Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

ETIKA KOMUNIKASI ISLAM Dr.H.Arwan, M.Ag

ETIKA KOMUNIKASI ISLAM DALAM MENGHADAPI BERITA HOAX

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
Aznatul ulva(12140422745)
Sahrul ambri (1214041467)

PRODI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU TA.2022/2023
KATA PENGANGTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat limpahan rahmat, karunia,
serta hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul
“ETIKA KOMUNIKASI ISLAM DALAM MENGHADAPI BERITA HOAX”.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
semoga kita diakui sebagai umatnya di hari kiamat kelak. Aamiin Adapun tujuan dari
pada dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok dari dosen
pengampu mata kuliah Etika Komunikasi Islam.

Selanjutnya, penulis menyadari bahwa, dalam penulisan makalah ini masih


banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya makalah ini di
masa yang akan datang.

Akhir kata yang pantas penulis ucapkan semoga apa yang telah penulis
laksanakan mendapat ridho dari Allah SWT dan dapat bermanfaat bagi kita semua serta
bagi penulis khususnya.

Pekanbaru,26 November 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANGTAR..........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Etika Komunikasi Islam Dalam Menanggapi Berita Hoax.........................................................2
B. Dampak Hoax dalam Masyarakat................................................................................................7
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................9
A. Kesimpulan..................................................................................................................................9
B. Saran............................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurangnya penyaringan informasi berita yang tersebar dimedia sosial online dari
pihak yang berwenang semakin memudahkan para pembuat hoax dalam melakukan
pekerjaanya. Hoax, fitnah, ujuaran kebencian serta hujatan yang bermunculan.Serta
kurangnya literasi dalam penggunaan medsos dikalangan masyarakat membuat
penyebaran hoax oleh pihak yang tidak bertanggung jawab semakin leluasa menyebarkan
berita bohong. Kemudian jumlah pengguna internet dari tahun ketahun mengalami
peningkatan.Hal tersebut juga meningkatkan peningkatan penyebaran hoax. Tujuan dari
pembuatan hoax adalah menggiring opini masyarakat dan kemudian membentuk persepsi
yang salah terhadap suatu informasi yang sebenarnya.
Masalah hoax ini adalah masalah yang harus betul betul diperhatikan oleh
pemerintah maupun pihak yang terkait. Hoax merupakan informasi yang direkayasa
untuk menutupi informasi sebenarnya, dengan kata lain hoax diartikan sebagai Upaya
memutarbalikan fakta menggunakan informasi yang meyakinkan tetapi tidak dapat
diverifikasi kebenarannya, dapat pula diartikan sebagai tindakan mengabutkan informasi
yang sebenarnya, dengan cara membanjiri suatu media dengan pesan yang salah agar bisa
menutupi informasi yang benar.

B. Rumusan Masalah

1. Etika Komunikasi Islam Dalam Menanggapi Berita Hoax


2. Apa Dampak Hoax Kepada Masyarakat dalam Menanggapi Berita Hoax
C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui Bagaimana Etika Komunikasi Islam Dalam Menanggapi Berita


Hoax
2. Mengetahui bagaimana Dampak Hoax Kepada Masyarakat dalam Menanggapi
Berita Hoax

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etika Komunikasi Islam Dalam Menanggapi Berita Hoax

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Hoax diartikan sebagai kata yang berarti
ketidakbenaran suatu informasi (berita bohong, tidak bersumber). Konten hoax biasanya
berisi hal negative, bersifat hasutan dan fitnah, menyasar emosi masyarakat,
menimbulkan opini negative serta memancing respon balik yang negative pula. Hoax juga
memberikan provokasi dan agitasi negative, yaitu menyulut kebencian, kemarahan,
hasutan kepada khalayak. Pelaku Hoax bisa siapa saja individu mapun kelompok bahkan
suatu institusi pun bisa berperilaku hoax baik di sengaja maupun tidak disengaja. Hoax
juga merupakan propaganda negative, dimana sebuah upaya yang disengaja dan
sistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan
mempengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki oleh
pelaku propaganda.1
Hoax atau berita Bohong adalah salah satu bentuk kejahatan yang kelihatannya
sederhana, mudah dilakukan namun berdampak sangat besar bagi kehidupan politik,
sosial dan masyarakat, informasi hoax misalnya tentang ramainya penculikan anak
dimakassar yang sangat meresahkan masyarakat. Penerima hoax kini cukup literated/kritis
karena telah membiasakan diri memeriksa kebenaran beritanya walaupun sebagian masih
mengalami kesulitan mencari referensi. Tindakan hukum tidak efektif berdampak
terganggunya kehidupan sosial kemasyarakatan, maka hoax bukan unik terjadi di
Indonesia.2
Dalam kajian etika Islam, berkomunikasi di dunia nyata dan dunia maya sebenarnya
tidak ada perbedaan. Artinya keduanya dengan berbagai karakteristiknya memiliki porsi
yang sama untuk mendapatkan hasil komunikasi yang berkualitas tanpa harus merugikan
orang lain. Yang dimaksud dengan komunikasi Islam adalah komunikasi yang dibangun
diatas prinsip-prinsip Islam yang memiliki roh kedamaian, keramahan dan keselamatan.
Komunikasi Islam tunduk dengan sumber utama ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Dari dua sumber inilah prinsip-prinsip dasar ilmu komunikasi Islam diambil.
Prinsip- prinsip ini berlaku untuk segala

