Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN

OLEH :

MUHAMMAD FERNANDO PRATAMA


(12280213646)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum fisiologi tumbuhan.
Shalawat dan salam tak lupa penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam, yang mana berkat rahmat beliau kita dapat merasakan dunia yang
penuh dengan ilmu pengetahuan ini.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Rita Elfianis, S.P., M.Sc dan
bapak Joni Irawan, S.P.,M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah fisiologi
tumbuhan yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, petunjuk dan motivasi
hingga selesainya laporan praktikum ini. Kepada seluruh rekan-rekan yang telah
banyak membantu penulis di dalam penyelesaian laporan praktikum ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu, penulis ucapkan terima kasih dan semoga
mendapatkan balasan dari Allah SWT. untuk kemajuan kita semua dalam
menghadapi masa depan nanti.
Saya berharap memperoleh manfaat secara pribadi. Semoga laporan
praktikum ini bermanfaat bagi kita semua baik masa kini maupun untuk masa depan
nanti.

Pekanbaru, Desember 2023

M Fernando Pratama

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2. Tujuan ....................................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 3
2.1. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman ................................ 3
2.2. Perkecambahan Biji .................................................................................. 4
2.3. Stomata ..................................................................................................... 4
2.4. Pengukuran Kandungan Klorofil.............................................................. 5
2.5. Cekaman Salinitas .................................................................................... 5
III. BAHAN DAN METODE ............................................................................ 7
3.1. Tempat dan Waktu ................................................................................... 7
3.2. Bahan dan Alat ......................................................................................... 7
3.2.1 Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman ........................ 7
3.2.2 Perkecambahan Biji .......................................................................... 7
3.2.3 Stomata.............................................................................................. 7
3.2.4 Pengukuran Kandungan Klorofil ...................................................... 7
3.2.5 Adaptasi Tanaman Terhadap Cekaman Salinitas .............................. 7
3.3. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 8
3.3.1 Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman ........................ 8
3.3.2 Perkecambahan Biji .......................................................................... 8
3.3.3 Stomata.............................................................................................. 9
3.3.4 Pengukuran Kandungan Klorofil ...................................................... 9
3.3.5 Adaptasi Terhadap Cekaman Salinitas............................................ 10
3.4. Pengamatan............................................................................................. 11
3.4.1 Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman ...................... 11
3.4.2 Perkecambahan Biji ........................................................................ 11
3.4.3 Stomata............................................................................................ 11

iii
3.4.4 Pengukuran Kandungan Klorofil .................................................... 11
3.4.5 Adaptasi Tanaman Terhadap Cekaman Salinitas ............................ 11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 12
4.1. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman .............................. 12
4.1.1 Umur Berkecambah ( hari ) .................................................................. 12
4.1.2 Tinggi Tanaman ( Cm ) ........................................................................ 13
4.1.3 Jumlah Daun ( helai ) ............................................................................ 15
4.1.4 Panjang daun ......................................................................................... 16
4.1.5 Lebar Daun ........................................................................................... 18
4.1.6 Pengamatan tanaman yang diberi sungkup ........................................... 19
4.2. Perkecambahan Biji ................................................................................ 20
4.3. Jumlah stomata ....................................................................................... 23
4.4. Pengukuran Kandungan Klorofil............................................................ 25
4.5. Adaptasi terhadap cekaman salinitas ...................................................... 26
V. PENUTUP ..................................................................................................... 28
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 28
5.2. Saran ....................................................................................................... 28
VI. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 29
VII. LAMPIRAN ............................................................................................... 31

iv
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Fisiologi tumbuhan merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari
fungsi-fungsi organisme tumbuhan. Dalam praktikum ini, kami akan
mengeksplorasi beberapa aspek penting dalam fisiologi tumbuhan, yaitu pengaruh
cahaya terhadap pertumbuhan tanaman, perkecambahan biji, regulasi stomata,
pengukuran kandungan klorofil, dan respons tanaman terhadap cekaman salinitas.
Memahami mekanisme-mekanisme ini sangat penting dalam upaya meningkatkan
produksi tanaman dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
Cahaya sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena
merupakan sumber energi untuk fotosintesis. Fotosintesis adalah proses di mana
tumbuhan mengubah energi cahaya menjadi energi kimia yang digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu, cahaya juga mempengaruhi
perkecambahan biji dan pembukaan stomata.
Cahaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan tanaman.
Beberapa aspek penting dari pengaruh cahaya meliputi intensitas, kualitas, dan
lamanya penyinaran. Intensitas cahaya yang rendah dapat memengaruhi morfologi
tanaman, seperti ukuran dan warna daun, serta pertumbuhan batang. Selain itu,
cahaya juga berperan dalam proses fotosintesis, di mana tanaman mengubah energi
matahari menjadi makanan. Namun, cahaya juga dapat menjadi faktor yang
menghambat pertumbuhan tanaman jika terlalu tinggi, sehingga mempengaruhi
perkembangan organ dan keseluruhan tumbuhan. Oleh karena itu, pemahaman yang
baik tentang pengaruh cahaya sangat penting dalam budidaya tanaman.
Zat pengatur tumbuh (ZPT) dapat mempengaruhi perkecambahan biji.
Beberapa jenis ZPT yang umum digunakan antara lain sitokinin, auksin, dan
giberelin. Pada penelitian terhadap benih kamandrah, ditemukan bahwa perlakuan
dengan Nitroaromatik konsentrasi 0.5 dan 1.0 ppm meningkatkan daya kecambah
benih sebesar 74.99%, sedangkan auksin + sitokinin konsentrasi 2.5 dan 2.75 ppm
masing-masing meningkatkan 49.98%. Sedangkan IBA + NAA hanya
meningkatkan perkecambahan sebesar 24.97 – 26.55% pada pengamatan. Pada
penelitian lain terhadap biji D.laxiflorum, ditemukan bahwa konsentrasi 2,4-D

1
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji D.laxiflorum. Selain
itu, pada penelitian terhadap benih kapas, ditemukan bahwa aplikasi perendaman
ZPT dapat meningkatkan viabilitas benih kapas.
Untuk menentukan kandungan klorofil a, klorofil b, dan klorofil total pada
daun, dapat dilakukan dengan menggunakan metode spektroskopi. Salah satu
metode yang umum digunakan adalah metode ekstraksi klorofil menggunakan
pelarut, diikuti oleh pengukuran absorbansi larutan klorofil pada panjang
gelombang tertentu. Setelah itu, kandungan klorofil a, klorofil b, dan klorofil total
dapat dihitung menggunakan rumus-rumus yang telah distandarisasi.
pengaruh konsentrasi garam terhadap pertumbuhan dan daya tahan hidup
(survival) pada tanaman kacang hijau, dapat dilakukan dengan melakukan
percobaan penanaman kacang hijau dengan pemberian berbagai konsentrasi garam
pada media tanam. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan tanaman dan daya
tahan hidupnya. Hasil percobaan ini akan memberikan informasi mengenai
pengaruh konsentrasi garam terhadap tanaman kacang hijau

1.2. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman.

2. Untuk mengetahui pengaruh berbagai zat pengatur tumbuh (ZPT) pada


perkecambahan biji.

