NIP : 197611222006041003
AGAMA iiii
Arzety Langonii(841423131)
Rizka Tangahui(841423115)
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Makalah Korupsi dan
Pencegahannya Dalam Perspektif Islam” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Agama.Selain itu, Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Korupsi dan Pencegahannya Dalam Perspektif Islam di kehidupan sehari-hari bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Agil Bahsoan, S.Ag, M.Ag selaku Dosen Agama yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni ini.
Penulis
2
DAFTAR iiISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN............................................................Error! Bookmark not defined.
A. Pengertian Korupsi, Ragam, dan Hukumnya.................Error! Bookmark not defined.
B. Motif-Motif Korupsi......................................................................................................10
C. Jenis-jenis Korupsi yang disebut dalam Hukum Islam.............................................13
D. Faktor dan Dampak Korupsi.......................................................................................14
E. Upaya Pencagahan Korupsi.........................................................................................19
F. Kontribusi Mahasiswa Dalam Upaya Pencegahan Korupsi......................................20
G. Ancaman Perilaku Korupsi Dalam Islam....................................................................21
BAB III PENUTUP................................................................................................................24
Kesimpulan..........................................................................................................................24
Saran....................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................25
3
BABiI
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Korupsi beberapa decade ini merupakan isu sentral dalam penegakan hokum yang
seakan menjadi hal yang biasa di Negeri ini yang tentunya akan berdampak bagi
kesejahtraan rakyat dan memberikan pendidikan yang buruk bagi masyarakat
sehingga pada akhirnya membuat mereka menjadi apatis, apalagi sanksi bagi pelaku
korupsi sangat iringan sehingga tidak ada efek jera, bukannya mengurangi tetapi
malah menambah kuantitas terjadinya korupsi, sehingga tampak adanya ketidakadilan
jika dibandingkan dengan tindak pidana pencurian biasa. Berdasarkan hal tersebut
dibutuhkan peran serta segala pihak untuk memerangi korupsi, tapi tentunya yang
paling bertanggung jawab sebagai garda terdepan adalah lembaga penegak hukum
seperti KPK, Kejaksaan, kepolisian, selain itu pemerintah mestinya memberi edukasi
kepada masyarakat bahwa korupsi itu adalah sesuatu yang buruk, apalagi korupsi
banyak melibatkan orang-orang yang mestinya menjadi teladan bagi masyarakat.
Selain itu dibutuhkan terobosan agama untuk menjadikan korupsi sebagai musuh
bersama yang pengaturannya jelas secara fikih dalam agama, tetapi persolan tentang
korupsi baik dalam Al-qur‟an, hadis maupun kitab-kitab fikih klasik tidak ditemukan,
Namun peran agama tetap dibutuhkan baik secara kelembagaan maupun secara
personal dalam memerangi masalah korupsi, secara kelembagaan adalah agama mesti
memberi penjelasan secara edukasi kepada masyarakat bahwa korupsi itu sebuah hal
yang dilarang dalam agama, sedangkan secara personal mestinya nilai-nilai agama
dijadikan pedoman sehingga seseorang bias terhindar idari perbuatan korupsi, Tujuan
penulis ini mengangkat masalah korupsi karena korupsi seakan menjadi hal yang
biasa serta menjadi problem sosial yang masi di Indonesia, nota-bene dilakukan oleh
orang-orang yang secara agama baik, tetapi tetap saja melakukan korupsi, selain itu
persoalan lain adalah pengaturan korupsi dalam agama yang masih absurd berbeda
dengan pencurian yang jelas pengaturannya dalam nash Al-qur‟an (Al-Maidah ayat :
38), maka menurut penulis masalah korupsi ini perlu dikaji dari pers-pektif filsafat
hokum islam supaya hakekat dan sumber dari korupsi tersebut dapat diketahui dan
ada solusi untuk mencegah seseorang dari melakukan korupsi dan berdasarkan hal
tersebut maka penulis kemudian mengkaji secara filasfat seperti apa hakekat dari
korupsi ini baik ditinjau dari persoalan hukum dan agama.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB iiII
PEMBAHASAN
Korupsi merupakan suatu topik permasalahan yang telah lama tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat. Korupsi telah dianggap hal biasa, dengan dalih sesuai
prosedur. Koruptor tidak lagi merasa malu dan takut, sebaliknya memamerkan hasil
korupsinya secara demostratif. Korupsi merupakan tindak pidana luar biasa (extraordinary
Crime) yang dari segi hukum positif sangat bertentangan begitu pula dengan Hukum Islam,
meskipun di dalam Al-Qur’an tidak disinggung mengena korupsi, namun para ulama telah
memutuskan bahwa korupsi merupakan tindak pidana yang luar biasa yang dampaknya
sangat besar terhadap masyarakat pada umumnya.
6
4. Pengertian korupsi menurut agama
Hukum Islam memandang korupsi sebagai Ghulul (Penggelapan), Riswah
(Penyuapan), Ghasab (Mengambil Paksa Hak/Harta Orang lain), Khianat,
Sariqah (Pencurian), Hirabah (Perampokan), maks (pungutan iiiliar), Al
ikhtilas (pencopetan), al ihtihab (perampasan)
Artinya: Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan
perang. Barang siapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu,
maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya
itu, kemudian tiap-tiap diri iakan diberi pembalasan tentang apa yang ia
kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya. (QS.
