DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
Aznatul ulva(12140422745)
Sahrul ambri (1214041467)
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat limpahan rahmat, karunia,
serta hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul
“ETIKA KOMUNIKASI ISLAM DALAM MENGHADAPI BERITA HOAX”.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
semoga kita diakui sebagai umatnya di hari kiamat kelak. Aamiin Adapun tujuan dari
pada dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok dari dosen
pengampu mata kuliah Etika Komunikasi Islam.
Akhir kata yang pantas penulis ucapkan semoga apa yang telah penulis
laksanakan mendapat ridho dari Allah SWT dan dapat bermanfaat bagi kita semua serta
bagi penulis khususnya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANGTAR..........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Etika Komunikasi Islam Dalam Menanggapi Berita Hoax.........................................................2
B. Dampak Hoax dalam Masyarakat................................................................................................7
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................9
A. Kesimpulan..................................................................................................................................9
B. Saran............................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurangnya penyaringan informasi berita yang tersebar dimedia sosial online dari
pihak yang berwenang semakin memudahkan para pembuat hoax dalam melakukan
pekerjaanya. Hoax, fitnah, ujuaran kebencian serta hujatan yang bermunculan.Serta
kurangnya literasi dalam penggunaan medsos dikalangan masyarakat membuat
penyebaran hoax oleh pihak yang tidak bertanggung jawab semakin leluasa menyebarkan
berita bohong. Kemudian jumlah pengguna internet dari tahun ketahun mengalami
peningkatan.Hal tersebut juga meningkatkan peningkatan penyebaran hoax. Tujuan dari
pembuatan hoax adalah menggiring opini masyarakat dan kemudian membentuk persepsi
yang salah terhadap suatu informasi yang sebenarnya.
Masalah hoax ini adalah masalah yang harus betul betul diperhatikan oleh
pemerintah maupun pihak yang terkait. Hoax merupakan informasi yang direkayasa
untuk menutupi informasi sebenarnya, dengan kata lain hoax diartikan sebagai Upaya
memutarbalikan fakta menggunakan informasi yang meyakinkan tetapi tidak dapat
diverifikasi kebenarannya, dapat pula diartikan sebagai tindakan mengabutkan informasi
yang sebenarnya, dengan cara membanjiri suatu media dengan pesan yang salah agar bisa
menutupi informasi yang benar.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Hoax diartikan sebagai kata yang berarti
ketidakbenaran suatu informasi (berita bohong, tidak bersumber). Konten hoax biasanya
berisi hal negative, bersifat hasutan dan fitnah, menyasar emosi masyarakat,
menimbulkan opini negative serta memancing respon balik yang negative pula. Hoax juga
memberikan provokasi dan agitasi negative, yaitu menyulut kebencian, kemarahan,
hasutan kepada khalayak. Pelaku Hoax bisa siapa saja individu mapun kelompok bahkan
suatu institusi pun bisa berperilaku hoax baik di sengaja maupun tidak disengaja. Hoax
juga merupakan propaganda negative, dimana sebuah upaya yang disengaja dan
sistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan
mempengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki oleh
pelaku propaganda.1
Hoax atau berita Bohong adalah salah satu bentuk kejahatan yang kelihatannya
sederhana, mudah dilakukan namun berdampak sangat besar bagi kehidupan politik,
sosial dan masyarakat, informasi hoax misalnya tentang ramainya penculikan anak
dimakassar yang sangat meresahkan masyarakat. Penerima hoax kini cukup literated/kritis
karena telah membiasakan diri memeriksa kebenaran beritanya walaupun sebagian masih
mengalami kesulitan mencari referensi. Tindakan hukum tidak efektif berdampak
terganggunya kehidupan sosial kemasyarakatan, maka hoax bukan unik terjadi di
Indonesia.2
Dalam kajian etika Islam, berkomunikasi di dunia nyata dan dunia maya sebenarnya
tidak ada perbedaan. Artinya keduanya dengan berbagai karakteristiknya memiliki porsi
yang sama untuk mendapatkan hasil komunikasi yang berkualitas tanpa harus merugikan
orang lain. Yang dimaksud dengan komunikasi Islam adalah komunikasi yang dibangun
diatas prinsip-prinsip Islam yang memiliki roh kedamaian, keramahan dan keselamatan.
Komunikasi Islam tunduk dengan sumber utama ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Dari dua sumber inilah prinsip-prinsip dasar ilmu komunikasi Islam diambil.
Prinsip- prinsip ini berlaku untuk segala
1
Ahmad Habibullah,Suprianto Etika Komunikasi Islam Dalam Menyikapi Berita Hoax di Media Sosial. Vol 1.
Jurnal Masjiduna : Jurnal Ilmiah Stidki Ar-Rahman.2018. hal 30
2
Wiwi Alawiyah, Strategi Komunikasi Islam Dalam Mengatasi Berita Hoax Pada Media Sosial Instagram
DiMTS Al-Ikhlas Fajar Bulan Lampung Barat. Skripsi, 2022, hal.4
2
bentuk komunikasi dengan sesama manusia tak terkecuali komunikasi di ruang publik
maya. Agar terhindar dari komunikasi yang berbasis hoax maka prinsip-prinsip
komunikasi Islam mengatur diantaranya:
1. Prinsip Ikhlas
3
b. Berkata baik menyebabkan masuk surga dan mendapatkan
tempat yang baik di sana.
3. Prinsip Kejujuran
b) Tidak berdusta.
4. Prinsip Kebersihan
Manusia adalah makhluk yang diciptakan dalam bentuk satu paket lengkap yaitu
terdiri dari unsur jiwa dan unsur raga. Gerak raga dalam Islam dipengaruhi oleh
hati atau jiwa. Artinya lisan akan berbicara yang baik jika hatinya baik, dan lisan
tidak akan mampu berbicara dengan baik tanpa kendali dari jiwanya. konsistensi
antara hati, kata dan perbuatan merupakan ciri dari manusia sukses. Allah tidak
menyukai inkonsistensi. Bukan hanya Allah saja, manusia juga memandang
inkonsistensi adalah bentuk dari kecacatan atau kemunafikan yang dimiliki
seseorang. Kecacatan ini akan menjatuhkan nilai seseorang menjadi berkurang.
4
7. Prinsip Dua Telinga dan Satu Mulut
5
Prinsip berhati-hati dalam berbicara dan banyak mendengar adalah
manifestasi dari struktur fisik manusia yang diciptakan Allah dengan dua telinga
dan satu mulut. Semua informasi yang ditangkap dengan dua telinga kemudian
difilter oleh akal sebelum dikeluarkan oleh lisan. Orang-orang yang cerdas dalah
orang-orang yang mampu memilah dan memilih informasi dan hanya
mengambilnya yang terbaik dari informasi yang diterima.
8. Prinsip Pengawasan
Berbicara dengan data dan informasi akurat merupakan cirri dari pribadi
yang berkualitas. Selain menambah kredibilitas, informasi yang akurat
menghindarkan kita jatuh kepada kesalahan yang berujung pada penyesalan.
10. Prinsip Saling Memengaruhi
Prinsip ini menitik beratkan pada setiap manusia memiliki hak atas ruang
privasi yang tidak boleh diungkap di ruang publik. Allah melarang orang beriman
6
untuk mencari- cari informasi tentang masalah-masalah yang masuk pada ruang
privasi. Istilah yang dipakai al-Qur’an adalah kata “tajassus” sebagaimana dalam
(QS. al-Hujurat (49): 12). Eksistensi dari prinsip-prinsip berkomunikasi dalam
perspektif Islam inilah yang harus dibumikan sebagai bagian dari akhlak yang.
harus di miliki setiap muslim. Keluarga dapat mengambil peran untuk penanaman
akhlak tersebut sebagai bentuk tanggung jawab dalam membimbing diri dan
keluarga dari segala bentuk kemunkaran. Sehingga ketika menerima atau
memberikan informasi di dunia maya, bukan berlandaskan pada kebohongan,
namun seorang muslim tetap mengedepankan kebenaran, kedamaian dan
keselamatan untuk memperoleh komunikasi yang lebih berkualitas.3
Dengan demikian berita bohong merupakan berita yang bermula dari black
camping, ajakan berbuat amal shaleh yang tidak berdalil, dan akan menjadi trending topik
dan viral jika terus disebar luaskan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab,
oleh orang-orang yang enggan mengkroscek kebenaran suatu informasi, atau karena
kesesuaian kelompok dan golongan terhadap berita bohong tersebut. Sudah seharusnya
insan akademik untuk melakukan usaha- usaha konkrit guna menurunkan penyebaran
hoax di Indonesia dengan mengenali karakteristik berita bohong tersebut sehingga mampu
bersama-sama mengatasi penyebaran hoax yang akan mengakibatkan masyarakat semakin
semakin giat membaca dan menerima kebenaran suatu informasi. Berkaitan dengan berita
bohong Allah SWT. berfirman di dalam Al-Qur’an Surat An- Nūr ayat 11.
3
Ibid hal 31
4
Ramdanil M, Tutik H, Etika Komunikasi Dalam Menyikapi Berita Bohong Di Media Sosial Perspektif
Alquran Surah An-Nur. Vol 7, MAGHZA, 2022 hal 9.
7
Dengan begitu seorang muslim harus Cermat dan Akurat dalam Berkomunikasi.
