Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PANGAN

Pemeriksaan Jumlah Mikroba Total dalam Bahan Makanan menggunakan Metode Hitungan
Cawan (Total Plate Count)

DISUSUN OLEH :

 CLAUDIA ANGELINA (PO6231320077)


 FIRDANI NOVANTY (PO6231320084)
 NUR ANNISA ANWARI (PO6231320091)
 SAPITRI ANDRIANI (PO6231320098)
 YUNIE VELIANA (PO6231320102)

PRODI DIPLOMA III GIZI REG. XXI

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas segala rahmat dan berkatNya sehingga laporan
praktikum ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
dosen pembimbing yang telah memberikan tugas dan materi ini.

Kami berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar laporan ini bisa menjadi pengingat diri sendiri dan
mengingat betapa pentingnya materi ini.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Muara Teweh, 2021

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1


B. Tujuan Praktikum ............................................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................... 2

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan ..................................................................................................................... 3


B. Cara kerja ............................................................................................................................. 3
C. Diagram alir ......................................................................................................................... 5

BAB III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ............................................................ 7

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 10
B. Saran ..................................................................................................................................... 10

ii
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1.1 PEMBUATAN MEDIA ........................................................................................... 5

GAMBAR 1.2 PENGENCERAN...................................................................................................... 5

GAMBAR 1.3 ISOLASI.................................................................................................................... 6

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil analisis........................................................................................................................ 7

iv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran sangat kecil
sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan harus menggunakan bantuan
mikroskop Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau sering
disebut mikroba ataupun jasad renik. Dalam mikrobiologi, dibutuhkan suatu teknik khusus
untuk mempelajari mikroorganisme. Di laboratorium mikrobiologi dan bakteriologi untuk
menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat mikroorganisme seperti bakteri diperlukan suatu
media sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme (Collyn and Lyne, 1987). Pengembangan
media kultur bakteri memegang peranan yang sangat penting di bidang mikrobiologi. Dengan
mengisolasi suatu bakteri dan menumbuhkanya dengan media buatan kita dapat
mengidentifikasi, dan mempelajari sifat suatu bakteri. Media pertumbuhan harus memenuhi
persyaratan nutrisi yang dibutuhkan oleh suatu mikroorganisme (Atlas, 2004). Media tersebut
dapat berbentuk cair, padat, dan semipadat, tergantung mikroorganisme yang akan
ditumbuhkan.
Total Plate Count (TPC) merupakan cara penghitungan jumlah mikroba yang terdapat
dalam suatu produk yang tumbuh pada media agar pada suhu dan waktu inkubasi yang
ditetapkan. Prinsip dari TPC adalah menunjukkan jumlah mikroba yang terdapat dalam suatu
produk dengan cara menghitung koloni bakteri yang ditumbuhkan pada media agar. Metode ini
juga memungkinkan untuk mengetahui jenis mikroba yang tumbuh dengan melakukan isolasi
dan identifikasi jenis koloni mikroba tersebut.

B. Tujuan praktikum
1. Mahasiswa terampil melakukan pengenceran pada sampel
2. Mahasiswa terampil menentukan jumlah koloni mikroba dalam cawan petri
3. Mahasiswa terampil menghitung jumlah mikroba dalam bahan pangan

