FISIOLOGI TUMBUHAN
OLEH :
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum fisiologi tumbuhan.
Shalawat dan salam tak lupa penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam, yang mana berkat rahmat beliau kita dapat merasakan dunia yang
penuh dengan ilmu pengetahuan ini.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Rita Elfianis, S.P., M.Sc dan
bapak Joni Irawan, S.P.,M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah fisiologi
tumbuhan yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, petunjuk dan motivasi
hingga selesainya laporan praktikum ini. Kepada seluruh rekan-rekan yang telah
banyak membantu penulis di dalam penyelesaian laporan praktikum ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu, penulis ucapkan terima kasih dan semoga
mendapatkan balasan dari Allah SWT. untuk kemajuan kita semua dalam
menghadapi masa depan nanti.
Saya berharap memperoleh manfaat secara pribadi. Semoga laporan
praktikum ini bermanfaat bagi kita semua baik masa kini maupun untuk masa depan
nanti.
M Fernando Pratama
ii
DAFTAR ISI
iii
3.4.4 Pengukuran Kandungan Klorofil .................................................... 11
3.4.5 Adaptasi Tanaman Terhadap Cekaman Salinitas ............................ 11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 12
4.1. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman .............................. 12
4.1.1 Umur Berkecambah ( hari ) .................................................................. 12
4.1.2 Tinggi Tanaman ( Cm ) ........................................................................ 13
4.1.3 Jumlah Daun ( helai ) ............................................................................ 15
4.1.4 Panjang daun ......................................................................................... 16
4.1.5 Lebar Daun ........................................................................................... 18
4.1.6 Pengamatan tanaman yang diberi sungkup ........................................... 19
4.2. Perkecambahan Biji ................................................................................ 20
4.3. Jumlah stomata ....................................................................................... 23
4.4. Pengukuran Kandungan Klorofil............................................................ 25
4.5. Adaptasi terhadap cekaman salinitas ...................................................... 26
V. PENUTUP ..................................................................................................... 28
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 28
5.2. Saran ....................................................................................................... 28
VI. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 29
VII. LAMPIRAN ............................................................................................... 31
iv
I. PENDAHULUAN
1
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji D.laxiflorum. Selain
itu, pada penelitian terhadap benih kapas, ditemukan bahwa aplikasi perendaman
ZPT dapat meningkatkan viabilitas benih kapas.
Untuk menentukan kandungan klorofil a, klorofil b, dan klorofil total pada
daun, dapat dilakukan dengan menggunakan metode spektroskopi. Salah satu
metode yang umum digunakan adalah metode ekstraksi klorofil menggunakan
pelarut, diikuti oleh pengukuran absorbansi larutan klorofil pada panjang
gelombang tertentu. Setelah itu, kandungan klorofil a, klorofil b, dan klorofil total
dapat dihitung menggunakan rumus-rumus yang telah distandarisasi.
pengaruh konsentrasi garam terhadap pertumbuhan dan daya tahan hidup
(survival) pada tanaman kacang hijau, dapat dilakukan dengan melakukan
percobaan penanaman kacang hijau dengan pemberian berbagai konsentrasi garam
pada media tanam. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan tanaman dan daya
tahan hidupnya. Hasil percobaan ini akan memberikan informasi mengenai
pengaruh konsentrasi garam terhadap tanaman kacang hijau
1.2. Tujuan
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2. Perkecambahan Biji
Perkecambahan merupakan rangkaian proses yang kompleks dari perubahan
morfologi, fisiologi dan biokimia. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air
oleh biji dan diakhiri dengan terjadinya pemanjangan poros embrio (Martines-
Maldonado et al. 2013).
Perkecambahan atau germinasi (bahasa Inggris: germination) merupakan tahap
awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini,
embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah
perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda.
Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji,
baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah
membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji
menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam
bentuk em bun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji
karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik.
2.3. Stomata
Stomata adalah pori-pori kecil yang terdapat pada daun tumbuhan dan
berfungsi penting dalam pertukaran gas tumbuhan. Stomata terdiri dari dua sel
penjaga yang dikelilingi oleh sel tetangga dan membentuk celah di epidermis daun.
