Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa karena berkat rahmat dan karunia-
nya lah saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat waktu. Saya
menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan-kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan bimbingan
atau saran-saran dari pembaca untuk menyempurnakan tugas ini.
Berkaitan dengan tugas ini saya banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak yang diterima oleh saya baik secara langsung maupun tidak
langsung. Tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu saya dalam pembuatan tugas laporan ini.
Akhirnya saya mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
2.4.3 Morfologi Crocidolomia binotalis Zell ......................................................15
2.4.4 Gejala serangan dan bagian yang dirusak..............................................16
BAB II METODOLOGI DAN PEMBAHASAN .............................................. 18
3.1. Waktu Dan Tempat Praktikum ...................................................................18
3.2. Alat Dan Bahan ...............................................................................................18
3.3. Metode Praktikum..........................................................................................18
3.4. Persiapan Praktikum .....................................................................................19
3.4.1. Penyediaan Daun Cengkeh .......................................................................19
3.4.2. Pembuatan Pestisida Nabati .....................................................................20
3.5. Pelaksanaan Praktikum Lapangan.............................................................21
3.5.1. Pengaplikasian Angensi Hayati Dari Ekstrak Daun Cengkeh .........21
3.6. Pengamatan Praktikum (Praktikum Lapangan). ....................................21
3.6.1. Hasil Pengamatan ( hasil praktikum lapangan) ...................................21
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 23
4.1. Kesimpulan ......................................................................................................23
4.2. Saran .................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24
LAMPIRAN ......................................................................................................... 25
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
yang mendapat tambahan rantai alil, dikenal dengan nama IUPAC 2-metoksi-4-(2-
propenil) fenol. Eugenol dapat dikelompokkan dalam keluarga alilbenzena dari
senyawa-senyawa fenol. Eugenol berwarna bening hingga kuning pucat, kental
seperti minyak. Sumber alaminya dari minyak cengkeh. Terdapat pula pada pala,
kulit manis, dan salam. Eugenol sedikit larut dalam air namun mudah larut
padapelarut organik (Wikipedia, 2009c ). Eugenol dapat mempengaruhi susunan
saraf yang khas dipunyai serangga dan tidak terdapat pada hewan berdarah panas.
Senyawa eugenol dapat menyebabkan kematian serangga tersebut (Ardianto,
20017).
Kubis adalah tanaman sayuran yang termasuk ke dalam famili Brassicaceae.
Kubis (Brassica oleracea L.) atau kadang disebut kobis atau kol, memiliki 3 macam
warna yaitu hijau sangat pucat sehingga disebut forma alba (putih), kubis dengan
warna hijau (forma viridis) dan ungu kemerahan (forma rubra). Tanaman kubis
Brassica oleracea (Cruciferae) mempunyai nilai ekonomi dan sosial yang tinggi di
Indonesia. Hama utama yang menyerang tanaman kubis ialah hama Plutella
xylostella. Pengendalian hama P. xylostella bisa dilakukan dengan menggunakanm
Ekstrak daun cengkeh.
Serangga P. xylostella merusak tanaman pada stadium larva. Larva yang baru
menetas akan merayap kepermukaan daun dan melubangi epidermis. Pada
umumnya larva memakan permukaan daun bagian bawah, sehingga tinggal tulang-
tulang daun dan epidermis daun bagian atas. Jika jumlah larva relatif banyak dapat
menghabiskan tanaman kubis yang berumur satu bulan dalam waktu 3 – 5 hari.
Umumnya larva menyerang tanaman muda, tetapi kadang- kadang dapat pula
merusak tanaman yang sedang membentuk bunga (Rukmana,1994). Sastrosiswojo
dan Setiawati (2016) juga menyatakan bahwa P. xylostella menyerang tanaman
kubis yang muda sebelum membentuk krop. Tingkat populasi larva yang biasanya
terjadi pada 6-8 minggu setelah tanam dan dalam kondisi seperti ini serangan dapat
mengakibatkan kerusakan berat pada tanaman kubis. Kehilangan hasil yang
ditimbulkan oleh hama P.xylostella pada tanaman kubis dapat mencapai 58 – 100
persen (Rukmana,2016).
