Anda di halaman 1dari 11

ETIKA JARI DI MEDIA SOSIAL

BAGI PERSATUAN BANGSA INDONESIA

Nama : Sudirman Awaluddin


No. Peserta : MIQ.08
Utusan Kabilah Kecamatan Batukliang

SELEKSI MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN KE- XXIX


CABANG MUSABAQAH MAKALAH ILMIYAH AL-QUR’AN
TINGKAT KABUPATEN LOMBOK TENGAH
2021
Tela’ah Problematika
Etika Jari Di Media Sosial Bagi Persatuan
Bangsa Indonesia

A. Latarbelakang
Manusia diciptakan oleh Allah SWT disamping menjadi yang beragama
juga sebagai makhluk sosial yaitu sebagai manusia yang mempunyai sifat
saling intraksi satu sama lainnya. Sebagai makhluk sosial Allah
memerintahkan manusia untuk saling berinteraksi dengan sesamanya tanpa
membedakan agama, ras, suku dan budaya. Sebagaimana Allah SWT
menjelaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi :

“Hai manusia, sungguh kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki


dan perempuan dan menjadikan kamu bersuku-suku, berbangsa-bangsa
supaya kamu saling mengenal. Sungguh orang yang paling mulia diantar
kamu disisi Allah ialah yang paling bertakwa diantara kamu. Sunggu Allah
maha mengetahui dan maha mendengar1

Manusia sebagai makluk sosial menduduki posisi paling penting dan


strategis karena manjadi makluk satu-satunya yang berbicara dan ia bisa
membangun hubungan sosial. Kemampuan berbicara manusia sebagai alat
komunikasi sesama manusia. Dengan komunikasi menusia dapat
menyampaikan isi dari hati baik itu tentang perasaan maupun cinta kasih dan

1
Al-Quran Surah Al-Hujurat ayat 13

2
menyebarkan ilmu pengetahuan. Namun manusia juga melalui komunikasi
(perkataan) bisa menumbuhkan perpecahan, permusuhan, dan kebencian. 2
Pada masa Rasulullah SAW membangun peradaban di Madinah adalah
bukti nyata keberhasilan dalam berdakwah yang dilihat dari hubungan
masyarakat yang baik. Al-Qur’an menyatakan bahwa akhlak Rasulullah SAW
yang sangat mulia. Pakar komunikasi menjelaskan bahwa komunikasi bukan
hanya bersifat pengucapan (informatif) melainkan juga perbuatan.3
Kemajuan teknologi selalu membawa dampak dalam kehidupan manusia.
Begitu juga kemajuan teknologi komunikasi telah merubah kebiasaan
komunikasi pada masyarakat. Jumlah pengguna internet di Indonesia
mencapai 202 juta jiwa (73%) dari total 274 juta penduduk pada tahun 2020.
Meningkatnya penggunaan internet dibarengi dengan tingginya penggunaan
media sosial. Penggunaan media sosial sebagai sarana komunikasi di era
digital.4
Dengan internet dan media sosial membuat komunikasi antar sesama
menjadi semakin mudah dalam berbagai aspek seperti politik, bisnis,
pendidikan, pariwisat dan lain sebagainya. Isu politik menjadi trend di media
sosial sehingga ujaran kebencian bahkan SARA menjadi polimik antar lawan
politik.
Perubahan komunikasi ini bisa kita lihat pada kebiasaan masyarkat. Jika
era konvensional kegiatan komunikasi dilakukan dengan mempertimbangkan
dan menjaga nilai-nilai norma dan etika sosial.
Seiring waktu internet tidak hanya digunakan untuk hal positif saja,
melalui kemudahan ini membuat banyak pengguna menggunakan internet dan
media sosial sebagai sarana menyebarkan berita bohong (hoax), permusuhan,
perpecahan maupun ujar kebencian. Kominfo sejak 2018 menangani kasus
pelanggaran undang-undang ITE yaitu ujaran kebencian di media sosial

2
Rahmat, jalaluddin. 1992. Islam Aktual. Bandung: Mizan, Cet Ke-4

3
Efendy, Onong Uncaha. 1986. Dinamika Komunikasi. Bandung:Cv. Remaja Rosyada Karya.
4
Kominfo. 2021. Kominfo:Pengguna Internet Indonesia Terbesar Ke-4 di Dunia. Dalam
linkwww.republika.co.id/

3
mencapai 3.640 kasus. Tinggi nya kasus ini menjadi suatu masalah yang
sangat serius untuk diselesaikan, karena kasus seperti itu bisa menyebabkan
perpecahan kerukunan masyarakat maupun permusuhan antar golongan.