Fungsi utama dari stomata adalah pertukaran gas pada proses fotosintesis, di mana
stomata memberikan jalan masuk untuk karbondioksida sebagai bahan utama dan
oksigen sebagai hasil sampingan. Sel penjaga merupakan organ penting yang
membuka dan menutup stomata. Umumnya tumbuhan mempunyai stomata lebih
dari 400 per mm2 yang tersebar di permukaan daun. Stomata juga dapat menjadi
indikator karbon dioksida dan suhu di masa lampau. Kadar karbon dioksida dan
suhu di bumi berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu. Stomata pada fosil
tumbuhan dapat membantu penentuan kadar karbon dioksida dan suhu pada suatu
waktu. Terdapat beberapa tipe stomata yang dapat diidentifikasi, seperti stomata
anomositik, stomata anisositik, stomata parasitik, dan lain-lain. Bentuk dan posisi
stomata berbeda-beda tergantung pada jenis tumbuhan.
4
Stomata merupakan organ fotosintesis yang berfungsi secaraterutama untuk
transpirasi dan respirasi selama proses fotosintesis. Stomata juga sangat penting
peranannya dalam mekanisme adaptasi tanaman terhadap cekaman lingkungan.
Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman
kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan stomata akan menutup sebagai
upaya untuk menahan laju transpirasi (Febjislami & Hasibuan, 2021).
5
tanaman (Isayenkov and Maathuis, 2019). Salinitas merupakan faktor pembatas
abiotik utama dalam menghambat atau menurunkan pertumbuhan dan produksi
tanaman. Salinitas yang tinggi dapat menurunkan produksi tanaman, khususnya di
daerah yang kering atau dengan tingkat kelembapan yang rendah, sehingga
menyebabkan ketidakseimbangan ion/hara, tekanan osmotik, dan oksidatif dalam
jaringan tanaman, menghambat sintesis pigmen fotosintesis dan proses fotosintesis,
sertamenurunkan air tanah atau meningkatkan konsentrasi ion dalam jaringan
tanaman ke suatu tingkatan yang dapat merusak metabolisme (El-Ramady et al.,
2018).
6
III. BAHAN DAN METODE
3.2.3 Stomata
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu daun kacang hijau,
daun kedelai, dan kuteks bening (cat kuku). Sedangkan alat yang digunakan adalah
mikroskop, pisau silet, solasi bening, gelas objek, dan kaca penutup.
7
3.3. Pelaksanaan Penelitian
3.3.1 Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Adapun prosedur pelaksanaan praktikum pengaruh cahya terhadap
pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut :
1. Siapkan polybag yang berisi tanah, setiap kelompok menyediakan 3 buah
polybag.
2. Siapkan benih kacang hijau.
3. Siapkan 2 buah kardus yang salah satu kardusnya diberi lubang pada salah
satu sisinya, dan satu lagi tanpa lubang.
4. Tanam benih kacang hijau sebanyak 10 benih ke dalam polybag dan
masing-masing diberi tanda menggunakan tusuk sate yang diberi label
nomor.
5. Letakkan polybag pertama pada tempat yang terkena cahaya matahari,
polybag kedua yang disungkup dengan kardus yang diberi lubang, dan
polybag yang ketiga disungkup dengan kardus tanpa lubang,
6. Amati perubahan yang terjadi pada masing-masing perlakuan tanaman,
dengan menjaga kelembabannya.
7. Hentikan pengamatan saat tanaman berumur 12 hari.
3.3.2 Perkecambahan Biji
Adapun Prosedur Kerja pada pengamatan Fisiologi terhadap
perkecambahan biji adalah sebagai berikut :
1. Mengisi 7 cawan petri yang dilapisi kertas tissue dengan larutan yang
disediakan (5 larutan zat pengatur tumbuh dan 1 aquades sebagai kontrol)
sebanyak 5 mL.
2. Meletakkan dengan teratur 20 biji pada setiap cawan petri.
3. Menyimpan cawan petri di tempat yang gelap.
4. Mengamati 2 hari sekali biji yang berkecambah selama 4 hari.
5. Mencatat jumlah biji yang berkecambah.
6. Membandingkan hasil dari semua perlakuan.
7. Buat grafik dari masing-masing variabel pengamatan.
8
3.3.3 Stomata
Adapun Prosedur Kerja pada praktikum pengamatan jumlah stomata adalah
sebagai berikut :
1. Oleskan kutek bening (cat kuku) pada permukaan daun tanaman yang ada
di area laboratorium Agronomi dan Agrostologi Fapertapet pada bagian
bawah di tiga titik yaitu (atas, tengah dan bawah).