3
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1.2. Deskripsi
Kubis memiliki tangkai daun agak panjang dan helai daun berlekuk–
lekukpanjang. Tangkai bunga brokoli lebih panjang dan lebih besar dibandingkan
dengan kubis bunga. Massa bunga brokoli tersusun secara kompak membentuk
bulatan berwarna hijau tua, hijau kebiru-biruan, kuning atau putih dengan diameter
antara 15-20 cm atau lebih (Kusumaningrum, 2013; Dena,2019).
kepala, radang lambung, batuk, terlambat haid, rematik, campak, sebagai anti
nyamuk, dan lain-lain (Riyanto 2012).
Penelitian mengenai ekstrak daun cengkeh memiliki efek larvasida terhadap
Ae. aegypti L. dengan LC50 pada konsentrasi 0,040% atau 400 ppm dan LC99 pada
konsentrasi 0,091% atau 910 ppm (Haditomo, 2010). Selanjutnya penelitian ekstrak
daun cengkeh sebagai obat anti nyamuk elektrik pada konsentrasi ekstrak 20%
memiliki efektivitas paling besar sebagai zat penolak terhadap gangguan nyamuk
Aedes aegypti (Mustofa, 2012).
2.3.1 Bioekologi
Hama ulat daun kubis dilaporkan berasal dari daerah Mediterranean di Eropa
Selatan, yang merupakan sumber berbagai jenis brasika. Hama ini tersebar luas di
areal yang ditanami brasika, mulai dari daerah Amerika Utara dan Selatan, Afrika,
China, India, Jepang, Asia Tenggara termasuk Indonesia, Selandia Baru, dan
Australia.
Telur kecil bulat atau oval ukuran 0,6 x 0,3 mm, berwarna kuning, diletakkan
secara tunggal atau berkelompok di bawah daun kubis. Namun, di laboratorium bila
12
ngengat (dewasa) betina dihadapkan pada tanaman muda maka mereka bertelur
pada bagian batang. Stadium telur antara 3-6 hari.
Larva (ulat) terdiri dari 4 instar, berwarna hijau, lincah, dan bila tersentuh larva
akan menjatuhkan diri.. Larva instar pertama setelah keluar dari telur segera
menggerek masuk ke dalam daging daun. Instar berikutnya baru keluar dari daun
dan tumbuh sampai instar keempat. Pada kondisi lapangan, perkembangan larva
dari instar I-IV selama 3-7; 2-7; 2-6; dan 2-10 hari. Larva atau ulat mempunyai
pertumbuhan maksimum dengan ukuran panjang tubuh mencapai 10-12 mm.
Prepupa berlangsung selama lebih kurang 24 jam, setelah itu memasuki stadium
pupa. Panjang pupa bervariasi sekitar 4,5-7,0 mm dan lama umur pupa 5-15 hari.
memiliki corak khas yaitu tiga titik kuning seperti berlian, sehingga hama ini
terkenal dengan nama ngengat punggung berlian (diamondback moth). Nama lain
dari serangga tersebut adalah ngengat tritip dan ngengat kubis (cabbage moth).
Aktif pada malam hari (nocturnal), dapat berpindah-pindah dari satu tanaman ke
tanaman lain atau daerah ke daerah lain dengan bantuan hembusan angin. Siklus
hidup berlangsung sekitar 2-3 minggu mulai dari telur hingga menjadi dewasa.
warnanya hitam. Bagian sisi perut berwarna kuning. Ada juga yang warnanya
kuning disertai rambut hijau (Pracaya, 2016).
Pupa terletak dalam tanah di dekat pangkal batang inang. Panjang pupa sekitar
8,5 - 10,5 mm, berwarna hijau pudar dan coklat muda, kemudian berubah
menjadi coklat tua seperti tembaga.
Imago jantan lebih besar dan lebih lebih panjang sedikitdaripada yang betina.
Warna sayap muka krem dengan bercak abu-abu coklat. Ngengat jantan
berambut hitam berumbia-rumbia di tepi masing-masing sayap muka di samping
kepala, yang betina kurang rimbun. Lama hidup untuk ngengat betina sekitar 16
- 24 hari. Daur hidupnya sekitar 22 - 30 hari. Panjang larva dapat mencapai 18 -
25 mm.
sehingga ulat ini merupakan hama yang berbahaya bagi tanaman sawi besar dan
kol.
BAB II
METODOLOGI DAN PEMBAHASAN
Bahan
1) Air bersih
2) Daun cengkeh 1 kg
Ekstrak Daun
Cengkeh yang sudah
Pemisahan Ekstrak Daun
jadi dimasukan
Cengkeh dari Ampas
kedalam botol bekas
masa tanman kubis berumur 1 minggu setelah tanam (masa pertumbuhan) agar
efektifitas ekstrak daun cengkeh terlihat hasilnya dan berhasil dalam
pengendaliannya terhadp hama plutella xylostella dan Crocidolomia binotalis.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Cengkeh merupakan salah satu tumbuhan yang banyak terdapat di Indonesia
dan berpotensi sebagai insektisida botani, Daun cengkeh mengandung eugenol,
saponin, flavonoid dan tanin (Nurdjannah, 2017). Eugenol dapat mempengaruhi
susunan saraf yang khas dipunyai serangga dan tidak terdapat pada hewan berdarah
panas. Senyawa eugenol dapat menyebabkan kematian serangga tersebut (Ardianto,
2008).
Dari hasil praktikum yang kami lakukan dengan menggunakan Pestisida Nabati
ekstrak daun cengkeh tidak menghasilkan hasil yang optimal karna masa
pengendalian hama pada tanaman kubis yang kami lakukan terlambat dimana
tanaman kubis telah mengalami kerusakan di atas ambang ekonomi ( kerusakan
yang menyeluruh dan permanen), dimana masa pengendalian dilakukan pada masa
tanaman kubis mendekati waktu panen sehingga tidak efektifnya pengendalian.
4.2. Saran
Sebaiknya praktikun selanjutnya dilakukan dari awal tanaman agar kita dapat
mengendalikan secara efektif dan bisa mendapatkan hasil yang baik dari
pengaplikasian dalam mencegah terjadinya serangan hama Plutella xylostella L dan
Crocidolomi binotalis Zell.
Sebaiknya praktikum selanjutnya lahan yang digunakan untuk praktikum harus
tersedia yang di sediakan oleh fakultas. Dan di usahakan alat-alat praktikumnya di
laboratorium tersedia dan kualitasnya baik.
23
DAFTAR PUSTAKA
Indriasi M., Indra C., Taufik A. (2015). Pemanfaatan ekstrak daun cengkeh
(syzygium aromaticum) sebagai repellent nabati dalam mengurangi
jumlah lalat yang hinggap selama proses penjemuran ikan asi. Jurnal.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
24
LAMPIRAN
Pemisahan
ranting pada
daun cengkeh
Penimbangan
daun cemngkeh
secara bertahap
hingga mencapai
1 kg
24/09/2019 Penghaliusan
daun cengkeh
Penyaringan
ekstarak daun
cengkeh telah di
haluskan
25
26
Hasil (ekstrak
daun cengkeh)
Pengenceran
ekstrak daun
cengkeh
dilapangan
Memaksukkan
ekstrak daun
Pengaplikasian
pestisida nabati
dilapangan oleh
saudara Efry dan
Burhan
Aplikasih ekstrak
daun cengkeh
28/10/2019
Aplikasih ekstrak
daun cengkeh
Aplikasih ekstrak
daun cengkeh
31/10/2019
Aplikasih ekstrak
daun cengkeh
Aplikasih ekstrak
02/11/2019
daun cengkeh
28
Aplikasih ekstrak
daun cengkeh
Tanaman kubis
02/11/2019
sebelum aplikasi
Tanaman kubis
sesudah aplikasi