1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip pengawetan ikan dengan teknik penggunaan garam dan pengeringan bertujuan
mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, agar menekan atau meminimalisir jumlah mikroba atau
mengurangi mikroba pada ikan asin tersebut, namun hasil awetan dengan teknik penggaraman dan
pengeringan juga dapat tercemari mikroba sehingga jumlah koloni melewati batas maksimum sesuai
standar nasional Indonesia. Penyebab cemaran mikroba pada bahan pangan dapat disebabkan karena
jumlah awal mikroba pada ikan mempengaruhi jumlah mikroba selanjutnya sehingga akan
meningkatkan jumlah cemaran mikroba pada produk hasil perikanan, selain itu juga dipengaruhi oleh
lama penyimpanan sebelum dipasarkan ataupun waktu pemasaran yang terlalu lama. Faktor lainnya
disebabkan karena rendahnya sanitasi dan tingkat higienitas pada proses pengolahan dan tempat
pemasaran. Pengolahan juga menjadi faktor yang mempengaruhi cemaran mikroba pada ikan seperti
halnya pencucian ikan sebelum diasinkan dan dikeringkan menggunakan air yang tidak higienis atau
tercemar oleh mikroba. Selain itu, dapat pula dipengaruhi oleh kesegaran ikan tersebut sebelum
diawetkan, ketebalan ikan, garam yang digunakan perlu diperhatikan tingkat kemurniannya, kepekatan,
dan kehalusan garam tersebut. Proses pengeringan dan penyiangan untuk meminimalisir lalat hinggap
pada ikan disaat proses pengeringan, atautakaran penggaraman, dan waktu lama penggaraman pada
saat proses penyiangan juga perlu diperhatikan dan sesuai standar pengawetan. Pada penelitian ini akan
digunakan metode TPC untuk mengetahui jenis mikroba yang tumbuh dengan melakukan isolasi dan
identifikasi jenis koloni mikroba tersebut.

Total Plate Count (TPC) merupakan cara penghitungan jumlah mikroba yang terdapat dalam
suatu produk yang tumbuh pada media agar pada suhu dan waktu inkubasi yang ditetapkan. Prinsip dari
TPC adalah menunjukkan jumlah mikroba yang terdapat dalam suatu produk dengan cara menghitung
koloni bakteri yang ditumbuhkan pada media agar. Metode ini juga memungkinkan untuk mengetahui
jenis mikroba yang tumbuh dengan melakukan isolasi dan identifikasi jenis koloni mikroba tersebut.

2
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan


Alat :
 Autoclaf
 Neraca analitik
 Gelas ukur
 Vortex
 Tabung reaksi
 Erlenmeyer
 Pipet

Bahan :

 Ikan asin kakap batu


 Aquades
 NaCl
 Nutrient Agar

B. Cara kerja
 Pembuatan media :
1. Masukan 39 g dengan 1000 ml aquades kedalam erlenmeyer
2. Masukan media ke dalam autoclaf untuk di sterilisasi dengan suhu 121°C selama 15
menit.
 Pengenceran :
1. Masukan masing-masing 1 gram sampel ikan asin kakap batu dan masukan juga 10 ml
larutan NaCl ke dalam tabung reaksi, kemudian homogenkan menggunakan vortex.
2. setelah di homogenkan ambil menggunakan pipet sebanyak 1 ml dan masukan ke dalam
tabung reaksi yang sudah berisi faktor pengenceran berupa 9 ml aquades dan
homogenkan ( faktor pengencerean 10-1)
3. selanjutnya ambil 1 ml dari faktor pengenceran 10-1 dan masukan ke dalam faktor
pengenceran 10-2, begitu pula seterusnya pada faktor pengenceran 10-3 sehingga pada

3
faktor pengenceran 10-1, 10-2, 10-3 masing-masing berisi larutan NaCl fisiologi sebanyak
9 ml.
 Isolasi :
1. masukan sebanyak 0,1 ml untuk tiap faktor pengenceran kemudian dituang ke dalam
cawan yang sebelumnya diberi media nutrient agar menggunakan teknik tuang
2. Isolasi mikroba dari sampel ikan asin kakap batu dilakukan sesuai peraturan duplo
dengan faktor pengenceran 10-1 , 10-2 , dan 10-3 .
3. Setelah itu sampel isolasoi dan inkubasi pada suhu ruang 25⁰C – 27⁰C selama 24 jam.
 Pengamatan
Hitung tiap koloni mikroba tiap cawan menggunakan colony counter. Koloni
mikrobab yang dianalisis berjumlah antara rentang 30-300 koloni.
 Analisis data

Jumlah colony unit pergram tiap sampel(sampel LG, sampel KS, sampel KB)
dihitung menggunakan rumus :

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 1
𝑥
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 10 − 1

4
C. Diagram alir

1) PEMBUATAN MEDIA

Masukan 39 g dengan 1000 ml aquades kedalam erlenmeyer

Masukan media ke dalam autoclaf untuk di sterilisasi dengan suhu 121°C selama 15
menit.