2. Tempelkan solasi pada bagian daun yang telah dilapisi kutek.
3. Lepaskan solasi dengan hati-hati.
4. Tempelkan solasi pada preparat dan beri label.
5. Amati obyek dengan menggunakan mikroskop.
3.3.4 Pengukuran Kandungan Klorofil
Adapun prosedur kerja pada praktikum pengukuran kandungan klorofil
pada tanaman adalah sebagai berikut :
1. Tanam benih kedelai dan kacang hijau ditempat yang terkena cahaya
penuh dan yang ternaungi.
2. Pengujian kandungan klorofil dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada kacang
hijau dan kedelai yang terkena cahaya penuh dan yang ternaungi.
3. Ambil sampel daun kedelai dan kacang hijau.
4. Timbang sampel daun sebanyak 2 gram kemudian dihaluskan dengan
menggunakan mortar dan pestle.
5. Larutkan sampel dengan menggunakan aseton 80 % dalam labu ukur
sampai volume 25 ml
6. Larutan disimpan ditempat gelap selama 24 jam kemudian disaring.
7. Mengukur absorbansi ekstrak pada panjang gelombang (λ) 663 nm dan
645 nm dengan menggunakan spektrofotometer.
8. Menghitung kandungan klorofil. Konsentrasi klorofil dalam satuan m/g BB
dihitung dengan rumus:
a. Klorofil a (Kl a) = (12,7A663 – 2,69A645) x
V/BB sampel daun,
b. Klorofil b (Kl b) = (22,9A645 – 4,68A663) x
V/BB sampel daun,
9
c. Total klorofil (Kl a + b) = (20,21A645 +
8,02A663) x V/BB sampel daun.
Dimana:
A663 = Absorban pada panjang gelombang 663 nm,
A645 = Absorban pada panjang gelombang 645
nm,
V = Volume larutan (ml),
BB = Berat segar sampel (mg).
10
3.4. Pengamatan
3.4.1 Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Pada praktikum yang berjudul pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
tanaman, parameter pengamatan yang diamati ialah umur berkecambah (hari)
tanaman, tinggi tanaman, jumlah daun, panjang, daun, lebar daun, dan arah
pembengkokan tanaman yang disungkup kardus ¾ pada tanaman kacang hijau.
3.4.3 Stomata
Pada praktikum yang berjudul stomata, parameter pengamatan yang diamati
ialah jumlah stomata yang ada pada daun bodhi (Ficus religiosa) dan daun mimba
(Azadirachta indica), serta melihat mana stomata yang tertutup dan mana stomata
yang terbuka.
11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Umur T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10
berkecambah
Terkena Cahaya 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
matahari
Disungkup 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
karton dengan
lobang ¾
Disungkup 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2
karton tanpa
lobang
Berdasarkan hasil pengamatan dari tabel 4.1 umur perkecambahan dengan
menggunakan 3 perlakuan yang berbeda yaitu yang terkena cahaya matahari,
Disungkup karton dengan lobang 3/4 dan Disungkup karton tanpa lobang.Dari
tabel diatas dapat di rata-rata tanaman mulai tumbuh pada hari ke-2 dan ada
Sebagian dari tanaman yang disungkup karton tanpa lobang tumbuh di hari ke-3
setelah hari penanaman pertama yaitu pada 7 oktober 2023. Cahaya merupakan
salah satu faktor lingkungan yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman
kacang hijau. Tanaman kacang hijau membutuhkan cahaya untuk melakukan
12
fotosintesis, yaitu proses pembuatan makanan yang sangat penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, cahaya juga mempengaruhi
beberapa aspek pertumbuhan tanaman kacang hijau, seperti tinggi tanaman, jumlah
daun, dan produksi biji (Sari & Suryatmana, 2018).
13
secara maksimal,Oleh karena itu, perlakuan tempat gelap yang dipengaruhi oleh
hormon auksin tumbuh paling cepat dari kedua perlakuan. (Melandi Wimudi dan
Sa`diyatul Fuadiyah 2021).