Kehidupan manusia dilingkupi dengan lautan informasi yang sangat banyak dan sangat
beragam bentuknya. Oleh karena itu, diperlukan kecermatan dan keakuratan dalam
menerima dan meneruskan atau melanjutkan komunikasi (pesan atau berita atau informasi
yang diterima). menjelaskan bahwa hal pertama yang harus dilakukan yaitu mencari tahu
bahwa informasi yang diterima adalah informasi yang valid. Tetapi jika tidak jelas
kebenarannya, maka harus ada klarifikasi atau tabayyun terlebih dahulu. Tabayyun berarti
melakukan cek dan kross cek terhadap berbagai informasi yang diterima sementara . Kata
tabayyun dalam Bahasa Arab memiliki beberapa arti; Pertama, Suatu usaha dalam
mencari sesuatu yang dapat memperjelas dan menyingkap keadaan sesungguhnya.
Kalimat tabayyana asy-syai berarti meneliti sesuatu hingga jelas. Kedua, kata tabayyun
diartikan sebagai upaya mempertegas sesuatu hakikat agat dapat memperjelas dan
menyingkap keadaan sebenarnya. Kalimat tabayana al-qoumu al-amr berarti mereka telah
merenungi dengan perlahan-lahan, tidak terburu buru sehingga permasalahan yang ada
akan nampakjelas. Kalimat tabayana fi amrihi berarti seseorang memastikan dan meneliti
suatu masalah dengan seksama.5
5
Muhammad Farhan,Jenuri, Mohammad Ridho Fajar Islami, Media Sosial Dan Fenomena Hoax: Tinjauan
Islam Dalam Etika Berkomunikasi. Vol 5, Communicatus Jurnal Ilmu Komunikasi ,2021 hal 69
8
Hoax dapat memecah belah masyarakat. Informasi yang tidak benar dapat memicu
perpecahan di antara masyarakat, baik dari segi agama, suku, maupun politik.
5. Mengadu Domba
Hoax seringkali digunakan untuk mengadu domba di antara masyarakat. Hal ini dapat
mengganggu kerukunan dan keharmonisan di masyarakat.
6. Mengandung Fitnah dan Kebohongan
Berita hoax mengandung fitnah dan kebohongan yang dapat merusak reputasi
seseorang atau kelompok. Hal ini dapat menimbulkan konflik dan masalah hukum.6
7. Pandangan Al-Qur'an dan Hadis
Al-Qur'an dan Hadis memberikan pandangan yang jelas mengenai larangan
menyebarkan berita bohong. Al-Qur'an surat Al-Hujurat ayat 6 menyatakan, "Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita,
maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada
suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu".
8. Solusi Menghadapi Fenomena Hoax
Solusi yang ditawarkan untuk menghadapi fenomena hoax adalah dengan menerapkan
etika komunikasi Islam di media sosial, seperti ber-tabayyun saat menerima
informasi, memberikan informasi yang valid kepada orang lain, dan menjaga
perkataan baik secara lisan maupun tulisan.
9. Efek Negatif Hoax dan Etika Komunikasi Islam
Etika komunikasi Islam memberikan rambu-rambu dalam menjalankan aktivitas
komunikasi, yang dapat membantu dalam meminimalisir efek negatif dari hoax.
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa berita hoax memiliki dampak
yang sangat negatif dalam masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan etika
komunikasi Islam dalam menyikapi berita hoax guna meminimalisir dampak negatif yang
ditimbulkannya.
6
Parhan, M., Jenuri, J., & Islamy, M. R. F. (2021). Media Sosial dan Fenomena Hoax: Tinjauan Islam
dalam Etika Bekomunikas. Communicatus: Jurnal Ilmu komunikasi, 5(1), 59–80.
https://doi.org/10.15575/cjik.v5i1.12887
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis berharap dapat memenuhi tugas mata kuliah
Etika Komunikasi Islam dengan baik. Penulis berharap makalah ini bisa menjadi bacaan
dan inspirasi yang baik khususnya mahasiswa dan kalangan akademika. Penulis
menyadari makalah ini banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran penulis harapkan
untuk memperbaiki makalah ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
Alawiyah, W. (2022). Strategi Komunikasi Islam Dalam Mengatasi Berita Hoax Pada
Media Sosial Intagram Di MTS Al-Ikhlas Fajar Bulan Lampung Barat. 4.
Farhan, M., Jenuri, & Islamy, M. R. (2021). Media Sosial Dan Fenomena Hoax: Tinjauan
Islam Dalam Etika Berkomunikasi. Communication:Jurnal Ilmu Komunikasi, 69.
doi:10.15575/cjik.v5i1.12887
Mubarok, R., & Hamidah , T. (2022). Etika Berkomunikasi Dalam Menyikapi Berita
Bohong Di Media Sosial Perspektif Al-Quran Aurah An-Nur. MAGHZA, 9.
doi:10.24090 / maghza.v7i2.5189
Muiz, A. H., & Suprianto. (2018). Etika Komunikasi Islam Dalam Mensikapi Berita Hoax
Di Media Sosial. Jurnal Masjiduna : Junal Ilmiah Stidi Ar-Rahman, 30, 31.
11