GAMBAR 1.1

2) PENGENCERAN

Masukan masing-masing 1 gram sampel ikan asin kakap batu dan masukan juga 10 ml
larutan NaCl ke dalam tabung reaksi, kemudian homogenkan menggunakan vortex.

setelah di homogenkan ambil menggunakan pipet sebanyak 1 ml dan masukan ke


dalam tabung reaksi yang sudah berisi faktor pengenceran berupa 9 ml aquades dan
homogenkan ( faktor pengencerean 10-1)

selanjutnya ambil 1 ml dari faktor pengenceran 10-1 dan masukan ke dalam faktor
pengenceran 10-2, begitu pula seterusnya pada faktor pengenceran 10-3 sehingga pada
faktor pengenceran 10-1, 10-2, 10-3 masing-masing berisi larutan NaCl fisiologi
sebanyak 9 ml.

GAMBAR 1.2

5
3) ISOLASI

masukan sebanyak 0,1 ml untuk tiap faktor pengenceran kemudian dituang ke dalam
cawan yang sebelumnya diberi media nutrient agar menggunakan teknik tuang.

Isolasi mikroba dari sampel ikan asin kakap batu dilakukan sesuai peraturan duplo
dengan faktor pengenceran 10-1 , 10-2 , dan 10-3 .

Setelah itu sampel isolasoi dan inkubasi pada suhu ruang 25⁰C – 27⁰C selama 24
jam.

pengamatan

Hitung tiap koloni mikroba tiap cawan menggunakan colony counter. Koloni mikrobab
yang dianalisis berjumlah antara rentang 30-300 koloni.

Analisis data

Hitung data

GAMBAR 1.3

6
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis total plate count mikroba pada ikan asin kakap batu (Lutjanus vivanus)

Jumlah Koloni Per


Sampel Pengenceran Pengenceran SPC Keterangan
U1 U2
LG 10-1 TBUD TBUD - TBUD > 300
10-2 TBUD TBUD - TBUD > 300
10-3 TBUD TBUD - TBUD > 300
10-4 297 176 2,36 x 107 Hitung rata ratanya
karena
2970000/1760000 =
1,7 (< 2)
10-5 47 53 5 x 107 Hitung rata ratanya
karena
5300000/4700000 =
1,1 (< 2)
10-6 8 22 -
8 dan 22 < 30
KB 10-1 TBUD TBUD - TBUD > 300
10-2 TBUD TBUD - TBUD > 300
10-3 TBUD TBUD - TBUD > 300
-4
10 158 211 1,84 x 107 Hitung rata ratanya
karena
2110000/158000 =
1,3 (< 2)
10-5 51 67 5,9 x 107 Hitung rata ratanya
karena
6700000/5100000 =
1,3 (< 2)
10-6 17 29 -
17 dan 29 < 30

7
KS 10-1 TBUD TBUD - TBUD > 300
-2
10 TBUD TBUD - TBUD > 300
10-3 TBUD TBUD - TBUD > 300
10-4 139 274 2,06 x 107 Hitung rata ratanya
karena
2740000/1390000 =
1,9 (< 2)
-5 7
10 49 85 6,7 x 10 Hitung rata ratanya
karena
8500000/4900000 =
1,7 (< 2)
10-6 26 35 -
26 dan 35 < 30
TABEL 1

Metode hitungan cawan (Total Plate Count/TPC) atau Angka Lempeng Total/ALT adalah salah
satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah mikroba di dalam bahan pangan. Selain
itu jumlah mikroba di dalam bahan pangan dpat dihitung dengan metode turbidimetri (kekeruhan)
menggunakan spektofotometer. Namun metode turbidimetri sukar diterapkan pada bahan pangan
karena membutuhkan larutan medium yang bening, sedangkan ekstrak bahan panagan , misalnya sari
buah, biasanya mengandung komponen yang menyebabkan kekeruhan, sehingga kekeruhan larutan
tidak sebanding dengan jumlah mikroba yang terdapat di dalamnya.

