Anda di halaman 1dari 23

Tugas Modul Perkembangan Komunikasi Lintas Budaya

Disusun oleh Kelompok 4:

1. Achmad Aryo Chandra Wibowo - 1408518001


2. Nurmafinda Imam - 1408518029
3. Prameswari Gitawardhani - 1408518040
4. Zidanne Razal Lingga. - 1408518024
5. Helmi Dwi Cahyo - 1408518081
6. Muhammad Iqbal - 1408518013
7. Malahayati - 1408518010
8. Stevanny Filadelfia - 1408518075

Program Studi: Hubungan Masyarakat // Kelas: A

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Jl. Rawamangun Muka, Rt.011/Rw.014, Rawamangun, Kel. Rawamangun, Kec. Pulogadung,


Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
BAB 1

PERKEMBANGAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

Komunikasi merupakan kegiatan yang sejak dulu telah lama dilakukan manusia.
Bahkan Adam dan Hawa sebagai manusia pertama juga melakukan kegiatan komunikasi
yang kita tidak tahu bagaimana proses mereka melakukan komunikasi (dalam Suryanto,
2015). Komunikasi lalu berkembang melalui bahasa dan tulisan. Tulisan-tulisan yang
terdapat di gua dan dibatu merupakan bukti-bukti dari bentuk komunikasi manusia pada
zaman dahulu. Pada perkembangannya, komunikasi masih berupa penyampaian gagasan atau
pesan berupa pidato atau diskusi. Komunikasi terus berkembang setelah ilmuan menemukan
kertas dan mesin cetak. Terbitnya surat kabar pertama juga menjadi tonggak sejarah
komunikasi dan peradaban manusia berkembang lebih pesat dengan adanya media elektronik
seperti radio, televisi dan beberapa media lain.

Banyak orang bertanya-tanya tentang sejauh mana perkembangan dari komunikasi


yang mencakup bidang antar budaya. Seiring berkembangnya zaman, komunikasi lintas
budaya semakin canggih dan modern dengan adanya globalisasi. Globalisasi tersebut
meliputi kemudahan transportasi yang memudahkan manusia dalam bepergian dan
kemudahan informasi yang memudahkan dan mempercepat arus informasi antar dunia (dalam
Mubah, S. 2011).

Kehidupan manusia sehari-hari tidak luput dari komunikasi, karena merupakan salah
satu cara manusia untuk menjalin hubungan satu sama lain. Menurut Hardjana (dalam
Fourianalistyawati, 2012) Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti
sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan
oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu. Di era global saat ini, komunikasi
berperan dalam membantu manusia menyampaikan informasi mulai dari lingkup terkecil
hingga lingkup terbesar.

Konsep lain yang tidak dapat dipisahkan dari komunikasi adalah budaya. Mengingat
betapa kuatnya hubungan antara budaya dan komunikasi, Edward T. Hall (dalam Liliweri,
2009) membuat sebudah definisi “Kebudayaan adalah komunikasi dan komunikasi adalah
kebudayaan”. Hall sebenarnya mengatakan bahwa hanya manusia berbudaya yang
berkomunikasi, dan ketika manusia berkomunikasi dia dipengaruhi oleh kebudayaannya.
Manusia menyatakan dan mungkin juga menginterpretasikan kebudayaannya kepada orang
lain, dan sebaliknya, orang lain menginterpretasikan kebudayaannya. Manusia melakukan
komunikasi dengan budaya lain didasarkan pada individu-individu yang memiliki latar
belakang budaya yang berbeda dan juga perbedaan ras, etnis, agama, jenis kelamin, gender.
Kebudayaan memberikan pedoman agar kita dapat memulai (termasuk menafsirkan pesan)
komunikasi, juga mengajarkan kita mengakhiri komunikasi.

Bab ini akan membahas tentang berkembangnya komunikasi lintas budaya pada era
global, bidang-bidang yang mempengaruhi perkembangan komunikasi lintas budaya,
pengaruh globalisasi pada perkembangan komunikasi lintas budaya, dan menjelaskan
tantangan komunikasi lintas budaya di masa depan. Anda akan dapat memahami lebih dalam
bagaimana perkembangan komunikasi lintas budaya dan mengimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Perkembangan Komunikasi Lintas Budaya Pada Era Global

Proses komunikasi lintas budaya saat ini bisa dilakukan dengan ringkas karena
cepatnya perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin memudahkan kita untuk
berkomunikasi. Selain dengan berkembangnya alat komunikasi, perkembangan alat
transportasi juga memberikan pengaruh yang besar karena semakin memudahkan manusia
berpindah dari satu tempat ketempat lain dalam satu cakupan yang luas dengan waktu yang
singkat. Sebelum kita membahas perkembangan lintas budaya lebih dalam, kita mulai dengan
membahas sejarah perkembangan, definisi, fungsi, serta faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi lintas budaya.

A. Sejarah Perkembangan Komunikasi Lintas Budaya

Sejarah komunikasi lintas budaya telah ada dari waktu yang lama bahkan sudah ada
sejak adanya manusia, karena komunikasi lintas budaya sudah terjadi mulai dari cara kita
memanggil ayah dan ibu, dan kemudian kita diajari cara memakai baju, makan, buang air,
dan lain sebagainya yang juga merupakan bagian dari kebudayaan

Ketika kita mulai bergaul dan bermain dengan teman disekitar kita misalnya, kita juga
sudah memulai cara berkomunikasi dan mengenal budaya orang yang berbeda dengan budaya
kita. Misalnya, keluarga A membiasakan membersihkan diri dan berdoa dahulu sebelum tidur
sementara di keluarga B peraturan tersebut tidak diterapkan. Hal tersebut adalah contoh
komunikasi antar budaya sudah terjadi walaupun dalam lingkup yang masih kecil..

