Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PERTANIAN

ACARA VII
MORFOLOGI KOLONI MIKROBA

Oleh:
Nama : Melinda Dian Sari
NIM : A1D019141
Kelas :C
PJ Asisten : Agung Sugeng Pangestu

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2020
PRAKATA

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga Laporan Praktikum Mikrobiologi yang berjudul
“Morfologi Koloni Mikroba” berhasil diselesikan. Penulis laporan ini tidak lepas
dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Ir. Loekas Soesanto, M.S., Ph.D. selaku dosen pengampu mata
kuliah Mikrobiologi Pertanian.
2. Para asisten praktikum Mikrobiologi Pertanian.
3. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam kegiatan praktikum dan
penulisan laporan.
Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini belumlah dikatakan
sempurna. Meskipun demikian, penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat
bagi yang memerlukannya.

Temanggung, 14 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................... i
PRAKATA ........................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................iv
I. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar belakang ................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 3
III. METODE PRAKTIKUM ....................................................................................... 7
A. Bahan dan Alat .................................................................................................. 7
B. Prosedur Kerja................................................................................................... 7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 8
A. Hasil dan Pembahasan ..................................................................................... 8
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 16
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 17
LAMPIRAN .................................................................................................................... 19
RIWAYAT HIDUP........................................................................................................ 20

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Morfologi koloni bakteri ....................................................................... 5


Gambar 2. Mikroba pada media Nutrient Agar (NA) perlakuan 0 menit ............. 11
Gambar 3. Mikroba pada media Nutrient Agar (NA) perlakuan 15 menit ........... 11
Gambar 4. Mikroba pada media Nutrient Agar (NA) perlakuan 30 menit ........... 11
Gambar 6. Mikroba pada media PDA perlakuan 0 menit ..................................... 12
Gambar 7. Mikroba pada media PDA perlakuan 15 menit ................................... 12
Gambar 8. Mikroba pada media PDA perlakuan 30 menit ................................... 12
Gambar 9. Mikroba pada media PDA perlakuan 60 menit ................................... 12

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat


kecil. Berdasarkan bentuk dan struktur selnya makhluk hidup dibedakan menjadi
dua, yaitu makhluk hidup bersel banyak dan makhluk hidup bersel satu. Makhluk
ini tidak dapat terlihat dengan mata kita telanjang, karena panca indra manusia
memiliki kemampuan daya pisah atau daya lihat yang sangat terbatas. Oleh karena
itu banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan diamati dan
pengamatan itu hanya bisa dilakukan dengan menggunakan alat bantu. Morfologi
suatu mikroba dapat diperiksa dalam keadaan hidup maupun mati. Pemeriksaan
morfologi ini penting untuk mengenal nama mikroba, pengenalan sifat
fisiologisnya yang kebanyakan merupakan faktor penentu dalam mengenal nama
spesies. Pada bagian-bagian sel bakteri dapat dilihat dengan terlebih dahulu
memberi warna dimana warna bisa bersifat asam, netral, maupun basa.
Bakteri adalah sekelompok makhluk hidup yang berukuran mikroskopis yang
dapat juga disebut dengan jasad renik. Dikarenakan ukurannya yang mikroskopis,
satu sel bakteri tidak dapat diamati secara langsung sehingga diperlukan bantuan
mikroskop untuk melihatnya. Sel bakteri amat beragam panjangnya; sel beberapa
spesies dapat berukuran 100 kali lebih panjang daripada sel spesies yang lain. Sel-
sel individu bakteri dapat berbentuk seperti elips, bola, batang, atau spiral. Masing-
masing ciri ini penting dalam mencirikan morfologi suatu spesies. Sel bakteri yang
berbentuk seperti bola atau elips dinamakan kokus. Kokus mucul dalam beberapa
penataan yang khas tergantung pada spesiesnya. Sel berbentuk silindris atau batang
dinamakan basilus.Ada banyak perbedaan dalam ukuran panjang dan lebar di antara
berbagai spesies basilus. Ujung beberapa basilus tampak persegi, yang lain bundar,
dan yang lain lagi meruncing atau lancip seperti ujung cerutu. Kadang-kadang
basilus tetap saling melekat satu sama lainnya, ujung dengan ujung, sehingga
memberikan penampilan rantai.