B. Konsep Teori
1. Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani “Etos” yang berarti tempat
tinggal, kebiasaan dan cara berfikir. Namun dalam bentuk jamak artinya
adat kebiasaan yang baik. Dari arti inilah yang menjadi latarbelakang
terbentuknya istilah etika yang digunakan oleh filsuf Yunani sebagai
filsafat moral.
Etika dibedakan menjadi 2 jenis yaitu etika individu dan sosial.
Etika individu yaitu bentuk etika yang menyangkut kewajiban dan sikap
seseorang pada dirinya sendiri. Sedangkan etika sosial adalah berfokus
pada kewajiban seseorang di sosial.5

2. Komunikasi
Secara bahasa berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kamunikasi
adalah proses penyampaian pesan baik berupa pesan, ide dan gagasan dari
satu pihak ke pihak lainnya secara langsung ataupun tidak. 6
Ada 4 jenis komunikasi yaitu:
a. Lisan adalah komuniksi yang diucapkan langsung kepada lawan
bicara.
b. Nonverbal adalah komunikasi yang tidak menggunkan kata-kata hanya
menggunakan gerakan saja.
c. Tertulis adalah komunikasi melalui media seperti kertas atau media
elektronik seperti email.
d. Visual adalah komunikasi menggunak gambar sebagai visualisai

5
K. Berten. 2007. Etika. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, hlm.4
6
Mulyana, Dedi. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Cv. Remaja Rosyada Karya

4
3. Sosial media
Sosial media merupakan perkembangan dari teknologi-teknologi
sebagai media yang duganakan untuk berkomunikasi melalui online dalam
bentuk jejaring sosial. Jenis-jenis sosial media yang sering digunaka oleh
masyarakat saat ini seperti youtube, fecebook, instagram, twitter, whatsapp
dan lain sebagainya. Melalui media sosial memiliki sifat interaktif
dibanding media seperti radio maupun televisi.
Media sosial adalah sebuah media online denggan para
penggunanya bisa dengan mudah berpartisifasi, berbagi dan menciptakan
isi meliputi blog, jejaring sosial. Jejaring sosial adalah yang paling umum
digunakan oleh masyarakat Indonesia bahkan bukan hanya di kota
melainkan sampai ke pelosok desa.

C. Problematika Etika Bersosial Media


Problematika berasal dari bahasa Inggiris yaitu problematic yang artinya
persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa Indoneisa, problematika
berarti hal yang belum dipecahkan yang menimbulkan masalah.7
Media sosial menjadi tempat menumpahkan cerita aktivitas, luapan emosi
dalam bentuk tulisan maupun foto dan video yang jarang mengesampingkan
etika yang ada. Media sosial tidak lagi menjadi media informasi tapi menjadi
media sensasi. Jika kemajuan teknologi tidak dibarengi dengan kemajuan
berfikir maka teknologi tersebut berbanding terbalik dalam hal pola pikir.
Etika dalam dunia maya atau sosial media menjadi perhatian saat-saat ini
dikarenakan banyak sekali kasus pelanggaran dalam media sosial. Banyaknya
tindakan amoral dalam aktivitas komunikasi menjadi ancaman pada
kerukunan kehidupan berbangsa. Di media sosial banyak sekali konten yang
arahnya menyerang suatu kelompok. Pernyataan seperti ujaran kebencian,
propovasi, berita bohong maupun isu SARA.

7
Aftianto. 2018. Problematika pendidikan Nasional: Guru, Kurikulum Dan Politik Pendidikan.
Bali:Mahima Institute Indonesia

5
Islam sudah menjelaskan etik dalam berkomunikasi seperti:
1. Komunikasi harus atas dasar kebeneran
Sebagaimana Allah telah berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 70
yang berbunyi:

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah


dan ucapkanlah perkataan yang benar”(QS. Al-Ahzab-70)

Dalam aktivitas komunikasi, Islam memandang bahwa komunikasi


harus ada tujuan dan maksud yaitu dakwah. Nabi bersada yang artinya
“Katakanlah yang benar meskipun itu pahit” (HR. Ibnu Hibban). Berkata
benar dalam media sosial menjadi hal yang endemik saat ini, dikarenakan
kebanyakan sudah berkamuflase sehingga yang disampaikan dihiraukan
oleh banyak orang
2. Tabayyun atau mengkonfirmasi informasi yang diterima
Untuk ketepatan data dan fakta sebagai bahan informasi yang akan
disampaikan kepada orang lain atau masyarakat luas sebagai aktifitas
interaksi dan komunikasi maka harus data benar dan valid maka
diperlukan untuk pemerikasaan kembali berita yang disampaikan. Hal ini
menjadi penting dikarenakan banyak yang mendapat informasi palsu
sehingga diperlukan untuk cek dan recek kembali. Dalam hal ini Allah
SWA sudah menjelaskan dalam surat Al-Hujurat ayat 6 sebagaimana
artinya:8
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang
kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar
kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan),
yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu”

8
Quran Surah Al-Hujurat Ayat 6

6
Ayat ini peringatan tegas dari Allah untuk mukmin supaya selalu
bersikap teliti terhadap berita yang disampaikan orang selalu
mengklarifikasi informasi tersebut.
Berita bohong (hoaks) adalah berita yang kebenarannya tidak dapat
dipertanggungjawabkan oleh siapapun bahkan oleh pembuatnya sendiri.
Alasan konten hoaks tersebar luar antaralain:
a. Kesenangan saja
b. Mencari sensasi
c. Mendapat keuntungan pribadi
d. Ikut-ikutan saja
e. Menyudutkan salah satu pihak
f. Untuk menimbulkan keresahan

Untuk mengenali berita hoaks maka masyarakat perlu di edukasi untuk


bisa mengidentifikasikkan berita hoaks di sosial media dengan ciri-ciri:

a. Berasal dari situs yang tidak terpercaya


b. Tidak ada tanggal kejadian
c. Tempat kejadian tidak jelas
d. Menakankan pada isu SARA
e. Menyudutkan suatu pihak
f. Menggunakan bahasa emosiona dan provokatif
g. Disebarkan oleh akun cloningan (anonim)
Olehkarenanya Islam mengajarkan dalam penerimaan informasi ketika
komunikasi hendak selalu bersikap jeli dan teliti dalam menerima
informasi terkhusus di era teknologi sekarang ini.
3. Menghindari saling mengolok-olok atau provokatif
Dalam surah Al-Hujurat ayat 13 Allah berfirman yang artinya :
“Hai manusia, sungguh kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan perempuan dan menjadikan kamu bersuku-suku, berbangsa-
bangsa supaya kamu saling mengenal. Sungguh orang yang paling mulia

7
diantar kamu disisi Allah ialah yang paling bertakwa diantara kamu.
Sunggu Allah maha mengetahui dan maha mendengar
Dalam tafsir al-Misbah menjelaskan bahwa surah Al-Hujurat ayat 13
menyatakan bahwa kita berasal dari seorang laki-laki dan perempuan yaitu
Adam dan Hawa, maka tidak sepantasnya kita saling mengolok-olok.

Dalam pemerintah republik Indoneisa juga sudah menerapkan undang-


undang untuk mengatur kehidupan bersama. Undang-undang yang
dimaksud adalah undang-undang informasi dan transaksi elektronik yang
disingkat UU ITE. Pada pasal 45 ayat (3) mengatur tentang penghinaan
dan/atau pencemaran nama baik. Pasal 45A ayat (1) mengatur tentang
penyebaran hoaks atau berita bohong. 9

Fenomena amoral di media sosial penyebabnya dari bebrapa faktor


minimnya pengetahuan tentang agama yang menjadi fundamental setiap
orang, minimnya pengetahuan tentang undang-undang ITE dan unsur
sentimen terhadap seseorang.