Contoh lain pengaruh komunikasi lintas budaya adalah cara masuk dan
berkembangnya agama di Indonesia, yang diawali dari hubungan dagang antara pedagang
Arab dan pedagang Indonesia yang melakukan interaksi komunikasi dan terjadilah proses
akulturasi budaya sehingga kedua anggota budaya saling mengenal kebudayaan masing-
masing seperti bahasa, cara berpakaian, kesenian dan agama.

B. Definisi Komunikasi Lintas Budaya

Menurut Samovar dan Porter (dalam Gusti, 2015) komunikasi antarbudaya terjadi
karena pengolah pesan dan penerima pesan memiliki latar belakang kebudayaan yang
berbeda. Jadi, dapat diartikan bahwa komunikasi lintas budaya terjadi karena adanya interaksi
antara dua orang individu yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Komunikasi
lintas budaya juga dapat mempengaruhi perilaku individu, hal itu dikemukakan oleh Charley
H. Dood (dalam Gusti, 2015) bahwa komunikasi antarbudaya meliputi komunikasi yang
melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi, dan kelompok, dengan
tekanan pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang mempengaruhi perilaku komunikasi
para peserta.

C. Fungsi-Fungsi Komunikasi Lintas Budaya

Komunikasi lintas budaya memiliki empat fungsi utama dalam berkomunikasi, yaitu
fungsi informasi, instruksi, persuasif, dan menghibur. Apabila empat fungsi utama itu
diperdalam maka akan melahirkan dua fungsi lain, yaitu fungsi pribadi dan fungsi sosial.
Fungsi pribadi komunikasi dibagi menjadi fungsi menyatakan identitas sosial, integrasi
sosial, menambah pengetahuan, dan fungsi melepaskan diri. Sementara fungsi sosial dibagi
kembali menjadi fungsi pengawasan, menghubungkan, sosialisasi, dan menghibur.

1. Fungsi Pribadi

Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang terdapat didalam diri,


fungsi pribadi dapat dilihat melalui bagaimana cara seseorang berkomunikasi.

a. Menyatakan Identitas Sosial

Dalam cara berkomunikasi seseorang kita dapat mengetahui identitas


diri maupun identitas sosial seseorang itu dari bagaimana perilaku
komunikasinya. Perilaku komunikasi seseorang dapat dilihat dari cara ia
berbahasa baik secara verbal dan non verbal, dan dari cara berperilakunya kita
dapat mengetahui identitas diri maupun sosial yang ia miliki. Seperti dapat
mengetahui tingkat pendidikannya, latar belakang budayanya, dan agama yang
ia percayai.

b. Menyatakan Integrasi Sosial

Integrasi sosial adalah cara seseorang atau suatu kelompok dalam


menerima sifat dan perilaku baik antarpribadi maupun antarkelompok, dan
tetap menghargai perbedaan yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Peran
integrasi sosial sangat penting didalam komunikasi lintas budaya karena
komunikasi lintas budaya melibatkan individu-individu yang memiliki latar
budaya yang berbeda, apabila komunikasi dilakukan tanpa melibatkan
integrasi sosial maka dapat dipastikan tujuan berkomunikasinya tidak dapat
didapatkan.
c. Menambah Pengetahuan

Maksud menambah pengetahuan adalah dengan adanya komunikasi


lintas budaya menyebabkan tumbuhnya rasa ketertarikan untuk saling
mempelajari kebudayaan lain.

d. Melepaskan Diri

Komunikasi sering kali digunakan seseorang untuk melepaskan diri


dari permasalahan yang ia hadapi, seperti saat kita mengalami sebuah
permasalahan kita akan mencari teman untuk menceritakan permasalahan kita.
Hal tersebut salah satu fungsi komunikasi yaitu menciptakan hubungan yang
saling terikat satu sama lain.

2. Fungsi Sosial

a. Pengawasan

Komunikasi antar budaya terjadi antara dua orang dengan latar


belakang budaya yang berbeda dapat menjadi sarana untuk pengawasan.
Pengawasan disini maksudnya adalah sebagai sarana informasi terhadap
lingkungan sekitar dan fungsi ini biasanya sering diterapkan pada media
informasi massa.

b. Menghubungkan

Sesuai dengan pengertiannya, komunikasi lintas budaya yang


melibatkan antara dua orang dengan latar budaya yang berbeda jadi
komunikasi lintas budaya adalah sarana untuk menghubungkan dua orang
dengan latar belakang budaya yang berbeda.

c. Sosialisasi nilai

Komunikasi lintas budaya juga mengajarkan kita untuk dapat


bersosialisai dengan lingkungan sekitar, karena dengan adanya komunikasi
lintas budaya kita dapat mengenal kebudayaan masyarakat lain dan juga
mengenalkan kebudayaan tersebut ke masyarakat lain.
d. Menghibur

Komunikasi lintas budaya juga dapat menjadi sarana untuk kita


mencari hiburan, contohnya adalah penerapan budaya stand up comedi yang
berasal dari negara luar dapat diterima oleh masyarakat indonesia sebagai
sarana hiburan.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Lintas Budaya

Proses komunikasi yang berlangsung antara orang-orang berbeda budaya tersebut


biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang dikemukakan oleh Willian G.
Scoot (dalam Suryani, 2013) bahwa ada 5 (lima) faktor yang mempengaruhi proses
komunikasi:

The Act (Perbuatan), Perbuatan komunikasi menginginkan pemakaian lambang-


lambang yang dapat dimengerti secara baik dan hubungan-hubungan yang dilakukan
oleh manusia. Pada umumnya lambang-lambang tersebut dinyatakan dengan bahasa
atau dalam keadaan tertentu tanda-tanda lain dapat pula dipergunakan.

