Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PERTANIAN

PENGKARAKTERAN KOLONI

Oleh:
Ivo Ragil Priyatno
A1D020094

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2021

i
PRAKATA

Segala puji kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Mikrobiologi
Pertanian. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
Mata Kuliah Mikrobiologi Pertanian pendidikan Strata Satu (S1) pada jurusan
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Segenap dosen pengampu mata kuliah Mikrobilogi Pertanian yang telah
memberikan pengetahuan terkait ilmu mata kuliah ini.
3. Saudara Alda Syahfrizal selaku asisten praktikum mata kuliah Mikrobiologi
Pertanian yang telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan dengan baik.
4. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan laporan
praktikum, kususnya teman-teman kelompok
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna karena banyak kekurangan dan kesalahan-kesalahan, maka dari itu
penulis sangat mengharap saran dan masukan dari berbagai pihak agar penulis dapat
memperbaiki laporan ini.
Purwokerto, 5 September 2021

Ivo Ragil Priyatno

ii
DAFTAR ISI

PENGKARAKTERAN KOLONI ........................................................................... i


PRAKATA .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 3
III. METODE PRAKTIKUM ............................................................................ 5
A. Bahan dan Alat ............................................................................................. 5
B. Prosedur Kerja .............................................................................................. 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 6
A. Hasil ............................................................................................................. 6
B. Pembahasan .................................................................................................. 9
V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 15
A. Kesimpulan ................................................................................................ 15
B. Saran ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
LAMPIRAN .......................................................................................................... 17
BIODATA ............................................................................................................. 18

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ukuran, Bentuk, Elevasi, dan Margin Koloni Bakteri ........................ 11


Gambar 2.Hasil pengamatan media NA perlakuan 5 menit .................................. 12
Gambar 3. Hasil pengamatan media NA perlakuan 10 menit ............................... 12
Gambar 5. Hasil pengamatan media PDA perlakuan 5 menit .............................. 13
Gambar 6. Hasil pengamatan media PDA perlakuan 10 menit ............................ 13
Gambar 4. Hasil pengamatan media NA perlakuan 15 menit ............................... 13
Gambar 7. Hasil pengamatan media PDA perlakuan 15 menit ............................ 14

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pengamatan Perlakuan NA ....................................................................... 6


Tabel 2. Pengamatan Perlakuan PDA ..................................................................... 7

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakteri merupakan organisme dengan sel tunggal yang tidak termasuk hewan
maupun tumbuhan. Bakteri hidup secara independen maupun menjadi parasit
dengan hinggap mengambil manfaat dari induknya. Struktur sel bakteri relatif
sederhana yaitu tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain
seperti mitokondria dan kloroplas.
Cara hidup bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik, patogen
pada manusia, hewan dan tumbuhan. Habitatnya tersebar luas di alam, dalam tanah,
atmosfer (sampai 10 km diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut. Bakteri
mempunyai bentuk dasar bulat, batang, dan lengkung. Umumnya bakteri berukuran
0,5-10 µm. Para ahli menggolongkan struktur bakteri menjadi dinding luar,
sitoplasma, dan bahan inti. Bakteri memiliki flagel atau bulu cambuk, pili atau
fimbriae, kapsula atau lapisan lendir, dinding sel dimana ada yang struktur dinding
sel bakteri gram negatif yaitu merupakan struktur yang berlapis, sedangkan bakteri
gram positif mempunyai satu lapis yang tebal.
Bakteri hidup sukar untuk dilihat dengan mikroskop cahaya biasa karena
bakteri itu tampak tidak berwarna jika diamati secara sendiri-sendiri, walaupun
biakannya secara keseluruhan mungkin berwarna. Bakteri lebih sering diamati
dalam olesan terwarnai daripada dalam keadaan hidup. Bakteri terwarnai adalah
organisme yang telah diwarnai dengan zat pewarna kimia agar mudah dilihat dan
dipelajari. Umumnya, olesan bakteri terwarnai mengungkapkan ukuran, bentuk,
susunan dan adanya struktur internal seperti spora dan butiran (Volk, 1993). Bakteri
memiliki manfaat dibidang pertanian diantaranya Bidang pertanian Rhizobium,
kelompok bakteri yang berkemampuan sebagai penyedia hara bagi tanaman,
Pasteuria penetrans, salah satu komponen pengendalian nematoda pada tanaman
lada, Pseudomonas fluorescens, dapat mengeluarkan senyawa antibiotik, siderofor,
dan metabolit sekunder lainnya yang dapat menghambat aktivitas jamur Fusarium

