Anda di halaman 1dari 4

Teori Sosial dan Budaya

Fadel Fachrozi
190501182
Teori Komunikasi

Teori Sosial dan Budaya


Tidak ada batasan antara budaya dan komunikasi, seperti yang dinyatakan Hall,4
“Budaya adalah komunikasi dan komunikasi adalah budaya” dengan kata lain ketika
membahas komunikasi dan budaya sulit untuk memutuskan mana yang menjadi suara mana
yang menjadi gemanya, karena mempelajari budaya melalui komunikasi dan pada saat yang
sama komunikasi merupakan refleksi budaya.
Harris & Moran6 telah menjabarkan beberapa karakteristik budaya supaya kita dapat
mengidentifikasikan identitas-identitas budaya yang berbeda, antara lain adalah komunikasi
dan bahasa, pakaian dan penampilan, makanan dan kebiasaan makan, waktu dan kesadaran
akan waktu, penghargaan dan pengakuan, hubungan-hubungan, nilai dan norma , rasa diri
dan ruang, proses mental dan belajar, serta kepercayaan dan sikap. Komunikasi dan bahasa
yang dimaksud disini antara lain komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal dan
nonverbal masing-masing budaya memiliki keunikan tersendiri dan itulah yang mebedakan
kelompok budaya satu dengan yang lain. Bahasa adalah seluruh bahasa asing yang ada di
dunia. Dalam suatu bahasa tedapat pula dialek, aksen, logat, jargon dan lainnya.
Komunikasi dan kebudayaan tidak sekedar dua kata tetapi dua konsep yang tidak
dapat dipisahkan,” harus dicatat bahwa studi komunikasi antarbudaya dapat diartikan sebagai
studi yang menekankan pada efek kebudayaan terhadap komunikasi ( William B.Hart II,
1996).
Menurut Alo liliweri dalam buku dasar-dasar komunikasi antar budaya, komunikasi
antarbudaya adalah menambah kata budaya ke dalam pernyataan “komunikasi antara dua
orang/ lebih yang berbeda latar belakang kebudayaan”
Komunikasi antarbudaya adalah suatu proses komunikasi simbolik,
interpretatif,transaksional, dan kontekstual yang dilakukan oleh sejumlah orang yang karena
memiliki perbedaan derajat kepentingan memberikan interpretasi dan harapan secara berbeda
terhadap apa yang disampaikan dalam bentuk perilaku tertentu sebagai makna yang
dipertukarkan (Lustig dan Koster,1993).
Dari beberapa pengertian komunikasi antarbudaya dapat disimpulkan bahwa proses
komunikasi antarbudaya bahwa semakin besar derajat perbedaan antarbudaya maka semakin
besar pula kita kehilangan peluang untuk meramalkan suatu tingkat ketidakpastian
Komunikasi sebagai proses (itu salahsatu karakteristik komunikasi) karena komunikasi itu
dinamik, selalu berlangsung dan sering berubah-ubah. Sebuah proses terdiri dari beberapa
sekuen yang dibedakan namun tidak dapat dipisahkan. Semua sekuen berkaitan satu sama
lain meskipu dia selalu berubah-ubah. Jadi pada hakikatnya proses komunikasi lain, yakni
suatu proses yang interaktif dan transaksional serta dinamis.
Berikut unsur-unsur proses komunikasi antarbudaya:
a. Komunikator Komunikator dalam komunikasi antar budaya adalah pihak yang
memperkasai komunikasi , artinya dia mengawali pengiriman pesan tertentu
kepada pihak lain yang disebut komunikan. Dalam komunikasi antarbudaya
seorang komunikator berasal dari latar belakang kebudayaan tertentu, misalnya
kebudayaan A berbeda dengan komunikan yang berkebudayaan B.
b. Komunikan Komunikan dalam komunikasi antarbudaya adalah pihak yang
menerima pesan tertentu. Dia menjadi tujuan/ sasaran komunikasi dari pihak lain
(komunikator). Dalam komunikasi antarbudaya, seorang komunikan berasal dari
latar belakang sebuah kebudayaan tertentu, misalnya kebudayaan B.
c. Pesan Pesan adalah apa yang ditekankan atau yang dialihkan oleh komunikator
kepada komunikan. Setiap pesan sekurang-kurangnya mempunyai dua aspek
utama. Content dan Treatment, yaitu isi dan perlakuan. Isi pesan meliputi aspek
daya tarik pesan, misalnya kebaruan, kontroversi,argumentatif, rasional bahkan
emosional.dan daya tarik pesan saja tidak cukup, akan tetapi sebuah pesan juga
perlu mendapatkan perlakuan, perlakuan atas pesan berkaitan dengan penjelasan
atau penataan isi pesan oleh komunikator.
d. Media Dalam proses komunikasi antarbudaya, media merupakan tempat, saluran
yang dilalui oleh pesan atau simbol yang dikirim melalui media tertulis dan media
massa. Akan tetapi kadang-kadang pesan itu dikirim tidak melalui media,
terutama dalam komunikasi antar budaya tatap muka.
e. Efek dan umpan balik Manusia mengkomunikasikan pesan karena dia
mengharapkan agar tujuan dan fungsi komunikasi itu tercapai. Tujuan dan fungsi
komunikasi, termasuk komunikasi antarbudaya, antara lain memberikan
informasi, menjelaskan/meguraikan tentang sesuatu, memberikan hiburan,
memaksakan pendapat atau mengubah sikap komunikan. Dalam proses tersebut
umumnya menghendaki reaksi balikan yang disebut umpan balik. Umpan balik
merupakan tanggapan balik dari komunikan kepada komunikator atas pesanpesan
yang telah disampaikan. Tanpa umpan balik atas pesan-pesan dalam komunikasi
antarbudaya maka komunikator dan komunikan tidak bisa memahami ide, pikiran
dan perasaan yang terkadang dalam pesan terkandung dalam pesan tersebut.
f. Suasana (Setting dan Context) Satu faktor penting dalam komunikasi antarbudaya
adalah suasana yang kadang-kadang disebut setting of communication, yakni
tempat (ruang,space) dan waktu (time) serta suasana (sosial/psikologis) ketika
komunikasi antar budaya berlangsung.
g. Gangguan (Noise atau Interference ) Gangguan dalam komunikasi antarbudaya
adalah segala ssesuatu yang menjadi penghambat laju pesan yang ditukar antara
komunikator dengan komunikan, atau yang paling fatal adalah menguraikan
makna pesan antarbudaya. Gangguan menghambat komunikan menerima pesan
dan sumber pesan. Gangguan (noise) dikatakan ada dalam satu sistem komunikasi
bila dalam membuat pesan berbeda dengan pesan yang diterima.
Fungsi komunikasi antarbudaya Fungsi komunikasi antarbudaya dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku
komunikasi yang bersumber dari seseorang individu.
a) Menyatakan identitas sosial
Dalam proses komunikasi antar budaya terdapat beberapa perilaku komunikasi
individu yang digunakan untuk menyatakan identitas social. Perilaku itu
dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan non verbal. Dari
perilaku bahasa itulah dapat diketahui identitas diri maupun social, misalnya dapat
diketahui asal-usul agama, maupun tingkat pendidikan seseorang.
b) Menyatakan integrasi social
Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi,
antar kelompok namun tetap mengakui perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur.
Dalam kasus komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar
komunikan dan komunikator maka integrase social merupakan tujuan utama
komunikasi.
c) Menambah pengetahuan
Komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bersama karena saling mempelajari budaya masing-masing.
Sehingga kita tidak hanya mengetahui satu budaya melainkan dapat mengetahui
budaya lain.
d) Melepaskan diri atau jalan keluar
Berkomunikasi dengan orang lain terkadang kita melepas diri atas masalah yang
kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti itu berfungsi menciptakan hubungan yang
komplementer dan simetris.