The Scene (Adegan), Adegan sebagai salah satu faktor dalam komunikasi ini
menekankan hubungannya dengan lingkungan komunikasi. Adegan ini menjelaskan
apa yang dilakukan, simbol apa yang digunakan, dan arti dari apa yang dikatakan.
Dengan pengertian adegan ini merupakan apa yang dimaksudkan yakni sesuatu yang
akan dikomunikasikan dengan melalui simbol apa, sesuatu itu dapat dikomunikasikan.

The Agent (Pelaku), Individu-individu yang mengambil bagian dalam hubungan


komunikasi dinamakan pelaku-pelaku komunikasi. Pengirim dan penerima yang
terlibat dalam hubungan komunikasi ini adalah contoh dari pelaku-pelaku komunikasi
tersebut. Dan peranannya seringkali saling menggantikan dalam situasi komunikasi
yang berkembang.

The Agency (Perantara), Alat-alat yang dibangun dalam komunikasi dapat


membangun terwujudnya perantara itu (the agency). Alat-alat itu selain dapat
berwujud komunikasi lisan, tatap muka, dapat juga alat komunikasi tertulis seperti
surat perintah, memo, buletin, nota, surat tugas dan lainnya yang sejenis.

The Purpose (Tujuan), Menurut Grace dalam buku Komunikasi Administrasi dan
Beberapa Faktor Penyebab Kegagalannya karangan Miftah Thoha, ada 4 (empat)
macam tujuan tersebut yaitu: Satu, Tujuan Fungsional (The Fungsional Goals) ialah
tujuan yang secara pokok bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi atau
lembaga. Dua, Tujuan Manipulasi (The Manipulative Goals); Tujuan ini dimaksudkan
untuk menggerakkan orang-orang yang mau menerima ide-ide yang disampaikan baik
sesuai ataupun tidak dengan nilai dan sikapnya sendiri. Ketiga, Tujuan ini bermaksud
untuk menciptakan tujuan-tujuan yang bersifat kreatif. Komunikasi ini dipergunakan
untuk memungkinkan seseorang mampu mengungkapkan perasaan tadi dalam
kenyataan. Keempat, Tujuan Keyakinan (The Confidence Goals); Tujuan ini
bermaksud untuk meyakinkan atau mengembangkan keyakinan orang-orang pada
lingkungan.

Faktor-faktor tersebut di atas juga menjadi salah satu penentu sebuah proses
komunikasi itu berjalan efektif. Berdasarkan hal itu pula, kita bisa menentukan strategi
atau metode komunikasi yang digunakan dalam sebuah proses komunikasi.

2. Pengaruh Globalisasi Pada Perkembangan Komunikasi Lintas Budaya

Menurut Ganon (dalam Mubah, 2011) globalisasi merujuk pada meningkatnya


ketergantungan antara pemerintah,perusahaan bisnis,organisasi nirlaba, dan penduduk secara
individu. Perkembangan teknologi,informasi,dan transportasi saling berkaitan dalam
mempengaruhi globalisasi. Perkembangan teknologi memudahkan segala aktifitas kehidupan
manusia.mulai dari penggunaan internet yang memudahkan manusia dalam mencari maupun
bertukar informasi sampai kecanggihan transportasi yang membuat manusia dapat
menjangkau tempat yang jauh dengan durasi yang cepat.

Era globalisasi masih menjadi perdebatan oleh banyak ilmuan, namun terdapat 3
gagasan mengenai awal globalisasi di mulai yang di gagas oleh Balaam (dalam Ganon,
2011). Gagasan awal yaitu pada abad ke-16 sampai ke-17 terdapat peristiwa penting pada era
tersebut yaitu lahirnya state-nation setelah munculnya Perjanjian Westphalia (Jackson, dalam
Mubah, 2011)

Pendapat selanjutnya mengatakan bahwa pada tahun 1970 interpedensi perdagangan


antar wilayah semakin panas perputaran uang dari satu negara ken egara lain semakin cepat.
Perdagangan pada era ini banyak berjalan dengan menggunakan tekonologi internet, banyak
yang menyebut masa ini dengan sebutan pasar saham. Perkembangan ekonomi sangat
berhubungan erat dengan aspek kehidupan yang lain tidak terkecuali budaya .

Pendapat terakhir terjadi ketika teknologi internet mulai berkembang pesat yaitu pada
tahun 1990, internet memudahkan seseorang bertransaksi dengan suatu perusahaan meskipun
perusahaan tersebut berada di negara lain, internet juga membuat arus informasi dan
komunikasi semakin lancar dampak dari pekembangan internet ini yaitu dunia menjadi
semakin homogen. Menurut bebrapa ilmuan masa internet ini dinilai menjadi awal era
globalisasi.

Jan aartscholte (dalam Mubah, 2011) meneeliti proses globalisasi berdasarkan 5 aspek:

1. Aspek internasionalisasi
2. Aspek liberalisasi ekonomi
3. Aspek westrernisasi
4. Aspek demokratisasi
5. Aspek deteritorialisasi

Selain itu perkembangan globalisasi juga memberikan pengaruh bagi kehidupan


masyarakat termasuk kehidupan sosio-kultural. Pengaruh globalisasi juga dipaksa untuk
mengakomodasi kebudayaan. Kebudayaan menurut Bourdieu di artikan sebagai peta atau
sebuah tempat. Budaya juga di dasari oleh perasaan untuk menjalankan aturan – aturan dari
budaya itu sendiri yang memiliki tujuan untuk mengarahkan individu terhadap kesadaran
budaya

Bidang teknologi informasi dan komunikasi sangat mempengaruhi globalisasi bidang


tersebut merupakan akomodasi utama dari globalisasi, kemajuan bidang tersebut juga
mmempengaruhi aspek - aspek lain dalam kehidupan, seperti bidang ekonomi,politik,sosial
budaya,dan lain lain. Contoh sederhananya hanya dengan internet orang – orang dapat
dengan mudah mendapatkan informasi dari berbagai negara secara cepat hal ini membuat
interaksi amtar manusia terjadi secara cepat dan membuat aspek – aspek tersebut saling
mempengaruhi satu sama lain terutama pada aspek sosial budaya.