1
oxysporum, Bacillus thuringiensis sebagai biopeptisida, menghasilkan kristal
protein yang bersifat membunuh serangga (insektisidal).
Koloni bakteri adalah kumpulan dari bakteri yang membentuk suatu
kelompok. Bentuk koloni berbeda-beda tiap spesies dan merupakan ciri khas bagi
suatu spesies tertentu. Sifat-sifat yang diperlukan dalam menentukan identifikasi
suatu spesies misalnya seperti besar kecilnya koloni, mengkilat tidaknya, halus
kasarnya permukaan, dan warna koloni. Kebanyakan bakteri mempunyai warna
yang keputih-putihan, kelabu, kekuning-kuningan, atau hampir bening, tetapi ada
juga spesies yang mempunyai pigmen warna yang lebih tegas. Keberadaan warna
dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti temperatur, pH, dan oksigen bebas. Ada
beberapa spesies yang memerlukan fosfat, ada juga yang memerlukan sulfat untuk
menimbulkan pigmentasi.

B. Tujuan

Tujuan praktikum acara 3 ini yaitu dapat mengenali karakter koloni mikroba
dilihat dari bentuk.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat


kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Sel bakteri amat beragam panjangnya; sel beberapa
spesies dapat berukuran 100 kali lebih panjang daripada sel spesies yang lain
(Alcamo, 2001).
Satuan ukuran bakteri ialah micrometer yang setara dengan 1/1000mm.
bakteri yang paling umum dipelajari di dalam praktikum mikrobiologi dasar
berukuran kira-kira 0,5 – 1 x 2 – 5 µm. sebagai contoh, bakteri stafilokokus dan
streptokokus yang berbentuk bola mempunyai diameter yang berkisar dari 0,75
sampai 1,25 µm. Bentuk batang yang berukuran rata-rata seperti bakteri tifoid dan
disentri mempunyai lebar 0,5 – 1 µm dan panjang 2 – 3 µm. Sel beberapa spesies
bakteri amat panjang; panjangnya dapat melebihi 100 µm dan diameternya berkisar
daro 0,1 – 0,2 µm. sekelompok bakteri yang dikenal sebagai mikoplasma,
ukurannya khas amat kecil – demikian kecilnya sehingga hamper-hampir tak
tampak di bawah mikroskop cahaya. Mereka juga pleomorfik; yaitu morfologinya
amat beragam. Ukurannya berkisar dari 0,1 – 0,3 µm (Atlas, 1995).
Koloni bakteri adalah kumpulan dari bakteri yang membentuk suatu
kelompok. Bentuk koloni berbeda-beda tiap spesies dan merupakan ciri khas bagi
suatu spesies tertentu. Sifat-sifat yang diperlukan dalam menentukan identifikasi
suatu spesies misalnya seperti besar kecilnya koloni, mengkilat tidaknya, halus
kasarnya permukaan, dan warna koloni. Kebanyakan bakteri mempunyai warna
yang keputih-putihan, kelabu, kekuning-kuningan, atau hampir bening, tetapi ada
juga spesies yang mempunyai pigmen warna yang lebih tegas. Keberadaan warna
dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti temperatur, pH, dan oksigen bebas. Ada
beberapa spesies yang memerlukan fosfat, ada juga yang memerlukan sulfat untuk
menimbulkan pigmentasi (Dwidjoseputro, 1987).
Biologi morfologi dikenal sebagai pengetahuan tentang bentuk-bentuk
organisme. Pernyataan ini berarti dalam morfologi koloni mikroorganisme kita
mempelajari, mengamati ataupun memahami bentuk-bentuk dari mikrooorganisme

