Anda di halaman 1dari 25

i iiiiMAKALAH

KORUPSI DANiPENCEGAHANNYA DALAMiPERSPEKTIF ISLAM

DoseniPengampui: Agil Bahsoan,iS.Ag, M.Ag

NIP : 197611222006041003

Makalahiini dibuat untuk memenuhi tugasimataikuliah

AGAMA iiii

Oleh kelompok 4 KelasiBi:

Firman SaktiawaniBeu (841423129)

Alnia Suma (841423129)

Arzety Langonii(841423131)

Aulia Refalina Maulanai(841423126)

SitiiZahraiPutri Hamzah (841423122)

Siti Musdalifa Cono (841423117)

Muftiach NurhikmahiImran (841423133)

Auliyah Putri Mustafai(841423128)

Ameliya Cahyani Putri Dai (841423105)

Rizka Tangahui(841423115)

Sri Wahyuni (841423108)

Wa Ode Siti Salwa (841423092)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN iiii

FAKULTAS OLAHRAGA DANiKESEHATAN iiii

UNIVERSITAS NEGERIiGORONTALO iiii

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Makalah Korupsi dan
Pencegahannya Dalam Perspektif Islam” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Agama.Selain itu, Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Korupsi dan Pencegahannya Dalam Perspektif Islam di kehidupan sehari-hari bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Agil Bahsoan, S.Ag, M.Ag selaku Dosen Agama yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni ini.

Gorontalo, 10 September 2023

Penulis

2
DAFTAR iiISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN............................................................Error! Bookmark not defined.
A. Pengertian Korupsi, Ragam, dan Hukumnya.................Error! Bookmark not defined.
B. Motif-Motif Korupsi......................................................................................................10
C. Jenis-jenis Korupsi yang disebut dalam Hukum Islam.............................................13
D. Faktor dan Dampak Korupsi.......................................................................................14
E. Upaya Pencagahan Korupsi.........................................................................................19
F. Kontribusi Mahasiswa Dalam Upaya Pencegahan Korupsi......................................20
G. Ancaman Perilaku Korupsi Dalam Islam....................................................................21
BAB III PENUTUP................................................................................................................24
Kesimpulan..........................................................................................................................24
Saran....................................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................25

3
BABiI

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Korupsi beberapa decade ini merupakan isu sentral dalam penegakan hokum yang
seakan menjadi hal yang biasa di Negeri ini yang tentunya akan berdampak bagi
kesejahtraan rakyat dan memberikan pendidikan yang buruk bagi masyarakat
sehingga pada akhirnya membuat mereka menjadi apatis, apalagi sanksi bagi pelaku
korupsi sangat iringan sehingga tidak ada efek jera, bukannya mengurangi tetapi
malah menambah kuantitas terjadinya korupsi, sehingga tampak adanya ketidakadilan
jika dibandingkan dengan tindak pidana pencurian biasa. Berdasarkan hal tersebut
dibutuhkan peran serta segala pihak untuk memerangi korupsi, tapi tentunya yang
paling bertanggung jawab sebagai garda terdepan adalah lembaga penegak hukum
seperti KPK, Kejaksaan, kepolisian, selain itu pemerintah mestinya memberi edukasi
kepada masyarakat bahwa korupsi itu adalah sesuatu yang buruk, apalagi korupsi
banyak melibatkan orang-orang yang mestinya menjadi teladan bagi masyarakat.
Selain itu dibutuhkan terobosan agama untuk menjadikan korupsi sebagai musuh
bersama yang pengaturannya jelas secara fikih dalam agama, tetapi persolan tentang
korupsi baik dalam Al-qur‟an, hadis maupun kitab-kitab fikih klasik tidak ditemukan,
Namun peran agama tetap dibutuhkan baik secara kelembagaan maupun secara
personal dalam memerangi masalah korupsi, secara kelembagaan adalah agama mesti
memberi penjelasan secara edukasi kepada masyarakat bahwa korupsi itu sebuah hal
yang dilarang dalam agama, sedangkan secara personal mestinya nilai-nilai agama
dijadikan pedoman sehingga seseorang bias terhindar idari perbuatan korupsi, Tujuan
penulis ini mengangkat masalah korupsi karena korupsi seakan menjadi hal yang
biasa serta menjadi problem sosial yang masi di Indonesia, nota-bene dilakukan oleh
orang-orang yang secara agama baik, tetapi tetap saja melakukan korupsi, selain itu
persoalan lain adalah pengaturan korupsi dalam agama yang masih absurd berbeda
dengan pencurian yang jelas pengaturannya dalam nash Al-qur‟an (Al-Maidah ayat :
38), maka menurut penulis masalah korupsi ini perlu dikaji dari pers-pektif filsafat
hokum islam supaya hakekat dan sumber dari korupsi tersebut dapat diketahui dan
ada solusi untuk mencegah seseorang dari melakukan korupsi dan berdasarkan hal
tersebut maka penulis kemudian mengkaji secara filasfat seperti apa hakekat dari
korupsi ini baik ditinjau dari persoalan hukum dan agama.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apaiyang dimaksud dengan korupsi, ragam dan hukumnya?


2. Apaisaja motif-motif seseorang melakukanikorupsi?
3. Apa saja Jenis-jenis korupsi yangidisebut dalam hukumiislam?
4. Apa saja faktor dan dampak korupsi?
5. Apa saja upaya pencegahan korupsi?
6. Bagaimana kontribusi mahasiswa dalam upayaipencegahan korupsi?
7. Apa saja ancaman perilaku korupsi dalam ajaran islam?

C. Tujuan

1. Menjelaskan apa itu korupsi, ragam danihukumnya ii


2. Menjelaskan apaisaja motif-motif seseorang melakukan korupsi
3. Menjelaskan jenis-jenis korupsi yang disebut dalam hukumiislam ii
4. Menjelaskan apaisaja faktor dan dampak korupsi dalam islam
5. Menjelaskaniapa saja upaya dalamipencegahan korupsi
6. Menjelaskanikontribusi mahasiswa dalam upaya pencegahan korupsi
7. Menjelaskan apaisajaiancaman perilaku korupsi dalam ajaran islam

5
BAB iiII

PEMBAHASAN

A. PengertianiKorupsi, Ragam dan Hukumnya.

Korupsi merupakan suatu topik permasalahan yang telah lama tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat. Korupsi telah dianggap hal biasa, dengan dalih sesuai
prosedur. Koruptor tidak lagi merasa malu dan takut, sebaliknya memamerkan hasil
korupsinya secara demostratif. Korupsi merupakan tindak pidana luar biasa (extraordinary
Crime) yang dari segi hukum positif sangat bertentangan begitu pula dengan Hukum Islam,
meskipun di dalam Al-Qur’an tidak disinggung mengena korupsi, namun para ulama telah
memutuskan bahwa korupsi merupakan tindak pidana yang luar biasa yang dampaknya
sangat besar terhadap masyarakat pada umumnya.

1. Pengertian Korupsi menurut istilah


Istilah korupsi iberasal dari bahasa latin kuno yakni "corrumpere", yang
kemudian, masuk kedalam bahasa latin modern menjadi corruptio corruptus.
Dari kemudian turun bahasa atau Latin ini kedalam berbagai bahasa di Eropa
seperti Inggris : corruption, corrupt; Perancis: corruption: Belanda: corruptie,
korruptie. Dari bahasa Belanda inilah kemudian masuk ke dalam bahasa
Indonesia menjadi kata korupsi. (Arya Maheka, 2006 : 12 ; dan Andi Hamzah,
2005 : 4). Korupsi berasal dari bahasa Latin : corruption dari kata kerja
corrumpere berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok.
Menurut Transparency International adalah perilaku pejabat publik. baik
politikus/politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak
ilegal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya,
dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada
mereka. (Muhammad Shoim, 2009 : 14).
2. Pengertian korupsi menurut KBBI
Kemudian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), pengertian
korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan,
organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang
lain.
3. Pengertianikorupsi menurut hukum
menurut hukum di indonesia, korupsi adalah perbuatan melawan hukum
dengan maksud memperkaya diri sendiri/orang lain, baik perorangan maupun
korporasi, yang dapat merugikan keuangan negara/perekonomian negara.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun1999 juncto Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001, ada 30 delik tindak pidana korupsi yang dikategorikan
menjadi tujuh jenis, yakni kerugian keuangan negara, penyuapan, pemerasan,
penggelapan dalam jabatan, kecurangan, benturan kepentingan dalam
pengadaan barang dan jasa, serta gratifikasi.

6
4. Pengertian korupsi menurut agama
Hukum Islam memandang korupsi sebagai Ghulul (Penggelapan), Riswah
(Penyuapan), Ghasab (Mengambil Paksa Hak/Harta Orang lain), Khianat,
Sariqah (Pencurian), Hirabah (Perampokan), maks (pungutan iiiliar), Al
ikhtilas (pencopetan), al ihtihab (perampasan)

a. Ghulul (Penggelapan) iii


Arti ghulul secara etimologi berkhianat terhadap harta rampasan perang
semetara ghulul secara termonologi adalah mengambil sesuatu dan
menyembunyikannya dalam harta pribadinya dalam arti kata mengkhianati
amanah yang telah di berikan pada dirinya. arti ghulu secara etimologi dan
termonologi dapat di lihat pada QS. Ali Imran ayat 161.

ٰ ِ ‫َو َم ْن يَّ ْغلُلْ يَْأ‬ ْ ‫ت َوهُ ْم اَل ي‬


ٍ ‫ت بِ َما َغ َّل يَوْ َم ْالقِ ٰي َم ِة ثُ َّم تُ َوفّى ُكلُّ نَ ْف‬
‫س َّم‬ ‫َو َما َكانَ لِنَبِ ٍّي اَ ْن يَّ ُغ َّل‬ ‫ا‬ َ‫ُظلَ ُموْ ن‬ ْ َ‫َك َسب‬

Artinya: Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan
perang. Barang siapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu,
maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya
itu, kemudian tiap-tiap diri iakan diberi pembalasan tentang apa yang ia
kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya. (QS.
Ali Imran ayat 161).
Ayat Al Qur'an diatas sangat tegas menyatakan bahwa ghulul adalah
sebuah pengkhianatan terhadap amanah yang di berikan orang pada dirinya.
Ghulul terjadi karena ada niat memperkaya diri sendiri, ghulul terjadi karena
ada penyalahan wewenang, ghulul merugikan orang banyak karena
tercecernya hak orang lain dan hak negara.

b. Risywah (Penyuapan)
Risywah adalah pemberian sesuatu dari seseorang kepada hakim penagak
hukum) atau lainnya biarurusan berjalan lancar atau sesuai dengan keinginan
dan segera mendapat kepastian hukum, hal ini dikenal sebagai Isti’jalFial-
qadhiyah yakni cara untuk mempercepat segala urusan dimata hukum maupun
urusan lain tanpa melalui prosedur yang berlaku atau bisa disebut melalui
jalani tanpa hambatan. Riswah tidak sama dengan korupsi namun riswa
merupakan perwujutan dari korupsi dilihat dari dampaknya. Rasullah
melaknat suap dan yang menerima suap, sebagaimana hadits Rasullullah
dibawah ini.