3. Untuk mengetahui jumlah stomata yang terdapat pada daun.


4. Untuk mengetahui cara penentuan kandungan klorofil a, klorofil b, dan
klorofil total pada daun.
5. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi garam terhadap pertumbuhan dan
daya tahan hidup (survival) pada tanaman kacang hijau.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman


Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu fakrot internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari kualitas genetik, sedangkan
faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar atau lingkungan sekitar. Salah
satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah cahaya.
Cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap proses fisiologi tanaman seperti
fotosintesis, respirasi, pertumbuhan serta pembungaan, pembukaan dan penutupan
stomata, serta perkecambahan dan pertumbuhan tanaman. Sifat cahaya matahari
yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu intensitas cahaya, kualitas cahaya (panjang
gelombang) dan lamanya penyinaran (panjang hari) (Susilawati dkk., 2016).

Fotosintesis adalah reaksi penting pada tumbuhan yang berfungsi mengubah


energi (cahaya) matahari menjadi energi kimia yang disimpan dalam senyawa
organik. Cahaya matahari diperlukan oleh tanaman untuk melakukan 2 tahapan
yaitu reaksi terang yang dilakukan di tilakoid dan siklus calvin yang dilakukan di
stomata (Yustiningsih, 2019). Kebutuhan intensitas matahari setiap tanaman
berbeda-beda. Intensitas cahaya yang rendah dapat menghasilkan daun lebih besar,
lebih tipis dengan lapisan epidermis tipis, dan jumlah stomata lebih banyak. Ketika
terjadi perubahan intensitas cahaya, maka tanaman akan melakukan penyesuaian.
Penyesuaian tanaman yang ternaung dan tanaman terbuka bertujuan untuk efisiensi
kegiatan fotosintesis sehingga tanaman dapat tetap bertahan dan produktivitas
tanaman tetap tinggi.
Cahaya matahari merupakan salah satu factor yang mempengaruhi proses
pertumbuhan tanaman melalui tiga sifatnya yaitu intensitas cahaya, kualitas cahaya
(panjang gelombang) dan lamanya penyinaran (panjang hari). Pengaruh ketiga sifat
cahaya tersebut terhadap pertumbuhan tanaman adalah melalui pembentukan
klorofil, pembukaan stomata, pembentukan antosianin (pigment merah), perubahan
suhu daun dan batang, penyerapan hara, permeabilitas dinding sel transpirasi dan
gerakan protoplasma (Aji et al, 2015).

3
2.2. Perkecambahan Biji
Perkecambahan merupakan rangkaian proses yang kompleks dari perubahan
morfologi, fisiologi dan biokimia. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air
oleh biji dan diakhiri dengan terjadinya pemanjangan poros embrio (Martines-
Maldonado et al. 2013).
Perkecambahan atau germinasi (bahasa Inggris: germination) merupakan tahap
awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini,
embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah
perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda.
Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji,
baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah
membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji
menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam
bentuk em bun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji
karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik.

2.3. Stomata
Stomata adalah pori-pori kecil yang terdapat pada daun tumbuhan dan
berfungsi penting dalam pertukaran gas tumbuhan. Stomata terdiri dari dua sel
penjaga yang dikelilingi oleh sel tetangga dan membentuk celah di epidermis daun.
Fungsi utama dari stomata adalah pertukaran gas pada proses fotosintesis, di mana
stomata memberikan jalan masuk untuk karbondioksida sebagai bahan utama dan
oksigen sebagai hasil sampingan. Sel penjaga merupakan organ penting yang
membuka dan menutup stomata. Umumnya tumbuhan mempunyai stomata lebih
dari 400 per mm2 yang tersebar di permukaan daun. Stomata juga dapat menjadi
indikator karbon dioksida dan suhu di masa lampau. Kadar karbon dioksida dan
suhu di bumi berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu. Stomata pada fosil
tumbuhan dapat membantu penentuan kadar karbon dioksida dan suhu pada suatu
waktu. Terdapat beberapa tipe stomata yang dapat diidentifikasi, seperti stomata
anomositik, stomata anisositik, stomata parasitik, dan lain-lain. Bentuk dan posisi
stomata berbeda-beda tergantung pada jenis tumbuhan.

4
Stomata merupakan organ fotosintesis yang berfungsi secaraterutama untuk
transpirasi dan respirasi selama proses fotosintesis. Stomata juga sangat penting
peranannya dalam mekanisme adaptasi tanaman terhadap cekaman lingkungan.
Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman
kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan stomata akan menutup sebagai
upaya untuk menahan laju transpirasi (Febjislami & Hasibuan, 2021).

2.4. Pengukuran Kandungan Klorofil


Pengukuran kandungan klorofil dapat dilakukan dengan menggunakan metode
spektroskopi. Salah satu metode yang umum digunakan adalah metode ekstraksi
klorofil menggunakan pelarut, diikuti oleh pengukuran absorbansi larutan klorofil
pada panjang gelombang tertentu. Setelah itu, kandungan klorofil a, klorofil b, dan
klorofil total dapat dihitung menggunakan rumus-rumus yang telah distandarisasi.

Penentuan kandungan klorofil dalam jaringan tanaman dilakukan dengan cara


mengekstrak pigmen klorofil dengan aseton atau methanol kemudian hasil ekstrak
diamati absorbansi pada λ 663 nm dan λ 645 nm.
Kandungan klorofil pada daun sangat penting dalam proses fotosintesis, di
mana klorofil berperan dalam menangkap energi matahari dan mengubahnya
menjadi energi kimia yang dapat digunakan oleh tumbuhan. Kandungan klorofil
pada daun dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti intensitas cahaya, suhu,
kelembaban, dan nutrisi tanaman. Oleh karena itu, pengukuran kandungan klorofil
dapat memberikan informasi penting mengenai kondisi tumbuhan dan kualitas
fotosintesisnya.

2.5. Cekaman Salinitas


Cekaman salinitas merupakan faktor abiotik yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman dan menyebabkan penghambatan dan ketidakseimbangan ion/hara,
tekanan osmotik, dan oksidatif dalam jaringan tanaman, menghambat sintesis
pigmen fotosintesis dan proses fotosintesis. Cekaman salinitas dapat
mempengaruhi kadar klorofil daun, yang merupakan indikator kesehatan
fotosintesis.
Salinitas merupakan ancaman utama bagi pertanian modern yang dapat
mengakibatkan penghambatan dan penurunan pertumbuhan dan perkembangan

5
tanaman (Isayenkov and Maathuis, 2019). Salinitas merupakan faktor pembatas
abiotik utama dalam menghambat atau menurunkan pertumbuhan dan produksi
tanaman. Salinitas yang tinggi dapat menurunkan produksi tanaman, khususnya di
daerah yang kering atau dengan tingkat kelembapan yang rendah, sehingga
menyebabkan ketidakseimbangan ion/hara, tekanan osmotik, dan oksidatif dalam
jaringan tanaman, menghambat sintesis pigmen fotosintesis dan proses fotosintesis,
sertamenurunkan air tanah atau meningkatkan konsentrasi ion dalam jaringan
tanaman ke suatu tingkatan yang dapat merusak metabolisme (El-Ramady et al.,
2018).

6
III. BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu


Praktikum Fisiologi Tumbuhan ini dilaksanakan di Laboratorium Agronomi
dan Agrostologi, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru. Praktikum Fisiologi Tumbuhan dilaksanakan
sejak awal asistensi pada tanggal 26 September - 14 Desember 2023.