3
dalam koloni atau kelompok. Morfologi sendiri dapat dilihat dari ciri-ciri fisik
mikroorganisme tersebut (Hibbett, et al., 2007).
Pengenalan bentuk mikroba (morfologi), kecuali mikroalgae harus
dilakukan pewarnaan terlebih dahulu agar dapat diamati dengan jelas. Pada
umumnya bakteri bersifat tembus cahaya, hal ini disebabkan karena banyak bakteri
yang tidak mempunyai zat warna. Tujuan dari pewarnaan adalah untuk
mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri, memperluas ukuran jazad,
mengamati struktur dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi jazad terhadap
pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui
(Waluyo, 2004).
Parameter yang diamati pada uji sterilisasi berupa kemungkinan adanya
kontaminasi yang diamati secara langsung dengan melihat ciri-ciri umum koloni
mikroorganisme. Tahap pembentukan kalus parameter yang diamati meliputi saat
muncul kalus, tekstur dan warna kalus, serta pertambahan berat basah kalus,
sedangkan pada tahap pertumbuhan kalus parameter yang diamati meliputi berat
basah dan berat kering kalus, tekstur dan warna kalus, kandungan klorofil dan
kandungan flavonoid (Solichatun, 2002).

4
III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum Morfologi Koloni Mikroba yaitu


biakan, media NA dan media PDA. Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu
botol kaca.

B. Prosedur Kerja

Cara kerja:
1. Tumbuhkan biakan pada media NA cawan dengan streak kuadran.
2. Tumbuhkan biakan pada media NA miring dengan pola inokulasidengan tegak
lurus.
3. Tumbuhkan biakan pada media NA tegak dengan stabinoculation.
4. Tumbuhkan biakan pada media.

5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Pengamatan Perlakuan NA


Bentuk
No Media Perlakuan Foto
Mikroba
1 Media 5 menit Circulari
NA
isolasi
mikroba
udara
10 menit Irregular

15 menit Circulari

6
2. Media 1 hari Irregular
NA
isolasi
mikroba
tanah

2 hari Circulari

Tabel 2. Pengamatan Perlakuan PDA


Bentuk
No Media Perlakuan Foto
Mikroba
1. Media 5 menit Irregular
PDA
isolasi
mikroba
udara
10 menit Rhizoid