‫ ع َْن‬iii‫ َع ْب ِد‬iiiِ ‫ هَّللا‬iii‫ ْب ِن‬iii‫ َع ْم ٍرو‬iii‫ قَا َل‬iii‫ قَا َل‬iii‫ َرسُو ُل‬iiiِ ‫ هَّللا‬iii‫صلَّى‬
َ iiiُ ‫ هَّللا‬iii‫ َعلَ ْي† ِه‬iii‫ َو َس†لَّ َم‬iiiُ‫لَ ْعنَ†ة‬
iiiِ ‫ هَّللا‬iii‫ َعلَى‬iii‫َّاشي‬ ِ ‫ الر‬iii‫َو ْال ُمرْ تَ ِشي‬

Artinya: Dan di riwayatkan dari Abdullahbin ‘Amr radhiyallahu anhu, a


berkata: “Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melaknat orang yang
memberi suap dan yang menerima suap”. (HR. Abu Daud II/324 no. 3580, At-
Tirmidzi III/623 no.1337, Ibnu Majah, 2313 dan Hakim 4/102-103; dan
Ahmad II/164 no.6532, II/190 no.6778).

7
c. Ghasabi(Mengambil Paksa Hak orang lain) iii

Ghasab menurut Muhammad al-Khatib al-Syarbini iadalah mengambil


sesuatuisecara zalim dan sebelum mengambilnya secara zalimiia i melakukan
secara terang-terangan baik yang diambil ituiharta maupun lainnya. Tidak
sama denganiperampokan karena tidak terjadinya tindakan pembunuhan dan
ghasabijugaitidak sama dengan pencurian sebab pencurian dilakukan secara
sembunyi-sembunyi sementara ghasab dengan cara terang-terangan.

‫ َواَل‬iii‫ تَْأ ُكلُ ْٓوا‬iii‫ اَ ْم َوالَ ُك ْم‬iii‫ بَ ْينَ ُك ْم‬iii‫اط ِل‬


ِ َ‫ بِ ْالب‬iii‫ َوتُ ْدلُوْ ا‬iii‫ بِهَٓا‬iii‫ اِلَى‬iii‫ ْال ُح َّك ِام‬iii‫ لِتَْأ ُكلُوْ ا‬iii‫ فَ ِر ْيقًا‬iii‫ ِّم ْن‬iii‫ اَ ْم† َوا ِل‬iii
ِ َّ‫ الن‬iii‫ بِااْل ِ ْث ِم‬iii‫ َواَ ْنتُ ْم‬iii َ‫تَ ْعلَ ُموْ ن‬
‫اس‬

Artinya:

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain diantara
kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta
ituikepadaihakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian dari pada harta
benda orang lain itu dengani(jalan berbuat) dosa, padahal kamuimengetahui.i
(QS: Al-iBaqarah, ayat:188)

d. iiKhianat iii

Khianat adalah sikap tidak sesuai dengan kepercayaan yangitelah diberikan


kepadanya, selainiituimengambilisesuatu secara idiam-diam dan
memperlihatkan tingkah laku yang baik pada pemiliknya. Selain itu khianat
juga bisa denganicara pembatalaisecara sepihak terhadapiperjanjianiyanisudah
disepakati.

‫ ٰيٓاَيُّهَا‬iii َ‫ الَّ ِذ ْين‬iii‫ ٰا َمنُوْ ا‬iii ‫ اَل‬iii‫ تَ ُخوْ نُوا‬iiiَ ‫ هّٰللا‬iii‫ َوال َّرسُوْ َل‬iii‫ َوتَ ُخوْ نُ ْٓوا‬iii‫ اَمٰ ٰنتِ ُك ْم‬iii‫ َواَ ْنتُ ْم‬iii َ‫تَ ْعلَ ُموْ ن‬

Artinya: i

Hai orang-orang yang beriman, janganlahikalianimengkhianatiiAllah dan ii


Rasul-(Nya)idani(juga) janganlah kalian mengkhianati amanat-amanat yang ii
dipercayakan kepada kalian, sedangkan kalianimengetahui.i(QS:Al-Anfal, i
ayat: iii27)

e. Sariqahi(Pencurian)

Memindahkanihak pemilikan harta dengan cara melawan hukum yang iii


biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi danijugaidengan caraitipu ii
daya. Barang yang dicuri biasanya disimpan ditempat penyimpanan yang iii
biasa digunakan untukimenyimpan harta. Sariqah merupakan tindakanyang ii
hukumannya sudah ditetapkan olehiAllah SWT, hukuman itu terdapat pada i
i(QS, Al-Maidah,ayat;i38)

f. iHirabah (Perampokan)

8
Hirabah hampir sama dengan Ghasab namun perbedaan dari keduanya adalah
Hirabah mengambil hak orang lain dengan cara kekerasaniterkadang sampai
terjadi pembunuhan sementara Ghasab mengambiiihak orang laininamun tidak
sampai terjadi korban jiwa.

g. iAl-iIkhtilas (Pencopetan).

Al-ikhtilas adalah tindakan seseorang mengambil harta dengan cara ii


merampas dan ada unsur kekerasan, atau sebuah cara seseorang untuk ii
memiliki harta orang lain dengan cara merebut, memaksa dengan cara kilat iii
(cepat), dilaksanakan dengan terang-terangan dengan cara memperdaya iii
korban dalam iarti kataimembuat siikorban terlena dan kalau korban tidak i
berkehendak maka pelakuiakan melakukannya dengan cara kekerasan.i

Dilihat dari defenisi-defenisi diatas maka tidak diitemukan secara jelas dan
spesifik hukumaniyang tepat buat pelakuitindak pidana korupsi didalam
hukum Islam. Namun dilihat dari asas tindak pidana bahwa korupsiidan
pencurian memilikiikesamaan, yaitu kesamaan dalam hal kerugian sepihak,
kalaupuniada perbedaan antara keduanya hanya dariijenis dan defenisi bukan
secara prinsip. Tapi biar lebihijelasnya maka kita bisaimelihat sumber-sumber
hukumiIslami(Al-Qur'anidan Hadits)iyang membicarakan hukuman dari
setiapidefenisi diiatas. iii

DalamiPenelitian SyediHusein Alatas diiAsia, terutama di Malaysiaidan Indonesia


imenunjukkan tujuhikategoriikorupsi: iii

1) iiiKorupsi iiitransaktif, iyaitu uang iiiyang iiimenunjukkan iiiadanya iiikesepakatan


iiitimbal iiibalik iiiantara iiipihak iiiyang iiimemberi iiidan iiipenerima iiiuntuk iiikeuntungan
iiibersama. iiiKedua iiipihak iiisama-sama iiiaktif iiidalam iiimenjalankan iiitransaksi; ii

i2) iiiKorupsi iiipemerasan, iiiyaitu iiipihak iiipemberi iiidipaksa iiiuntuk iiimenyuap


iiidemi iiimencegah iiikerugian iiiyang iiimengancam iiidirinya, iiikepentingannya, iiiatau
iiiorang-orang iiidan iiihal-hal iiiyang iiidihargainya.

iiiKorupsi iiiyang iiidilakukan iiioleh iiiPolisi iiilalu iiilintas iiitermasuk iiijenis


iiikorupsi iiipemerasan; iii

3) iiiKorupsi iiiinvestif, iiiyaitu iiipemberian iiibarang iiiatau iiijasa iiitanpa iiiada


iiipertalian langsung dengan iiikeuntungan iiitertentu, iiiselain iiikeuntungan iiiyang
iiidiharapkan iakan diperoleh iiipada iiimasa iiimendatang. iiiBentuk iiikorupsi iiisepertiiiiini
iiidilakukan iiioleh iiiyang iiimemberi iiiuang iiibulananisecara iiirutin iiikepada iiihakim.
iiiHarapannya iiikelak iiiketika iiikasusnya iiimasuk ike pengadilan,ihakimiyang telah
iiidigajinya ilangsung imenangani iperkaranya;

iii4) iiiKorupsi iperkerabatanii(nepotisme), yaitu penunjukan secara iiitidak iiisah


iiiterhadap iiiteman iiiatau iiisaudara iiiuntuk iiimemegang iiisuatu jabatan, iiiatau
iiitindakan iiipengutamaan iiidalam iiisegala iiibentuk iiiyang iiibertentangan iiidengan

9
iiinorma iiiatau iiiperaturan iiiyang iiiberlaku; ii

i5) iiiKorupsi defensive, yaitu ikorupsi iyang dilakukan olehikorban korupsi


iiipemerasan. Orangiiyangidiperasimelakukaniikorupsi untuk menyelamatkan
iiikepentingannya. Korupsi iiidefensive iiisering iiidilakukan iiioleh iiikeluarga iiiterdakwa
iiiyang iiitidak iiiingin iiiterdakwa iiiditahan iiiatau iiidiproses iiilebih iiilanjut; ii

i6) iiiKorupsi iiiotogenik, iyaitu ikorupsi iyang idilakukan iiioleh iiiseorang iiidiri
iiikarena iiimempunyai iiikesempatan iiiuntuk iiimemperoleh iiikeuntungan iiidari iiisesuatu
iiiyang iiidiketahuinya iiisendiri. Panitera pengadilan iiikerap melakukan iiikorupsi
iiiotogenik idalam iiadministrasi pendaftaraniiperkara. iKetidakjelasan iiitarif iiipendaftaran
iiimembuatnya iiileluasa iiimenentukan iiiharga iiiyang iiiharus iiidibayar iiioleh
iiipengacara; ii

i(7) iiiKorupsi iiidukungan, iiiyaitu iiidukungan iiiterhadap iiikorupsi iiiyang iiiada


iiiatau iiipenciptaan iiisuasana iiiyang iiikondusif iiiuntuk iiidilakukaknnya iiikorupsi.
iiiKorupsi iiidukungan iiidilakukan iiioleh iiielit iiidi iiilembaga iiiperadilan iiiyang iiitidak
iiimempunyai iiikemauan iiipolitik iiiuntuk iiimenindak iiitegas iiibawahannya. iii

Korupsi iiidalam iiiperspektif ibudaya iiihukum: iiiIstilah iiibudaya iiihukum iiipada


iiiawalnyaidikemukakanioleh Friedman iiiuntuk iiimenyebut iiikekuatankekuatan iiisosial
iii(social iiiforces)iyang mempengaruhi bekerjanya hukum dimasyarakat yang berupa
iiielemen-elemen iiinilai iiidan iiisikap iiimasyarakat iiiyang iiiberhubungan iiidengan
iiiinstitusi iiihukum.