2) Fungsi Sosial
a) Pengawasan
Praktek komunikasi antarbudaya diantara komunikan dan komunikator yang
berbeda budaya berfungsi saling mengawasi. Fungsi ini biasanya kebanyakan
digunakan oleh media massa dalam menyebar luaskan peristiwa yang terjadi
disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks budaya yang
berbeda.
b) Menjembatani
Fungsi menjembatani itu dapat mengkontrol melalui pesan-pesan yang mereka
tukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan
sehingga menghasilkan makna yang sama.
c) Sosialisasi nilai
Fungsi sosialisasi merupakan untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai
kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.
d) Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya.
Misalnya menonton tarian hulahula dan “Hawaian” ditaman kota. Hiburan
tersebut termasuk kategori hiburan antarbudaya.
Hambatan komunikasi antarbudaya:

1) Hambatan semantik atau hambatan Bahasa


Hambatan bahasa menjadi penghalang utama karena bahasa merupakan sarana
utama terjadinya komunikasi. Gagasan, pikiran, dan perasaan dapat diketahui
maksudnya ketika disampaikan lewat bahasa. Bahasa biasanya dibagi menjadi dua
sifat, yaitu bahasa verbal dan bahasa non verbal. Bahasa menjembatani antar
individu dikaji secara kontekstual. Fokus kajian bahasa selalu dihubungkan
dengan perbedaan budaya (kelas, ras, etnik, norma, nilai, agama).
2) Sikap Etnosentresme
Konsep ini mewakili suatu pengertian bahwa setiap kelompok etnik atau ras
mempunyai semangat dan iodeologi untuk menyatakan bahwa kelompoknya lebih
superior dari pada kelompok etnis atau ras yang lain dan sikap etnosentresme dan
rasisme itu berbentuk prasangka, streotip, diskriminasi dan jarak sosial terhadap
kelompok lain.

Daftar Pustaka :
http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1781/3/BAB%20II.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/13261/5/Bab%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai