. Cawan petri
diinkubasi dalam inkubator selama 36 jam. Prinsip metode sebar yaitu suspensi
bakteri disebar secara merata dengan menggunakan penyebar khusus yang terbuat
dari gelas atau logam yang dibentuk seperti huruf “L” (yang dikenal dengan sebutan
Conrad’s rod) atau “segitiga sama kaki” dengan tangkainya. Mikroba yang tumbuh
pada metode ini yaitu mudah mengalami kontaminasi terutama pada saat
sampel bakteri dari cawan petri yang berisi medium dan sampel dari incubator.
cukup mudah dengan meletakan cawan petri di atas lampu bulat yang berada pada
alat. Atur posisi kaca pembesar agar sejajar dengan cawan petri dan sampai sampel
dapat terlihat dengan jelas. Hubungkan pen dengan alat agar dapat merekam
13
perhitungan nya. Tandai koloni yang terlihat dengan pen secara teliti nanti hasil
perhitungan akan tertera pada alat. Tekan tombol riset jika sudah selesai melakukan
Keterangan:
yang telah ditutup cover glass. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x,
100x, 400x, dan 1000x. Fokuskan sampai terlihat bakterinya, jika sudah terlihat
berikut :
14
π
N= x 250.000 x p
5
Keterangan:
bunsen setelah itu ambil 1 sel bakteri dengan ose loop yang sudah disterilkan.
Oleskan dengan cara di gores pada medium isolasi (TSA steril) dengan metode 4
kuadran kemudian dibungkus dengan plastic warp dan diinkubasi dalam inkubator
selama 24 jam. Tujuan isolasi yaitu dapat mengidentifikasi suatu jenis bakteri
dapat dilakukan isolasi yang diawali dengan pengenceran bertingkat. Proses isolasi
mikroba adalah memisahkan mikroba satu dengan mikroba lain yang berasal dari
campuran berbagai mikroba untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfologi dan
15
Gambar 2. Streak Bakteri 4 Kuadran pada Media Agar
bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Pewarnaan gram berdasarkan metode,
dengan membuat olesan tipis suspensi dari isolat bakteri berumur 24 jam pada gelas
objek yang bersih kemudian dikeringkan dan difiksasi diatas bunsen. Pewarnaan
gram bakteri diambil menggunakan ose loop yang sudah dipijarkan terlebih dahulu
lalu digesekkan pada objek glass kemudian di fiksasi di atas bunsen agar bakteri
mati dan melekatkan sampel pada objek. Tetesi kristal violet dan didiamkan selama
satu menit, bilas menggunakan aquades. Tetesi kembali objek glass dengan iodium
pewarnaan gram safranin berfungsi mewarnai kembali sel sel yang telah kehilangan
zat utama setelah perlakukan alkohol. Amati objek tersebut dibawah mikroskop
16
(a) (b)
Budidaya Ikan Divisi Reproduksi Ikan, kolam Perpustakaan UB, air selokan dan air
sumur. Proses pengabilan diawali dengan mengambil sebanyak 1ml dengan pipet
tetes. Air sampel yang sudah diambil dimasukan kedalam botol film lalu diberi tanda
menggunakan kertas label agar tidak tertukar dengan sampel lainya. Kertas label
ditempelkan pada botol film untuk menandai sampel. Terakhir dokumentasikan hasil
pengamatan.
dan alga dapat digolongkan dalam makroalga dan mikroalga. Tumbuhan ini dapat
hidup dan bertahan dengan kondisi yang beragam dengan pola pertumbuhan dan
17
adaptasi yang sangat baik. penentuan alga dilakukan dengan melakukan
mikroskop. Jika sudah ditentukan jenis filum alga nya baru setelah itu kita
dokumentasikan.
Beberapa di antaranya sebagai parasit pada tumbuhan dan hewan tingkat tinggi.