Dalam pengaruh globalisasi terhadap komunikasi lintas budaya, terdapat beberapa


masalah yang menimbulkan efek positif dan negatif. Berikut ini dampak positif dari
globalisasi terhadap komunikasi lintas budaya.
1. Mempermudah arus informasi
Informasi mengenai berbagai macam budaya dapat diketahui dengan mudah karena
adanya perkembangan informasi. Misalnya, dengan menggunakan internet kita dapat
mencari informasi mengenai budaya-budaya lain.
2. Menuntut manusia untuk belajar budaya
Dengan adanya globalisasi, batas antar negara menjadi mudah di lampaui sehingga
manusia pasti akan dituntut untuk mempelajari budaya lain dikarenakan di era
globalisasi ini manusia pasti akan bekerja sama atau berinteraksi dengan orang yang
memiliki latar belakang budaya berbeda.
3. Mempermudah proses bisnis
Globalisasi juga membuat proses bisnis berjalan dengan mudah, dengan internet
manusia tidak harus mengunjungi suatu negara untuk melakukan transaksi. Proses
pengiriman barang juga dapat dilakukan dengan cepat dan mudah karena pengaruh
globalisasi.
4. Menambah relasi atau hubungan antar negara
Dampak positif lainnya adalah memperkuat dan menambah relasi satu negara dengan
negara lainnya karena perkembangan teknologi membuat arus diplomasi antar negara
dapat berjalan baik dan memudahkan pertukaran arus informasi.
5. Program pertukaran pelajar
Pertukaran pelajar dari satu negara dengan negara lain juga merupakan dampak positif
adanya globalisasi. Para pelajar yang dikirim ke negara lain tersebut dapat mengambil
contoh positif budaya dari negara tempat mereka belajar dan menerapkannya kembali
di negara asal mereka.
6. Tenaga Kerja Asing
Dengan adanya globalisasi tenaga kerja yang ada di suatu negara tidak hanya berasal
dari negara itu sendiri namun ada juga tenaga kerja tambahan yang berasal dari negara
lain,tenaga kerja yang dikirim bukan hanya sekedar pekerja kasar namun juga ada
tenaga kerja ahli dalam berbagai macam bidang.
7. Perkembaangan Pariwisata
Sektor pariwisata di suatu negara juga ikut berkembang dengan adanya globalisasi
dikarenakan kemudahan bepergian akibat perkembangan transportasi. Turis- turis
yang datang ke suatu negara sudah pasti mempunya latar belakang yang berbeda
dengan masyarakat setempat sehingga menjadi contoh interaksi dari komunikasi lintas
budaya.
Setelah kita membahas dampak/efek positif dari adanya globalisasi maka ada juga
dampak/efek negatif dari pengaruh globalisasi tersebut. Berikut ini adalah dampak negatif
globalisasi terhadap komunikasi lintas budaya.
1. Terkikisnya budaya asli
Globalisasi mempermudah masuknya arus informasi tak terkecuali budaya budaya
dari luar. Dengan masuknya budaya luar budaya asal dari suatu negara berpotensi
terkikis atau bahkan hilang tergantikan dengan budaya yang baru.
2. Kemerosotan Moral
Kemerosotan moral di kalangan masyarakat, khususnya dikalangan remaja dan pelajar
merupakan salah satu contoh dampak negatif dari globalisasi. Kemerosotan moral ini
terjadi karena kemajuan ekonomi yang terlalu menekan kan pada upaya pemenuhan
berbagai keinginan material sehingga menyebabkan masyarakat menjadi kaya dalam
materi tetapi miskin dalam rohani.
3. Kenakalan remaja
Dikarenakan masuknya pengaruh budaya dari luar menyebabkan melemahnya
kewibawaan tradisi – tradisi yang ada dimasyarakat, seperti gotong royong dan tolong
menolong. Akibatnya kenakalan remaja semakin meningkat dan banyak terjadi
tindakan – tindakan yang menyimpang seperti perkelahian, vandalisme, dan tindakan
kejahatan lainnya.
4. Berubahnya pola interaksi manusia
Perkembangan teknologi memiliki dampak negatif pada pada pola interaksi manusia.
Orang lebih asyik berada di depan komputer berkirim pesan melalui e-mail
dibandingkan dengan melakukan komunikasi secara tatap muka atau berbicara secara
langsung.
5. Munculnya cyber crime
Perkembangan internet memang membawa banyak dampak positif, tetapi juga
membawa dampak negatif. Salah satu negatif dari perkembangan internet adalah
adanya tindak kejahatan di dalam dunia maya atau yang sering di sebut dengan cyber
crime. Contoh dari cyber crime adalah penyebaran berita hoax, meretas data – data
penting seseorang atau suatu instansi, dan terror melalui dunia maya untuk seseorang
atau sekelompok orang.
6. Kesenjangan sosial
Globalisasi membuat manusia berusaha untuk selalu memenuhi keinginan materialnya
tanpa memedulikan orang – orang di sekitarmya. Hal ini menyebabkan terjadinya
kesenjangan sosial yang berada di masyarakat, dimana orang yang kaya akan semakin
kaya sedangkan orang yang miskin akan semakin miskin.
7. Ketergantungan dengan teknologi
Teknologi memang memudahkan kita dalam memperoleh informasi, tetapi
kemudahan tersebut membuat kita sangat bergantung kepada kemudahan tersebut
sehingga membuat manusia menjadi malas dan menginginkan segala sesuatu secara
instan.
Pada akhirnya, globalisasi sangat berperan penting dalam perkembangan komunikasi
lintas budaya. Dari penjelasan diatas kamu dapat mengetahui bagaimana globalisasi berawal
dan mempengaruhi komunikasi lintas budaya, serta pengaruh positif dan negatif dari
globalisasi terhadap komunikasi lintas budaya.

3. Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Komunikasi Lintas Budaya


A. Faktor Personal
1. Psikologis
Konsep Diri dan Persepsi Diri

Faktor- faktor psikologis itu bisa muncul dari dalam diri (disposisi) atau
ditampilkan sebagai respons terhadap stimulus yang datang dari luar diri.
Perbedaan keberhasilan komunikasi itu ditentukan oleh faktor-faktor yang bersifat
personal. Para ahli komunikasi mengemukakan sekurang-kurangnya dalam
komunikasi antar-pribadi (dyad) ada enam pertanyaan di antara kedua orang itu,
yakni: (a) Bagaimana saya melihat diri saya? (b) Bagaimana saya melihat anda?
(c) Bagaimana saya berpikir ketika anda melihat saya? (d) Bagaimana anda
melihat diri anda? (e) Bagaimana anda melihat saya? (f) Bagaimana anda berpikir
ketika saya melihat anda?

Dimensi-dimensi dari Persepsi

Ada beberapa konsep yang selalu dkaitkan dengan dimensi-dimensi psikologis


dari persepsi antara lain:

1. Attention atau perhatian merupakan kemampuan untuk berkonsentrasi, kemampuan


ini merupakan salah satu variabel psikologis yang penting yang mempengaruhi
komunikasi. Jadi secara psikologis, atensi dapat menentukan manakah pesan yang
menarik perhatian dan relevan, artinya pesan itu sebenarnya “familiar” dengan kita
2. Selective Processes, yakni proses untuk memilih pesan dari luar. Ada beberapa bentuk
proses selektif itu; yakni:
3. Selective Perpectio atau Persepsi selektif adalah istilah yang digunakan untuk
enggambarkan sebuah fakta bahwa segala sesuatu tidak selalu diterima dengan cara
yang sama oleh individu-indidivu yang berbeda-beda pada kesempatan yang berbeda-
berbeda pula. Di sini yang terjadi adalah persepsi selektif, di mana individu hanya
akan memilih sesuatu yang menarik untuk dipersepsi.
4. Selective Attention atau atensi selektif terjadi ketika berlangsungnya proses persepsi.
Contoh, setiap individu memiliki struktur kognitif yang berbeda, akibatnya pola
perhatian dia pada sebuah stimulus berbeda-beda pula.
5. Selective Exposure, merupakan kecenderungan setiap individu untuk menyatakan
dirinya (menerima atau menolak) pesan yang kongruens dengan variabel psikologis
yang mendorongnya untuk mendekati atau menjauhi pesan itu.
2. Faktor Personal sebagai Identitas Diri
a. Identitas Merujuk Pada Asal Usul
Identitas sering memberikan tidak saja makna tentang pribadi seorang tetapi
juga ciri khas sebuah kebudayaan yang melatarbelakanginya, dari ciri kgas itulah
kita mungkin dapat mengungkapkan keberadaan orang itu. Pengertian identitas
pada tataran hubungan antarmanusia akan mengantar kita untuk memahami
sesuatu yang lebih konseptual yakni tentang bagaimana meletakkan seorang ke
dalam tempat orang lain (komunikasi yang empati), atau sekurang-kurangnya
meletakkan atau membagi (to share) pikiran, perasaan, masalah, rasa simpatik
(empati) dan lain-lain dalam sebuah proses komunikasi (antarbudaya).

Struktur budaya adalah pola-pola persepsi, berpikir dan perasaan,


sedangkan struktur sosial adalah pola-pola perilaku sosial. Dengan demikian
secara sosiologis, kalau posisi sosial seseorang berkaitan erat dengan peranya
dalam struktur budaya maupun struktur sosial, maka yang muncul adalah identitas
peran (McCall & Simmons dalam Nasruddin, 2017). Dalam pandangan psikologi
sosial, ketika posisi sosial telah terintegrasi, maka kita akan berbicara tentang
identitas itu sendiri (Stryker dalam Nasruddin, 2017). Penting untuk kita ketahui
bahwa identitas itu ditentukan oleh struktur budaya dan struktur sosial.

b. Memahami Identitas Budaya Keseharian


Identitas budaya adalah rincian karakteristik atau ciri-ciri sebuah
kebudayaan yang dimiliki oleh sekelompok orang yang kita ketahui batas-
batasnya (bonded) ketika dibandingkan dengan karakteristik atau ciri-ciri
kebudayaan orang lain.

Kenneth Burke (dalam Nasruddin, 2017) mengatakan bahwa untuk


menentukan identitas budaya sangat tergantung pada ‘bahasa’ (catatan: bahasa
sebagai unsur kebudayaan non material), yaitu bagaimana representasi bahasa
menjelaskan sebuah kenyataan atas semua identitas yang dirinci dan
dibandingkan. Dalam perpektif komunikasi, identitas yang menekankan sifat dari
interaksi self/group (baca: interaksi yang dilakukan seorang pribadi dan interaksi
kelompok) merupakan suatu yang bersifat komunikatif. Identitas dibangun
melalui interaksi sosial dan komunikasi. Identitas dihasilkan oleh negisasi melalui
media, yakni media bahasa. Jadi identitas seseorang dapat ditentukan oleh
tampilan diri – pribadi anda sendiri (avowel). Faktor penentu berikut tergantung
dari bagaimana orang lain memberikan atribusi atas tampilan anda (atribusi
askripsi).