Ali Imran ayat 161).
Ayat Al Qur'an diatas sangat tegas menyatakan bahwa ghulul adalah
sebuah pengkhianatan terhadap amanah yang di berikan orang pada dirinya.
Ghulul terjadi karena ada niat memperkaya diri sendiri, ghulul terjadi karena
ada penyalahan wewenang, ghulul merugikan orang banyak karena
tercecernya hak orang lain dan hak negara.
b. Risywah (Penyuapan)
Risywah adalah pemberian sesuatu dari seseorang kepada hakim penagak
hukum) atau lainnya biarurusan berjalan lancar atau sesuai dengan keinginan
dan segera mendapat kepastian hukum, hal ini dikenal sebagai Isti’jalFial-
qadhiyah yakni cara untuk mempercepat segala urusan dimata hukum maupun
urusan lain tanpa melalui prosedur yang berlaku atau bisa disebut melalui
jalani tanpa hambatan. Riswah tidak sama dengan korupsi namun riswa
merupakan perwujutan dari korupsi dilihat dari dampaknya. Rasullah
melaknat suap dan yang menerima suap, sebagaimana hadits Rasullullah
dibawah ini.
ع َْنiii َع ْب ِدiiiِ هَّللاiii ْب ِنiii َع ْم ٍروiii قَا َلiii قَا َلiii َرسُو ُلiiiِ هَّللاiiiصلَّى
َ iiiُ هَّللاiii َعلَ ْي† ِهiii َو َس†لَّ َمiiiُلَ ْعنَ†ة
iiiِ هَّللاiii َعلَىiiiَّاشي ِ الرiiiَو ْال ُمرْ تَ ِشي
7
c. Ghasabi(Mengambil Paksa Hak orang lain) iii
Artinya:
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain diantara
kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta
ituikepadaihakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian dari pada harta
benda orang lain itu dengani(jalan berbuat) dosa, padahal kamuimengetahui.i
(QS: Al-iBaqarah, ayat:188)
d. iiKhianat iii
ٰيٓاَيُّهَاiii َ الَّ ِذ ْينiii ٰا َمنُوْ اiii اَلiii تَ ُخوْ نُواiiiَ هّٰللاiii َوال َّرسُوْ َلiii َوتَ ُخوْ نُ ْٓواiii اَمٰ ٰنتِ ُك ْمiii َواَ ْنتُ ْمiii َتَ ْعلَ ُموْ ن
Artinya: i
e. Sariqahi(Pencurian)
f. iHirabah (Perampokan)
8
Hirabah hampir sama dengan Ghasab namun perbedaan dari keduanya adalah
Hirabah mengambil hak orang lain dengan cara kekerasaniterkadang sampai
terjadi pembunuhan sementara Ghasab mengambiiihak orang laininamun tidak
sampai terjadi korban jiwa.
g. iAl-iIkhtilas (Pencopetan).
Dilihat dari defenisi-defenisi diatas maka tidak diitemukan secara jelas dan
spesifik hukumaniyang tepat buat pelakuitindak pidana korupsi didalam
hukum Islam. Namun dilihat dari asas tindak pidana bahwa korupsiidan
pencurian memilikiikesamaan, yaitu kesamaan dalam hal kerugian sepihak,
kalaupuniada perbedaan antara keduanya hanya dariijenis dan defenisi bukan
secara prinsip. Tapi biar lebihijelasnya maka kita bisaimelihat sumber-sumber
hukumiIslami(Al-Qur'anidan Hadits)iyang membicarakan hukuman dari
setiapidefenisi diiatas. iii
9
iiinorma iiiatau iiiperaturan iiiyang iiiberlaku; ii
i6) iiiKorupsi iiiotogenik, iyaitu ikorupsi iyang idilakukan iiioleh iiiseorang iiidiri
iiikarena iiimempunyai iiikesempatan iiiuntuk iiimemperoleh iiikeuntungan iiidari iiisesuatu
iiiyang iiidiketahuinya iiisendiri. Panitera pengadilan iiikerap melakukan iiikorupsi
iiiotogenik idalam iiadministrasi pendaftaraniiperkara. iKetidakjelasan iiitarif iiipendaftaran
iiimembuatnya iiileluasa iiimenentukan iiiharga iiiyang iiiharus iiidibayar iiioleh
iiipengacara; ii
Social iforces iare constantly iiat work ion itheilaw-destroying here, irenewing ithere
iiiinigorating iiihere, deadening there; choosing what parts of “law” will
iiioprerate,whichipart will iinot, iiiwhat iiisubtitute, iiidetours, iiiand iiibypasses will iiispring
iiiup; iwhat ichanges iwill itake iplace iopenly or iisecretly. iiiFor iiiwant iiiof iiia iiibetter
iiiterm, iiiwe iiican iiicall iiisome iiiof iiithese iiiforces iiithe iiilegal iiiculture. iiiIt iiiis iiithe
iiielement iiiof iiisocial iiiattitude iiiand iiivalue.