Komuniksi dengan memanfaatkan media sosial biasanya banyak


cenderung melupakan etika dalam berkomunikasi. Hal ini dibuktikan
dengan banyaknya kata-kata kasar yang kerap sekali digunakan baik
sengaja maupun tidak sengaja. Akibat dari penyalahgunaan media sosial
dalam menyebarkan informasikan juga berdampak pada banyaknya
pengguna yang masuk keranah hukum akibat dari penyebaran informasi
dimedia sosial yang tidak mementingkan etika.

Semakin maraknya konten-konten negatif seperti ujaran kebencian dan


SARA, Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo mengajak
masyarakat membuat konten positif supaya konten-konten negatif
teralihkan, hal ini menjadi alternatif supaya fokus kepada hal yang positif
dan tidak menyebar berita yang negatif. dikutip dari detiknews:

9
Undang-undang informasi dan transaksi elektronik. 2016

8
“konten-konten negatif terus bermunculan. Kejahatan diruang digital
terus meninggakat, hoaks, penipuan daring, perjudian eksploitasi seksual
pada anak,perundungan cyber, ujaran kebencian, radikalisme berbasis
digital perlu diawasi karena mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Kewajiban kita bersama untuk terus meminimalkan konten negatif dan
membanjiri konten positif.

Arahan tersebut supaya oknum amoral manjadi jera dan sebagai


pelajaran bagi yang lainnya. Agar ketika memainkan jari untuk sosial
media harus berfikir berulang kali. Dengan menghentikan para pelaku
konten nagatif yang mengacam persatuan dan kesatuan bangsa maka akan
tercipta kerukunan bermasyarakat.

Dari data kepolisian RI menunjukan tingginya kasus penggaran


undang-undang ITE seperti ujaran kebencian. Kasus ujaran kebencian
berupa penghinaan yang ramai menjadi perhatian publik. Penanggulangan
kejahatan yakni untuk melindungi kepentingan masyarakat maka
penegakan hukum pidana ideal nya harus dilaksanakan lebih efektif.

Pribahasa ”Lidah memang tak bertulang tapi lebih tajam daripada


pedang” artinya menjaga lisan untuk tidak berkata memang tidang mudah
namun sebisa mungkin menghindari pertakataan yang menyinggung orang
lain, apabila tidak sengaja maka segeralah meminta maaf. Dan berhati-
hatilah ketika jari menari diatas keyboard lalu pesan terkirim sebagai
status di media sosial dan orang merasa tersinggung maka bisa jadi orang
yang tersinggung melapor dengan berbagai tuduhan.

9
D. Penutup
Indonesia sebagai negara yang masyarakat multikultural harusnya kembali
pada apa yang diarahkan didalam Al-Quran sebagai petunjuk kehidupan yaitu
berkomunikasi baik di dunia nyata maupun didunia maya (media sosial)
haruslah menerapkan etika komunikasi agar mampu melawan berbagai
tindakan amoral dalam komunikasi.
Cara etika berkomunikasi yang baik dengan menjalankan sesuai Al-Quran
seperti berkomunikasi dengan benar, jangan saling mengolok-olok dan
tabayun serta mengikuti adat dan aturan dari lingkungan tempat tinggal.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aftianto. 2018. Problematika pendidikan Nasional: Guru, Kurikulum Dan Politik


Pendidikan. Bali:Mahima Institute Indonesia
Efendy, Onong Uncaha. 1986. Dinamika Komunikasi. Bandung:Cv. Remaja
Rosyada Karya.
K. Berten. 2007. Etika. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, hlm.4
Kominfo. 2021. Kominfo:Pengguna Internet Indonesia Terbesar Ke-4 di Dunia.
Dalam link www.republika.co.id/
Rahmat, jalaluddin. 1992. Islam Aktual. Bandung: Mizan, Cet Ke-4
Mulyana, Dedi. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Cv. Remaja
Rosyada Karya
Undang-undang informasi dan transaksi elektronik. 2016

11

Anda mungkin juga menyukai