Tinggi Tanaman(cm)
30 28,128,128,128,1
27,527,5
25,5 26 28,2
25 26,8 26,8 27
23,5 26 25 25,325,5
23,5 24,4
23 23,3
20 21,5
16 20 Terkena Cahaya matahari
17,5 Disungkup karton dengan lobang
15 15,8
13,5 Disungkup karton tanpa lobang
10 9
5 3 5,5
3
0 0 4,8
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
14
4.1.3 Jumlah Daun ( helai )
Tabel 4.3 Jumlah Daun
Hari ke- Terkena Cahaya Disungkup karton Disungkup karton tanpa
matahari dengan lobang lobang
1 0 0 0
2 2 2 0
3 2 2 2
4 2 2 2
5 2 2 2
6 2 2 2
7 2 2 2
8 2 2 2
9 5 2 2
10 5 2 2
11 5 2 2
12 5 2 2
Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah daun diatas, terlihat bahwa
terdapat perbedaan dalam jumlah daun kacang hijau pada tiga perlakuan yang
berbeda. Pada tanaman yang terkena cahaya matahari, rata-rata jumlah helai daun
dari hari ke-2 hingga hari ke-8 masih tetap tumbuh 2 helai, kemudian terjadi
peningkatan menjadi 5 helai daun dari hari ke-9 hingga hari ke-12. Sementara pada
tanaman yang disungkup karton dengan lubang, rata-rata jumlah daun adalah tetap
2 helai pada hari ke-2 hingga sampai pada hari ke-12. Pada perlakuan disungkup
karton tanpa lubang, jumlah daun tetap 2 helai dari hari ke-2 hingga hari terakhir
pengamatan, karena kurangnya sinar cahaya matahari sehingga menghambat
perkembangan daun dan proses fotosintesis .Cahaya sangat penting dalam
pertumbuhan daun tanaman kacang hijau. Tanaman kacang hijau membutuhkan
cahaya untuk melakukan fotosintesis, yaitu proses pembuatan makanan yang sangat
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, cahaya juga
mempengaruhi jumlah daun dan ukuran daun pada tanaman kacang hijau.( Ningsih,
S., Mustika.2019).
15
Jumlah Daun
6
5 5 5 5
5
4
Terkena Cahaya matahari
3 Disungkup karton dengan lobang
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Disungkup karton tanpa lobang
2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1
0 0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
16
8 5,5 4,3 1,8
9 5,5 4,3 1,8
10 5,8 4,3 1,8
11 6 4,3 1,8
12 6,5 4,3 1,8
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan variasi yang signifikan dalam
panjang daun tanaman kacang hijau. Pada perlakuan dengan tanaman yang terkena
cahaya matahari panjang daun terus bertambah dari hari ke-2 dengan Panjang 1,3
cm hingga mencapai rata-rata 6,5 cm pada hari ke-12. Dapat dilihat perlakuan ini
menunjukkan bahwa yang menghasilkan panjang daun tertinggi di antara perlakuan
lainnya. Pada perlakuan dengan tanaman yang disungkup karton dengan lubang,
panjang daun juga terus meningkat dari hari kedua tumbuh dengan Panjang 1 cm
hingga mencapai rata-rata 4,3 cm pada puncak pertumbuhannya dihari ke-12.
Sementara pada perlakuan dengan tanaman yang disungkup karton tanpa
lubang,tumbuh daun lebih lambat dibanding 2 perlakuan sebelumnya yaitu tumbuh
dihari ke-3 dengan panjang daun 0,3 cm mencapai puncak rata-rata 1,8 cm pada
hari ke-12.
Panjang Daun
7 6,5
6 5,8 6
5,5
5,2 5,5
5
5 4,3 4,3 4,3
4,2
4 3,5 Terkena Cahaya matahari
4 4,2 4,3 4,3
2,8 3,8 Disungkup karton dengan lobang
3
Disungkup karton tanpa lobang
2 1,8 1,8 1,8
1,3 1,5
1,2 1,8 1,8 1,8
1 1,5 1,6
1 0,3
0 0,8
0
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
17
Dapat dilihat dari grafik 4.1.4. Panjang daun antara ketiga perlakuan
terhadap panjang daun tanaman kacang hijau. Tanaman yang diberi perlakuan
terkena cahaya matahari mendapati hasil yang cukup baik dimana grafik terlihat
terus meningkat dari hari pertama hingga hari ke dua belas. Tanaman yang diberi
perlakuan disungkup karton dengan lubang juga mengalami kenaikan panjang daun
tetapi tidak sebaik dari perlakuan sebelumnya. Dan pada perlakuan tanaman dengan
disungkup karton tanpa lubang juga mengalami peningkatan panjang daun.