3.2. Bahan dan Alat


3.2.1 Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu biji kacang hijau,
tanah, Polybag, dan kardus. Sedangkan alat yang digunakan yaitu penggaris,pisau
cutter, lakban bening, dan busur.

3.2.2 Perkecambahan Biji


Adapun bahan yan digunakan pada praktikum ini adalah biji kacang hijau,
Biji Kacang Panjang, Aquades, 0,2 ppm giberelin, 2 ppm IAA, 4 ppm IAA, 6 ppm
IAA, 1 ppm 2,4-D, dan kertas Tissue. Sedangkan alat yang digunakan adalah cawan
petridish.

3.2.3 Stomata
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu daun kacang hijau,
daun kedelai, dan kuteks bening (cat kuku). Sedangkan alat yang digunakan adalah
mikroskop, pisau silet, solasi bening, gelas objek, dan kaca penutup.

3.2.4 Pengukuran Kandungan Klorofil


Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini ialah daun kedelai, daun
kacang hijau, dan aseton 80%. Sedangkan alat yang digunakan yaitu timbangan,
labu ukur 25 ml, gelas ukur 50 ml, gelas ukur 100 ml, kuvet, spektrofotometer,
kertas saring, mortar dan pestle.

3.2.5 Adaptasi Tanaman Terhadap Cekaman Salinitas


Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah polybag, tanah ,
beaker glass, timbangan analitik, gelas ukur, gunting, dan magnetic stirrer.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah biji kacang hijau, garam NaCl, aquades,
dan pupuk NPK Sesuai dosis anjuran.

7
3.3. Pelaksanaan Penelitian
3.3.1 Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Adapun prosedur pelaksanaan praktikum pengaruh cahya terhadap
pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut :
1. Siapkan polybag yang berisi tanah, setiap kelompok menyediakan 3 buah
polybag.
2. Siapkan benih kacang hijau.
3. Siapkan 2 buah kardus yang salah satu kardusnya diberi lubang pada salah
satu sisinya, dan satu lagi tanpa lubang.
4. Tanam benih kacang hijau sebanyak 10 benih ke dalam polybag dan
masing-masing diberi tanda menggunakan tusuk sate yang diberi label
nomor.
5. Letakkan polybag pertama pada tempat yang terkena cahaya matahari,
polybag kedua yang disungkup dengan kardus yang diberi lubang, dan
polybag yang ketiga disungkup dengan kardus tanpa lubang,
6. Amati perubahan yang terjadi pada masing-masing perlakuan tanaman,
dengan menjaga kelembabannya.
7. Hentikan pengamatan saat tanaman berumur 12 hari.
3.3.2 Perkecambahan Biji
Adapun Prosedur Kerja pada pengamatan Fisiologi terhadap
perkecambahan biji adalah sebagai berikut :
1. Mengisi 7 cawan petri yang dilapisi kertas tissue dengan larutan yang
disediakan (5 larutan zat pengatur tumbuh dan 1 aquades sebagai kontrol)
sebanyak 5 mL.
2. Meletakkan dengan teratur 20 biji pada setiap cawan petri.
3. Menyimpan cawan petri di tempat yang gelap.
4. Mengamati 2 hari sekali biji yang berkecambah selama 4 hari.
5. Mencatat jumlah biji yang berkecambah.
6. Membandingkan hasil dari semua perlakuan.
7. Buat grafik dari masing-masing variabel pengamatan.

8
3.3.3 Stomata
Adapun Prosedur Kerja pada praktikum pengamatan jumlah stomata adalah
sebagai berikut :
1. Oleskan kutek bening (cat kuku) pada permukaan daun tanaman yang ada
di area laboratorium Agronomi dan Agrostologi Fapertapet pada bagian
bawah di tiga titik yaitu (atas, tengah dan bawah).
2. Tempelkan solasi pada bagian daun yang telah dilapisi kutek.
3. Lepaskan solasi dengan hati-hati.
4. Tempelkan solasi pada preparat dan beri label.
5. Amati obyek dengan menggunakan mikroskop.
3.3.4 Pengukuran Kandungan Klorofil
Adapun prosedur kerja pada praktikum pengukuran kandungan klorofil
pada tanaman adalah sebagai berikut :
1. Tanam benih kedelai dan kacang hijau ditempat yang terkena cahaya
penuh dan yang ternaungi.
2. Pengujian kandungan klorofil dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada kacang
hijau dan kedelai yang terkena cahaya penuh dan yang ternaungi.
3. Ambil sampel daun kedelai dan kacang hijau.
4. Timbang sampel daun sebanyak 2 gram kemudian dihaluskan dengan
menggunakan mortar dan pestle.
5. Larutkan sampel dengan menggunakan aseton 80 % dalam labu ukur
sampai volume 25 ml
6. Larutan disimpan ditempat gelap selama 24 jam kemudian disaring.
7. Mengukur absorbansi ekstrak pada panjang gelombang (λ) 663 nm dan
645 nm dengan menggunakan spektrofotometer.
8. Menghitung kandungan klorofil. Konsentrasi klorofil dalam satuan m/g BB
dihitung dengan rumus:
a. Klorofil a (Kl a) = (12,7A663 – 2,69A645) x
V/BB sampel daun,
b. Klorofil b (Kl b) = (22,9A645 – 4,68A663) x
V/BB sampel daun,

9
c. Total klorofil (Kl a + b) = (20,21A645 +
8,02A663) x V/BB sampel daun.
Dimana:
A663 = Absorban pada panjang gelombang 663 nm,
A645 = Absorban pada panjang gelombang 645
nm,
V = Volume larutan (ml),
BB = Berat segar sampel (mg).

3.3.5 Adaptasi Terhadap Cekaman Salinitas


Adapun prosedur kerja pada praktikum adaptasi tanaman terhadap
cekaman salinitas ialah sebagai berikut :
1. Tanam 2 biji kacang hijau dalam polybag sebanyak 20 polybag yang telah
diisi tanah. 2. Siram setiap hari dengan air kran sampai tanaman muncul ke
permukaan tanah .
2. Cabut satu tanaman, sisakan satu tanaman yang lebih baik di polybag
kemudian diberi pupuk lengkap.
3. Pilih 10 seedling dengan vigour bagus, seragam ketinggian dan jumlah
daunya untuk perlakuan garam. Catat tinggi tanaman dan jumlah daun
sesaat sebelum perlakuan
4. Perlakuan garam dengan konsentrasi meningkat diberikan setiap minggu
mulai dari 50, 100, 150, dan 200 mM NaCl
5. Pengamatan dilakukan setiap minggu terhadap: jumlah tanaman hidup
survival rate) tinggi tanaman, jumlah daun, warna daun dan kondisi daun
(layu, keriput, nekrosis)
6. Pada minggu ke 6 tanaman dipanen : catat data pengamatan, dipisahkan
akar dengan bagian atas tanaman, kemudin timbang berat basahnya.
Masukan tanaman dan akar pada amplop terpisah kemudian oven pada
suhu 60 oC sampai mendapatkan berat konstan
7. Masukkan data dalam tabel dan hitung rata – rata tinggi tanaman, jumlah
daun, survival, berat basah, berat kering tanaman.

10
3.4. Pengamatan
3.4.1 Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Pada praktikum yang berjudul pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
tanaman, parameter pengamatan yang diamati ialah umur berkecambah (hari)
tanaman, tinggi tanaman, jumlah daun, panjang, daun, lebar daun, dan arah
pembengkokan tanaman yang disungkup kardus ¾ pada tanaman kacang hijau.