Social iforces iare constantly iiat work ion itheilaw-destroying here, irenewing ithere
iiiinigorating iiihere, deadening there; choosing what parts of “law” will
iiioprerate,whichipart will iinot, iiiwhat iiisubtitute, iiidetours, iiiand iiibypasses will iiispring
iiiup; iwhat ichanges iwill itake iplace iopenly or iisecretly. iiiFor iiiwant iiiof iiia iiibetter
iiiterm, iiiwe iiican iiicall iiisome iiiof iiithese iiiforces iiithe iiilegal iiiculture. iiiIt iiiis iiithe
iiielement iiiof iiisocial iiiattitude iiiand iiivalue.

B. iiMotif iii- iiiMotif iii iiiKorupsi

Motif iii iiiKorupsi iiidalam iiial-Qur’an iiiPerspektif iii iiiTindakan iiiSosial

Tidak iiimembicarakan iiipersoalan iiikorupsi. iiiIdentifikasi iiihukum, iiipencegahan


iiidan iiiupaya-upaya iiilain iiiyang iiidapat iiimembuat iiiseseorang iiiuntuk
iiitidakiiimelakukan iiikorupsi, iiimenjadi iiipokok iiipembahasan iiidalam iiibeberapa
iiipenelitian iiisebelumnya. iiiPadahal, iiiterm iiikorupsi iiitidak iiidapat iiiditunjukkan
iiidengan iiihanya iiimemberikan iiipenjelasan iiimasing-masing iiiterm, iiiakan iiitetapi
iiitindakan iiikorupsi iiijustru iiimencakup iiisemua iiiterm iiisecara iiibersamaa. iiiOleh
iiisebab iiiitu,pemahaman iiiterhadap iiiterm-term iiitersebut iiisecara iiiutuh iiimenjadi
iiifokus iiipembahasan iiidalam iiipenelitian iiiini.

Penyebutan ikorupsi hanya iiididasarkan iiipada iiiistilahnya, iiitidak iiiakan


iiimemberikan iiipengaruh iiiterhadap iicara iiipandang iiiumat iiiIslam. iiiPengamatan iiiatas

10
iiitidakan iiitersebut iiiuntuk iiimencari imotif iiiatas iiitidakan iiilebih iiidibutuhkan iiiuntuk
iiimencari iiilangkah iiipreventiiiselanjutnya, sehingga iiikorupsi iiiyang iiitelah iiidipandang
iiisebagai iiiperilaku iiilumrah,idapat idiatasi iiidengan iiimengantisipasi iiidorongan iiidalam
iiidiri iiiseseorang iiiuntuk iiimemenuhi iiikebutuhan iiipribadinya.

Dorongan iiiini iiidipengaruhi iiioleh iiimotif-motif iiitertentu iiisebagai iiibagian


iiiunsur iiifundamental iiiyang iiimelahirkan iiitindakan. iiiMotif iiisendiri iiidipahami
iiisebagai iiidorongan iiiyang iiiberasal iiidari idalam diri iiiseseorang untuk
iiimengembangkan iiiperilaku itertentu iiiyang idapat memuaskan iiikebutuhan
iiipribadi.Bahkan, iiidengan iiidorongan iiimotif iiitertentu, iiikorupsi iiidilakukan iiitidak
iiihanya iiisatu iiikali,tetapi iiiberkali-kali. iiiHal iiiini iiiterjadi iiikarena iiitindakan iiikorupsi
iiididorong iiioleh iiimotif iiiprestasi iiidan iiimotif iiikekuasaan, iiisehinga iiikebutuhan
iiiakan iiistatus iiidan iiicapaian iiiprestasi iiimendorong iiipelakunya iiimenikmati iiitindakan
iiiini. iiiMotif-motif iiitentang iiikorupsi iiiyang iiitergambar iiidalam ayat-ayatial-Qur’an
iiitidak iiipernah iiidisinggung iiioleh iiipenelitian iiisebelumnya. iiiOleh iiisebab iiiitu,
iiipenelitianiini imenggunakanimetode itafsir i imawdu’i iiyang i idigagas iiioleh iiiAbd
iiial-Hayy al-Farma’wiiuntuk imengidentifikasi term-termiiyangimemilikiimaknaiisama
iiidengan korupsi.iIdentifikasiiterhadap term tersebutidijadikan ukuraniawaliuntuk
iiimenemukan motifiiyangimelatar belakangiiterm-termiitersebut, sehingga dapat
iiimemberikani gambaran imengenai tindakanipreventifiiiatasiiiproblemitersebut.
iiiDenganbasis iiimoral-teologis iiiini, diharapkan dapat imemberikan iiidorongan iiilain
iiidalam idiri ipelaku korupsiiuntukitidak imegulangi itindakan ikorupsi yang dilakukan.
iiiMetode iini iiidipilih iiiatas iiipertimbangan iiibahwa iiimetode iiiini iiimampu iiimelihat
iiistruktur iikesatuan iiimakna iiidalam iiiayat-ayat iiisetema, iiisehingga iiipadanan iiimakna
iiikataiyang imendekati pada iistilah ikorupsi idapat idianalisaisecara jelas. iSebagai
iiialatibantu imengidentifikasi iaspek imotif iiitindakan iiiyang iiitergambar iiidalam iiiayat
iiitersebut, penelitianiini imenggunakan iperspektif iiitindakan iiisosial iyangidikenalkan
iiiolehiAlfrediSchutz.iBagi iiSchutz, itindakan iseseorangimerupakan hasil idoronganiiyang
iiitelah iterproyeksikan,isehinggaiiitindakaniiitersebutiiitidak iilahir iidari iimotif iiitunggal.

Sebagaimana iidijelaskan ioleh iAbd iial-Hayiial-Farma’wi, langkah ipertama iyang


iiiharus idilakukanidalam iiipembahasan iiitafsir iiitematik iiiadalah iiimenetapkan iiimasalah
iiiatau iiitema iyangiakaniidibahas. Setelahiitema iditemukan, iimaka iiilangkah iiiselanjutnya
iiiadalah iimenemukan idan imenghimpuniiiayat-ayat iiyang iiberhubungan iiidengan iiitema
iiitersebut. iSetelah iiiayat iiiterkumpul, maka iiilangkah iiiberikutnya iiadalah iiimenyusun
iiiayat isesuai idengan ikronologis iiturunnya iiiayat, iidengan imenyertakan iasbab iiial-nuzul
iiijikaiiayat tersebut iimemilikinya.iLangkah iselanjutnyaiiadalah iiimemberikan iiipenjelasan
iiimengenaiimunasabahii(korelasi)iayat-ayat.iSelanjutnya,menyusuniikerangka iipembahasan
iiisecara iiisempurna, iiisistematis, iiidan iiiutuh. iPenyusunan iiiayat iiisecara iiisistematis
iiijuga iiidilengkapi iiidengan iiipenjelasan iiidengan iiimenggunakan iiihadis iiidan iiiriwayat
iiisahabatiiyangiirelevan, iimembahas iiayat-ayat itersebut iisecara iiikeseluruhan iisehingga
iiikesemuanya iiibertemuiidalam isatu imuara.iDariiilangkahiiitersebut, iisetidaknya imakna
iiiyang berhubunganiidengan ikorupsiiadalah ial-ghulul, ial-sariqah, ial-rishwah,ial-idla’
iiidan ial-suht.iiDalam iikitab-kitab iyangiberisi iindeks ipencarian ikata iidalam iiial-Qur’an

11
iiimengenaiiikatakataiitersebut,iditemukan iibahwa ial-ghulliihanya beradaipada iiisatu iiiayat
iiiyaituiiAli iiImran i(3):161.16 ial-Sariqah iterdapat ipada iisurat iYusuf i(12): ii70, i73,ii77
iiidan iii81, ial-Mumtah}anah i(60): i12, ial-Hijr (15): 18, dan ial-Maidahi(5): i38.17iKata
iiial-rishwah itidak terdapatiidalam ial-Qur’an. iKataal-idla’ terdapatipada isurat ial-Baqarah
iii(2): i188.18 iKata ial-suh}t iterdapat ipada isurat al-Maidah i(5): i42, i62 idan ii63.19
iiiKata iiial-khasr iyang iterdapat ipada iisurat ial-Mutaffifin i(83):i3.