18
hari ke-2 kecuali pada perlakuan yang disungkup karton tanpa lobang dapat diukur
dihari ke-3. Perlakuan yang paling baik dalam hal lebar daun adalah yang terkena
cahaya matahari,pada hari ke-2 dengan ukuran 0,2 hingga maksimal rata-rata pada
hari ke-2 mencapai 2,8 cm dihari ke-12. Pada perlakuan disungkup karton dengan
lubang, lebar daun mencapai puncak rata-rata sebesar 1,5 cm pada hari ke-12.
Sedangkan pada perlakuan tanaman yang disungkup karton tanpa lubang, lebar
daun mencapai puncak rata-rata pada hari ke-12 sebesar 1 cm.
Lebar Daun
3
2,5 2,8
2,5 2,6
2 2,2 2,3 2,3
1,5 1,6 2
Terkena Cahaya matahari
1,5
1,5 1,5 1,5 1,5 Disungkup karton dengan lobang
0,8 1,4 1,5 1,5 Disungkup karton tanpa lobang
1 1,2 1,2
1 1 1 1 1
0,8 0,8
0,5 0,2 0,70,6 0,8
0 0,2
0 0 0,2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
19
1 Timur laut -
2 Barat laut 130˚
3 Barat laut 85 ˚
4 Timur laut 95 ˚
5 Tenggara 110˚
6 Barat laut 120˚
7 Timur laut 60˚
8 Timur laut 75˚
9 Timur laut 55˚
10 Tenggara 60˚
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat pengamatan tanaman yang diberi
sungkup menunjukkan bahwa arah pertumbuhan tanaman kacang hijau (1,3,7,8,9
)yang disungkup dengan lobang mengarah timur laut (sumber cahaya). Sementara
arah pertumbuhan tanaman kacang hijau (2,3,6) mengarah barat laut (sumber
cahaya) Sedangakan arah pertumbuhan tanaman kacang hijau (5 dan 10) mengarah
tenggara (sumber cahaya) , hal ini disebabkan oleh hormon auksin yang bekerja
saat tidak terkena cahaya matahari yang menyebabkan membengkoknya tanaman
ke arah cahaya, dimana yang tidak terkena cahaya matahari lebih panjang dari pada
yang terkena cahaya matahari yang menyebabkan batang menjadi condong ke arah
sumber cahaya (lubang karton).
20
Tabel 4.7 Perkecambahan biji
5. 100% aquades 4 6
Perkecambahan Biji
7
6 6
6
5
4 4 4 4
4
3 Hari ke - 2
3
2 Hari ke - 3
2
1 1
1
0
AK 100 % AK 75 % + AK 50 % + AK 25 % + AQ 100 %
AQ 25 % AQ 50 % AQ 75 %
Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa, air kelapa dapat mempengaruhi
perkecambahan kacang panjang, di karenakan di dalam air kelapa terkandung
hormone auksin, hormone tersebut dapat merangsang pertumbuhan biji kacang
panjang. Auksin merupakan salah satu zat pengatur tumbuh yang berperan dalam
memacu pemanjangan sel, pembelahan sel, diferensiasi jaringan xilem dan floem,
buah.(Wijaya, Prihatini, dan Ramayana 2019) Air kelapa muda mengandung zat
hara dan zat pengatur tumbuh yang diperlukan untuk perkembangan dan
21
pertumbuhan tanaman. Air kelapa muda juga mengandung senyawa organik seperti
vitamin C, vitamin B, hormon auksin, giberelin, sitokinin, glukosa, protein,
karbohidrat, mineral, sedikit lemak, kalsium, dan fosfor.
2. 75% air
kelapa +
25% aquades
22
3. 50% air
kelapa +
50% aquades
4. 25% air
kelapa +
75% aquades
5. 100%
aquades
23
dengan pemberian kuteks terhadap bagian bawah daun yang diketahui bahwa
stomata lebih banyak di jumpai dibagian tersebut, dengan hal ini stomata dapat
dihitung dan terukur jelas serta akurat dibawah mikroskop.