1
Ahmad Habibullah,Suprianto Etika Komunikasi Islam Dalam Menyikapi Berita Hoax di Media Sosial. Vol 1.
Jurnal Masjiduna : Jurnal Ilmiah Stidki Ar-Rahman.2018. hal 30
2
Wiwi Alawiyah, Strategi Komunikasi Islam Dalam Mengatasi Berita Hoax Pada Media Sosial Instagram
DiMTS Al-Ikhlas Fajar Bulan Lampung Barat. Skripsi, 2022, hal.4

2
bentuk komunikasi dengan sesama manusia tak terkecuali komunikasi di ruang publik
maya. Agar terhindar dari komunikasi yang berbasis hoax maka prinsip-prinsip
komunikasi Islam mengatur diantaranya:
1. Prinsip Ikhlas

Prinsip ikhlas merupakan prinsip paling mendasar dalam komunikasi


Islam. Suatu pesan tidak akan berdampak positif kepada komunikan jika
diterima dengan hati yang tidak ikhlas. Ikhlas adalah kerja hati. Tidak Ikhlas
menyampaikan atau menerima pesan artinya tidak sucinya menerima atau
menyampaikan suatu pesan. Dalam Islam telah ditetapkan bahwa segala
perbuatan harus diniatkan untuk lillahi ta’ala. Orientasi hidup seperti ini tertuang
dalam firman Allah dalam Surat al- An’am (6):162-163.34 Prinsip ikhlas
merupakan prinsip paling mendasar karena jika kehilangan prinsip ini dari
komunikator maupun komunikan akan membuat tujuan utama komunikasi yaitu
ibadah menjadi hilang dan kekuatan pesan yang disampaikan menjadi
memudar. Kehilangan prinsip ini dari salah satu pihak akan membuat proses
komunikasi akan terhambat. Hal ini dapat kita simak melalui kisah-kisah para
Nabi seperti Nabi Saleh yang ikhlas menyampaikan pesan dari Allah kepada
umatnya namun tidak membawa dampak positif karena umatn ya tidak suka
mendengarkan nasihat Allah, (QS. Al- A’raf (7): 79).4
2. Prinsip Pahala dan Dosa

Prinsip ini menjelaskan bahwa setiap pesan yang disampaikan


mengandung konsekuensi pahala dan dosa. Lisan atau komunikasi lewat tulisan
memiliki peran kunci dalam berkomunikasi, akan membawa pada kesuksesan atau
kehancuran. Agar lisan tidak menjadi alat pengumpul dosa tetapi selalu
memprodukutsi pahala, maka Islam membimbing manusia terutama umatnya
sebagai berikut:
a) Islam melarang berkata kotor dan kasar.

b) Memberikan motivasi agar selalu berkata yang baik. Rasulullah memberikan


motivasi kepada orang yang berkata baik dengan berbagai cara, yaitu:
a. Menyampaikan kabar gembira kepada orang yang selalu
berkata baik dan berpesan jangan sembarangan
mengeluarkan pernyataan.

3
b. Berkata baik menyebabkan masuk surga dan mendapatkan
tempat yang baik di sana.

c. Berkata baik dikategorikan memberi sedekah.

d. Islam identik dengan ucapan yang baik.

3. Prinsip Kejujuran

Lisan dapat membunuh karakter seseorang, bahkan dapat merusak


hubungan suami istri, kerabat, kaum bahkan dapat menumpahkan darah. Gara-
gara lisan suatu kaum bisa hancur berantakan5. Karena itu kejujuran dalam
menyampaikan pesan adalah pinsip mendasar dalam komunikasi Islam. Diantara
bentuk kejujuran dalam berkomunikasi adalah:
a) Tidak memutar balikkan fakta.

b) Tidak berdusta.