Motifiipada idasarnyaitidakiidapatidiukur isecara ilangsung denganimengamati


iiitindakan-tindakaniseseorang,iakan tetapi imotif idapat idisimpulkan idari iakumulasi
iiiperilaku iyang iditunjukkan ioleh iorang iiitersebut. iSetiap itindakan ididasariiioleh
iiitujuan-tujuaniitertuntuiiyangiimelandasi iitindakan iitersebut. iMotifiiyang mendasari
iiisegala iitindakan iidalam iistilah iiMarx iiWeberidisebut idengan iin iiorder ito motive
iii(motifitujuan), isedangkan iidalam ikajian iAlfredSchultziidisebut idenganibecause
iiimotivei(motif ipenyebab). iMotif iitersebut iiselalu iiimelibatkan kesadaran iyang iiipada
iiiakhirnyaiimenghasilkanitindakan, isehingga idikenal ifirst itypeiiof imotiveiiyang
iiiberkaitan iidengan iiin iiorder ito imotive, idan isecond itypeiiofiimotiveiiyangiiberkaitan
iiidenganibecauseimotive.iBecauseiofimotiveiselalumberkaitanilangsungiidengan
iiipenyebab iiitindakan dilakukan, sedangkaniin order to motive iadalah iproyeksi iyang
dihasilkan ipada iiisaatitidakaniselesaiidilakukan.iiDalamiikaitannya idengan iayat-ayat
iiyangiidisebutkan iiimemiliki imaknaiiyangiisamaidengan iiikorupsi, iiiterdapat iiidua
iiimotif iiiyang iiiberbeda iiiyang iidisebutkan iiioleh iiial-Qur’an iiiuntuk menunjukkan
iiiterm-term iiitersebut. iTerm iiial-ghulul idan ial-hurabahidisebutkaniidalam
ikonteksiiyangiiberhubunganiidengan iharta iiibendaiidan iberhubunganiilangsung iidengan
iihak imilik iorang ilain. Al-Ghulul idalam iiiQ.S. Ali Imran (3)i: 161, berkenaan idengan
iperistiwa hilangnya iselendang isutra imerah iiiyangimerupakanihasilidariiirampasan
perani(ghanimah) Uhud. Beberapaikalangan iiikemudianiimenuduhiNabi sebagaiiorang
iiyangiibertanggung ijawab atas ikehilangan iiitersebut. Nabi yangiiberposisiisebagai
ipemimpin ikaumiimemiliki itanggung ijawab iatas iiisegalaihartaiiyang ididapatkan iumat
iIslam ipada iwaktu iitu.

Motif iyang ihampir isama idapat iditemukan idalam ipenggunaan iterm ial-hurabah
iiidalam Q.S.iial-Maidah i(5)i: 33. iAl-hurabah ididasariioleh imotif iuntuk iimemiliki iharta
iiiorangilain iyang ipada idasarnya tidak iada permusahaniterhadap iorang iiyang idirampas
iiihartanya. Perampasaniyang iterkandung idalam imakna ikata iini,iberbeda iidengan iterm
iiial-sariqah. iAl-sariq idalamiQ.S.al-Maidah (5)i:ii38, iimengandungiipengertian iiitindakan
iiiyang iiidilakukan isecara isamariidan itersembunyi iuntukiimengambil iiibarang iiiberharga
iiimilikiiiorangiilain iiiyang iidisimpan iiioleh iiipemiliknya iipada iiitempat iiiyang iwajar,
iiidaniorangiyangiimencuriiiitidak diizinkaniimasukike dalam tempatitersebut,
iiisehinggaiial-sariqahitidakiimasuk idalam ipengertian ikorupsi iyangistatus hartanya
iiimerupakaniamanah. Sedangkan ial-harabah iadalah iperampasanihartaiimilik iiorang iiilain
iiiyang idilakukaniisecaraiiterbukaiidenganiihartaiyangiitelahiidiamanahi iuntukidikelola.

12
Ii Adanya motif yang berhubunganilangsungidenganiitindakanikorupsiimenyebabkan
korupsiisebagaiisalah satu tindakan yangibersifat sistemik.iHal iini berarti, terdapat
sistemiyangimemungkinkaniuntukimelahirkan tindakaniini.iDengan mencegahnya, Al
Qur’animengisyaratkan penyebutaniancamaniterhadapiiparaiipelakunya.iHaliiini
dimaskudkaniiagar idengan iimengetahui iakibat idariiiperbuatan,iseseorangiakan
dituntutiuntukimemikirkanikembali dalamimelakukanitindakan tersebut. Begituijugaidengan
term iiial-suht iiiyang iiiterdapat iiiindikasi iiikecurangan iiidalam iiihal iiipenimbangan. Jika
makna iiiterm iiiini iiiyang iiiterkandung iiidalam iiiQ.S. iiial-Mutaffifi>n iii(83)i:i1-3,
dipahami iiidalam iiikonteks iiisekarang, iiimaka iiipengurangan iiiatas iiitimbangan iiiterjadi
pada iiiperilaku iiipemotongan iiiterhadap iiibantuan iiiataupun iiipelaksanaan iiiprogram.
Kebiasaan iiiini iiidipengaruhi iiioleh iiikeinginan iiiuntuk iiimendapatkan iiibagian iiiatas
hartaiiyang iiiseharusnya imenjadi imiliki iorang ilain.

C. iiJenis-Jenis iiKorupsi iiyang iidisebut iidalam iiHukum iiIslam

1. SanksiiHukum ibagi iPelaku iGhulul i(Penggelapan)


Sanksi iihukum iipada iighulul iitampaknya iibersifat iisanksi iimoral. iiGhulul iimirip
iidengan iijarimah iiriddah. iiUntuk iidua iijenis iijarimah iiini. ii iiwalaupun iidalam
iiayat iiAl iiQur'an iitidak iidisebutkan iiteknis iieksekusi iidan iijumlahnya, iitetapi
iidalam iibeberapa iihadist iiRasulullah iisecara iitegas iidisebutkan iiteknis iidan iijumlah
iisanksi iikeduanya. iiHal iiinilah iiyang iimembedakan iiantara iighulul iidengan
iijarimah iiqisas iidan iihudud iisehingga iighulul iimasuk iidalam iikategori iijarimah
iitakzir."Sanksi iimoral iipelaku iighulul iiberupa iirisiko iiakan iidipermalukan iidi
iihadapan iiAllah iikelak iipada iihari iikiamat, ii iitampaknya iisangat iisesuai iidengan
iijenis iisanksi iimoral iiyang iiditetapkan iioleh iiRasulullah, iiKetika iimendengar
iipernyataan iiRasulullah iimengenai iimantel iiyang iidikorupsi iioleh iiMid'am iidan
iidapat iimenjadi iipenyebab iiia iimasuk iineraka, iilelaki iiitu iilangsung iimemberikan
iitali iipengikut iisepatu iiyang iidikorupsinya iipada iisaat iipenaklukan iiKhaibar
iikepada iiRasulullah." iiSanksi iighulul iijuga iidijelaskan iidi iidalam iisebuah iihadis
iiriwayat

Nasa'i iiAl iiAlamiyah iiNomor ii4887, iisebagai iiberikut:

ٍ ‫ ُج َر ْي‬ii‫ قَا َل‬ii‫ َأبو‬ii‫ال َّر ِام‬


‫ الحربي‬ii‫ إبراهيم‬ii‫ بن‬ii‫ الحسن‬ii‫ من‬ii‫ حجاج‬ii‫ قَا َل‬ii‫ قَا َل‬ii ُ‫ ابْن‬ii‫ج‬

ْ‫ من‬ii‫ عَام‬ii ْ‫ عَن‬ii‫سول‬


ُ ‫ َر‬ii‫ هللا‬ii‫ صلى‬ii‫ هللا‬ii‫ عليه‬ii‫ وسلم‬ii‫ لين‬ii‫ على‬ii‫ المعتدي‬ii‫قطع‬

Artinya:
Telah iimengkhabarkan iikepadaku iiIbrahim iibin iiAl iiHasan iidari iiHajjaj, iidia
berkata; iitelah iiberkata iiIbnu iiJuraij: iitelah iiberkata iiAbu iiAz iiZubair iidari
Jabir iidari iiRasulullah iishallallahu ii'alaihi iiwasallam: ii"Tidak iiada iipemotongan
tangan iiatas iiorang iiyang iimenggelapkan iiharta."

13
2. ii Sanksi iiHukum iibagi iiPelaku iiRisywah

Berkaitan iidengan iisanksi iihukum iibagi iipelaku iirisywah, iitampaknya iitidak iijauh
iiberbeda iidengan iisanksi iihukum iibagi iipelaku iighulul, iiyaitu iihukum iitakzir
iisebab iikeduanya iitidak iitermasuk iidalam iiranah iiqisas iidan iihudud. iiDalam iihal
iiini, iiAbdullah iiMuhsin iial-Thariqi iimengemukakan iibahwa iisanksi iihukum iipelaku
iitindak iipidana iisuap iitidak iidisebutkan iisecara iijelas iioleh iisyariat ii(Al iiQur'an
iidan iihadis), iimengingat iisanksi iihukum iipelaku iitindak iipidana iirisywah iimasuk
iidalam iikategori iisanksi-sanksi iitakzir iiyang iikompetensinya iiada iidi iitangan
iihakim. iiUntuk iimenentukan iijenis iisanksi iiyang iisesuai iidengan iikaidah iikaidah
iihukum iiIslam iidan iisejalan iidengan iiprinsip iiuntuk iimemelihara iistabilitas iihidup
iibermasyarakat iisehingga iiberat iidan iiringannya iisanksi iihukum iiharus iidisesuaikan
iidengan iijenis iitindak iipidana iiyang iidilakukan, iidisesuaikan iidengan iilingkungan
iidimana iipelanggaran iiitu iiterjadi, iidikaitkan iidengan iimotivasi-motivasi iiyang
iimendorong iisebuah iitindak iipidana iidilakukan. iiLebih iilanjut iial-Thariq
iimenjelaskan iibahwa iisanksi iitakzir iibagi iipelaku iijarimah iitindak iipidana iirisywah
iimerupakan iikonsekuensi iidari iisikap iimelawan iihukum iiIslam iidan iisebagai
iikonsekuensi iidari iisikap iimenentang/bermaksiat iikepada iiAllah. iiOleh iikarena iiitu,
iiharus iidiberi iisanksi iitegas iiyang iisesuai iidan iimengandung ii(unsur iiyang
iibertujuan) iiuntuk iimenyelamatkan iiorang iibanyak iidari iikejahatan iipara iipelaku
iitindak iipidana."