24
Bahwa ukuran stomata juga berpengaruh pada distribusi stomata, artinya
semakin besar ukuran panjang dan lebar stomata. Semakin kecil nilai distribusi
stomata, demikian pula sebaliknya. (Dewi et al. 2015)
Nilai kerapatan stomata dapat dipengaruhi oleh besarnya ukuran stomata,
semakin kecil ukuran stomata, semakin besar nilai kerapatannya sehingga distribusi
stomata berkaitan dengan luas stomata. (Hakim et al.2013)
645 nm 663 nm
25
pertumbuhan atau fase vegetatif. Kandungan klorofil akan menurun pada fase
penuaan. Karotenoid pada daun sebagai pigmen asesoris fotosintesis, umumnya
akan meningkat pada saat kandungan klorofil (Yang et al., 2014).Peningkatan
jumlah klorofil akan meningkatkan kemampuan tanaman dalam menangkap cahaya
matahari dan ini akan semakin mempercepat laju fotosintesis. (Anonim, 2016).
Kandungan klorofil dalam satu tanaman berbeda-beda sesuai dengan porsi daun
tersebut, misalnya pada daun yang terekspose atau lebih banyak mendapat cahaya
matahari mempunyai klorofil yang lebih banyak dibandingkan dengan daun yang
kurang mendapat cahaya matahari (Lidya dkk. 2018).
4.5. Adaptasi terhadap cekaman salinitas
Tabel 4.11 Adaptasi terhadap cekaman salinitas
Parameter Pengamatan
Sampel konsentrasi Tinggi Jumlah Jumlah Warna daun
Garam Tanaman Tanaman Daun
(cm) (cm) Hidup
1 0 26,87 4 18 Hijau Tua
2 0 35,72 4 16 Hijau Tua
3 0 29,76 4 14 Hijau Tua
1 50 26,52 4 20 Hijau Tua
2 50 24,62 4 17 Hijau Tua
3 50 26,46 4 18 Hijau Kunimg
1 100 24,04 4 17 Hijau Tua
2 100 23,58 4 15 Hijau Tua
3 100 25,83 4 15 Hijau Kuning
1 150 6,43 1 15 Hijau Kuning
2 150 15,71 2 17 Hijau Kucing
3 150 20,37 2 14 Hijau Tua
1 200 27,45 4 10 Hijau Kuning
2 200 32,77 4 13 Hijau Kuning
3 200 30,17 4 14 Hijau Kuning
26
Adaptasi Tanaman Terhadap Cekaman Salinitas
40
35,72
35 32,77
29,76 30,17
30 27,45
26,87 26,52 26,46 25,83 Tinggi
24,62 24,04 23,58
25 Tanaman
20 20,37
20 18
17
18
17 17 Jumlah
16
15 15 15 15,71
14 14 14
15 13 Tanaman
10 Hidup
10 6,43 Jumlah Daun
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 2 2
1
0
0 0 0 50 50 50 100 100 100 150 150 150 200 200 200
Konsentrasi garam
27
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman: Cahaya matahari sangat
berpengaruh terhadap proses fisiologi tanaman seperti fotosintesis, respirasi,
pertumbuhan serta pembungaan, pembukaan dan penutupan stomata, serta
perkecambahan dan pertumbuhan tanaman. Intensitas cahaya, kualitas cahaya
(panjang gelombang), dan lamanya penyinaran (panjang hari) mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.
Perkecambahan Biji: Perkecambahan merupakan rangkaian proses yang
kompleks dari perubahan morfologi, fisiologi, dan biokimia. Proses ini diawali
dengan penyerapan air oleh biji dan diakhiri dengan terjadinya pemanjangan poros
embrio (Martines-Maldonado et al. 2013).
Stomata: Stomata adalah organ fotosintesis yang berfungsi secara terutama
untuk transpirasi dan respirasi selama proses fotosintesis. Selumnya tumbuhan
mempunyai stomata lebih dari 400 per mm2 yang tersebar di permukaan daun.
Stomata juga dapat menjadi indikator karbon dioksida dan suhu di masa lampau.