Pengamatan hifa dan jamur diawali dengan memijarkan ose loop yang akan
digunakan pada bunsen sebagai upaya aseptis. Ambil hifa jamur menggunakan ose
loop setelah diambil goreskan ose loop pada cover glass. Cover glass yang sudah di
glass cekung dengan sudut 45 ° untuk mengurangi ada nya gelembung pada saat
400x, dan 1000x jika sudah diamati hasil pengamatan dapat kita dokumentasikan.
18
BAB III ANALISIS HASIL
materi pengenalan alat dan sterilisasi yang dilaksanakan secara daring di rumah
masing – masing pada tanggal 27 maret 2021. Kelompok 10 mendapati hasil bahwa
alat yang sudah disterilisasi memiliki perbedaan sebelum dan sesudah. Cawan
petrisebelum di sterilisasi kodisi nya berdebu, kusam dan kotor sementara itu
bluetip juga kusam dan kotor pipet volum berdebu dan kusam. Dilakukan sterilisasi
menggunakan autoclave selama 15-20 menit terdapat peubaahn pada alat cawan
petri, bluetip dan pipet volume menjadi lebih bersih dan berembun.
Menurut Florence (2012), kita dapat mengetahui kondisi alat yang sudah di
pada saat pasca autoklafikasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui ada kah
mikroorganisme seperi bakteri dan spora yang masih tumbuh ataupun tersisa
menunjukan jika proses sterilisasi berjalan dengan baik. Hasil pada pengecatan
gram yang dibuat dari strip spora Bacillus atrophaeusmenunjukan tidak adanya
bentuk vegetative bakteri dan juga jumlah koloni dari Bacillus atrophaeusmengalami
19
Dilihat dari hasil yang didapat oleh kelompk 10 maupun literatur dapat kita
ketahui bahwa proses sterilisasi dapat membuat alat lebih bersih dan besar dari
debu. Tidak hanya membersihkan alat saja proses sterilisasi dapat mecegah tumbuh
nya bakteri maupun spora dan juga dapat membunuh atau mengurangi
mikroorganisme yang ada pada alat sebelum disterilisasi. Sterilisasi dapat dilakukan
menggunakan autoklaf maupun oven. Setiap alat memiliki efisiensi serta waktu yang
menjaga alat tetap bersih dan steril karna jika alat tidak di bersihkan atau disterilkan
setelah digunakan maka alat tersebut dapat menjadi media perantara perpindahan
3.2
HASIL
600
JUMLAH KOLONI (CFU)
500 516.6
400
362.16
300 313.51 HASIL
291.44 290.49
200
198.19
100 145.17
0
8 9 10 11 12 13 14
KELOMPOK
20
Gambar 3. Grafik Perhitungan Metode TPC
Hasil perhitungan koloni bakteri dengan metode TPC pada praktikum dasar
dasar mikrobiologi akuatik yang telah dilaksanakan oleh kelompok 8-14 pada shift
pada sampel yang telah diidentifikasi dbutuhkan perhitungan koloni bakteri dengan
21
terhitung dikalikan faktor pengercer per ml. Bakteri yang tumbuh dihitung
menggunakan teknik Total Plate Count (TPC) dengan memperhatikan warna koloni.
jumlah koloni bakteri selesai. pada proses pengamatan morfologi bakteri dilakukan
dengan teknik pewarnaan Gram dan diamati pada mikroskop dengan perbesaran
masing masing cawan petri. Hasil perhitungan koloni bakteri menggunakan metode
TPC yang dilakukan olek kelompok 8-14 mendapatkan hasil yang beragam. Dimana
150
)
117
100 89,5
60,5 65,5
51 49,5 51
50
0
8 9 10 11 12 13 14
KELOMPOK
22
Hasil perhitungan kepadatan sel bakteri dengan menggunakan
oleh kelompok 8-14 pada shift kedua mendapatkan hasil berikut. Kelompok 8
+¿¿
Refraktometer untuk salinitas dan pH meter untuk media kultur. Seperti Nitrat N O 3
23
−¿ ¿
dan Fosfat PO 4 pengukuran tersebut dilakukan pada saat awal dan akhir kultur
pertumbuhan mikroalga.