10
iiitidakan iiitersebut iiiuntuk iiimencari imotif iiiatas iiitidakan iiilebih iiidibutuhkan iiiuntuk
iiimencari iiilangkah iiipreventiiiselanjutnya, sehingga iiikorupsi iiiyang iiitelah iiidipandang
iiisebagai iiiperilaku iiilumrah,idapat idiatasi iiidengan iiimengantisipasi iiidorongan iiidalam
iiidiri iiiseseorang iiiuntuk iiimemenuhi iiikebutuhan iiipribadinya.
11
iiimengenaiiikatakataiitersebut,iditemukan iibahwa ial-ghulliihanya beradaipada iiisatu iiiayat
iiiyaituiiAli iiImran i(3):161.16 ial-Sariqah iterdapat ipada iisurat iYusuf i(12): ii70, i73,ii77
iiidan iii81, ial-Mumtah}anah i(60): i12, ial-Hijr (15): 18, dan ial-Maidahi(5): i38.17iKata
iiial-rishwah itidak terdapatiidalam ial-Qur’an. iKataal-idla’ terdapatipada isurat ial-Baqarah
iii(2): i188.18 iKata ial-suh}t iterdapat ipada isurat al-Maidah i(5): i42, i62 idan ii63.19
iiiKata iiial-khasr iyang iterdapat ipada iisurat ial-Mutaffifin i(83):i3.
Motif iyang ihampir isama idapat iditemukan idalam ipenggunaan iterm ial-hurabah
iiidalam Q.S.iial-Maidah i(5)i: 33. iAl-hurabah ididasariioleh imotif iuntuk iimemiliki iharta
iiiorangilain iyang ipada idasarnya tidak iada permusahaniterhadap iorang iiyang idirampas
iiihartanya. Perampasaniyang iterkandung idalam imakna ikata iini,iberbeda iidengan iterm
iiial-sariqah. iAl-sariq idalamiQ.S.al-Maidah (5)i:ii38, iimengandungiipengertian iiitindakan
iiiyang iiidilakukan isecara isamariidan itersembunyi iuntukiimengambil iiibarang iiiberharga
iiimilikiiiorangiilain iiiyang iidisimpan iiioleh iiipemiliknya iipada iiitempat iiiyang iwajar,
iiidaniorangiyangiimencuriiiitidak diizinkaniimasukike dalam tempatitersebut,
iiisehinggaiial-sariqahitidakiimasuk idalam ipengertian ikorupsi iyangistatus hartanya
iiimerupakaniamanah. Sedangkan ial-harabah iadalah iperampasanihartaiimilik iiorang iiilain
iiiyang idilakukaniisecaraiiterbukaiidenganiihartaiyangiitelahiidiamanahi iuntukidikelola.
12
Ii Adanya motif yang berhubunganilangsungidenganiitindakanikorupsiimenyebabkan
korupsiisebagaiisalah satu tindakan yangibersifat sistemik.iHal iini berarti, terdapat
sistemiyangimemungkinkaniuntukimelahirkan tindakaniini.iDengan mencegahnya, Al
Qur’animengisyaratkan penyebutaniancamaniterhadapiiparaiipelakunya.iHaliiini
dimaskudkaniiagar idengan iimengetahui iakibat idariiiperbuatan,iseseorangiakan
dituntutiuntukimemikirkanikembali dalamimelakukanitindakan tersebut. Begituijugaidengan
term iiial-suht iiiyang iiiterdapat iiiindikasi iiikecurangan iiidalam iiihal iiipenimbangan. Jika
makna iiiterm iiiini iiiyang iiiterkandung iiidalam iiiQ.S. iiial-Mutaffifi>n iii(83)i:i1-3,
dipahami iiidalam iiikonteks iiisekarang, iiimaka iiipengurangan iiiatas iiitimbangan iiiterjadi
pada iiiperilaku iiipemotongan iiiterhadap iiibantuan iiiataupun iiipelaksanaan iiiprogram.
Kebiasaan iiiini iiidipengaruhi iiioleh iiikeinginan iiiuntuk iiimendapatkan iiibagian iiiatas
hartaiiyang iiiseharusnya imenjadi imiliki iorang ilain.
Artinya:
Telah iimengkhabarkan iikepadaku iiIbrahim iibin iiAl iiHasan iidari iiHajjaj, iidia
berkata; iitelah iiberkata iiIbnu iiJuraij: iitelah iiberkata iiAbu iiAz iiZubair iidari
Jabir iidari iiRasulullah iishallallahu ii'alaihi iiwasallam: ii"Tidak iiada iipemotongan
tangan iiatas iiorang iiyang iimenggelapkan iiharta."
13
2. ii Sanksi iiHukum iibagi iiPelaku iiRisywah
Berkaitan iidengan iisanksi iihukum iibagi iipelaku iirisywah, iitampaknya iitidak iijauh
iiberbeda iidengan iisanksi iihukum iibagi iipelaku iighulul, iiyaitu iihukum iitakzir
iisebab iikeduanya iitidak iitermasuk iidalam iiranah iiqisas iidan iihudud. iiDalam iihal
iiini, iiAbdullah iiMuhsin iial-Thariqi iimengemukakan iibahwa iisanksi iihukum iipelaku
iitindak iipidana iisuap iitidak iidisebutkan iisecara iijelas iioleh iisyariat ii(Al iiQur'an
iidan iihadis), iimengingat iisanksi iihukum iipelaku iitindak iipidana iirisywah iimasuk
iidalam iikategori iisanksi-sanksi iitakzir iiyang iikompetensinya iiada iidi iitangan
iihakim. iiUntuk iimenentukan iijenis iisanksi iiyang iisesuai iidengan iikaidah iikaidah
iihukum iiIslam iidan iisejalan iidengan iiprinsip iiuntuk iimemelihara iistabilitas iihidup
iibermasyarakat iisehingga iiberat iidan iiringannya iisanksi iihukum iiharus iidisesuaikan
iidengan iijenis iitindak iipidana iiyang iidilakukan, iidisesuaikan iidengan iilingkungan
iidimana iipelanggaran iiitu iiterjadi, iidikaitkan iidengan iimotivasi-motivasi iiyang
iimendorong iisebuah iitindak iipidana iidilakukan. iiLebih iilanjut iial-Thariq
iimenjelaskan iibahwa iisanksi iitakzir iibagi iipelaku iijarimah iitindak iipidana iirisywah
iimerupakan iikonsekuensi iidari iisikap iimelawan iihukum iiIslam iidan iisebagai
iikonsekuensi iidari iisikap iimenentang/bermaksiat iikepada iiAllah. iiOleh iikarena iiitu,
iiharus iidiberi iisanksi iitegas iiyang iisesuai iidan iimengandung ii(unsur iiyang
iibertujuan) iiuntuk iimenyelamatkan iiorang iibanyak iidari iikejahatan iipara iipelaku
iitindak iipidana."
a. Sanksi iipelaku iighasab iiterhadap iiharta iiyang iimasih iiutuh iiseperti iikondisi
iisemula iiadalah iikewajiban iimengembalikan iiharta iighasab iitersebut. iiTeknis
iipengembaliannya iidilakukan iioleh iipemilik iiuntuk iimendesak iipelaku. iiAkan
iitetapi, iijika iipemilik iimerasa iitidak iimampu iimelakukannya iimaka iipetugas
iiberwenang iimengambil iialih iitugas iiini iidan iimemberikan iihukuman iitakzir/ta
ii'dib iiterhadap iipelaku. iiJika iibarang iighasab iibersifat iiproduktif iidan iibisa
iimenghasilkan iiincomeiibagi iipemilik iipelaku iijuga iidituntut iiuntuk
iimemperhitungkan iikerugian iikorban iiakibat iitindakan iighasab iitersebut.
b. Sanksi iipelaku iighasab iiuntuk iibarang iighasab iiyang iilenyap iiterdapat iidua
iimacam, iipertama, iibarang iidengan iijenis, iibentuk, iidan iiukurannya iipasti
iijelas, iiseperti iibiji-bijian, iiminyak, iiuang ii(dihram/dinnar) iimaka iipelaku iiwajib
iimengembalikan iibarang iitersebut iisecara iisama iidan iipasti, iibaik iidari iijenis,
iimacam, iisifat, iidan iiukurannya. iiKedua, iibarang iidengan iijenis, iibentuk, iidan
iiukuran iiberbeda, iiseperti iikain, iipelaku iiwajib iimengganti iiuang iiseharga
iibarang iiyang iidighasab iitersebut.
c. Bila iibarang iihasil iighasab iitelah iiberkurang iimaka iimenentukan iisanksinya
iiharus iidiklasifikasikan iimenjadi iibarang iibarupa iimakhluk iihidup iidan iibenda
iimati. iiBila iipelaku iimeng iighasab iimakhluk iihidup iiseperti iibinatang iimaka
iipelaku iiberkewajiban iimengembalikannya, iidisamping iiitu iijuga iiwajib
iimengembalikan iijumlah iikekurangan iitersebut iidengan iinomimal iidalam
iibentuk iiuang iisebagai iiganti iirugi.
14
D. ii Faktor iiidan iiiDampak iiiKorupsi
a. iiFaktor iiInternal ii
Faktor iiinternal iadalah ifaktor iyang iidisebabkan ioleh ikeinginan diri iipelaku.
Faktor iiinternal iiini idapat idijabarkan idalam hal-hal iberikut ii:
b. iiFaktor iiEksternal ii
Merupakan iifaktor iidari iiluar iiyang iiberasal dari iisituasi ii lingkungan iiyang
mendukung iiseseorang iiuntuk iimelakukan iikorupsi. iiBerikut iiini iibeberapa
faktor eksternal penyebab korupsi :
15
iiterdesak idalam ihal iiekonomi. iiKeterdesakaniiitu membuka iiruang ii
iibagi iseseorang untuk iimengambil iijalaniipintas idiantaranya idengan
iimelakukan ikorupsi.
2. Faktor iiorganisasi iDalam ihal iiini, iiorganisasi iyang dimaksud memiliki
cakupan iyang iluas, termasuk sistemiipengorganisasianiilingkungan
masyarkat.iOraganisasi yang imenjadi iikorban iikorupsi iiatau iitempat
korupsiterjadi iibiasanya iimemberi iiandil iikarena iimembuka iipeluang
atau iikesempatan iiuntuk iimelakukan iikorupsi. iiHal iiini iiterjadi ii
karena ibeberapa iaspek idiantaranya ikurang iiadanya ii keteladanan iidari
sosok ipemimpin, ikulturorganisasi iyang isalah, isistemiakuntabilitas
yang iikurang iimemadai, iidan manajemen iiyang iikurang iiterarah
3. Faktor iiPolitikPolitik iijuga iimerupakan iisalah iisaatui penyebab ii
terjadinya ikorupsi. iHal iini iidapat idilihat idari iinstabilitas ipolitik ii
dan iikepentingan ipara iipemegang iikekuasaan. iKasus isuap iserta ii
politik iiuang ijuga isanter iterdengar ioleh iimasyarakat. iPersaingan ii ii
dan ikompetisi ipolitik imerupakaniisalah isatu iipenyebab ii iikorupsi, ii
terutama di ikalangan para ielite politik. iUmumnya, iidesakan iikultur
dan iistruktur ikorupsi iibetul-betul iiterwujud iidalam iiperbuatan korupsi
yang iidilakukaniioleh iipara ipejabat.
4. Faktor iiPerilaku iiMasyarakat Pembiaran imasyarakatiterhadapipraktik-
praktik ikorupsi iimenjadi iijalan mulus ibagi ipara koruptor. Meskipuni
mengetahui ipraktikiikorupsi, isebagianimasyarakat cenderung ii
menutupinya ikarena ikepentingan isegelintir ioknum. iMasyarakat iiyang
sepertiiinilahiiyangiterus menyuburkan iitindakan ikorupsi. Selainiitu, ii
masyarakat juga ikurang imenyadari ibahwa iisebenarnya iimereka terlibat
dalam iikorupsi
5. Faktor iiHukum iiFaktor ihukum idalam ikorupsi iidilihat idari idua isisi, ii
yaitu iperundang-undangan idan ilemahnya penegakan ihukum. Dalam ii
pelaksanaan iipenegakan ihukum, imasih ibanyak itindakanidan aturan ii ii
yangibersifatiidiskriminatif, iberpihak, iitidak iiadil, iirumusan iitidak
jelas, idan iitumpang iitindih iidenganiiperaturaniyangiilain.iWalaupun
demikian,iseharusnyaisadariiakaniaturan iihukum
a. iiBidang iiEkonomi ii
16
value iadded bagi iperekonomianiisecara iumum. iMisalnya, anggaran
perusahaan iyang iisebaiknya idiputariidalamiiperputaraniekonomi, justru i
dialokasikan untuk ibirokrasi yang iujung-ujungnya iterbuangiimasukike
kantongipribadiipejabat. Berbagai imacam ipermasalahaniekonomi lain akan
muncul isecara alamiah apabila ikorupsi isudah imerajalela idan iberikut iini ii
adalah ii iihasil ii iidari iidampak iiekonomi iiyang iiakan iiterjadi, iiyaitu: ii
17
iisekolah, imerupakan iiserangkaian ikenyataan irendahnya ikualitas ii
iibarang idan iijasa isebagai iakibat iikorupsi. ii
b. iiBidang iisosial
c. iiBidang iipolitik
18
iiTersebarnya ikekuasaan iditanganiibanyakiiorangiiternyata telah ii ii
iidijadikan ipeluang ibagi imerajalelanya iipenyuapan.iiReformasi ii
iiyang idilakukantanpa iilandasan ihukum iiyangiikuat ijustru i
iimelibatkan ipembukaan isejumlah ilokus iekonomi ibagi ipenyuapan,
iiyang dalam ipraktiknya melibatkanipara broker bahkan imenumbuhkan i
mafia
3. Hancurnya ikedaulatan irakyat Dengan isemakin jelasnya plutokrasi ii
yang iterjadi, kekayaan negara ini ihanyaidinikmati oleh sekelompok
tertentu bukan ioleh irakyat iyang harusnya. Perusahaaibesar
mengendalikan ipolitik idan sebaliknyaijuga politik digunakan untuk
keuntungan iiperusahaan besar. Bilaikita melihatisisiilain politik,
seharusnya ikedaulatan iada idi tanganirakyat.iNamun yangiterjadi ii
sekarang iiini iiadalah iikedaulatan iiada idi itangan ipartai politik, karena
anggapan bahwa partailah bentukirepresentasi rakyat. Partai adalah dari ii
rakyat dan mewakiliirakyat, sehingga banyak orang yang menganggap
bahwa iwajar apabila sesuatuiyang didapat dari negara dinikmati oleh
partai (rakyat)
d. iiBidang iihukum
19
1. Memulaiikehidupan denganiniat iyang iikhlasihanyai“karena”idan i“untuk” iAllah.
Jadiihidupikitaitidak tertekan, ikarenaiiikalau ijiwaiseseorang seringitertekan
karenaitidakikuat denganikeadaanimaka jiwaiakan imudah goyah,ikalau tidak kuat
imannya akan cenderung melakukan hal-hal yang dilarang demi imencapaiitujuan.
2. Menyikapi iikehidupan iidunia iiberdasarkan iajaran iilahi
3. Mengendalikan nafsuisyahwatiyangiberlebihaniiterhadap iharta. Iniiyang paling
membuat iseseorang silau dan lupa diri sehingga menempuh cara-cara yang tidak
benar
4. Menjagaipikiraniyangiterlintas untukibermaksiati(al-khatarat), idan menjaga langkah
nyata iuntuk iberbuat imaksiat (al-khutuwat)
5. Tawakkal isetelah iberusaha isungguh-sungguh i(maksimal)
6. Mensyukuri nikmat hartaiiyangiadaiidenganiimengembangkannya iuntuk iiikebaikan
umat,idanimelaksanakanikewajiban iberzakat,iinfaq, isedekah idan sebagainya
7. Sabar menghadapi iujian (fitnah) harta, karena harta terkadangimenjadi fitnah bagi
pemiliknya
8. Ridaiterhadapiiketetapanii(qada)iidariiiAllah.iSegalaiyang terjadiipadaidiriikita
sudahiditetapkan oleh Allah, manusia hanya diwajibkaniuntuk selalu dalam kebaikan-
kebaikan sedangkanihasilnyaisudahiditetapkan oleh iAllah isendiri
9. Menumbuhkan rasa takuti(khauf) kepada Allah dimanapun berada. Kalauikita iselalu
merasa idiawasi ioleh iAllah, tentu iperilaku ikita iakan iselalu idi ijalan-Nya
10. Membentuk sikap ijujur dalam idiri
11. Menumbuhkan isifatimalu
12. Selaluiintropeksi idiri (muhasabah)
13. Selalu mendekatkan idiri ikepada Allah i(muraqabah)
14. Menumbuhkan irasa icinta ikepada Allah i(mahabbah iiiAllah)
15. Selalu imemperbarui itobat
Dari limaibelas iterapi itersebut, imungkin iiiantara iiiorang iiiyang iiisatu dengan yang
lain iterasa iiiberat. iAkanitetapi jika ibenar-benar iberusaha idengan selalu melatihidiri
agar senantiasa berada di jalur iAllah pasti Allah iakan imenolong ikita.
20
perjalanan bangsa iniitelahiterbuktiibahwaimahasiswaiberperan sangat
pentingiisebagaiiageniperubahan (agent of change). Dalam konteks gerakan anti-
korupsiimahasiswaijuga diharapkanidapat tampil didepanimenjadi motor
penggerak.iMahasiswa didukung oleh kompetensi
dasariyangimerekaimiliki,iyaitu:iintelegensia, ikemampuan berpikir kritis, dan
keberanian untukimenyatakanikebenaran. Denganikompetensiiyang merekaimilik
tersebut mahasiswaidiharapkanimampu menjadi agen
perubahan,imampuimenyuarakanikepentingaiirakyat,imampuimengkritisiiikebijakan-
kebijakaniyangkoruptif,idanimampuimenjadi watchiidogilembaga-
lembagainegaraidanipenegakihukum.
Keterlibatanimahasiswadalamigerakaniiantiiikorupsiiipadaidasarnyaidapatidibedakani
menjadiiempat wilayah yaitu:diilingkungan keluarga,
dilingkunganikampus,idimasyarakatisekitar,idan di tingkat ilokal/nasional.
Lingkungan keluarga dipercaya idapat menjadi tolak ukuriyang pertamaidan
utamaibagiimahasiswaiuntukimenguji apakah prosesiinternalisasi anti
ikorupsiiidiidalam idiriimereka sudah terjadi.i Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan
anti ikorupsi idi lingkungan itidakibisa dilepaskanidari status imahasiswa sebagai
ipeserta didik yangimempunyaiikewajibanikut menjalankan visi dan
misiikampusnya.iSedangkaniketerlibatan mahasiswaidalamigerakanianti korupsi
dimasyarakatiidaniidiitingkat lokal/nasionaliterkait dengan status mahasiswa
sebagaiiseorang iiwarga iinegara yang mempunyai ihak danikewajiban yang iisama
iidengan iimasyarakatilainnya.iiDi LingkunganiKeluarga Internalisasiikarakter anti
korupsi idi dalam idiriimahasiswa dapat dimulai dari ilingkungan ikeluarga. ii ii ii
َواَلii تَْأ ُكلُواii َأ ْم َوالَ ُك ْمii بَ ْينَ ُك ْمii بالباطلii وتذلواii بهاii إلىii الحكامii لتَْأكلواii فريقاiiمن
Artinya:
21
Ghululimiripidenganiijarimahiriddah. Untuk duaiijenisijarimahiini. walaupun
dalamiayatiAl-Qur'anitidak disebutkaniteknisieksekusiiidaniijumlahnya, tetapi
dalamibeberapaiihadist Rasulullah secaraitegasidisebutkaniteknisidaniijumlah
sanksi keduanya. Hal inilahiyang membedakan antaraighululiidengan
jarimahiqisas dan hududisehingga ghulul masukidalamikategoriiijarimah
takzir."
Sanksiimoralipelaku ghululiiberupairisiko akanidipermalukaniidi hadapan
Allah kelakiipada ihari kiamat,itampaknyaisangat sesuaiidenganijenis sanksi
moraliiyang ditetapkan ioleh Rasulullah, iKetikaimendengaripernyataan
Rasulullah imengenaiimantel yang idikorupsiiolehiMid'am danidapat menjadi
penyebabiiia masukiineraka,iilelakiiituilangsungimemberikaniitali
pengikutiisepatuiiyangidikorupsinyaiipadaiisaatiipenaklukan Khaibar kepada
Rasulullah."
Sanksiiighululijugaiidijelaskaniidiidalam sebuahihadisiriwayat Nasa'iiAl
Alamiyah Nomor i4887, isebagai iiberikut:
Artinya:
Telah imengkhabarkaniikepadaku iIbrahimiibin iAl iHasan idari Hajjaj, dia
berkata;itelahiberkataiIbnuiJuraij:itelahiberkata Abu AziZubair dariiJabir i
dariiiRasulullahiishallallahuii'alaihiiwasallam:i "Tidak ada iipemotongan
tangan iatas iorangiiyang menggelapkan iharta."
2. Sanksi iiHukum iibagi iiPelaku iiRisywah
Berbagai peraturaniiperundang-undanganiiyangidibuatiiuntuk imenanggulangi
danimemberantasikorupsiidi negeriiini isudahiijauh lebih baikidan iidealiibila
dibandingkan idenganiikonsep yangiimasihimerupakanidoktrin ihukumiiyang
terdapatiidalamiikitab-kitabiifiqh. iBerbagai iperaturan iperundang-undangan
merupakaniibentukiikonkret idari ikonsepiitakziriiyang iiditawarkan iioleh
fiqh iijinayyah, iyaituisebuah sanksi ihukum iitidak iidijelaskan iisecara iitegas
mengenai iijenis iidan iiteknis iiserta iitata iicara iipelaksanaannya ioleh iAl
Qur'an dan hadisihadis Rasulullah,iimelainkaniidiserahkaniikepada
pemerintah idan ihakim isetempat.
Berkaitan iidengan iisanksi iihukum iibagi iipelaku iirisywah, iitampaknya
tidak iijauh iiberbeda iidengan iisanksi iihukum iibagi iipelaku iighulul, iiyaitu
hukum iitakzir iisebab iikeduanya iitidak iitermasuk iidalam iiranah iiqisas
dan iihudud. Dalamihal iini, iAbdullah iiMuhsin iial-Thariqi imengemukakan
bahwa iisanksi iihukum iipelaku iitindak iipidana iisuapitidakidisebutkan
secaraiijelasiioleh iisyariat ii(AliQur'anidanihadis), imengingat iisanksi hukum
pelaku iitindak iipidana iirisywah iimasuk iidalam iikategori iisanksi-sanksi
takzir iiyang iikompetensinya iiada iidi iitangan iihakim.iUntuk menentukan
jenis iisanksi iiyang iisesuai iidengan iikaidah iikaidah iihukum Islam iidan
sejalaniidenganiiprinsipiiuntuk iimemelihara iistabilitas iihidup bermasyarakat
22
sehinggaiiberat dan iringannya isanksi iihukum iiharus iidisesuaikan iidengan
jenisitindakipidana yang dilakukan,idisesuaikanidengan lingkungan dimana
pelanggaraniituiterjadi,idikaitkanidenganimotivasi-motivasiiyang mendorong
sebuah tindakipidanaidilakukan.iLebihilanjutial-Thariqimenjelaskanibahwa
sanksi takziriibagiipelakuiijarimahitidakipidanaiirisywahiimerupakan
konsekuensiiidariisikapiimelawanihukumiiIslamidanisebagai konsekuensi dari
sikapimenentang/bermaksiatikepadaiiAllah. Oleh karena iiitu, harus
diberiisanksiitegasiiyang sesuaiidaniimengandung (unsuriyang bertujuan)
untukimenyelamatkaniiorangibanyakiidari kejahatanipara pelakuiitindak
pidana."
3. Dalil idan iSanksiiHukum iPelaku iJarimah Hirabah
Dalilinaqliitentangiperampokan disebutkan secaraitegas didalam Surahial-
Ma'idah (5) ayat ii33:
ْ َأنii َأ ْوiiصل
َ ُي
إالii جوادii الدينii تحاربونii هللاii ورسولهii ويسعونii فيiiض ِ اَأل ْرiiسادًا َ َ فii أنii يُقتلواii
ِ اَأْل ْرii َذلِ… َكii هُمii ع……ريii فِيii
اوii تقطعii اليديهمii وأرجلهمii منii خالفii أوii يتق……واii َ ِمنiiض
ال ُّد ْن َها
ٌ َع َذiiَع ِظي ٌم
َو ُه ْمii فِيii اآل ِخ َر ِةiiاب
Artinya:
Sesungguhnyaihukumanibagiiorang-orang yangimemerangiiAllah idan irasul-
Nya danimembuatiikerusakanidi mukaibumi,ihanyalahiidibunuhiiatau idisalib,
atauidipotongiitanganiidan kakiimerekaisecaraisilang,iatau dibuangiidari
negerii(tempatikediamannya).iYangidemikian ituii(sebagai)iisuatu penghinaan
untuk merekaidi dunia. Danidi akhirat mereka beroleh siksaaniyangibesar.
Selainiyang sudah dijelaskaniidiidalamiAliQura'an, terdapatijugaihadis
riwayat Asy Syafi'iinomori733i(AliMuntaqa)itentang hirabahi(perampokan)
sebagaiiberikutiiini :iArtinyai: "Terhadapiimerekaiyang merampokidan
membunuhimerekaiharus dibunuhidan disalib.iTerhadapimerekaiiyang
membunuhidenganitidak iimengambil iiharta,imereka iidibunuh iidengan
tidakidisalib.iTerhadap merekaiyang mengambilihartaiidenganitidak
membunuh, tanganiidan ikakiiimerekaiidipotong secaraibersilangan,idan
terhadap merekaiyang imelakukan teroriikepada iorang iyangiilaluiilalang
tanpaiimengambiliiharta,iimerekaidiusiridari kampungnya" Ulama-ulama
mazhabiiSyafi'iiidaniAbu Hnifah memahamiikataiaw i(atau) ipada ayatiiini
sebagaiiirincianiiyangiidisebutiisanksinyaiisecara berurutaniisesuaiiidengan
bentukiidanijenisikejahataniyang dilakukaniioleh perampok. iJika iiperampok
tersebutiimembunuhiimaka iaiipuniiharus dibunuh.i Bilaiiaimembunuh
merampok, iidaniimenakut-nakuti iiorang iimaka iiia iidibunuh iidan disalib.
Jikaihanya merampokiidanitidak membunuhiimakaiikakiiidan
tangannyaidipotongiimenyilang iidan iijika iitidak iimelakukan iiapa-apa iidan
hanya imenakut-nakuti,iimaka iia idibuang/dipenjarakan.
23
BAB iiIII
PENUTUP
A. Kesimpulan ii
B. Saran
Pelakuikorupsi iiharusimenyadariibahwaiikorupsiiimerupakaniitindakaniiyang menyalahi
aturaniagama,iisertaibertentanganidenganiiprinsipiiuntuk kemaslahatan iumat. iiKorupsi
merupakaniperbuatan yangidilaknat dan isangat dibenci oleh Allah. iSemangat Islam
untuk imelawan iikorupsi iimesti iidiserukan di iiberbagai iikesempatan, iipendek iikata,
Islamimemerintahkan iuntuk menjauhi korupsiiharusimenjadi unsuripentingidalam
agendaidakwahiIslam. Pendidikanipun iikut iberperang ipenting idalamiipembentukan
mentalitas, iinilai dan iibudaya iimasyarakat. iiDunia iipendidikan iimesti iterlibat iiaktif
dalam imenyelesaikan masalah maraknya iikorupsi.iDunia iipendidikan iimesti meninjau
kembaliidirinyaiuntuk menemukaniijawabanimengapaipendidikanidi Indonesia
melahirkanisedemikian ibanyak iikoruptor. iiKelemahan-kelemahan iiyang menyebabkan
dunia ipendidikan gagal imencetakianakibangsaiyang pandai sekaligus iiberbudi iiluhur
sudah iiwaktunya iidiperbaiki, igerakan iianti iikorupsi ijuga penting iiuntuk iimenjadi
bagian iidari iikegiatan iibelajar iimengajar iidi iiberbagai sekolah, iikalau iitidak masuk
masukiidalamiikurikurulumiipendidikan, paling tidakiiiaiimenjadiikegiatan
ekstrakurikuler
DAFTAR iiPUSTAKA
24
iihttp://jurnal.iainpadangsidimpuan.ac.id/index.php/yurisprudentia/article/
download/1506/1237 ii
https://journal.uii.ac.id/IUSTUM/article/download/75/1828 ii
https://doi.org/10.32699/syariati.v2i02.1129
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexetsocietatis/article/download/7072/6585
https://e-journal.potensi
iiutama.ac.id/ojs/index.php/LexJustitia/article/download/574/767
https://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/faqih/article/view/40/68
https://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/eksaminasi/article/view/1185
http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/41177
http://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/yurisprudentia/article/view/
1506
https://www.academia.edu/download/80942370/359.pdf
https://123dok.com/document/zw1x7r0q-ancaman-hukuman-undang-undang-
tentang-tindak-korupsi-perspektif.html
https://123dok.com/document/zw1x7r0q-ancaman-hukuman-undang-undang-
tentang-tindak-korupsi-perspektif.html
25