3. iiiHukum iidan iiSanksi iiGhasab

a. Sanksi iipelaku iighasab iiterhadap iiharta iiyang iimasih iiutuh iiseperti iikondisi
iisemula iiadalah iikewajiban iimengembalikan iiharta iighasab iitersebut. iiTeknis
iipengembaliannya iidilakukan iioleh iipemilik iiuntuk iimendesak iipelaku. iiAkan
iitetapi, iijika iipemilik iimerasa iitidak iimampu iimelakukannya iimaka iipetugas
iiberwenang iimengambil iialih iitugas iiini iidan iimemberikan iihukuman iitakzir/ta
ii'dib iiterhadap iipelaku. iiJika iibarang iighasab iibersifat iiproduktif iidan iibisa
iimenghasilkan iiincomeiibagi iipemilik iipelaku iijuga iidituntut iiuntuk
iimemperhitungkan iikerugian iikorban iiakibat iitindakan iighasab iitersebut.
b. Sanksi iipelaku iighasab iiuntuk iibarang iighasab iiyang iilenyap iiterdapat iidua
iimacam, iipertama, iibarang iidengan iijenis, iibentuk, iidan iiukurannya iipasti
iijelas, iiseperti iibiji-bijian, iiminyak, iiuang ii(dihram/dinnar) iimaka iipelaku iiwajib
iimengembalikan iibarang iitersebut iisecara iisama iidan iipasti, iibaik iidari iijenis,
iimacam, iisifat, iidan iiukurannya. iiKedua, iibarang iidengan iijenis, iibentuk, iidan
iiukuran iiberbeda, iiseperti iikain, iipelaku iiwajib iimengganti iiuang iiseharga
iibarang iiyang iidighasab iitersebut.
c. Bila iibarang iihasil iighasab iitelah iiberkurang iimaka iimenentukan iisanksinya
iiharus iidiklasifikasikan iimenjadi iibarang iibarupa iimakhluk iihidup iidan iibenda
iimati. iiBila iipelaku iimeng iighasab iimakhluk iihidup iiseperti iibinatang iimaka
iipelaku iiberkewajiban iimengembalikannya, iidisamping iiitu iijuga iiwajib
iimengembalikan iijumlah iikekurangan iitersebut iidengan iinomimal iidalam
iibentuk iiuang iisebagai iiganti iirugi.

14
D. ii Faktor iiidan iiiDampak iiiKorupsi

Faktor iiPenyebab iiKorupsiMasalah iiutama iikasus iikorupsi iiberiringan iidengan


kemajuan,ikemakmuraniidaniteknologi, semakin majuipembangunan suatui iibangsa,
semakin imeningkat ipula kebutuhan dan mendorong iseseorang untukimelakukan
korupsi. Sebagaiisuatu peristiwa ikorupsi itidakiterjadi begituisaja.iAdaibeberapa
faktor iyangimempengaruhi terjadinya tindakipidana korupsi.iKorupsi terjadi ii
disebabkan iioleh iidua iifaktor, iiyaitu iifaktor iiinternal iidan iifaktor iieksternal.

a. iiFaktor iiInternal ii

Faktor iiinternal iadalah ifaktor iyang iidisebabkan ioleh ikeinginan diri iipelaku.
Faktor iiinternal iiini idapat idijabarkan idalam hal-hal iberikut ii:

1. Sifat ikepribadianiyang rakus Korupsi, bukan kejahatan kecil-kecilan ii


karena imereka imembutuhkan makan.iKorupsi iadalah kejahataniorang ii
profesionaliyangirakus. Sudah berkecukupan, itapiiserakah. Mempunyai ii
hasratibesar iuntuk memperkaya diri. Unsur penyebab korupsi pada pelaku
semacamiitu iidatang iidari idalam iidiri isendiri, iyaitu isifat tamak dan ii ii
rakus biasanyaidilatar belakangi keinginan iuntuk imendapatkan ilebih dari
yang iiseharusnya iia dapatkan.
2. Lemahnya iiakhlak dan imoral Setiap anak yang lahir di dunia pasti
mendapatakan pelajaranitentang ibaik iidan iiburuk iidalam iiperbuatan, iibaik
dari keluargaiatauiorang iitua maupunidari iilingkungan. Seseorang yang ii
melakukan ikorupsi iitelah iimenyimpang dariiajaran moral. Korupsi
merupakan perbuatan yang itidak baik, ibahkan idianggap iitercela.iOleh
sebabiiitu. Orang yang melakukanikorupsi ii iidapat iidikatakan iisebagai
orang iiyang iitidak iberakhlak iiatau iitidak iibermoral
3. Gaya iihidup iiyang iikonsumtif Kehidupanidi kota-kota besar sering ii
mendorong gaya ihidup seseorang konsumtif. iPerilaku ikonsumtif ibila ii
tidak diimbangi iidengan ipendapatan iiyangimemadai iakan membuka ii ii
peluang seseorang iuntuk melakukan berbagaiitindakan iuntuk imemenuhi ii
ihajatnya. Salah satu ikemungkinanitindakan itu iiadalah idengan ikorupsi
4. Imaniyang lemah Orangiyang imanyailemah sangatirentan iterpengaruh iihal-
halyang kurangibaik. Landasaniagama tiang utama dalamimembentengi ii ii
perilaku iiseseorang. iApabila iiman iseseorang ikuat niscaya imereka iakan ii
terhindar iidari iipraktik-praktik iikorupsi.

b. iiFaktor iiEksternal ii

Merupakan iifaktor iidari iiluar iiyang iiberasal dari iisituasi ii lingkungan iiyang
mendukung iiseseorang iiuntuk iimelakukan iikorupsi. iiBerikut iiini iibeberapa
faktor eksternal penyebab korupsi :

1. Faktor iiEkonomi iiPendapatan iitidak iimencukupi iikebutuhan. iDalam ii


rentang ikehidupan iada iikemung-kinan iiseseorangiimengalami isituasi ii

15
iiterdesak idalam ihal iiekonomi. iiKeterdesakaniiitu membuka iiruang ii
iibagi iseseorang untuk iimengambil iijalaniipintas idiantaranya idengan
iimelakukan ikorupsi.
2. Faktor iiorganisasi iDalam ihal iiini, iiorganisasi iyang dimaksud memiliki
cakupan iyang iluas, termasuk sistemiipengorganisasianiilingkungan
masyarkat.iOraganisasi yang imenjadi iikorban iikorupsi iiatau iitempat
korupsiterjadi iibiasanya iimemberi iiandil iikarena iimembuka iipeluang
atau iikesempatan iiuntuk iimelakukan iikorupsi. iiHal iiini iiterjadi ii
karena ibeberapa iaspek idiantaranya ikurang iiadanya ii keteladanan iidari
sosok ipemimpin, ikulturorganisasi iyang isalah, isistemiakuntabilitas
yang iikurang iimemadai, iidan manajemen iiyang iikurang iiterarah
3. Faktor iiPolitikPolitik iijuga iimerupakan iisalah iisaatui penyebab ii
terjadinya ikorupsi. iHal iini iidapat idilihat idari iinstabilitas ipolitik ii
dan iikepentingan ipara iipemegang iikekuasaan. iKasus isuap iserta ii
politik iiuang ijuga isanter iterdengar ioleh iimasyarakat. iPersaingan ii ii
dan ikompetisi ipolitik imerupakaniisalah isatu iipenyebab ii iikorupsi, ii
terutama di ikalangan para ielite politik. iUmumnya, iidesakan iikultur
dan iistruktur ikorupsi iibetul-betul iiterwujud iidalam iiperbuatan korupsi
yang iidilakukaniioleh iipara ipejabat.
4. Faktor iiPerilaku iiMasyarakat Pembiaran imasyarakatiterhadapipraktik-
praktik ikorupsi iimenjadi iijalan mulus ibagi ipara koruptor. Meskipuni
mengetahui ipraktikiikorupsi, isebagianimasyarakat cenderung ii
menutupinya ikarena ikepentingan isegelintir ioknum. iMasyarakat iiyang
sepertiiinilahiiyangiterus menyuburkan iitindakan ikorupsi. Selainiitu, ii
masyarakat juga ikurang imenyadari ibahwa iisebenarnya iimereka terlibat
dalam iikorupsi
5. Faktor iiHukum iiFaktor ihukum idalam ikorupsi iidilihat idari idua isisi, ii
yaitu iperundang-undangan idan ilemahnya penegakan ihukum. Dalam ii
pelaksanaan iipenegakan ihukum, imasih ibanyak itindakanidan aturan ii ii
yangibersifatiidiskriminatif, iberpihak, iitidak iiadil, iirumusan iitidak
jelas, idan iitumpang iitindih iidenganiiperaturaniyangiilain.iWalaupun
demikian,iseharusnyaisadariiakaniaturan iihukum

a. iiBidang iiEkonomi ii

Korupsi iimemiliki iiberbagai iiefek ipenghancuraniiyang iiterhadap berbagai


sisi iBangsa idaniinegara, ikhususnya idalam isisi ekonomi isebagai
pendorong iutama ikesejahteraanimasyarakat. Di isisi lainimeningkatnya
korupsi iiberakibat iipada iimeningkatnya iibiaya iibarangiidan iijasa, iyang
kemudian iibisa ii iimelonjakkan iiutang inegara.iiPada ikeadaan ini,
inefisiensi iterjadi, iyaitu iiketika iipemerintah iimengeluarkaniilebih ii
banyak ii iikebijakan iinamun iiidisertai iidengan imaraknya praktek ii ii
korupsi, ibukannya ii memberikan inilai ipositif misalnya ii perbaikan
kondisiiiyang isemakin itertata,iinamuniijustru iimemberikan iinegatif ii i

16
value iadded bagi iperekonomianiisecara iumum. iMisalnya, anggaran
perusahaan iyang iisebaiknya idiputariidalamiiperputaraniekonomi, justru i
dialokasikan untuk ibirokrasi yang iujung-ujungnya iterbuangiimasukike
kantongipribadiipejabat. Berbagai imacam ipermasalahaniekonomi lain akan
muncul isecara alamiah apabila ikorupsi isudah imerajalela idan iberikut iini ii
adalah ii iihasil ii iidari iidampak iiekonomi iiyang iiakan iiterjadi, iiyaitu: ii