3.4.2 Perkecambahan Biji


Pada praktikum yang berjudul perkecambahan biji, parameter pengamatan
yang diamati ialah jumlah kecambah pada hari ke-2 dan hari ke-4 dengan pemberian
kontrol zat pengatur tumbuh (ZPT) berupa kontrol 100% aquades, 25% air
kelapa+75% aquades, 50% air kelapa+50% aquades, 75% air kelapa+25% aquades,
dan 100% air kelapa pada biji kacang hijau

3.4.3 Stomata
Pada praktikum yang berjudul stomata, parameter pengamatan yang diamati
ialah jumlah stomata yang ada pada daun bodhi (Ficus religiosa) dan daun mimba
(Azadirachta indica), serta melihat mana stomata yang tertutup dan mana stomata
yang terbuka.

3.4.4 Pengukuran Kandungan Klorofil


Pada praktikum yang berjudul pengukuran kandungan klorofil daun,
parameter pengamatan yang diamati ialah jumlah klorofil a, klorofil b, dan klorofil
total dengan menggunakan nilai absorbansi sebesar 645nm dan 663nm pada daun
kacang hijau yang terkena cahaya matahari sempurna.

3.4.5 Adaptasi Tanaman Terhadap Cekaman Salinitas


Pada praktikum yang berjudul adaptasi tanaman terhadap cekaman salinitas,
parameter pengamatan yang diamati ialah tinggi tanaman, jumlah tanaman yang
bertahan hidup, jumlah daun, dan warna dan keadaan daun, pada konsentrasi garam
NaCl 0 mM, 50 mM, 100 mM, 150 mM, dan 200 mM.

11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman


4.1.1 Umur Berkecambah ( hari )
Proses perkecambahan kacang hijau dicirikan dengan terangkatnya
kotiledon dan plumula ke permukaan tanah. Pemanjangan tanaman kacang hijau
ini terjadi pada bagian hipokotil (ruas batang dibawah kotiledon). Proses
selanjutnya adalah pertumbuhan primer dimana terjadi pertumbuhan pada embrio,
ujung batang, dan ujung akar. Tahap terakhir adalah pertumbuhan sekunder, tahap
ini merupakan aktifitas kambium yang membentuk xylem sekunder dan floem
sekunder. Cahaya merupakan faktor mutlak yang diperlukan tumbuhan untuk
melakukan proses fotosintesis.

Tabel 4.1 Umur berkecambah

Umur T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10
berkecambah
Terkena Cahaya 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
matahari
Disungkup 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
karton dengan
lobang ¾
Disungkup 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2
karton tanpa
lobang
Berdasarkan hasil pengamatan dari tabel 4.1 umur perkecambahan dengan
menggunakan 3 perlakuan yang berbeda yaitu yang terkena cahaya matahari,
Disungkup karton dengan lobang 3/4 dan Disungkup karton tanpa lobang.Dari
tabel diatas dapat di rata-rata tanaman mulai tumbuh pada hari ke-2 dan ada
Sebagian dari tanaman yang disungkup karton tanpa lobang tumbuh di hari ke-3
setelah hari penanaman pertama yaitu pada 7 oktober 2023. Cahaya merupakan
salah satu faktor lingkungan yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman
kacang hijau. Tanaman kacang hijau membutuhkan cahaya untuk melakukan

12
fotosintesis, yaitu proses pembuatan makanan yang sangat penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, cahaya juga mempengaruhi
beberapa aspek pertumbuhan tanaman kacang hijau, seperti tinggi tanaman, jumlah
daun, dan produksi biji (Sari & Suryatmana, 2018).

4.1.2 Tinggi Tanaman ( Cm )


Tabel 4.2. Tinggi tanaman
Hari ke - Terkena Cahaya Disungkup karton Disungkup karton tanpa
matahari dengan lobang lobang
1 0 cm 0 cm 0 cm
2 3 cm 3 cm 0 cm
3 9 cm 4,8 cm 5,5 cm
4 13,5 cm 16 cm 23,5 cm
5 15,8 cm 23 cm 25,5 cm
6 17,5 cm 23,3 cm 26 cm
7 20 cm 25,5 cm 27,5 cm
8 21,5 cm 26 cm 27,5 cm
9 24,4 cm 26,8 cm 28,1 cm
10 25 cm 26,8 cm 28,1 cm
11 25,3 cm 27 cm 28,1 cm
12 23,5 cm 28,2 cm 28,1 cm
Data dari tabel 4.2 Tinggi tanaman menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi
tanaman kacang hijau. Menunjukkan perbedaan yang signifikan antara ketiga
perlakuan. Pada perlakuan terkena cahaya matahari, rata-rata tinggi tanaman
mencapai puncaknya pada hari ke-12 dengan ukuran 23,5 cm. Sedangkan perlakuan
disungkup karton dengan lubang mencapai tinggi maksimum rata-rata pada hari ke-
12 dengan ukuran 28,2 cm. Sementara pada perlakuan disungkup karton tanpa
lubang, pertumbuhan tinggi tanaman mencapai rata-rata pada hari ke-12 dengan
ukuran 28,1 cm. Ditemukan bahwa pertumbuhan pada tempat gelap lebih cepat
terjadi dibandingkan pertumbuhan pada tempat terang. Hal ini terjadi karena
dipengaruhi oleh hormon auksin, yang merangsang pemanjangan sel pada tunas-
tunas muda. Hormon auksin biasanya ditemukan di pucuk koleoptil tanaman,
namun jika hormon ini langsung terkena sinar matahari, ia tidak akan berfungsi

13
secara maksimal,Oleh karena itu, perlakuan tempat gelap yang dipengaruhi oleh
hormon auksin tumbuh paling cepat dari kedua perlakuan. (Melandi Wimudi dan
Sa`diyatul Fuadiyah 2021).

Tinggi Tanaman(cm)
30 28,128,128,128,1
27,527,5
25,5 26 28,2
25 26,8 26,8 27
23,5 26 25 25,325,5
23,5 24,4
23 23,3
20 21,5
16 20 Terkena Cahaya matahari
17,5 Disungkup karton dengan lobang
15 15,8
13,5 Disungkup karton tanpa lobang
10 9

5 3 5,5
3
0 0 4,8
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Grafik 4.1 Tinggi tanaman

Berdasarkan dari grafik tinggi tanaman 4.1.2. menunjukkan bahwa tanaman


yang terkena cahaya matahari pertumbuhan tidak secepat yang disungkup karton
dan tanaman yang disungkup karton tanpa lobang lebih cepat daripada tanaman
yang disungkup karton ¾ sesuai yang terlihat pada grafik diatas bahwasannya pada
hari ke-4 terjadi lonjakan pertumbuhan tanaman yang disungkup karton tanpa
lobang lebih tinggi sedikit dibandingkan disungkuo karton dengan loban, namun
petumbuhannya tidak normal dan menyebabkan pucat dan memiliki pertumbuhan
yang tidak optimal karena kurangnya cahaya matahari yang mencukupi untuk
melakukan fotosintesis.