Dengan demikian kita akan menemukan tiga bentuk identitas:

1. Identitas Budaya

Merupakan ciri yang ditunjukkan seseorang karena orang itu merupakan


anggota dari sebuah kelompom etnik tertentu. Itu meliputi pembelajaran tentang dan
penerimaan tradisi, sifat bawaan, bahasa, agama, keturunan dari kebudayaan. Contoh
kita selalu mengidentifikasi orang Flores sebagai orang Katolik, orang Rote dan Sabu
sebagai orang protestan, dan orang Lamahala di Adonara sebagai orang Islam. Kita
juga mengidentifikasi sekelompok orang keturunan (meztiso) di Timor Timur sebaga
sekelompok orang yang mempunyai kebudayaan tersendiri.

2. Identitas Sosial

Identitas sosial, terbentuk sebagai akibat dari keanggotaan dalam suatu


kelompok kebudayaan. Tipe kelompok itu antara lain umur, gender, kerja, agama,
kelas soial, tempat dan seterusnya. Identitas sosial meruakan identitas yang diperoleh
melalui proses pencarian dan pendidikan dalam jangka waktu yang lama.

3. Identitas Pribadi
Identitas personal didasarkan pada keunikan karakteristik pribadi seseorang.
Perilaku budaya, suara gerak-gerik anggota tubuh, nada suara, cara berpidato, warna
pakaian, guntingan rambut, menunjukkan ciri khas seseorang pribadi tertentu yang
rata-rata tidak dimiliki oleh orang lain.

Paling penting dalam faktor-faktor personal adalah bagaimana persepsi kita


diletakkan dalam struktur kebudayaan kita, hal ini karena setiap kebudayaan
mengajarkan nilai-nilai dan harga diri bagi para anggotanya. Kebudayaan – dalam hal
ini – bertindak sebagai identitas sosial yang mempengaruhi konsep diri, dan untuk
mempertahankan konsep diri sebagai identitas sosial maka kita akan sering bersikap
tertentu terhadap kelompok lain; dan bentuk-bentuknya adalah prasangka, rasisme dan
etnisitas.

B. Faktor Hubungan Antarpribadi yang Mempengaruhi Komunikasi Antarbudaya


1. Sifat antar Budaya yang Berpengaruh terhadap Inteaksi

Semua manusia mempunyai mental, kemauan dan kemampuan untuk


berkomunikasi sehingga dapat mengenal dan mengavaluasi siapa yang
berkomunikasi dengan dia. Namun persepsi manusia terhadap manusia yang lain
hanya jatuh pada seseorang atau kelompok orang tertentu.

Bagi banyak ahli, warna atribusi atau penampilan pribadi membarikan warna
motivasi untuk apa kita berkomunikasi. Karena itu maka setiap perisiwa
memiliki dua aspek penting, yakni: (1) isi komunikasi; dan (2) relasi komunikasi,
yang dengan tampilan beratribusi rendah maka formula tersebut tampaknya tidak
berlaku.

Kata Paul Watzlawick, Janet Beavin dan Jacson (dalam Nasruddin, 2017)
mengemukakan bahwa ada perbadaan antara isi dan relasi komunikasi. Isi
Komunikasi meliputi informasi yang terkandung dalam pesan, misalnya tentang
apa yang diucapkan secara lisan atau tertulis di atas kertas. Sedangkan relasi
komunikasi berkaitan dengan bagaimana pesan itu dialihkan, bagaimana pesan
itu disimpulkan sehingga meningkatakan kualitas relasi hubungan antarpribadi.

2. Masalah Kredibilitas
Berbagai penelitian yang berkaitan dengan kredibilitas komunikator
selalu membahas ulang dua tema pokok yakni: (1) kredibilitas komunikator; dan
(2) derajat kesamaan komuniktor.

Para ahli berpendapat, ada pula tiga faktor yang mempengaruhi


pengiriman dari seseorang komuniktor agar diterima oleh seseorang komunikan
yaitu; (a) Kredibilitas; (b) Objektivitas; (c) Keahlian. Ketiga aspek dari
pengiriman ini berkaitan dengan erat dengan dampaknya terhadap penerima.
Penerima akan percaya kepada pesan atau merspon pesan yang diinginkan, kalau
pengirimnya itu kredibel, objektif, dan ahli dalam satu bidang tetentu.

Kepentingan unsur-unsur tersebut sangat tergantung atas faktor-faktor manakah


dari kebudayaan kita itu diapresiasikan. Sebagai contoh, nilai sebuah kebudayaan sangat
kt yakni bagaiman kita mengukur keberadaan orang itu, bagaimana orang itu bertindak
dengan jujur dan benar, atau nilai tentang persahabtan. Karena dalam situasi tertentu
mungkin satu unsur tersebut sangat dominan dari pada unsur yang lain.

Kredibilas tidak hanya meliputi faktor kepercayaan kita pada seorang pembicara,
tetapi juga meliputi sifat-sifat asli kredibilitas itu sendiri. Berdasarkan peertimbangan itu
maka komunikasi antar budaya selalu meliputi hubungan tatap muka antara dua oarang
atau lebih yang mempunyai latar belakang bidaya yng berbeda yang mana pengaruh
budaya sangatlah dominan.Berbagai penelitaian yang berkaitan dengan kredibilitas
komunikator menunjukkan bahwa kredibilitas itu antara lain ditentukan oleh beberapa
faktor: (a) Kewenangan dan kompetensi; (b) Karekter; (c) Koorientasi; (d) Karisma; dan
(e) Dinamisme.