1
Parameter morfologi yang dapat digunakan adalah morfologi koloni yang
tumbuh dalam medium pertumbuhan dan morfologi sel yang dapat diamati
menggunakan mikroskop dengan perbesaran tertentu. Parameter morfologi koloni
sel dalam medium pertumbuhan yang diamati berupa warna, bentuk, ukuran dan
letak koloni dalam medium. Masing-masing bakteri memiliki morfologi dan ciri-
ciri yang berbeda. Morfologi koloni dapat dilihat dengan jelas jika sebagai kultur
murni dalam suatu medium. Namun dari hasil pengamatan morfologi koloni bakteri
dapat dibedakan berdasarkan ukuran, pigmentasi, form, margin dan elevasi.
Berdasarkan uaraian di atas, maka pengetahuan tentang bentuk dan morfologi
koloni mikroorganisme sangat diperlukan agar mengetahui jenis atau spesies
apakah mikroorganisme tersebut.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum acara tujuh adalah dapat mengenali bentuk dan
morfologi koloni mikroorganisme.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sampai


sangat kecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk
melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan,
menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme
memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus
mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada
interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang
tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk
menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang
tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan. Enzim-enzim
tertentu yang diperlukan untuk pengolahan bahan makanan akan diproduksi bila
bahan makanan tersebut ada. Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat
yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya
relative cepat. Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme
memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang
menguntungkan (Fifendy, 2017).
Dunia mikroorganisme terdiri dari berbagai kelompok jasad renik,
kebanyakan bersel satu atau uniseluler. Ciri utama yang membedakan kelompok
organisme tertentu dari mikroba yang lain adalah organisasi bahan selulernya.
Dunia mikroba terdiri dari Monera (Virus dan Siano-bakteri), Protista, dan Fungi.
Mikroorganismke tersebut diantaranya adalah bakteri, jamur, dna virus. Secara
umum, bakteri, jamur, dna virus mempunyai morfologi dan struktur anatomi yang
berbeda. Di dalam kehidupannya beberapa mikroorganisme seperti bakteri, jamur,
dan virus selalu dipengaruhi oleh lingkungannya dan untuk mempertahankan
hidupnya mikroorganisme melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi ini
dpata terjadi secara cepat serta bersifat permanen sehingga mempengaruhi bentuk
morfologi serta struktur anatomi dari bakteri, jamur, dan virus. Untuk
mengidentifikasi suatu mikroorganisme dapat dilakukan dengan mengetahui

3
morfologi dan struktur anatominya. Bentuk umum mikroorganisme terdiri dari stau
sel (uniseluler), seperti yang umum didapatkan pada bakteri, ragi, dan mikroalga.
Bentuk mikroorganisme dapat juga berbentuk filamen atau serta, yakni rangkaian
sel yang terdiri dari dua sel atau lebih yang berbentuk rantai, seperti yang umum
didapatkan pada fungi. Bentuk filamen pada kenyataannya dapat berupa filamen
semu bila hubungan antara sel satu dengan lainnya tidak nyata atau tidak ada.
Sedangkan bentuk filamen benar kalua hubungan anatara satu sel dengan lainnya
terdapat hubungan yang jelas, baik hubungan secara morfologis (bentuk) maupun
secara fisiologis (fungsi sel) (Fifendy, 2017).
Penentuan karakter secara morfologi masih digunakan dalam taksonomi.
Beberapa parameter morfologi yang dapat digunakan adalah morfologi koloni yang
tumbuh dalam medium pertumbuhan dan morfologi sel yang dapat diamati
menggunakan mikroskop dengan perbesaran tertentu. Parameter morfologi koloni
sel dalam medium pertumbuhan yang diamati berupa warna, bentuk, ukuran dan
letak koloni dalam medium. Salah satu cara yang masih diperlukan dalam
taksonomi bakteri diantaranya adalah pewarnaan Gram, cara ini digunakan untuk
memisahkan anggota-anggota domain Bakteria ke dalam dua kelompok
berdasarkan dinding selnya. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang lebih
sederhana, dengan jumlah peptidoglikan yang relatif banyak. Dinding sel bakteri
gram-negatif memiliki peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara struktural lebih
kompleks (Sabdaningsih, et al, 2013).
Teknik karakterisasi dan identifikasi morfologi mikroorganisme merupakan
langkah yang sulit. Teknik tersebut memerlukan tingkat keakuratan yang tinggi
untuk memperoleh identitas mikroorganisme yang tepat. Ketepatan identitas
mikroorganisme berperan penting dalam aplikasi mikroorganisme tersebut dalam
ilmu klinis, patologi tanaman, bioteknologi, dan studi lingkungan. Sebenarnya,
selain observasi secara morfologi, teknik yang lain seperti uji fisiologi, uji biokimia,
komposisi dinding sel dan protein, keberadaan toksin, dan teknik molekuler
diperlukan untuk proses klasifikasi dan identifikasi yang lebih akurat (Fibriana, et
al., 2017).

4
Karakteristik secara makroskopis morfologi koloni yang tumbuh dapat
dibedakan berdasarkan bentuk koloni, tepi koloni, elevasi koloni dan warna koloni.
Karakteristik morfologi secara mikroskopis yaitu meliputi sifat gram dan bentuk sel
bakteri tersebut (Zuraidah, et al., 2020). Pada umumnya, bentuk koloni bakteri
berbentuk round, irregular, filamenthous, dan rhizoid. Elevasi berbentuk raised,
covex, flat, umbonate, plateau, spreading edge, raised margin, dan growth into
medium. Sedangkan tepian memiliki bentuk smooth, rhizoid, irregular, lobate, dan
filamenthous (Leboffe, 2012). Fitri dan Yasmin (2011) menambahkan, dengan
adanya data ciri-ciri morfologi koloni bakteri dapat dilakukan proses identifikasi
jenis-jenis mikroorganisme yang lebih lanjut baik dengan menggunakan uji
biokimia atau menggunakan analisis molekuler.
Menurut Pradhika (dalam Silitonga, 2014), koloni bakteri memiliki ciri-ciri
yang berbeda, tergantung jenisnya dan mediumnya. Morfologi koloni bakteri dapat
dibedakan berdasarkan ukuran, pigmentasi, form, margin dan elevasi. Devacurri
(dalam Saputri, 2015) menjelaskan bahwa karakteristik koloni (bentuk, ukuran,
margin, elevasi, warna, permukaan, konsistensi) yang diistilahkan sebagai
“morfologi koloni”. Morfologi koloni adalah cara para ilmuwan dapat
mengidentifikasi bakteri secara makroskopis, berikut adalah beberapa macam
pertumbuhan koloni berdasarkan morfologinya pada pertumbuhan di Cawan Petri.

Gambar 1. Morfologi koloni bakteri (Kurniawan, 2019)

5
Ciri-ciri yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut Devacurri (dalam
Saputri, 2015):
a. Ukuran; pinpoint/punctiform (titik)
1) Small (kecil)
2) Moderate (sedang)
3) Large (besar)
b. Pigmentasi : mikroorganisme kromogenik sering memproduksi pigmen
intraseluler, beberapa jenis lain memproduksi pigmen ekstraseluler yang dapat
terlarut dalam media. Bentuknya adalah :
1) Circular: bulat,bertepi
2) Irregular : tidak beraturan, bertepi
3) Spindle
4) Filamentous
5) Rhizoid: bentuk sseperti akar, pertumbuhan menyebar
c. Elevasi (ketinggian pertumbuhan koloni bakteri)
1) Flat: ketinggian tidak terukur, nyaris rata dengan medium
2) Raised: ketinggian nyata terlihat, namun rata pada seluruh permukaan
3) Convex: bentuk cembung seperti tetesan air
4) Umbonate: bentuk cembung dibagian tengah lebih menonjol
d. Permukaan
1) Halus mengkilap
2) Kasar
3) Berkerut
4) Kering seperti bubuk
e. Margins
1) Entire : Tepian rata
2) Lobate: tepian berlekuk
3) Undulate: tepian bergelombang
4) Serrate: Tepian bergerigi
5) Felamentous: tepian seperti benang-benang

6
III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Alat dan bahan yang digunakan dalam acara tujuh morfologi koloni mikroba
adalah media NA dan PDA pada acara III, alat tulis, buku referensi (sumber
referensi lainnya).

B. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum acara ini adalah:


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mencari literatur baik videi, jurnal, maupun buku lainnya tentang bentuk dan
morfologi koloni mikroba.
3. Mencari literatur tentang mikroba yang tumbuh pada media NA dan PDA pada
acara III.
4. Mencatat semua informasi yang diperoleh dan membuat laporan.

7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan

Mikroorganisme terdiri dari satu sel, bentuk mikroorganisme dapat berbentuk


filamen atau serat, yaitu rangkaian sel yang terdiri dari dua sel atau lebih yang
berbentuk rantai. Morfologi bakteri berbeda-beda bergantung pada jenis dan
keadaan atau kondisi lingkungannya. Begitu pula dengan jumlah koloninya
bergantung pada jenis dan keadaan atau kondisi lingkungannya. Sehingga kontrol
terhadap jumlah dan macam koloni dapat memperhatikan; Keberadaan nutrient
sebagai penentu tumbuh dan berkembang biak dengan cepat serat memperhatikan
kondisi lingkungan yang berbeda menyebabkan tumbuhnya koloni bakteri yang
berbeda pula.
Pertumbuhan dapat didefinisikan secara umum yaitu sebagai pertambahan
secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Pada organisme multiseluler,
(bersel satu), pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel, yang juga berarti
penambahan jumlah organisme yang membentuk populasi atau satu biakan. Pada
organisme seonostik (aseluler), selama pertumbuhan ukuran sel menjadi besar,
tetapi tidak terjadi pembelahan sel. Untuk mengetahui perkembangan atau
pertumbuhan suatu bakteri membutuhkan pembuatan media dengan metode
perhitungan bakteri yang ada dalam media. Ada banyaknya metode yang digunakan
dalam menghitung jumlah bakteri secara kuantitatif dari suatu populasi
bakteri.Koloni adalah kumpulan dari mikrobia yang memilki kesamaan sifat-sifat
seperti bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya. Sifat-sifat yang perlu
diperhatikan pada koloni yang tumbuh di permukaan medium adalah
(Dwidjoseputro dalam Luklukyah, et al., 2019):
1. Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya serupa suatu titik, namun ada
pula yang melebar sampai menutup permukaan medium.
2. Bentuk. Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang. Ada yang tepinya rata,
ada yang tidak rata.

8
3. Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium,
ada pula yang timbul yaitu menjulang tebal di atas permukaan medium.
4. Halus kasarnya permukaan. Ada koloni yang permukaannya halus, ada yang
permukaannya kasar dan tidak rata.
5. Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat, ada yang
permukaannya suram.
6. Warna. Kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau kekuningan.
7. Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang keras dan kering.
Koloni mikroorganisme merupakan kumpulan mikroorganisme sejenis hasil
reproduksi yang mengumpul pada suatu medium kultur atau kumpulan kumpulan
mikroorganisme pada mediaum kultur yang berasal dari hasil pertumbuhan atau
keturunan suatu sel mikroorganisme. Morfologi koloni mikroorganisme merupakan
ilmu yang mempelajari bentuk mikroorganisme itu sendiri, dalam hal ini termasuk
bentuk koloni mikroorganisme, warna, diameter, tempat tumbuh, konfigurasi,
elevasi, dan tepian koloni mikroorganisme. Adapun tujuan dilakukannya
pengamatan terhadap koloni mikroorganisme adalah untuk mengetahui morfologi
dari bakteri, khamir dan kapang serta mengetahui perbedaan morfologi ketiganya
menggunakan prinsip makroskopis atau pengamatan langsung dengan mata
telanjang.
Koloni mikroorganisme merupakan kumpulan mikroorganisme sejenis hasil
reproduksi yang mengumpul pada suatu tempat di medium kultur atau kumpulan
bakteri pada medium kultur yang berasal dari hasil pertumbuhan atau keturunan
darisuatu sel mikroorganisme. Beberapa kelompok mikroorganisme menunjukkan
ciri-ciri koloni yang saling berbeda, baik dilihat dari bentuknya, elevasi, maupun
bentuk tepikoloni. Bentuk-bentuk koloni yaitu: tidak beraturan, akar, seperti batang,
berkarat,benang. Bentuk tepi koloni yaitu: rata, tidak beraturan, seperti rumbai,
berombak,berlekuk, filamen atau seperti benang-benang. Struktur dalam koloni
yaitu:transparan, tembus cahaya, tidak tembus cahaya, berombak, seperti pohon,
sepertibenang. Bentuk elevasi koloni yang dilihat dari samping: datar tipis merata,
sedikitcembung, cembung, menonjol seperti tumbuh kuncup, seperti bantal, tebal
danmenonjol (Purnomo, 2012). Tujuan pengamatan morfologi koloni

9
mikroorganisme ini yaitu agar mampu mengelompokkan jenis-jenis
mikroorganisme tersebut melalui ciri-ciri fisik yang dimiliki tiap-tiap individu
mikroorganisme tersebut. Menurut Rocha et al (2012) pengamatan morfologi
koloni mikroorganisme juga berguna dalam diagnosis kesehatan.
Karakteristik dari mikroorganisme dapat diamati dengan identifikasi
sederhana bedasarkan deskripsi dari koloni mikroorganisme tersebut. Walaupun
dengan kemudahan prosedur pengamatan koloni mikroorganisme, namun koloni
mikroorganisme dapat berubah-ubah pada kondisi yang berbeda-beda pula.
Morfologi koloni pertama kali dianalisa untuk parameter kualitatif seperti bentuk,
bagian luar mikroorganisme, tekstur, ukuran, tinggi, dan warna. Lalu kemudian
dipergunkan untuk mencari data kuantitatif yakni frekuensi dari koloni tersebut
(Rocha, et al., 2012). Karakterisasi dilakukan terhadap morfologi koloni pada
berbagai bentuk media agar (miring, tegak, lempeng), morfologi sel (sifat gram
bakteri dan pewarnaan endospora), pengujian biokimiawi (kebutuhan akan oksigen,
fermentasi gula, hidrolisa pati, hidrolisa gelatin, uji indol, uji metil merah, uji
vogos-preskuer, uji sitrat, uji H2S, uji hidrolisa urea, uji katalase, dan uji motilitas)
(Elyza, Fitralia., et al., 2015). Untuk memepelajari karakteristik mikrooragnisme,
langkah awal yang harus dilakukan adalah mengisolasi mikrooragnisme dari
sumbernya. Salah satu cara mengisolasi mikroorganisme dari campuran
mikroorganisme adalah dneagn teknik penggoresan (streak plate techniques) dapat
juga diisolasi dari media agar yang sudah disebar setelah melakukan penghitungan
jumlah mikroorganisme menggunakan agar tuang.
Pada praktikum ini, dilakukan pengamatan mikroba pada dua jenis medium,
yaitu medium Nutrient Agar (NA) dan Potatoes Dextrose Agar (PDA) dengan
beberapa perlakuan dan pengamatan selama 48 jam. Pengamatan morfologi koloni
mikroba ini dilakukan secara makroskopis. Hal yang diamati pada pengamatan
makroskopis ini adalah bentuk koloni dan warna koloni. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Afifah, et al. (2018) yang menyatakan pengamatan makroskopis
dilakukan dengan melihat morfologi koloni tunggal yang muncul setelah dilakukan
metode streak plate. Pengamatan koloni tunggal berupa bentuk koloni, warna,
tepian, dan elevasi koloni bakteri.

10
Gambar 2. Mikroba pada media Nutrient Agar (NA) perlakuan 0 menit

Gambar 3. Mikroba pada media Nutrient Agar (NA) perlakuan 15 menit

Gambar 4. Mikroba pada media Nutrient Agar (NA) perlakuan 30 menit

Gambar 5. Mikroba pada media Nutrient Agar (NA) perlakuan 60 menit

11
Gambar 6. Mikroba pada media PDA perlakuan 0 menit

Gambar 7. Mikroba pada media PDA perlakuan 15 menit

Gambar 8. Mikroba pada media PDA perlakuan 30 menit

Gambar 9. Mikroba pada media PDA perlakuan 60 menit

Pada hasil isolasi mikroba pada media Nutrient Agar (NA) dengan
pengamatan 48 jam dan diberi perlakuan penutupan botol 0 menit (langsung tutu),
penutupan 15 menit, penutupan 30 menit, dan penutupan 60 menit menghasilkan