gram yang dilaksanakan secara daring di rumah masing – masing pada tanggal 12
24
Menurut Lenni dan Yekki (2011), Gram positif pada pewarnaan gram di
tandai dengan adanya warna ungu hal ini disebabkan kompleksnya zat warna pada
kristal violet-yodium. Peptidoglikan yang tebal dengan lipid yang tipis merupakan
struktur dari gram positif meskipun diberi larutan pemucat aseton alkohol warna
ungu tidak berubah. Penampakan bakteri gram negatif bewarna merah/merah muda
hal tersebut di karenakan pada gram negatif memiliki struktur dinding sel dengan
kandungan peptidoglikan yang tipis dengan kandungan lipid yang tinggi. Zat safranin
dalam pewarnaan akhir sangat berpengaruh dalam penentukan gram negatif dan
gram positif. Reagen yang digunakan untuk pewarnaan gram ialah kristal violet,
laksanakan secara daring kelas akuakultur B shift 2 mendapatkan data dalam materi
hasilbakteri gram negatif ,hasil pengamatan lebih banyak yang mendapatkan bakteri
gram positif. Bakteri gram positif dan negatif mempunyai struktur yang berbeda oleh
karena itu dalam pewarnaan gram mendapatkan warna yang berbeda positif di
tandai dengan ungu sedangkan negatif di tandai warna merah/ merah muda.
yang dilaksanakan secara daring dirumah masing masing, diperoleh data dari
kelompok 8-14 dalam satu shift. Hasil pengamatan dari kelompok 8 didapatkan
bahwa alga tersebut merupakan speses Tolypothrix sp. dari kelas Cyanophyta.Hasil
25
spesiesNostoc sp. dari kelas Cyanophyta. Hasil pengamatan dari kelompok 10
didapatkan bahwa alga tersebut merupakan speses Synendra sp. dari kelas
merupakan sepses Nostoc sp. dari kelas Cyanophyta. Hasil dari kelompok 12 dan
13 ditemukan spesies alga Oscillatoria sp. dari kelas Cyanophyta. Hasil pengamatan
dari kelompok 14 didapatkan bahwa alga tersebut merupakan spesies Chlorella sp.
filament, merupakan rangkaian sel yang disebut trachoma yang dikelilingi selaput
gatin. Umumya gatin ini berkumpul dalam satu matriks yang dapat dikenali
bentuknya. Nostoc sp. hidup pada perairan air tawar, air payau dan laut. Reproduksi
Nostoc sp. terbagi menjadi 3 yaitu dengan pembelahan sel, fragmentasi atau
memiliki pigmen dominan hijau biru sehingga sering juga disebut sebagai ganggang
hijau biru. Cyanophyta disebut sebagai Cyanobacteria. Organisme ini memiliki sifat
struktur sel seperti bakteri itu merupakan asal mula kenapa disebut Cyanobacteria.
Merupakan mahluk hidup tertua yang berperan besar dalam sikuls biogeokimia serta
melalui heterokista.Nostoc sp. merupakan alga dari kelas Cyanophyta. Memiliki ciri
ciri sel nya sel eukariotik, memiliki membrane inti dan nukleus, lentur, sel tidak
memilik flagel serta dinding sel tebal yang disebut dengan peptidoglikan. Sedangkan
Nostoc sp. sendiri memiliki ciri tubuh berbentuk filament, merupakan rangkaian sel
yang disebut trachoma yang dikelilingi selaput gelatin. Selaput gelatn yang ada pada
26
sel akan berkumpul menjadi satu matriks agar dikenali bentuknya. Habitat dari
Nostos sp. sendiri berada di perairan air tawar, air payau dan laut.