14
4.1.3 Jumlah Daun ( helai )
Tabel 4.3 Jumlah Daun
Hari ke- Terkena Cahaya Disungkup karton Disungkup karton tanpa
matahari dengan lobang lobang
1 0 0 0
2 2 2 0
3 2 2 2
4 2 2 2
5 2 2 2
6 2 2 2
7 2 2 2
8 2 2 2
9 5 2 2
10 5 2 2
11 5 2 2
12 5 2 2
Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah daun diatas, terlihat bahwa
terdapat perbedaan dalam jumlah daun kacang hijau pada tiga perlakuan yang
berbeda. Pada tanaman yang terkena cahaya matahari, rata-rata jumlah helai daun
dari hari ke-2 hingga hari ke-8 masih tetap tumbuh 2 helai, kemudian terjadi
peningkatan menjadi 5 helai daun dari hari ke-9 hingga hari ke-12. Sementara pada
tanaman yang disungkup karton dengan lubang, rata-rata jumlah daun adalah tetap
2 helai pada hari ke-2 hingga sampai pada hari ke-12. Pada perlakuan disungkup
karton tanpa lubang, jumlah daun tetap 2 helai dari hari ke-2 hingga hari terakhir
pengamatan, karena kurangnya sinar cahaya matahari sehingga menghambat
perkembangan daun dan proses fotosintesis .Cahaya sangat penting dalam
pertumbuhan daun tanaman kacang hijau. Tanaman kacang hijau membutuhkan
cahaya untuk melakukan fotosintesis, yaitu proses pembuatan makanan yang sangat
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, cahaya juga
mempengaruhi jumlah daun dan ukuran daun pada tanaman kacang hijau.( Ningsih,
S., Mustika.2019).

15
Jumlah Daun
6
5 5 5 5
5

4
Terkena Cahaya matahari
3 Disungkup karton dengan lobang
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Disungkup karton tanpa lobang
2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1
0 0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Grafik 4.1.3. Jumlah Daun

Berdasarkan dari grafik 4.1.3 jumlah daun dengan 3 perlakuan berbeda


menunjukkan bahwa tanaman yang terkena cahaya matahari mengalami
penambahan jumlah daun di hari ke-9 sampai hari ke12. Sedangkan tanaman yang
disungkup karton dengan lobang tumbuh dihari ke -2 sampe dengan hari ke-12
dengan jumlah tetap 2 helai, sementara perbedaannya hanya lebih lambat sehari
tanaman yang disungkup karton tanpa lubang yaitu tumbuh dihari ke-3 sampai
dengan hari ke-12 dengan jumlah 2 helai.

4.1.4 Panjang daun


Tabel 4.4 Panjang Daun
Hari ke- Terkena Cahaya Disungkup karton Disungkup karton tanpa
matahari dengan lobang lobang
1 0 0 0
2 1,3 1 0
3 2,8 1,2 0,3
4 3,5 1,5 0,8
5 4,2 3,8 1,5
6 5 4 1,6
7 5,2 4,2 1,8

16
8 5,5 4,3 1,8
9 5,5 4,3 1,8
10 5,8 4,3 1,8
11 6 4,3 1,8
12 6,5 4,3 1,8
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan variasi yang signifikan dalam
panjang daun tanaman kacang hijau. Pada perlakuan dengan tanaman yang terkena
cahaya matahari panjang daun terus bertambah dari hari ke-2 dengan Panjang 1,3
cm hingga mencapai rata-rata 6,5 cm pada hari ke-12. Dapat dilihat perlakuan ini
menunjukkan bahwa yang menghasilkan panjang daun tertinggi di antara perlakuan
lainnya. Pada perlakuan dengan tanaman yang disungkup karton dengan lubang,
panjang daun juga terus meningkat dari hari kedua tumbuh dengan Panjang 1 cm
hingga mencapai rata-rata 4,3 cm pada puncak pertumbuhannya dihari ke-12.
Sementara pada perlakuan dengan tanaman yang disungkup karton tanpa
lubang,tumbuh daun lebih lambat dibanding 2 perlakuan sebelumnya yaitu tumbuh
dihari ke-3 dengan panjang daun 0,3 cm mencapai puncak rata-rata 1,8 cm pada
hari ke-12.

Panjang Daun
7 6,5

6 5,8 6
5,5
5,2 5,5
5
5 4,3 4,3 4,3
4,2
4 3,5 Terkena Cahaya matahari
4 4,2 4,3 4,3
2,8 3,8 Disungkup karton dengan lobang
3
Disungkup karton tanpa lobang
2 1,8 1,8 1,8
1,3 1,5
1,2 1,8 1,8 1,8
1 1,5 1,6
1 0,3
0 0,8
0
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Grafik 4.1.4. Panjang daun

17
Dapat dilihat dari grafik 4.1.4. Panjang daun antara ketiga perlakuan
terhadap panjang daun tanaman kacang hijau. Tanaman yang diberi perlakuan
terkena cahaya matahari mendapati hasil yang cukup baik dimana grafik terlihat
terus meningkat dari hari pertama hingga hari ke dua belas. Tanaman yang diberi
perlakuan disungkup karton dengan lubang juga mengalami kenaikan panjang daun
tetapi tidak sebaik dari perlakuan sebelumnya. Dan pada perlakuan tanaman dengan
disungkup karton tanpa lubang juga mengalami peningkatan panjang daun.

cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan tanaman


kacang hijau karena cahaya matahari akan mempengaruhi kerja hormon auksin
yang ada pada tumbuhan. Auksin dapat mempengaruhi peristiwa pertambahan
panjang batang, perkembangan buah, dominansi apikal. Hormon auksin ini akan
bekerja pada kondisi gelap karena pada kondisi terang auksin akan mengalami
kerusakan. (Melandi Wimudi dan Sa`diyatul Fuadiyah 2021).

4.1.5 Lebar Daun


Tabel 4.5 Lebar Daun
Hari ke- Terkena Cahaya Disungkup karton Disungkup karton tanpa
matahari dengan lobang 3/4 lobang
1 0 0 0
2 0,2 0,2 0
3 0,8 0,7 0,2
4 1,5 1,2 0,6
5 1,6 1,2 0,8
6 2 1,4 0,8
7 2,2 1,5 0,8
8 2,3 1,5 1
9 2,3 1,5 1
10 2,5 1,5 1
11 2,6 1,5 1
12 2,8 1,5 1
Berdasarkan dari data dalam tabel diatas dapat dilihat bahwa lebar daun
tanaman kacang hijau. Pada setiap perlakuan, lebar daun mulai dapat diukur pada

18
hari ke-2 kecuali pada perlakuan yang disungkup karton tanpa lobang dapat diukur
dihari ke-3. Perlakuan yang paling baik dalam hal lebar daun adalah yang terkena
cahaya matahari,pada hari ke-2 dengan ukuran 0,2 hingga maksimal rata-rata pada
hari ke-2 mencapai 2,8 cm dihari ke-12. Pada perlakuan disungkup karton dengan
lubang, lebar daun mencapai puncak rata-rata sebesar 1,5 cm pada hari ke-12.
Sedangkan pada perlakuan tanaman yang disungkup karton tanpa lubang, lebar
daun mencapai puncak rata-rata pada hari ke-12 sebesar 1 cm.