1. Lesunya iiPertumbuhan Ekonomi iidan iInvestasi Korupsi bertanggung


iijawab iiterhadap iilesunya iipertumbuhan iiekonomi iidan iiinvestasi ii
iidalam iinegeri. iiKorupsi iijuga iimempersulitiipembangunan iiekonomi ii
iidengan iimembuat iidistorsi iidan iiketidakefisienaniiyang itinggi. iDalam
iisektor iiprivat, iikorupsi iimeningkatkan iiongkos iiniaga iikarena iikerugian
iidari ipembayaraniiilegal, ongkos iimanajemeniidalaminegosiasiidengan
iipejabat iikorup, iidan iiresiko iipembatalan iiperjanjian iiatau iikarena
iipenyelidikan. Penanaman iimodal iiyang iidilakukan iioleh iipihak iidalam
iinegeri ii(PMDN) iidan iasing i(PMA) iyang iisemestinya bisa iidigunakan ii
iiuntuk iipembangunan iinegara iimenjadi iisulit iisekali iterlaksana, ikarena ii
iipermasalahan ikepercayaan iidan iikepastian iihukum iidalam iimelakukan
iiinvestasi, iiselain iimasalah iistabilitas.
2. Penurunan iiProduktivitas Dengan iisemakin iilesunya iipertumbuhan
ekonomi iidan iiinvestasi, iimaka iitidak idapat idisanggahilagi, bahwa
produktifitas iakan semakin imenurun. iiHal ii iiini ii iiterjadi iiseiring ii
dengan iterhambatnya isektor industri idan iproduksi iiuntuk ibisa
berkembangii lebih iiibaik iatau iimelakukaniipengembangan iikapasitas. ii
Program ipeningkatan iproduksi idengan iberbagai iupaya iseperti iipendirian
pabrik-pabrik dan iusaha iproduktif iibaru iiatau iiusaha iuntuk iimemperbesar
kapasitas iproduksi iuntuk iusaha iyang isudah iada imenjadi iiterkendala
dengan iitidak iiadanya iiinvestasi. Penurunan iiproduktifitas iiini iijuga iiakan
menyebabkan iipermasalahan iiyang iilain, iiseperti iitingginya iiangka iiPHK
dan imeningkatnyaiangka ipengangguran. Ujung iidari ipenurunan
produktifitas iiini iiadalah iikemiskinan iimasyarakat.
3. Rendahnya iikualitas iibarang iidan iijasa iibagi iipublik Ini iiadalah i
sepenggal iikisah iisedih iiyang iidialami iimasyarakat iikita iiyang iitidak ii ii
perluiterjadi iapabila ikualitas ijalan iraya ibaik iisehingga itidak
membahayakan iipengendara iiyang iimelintasinya. iiHal iiini iimungkin iijuga
tidak iiterjadi iapabila iitersediaiisarana iiangkutan iiumum iiyang ibaik, ii
manusiawi idan iiterjangkau. iiIroninya iipemerintah iidan iidepartemen iiyang
bersangkutan iitidak iimerasa ibersalah dengan ikondisi iiyang ada, iselalu ii
berkelit ibahwa imereka iitelah iibekerja iisesuai iidengan iiprosedur iiyang
ditetapkan. Rusaknya iijalan-jalan, iiambruknya iijembatan, iitergulingnya
kereta iiapi, iiberas imurah iiyang itidak ilayak imakan, iitabung igas iyang ii
meledak,ibahan iibakar iiyangiimerusak kendaraanimasyarakat,itidak ii ii
layak idan itidak iinyamannya iangkutan iiumum, iambruknya iibangunan ii

17
iisekolah, imerupakan iiserangkaian ikenyataan irendahnya ikualitas ii
iibarang idan iijasa isebagai iakibat iikorupsi. ii

b. iiBidang iisosial

Tindak ipidana ikorupsiiidapatiimerusak ikehidupan isosial masyarakat.


Kekayaan iinegara iiyang iidikorup iitidak iihanya iimengguncang iistabilitas
ekonomi iinegara, iitetapi iijuga iibidang iisosial.iiDampak iisosial iiini antara
lain:

1. Kemiskinan iimasyarakat iimeningkat


2. Terjadinya iidemoralisasi iibangsa
3. Tingkat iikriminalitas iimeningkat

c. iiBidang iipolitik

Korupsi ijuga iberdampak pada ikehidupanipolitik. iPraktik ikorupsi iitentu ii


saja imenggannguikinerjaiisistem politik. Beberapaiidampak masif iikorupsi
dalam iibidang iipolitik iiantara iilain:

1. Munculnya iikepemimpinan iikorup Kondisiiipolitikiiyangiicarut marut ii


dan cenderung isangat ikoruptif iimenghasilkan masyarakatiiyang itidak ii
demokratis.iPerilaku ikoruptif idaniitindak ikorupsi iidilakukan idari ii
tingkat iyang paling ibawah.iKonstituendi idapatkanidaniiberjalan karena
adanya suap yang diberikan oleh calon-calon pemimpin iipartai,
bukanikarenaisimpati atau percayaiterhadap kemampuan dan
kepemimpinannya. Hubungan transaksional sudah berjalan idari hulu
yang ipada akhirnya ipun memunculkan pemimpin yang ikorup
jugaikarenaiproses yang dilakukan juga transaksional. Masyarakatijuga
seolah-olah digiring iiuntuk imemilih ipemimpiniiyang ikorupidan ii
diberikanimimpi-mimpi idan iijanji akan kesejahteraaniyang menjadi ii ii
dambaanirakyatisekaligusimenerima suap dari calon ipemimpin itersebut.
2. Hilangnya ikepercayaan ipublik iipada idemokrasi Demokrasi iyang
diterapkan idiiIndonesia isedang imenghadapi icobaan iberat yakni ii
berkurangnyaikepercayaan masyarakat iterhadapidemokrasi.iHal ini
dikarenakan iterjadinya itindak iikorupsi besar-besaran yang idilakukan ii
oleh ipetinggi iipemerintah, ilegislatif iiatau ipetinggi iipartai ii
politik.iiKondisi iini imengakibatkan iberkurangnya ibahkanihilangnya
kepercayaan publik iterhadap pemerintahaniyang sedang berjalan.
Masyarakatiakanisemakin apatis idengan iapa iyang idilakukanidan
diputuskan ioleh ipemerintah.iApatismeiyangiterjadiiini
seakanimemisahkaniantara masyarakat dan ipemerintahiiyang akan ii ii
terkesan berjalan isendiri-sendiri. iHal iini ibenar-benariharus idiatasi ii ii
dengan iikepemimpinan iiyang ibaik, ijujur, iibersih idan iiadil. iSistem ii
demokrasi iiyang iidijalankan iiIndonesia iimasih iisangat imuda, ii
walaupun ikelihatannya istabilinamun imenyimpan iberbagai kerentanan.

18
iiTersebarnya ikekuasaan iditanganiibanyakiiorangiiternyata telah ii ii
iidijadikan ipeluang ibagi imerajalelanya iipenyuapan.iiReformasi ii
iiyang idilakukantanpa iilandasan ihukum iiyangiikuat ijustru i
iimelibatkan ipembukaan isejumlah ilokus iekonomi ibagi ipenyuapan,
iiyang dalam ipraktiknya melibatkanipara broker bahkan imenumbuhkan i
mafia
3. Hancurnya ikedaulatan irakyat Dengan isemakin jelasnya plutokrasi ii
yang iterjadi, kekayaan negara ini ihanyaidinikmati oleh sekelompok
tertentu bukan ioleh irakyat iyang harusnya. Perusahaaibesar
mengendalikan ipolitik idan sebaliknyaijuga politik digunakan untuk
keuntungan iiperusahaan besar. Bilaikita melihatisisiilain politik,
seharusnya ikedaulatan iada idi tanganirakyat.iNamun yangiterjadi ii
sekarang iiini iiadalah iikedaulatan iiada idi itangan ipartai politik, karena
anggapan bahwa partailah bentukirepresentasi rakyat. Partai adalah dari ii
rakyat dan mewakiliirakyat, sehingga banyak orang yang menganggap
bahwa iwajar apabila sesuatuiyang didapat dari negara dinikmati oleh
partai (rakyat)

d. iiBidang iihukum

Lemahnya penegakanihukum membuat orangisemakin beraniimalakukan ii


tindakan korupsi. Hukumaniyangidiperoleh masih itergolong ringan
dibandingkaninilai dan akibat dari perolehan ikorupsi. Jeratan pidana idenda,
penjara, hingga hukuman mati bukan menjadiiancaman ibagi iikoruptor ikelas
atas. Kesempataniiniipunidimanfaatkan untuk membuatipandangan
masyarakat iterhadap pemerintah imenjadiinegatif, ikarena itidak mampu
melaksanakaniitugasnya iidengan iibaik. iMasyarakatiibanyak imenerima
informasi iimelaluiiberbagaiiimedia iitentang ibobroknya ipenegakan hukum.
Korupsi merajalela iimenyebabkan iiaparat iimudah iiidibeli (money politics)
untuk iimembuat kebijakan iatauikeputusan apa iipuniyang merusak
ketahanan iinasional. iiBahkan iibanyak iihakim iidan pengacara yang
menerimaiisuapiidalam imenyelesaikan iperkara kasus iikorupsi. ii
Kenyataaniiini itentu saja isangat imemprihatinkan. iBagaimanaiitidak,
mereka iyang itelahiidikenal isebagaiipenegak ihukum iijustru membuat ii
hukum iidipandng iisebelah mata. Banyaknya iiundang-undang iiantikorupsi
membuktikan iibahwa iipemerintah isebenarnya sangat iingin imemberantas
korupsi idi iIndonesia.