Derajat Kesamaan Komunikator dengan Komunikan

Homofili mengacu pada kesamaan antara individu yang berinteraksi. Kesamaan itu
merefleksikan kesamaan area atau wilayah sikap atau nilai, tampilan status sosial,
kepribadian dan keragaman aspek demoografis.Sedangkan herofili adalah kebalikan dari
homofili, mengacu pada derajat penampilan ketidaksamaan antara dua orang yang
berkomunikasi. Komunikasi antarbudaya yang dilandasi oleh heterofili akan berbeda
dengan mereka yang hemofili.

A. Kemampuan Menyampaikan Pesan Verbal Antarbudaya


Dalam berkomunikasi antarbudaya maka ada beberapa perbedaan yang perlu
diperhatikan. Menurut Ohowutun (1997: 99-107) anda harus memperhatikan:

1. Kapan orang berbicara. Dalam berkomunikasi antarbudaya perlu diperhatikan


bahwa ada kebiasaan (habits) budaya yang mengajarkan kepatutan kapan
seseorang harus atau boleh berbicara.
2. Apa yang dikatakan. Laporan studi Eabes (1982) mengungkapkan bahwa
orang-orang Aborigin Australia tidak pernah mengajukan pertanyaan
‘mengapa’ , Suzanu Scolon (1982) mendapti orang indian Athabaska jarang
bertanya. Terdapat bahwa pertanyaan dianggap terlau keras, karena menuntut
jawaban.
3. Kecepatan danjeda berbicara. Yang dimaksud dengan kecepatan dan jeda
berbicara di’sini adalah pengaturan kendali berbicara menyangkut tingkat
kecepatan dan ‘istirahat sejenak’ dalam berkomunikasi antara dua pihak.
4. Hal memperhatikan. Konsep ini berkaitana erat dengan gaze atau pandangan
mata yang di perkenankan waktu berbicara bersama-sama. Orang-orang kulit
hitam biasanya beerbicara sambil menatap mata dan wajah orag lain, hal sama
terjadi bagi orang batak dan timor.
5. Masalah intonasi cukup berpengaruh dalam berbagai bahsasa yang berbeda
budaya. Orang kadang di Lembata/Flores memakai kata bua bearti melahirkan
namun kata yang sama kalau ditekan pada huruf akhir ‘a’ – bua’ (buaq), bearti
berlayar.
6. Gaya kaku atau puitis. Ohoiwutun (1997: 105) menulis bahwa jika anda
membandingkan bahsa Indonesia yang digunakan pada awal berdirinya negara
ini dengan gaya yang dipakai dewasa ini, dekade 90-an maka anda akan dapati
bahwa bahasa Indonesia tahun 1950-an lebih kaku.
7. Bahasa tidak langsung. Setiap bahsasa mengajarkan kepada para penuturnya
mekanisme untiuk menyatakan sesuatu secara langsung atau tidak langsung.
B. Kemampuan Menyampapikan Pesan Non Verbal Antarpribadi

Ketika berhubungan antarpribadi maka ada dua faktor dari peasan non verbal
yang mempengaruhi komunikasi antar budaya. Ada beberapa bentuk perilaku non
verbal yakni:
1. Kinesik adalah studi yang berkaitan dengan bahsa tubuh, yang terdiri dari posi
tubuh, orientasi tubuh, tampilan wajah, gambaran tubuh, dll.
2. Okulesik adalah studi tentang gerkan mata dan posisi mata.
3. Haptik adalah studi tentang perabaan atau memperkenankan sejauh mana
seseorang memegang dan merangkul orang lain.
4. Proksemik adalah studi tentang hubungan antar ruang, antar jarak, dan waktu
berkomunikasi, sebagaimana dikategorikan oleh Hall pada tahun 1973,
kecenderungan manusia menunjukkan bahwa waktu berkomunikasi itu harus
ada jarak antarpribadi, terlalu dekat atau terlalu jauh.
5. Kronemik adalah studi tentang konsep waktu, sama seperti pesan non verbal
yang lain maka konsep tentang waktu yang menganggap kalau suatu
kebudayaan taat pada waktu maka kebudayaan itu tinggi atau peradaban maju.
6. Tampilan, appearance yaitu cara bagaiman seseorang menapilkan diri telah
cukup menunjukkan berkolerasi sangat tinggi dengan evaluasi tentang pribadi.
7. Posture adalah tampilan tubuh waktu sedang berdiri dan duduk.
8. Pesan-pesan paralinguistik antarpribadi adalah pesan komunikasi yang
merupakan gabungan antara perilaku verbal dan non verbal.
9. Simbolisme dan komunikasi non verbal yang pasif yakni beberapa di
antaranya adalah simbolisme warna dan nomor.

4. Tantangan Komunikasi Lintas Budaya di Masa Depan


A. Tantangan Dalam Konflik dan Keamanan Internasional

Demi menjaga hubungan kerja sama yang baik, memperoleh informasi serta
berkomunikasi terhadap Negara- negara lain juga membutuhkan kemampuan
komunikasi lintas budaya yang baik. Komunikasi Lintas Budaya adalah suatu proses
dimana dialihkannya ide atau sebuah gagasan suatu budaya yang satu kepada budaya
yang lain dan sebaliknya, hal ini bisa antara dua kebudayaan yang terkait atau pun
lebih, tujuannya adalah bentuk untuk saling mempengaruhi. Tanpa kita mengerti
kebudayaan Negara lain komunikasi tidak akan berjalan secara efektif bahkan akan
mengalami kegagalan. Mengapa? Karena setiap Negara mempunyai budayanya
sendiri. Budaya yang berbeda melakukan cara yang berbeda, bahkan Negara yang
satu Bahasa belum tentu saling memahami. Maka dari itu pemahaman terhadap
banyaknya perbedaan budaya di dunia ini dan rasa ingin menghargai budaya satu
dengan yang lain sangat membantu dalam Komunikasi Lintas Budaya dalam menjaga
hubungan kerja sama yang baik. Contohnya, senjata nuklir adalah senjata yang sangat
berbahaya di dunia, untuk mengurangi tingkat berbahaya nuklir diadakan rapat
bersama dengan Korea Utara yang telah di rencanakan oleh beberapa Negara sebagai
usaha untuk mengurangi uji coba senjata nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara.
Komunikasi ini dapat dilakukan dengan cara negosiasi atau pertukaran simbol.
Dengan memahami komunikasi lintas budaya, kita dapat meredam konflik dan
mewujudkan perdamaian. Menurut Charles E. Snare usaha meredam konflik dan
mendorong perdamaian tergantung bagaimana cara kita mendefinisikan situasi orang
lain agar kita dapat mencapai perdamaian dan kerjasama. Dengan cara ini pun seperti
yang di jelaskan, pemahaman Budaya dalam berkomunikasi menjadi hal yang penting
guna menyelesaikan konflik dengan cara yang baik demi mencapai tujuan bersama..