Prinsip dari metode hitungan cawan ini adalah jika sel mikroba yang masih hidup ditambahkan
pada medium agar maka sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat
dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan merupakan cara
yang paling sensitif untuk menentukan jumlah mikroba karena (1) hanya sel yang masih hidup yang
dihitung (2) beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus (3) dapat digunakan untuk isolasi dan
identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari satu sel mikroba dengan
penampakan pertumbuhan yang spesifik.

Secara garis besar metode hitungan cawan terdiri dari tahap pengenceran contoh, pemupukan
contoh pada cawan, penumbuhan (inkubasi) pada suhu yang sesuai, perhitungan koloni yang tumbuh

8
pada cawan, dan penentuan jumlah mikroba (ALT). Metode hitungan cawan dibedakan atas dua cara,
yakni metode tuang (pour plate) dan metode permukaan (surfacel spread plate).

Pada metode tuang, sejumlah sampel (1 ml atau 0,1 ml) dari pengenceran yang dikehendaki
dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian ditambah agar-agar cair steril yang telah didinginkan (47-
50C). Sebanyak 15-20 ml dan digoyangkan supaya sampelnya menyebar.

9
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
Tingginya permintaan konsumen tidak menjamin kualitas ikan tersebut aman dari
cemaran, baik cemaran zat kimia, fisika, dan cemaran mikrobiologi. Produk ikan asin kering
harus terjaga dari cemaran agar dapat dikonsumsi dengan aman. Produk pangan yang aman
ialah produk yang bebas dari bahan pengawet atau bahan kimia yang tidak dianjurkan seperti
formalin. Selain itu, jumlah mikroba pada produk tersebut tidak boleh melewati batas standar
maksimum nasional Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ikan asin kakap batu tersebut tidak layak untuk dikonsumsi, sebab
jumlah angka lempeng total melewati batas maksimum standar nasional Indonesia. Kerusakan
ikan secara mikrobiologi disebabkan oleh cemaran mikroba atau mikroba pembusuk.
Pembuatan media nutrient agar dibuat sebanyak 39 g dalam 1000 mL akuades kemudian
disterilisasi dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit. Kemudian
mengambil 1 mL sampel kedalam faktor pengenceran 10-1 dan menghomogenkannya.
Selanjutnya memasukkan sampel 1 mL dari faktor pengenceran 10-1 ke faktor pengenceran 10-
2, dan melakukan hal yang sama pada faktor pengenceran 10-3 . Faktor pengenceran 10-1, 10-2,
dan 10-3 masing- masing berisi larutan NaCl fisiologis sebanyak 9 mL.
Tahap isolasi dilakukan dengan menggunakan metode tuang, yaitu sebanyak 0,1 mL
untuk tiap faktor pengenceran yang dituang ke dalam cawan sebelum diberi media nutrient agar.
jika jumlah koloni tiap sampel lebih dari 300 cfu/g dikategorikan turbidimetri. Hal ini perlu
diatasi salah satunya dengan meningkatkan sanitasi dan higieni lingkungan pengolahan serta
lama penyimpanan ikan asin perlu dievaluasi.

B. Saran
Dalam penelitian ini sangat dibutuhkan ketelitian dan ketepatan dalam menghitung dan
menakar suatu bahan agar hasil yang diperoleh pun sesuai dengan yang kita inginkan. Penelitian
ini merupakan penelitian yang didanai oleh Kementerian Riset dan Pengabdian Masyarakat
Direktorat Jenderal Penguatan Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi melalui program hibah
penelitian dosen pemula pendanaan tahun 2018, kepadanya kami ucapkan banyak terima kasih.

10

Anda mungkin juga menyukai