Lebar Daun
3

2,5 2,8
2,5 2,6
2 2,2 2,3 2,3
1,5 1,6 2
Terkena Cahaya matahari
1,5
1,5 1,5 1,5 1,5 Disungkup karton dengan lobang
0,8 1,4 1,5 1,5 Disungkup karton tanpa lobang
1 1,2 1,2
1 1 1 1 1
0,8 0,8
0,5 0,2 0,70,6 0,8
0 0,2
0 0 0,2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Grafik 4.1.5. Lebar Daun

Dapat dilihat dari perbedaan dalam grafik pertumbuhan antara tiga


perlakuan yang berbeda. Perlakuan dengan tanaman yang terkena cahaya matahari
menunjukkan perkembangan yang sangat baik, dengan pertumbuhan yang terus
meningkat dari hari ke-2 hingga hari ke-12. Perlakuan dengan tanaman yang
disungkup karton dengan lubang menunjukkan peningkatan dari hari ke-2 hingga
hari ke-12. Sementara pada perlakuan dengan tanaman yang disungkup karton
tanpa lubang, hasilnya paling rendah karena minim paparan sinar matahari,
sehingga lebar daun kurang berkembang dengan maksimal.

4.1.6 Pengamatan tanaman yang diberi sungkup


Tabel 4.6 Tanaman yang diberi sungkup
Tanaman Arah pembengkokan Besar sudut pembengkokan

19
1 Timur laut -
2 Barat laut 130˚
3 Barat laut 85 ˚
4 Timur laut 95 ˚
5 Tenggara 110˚
6 Barat laut 120˚
7 Timur laut 60˚
8 Timur laut 75˚
9 Timur laut 55˚
10 Tenggara 60˚
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat pengamatan tanaman yang diberi
sungkup menunjukkan bahwa arah pertumbuhan tanaman kacang hijau (1,3,7,8,9
)yang disungkup dengan lobang mengarah timur laut (sumber cahaya). Sementara
arah pertumbuhan tanaman kacang hijau (2,3,6) mengarah barat laut (sumber
cahaya) Sedangakan arah pertumbuhan tanaman kacang hijau (5 dan 10) mengarah
tenggara (sumber cahaya) , hal ini disebabkan oleh hormon auksin yang bekerja
saat tidak terkena cahaya matahari yang menyebabkan membengkoknya tanaman
ke arah cahaya, dimana yang tidak terkena cahaya matahari lebih panjang dari pada
yang terkena cahaya matahari yang menyebabkan batang menjadi condong ke arah
sumber cahaya (lubang karton).

4.2. Perkecambahan Biji


Pada penyemaian ini menggunakan 5 perlakuan terhadap sampel kacang
panjang yang dimana dengan penambahan zat pengatur tumbuh berupa air kelapa
dan aquades.

20
Tabel 4.7 Perkecambahan biji

No Zat Pengatur Tumbuh Jumlah Jumlah

Kecambah Hari Kecambah Hari


ke-2 ke-4

1. Air Kelapa 100% 1 3

2. 75% air kelapa + 25% aquades 1 4

3. 50% air kelapa + 50% aquades 4 6

4. 25% air kelapa + 75% aquades 2 4

5. 100% aquades 4 6

Perkecambahan Biji
7
6 6
6

5
4 4 4 4
4
3 Hari ke - 2
3
2 Hari ke - 3
2
1 1
1

0
AK 100 % AK 75 % + AK 50 % + AK 25 % + AQ 100 %
AQ 25 % AQ 50 % AQ 75 %

Gambar 4.2 Perkecambahan Biji

Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa, air kelapa dapat mempengaruhi
perkecambahan kacang panjang, di karenakan di dalam air kelapa terkandung
hormone auksin, hormone tersebut dapat merangsang pertumbuhan biji kacang
panjang. Auksin merupakan salah satu zat pengatur tumbuh yang berperan dalam
memacu pemanjangan sel, pembelahan sel, diferensiasi jaringan xilem dan floem,
buah.(Wijaya, Prihatini, dan Ramayana 2019) Air kelapa muda mengandung zat
hara dan zat pengatur tumbuh yang diperlukan untuk perkembangan dan

21
pertumbuhan tanaman. Air kelapa muda juga mengandung senyawa organik seperti
vitamin C, vitamin B, hormon auksin, giberelin, sitokinin, glukosa, protein,
karbohidrat, mineral, sedikit lemak, kalsium, dan fosfor.

Hal ini sesuai dengan perkembangan akar disebabkan oleh gerakan ke


bawah oleh auksin, karbohidrat, dan kofaktor perakaran (zat yang berinteraksi
dengan auksin menyebabkan pertumbuhan akar). Auksin berperan dalam
pembentukan akar pada stek batang tanaman. Untuk pertumbuhan perkecambahan
pada hari ke-2 yang banyak tumbuh pada perlakuan Kontrol 100% Aquadest, Air
Kelapa 25% + Aquadest 75%, dan Air Kelapa 50% + Aquadest 50%. Dan pada hari
ke-6 pertumbuhan yang mengalami lonjakan pada perlakuan Kontrol 100%
Aquadest dan Air Kelapa 50% + Aquadest 50%. Menurut Sulistiyorini (2012) Air
kelapa merupakan salah satu dari beberapa senyawa kompleks alami yang sering
digunakan sebagai zat pengatur tumbuh alami. (Sulistiyorini 2013).

Tabel 4.8 Dokumentasi perkecambahan biji.

No Zat Dokumentasi/Foto Hari Dokumentasi/Foto Hari


Pengatur ke-2 ke-4
Tumbuh
1. Air Kelapa
100%

2. 75% air
kelapa +
25% aquades

22
3. 50% air
kelapa +
50% aquades

4. 25% air
kelapa +
75% aquades

5. 100%
aquades

Penggunaan air kelapa sebagai bahan organik merupakan alternatif dari


penggunaan bahan sintetis pada tanaman. Hal ini dikarenakan kelapa mudah
diperoleh dan terjangkau, harganya lebih murah dibandingkan bahan sintetis yang
sulit didapat dan harganya relatif lebih mahal. Selain itu, kelebihan air kelapa juga
dibarengi dengan zat sintetis yang mengandung sitokinin. Selain itu, zat pengatur
tumbuh yang berasal dari alam memiliki banyak keunggulan, antara lain lebih
ramah lingkungan, mudah diperoleh, aman digunakan, dan lebih murah. ZPT
merupakan senyawa organik yang bukan merupakan unsur hara dan dapat
mendukung, menekan, atau mengubah proses fisiologis tanaman dalam jumlah
kecil. (Suganda 2018).

4.3. Jumlah stomata


Dalam menghitung jumlah stomata pada daun kali ini menggunakan daun
Gaharu (Aquilaria malaccensis) dan Sungkai (Peronema canescens Jack) sebagai
sampel untuk mengetahui jumlah stomata pada daun. Perlakukan yang dilakukan

23
dengan pemberian kuteks terhadap bagian bawah daun yang diketahui bahwa
stomata lebih banyak di jumpai dibagian tersebut, dengan hal ini stomata dapat
dihitung dan terukur jelas serta akurat dibawah mikroskop.