Nostoc sp., genus ganggang biru-hijau dengan sel-sel yang tersusun dalam
Mulai dari mikroskopishingga seukuran kacang, massa Nostoc sp. dapat ditemukan
tambahan di Asia.
hifa yang dilaksanakan secara daring di rumah masing – masing pada tanggal 12
April 2021. Dengan mengidentifikasi ciri mikroskopis dari hifa pada masing-masing
27
phycomycota dan kelompok 14 hifa yang teridentifikasi masuk ke dalam kelas
deutreomycota.
Menurut Dewi dan Aziz (2011), umum nya setiap hifa memiliki ciri
dan ciri khusus lainya. Identifikasi di lihat dari ciri hifa secara mikroskopis . Hifa yang
teridentifikasi memiliki ciri hifanya tidak memiliki septa, memiliki stolon dan rhizoid
yang jika sudah tua warna nya akan berubah menjadi lebih gelap/hitam. Terdapat
noda yang digunakan sebagai tempat untuk tumbuh oleh sporangifora dan juga
rhizoid. Sporangifora biasanya memiliki ukuran yang besar dan warna yang
gelap/hitam. Memiliki kolumela yang bentuk nya agak bulat dan memproduksi
Jika dilihat dari hasil pengamatan hifa yang dilakukan oleh 7 kelompok
terdapat kelas hifa yang berbeda-beda. Namun sebagian besar mendapatkan hifa
yang masuk ke dalam kelas phycomycota, sama hal nya seperti literatur mereka
mendapatkan isolate berupa hifa yang masuk genus rhyzopus dimana genus
memiliki ciri mikroskopis yaitu memeiliki ciri tidak memili septa.Mempunyai stolon
dan rhizoid yang warna nya gelap jika sudah tua. Sporangifora tumbuh pada noda
dimana pada noda tersebut juga terbentuk rhizoid, warna dari sporangia hitam dan
besar. Bentuk kolumela agak bulat dan apofissis cepat. Memiliki bentuk miselium
seperti kapas.
28
29
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
mengguakan autoklaf, alat yang telah disterilisasi selama 15-20 menit terdapat
peubaahan, pada alat cawan petri, bluetip dan pipet volume menjadi lebih bersih dan
mendapatkan hasil 291,44×10-5 CFU. Lalu pada perhitungan kepadatan sel bakteri
mendapatkan hasil bakteri gram positif. Kemudian pada penentuan kelas alga, pada
sampel alga yang diamati oleh kelompok 10 didapatkan hasil bahwa alga tersebut
termasuk spesies Synendra sp. dari kelas Chlorophyta. Kemudian pada pengamatan
hifa pada jamur, kelompok 10 memperoleh hasil yaitu hifa yang teridentifikasi
4.2 Saran
Saran praktikum kali ini diharap praktikan dapat lebih berhati-hati pada saat
melakukan praktikum tetap mematuhi SOP lab yang sudah ditentukan. Perhatikan
juga ketentuan setaip penggunaan alat jangan sampai salah karna dapat berdampak
pada alat. Untuk materi pengamatan hifa dan penentuan alga praktikan diharap lebih
telti dalam mengidentifikasi agar tidak salah dalam menentukan hifadan alga nya
30
nanti. Dan perlu di perhatikan bahwa seluruh alat harus tetap dalam keadaan steril
31
DAFTAR PUSTAKA
Budiharjo, A., & Suprihadi, A. (2017). Isolasi enumerasi dan deteksi molekuler gen
Febrinawati. N., Putri. B., Hudaidah. S. (2020). Pemanfaatan limbah budidaya udang
Fitri, L dan Yasmin, Y.(2011). Isolasi dan Pengamatan morfologi koloni bakteri
Kasrina,S.I dan Wahyu. E.J. (2012). Ragam jenis mikroalga di air rawa kelurahan
Meliawaty, F. (2012). Efisiensi sterilisasi alat bedah mulut melalui inovasi oven
Whitton, B.A. (2011). Cyanobacteria (Cyanophyta). In: The freshwater algal flora of
32
bloodcells proliferationof Epinephelus fuscoguttatuslanceolatus
236(1) : 129-135.
33