7
15 menit Rhizoid

2. Media 1 hari Rhizoid


PDA
isolasi
mikroba
tanah

2 hari Rhizoid

8
B. Pembahasan

Mikroba adalah organisme yang mampu beradaptasi dan hidup pada berbagai
jenis lingkungan. Salah satu tempat lingkungan hidup mikroba adalah air. Banyak
faktor yang mempengaruhi mikroba di dalam air. Secara umum ada dua faktor yang
mempengaruhi kehidupan mikroba di dalam air yaitu faktor biotik dan faktor
abiotik.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas
campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk
tumbuh dan berkembangbiak pada media tersebut. Mikroorganisme memanfaatkan
nutrisi pada media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun
komponen sel-nya. Dengan media pertumbuhan juga bisa digunakan untuk
mengisolasi mikroorganisme, identifikasi dan membuat kultur murni.
Bakteri merupakan organisme dengan sel tunggal yang tidak termasuk hewan
maupun tumbuhan. Bakteri hidup secara independen maupun menjadi parasit
dengan hinggap mengambil manfaat dari induknya. Struktur sel bakteri relatif
sederhana yaitu tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain
seperti mitokondria dan kloroplas.
Koloni bakteri adalah kumpulan dari bakteri yang membentuk suatu
kelompok. Bentuk koloni berbeda-beda tiap spesies dan merupakan ciri khas bagi
suatu spesies tertentu. Sifat-sifat yang diperlukan dalam menentukan identifikasi
suatu spesies misalnya seperti besar kecilnya koloni, mengkilat tidaknya, halus
kasarnya permukaan, dan warna koloni. Kebanyakan bakteri mempunyai warna
yang keputih-putihan, kelabu, kekuning-kuningan, atau hampir bening, tetapi ada
juga spesies yang mempunyai pigmen warna yang lebih tegas. Keberadaan warna
dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti temperatur, pH, dan oksigen bebas. Ada
beberapa spesies yang memerlukan fosfat, ada juga yang memerlukan sulfat untuk
menimbulkan pigmentasi.
Koloni bakteri tiap spesies berbeda, koloni bakteri sendiri merupakan
kumpulan bakteri sehingga terbentuk suatu kelompok. Dewasa ini, bakteri sering
digunakan sehingga penting untuk mempelajari morfologi koloni bakteri, karena

9
bila bakteri dinokulasikan dan ditumbuhkan pada suatu media maka bakteri itu akan
menunjukkan sifat-sifatnya. Sehingga bila sudah diketahui morfologi bakteri maka
sel-sel bakteri dapt dipisahkan sehingga sel tumbuh menjadi koloni pada
mediumnya masing-masing.
Menurut Tarigan (1988), ciri-ciri koloni mikrobia dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Ukuran
Ukuran koloni bervariasi, mulai dari sebesar ujung jarum, yaitu kira-kira
pecahan mm (diameternya) sampai 5-10 mm. Walaupun koloni suatu mikrobia
mempunyai ciri-ciri diameter, kiranya perlu diingat, bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi besarnya diameter tersebut. Misalnya hanya koloni-koloni
yang menyebar saja yang dapat diukur, karena koloni-koloni ini cenderung memilki
diameter yang lebih besar daripada koloni yang bertumpuk-tumpuk. Hal ini
disebabkan karena persaingan pada koloni yang menyebar lebih kecil dari
persaingan yang terjadi pada koloni yang bertumpuk-tumpuk dan kurang mendapat
hambatan dari zat-zat hasil sampingan.
2. Margin
Bagian tepi koloni bakteri bervariasi, tergantung kepada spesiesnya.
Bentuknya dapat melingkar rata seperti tepi (pinggir) suatu tetesan, atau tidak
baraturan seperti tonjolan yang melengkung, seperti benang atau seperti akar.
3. Tekstur Permukaan
Permukaan koloni juga bervariasi, tergantung kepada spesiesnya dan tekstur
permukaan ini ada yang licin (smooth), kasar (rough), granuler, atau mukoid
(berlendir). Koloni spesies tertentu ada permukaanya yang keriput (wrinkled).
Semua koloni-koloni kultur murni pada piring petri, mempunyai persamaan jenis
permukaan, akan tetapi kita harus mengingat bahwa beberapa kultur murni dapat
menunjukkan variasi permukaan. Pada umumnya prmukaan koloni memiliki 3
macam bentuk yaitu: S (smooth), licin, bundar, konveks; R (rough), kasar, datar,
bergerigi; dan M (Mucoid), berlendir, basah, kadang-kadang bersatu, lembut, dan
tebal.

10
4. Elevasi (elevation)
Elevasi koloni juga bervariasi, tergantung pada spesiesnya, bisa tipis sampai
tebal. Permukaannya dapat merata atau bisa menunjukkan adanya variasi
kesinambungan.
5. Konsistensi
Konsistensi koloni dapat diketahui dengan menyentuhkan jarum ose ke
permukaan koloni. Beberapa spesies bakteri dapat membentuk koloni yang bersifat
viscous, ada juga spesies bakteri yang membentuk koloni yang kering, atau
berbetuk seperti tepung yang akan terpecah bila tersentuh jarum.
6. Pigmentasi
Beberapa spesies bakteri dapat menghasilkan zat warna di dalam sel yang
tidak larut dalam air, sehingga menyebabkan koloninya berwarna, contoh :
Flectobacillus major berwarna merah muda.
Menurut Leboffe (2012) pada umumnya bentuk koloni bakteri berbentuk
round, irregular, filamenthous, dan rhizoid. Elevasi berbentuk raised,covex, flat,
umbonate, plateau, spreading edge, raised margin, dan growth into medium.
Sedangkan tepian memiliki bentuk smooth, rhizoid, irregular, lobate, dan
filamenthous.

Gambar 1. Ukuran, Bentuk, Elevasi, dan Margin Koloni Bakteri

Hasil Berdasarkan hasil isolasi bakteri asal udara yang menggunakan


medium NA (Nutrien Agar) dengan metode Agar tuang (Pour plate), dilakukan
inkubasi selama 24-48 jam. Setelah dilakukan inkubasi, terlihat koloni bakteri asal
udara yang tumbuh pada medium tersebut. Koloni tersebut diamati morfologinya

11
berdasarkan bentuk, tepian, warna, elevasi, diameter, dan jumlah koloni dengan
bantuan colony counter.

Gambar 2.Hasil pengamatan media NA perlakuan 5 menit

Media NA perlakuan 5 menit menunjukkan bentuk Circullari, dengan jarak


agak renggang, dengan elevasi menonjol, dan pinggiran koloni keriting.

Gambar 3. Hasil pengamatan media NA perlakuan 10 menit

Media NA perlakuan 10 menit menunjukkan hal yang berbeda dari perlakuan


5 menit yaitu bentuk irregular, dengan jarak agak renggang, dengan elevasi
menonjol, dan pinggiran koloni keriting. Akan tetapi terdapat beberapa morfologi
tambahan, yaitu koloni yang berbentuk bulat, berukuran sedang, memiliki elevasi
menonkol dan pinggirannya umbonate.

12
Gambar 5. Hasil pengamatan media PDA perlakuan 5 menit

Media NA perlakuan 15 menit menunjukkan bentuk Circullari, dengan


elevasi menonjol, dan pinggiran koloni keriting. Akan tetapi pada perlakuan 30
menit lebih padat dan seakan berjarak lebih dekat antar koloninya.

Gambar 6. Hasil pengamatan media PDA perlakuan 10 menit

PDA 5 menit terdapat banyak koloni jamur, yang terlihat jelas yaitu pada
tengah gelas. Ukuran bakteri pada media ini termasuk besar, berbentuk Rhizoid dan
menampilkan elevasi raised dan Transculent (dapat ditembus cahaya). Dari
pengecekan morfologi koloni ini dapat disimpulkan bahwa koloni tersebut adalah
koloni jamur.

Gambar 4. Hasil pengamatan media NA perlakuan 15 menit

Pada perlakuan PDA 10 menit terdapat banyak sekali koloni jamur, yang
terlihat jelas pada setiap bagian. Ukuran jamur pada media ini cukup besar,

13
berbentuk Rhizoid dan menampilkan elevasi raised. Dari pengecekan morfologi
koloni ini dapat disimpulkan bahwa koloni tersebut adalah koloni jamur.

Gambar 7. Hasil pengamatan media PDA perlakuan 15 menit

Pada pengamatan sampel PDA dengan perlakukan 15 menit menunjukan


morfologi jamur yang sangat jelas. Ukuran jamur pada media ini sangat besar,
berbentuk Rhizoid dan menampilkan elevasi raised. Dari pengecekan morfologi
koloni ini dapat disimpulkan bahwa koloni tersebut adalah koloni jamur.