Tabel 4.9 Hasil pengamatan


Gambar dan Nama daun Jumlah
stomata
Gaharu (Aquilaria malaccensis)

Sungkai (Peronema canescens Jack)


26

Tingkat kerapatan stomata berbeda pada setiap jenis tumbuhan yang


dipengaruhi oleh lingkungan seperti intensitas cahaya, ketersediaan air, suhu, dan
konsentrasi CO2. Misalnya, jika semakin tinggi intensitas cahaya, kerapatan
stomata pada permukaan daun juga semakin meningkat. (Meriko 2017)

24
Bahwa ukuran stomata juga berpengaruh pada distribusi stomata, artinya
semakin besar ukuran panjang dan lebar stomata. Semakin kecil nilai distribusi
stomata, demikian pula sebaliknya. (Dewi et al. 2015)
Nilai kerapatan stomata dapat dipengaruhi oleh besarnya ukuran stomata,
semakin kecil ukuran stomata, semakin besar nilai kerapatannya sehingga distribusi
stomata berkaitan dengan luas stomata. (Hakim et al.2013)

4.4. Pengukuran Kandungan Klorofil


Pada pratikum ini melakukan pengukuran klorofil yang dimana kacang
hijau diberi perlakuan terkena cahaya penuh dan dengan absorbansi 645nm dan
663nm dan mendapatkann hasil pada klorofil a yaitu 0,319 ml/mg dan pada klorofil
b 0,5388 ml/mg dan setelah mendapat kan hasil pada klorofil a dan klorofil b maka
dengan menjumlahkan kedua hasil tersebut akan mendapatkan hasil klorofil total
yaitu : 0,8587 ml/mg , Data pengukuran kandungan klorofil dapat dilihat pada table
4.10 Pengukuran kandungan klorofil.

Tabel 4.10 Pengukuran kandungan klorofil daun kacang hijau

No Sampel Absorbansi Klorofil a Klorofil b Klorofil total

645 nm 663 nm

1. Kacang Hijau 2,398 2,523 0,319 0,5388 0,8587


(terkena cahaya
penuh)

Untuk menghitung klorofil,adapun konsentrasi klorofil dalam satuan m/g BB


dihitung dengan rumus:

Klorofil a (KL a) = (12,7A663-2,69A645) x V/BB sampel daun.

Klorofil b (KL b) = (22,9A645-4,68A663) x V/BB sampel daun.

Total klorofil(KL a+b) = (20,21A645+8,02A663) x V/BB sampel daun.

Kandungan klorofil dan karotenoid pada suatu tanaman dipengaruhi oleh


umur tanaman. Kandungan klorofil umumnya akan meningkat pada fase awal

25
pertumbuhan atau fase vegetatif. Kandungan klorofil akan menurun pada fase
penuaan. Karotenoid pada daun sebagai pigmen asesoris fotosintesis, umumnya
akan meningkat pada saat kandungan klorofil (Yang et al., 2014).Peningkatan
jumlah klorofil akan meningkatkan kemampuan tanaman dalam menangkap cahaya
matahari dan ini akan semakin mempercepat laju fotosintesis. (Anonim, 2016).
Kandungan klorofil dalam satu tanaman berbeda-beda sesuai dengan porsi daun
tersebut, misalnya pada daun yang terekspose atau lebih banyak mendapat cahaya
matahari mempunyai klorofil yang lebih banyak dibandingkan dengan daun yang
kurang mendapat cahaya matahari (Lidya dkk. 2018).
4.5. Adaptasi terhadap cekaman salinitas
Tabel 4.11 Adaptasi terhadap cekaman salinitas

Parameter Pengamatan
Sampel konsentrasi Tinggi Jumlah Jumlah Warna daun
Garam Tanaman Tanaman Daun
(cm) (cm) Hidup
1 0 26,87 4 18 Hijau Tua
2 0 35,72 4 16 Hijau Tua
3 0 29,76 4 14 Hijau Tua
1 50 26,52 4 20 Hijau Tua
2 50 24,62 4 17 Hijau Tua
3 50 26,46 4 18 Hijau Kunimg
1 100 24,04 4 17 Hijau Tua
2 100 23,58 4 15 Hijau Tua
3 100 25,83 4 15 Hijau Kuning
1 150 6,43 1 15 Hijau Kuning
2 150 15,71 2 17 Hijau Kucing
3 150 20,37 2 14 Hijau Tua
1 200 27,45 4 10 Hijau Kuning
2 200 32,77 4 13 Hijau Kuning
3 200 30,17 4 14 Hijau Kuning

26
Adaptasi Tanaman Terhadap Cekaman Salinitas
40
35,72
35 32,77
29,76 30,17
30 27,45
26,87 26,52 26,46 25,83 Tinggi
24,62 24,04 23,58
25 Tanaman
20 20,37
20 18
17
18
17 17 Jumlah
16
15 15 15 15,71
14 14 14
15 13 Tanaman
10 Hidup
10 6,43 Jumlah Daun
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 2 2
1

0
0 0 0 50 50 50 100 100 100 150 150 150 200 200 200
Konsentrasi garam

Pada hasil pengamatan dapat diketahui bahwa tanaman yang diberikan


konsentrasi 0 garam memiliki tinggi tanaman yang lebih tinggi dibandingkan
dengan tanaman yang diberikan konsentrasi yang berbeda. Besarnya kadar NaCl
dalam tanah dapat terjadi karena tingginya masukan air yang mengandung garam
atau karena mengalami tingkat evaporasi yang melebihi presipitasi. Hal ini berarti
tanah salin tidak hanya ditemukan pada kawasan pantai semata, tetapi juga pada
kawasan kering dengan curah hujan yang rendah.

Kinerja tanaman dipengaruhi oleh konsentrasi kelarutan NaCl yang terdapat


di daerah rhizosfer perakaran tanaman. Pada kondisi kelebihan NaCl di tanah maka
akan menyebabkan terhambatnya proses fotosintesis dan pengangkutan air oleh
akar dan hara nutrisi (Chen etal., 2017). Tumbuhan toleran NaCl menunjukkan
komponen penanda dan pemberian sinyal stres, transportasi Na+ dan jalur
detoksifikasi serta dampak dari modifikasi kromatin epigenetik yang berperan
penting dalam mengatur respons stres salinitas tanaman (Deinlein et al., 2014).
Rekayasa tanaman yang toleran terhadap cekaman NaCl adalah hal yang sangat
penting karena itu, perlu diketahui mekanisme toleransinya (Munns et al., 2019).

27
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman: Cahaya matahari sangat
berpengaruh terhadap proses fisiologi tanaman seperti fotosintesis, respirasi,
pertumbuhan serta pembungaan, pembukaan dan penutupan stomata, serta
perkecambahan dan pertumbuhan tanaman. Intensitas cahaya, kualitas cahaya
(panjang gelombang), dan lamanya penyinaran (panjang hari) mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.
Perkecambahan Biji: Perkecambahan merupakan rangkaian proses yang
kompleks dari perubahan morfologi, fisiologi, dan biokimia. Proses ini diawali
dengan penyerapan air oleh biji dan diakhiri dengan terjadinya pemanjangan poros
embrio (Martines-Maldonado et al. 2013).
Stomata: Stomata adalah organ fotosintesis yang berfungsi secara terutama
untuk transpirasi dan respirasi selama proses fotosintesis. Selumnya tumbuhan
mempunyai stomata lebih dari 400 per mm2 yang tersebar di permukaan daun.
Stomata juga dapat menjadi indikator karbon dioksida dan suhu di masa lampau.
Pengukuran Kandungan Klorofil: Pengukuran kandungan klorofil dapat
dilakukan dengan menggunakan metode spektroskopi, seperti ekstraksi klorofil
menggunakan pelarut, diikuti oleh pengukuran absorbansi larutan klorofil pada
panjang gelombang tertentu. Kandungan klorofil a, klorofil b, dan klorofil total
dapat dihitung menggunakan rumus-rumus yang telah distandarisasi. Kandungan
klorofil pada daun sangat penting dalam proses fotosintesis, di mana klorofil
berperan dalam menangkap energi matahari dan mengubahnya menjadi energi
kimia yang dapat digunakan oleh tumbuhan.
Adaptasi Tanaman Terhadap Cekaman Salinitas: Tanaman memiliki
mekanisme adaptasi terhadap cekaman salinitas, yang melibatkan perubahan
morfologi, fisiologi, dan biokimia. Misalnya, pemberian garam dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan daya tahan hidup (survival) pada
tanaman kacang hijau.