4. Prinsip Kebersihan

Islam menekankan prinsip kebersihan dalam segala hal, termasuk dalam


menyampaikan pesan. Pesan yang baik akan mendatangkan kenyamanan
psikologis bagi yang menerimanya. Sedangkan pesan pesan yang sarkatis, jorok,
adu domba, umpatan dan sebagainya akan berdampak pada keruhnya hati.
5. Prinsip Berkata Positif

Pesan positif akan berpengaruh bagi kebahagiaan seseorang dalam kondisi


apapun. Seorang komunikator yang sering mengirim pesan positif kepada
komunikan akan menyimpan modal yang banyak untuk berbuat yang positif.
6. Prinsip Integrasi (hati, lisan, dan perbuatan)

Manusia adalah makhluk yang diciptakan dalam bentuk satu paket lengkap yaitu
terdiri dari unsur jiwa dan unsur raga. Gerak raga dalam Islam dipengaruhi oleh
hati atau jiwa. Artinya lisan akan berbicara yang baik jika hatinya baik, dan lisan
tidak akan mampu berbicara dengan baik tanpa kendali dari jiwanya. konsistensi
antara hati, kata dan perbuatan merupakan ciri dari manusia sukses. Allah tidak
menyukai inkonsistensi. Bukan hanya Allah saja, manusia juga memandang
inkonsistensi adalah bentuk dari kecacatan atau kemunafikan yang dimiliki
seseorang. Kecacatan ini akan menjatuhkan nilai seseorang menjadi berkurang.

4
7. Prinsip Dua Telinga dan Satu Mulut

5
Prinsip berhati-hati dalam berbicara dan banyak mendengar adalah
manifestasi dari struktur fisik manusia yang diciptakan Allah dengan dua telinga
dan satu mulut. Semua informasi yang ditangkap dengan dua telinga kemudian
difilter oleh akal sebelum dikeluarkan oleh lisan. Orang-orang yang cerdas dalah
orang-orang yang mampu memilah dan memilih informasi dan hanya
mengambilnya yang terbaik dari informasi yang diterima.
8. Prinsip Pengawasan

Prinsip pengawasan muncul dari kepercayaan mukmin terhadap Allah


Maha Mendengar, Melihat, Mengetahui. Selain itu apapun yang diucapkan
dan diperbuat manusia akan dicatat oleh malaikat. Sehingga manusia prinsip ini
akan mendorong manusia memiliki keyakinan bahwa setiap mukmin akan selalu
dipantau. Orang yang merasa dipantau akan berhati-hati dalam mengeluarkan
statemen.
9. Prinsip Selektifitas dan Validitas

Berbicara dengan data dan informasi akurat merupakan cirri dari pribadi
yang berkualitas. Selain menambah kredibilitas, informasi yang akurat
menghindarkan kita jatuh kepada kesalahan yang berujung pada penyesalan.
10. Prinsip Saling Memengaruhi

Sebagaimana kita ketahui tujuan dari komunikasi adalah saling


mempengaruhi, maka membangun komunikasi yang sehat adalah bagian yang
tidak terpisahkan dari Islam. Pengaruh pesan tersebut bukan hanya sesaat tetapi
terkadang kekal sepanjang hidup komunikan.
11. Prinsip Keseimbangan Berita

Informasi yang seimbang akan membuat keputusan menjadi akurat.


Prinsip perimbangan dalam menyerap Informasi sebelum memberikan sikap
adalah keharusan. Dengan prinsip ini, berbagai informasi yang diterima akan lebih
akurat. Dalam menulis berita dikenal suatu istilah cover both side yaitu perlakuan
adil pada semua pihak yang menjadi objek berita atau disebut pemberitaan
berimbang.
12. Prinsip Privacy

Prinsip ini menitik beratkan pada setiap manusia memiliki hak atas ruang
privasi yang tidak boleh diungkap di ruang publik. Allah melarang orang beriman