E. ii iiUpaya iiiPencegahan iiiKorupsi

Agariikita iterhindar idari melakukanikorupsi, ada baiknya ikalau kita bersama-sama


iiimelakukanitindakanipreventif-antisipatifidaniberjaga-jaga dengan sekuat iiiusaha iiidengan
iiicaraiimelatih diri, iiimenahan, imengendalikan iiibahkan iiimengekang iiinafsu iiidengan
iiilangkah-langkah idan ikiat-kiat isebagai iberikut:

19
1. Memulaiikehidupan denganiniat iyang iikhlasihanyai“karena”idan i“untuk” iAllah.
Jadiihidupikitaitidak tertekan, ikarenaiiikalau ijiwaiseseorang seringitertekan
karenaitidakikuat denganikeadaanimaka jiwaiakan imudah goyah,ikalau tidak kuat
imannya akan cenderung melakukan hal-hal yang dilarang demi imencapaiitujuan.
2. Menyikapi iikehidupan iidunia iiberdasarkan iajaran iilahi
3. Mengendalikan nafsuisyahwatiyangiberlebihaniiterhadap iharta. Iniiyang paling
membuat iseseorang silau dan lupa diri sehingga menempuh cara-cara yang tidak
benar
4. Menjagaipikiraniyangiterlintas untukibermaksiati(al-khatarat), idan menjaga langkah
nyata iuntuk iberbuat imaksiat (al-khutuwat)
5. Tawakkal isetelah iberusaha isungguh-sungguh i(maksimal)
6. Mensyukuri nikmat hartaiiyangiadaiidenganiimengembangkannya iuntuk iiikebaikan
umat,idanimelaksanakanikewajiban iberzakat,iinfaq, isedekah idan sebagainya
7. Sabar menghadapi iujian (fitnah) harta, karena harta terkadangimenjadi fitnah bagi
pemiliknya
8. Ridaiterhadapiiketetapanii(qada)iidariiiAllah.iSegalaiyang terjadiipadaidiriikita
sudahiditetapkan oleh Allah, manusia hanya diwajibkaniuntuk selalu dalam kebaikan-
kebaikan sedangkanihasilnyaisudahiditetapkan oleh iAllah isendiri
9. Menumbuhkan rasa takuti(khauf) kepada Allah dimanapun berada. Kalauikita iselalu
merasa idiawasi ioleh iAllah, tentu iperilaku ikita iakan iselalu idi ijalan-Nya
10. Membentuk sikap ijujur dalam idiri
11. Menumbuhkan isifatimalu
12. Selaluiintropeksi idiri (muhasabah)
13. Selalu mendekatkan idiri ikepada Allah i(muraqabah)
14. Menumbuhkan irasa icinta ikepada Allah i(mahabbah iiiAllah)
15. Selalu imemperbarui itobat

Dari limaibelas iterapi itersebut, imungkin iiiantara iiiorang iiiyang iiisatu dengan yang
lain iterasa iiiberat. iAkanitetapi jika ibenar-benar iberusaha idengan selalu melatihidiri
agar senantiasa berada di jalur iAllah pasti Allah iakan imenolong ikita.

F. ii iiKontribusi iiMahasiswa iiDalam iiUpaya iiPencegahan iiKorupsi

Dalamisejarah perjalananibangsa Indonesia tercatat bahwa mahasiswa mempunyai ii


peranan yang sangat ipenting. Peranan tersebut tercatat dalamiperistiwa-peristiwa
besar yang dimulai dari KebangkitaniNasionalitahun i1908,Sumpah iPemuda ii tahun
1928, Proklamasi Kemerdekaan NKRI itahuni1945, lahirnya OrdeiBaru ii tahun 1996,
idan Reformasi tahun 1998.Tidak dapatidipungkiriibahwaidalam peristiwa-peristiwa
besaritersebutimahasiswa tampilidiidepan sebagaiimotor penggerak
denganiberbagaiigagasan, semangat daniidealisme yangimereka miliki.
Peranipentingimahasiswa tersebutitidakidapat dilepaskan dariikarakteristikiyang ii ii
merekaimiliki,iyaitu:iintelektualitas, ijiwa muda, dan idealisme.iDenganikemampuan
intelektualiyang tinggi, jiwaimuda yangipenuh semangat,
daniidealismeiyangimurniitelahiterbukti bahwa mahasiswa selalu imengambiliperan
penting dalam sejarahiperjalananibangsa ini. Dalam beberapa peristiwa besar

20
perjalanan bangsa iniitelahiterbuktiibahwaimahasiswaiberperan sangat
pentingiisebagaiiageniperubahan (agent of change). Dalam konteks gerakan anti-
korupsiimahasiswaijuga diharapkanidapat tampil didepanimenjadi motor
penggerak.iMahasiswa didukung oleh kompetensi
dasariyangimerekaimiliki,iyaitu:iintelegensia, ikemampuan berpikir kritis, dan
keberanian untukimenyatakanikebenaran. Denganikompetensiiyang merekaimilik
tersebut mahasiswaidiharapkanimampu menjadi agen
perubahan,imampuimenyuarakanikepentingaiirakyat,imampuimengkritisiiikebijakan-
kebijakaniyangkoruptif,idanimampuimenjadi watchiidogilembaga-
lembagainegaraidanipenegakihukum.
Keterlibatanimahasiswadalamigerakaniiantiiikorupsiiipadaidasarnyaidapatidibedakani
menjadiiempat wilayah yaitu:diilingkungan keluarga,
dilingkunganikampus,idimasyarakatisekitar,idan di tingkat ilokal/nasional.
Lingkungan keluarga dipercaya idapat menjadi tolak ukuriyang pertamaidan
utamaibagiimahasiswaiuntukimenguji apakah prosesiinternalisasi anti
ikorupsiiidiidalam idiriimereka sudah terjadi.i Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan
anti ikorupsi idi lingkungan itidakibisa dilepaskanidari status imahasiswa sebagai
ipeserta didik yangimempunyaiikewajibanikut menjalankan visi dan
misiikampusnya.iSedangkaniketerlibatan mahasiswaidalamigerakanianti korupsi
dimasyarakatiidaniidiitingkat lokal/nasionaliterkait dengan status mahasiswa
sebagaiiseorang iiwarga iinegara yang mempunyai ihak danikewajiban yang iisama
iidengan iimasyarakatilainnya.iiDi LingkunganiKeluarga Internalisasiikarakter anti
korupsi idi dalam idiriimahasiswa dapat dimulai dari ilingkungan ikeluarga. ii ii ii

G. ii iiAncaman iiPerilaku iiKorupsi iiDalam iiIslam

DalamikonteksiajaraniIslamikorupsiimerupakaniitindakaniyang bertentangan dengan


praktekiperadilan (al-'adalah),i akuntabilitasi (aliamanah), idanitanggungijawab.
Korupsiidengan isegalaiidampakinegatifnyaiidapatiimenimbulkan dampak negatif
bagiiikehidupaniiberbangsaidanibernegara, sudahiijelasihukum mutlak korupsi
adalahiharam. Berbagai idalil jugaimenunjukkan keharaman korupsiiibagi iiumat
Islam. Antara ilain ipada suratiAl iiBaqarah iayat 188 sebagai iiberikut : ii

‫ َواَل‬ii‫ تَْأ ُكلُوا‬ii‫ َأ ْم َوالَ ُك ْم‬ii‫ بَ ْينَ ُك ْم‬ii‫ بالباطل‬ii‫ وتذلوا‬ii‫ بها‬ii‫ إلى‬ii‫ الحكام‬ii‫ لتَْأكلوا‬ii‫ فريقا‬ii‫من‬

‫ أموال‬ii‫ الناس‬ii‫ باإلثم‬ii‫ َوَأنتُ ْم‬ii َ‫تَ ْعلَ ُمون‬

Artinya:

Danijanganlah sebagianikamuimemakanihartaisebagianiyangilainidiantara kamu


denganijalaniiyangibathiliidani(janganlah)ikamuiimembawai(urusan)ihartaiiitu
kepada hakim,iisupayaiikamuiidapatiimemakaniisebagianidari padaiiharta
bendaiiorangiilainiiituidenganii(jalaniiberbuat)idosa,iipadahaliikamu mengetahuinya."

1. hukum iipada iighulul iitampaknya iibersifat iisanksi iimoral.

21
Ghululimiripidenganiijarimahiriddah. Untuk duaiijenisijarimahiini. walaupun
dalamiayatiAl-Qur'anitidak disebutkaniteknisieksekusiiidaniijumlahnya, tetapi
dalamibeberapaiihadist Rasulullah secaraitegasidisebutkaniteknisidaniijumlah
sanksi keduanya. Hal inilahiyang membedakan antaraighululiidengan
jarimahiqisas dan hududisehingga ghulul masukidalamikategoriiijarimah
takzir."
Sanksiimoralipelaku ghululiiberupairisiko akanidipermalukaniidi hadapan
Allah kelakiipada ihari kiamat,itampaknyaisangat sesuaiidenganijenis sanksi
moraliiyang ditetapkan ioleh Rasulullah, iKetikaimendengaripernyataan
Rasulullah imengenaiimantel yang idikorupsiiolehiMid'am danidapat menjadi
penyebabiiia masukiineraka,iilelakiiituilangsungimemberikaniitali
pengikutiisepatuiiyangidikorupsinyaiipadaiisaatiipenaklukan Khaibar kepada
Rasulullah."
Sanksiiighululijugaiidijelaskaniidiidalam sebuahihadisiriwayat Nasa'iiAl
Alamiyah Nomor i4887, isebagai iiberikut:

ٍ ‫ ُج َر ْي‬ii‫ قَا َل‬ii‫ َأبو‬ii‫ال َّر ِام‬


‫ الحربي‬ii‫ إبراهيم‬ii‫ بن‬ii‫ الحسن‬ii‫ من‬ii‫ حجاج‬ii‫ قَا َل‬ii‫ قَا َل‬ii ُ‫ ابْن‬ii‫ج‬
ْ‫ من‬ii‫ عَام‬ii ْ‫ عَن‬ii‫سول‬
ُ ‫ َر‬ii‫ هللا‬ii‫ صلى‬ii‫ هللا‬ii‫ عليه‬ii‫ وسلم‬ii‫ لين‬ii‫ على‬ii‫ المعتدي‬ii‫قطع‬

Artinya:
Telah imengkhabarkaniikepadaku iIbrahimiibin iAl iHasan idari Hajjaj, dia
berkata;itelahiberkataiIbnuiJuraij:itelahiberkata Abu AziZubair dariiJabir i
dariiiRasulullahiishallallahuii'alaihiiwasallam:i "Tidak ada iipemotongan
tangan iatas iorangiiyang menggelapkan iharta."
2. Sanksi iiHukum iibagi iiPelaku iiRisywah
Berbagai peraturaniiperundang-undanganiiyangidibuatiiuntuk imenanggulangi
danimemberantasikorupsiidi negeriiini isudahiijauh lebih baikidan iidealiibila
dibandingkan idenganiikonsep yangiimasihimerupakanidoktrin ihukumiiyang
terdapatiidalamiikitab-kitabiifiqh. iBerbagai iperaturan iperundang-undangan
merupakaniibentukiikonkret idari ikonsepiitakziriiyang iiditawarkan iioleh
fiqh iijinayyah, iyaituisebuah sanksi ihukum iitidak iidijelaskan iisecara iitegas
mengenai iijenis iidan iiteknis iiserta iitata iicara iipelaksanaannya ioleh iAl
Qur'an dan hadisihadis Rasulullah,iimelainkaniidiserahkaniikepada
pemerintah idan ihakim isetempat.
Berkaitan iidengan iisanksi iihukum iibagi iipelaku iirisywah, iitampaknya
tidak iijauh iiberbeda iidengan iisanksi iihukum iibagi iipelaku iighulul, iiyaitu
hukum iitakzir iisebab iikeduanya iitidak iitermasuk iidalam iiranah iiqisas
dan iihudud. Dalamihal iini, iAbdullah iiMuhsin iial-Thariqi imengemukakan
bahwa iisanksi iihukum iipelaku iitindak iipidana iisuapitidakidisebutkan
secaraiijelasiioleh iisyariat ii(AliQur'anidanihadis), imengingat iisanksi hukum
pelaku iitindak iipidana iirisywah iimasuk iidalam iikategori iisanksi-sanksi
takzir iiyang iikompetensinya iiada iidi iitangan iihakim.iUntuk menentukan
jenis iisanksi iiyang iisesuai iidengan iikaidah iikaidah iihukum Islam iidan
sejalaniidenganiiprinsipiiuntuk iimemelihara iistabilitas iihidup bermasyarakat

22
sehinggaiiberat dan iringannya isanksi iihukum iiharus iidisesuaikan iidengan
jenisitindakipidana yang dilakukan,idisesuaikanidengan lingkungan dimana
pelanggaraniituiterjadi,idikaitkanidenganimotivasi-motivasiiyang mendorong
sebuah tindakipidanaidilakukan.iLebihilanjutial-Thariqimenjelaskanibahwa
sanksi takziriibagiipelakuiijarimahitidakipidanaiirisywahiimerupakan
konsekuensiiidariisikapiimelawanihukumiiIslamidanisebagai konsekuensi dari
sikapimenentang/bermaksiatikepadaiiAllah. Oleh karena iiitu, harus
diberiisanksiitegasiiyang sesuaiidaniimengandung (unsuriyang bertujuan)
untukimenyelamatkaniiorangibanyakiidari kejahatanipara pelakuiitindak
pidana."
3. Dalil idan iSanksiiHukum iPelaku iJarimah Hirabah
Dalilinaqliitentangiperampokan disebutkan secaraitegas didalam Surahial-
Ma'idah (5) ayat ii33:

ْ‫ َأن‬ii‫ َأ ْو‬ii‫صل‬
َ ُ‫ي‬
‫ إال‬ii‫ جواد‬ii‫ الدين‬ii‫ تحاربون‬ii‫ هللا‬ii‫ ورسوله‬ii‫ ويسعون‬ii‫ في‬ii‫ض‬ ِ ‫ اَأل ْر‬ii‫سادًا‬ َ َ‫ ف‬ii‫ أن‬ii‫ يُقتلوا‬ii
ِ ‫ اَأْل ْر‬ii‫ َذلِ… َك‬ii‫ هُم‬ii‫ ع……ري‬ii‫ فِي‬ii
‫ او‬ii‫ تقطع‬ii‫ اليديهم‬ii‫ وأرجلهم‬ii‫ من‬ii‫ خالف‬ii‫ أو‬ii‫ يتق……وا‬ii َ‫ ِمن‬ii‫ض‬
‫ال ُّد ْن َها‬
ٌ ‫ َع َذ‬ii‫َع ِظي ٌم‬
‫ َو ُه ْم‬ii‫ فِي‬ii‫ اآل ِخ َر ِة‬ii‫اب‬

Artinya:
Sesungguhnyaihukumanibagiiorang-orang yangimemerangiiAllah idan irasul-
Nya danimembuatiikerusakanidi mukaibumi,ihanyalahiidibunuhiiatau idisalib,
atauidipotongiitanganiidan kakiimerekaisecaraisilang,iatau dibuangiidari
negerii(tempatikediamannya).iYangidemikian ituii(sebagai)iisuatu penghinaan
untuk merekaidi dunia. Danidi akhirat mereka beroleh siksaaniyangibesar.
Selainiyang sudah dijelaskaniidiidalamiAliQura'an, terdapatijugaihadis
riwayat Asy Syafi'iinomori733i(AliMuntaqa)itentang hirabahi(perampokan)
sebagaiiberikutiiini :iArtinyai: "Terhadapiimerekaiyang merampokidan
membunuhimerekaiharus dibunuhidan disalib.iTerhadapimerekaiiyang
membunuhidenganitidak iimengambil iiharta,imereka iidibunuh iidengan
tidakidisalib.iTerhadap merekaiyang mengambilihartaiidenganitidak
membunuh, tanganiidan ikakiiimerekaiidipotong secaraibersilangan,idan
terhadap merekaiyang imelakukan teroriikepada iorang iyangiilaluiilalang
tanpaiimengambiliiharta,iimerekaidiusiridari kampungnya" Ulama-ulama
mazhabiiSyafi'iiidaniAbu Hnifah memahamiikataiaw i(atau) ipada ayatiiini
sebagaiiirincianiiyangiidisebutiisanksinyaiisecara berurutaniisesuaiiidengan
bentukiidanijenisikejahataniyang dilakukaniioleh perampok. iJika iiperampok
tersebutiimembunuhiimaka iaiipuniiharus dibunuh.i Bilaiiaimembunuh
merampok, iidaniimenakut-nakuti iiorang iimaka iiia iidibunuh iidan disalib.
Jikaihanya merampokiidanitidak membunuhiimakaiikakiiidan
tangannyaidipotongiimenyilang iidan iijika iitidak iimelakukan iiapa-apa iidan
hanya imenakut-nakuti,iimaka iia idibuang/dipenjarakan.

23
BAB iiIII

PENUTUP

A. Kesimpulan ii

Dalam iIslam iadalah iperbuatan inenggar isyariat. iSyariatiIslamibertujuan iuntuk


mewujudkan iikemaslahatan iibagi iiumat iimanusia idengan iapa iyang idisebut
sebagaiimaqashidussy syaria'ah.iiPerspektif ikonteks iajaran iiIslam iyang ilebih iluas,
praktik ikorupsiimerupakan tindakan iyang bertentangan idengan iprinsip ikeadilan,
akuntabilitas, idan itanggungijawab. Korupsi dan segala dampak negatifnya
menimbulkan iiberbagai iidistorsi iiterhadap iikehidupan iiNegara iidan iimasyarakat
yang iidapat iidi iikategorikan iike iidalam iiperbuatan iikerusakan iidi iimuka iibumi
(fasad) iiyang iisangat iidikutuk iiAllah iswt. Regulasi iiHukum iiPidana iiIslam
menempatkan iikorupsi iidalam iikategori iijarimah itakzir, iitakzir iimerupakan iisanksi
hukum iiyang iidiberlakukan iikepada iiseseorang iipelaku iijarimah iiatau iitindak.
pidana iiyang iimelakukan iipelanggaran- iipelanggaran iibaik iiberkaitan iidengan iihak
Allah iiswt iimaupun iihak iimanusia, iidan iipelanggaran-pelanggaran iitersebut iitidak
ditentukan iisecara iitegas iibentuk. iisanksinya iidi iidalam iinash iiAl-Quran iidan
hadist iioleh iikarena iitidak iiditentukan iisecara iitegas iimaka iitakzir iimenjadi
kompetensi iihakim iiatau iipenguasa iisetempat. iiSanksi iihukum iitakzir iidapat
berupa iihukuman iipenjara, iihukuman iidenda, iimasuk iidalam iidaftar iiorang iitercela,
hukum iipemecatan, iibahkan iihukuman iimati.

B. Saran
Pelakuikorupsi iiharusimenyadariibahwaiikorupsiiimerupakaniitindakaniiyang menyalahi
aturaniagama,iisertaibertentanganidenganiiprinsipiiuntuk kemaslahatan iumat. iiKorupsi
merupakaniperbuatan yangidilaknat dan isangat dibenci oleh Allah. iSemangat Islam
untuk imelawan iikorupsi iimesti iidiserukan di iiberbagai iikesempatan, iipendek iikata,
Islamimemerintahkan iuntuk menjauhi korupsiiharusimenjadi unsuripentingidalam
agendaidakwahiIslam. Pendidikanipun iikut iberperang ipenting idalamiipembentukan
mentalitas, iinilai dan iibudaya iimasyarakat. iiDunia iipendidikan iimesti iterlibat iiaktif
dalam imenyelesaikan masalah maraknya iikorupsi.iDunia iipendidikan iimesti meninjau
kembaliidirinyaiuntuk menemukaniijawabanimengapaipendidikanidi Indonesia
melahirkanisedemikian ibanyak iikoruptor. iiKelemahan-kelemahan iiyang menyebabkan
dunia ipendidikan gagal imencetakianakibangsaiyang pandai sekaligus iiberbudi iiluhur
sudah iiwaktunya iidiperbaiki, igerakan iianti iikorupsi ijuga penting iiuntuk iimenjadi
bagian iidari iikegiatan iibelajar iimengajar iidi iiberbagai sekolah, iikalau iitidak masuk
masukiidalamiikurikurulumiipendidikan, paling tidakiiiaiimenjadiikegiatan
ekstrakurikuler

DAFTAR iiPUSTAKA

24
iihttp://jurnal.iainpadangsidimpuan.ac.id/index.php/yurisprudentia/article/
download/1506/1237 ii
https://journal.uii.ac.id/IUSTUM/article/download/75/1828 ii
https://doi.org/10.32699/syariati.v2i02.1129
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexetsocietatis/article/download/7072/6585
https://e-journal.potensi
iiutama.ac.id/ojs/index.php/LexJustitia/article/download/574/767
https://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/faqih/article/view/40/68
https://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/eksaminasi/article/view/1185
http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/41177
http://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/yurisprudentia/article/view/
1506
https://www.academia.edu/download/80942370/359.pdf
https://123dok.com/document/zw1x7r0q-ancaman-hukuman-undang-undang-
tentang-tindak-korupsi-perspektif.html
https://123dok.com/document/zw1x7r0q-ancaman-hukuman-undang-undang-
tentang-tindak-korupsi-perspektif.html

25

Anda mungkin juga menyukai