14
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:


1. Pada umumnya bentuk koloni bakteri berbentuk round, irregular,
filamenthous, dan rhizoid. Elevasi berbentuk raised, covex, flat, umbonate,
plateau, spreading edge, raised margin, dan growth into medium. Sedangkan
tepian memiliki bentuk smooth, rhizoid, irregular, lobate, dan filamenthous.
2. Pada media NA bentuk mikroba lebih didominasi bentuk circulari dan
irregular baik dengan perlakukan media udara maupun tanah.
3. Pada media PDA bentuk mikrooba didominasi oleh bentuk rhizoid baik dengan
perlakukan media udara maupun tanah.

B. Saran

Adapun saran untuk selanjutnya, praktikan sebaiknya lebih mencari informasi


lebih luas sehingga paham betul bagaimana membuat media yang baik dan benar.
Serta diharapkan dalam melakukan kegiatan praktikum harus sesuai dengan
petuntuk yang diberikan. Hal ini bertujuan agar dalam melakukan penelitian dapat
berjalan semestinya dan tidak terjadi kekeliruan dalam hasil penelitian.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D., 1987, Pengantar Mikologi, Edisi Kedua, Bandung, Alumni.


Ed-har, Adiz Adryan., Widyastuti, Rahayu., Djajakirana, Gunawan. 2017. Isolasi
dan Identifikasi Mikroba Tanah Pendegradasi Selulosa Dan Pektin
Dari Rhizosfer Aquilaria malaccensis. Buletin Tanah dan Lahan. 1
(1):58-64.
Hartanto, E. S., & Ariningsih, S. 2018. Pembuatan Media Uji Mikrobiologi Siap
Pakai dari Bahan Baku Lokal Indonesia untuk Pengujian Parameter Angka
Lempeng Total. Warta Industri Hasil Pertanian, 35(2), 68-73.
Khairani., Aini, Fitratul., Riany, Hesti. 2019. Karakterisasi Dan Identifikasi Bakteri
Rizosfer Tanaman Sawit Jambi. AL-KAUNIYAH: Jurnal Biologi.
12(2): 198-206.
Nurtjahyani, S. D., & Shyntya, D. 2014. Efektivitas Pengenceran terhadap
Pertumbuhan Koloni Mikroba pada Saus Tomat. Volume 11, Nomor
2, Desember 2014, 11(2), 65-68.
Susanti WI. 2015. Kajian Sifat Kimia dan Biologi Tanah Rizosfer Bambu sebagai
Disease Suppresive Soil. [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana
IPB.
Tarigan, J., 1988, Pengantar Mikrobiologi Umum. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta.
Walid, Ahmad., Novitasari, Naintyn., Wardany, Kusuma. 2019. Studi Morfologi
Koloni Bakteri Udara Di Lingkungan Fakultas Tarbiyah Dan Tadris
Institut Agama Islam Negeri Bengkulu. JIPI (Jurnal IPA dan
Pembelajaran IPA). 3(1): 10-14.
Waluyo, L., 2004, Mikrobiologi Umum, Malang, UMM press.

16
LAMPIRAN

Dokumentasi Praktikum

17
BIODATA

Penulis dilahirkan di Banyumas, pada 16 Mei 2002.


Penulis merupakan anak ke dua dari dua bersaudara dari
pasangan Bapak Cipto Waluyo dan Ibu Sumini. Saat ini
penulis bertempat tinggal di Tamansari RT 04/02
Kecamatan Karanglewas, Banyumas, Jawa Tengah.
Penulis memiliki nomor handphone 082226520090 dan
email ivo16ragil.02@gmail.com. Penulis memulai tingkat
pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Tamansari dan lulus
pada tahun 2014. Kemudian, penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Karanglewas dan lulus pada tahun 2017. Kemudian,
penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Purwokerto dan
lulus pada tahun 2020. Pada tahun 2020 hingga sekarang, penulis melanjutkan
pendidikan di tingkat S1 Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal
Soedirman.

18

Anda mungkin juga menyukai