Pengukuran Kandungan Klorofil: Pengukuran kandungan klorofil dapat
dilakukan dengan menggunakan metode spektroskopi, seperti ekstraksi klorofil
menggunakan pelarut, diikuti oleh pengukuran absorbansi larutan klorofil pada
panjang gelombang tertentu. Kandungan klorofil a, klorofil b, dan klorofil total
dapat dihitung menggunakan rumus-rumus yang telah distandarisasi. Kandungan
klorofil pada daun sangat penting dalam proses fotosintesis, di mana klorofil
berperan dalam menangkap energi matahari dan mengubahnya menjadi energi
kimia yang dapat digunakan oleh tumbuhan.
Adaptasi Tanaman Terhadap Cekaman Salinitas: Tanaman memiliki
mekanisme adaptasi terhadap cekaman salinitas, yang melibatkan perubahan
morfologi, fisiologi, dan biokimia. Misalnya, pemberian garam dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan daya tahan hidup (survival) pada
tanaman kacang hijau.
5.2. Saran
Saran yang dapat saya berikan yaitu pihak kampus d.apat memberikan
fasilitas laboratorium supaya pratikum dapat dilaksanakn dengan lancar dan
dapat memahami materi pratikum dengan mudah.
28
VI. DAFTAR PUSTAKA
29
AGROTEKBIS : E-JURNAL ILMU PERTANIAN 11 (5): 1172–80.
https://doi.org/10.22487/agrotekbis.v11i5.1873.
Permadi, Adi, Mustofa Ahda, Ahmad Fatwa Zufar, Syaeful Akbar Padya, Nawang
Anugrah, Sofyan Hadi, dan Totok Eka Suharto. t.t. “PERBANDINGAN
KANDUNGAN KLOROFIL DAN ANTIOKSIDAN SPIRULINA
DENGAN BEBERAPA JENIS SAYURAN.”
Purwanto, Purwanto, Bambang Rudianto Wijonarko, dan Tarjoko Tarjoko. 2019.
“Perubahan karakter biokimia dan fisiologi tanaman kacang hijau pada
berbagai kondisi cekaman kekeringan.” Kultivasi 18 (1).
https://doi.org/10.24198/kultivasi.v18i1.19492.
Rachma, Yasmin Aulia, dan Retno Indrati. 2022. “Karakteristik Perkecambahan
Biji Lamtoro [Leucaena leucocephala (Lam.)de Wit] dan Perubahan Nilai
Gizi Kecambah dengan Perlakuan Skarifikasi.”
Sari, Eni Kartika, dan Mega Karina Putri. 2023. “PENGARUH WAKTU
PENYIMPANAN TERHADAP KADAR KLOROFIL DAN
KAROTENOID BROKOLI (Brassica oleracea L. var. italica Plenck)
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis.”
Suganda, Dede Qornain. 2018. “PENGARUH KONSENTRASI AIR KELAPA
TERHADAP VIABILITAS BENIH TANAMAN KACANG HIJAU
(Vigna radiata L.) VARIETAS KUTILANG.” PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
BORNEO TARAKAN. https://repository.ubt.ac.id/repository/UBT18-08-
2022-113831.pdf.
Sulistiyorini, Indah. 2012. “PENGGUNAAN AIR KELAPA DAN BEBERAPA
AUKSIN UNTUK INDUKSI MULTIPLIKASI TUNAS DAN
PERAKARAN LADA SECARA IN VITRO.”
Tjokrowardojo, Agus Sudiman, dan Rosihan Rosman. 2009. “PENGARUH ZAT
PENGATUR TUMBUH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH
DAN.”
Wijaya, Rufino, Alvera Prihatini, dan Syamad Ramayana. 2019. “Pertumbuhan
dan Hasil Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) dengan Pemberian Air
Kelapa.” Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab 1 (2): 100.
https://doi.org/10.35941/jatl.1.2.2019.1970.100-105.
Yama, Danie Indra, dan Hendro Kartiko. 2020. “PERTUMBUHAN DAN
KANDUNGAN KLOROFIL PAKCOY (Brassica rappa L) PADA
BEBERAPA KONSENTRASI AB MIX DENGAN SISTEM WICK.”
Jurnal Teknologi 12 (1).
Zakiyah, Miftahul, Togar Fernando Manurung, dan Reine Suci Wulandari. 2018.
“KANDUNGAN KLOROFIL DAUN PADA EMPAT JENIS POHON DI
ARBORETUM SYLVA INDONESIA PC. UNIVERSITAS
TANJUNGPURA” 6.
30
VII. LAMPIRAN
31