12
dua jenis mikroba, yaitu bakteri dan jamur. Dari morfologi atau bentuknya dapat
dilihat bahwa pada bentuk jamur kebanyakan berbentuk bulat dengan isian
berwarna hitam ditengahnya, akan tetapi juga ada yang berbentuk seperti titik-titik.
Ukurannya bervariasi, ada yang berukuran besar adapula yang berukuran kecil dan
juga tepiannya rata serta terdapat pada permukaan medium tetapi juga ada yang
terdapat pada bagian dalam medium. Sedangkan untuk bakteri sendiri dapat dilihat
dari bentuknya yang lonjong (oval) atau dengan kata lain seperti spindle dan juga
terdapat yang seperti titik-titik dengan bagian tengahnya seperti trasnparan garis-
garis. Bakteri ini pada praktikum ini kebnayakan terdapat pada bagian dalam agar
dan permukaan bakteri rata, serta bagian tepinya rata (tidak bergelombang). Untuk
mikroba pada medium Potatoes Dextrose Agar (PDA) dengan pengamatan 48 jam
dan perlakuan yang sama dengan medium NA, di keempat medium tersebut
terdapat dua jenis mikroba yaitu jamur dan bakteri. Pada Gambar 5 hingga Gambar
8 dapat dilihat bahwa di dalam mediummnya terdapat seperti gumpalan-gumpalan
berwarna putih penut, hal itu merupakan jenis mikroba bakteri. Bentuk dari bakteri
tersebut adalah lonjong dengan tidak beraturan (tepian tidak rata). Sedangkan pada
jamur pada gambar tidak terlihat akan tetapi pada saat dilakukan pengamatan, jamur
terdapat pada permukaan medium dengan bentuk yang tidak beraturan dan seperti
terdapat filamen-filamen berwarna putih (hifa dari jamur) pada bagian tepi atas dan
menyebar ke permukaan medium sehingga apabila setelah 48 jam belum
dibersihkan, dapat menutupi permukaan medium, serta bentuk dari konidia sendiri
seperti bulat (lingkaran) dengan berwarna kehitaman.
Identifikasi bakteri dilakukan dengan cara mengamati morfologi koloni
meliputi bentuk koloni bakteri, warna koloni, tepi koloni, dan elevasi koloni bakteri.
Morfologi koloni bakteri perlu diamati untuk mempermudah dalam proses
identifikasi bakteri karena sifatsifat koloni bakteri dapat menentukan jenis bakteri
tersebut. Koloni sel bakteri merupakan sekelompok sel yang dapat dilihat secara
langsung dengan mata. Koloni bakteri dapat berbentuk bulat, tak beraturan dengan
permukaan cembung, cekung atau datar serta tepi koloni rata atau bergelombang
(Holderman, et al., 2017). Berdasarkan hasil penelitian Wahyuni (dalam
Holderman, et al., 2017) menyatakan dengan melakukan pengamatan morfologi

13
bakteri akan memudahkan dalam mengidentifikasi bakteri misalnya bakteri
Bacillus sp. koloni muncul di atas permukaan media Nutrient Agar (NA) dengan
warna koloni kuning, krem atau putih kusam, dan merah kecoklatan, bakteri
Staphylococcus sp. koloni muncul di atas permukaan media NA dengan koloni
berwarna putih dan permukaan koloni mengkilat. Pernyataan tersebut tidak sesuai
dengan hasil praktikum yang didapatkan, sebagai contoh pada medium NA bakteri
banyak yang tidka memiliki warna (transparan), akan tetapi yang sama dengan
penelitian yang dilakukan Wahyuni (dalam Holderman, et al., 2017) adalah bakteri
terletak atau terdapat pada permukaan medium NA meskipun ada juga yang
terdapat di bagian dalam atau bawah medium NA dan juga permukaan bakteri
mengkilap karena terlihat transparan jadi mnegkilap.
Ganjar (dalam Aini & Rahayu, 2015) menyatakan bahwa salah satu parameter
pertumbuhan adalah pertambahan volume sel yang bersifat irreversibel artinya
tidak dapat ke volume semula. Pada umumnya suatu koloni berasal dari satu sel
yang semula tidak terlihat menjadi terlihat yaitu dari spora atau konidia jamur
menjadi miselium atau koloni. Menurut Saha et al. (dalam Aini & Rahayu, 2015)
media PDA untuk pertumbuhan jamur karena PDA merupakan salah satu media
kultur yang paling umum digunakan karena formulasinya yang sederhana dan
merupakan media terbaik karena kemampuanya dalam mendukung pertumbuhan
pada berbagai jamur sedangkan pada media alternatif memiliki nutrisi yang lebih
kompleks sehingga pertumbuhan jamur belum seoptimal media PDA. Hal tersebut
dipertegas oleh Ganjar (dalam Aini & Rahayu, 2015) menyatakan bahwa
kandungan kompleks dalam media menyebabkan jamur uji membutuhkan waktu
lebih lama untuk menguraikan menjadi komponen-komponen sederhana yang dapat
diserap sel yang digunakan untuk sintesis sel dan energi. Konidia yang berwarna
coklat gelap sampai hitam terlihat menutupi hifa yang berwarna putih (Basarang &
Muh. Rifo, 2018). Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil pengamatan mikroba
jamur pada medium PDA, dimana pada medium PDA jamur tumbuh semakin
membesar sehingga dapat menutupi permukaan medium PDA dan juga hifa pada
medium PDA yang diamati adalah lebih menyebar luas dibandingkan dengan
konidia sehingga tidak sesuia dengan pernyataan Basarang dan Muh. Rifo (2018).

14
Sedangkan untuk warna konidia pada medium PDA adalah berwarna kehitaman
(hitam) sehingga sesuai dengan pernyataan Waluyo (dalam Pravitri, 2015) yang
menyatakan konidianya atau tubuh buahnya dapat mempunyai aneka warna (merah,
hitam, jingga, putih) pada daun batang, kertas, tekstil, kulit dan lain-lain.
Didalam karakteristik mikroorganisme selain dengan pengamatan
makroskopis, sebaiknya juga dilakukan pengamatan mikroskopis agar mengetahui
lebih pasti jenis dari mikroorganisme tersebut. Fibriana (2017) menyatakan bahwa
karakteristik morfologi bakteri, jamur benang, dan khamir yang diobservasi dalam
penelitian ini (dengan pengamatan makroskopis) belum dapat memastikan dengan
pasti nama jenis dan nama strain mikroorganisme tersebut. Teknik identifikasi
lanjut menggunakan metode molekuler (salah satu metode pengamatan
mikroskopis) dapat diaplikasikan untuk mengetahui identitas spesies dan nama
strain suatu mikroorganisme. Karakterisasi mikroorganisme secara morfologi yang
didukung dengan karakterisasi molekuler telah dilakukan oleh banyak peneliti.
Fibriana (dalam Fibriana, 2017) melakukan karakterisasi morfologi dan
karakterisasi molekuler pada spesies jamur benang yang diisolasi dari tanah dan
limbah yang tercemar di kawasan industri minyak kelapa sawit. Hasil karakterisasi
menunjukkan bahwa karakterisasi secara molekuler mendukung hasil karakterisasi
morfologi hingga diperoleh nama spesies hingga takson yang paling rendah yaitu
nama strain mikroorganisme.

15
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum acara ini adalah bentuk dan
morfologi koloni mikroorganisme terdari berbagai macam bentuk. Karakteristik
secara makroskopis morfologi koloni yang tumbuh dapat dibedakan berdasarkan
bentuk koloni, tepi koloni, elevasi koloni dan warna koloni. Karakteristik antara
pengamatan pada cawan petri dan pertumbuhan agar miring berbeda. Pada cawan
petri dapat terlihat bentuk dari mikroba berupa circular, irregular, flat, raised,
spindle, filamentous, convex, umbonate dan rhizoid. Warna pada bakteri dapat
berwarna putih, krem, kuning, biru, ataupun pink. Teksturnya terdapat halus, kasar,
kering seperti bubuk, dan berkerut. Pada tepi koloni dapat berbentuk entire, labote,
undulate, serate, felamentaouse, dan Curled. Sedangkan pada pertumbuhan agar
miring mikroba dapat berbentuk echinulate, filiform, effuse, beaded, spreading,
plumose, dan rhizoid.

B. Saran

Saran dalam praktikum ini adalah praktikan mempelajari materi terkait


dengan acara tujuh tentang morfologi koloni mikroba. Praktikan mencari berbagai
sumber (referensi) yang terpercaya untuk mempelajari dan menyusun laporan ini.
Praktikan sebaiknya memahami materi yang diperoleh baik melalui referensi jurnal,
buku, ataupun video di youtube agar memahami morfologi dari mikrooganisme.
Selain itu juga harus mengamati medium biakan secara teliti untuk mengetahui
warna serta bentuk dari koloni mikroba yang terdapat pada medium NA maupun
PDA.

16
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Nisa., et al. 2018. Isolation and Identification of Endophytic Bacteria from
the Andalas Plant Stem (Morus macroura Miq.). Bioscience, Vol. 2(1): 72-
75.

Aini, Nurul dan Triastuti Rahayu. 2015. Media Alternatif untuk Pertumbuhan
Jamur Menggunakan Sumber Karbohidrat yang Berbeda. Seminar Nasional
XIII Pendidikan Biologi FKIP UNS, Surakarta.

Basarang Mujahidah dan Muh. Rifo Rianto. 2018. Pertumbuhan Candida sp dan
Aspergillus sp dari Bilasan Bronkus Penderita Tuberkulosis Paru pada Media
Bekatul. Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan, Vol. 9(18): 74-82.

Elyza, Fitrilia., at al. 2015. Identifikasi dan uji Potensi bakteri Lipolitik dari Limbah
SBE (Spent Bleaching Earth) sebagai Agen Bioremediasi. Jurnal Ilmu
Lingkungan, Vol. 13(1): 12-18.

Fibriana, F. et al. 2017. Isolasi dan Karakterisasi Mikroorganisme Penghasil


Pigmen dari Limbah Kulit Kentang. Jurnal MIPA, Vol. 40(1): 7-13.

Fifendy, Mades. 2017. Mikrobiologi. Depok: PT Balebat Dedikasi Prima.

Fitri, L.; Y. Yasmin. 2011. Isolasi dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
Kitinolik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi Vol. 3, No. 2,
Desember 2011, hlm. 20-25.

Holderman, Michelle V., et al. 2017. Identifikasi Bakteri Pada Pegangan Eskalator
Di Salah Pusat Perbelanjaan Di Kota Manado. Jurnal Ilmiah Sains, Vol.
17(1): 13-18.

Kurniawan, Sodikin. 2019. Mnegenal Macam-macam Morfologi Koloni Bakteri.


Online text book, Ahli Teknologi Laboratorium Medis.

17
Leboffe, M. J dan B. E. Pierce. (2012). Brief Microbiology. Laboratory Theory &
Application 2nd Edition. Englewood: Morton Publishing.

Luklukyah, Zahrotul., et al. 2019. Panduan Prkatikum Mikrobiologi Dasar.


Fakultas Pertanian. Universtas Tidar, Magelang.

Pravitri, Kartika Gemma. 2015. Morfologi Koloni Jamur. Kimia analitik. Mataram,
Nusa Tenggara Barat.

Purnomo, Bambang. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Bengkulu: lab IHPT


Universitas Bengkulu.

Rocha, Miguel P. et al. 2012. 6th International Confrence on Practical Applications


of Computational Biology and Bioinformatics. Berlin: Springer-Verlag Berlin
Heidelberg.

Sabdaningsih, Aninditia., et al. Isolasi dan Karakterisasi Morfologi Koloni Bakteri


Asosiasi Alga Merah (Rhodophyta) dari Perairan Kutuh Bali. Jurnal Biologi,
Vol. 2(2): 11-17.

Saputri, Aisyah Ratna. 2015. Mikrobiologi Isolasi Mikroorganisme. Fakultas Ilmu


Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Silitonga, Nadiah., et al. 2014. Isolasi dan Identifikasi Agrobacterium Tumefaciens


pada Tanaman Mawar (Rosa sp.). Jurnal Agroekoteknologi Tropika, Vol.
3(3): 166-175.

Zuraidah., et al. 2020. Karakteristik Morfologi dan Uji Aktivitas Bakteri Termofilik
dari Kawasan Wisata Ie Seuum (Air Panas). Jurnal Ilmu Alam dan
Lingkungan, Vol. 11)2):40-47.

18
LAMPIRAN

19
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Melinda Dian Sari dan biasa dipanggil dengan


Melinda. Penulis dilahirkan pada tanggal 18 Mei 2000 sebagai
anak ke-2 dari 2 bersaudara dari pasangan Bapak Waluyo dan Ibu
Rusmiyati. Saat ini penulis bertempat tinggal di RT 03 RW 01
Krajan 2 Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah. E-mail penulis
adalah melindadiansari@gmail.com. Penulis memulai
pendidikan TK di TK Dharma Wanita Kandangan, Temanggung lulus tahun 2007.
Kemudian melanjutkan ke tingkat dasar di SD Negeri 1 Kandangan lulus tahun
2013, kemudian melanjutkan ke jenjang tingkat pertama di SMP Negeri 2
Temanggung lulus tahun 2016. Jenjang pendidikan menengah atas lulus tahun 2019
di SMA Negeri 2 Temanggung. Saat ini penulis melanjutkan pendidikan ke
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman.

20

Anda mungkin juga menyukai