5.2. Saran
Saran yang dapat saya berikan yaitu pihak kampus d.apat memberikan
fasilitas laboratorium supaya pratikum dapat dilaksanakn dengan lancar dan
dapat memahami materi pratikum dengan mudah.

28
VI. DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Pertanian. “Peran Cahaya Pada Pertumbuhan Dan Perkembangan


Tanaman,” January 23, 2022. https://faperta.umsu.ac.id/2022/01/23/peran-cahaya-
pada-pertumbuhan-dan-perkembangan-tanaman/.
“Pengaruh Cahaya Terhadap Proses Fotosintesis – HIMABA FKT UGM,”
October 23, 2020. https://himaba.fkt.ugm.ac.id/2020/10/23/pengaruh-cahaya-
terhadap-proses-fotosintesis/.
Adani, Nabila Ghassani, Boedi Hendrarto, dan Max Rudolf Muskanonfola. 2013.
“KESUBURAN PERAIRAN DITINJAU DARI KANDUNGAN
KLOROFIL-A FITOPLANKTON : STUDI KASUS DI SUNGAI
WEDUNG, DEMAK.” Management of Aquatic Resources Journal
(MAQUARES) 2 (4): 38–45. https://doi.org/10.14710/marj.v2i4.4266.
Amintarti, Sri, Muhammad Zaini, dan Aulia Ajizah. 2022. “Bimbingan Teknik
Preparasi Jaringan Epidermis Tumbuhan untuk Pengamatan Stomata
kepada Guru Biologi.” Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
4 (2): 377. https://doi.org/10.20527/btjpm.v4i2.4795.
Dharmadewi, A.A.Istri Mirah. 2020. “Analisis Kandungan Klorofil Pada
Beberapa Jenis Sayuran Hijau Sebagai Alternatif Bahan Dasar Food
Suplement,” Desember. https://doi.org/10.5281/ZENODO.4299383.
Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Malang, Viktorius Un, Siti Farida, Jurusan Teknologi Industri Pertanian,
Fakultas Teknologi pertanian, Institut Pertanian Malang, Sama’ Iradat
Tito, dan Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Malang. 2018. “Pengaruh Jenis Zat Pengatur Tumbuh
Terhadap Perkecambahan Benih Cendana (Santalum album Linn.).” The
Indonesian Green Technology Journal 7 (1).
https://doi.org/10.21776/ub.igtj.2018.007.01.05.
Klarisya, Lara, Entin Daningsih, dan Reni Marlina. t.t. “KELAYAKAN
BOOKLET SUBMATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN
TUMBUHAN DENGAN PENGAYAAN TRANSPIRASI ENAM
TANAMAN DIKOTIL.”
Nurcahyani, Endang, Indah Stellawati, Zulkifli Zulkifli, dan Suratman Suratman.
2022. “PENGARUH CEKAMAN GARAM SECARA IN VITRO PADA
KADAR KLOROFIL DAN KARAKTER EKSPRESI PLANLET SAWI
CAISIM.” Analit: Analytical and Environmental Chemistry 7 (1): 1.
https://doi.org/10.23960/aec.v7i1.2022.p1-12.
Pabemba, Ahmad Fauzi, Muhd. Nur Sangadji, dan Ichwan Madauna. 2023.
“PENGARUH PUPUK KANDANG KAMBING TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.).”

29
AGROTEKBIS : E-JURNAL ILMU PERTANIAN 11 (5): 1172–80.
https://doi.org/10.22487/agrotekbis.v11i5.1873.
Permadi, Adi, Mustofa Ahda, Ahmad Fatwa Zufar, Syaeful Akbar Padya, Nawang
Anugrah, Sofyan Hadi, dan Totok Eka Suharto. t.t. “PERBANDINGAN
KANDUNGAN KLOROFIL DAN ANTIOKSIDAN SPIRULINA
DENGAN BEBERAPA JENIS SAYURAN.”
Purwanto, Purwanto, Bambang Rudianto Wijonarko, dan Tarjoko Tarjoko. 2019.
“Perubahan karakter biokimia dan fisiologi tanaman kacang hijau pada
berbagai kondisi cekaman kekeringan.” Kultivasi 18 (1).
https://doi.org/10.24198/kultivasi.v18i1.19492.
Rachma, Yasmin Aulia, dan Retno Indrati. 2022. “Karakteristik Perkecambahan
Biji Lamtoro [Leucaena leucocephala (Lam.)de Wit] dan Perubahan Nilai
Gizi Kecambah dengan Perlakuan Skarifikasi.”
Sari, Eni Kartika, dan Mega Karina Putri. 2023. “PENGARUH WAKTU
PENYIMPANAN TERHADAP KADAR KLOROFIL DAN
KAROTENOID BROKOLI (Brassica oleracea L. var. italica Plenck)
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis.”
Suganda, Dede Qornain. 2018. “PENGARUH KONSENTRASI AIR KELAPA
TERHADAP VIABILITAS BENIH TANAMAN KACANG HIJAU
(Vigna radiata L.) VARIETAS KUTILANG.” PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
BORNEO TARAKAN. https://repository.ubt.ac.id/repository/UBT18-08-
2022-113831.pdf.
Sulistiyorini, Indah. 2012. “PENGGUNAAN AIR KELAPA DAN BEBERAPA
AUKSIN UNTUK INDUKSI MULTIPLIKASI TUNAS DAN
PERAKARAN LADA SECARA IN VITRO.”
Tjokrowardojo, Agus Sudiman, dan Rosihan Rosman. 2009. “PENGARUH ZAT
PENGATUR TUMBUH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH
DAN.”
Wijaya, Rufino, Alvera Prihatini, dan Syamad Ramayana. 2019. “Pertumbuhan
dan Hasil Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) dengan Pemberian Air
Kelapa.” Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab 1 (2): 100.
https://doi.org/10.35941/jatl.1.2.2019.1970.100-105.
Yama, Danie Indra, dan Hendro Kartiko. 2020. “PERTUMBUHAN DAN
KANDUNGAN KLOROFIL PAKCOY (Brassica rappa L) PADA
BEBERAPA KONSENTRASI AB MIX DENGAN SISTEM WICK.”
Jurnal Teknologi 12 (1).
Zakiyah, Miftahul, Togar Fernando Manurung, dan Reine Suci Wulandari. 2018.
“KANDUNGAN KLOROFIL DAUN PADA EMPAT JENIS POHON DI
ARBORETUM SYLVA INDONESIA PC. UNIVERSITAS
TANJUNGPURA” 6.

30
VII. LAMPIRAN

31

Anda mungkin juga menyukai