Anda di halaman 1dari 2

KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA

1. Komunikasi Lintas Budaya


Mengingat perkembangan atau tren saat ini, komunikasi antar budaya antara
bisnis sangat penting untuk menciptakan harmoni komersial di antara keduanya.
Namun, dalam komunikasi antarbudaya, diperlukan pemahaman bersama antara dua
orang atau lebih, baik secara tertulis maupun lisan. Semakin banyak model kerjasama
dan perjanjian perdagangan di berbagai wilayah di dunia akan membuat komunikasi
komersial antar budaya menjadi lebih penting. Dengan terbukanya peluang bagi
perusahaan multinasional untuk memasuki wilayah suatu negara dan perkembangan
pesat teknologi komunikasi dan informasi, kebutuhan akan komunikasi komersial
antarbudaya menjadi semakin penting.

a. Pengertian Komunikasi Bisnis Lintas Budaya


Kata atau istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris dan berarti
"komunikasi". Secara etimologis atau sesuai dengan asal usul kata itu, ia berasal
dari communatus Latin dan kata-kata ini berasal dari kata communis. Dengan kata
ini, komunis memiliki arti "berbagi" atau "milik bersama", sebuah perusahaan
yang memiliki tujuan solidaritas atau kesamaan. Pesan itu merujuk secara
terminologis pada proses pengiriman pernyataan dari satu orang ke orang lain.
Dalam pengertian ini, orang yang terlibat dalam komunikasi adalah orang.
Ilmu komunikasi sebagai ilmu sosial multidisiplin tidak dapat lepas dari
perspektif beberapa ahli yang tertarik pada ilmu komunikasi, sehingga definisi
dan pemahaman komunikasi menjadi semakin beragam. Masingmasing memiliki
penekanan pada makna, ruang lingkup dan konteks, yang berbeda tetapi pada
dasarnya saling melengkapi dan menyempurnakan makna komunikasi sejalan
dengan evolusi ilmu komunikasi.
Komunikasi komersial antarbudaya adalah komunikasi yang digunakan baik
secara verbal maupun non-verbal dalam dunia bisnis dan mempertimbangkan
faktor budaya lokal, regional dan nasional. Dalam hal ini, memahami budaya
bukan hanya budaya asing (internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan
berkembang di berbagai bagian negara. Pengusaha pindah ke daerah dan negara
lain, tetapi memahami budaya daerah atau negara sangat penting. Ini termasuk
cara untuk memahami produk musiman di negara ini. Kegagalan bisnis

2. Tujuan Komunikasi Lintas Budaya


a. Mengurangi tingkat ketidakpastian
Alo (2009) menjelaskan bahwa salah satu perspektif komunikasi antarbudaya
menekanakan bahwa tujuan komunikasi antarbudaya adalah mengurangi tingkat
ketidakpastian tentang orang lain. Ada tiga tahap interaksi guna mengurangi
tingkat ketidakpastian, yakni:
1) Pra-kontak atau tahap pembentukan kesan melalui simbol verbal maupun
non verbal.
2) Initial contact and impression, yakni tanggapan lanjut atas kesan yang
muncul dari kontak awal tersebut.
3) Closure, mulai membuka diri anda yang semula tertutup melalui atribusi
dan pengembangan kepribadian implisit. Atribusi sendiri menganjurkan
agar kita harus lebih mengerti perilaku orang lain dengan menyelidiki
motivasi atas suatu perilaku atau tindakan yang dilakukannya. Sementara
itu kita pun dapat mengembangkan sebuah kesan terhadap orang itu
melalui evaluasi atas kehadiran sebuah kepribadian implisit, yang mana
kepribadian ini membuat sugesti kepada kita diawal kesan pertama saat
bertemu. Misalnya, jika kita menilai orang lain baik diawal pertemuan,
maka sifatsifat baik lainnya akan ada pada dirinya.

b. Efektivitas antarbudaya
Dalam kenyataan sosial disebutkan bahwa manusia tidak dapat dikatakan
berinteraksi sosial kalau dia tidak berkomunikasi. Sama halnya dengan interaksi
antarbudaya yang efektif juga sangat bergantung pada komunikasinya.
Komunikasi yang efektif dapat terwujud bila strategi dan metode komunikasi
yang digunakan tepat. Strategi komunikasi yang efektif sangat penting
diperhatikan dalam sebuah proses komunikasi. Efektivitas komunikasi
antarpribadi dalam komunikasi antarbudaya dari komunikator dan komunikan
yang berbeda budaya itu sangat ditentukan oleh faktor-faktor : keterbukaan,
empati, perasaan positif, memberikan dukungan, dan memelihara keseimbangan.

3. Hambatan-Hambatan dalam Komunikasi Antarbudaya


Dalam berkomunikasi dengan konteks keberagaman kebudayaan kerap kali
menemui masalah atau hambatan-hambatan yang tidak diharapkan sebelumnya.
Misalnya saja dalam penggunaan bahasa, lambang-lambang, nilai atau norma-norma
masyarakat dan lain sebagainya.
Hambatan Komunikasi Antarbudaya dapat dibagi dalam tiga jenis, yakni
hambatan persepsi, hambatan verbal dan hambatan nonverbal.
a. Hambatan persepsi Persepsi merupakan proses internal yang mana kita memilih,
mengevaluasi, dan mengorganisasikan stimuli dari luar. Sejak lahir, orang
mempelajari persepsi-persepsi mereka dan dari pengalaman-pengalaman budaya
yang mereka alami akan menghasilkan perilaku.
b. Hambatan verbal Kata verbal adalah bahasa. Bahasa merupakan kesepakatan
linguistik yang bersifat sewenang-wenang dan bersifat kultural. Bahasa sendiri
merupakan cerminan dari budaya, yakni isi budaya dan natur budaya. Bahasa
merupakan produk dari budaya dan budaya adalah produk dari bahasa.
c. Hambatan nonverbal Terdapat kategori-kategori dasar dalam nonverbal yang
berpotensi menjadi hambatan komunikasi antar budaya, yakni konteks, kronemik
(pengertian tentang waktu), kinesik (komunikasi gerakan tubuh), proxemik
(pengertian akan ruang), kesiapan (immediacy), karakteristik fisik serta vocal.

Anda mungkin juga menyukai