6
untuk mencari- cari informasi tentang masalah-masalah yang masuk pada ruang
privasi. Istilah yang dipakai al-Qur’an adalah kata “tajassus” sebagaimana dalam
(QS. al-Hujurat (49): 12). Eksistensi dari prinsip-prinsip berkomunikasi dalam
perspektif Islam inilah yang harus dibumikan sebagai bagian dari akhlak yang.
harus di miliki setiap muslim. Keluarga dapat mengambil peran untuk penanaman
akhlak tersebut sebagai bentuk tanggung jawab dalam membimbing diri dan
keluarga dari segala bentuk kemunkaran. Sehingga ketika menerima atau
memberikan informasi di dunia maya, bukan berlandaskan pada kebohongan,
namun seorang muslim tetap mengedepankan kebenaran, kedamaian dan
keselamatan untuk memperoleh komunikasi yang lebih berkualitas.3
Dengan demikian berita bohong merupakan berita yang bermula dari black
camping, ajakan berbuat amal shaleh yang tidak berdalil, dan akan menjadi trending topik
dan viral jika terus disebar luaskan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab,
oleh orang-orang yang enggan mengkroscek kebenaran suatu informasi, atau karena
kesesuaian kelompok dan golongan terhadap berita bohong tersebut. Sudah seharusnya
insan akademik untuk melakukan usaha- usaha konkrit guna menurunkan penyebaran
hoax di Indonesia dengan mengenali karakteristik berita bohong tersebut sehingga mampu
bersama-sama mengatasi penyebaran hoax yang akan mengakibatkan masyarakat semakin
semakin giat membaca dan menerima kebenaran suatu informasi. Berkaitan dengan berita
bohong Allah SWT. berfirman di dalam Al-Qur’an Surat An- Nūr ayat 11.

Artinya ” Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalahdari


golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu burukbagi kamu
bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari merekamendapat balasan dari
dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yangmengambil bahagian yang
terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar”.4

3
Ibid hal 31
4
Ramdanil M, Tutik H, Etika Komunikasi Dalam Menyikapi Berita Bohong Di Media Sosial Perspektif
Alquran Surah An-Nur. Vol 7, MAGHZA, 2022 hal 9.

7
Dengan begitu seorang muslim harus Cermat dan Akurat dalam Berkomunikasi.
Kehidupan manusia dilingkupi dengan lautan informasi yang sangat banyak dan sangat
beragam bentuknya. Oleh karena itu, diperlukan kecermatan dan keakuratan dalam
menerima dan meneruskan atau melanjutkan komunikasi (pesan atau berita atau informasi
yang diterima). menjelaskan bahwa hal pertama yang harus dilakukan yaitu mencari tahu
bahwa informasi yang diterima adalah informasi yang valid. Tetapi jika tidak jelas
kebenarannya, maka harus ada klarifikasi atau tabayyun terlebih dahulu. Tabayyun berarti
melakukan cek dan kross cek terhadap berbagai informasi yang diterima sementara . Kata
tabayyun dalam Bahasa Arab memiliki beberapa arti; Pertama, Suatu usaha dalam
mencari sesuatu yang dapat memperjelas dan menyingkap keadaan sesungguhnya.
Kalimat tabayyana asy-syai berarti meneliti sesuatu hingga jelas. Kedua, kata tabayyun
diartikan sebagai upaya mempertegas sesuatu hakikat agat dapat memperjelas dan
menyingkap keadaan sebenarnya. Kalimat tabayana al-qoumu al-amr berarti mereka telah
merenungi dengan perlahan-lahan, tidak terburu buru sehingga permasalahan yang ada
akan nampakjelas. Kalimat tabayana fi amrihi berarti seseorang memastikan dan meneliti
suatu masalah dengan seksama.5

B. Dampak Hoax dalam Masyarakat


Dampak dari berita hoax dalam masyarakat sangatlah signifikan dan dapat menimbulkan
berbagai konsekuensi negatif. Berikut adalah pembahasan mengenai dampak hoax dalam
masyarakat berdasarkan etika komunikasi Islam:
Dampak Hoax dalam Masyarakat
1. Rasa Panik
Berita hoax dapat menimbulkan rasa panik di masyarakat. Informasi yang tidak benar
atau berlebihan dapat memicu ketakutan yang tidak perlu.
2. Kesalahpahaman
Hoax dapat memicu kesalahpahaman di antara masyarakat. Hal ini dapat mengganggu
hubungan antarindividu dan memicu konflik yang tidak perlu.
3. Menyulut Kebencian
Berita hoax seringkali digunakan untuk menyulut kebencian di antara masyarakat. Hal
ini dapat mengancam kerukunan dan keamanan masyarakat.
4. Memecah Belah Publik

5
Muhammad Farhan,Jenuri, Mohammad Ridho Fajar Islami, Media Sosial Dan Fenomena Hoax: Tinjauan
Islam Dalam Etika Berkomunikasi. Vol 5, Communicatus Jurnal Ilmu Komunikasi ,2021 hal 69

8
Hoax dapat memecah belah masyarakat. Informasi yang tidak benar dapat memicu
perpecahan di antara masyarakat, baik dari segi agama, suku, maupun politik.
5. Mengadu Domba
Hoax seringkali digunakan untuk mengadu domba di antara masyarakat. Hal ini dapat
mengganggu kerukunan dan keharmonisan di masyarakat.
6. Mengandung Fitnah dan Kebohongan
Berita hoax mengandung fitnah dan kebohongan yang dapat merusak reputasi
seseorang atau kelompok. Hal ini dapat menimbulkan konflik dan masalah hukum.6
7. Pandangan Al-Qur'an dan Hadis
Al-Qur'an dan Hadis memberikan pandangan yang jelas mengenai larangan
menyebarkan berita bohong. Al-Qur'an surat Al-Hujurat ayat 6 menyatakan, "Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita,
maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada
suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu".
8. Solusi Menghadapi Fenomena Hoax
Solusi yang ditawarkan untuk menghadapi fenomena hoax adalah dengan menerapkan
etika komunikasi Islam di media sosial, seperti ber-tabayyun saat menerima
informasi, memberikan informasi yang valid kepada orang lain, dan menjaga
perkataan baik secara lisan maupun tulisan.
9. Efek Negatif Hoax dan Etika Komunikasi Islam
Etika komunikasi Islam memberikan rambu-rambu dalam menjalankan aktivitas
komunikasi, yang dapat membantu dalam meminimalisir efek negatif dari hoax.
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa berita hoax memiliki dampak
yang sangat negatif dalam masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan etika
komunikasi Islam dalam menyikapi berita hoax guna meminimalisir dampak negatif yang
ditimbulkannya.

6
Parhan, M., Jenuri, J., & Islamy, M. R. F. (2021). Media Sosial dan Fenomena Hoax: Tinjauan Islam
dalam Etika Bekomunikas. Communicatus: Jurnal Ilmu komunikasi, 5(1), 59–80.
https://doi.org/10.15575/cjik.v5i1.12887

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Etika berkomunikasi Islam penting untuk menghindari berbagai dampak negatif


dari pengaruh berita hoax dan menjauhi larangan-Nya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa semua responden menerapkan etika komunikasi Islam ketika menerima atau
membaca berita hoax di media sosial,
cermat dan akurat dalam berkomunikasi. Ketika menerima informasi bagi orang Islam,
maka tabayyun adalah sikap pertama yang mesti dilakukan yaitu, tidak tergesa-gesa
mengambil sikap ketika menerima informasi. Kemudian sikap seorang muslim ketika
menerima informasi adalah melakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap kebenaran
informasi.
Ketika sebuah berita belum jelas kebenarannya, maka seorang muslim tidak boleh
membagikan berita tersebut kepada orang lain. Dianjurkan pula untuk menjaga ucapan
maupun tulisan untuk menghindari perpecahan dan pertikaian.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini penulis berharap dapat memenuhi tugas mata kuliah
Etika Komunikasi Islam dengan baik. Penulis berharap makalah ini bisa menjadi bacaan
dan inspirasi yang baik khususnya mahasiswa dan kalangan akademika. Penulis
menyadari makalah ini banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran penulis harapkan
untuk memperbaiki makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alawiyah, W. (2022). Strategi Komunikasi Islam Dalam Mengatasi Berita Hoax Pada
Media Sosial Intagram Di MTS Al-Ikhlas Fajar Bulan Lampung Barat. 4.
Farhan, M., Jenuri, & Islamy, M. R. (2021). Media Sosial Dan Fenomena Hoax: Tinjauan
Islam Dalam Etika Berkomunikasi. Communication:Jurnal Ilmu Komunikasi, 69.
doi:10.15575/cjik.v5i1.12887
Mubarok, R., & Hamidah , T. (2022). Etika Berkomunikasi Dalam Menyikapi Berita
Bohong Di Media Sosial Perspektif Al-Quran Aurah An-Nur. MAGHZA, 9.
doi:10.24090 / maghza.v7i2.5189
Muiz, A. H., & Suprianto. (2018). Etika Komunikasi Islam Dalam Mensikapi Berita Hoax
Di Media Sosial. Jurnal Masjiduna : Junal Ilmiah Stidi Ar-Rahman, 30, 31.

11

Anda mungkin juga menyukai