Anda di halaman 1dari 4

NAMA : AVIRA CANDRA WINDIANA

NIM : 18240688
PRODI / KELAS : ILMU KOMUNIKASI / B
TUGAS / KATEGORI : RESUME / INDIVIDU

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

I. PENGERTIAN
 Komunikasi Antarbudaya adalah komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh
komunikator dan komunikan yang berbeda latar belakang budayanya.
 Hubungan antarkeduanya bersifat timbal balik dan fungsional, dimana budaya
memengaruhi komunikasi dan turut menciptakan serta memelihara realitas budaya
dalam komunitas masyarakat yang berbudaya.
 Komunikasi antarbudaya senantiasa membandingkan fenomena komunikasi dalam
keragaman budaya, membandingkan satu fenomena dengan fenomena yang lain tanpa
dibatasi oleh konteks geografis ataupun rasa tau etnik.

II. BENTUK – BENTUK


Menurut DeVito (1997), bentuk-bentuk komunikasi antarbudaya, antara lain :
a. Komunikasi antara kelompok agama yang berbeda. Misalnya, antara orang Katolik
Roma dengan Episkop, atau antara orang Islam dan orang Yahudi.
b. Komunikasi antara subkultur yang berbeda. Misalnya, antara dokter dan pengacara,
atau antara tunanetra dan tunarungu.
c. Komunikasi antara subkultur dan kultur yang dominan. Misalnya, antara kaum
homoseks dan kaum heteroseks, atau antara kaum manula dan kaum muda.
d. Komunikasi antara jenis kelamin yang berbeda. Yaitu antara pria dan wanita.

III. PRINSIP – PRINSIP


Menurut DeVito (2003), prinsip-prinsip dalam komunikasi antarbudaya, antara lain :
1. Relativitas Bahasa. Bahasa memengaruhi pemikiran dan perilaku serta proses
kognitif. Dikarenakan bahasa di dunia sangat berbeda dalam hal karakteristik sematik
dan strukturnya, orang yang menggunakan bahasa yang berbeda juga akan berbeda
dalam cara memandang dan berpikir tentang dunia.
2. Bahasa sebagai Cermin Budaya. Semakin besar perbedaan antara budaya, semakin
sulit pula komunikasi dilakukan. Yang ditandai dengan banyaknya kesalahan dalam
komuikasi, kesalahan kalimat dan presepsi, kesalahpahaman, dan sebagainya.
3. Mengurangi Ketidakpastian. Semakin besar perbedaan antarbudaya, semakin besar
kertidakpastian dan ambiguitas dalam komunikasi untuk menguranginya. Sehingga
kita dapat lebih baik menguraikan, memprediksi, dan menjelaskan perilaku orang lain.
4. Kesadaran Diri dan Perbedaan Antarbudaya. Semakin besar perbedaan antarbudaya,
semakin besar kesadaran diri (mindfulness) para partisipan selama komunikasi.
Kesadaran diri membuat kita lebih waspada, akan tetapi juga membuat kita terlalu
berhati-hati, tidak spontan, dan tidak percaya diri.

IV. FUNGSI
Menurut Mulyana dan Rakhmat (2001), fungsi komunikasi antarbudaya, antara lain :
a. Fungsi Pribadi
- Fungsi Pribadi adalah fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku
komunikasi yang bersumber dari seorang individu.
- Fungsi pribadi mencakup beberapa hal, yaitu :
1) Identitas Sosial. Yang menjadi focus dalam hal ini adalah perilaku komunikasi
individu yang dinyatakan dengan tindakan berbahasa (verbal dan nonverbal).
Contohnya, asal-usul suku bangsa, agama, atau tingkat pendidikan seseorang.
2) Integrasi Sosial. Menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi atau
antarkelompok dengan tetap mengakui perbedaan setiap unsur-unsurnya.
3) Menambah Pengetahuan. Hal ini terjadi karena kedua pihak saling mempelajari
kebudayaan masing-masing.
4) Melepaskan Diri atau Jalan Keluar. Sebagai komunikasi yang berfungsi
menciptakan hubungan yang kontemporer dan hubungan yang simetris.
b. Fungsi Sosial
- Fungsi Sosial adalah fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku
komunikasi yang bersumber dari masyarakat luas.
- Fungsi sosial mencakup beberapa hal, yaitu :
1) Pengawasan. Fungsi ini untuk menginformasikan “perkembangan” tentang
lingkungan yang banyak dilakukan oleh media massa.
2) Menjembatani. Fungsi ini dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang
dipertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan.
3) Sosialisasi Nilai. Fungsi ini untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai
kebudayaan suatu masyarakat pada masyarakat lain.
4) Menghibur. Beberapa acara yang ditampilkan menyajikan humor yang segar.

V. TUJUAN
- Tujuan komunikasi antarbudaya adalah mengurangi tingkat ketidakpastian tentang
orang lain dengan cara melakukan proses komunikasi secara tepat.
- Agar komunikasi antarbudaya berjalan seimbang, maka ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain :
1. Menghindari prasangka buruk kepada kebudayaan orang lain, bangsa lain, dsb.
2. Bersimpati kepada semua bentuk kebudayaan orang, bangsa, dan negara lain.
3. Memiliki sistem nilai yang mampu menjadi filter kebudayaan.
4. Berempati dan mengerti pada kebudayaan lain demi persahabatan meskipun tidak
selalu harus mengambil kebudayaan orang lain sebagai pandangan hidup.

VI. FAKTOR – FAKTOR


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi antarbudaya, antara lain :
a. Faktor Personal. Faktor ini dikaitkan dengan faktor psikologis yang muncul dari
dalam diri (disposisi) untuk ditampilkan sebagai respons terhadap stimulus yang
datang dari luar diri.
b. Faktor Hubungan Antarpribadi. Hal-hal yang menjadikan faktor hubungan
antarpribadi ini, antara lain :
1. Sifat antarbudayanya yang berpengaruh terhadap interaksi. Misalnya, tentang hal-
hal yang diucapkan secara lisan atau ditulis di atas kertas.
2. Masalah kredibilitas. Kredibilitas komunikator terletak pada pribadi seseorang
yang mampu memengaruhi sikap seseorang terhadap orang lain.

VII. DIMENSI PROSES


- Proses komunikasi antarbudaya adalah proses yang interaktif, transaksional, dan
dinamis.
- Faktor-faktor yang memengaruhi proses komunikasi, antara lain :
1. Faktor Budaya. Meliputi faktor yang menjelaskan kemiripan dan perbedaan
agama, budaya, sikap, dan bahasa.
2. Faktor Sosiobudaya. Faktor ini memengaruhi pada penataan sosial yang
berkembang berdasarkan interaksi dengan orang lain. Faktor utamanya meliputi :
a. Keanggotaan dalam kelompok sosial.
b. Konsep diri.
c. Ekspektasi peran.
d. Definisi mengenai hubungan antarpribadi.
3. Faktor Psikobudaya. Faktor ini memengaruhi proses penataan pribadi atau proses
yang memberi stabilitas pada proses psikologis. Faktor utamanya meliputi :
a. Stereotip.
b. Sikap terhadap orang lain.
4. Faktor Lingkungan. Lingkungan akan memengaruhi kita dalam melakukan
penyandian dan penyandian balik suatu pesan. Contoh, orang Amerika Utara dan
orang Kolombia memiliki cara pandang berbeda tentang ruang keluarga. Orang
Amerika Utara menganggap ruang keluarga sebagai tempat berkumpul (informal),
bagi orang Kolombia, ruang keluarga sebagai tempat formal.
- Tahapan proses komunikasi antarbudaya, antara lain :
a. Tahap Ideasi/Gagasan. Proses penciptaan gagasan atau informasi yang dilakukan
oleh komunikator.
b. Tahap Encording. Gagasan dibentuk menjadi simbol atau sandi berupa kata-kata,
gambar, atau tindakan yang dirancang untuk dikirim kepada komunikan.
c. Tahap Pengiriman. Pengiriman gagasan dapat dilakukan dengan berbicara,
menulis atau bertindak melalui saluran yang tersedia dalam organisasi seperti
telepon, poster, intruksi, kotak saran, dsb.
d. Tahap Penerimaan. Pesan diterima melalui proses mendengarkan, membaca, atau
mengamati bergantung saluran yang digunakan untuk mengirimkannya.
e. Tahap Decoding. Pesan yang diterima diinterpretasikan, dibaca, diartikan, dan
diuraikan secara langsung atau tidak langsung melalui proses berpikir. Tahap ini
sering terjadi ketidaksesuaian pada gagasan yang di-encoding oleh komunikator.

VIII. SUMBER
Ridwan, Aang. Komunikasi Antarbudaya, Mengubah Persepsi dan Sikap dalam
Meningkatkan Kreativitas Manusia. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2016.

Anda mungkin juga menyukai