B. Tantangan Dalam Perdagangan Dunia dan Bisnis Internasional


Berkembanganya teknologi secara berlanjut pada jaman ini di berbagai bidang
memfasilitasi kemampuan perdagangan dunia dan bisnis internasional seperti
transportasi yang di gunakan oleh manusia untuk bepergian dan mengirim produk
dengan mudah ke seluruh penjuru dunia. Sama halnya dengan berkomunikasi,
tekonologi yang semakin canggih juga memudahkan manusia untuk berhubungan
tanpa harus bepergian ke luar negeri. Semakin luas teknologi komunikasi bisa
menyebabkan pertukaran informasi secara leluasa. Oleh sebab itu, pentingnya bagi
kita untuk memahami Komunikasi Lintas Budaya dalam dunia Bisnis demi terjalinnya
hubungan yang harmonis. Di dalam dunia bisnis selain berkomunikasi dengan baik,
juga harus bisa menggunakan teknologi media komunikasi untuk menyampaikan
pesan ssecara efektif dan efisien, pemahaman terhadap budaya pun sangat penting
pastinya demi mencapai tujuan dan menghindari kesalahpahaman. Ketika kita
melakukan kegiatan bisnis dengan organisasi yang berbeda budaya dengan kita,
pemahaman terhadap Komunikasi Lintas Budaya di dalam bisnis akan berjalan
dengan efektif dan lancar, Karena keberhasilan dalam berkomunikasi pun akan di
tentukan oleh pemahaman tersebut. Karena dalam berbisnis tidak hanya antar daerah
tetapi bisa juga antar negara, pemahaman terhadap budaya negara lain pun akan
menghasilkan hubungan yang menjadi lebih baik.

C. Tantangan Akibat Perpindahan Penduduk (Imigrasi)


Pada saat ini populasi sangat meningkat karena kondisi kuranganya
kesempatan ekonomi yang mendorong masyarakat untuk berimigrasi. Hal ini tentu
mengubah kompleksitas budaya di negara tersebut dan bisa menyebabkan
terbentuknya budaya di dalam budaya yaitu subkultur. Terbentuknya subkultur
disebabkan oleh adanya beberapa hal, antara lain karena perpindahan penduduk.
Perpindahan penduduk juga menyebabkan terjadinya perubahan dalam jumlah
populasi suatu negara. Subkultur memiliki kekhasan masing-masing. Kekhasan
tersebut menambahkan kekayaan keberagaman budaya di dalam suatu budaya
dominan.
D. Tantangan Masuknya Budaya Luar (Globalisasi)
Pada masa milenial ini, sebagian besar orang sudah memiliki pikiran yang
terbuka. Dalam jaman milenial ini juga banyak anak anak remaja tidak
melestarikan kebudayaan mereka masing masing, oleh karena itu jaman ini sudah
berkurang rasa cinta oleh budayanya. Menjaga kebudayaan dan keunikan Indonesia
di anggap ketinggalan jaman karena budaya barat sudah mempengaruhi globalisasi
dan dunia. Sudah menyebar ke anak anak milenial sekarang.hal ini disebut
multibudaya. Hal hal yang mendorong budaya barat masuk adalah dari jaman ke
jaman rasa penerimaan atau rasa keterbukaan semakin meningkat. Hal itu
mendorong budaya barat untuk masuk dengan mudah karena rasa toleransi. Tapi
ada beberapa masyarakat yang masih mempertahankan budaya asli nya / fanatik.
Melalui komunikasi budaya, budaya timur secara lambat terpengaruh oleh
kebudayaan barat. Hal hal lain yang mendorong budaya barat masuk yaitu karena
adanya shock culture, cepat budaya asing masuk ke budaya timur makan akan
terjadi ketidakseimbangan dalam tata kehidupan, dimana masyarakat tida bisa
mengendalikan atau kaget dengan adanya budaya baru yang asing dari budaya asli
mereka, mengapa terjadinya shock culture? Karena budaya asing yang masuk
tersebut tidak di cerna terlebih dahulu, tetapi diterima secara bulat bulat yang
akibatnya masyarakat mengalami shock culture. Dengan adanya budaya asing yang
masuk ini, perlahan lahan budaya asli dan keunikan bangsa Indonesia sedikit demi
sedikit hilang. Bila pada jaman milenial sekarang, anak anak muda yang tidak bisa
mengikuti jaman disebut tidak gaul, oleh karena itu dalam individu merka, mereka
hidup dengan budaya budaya barat. Budaya barat berbeda dengan budaya timur,
budaya timur atau dilihat dari budaya asli indonesia, mereka mementingkan
kerukunan dan mementingkan kerja sama satu sama lain, mementingkan kelompok
daripada individu masing masing. Bedanya dengan budaya barat adalah, mereka
hidup dengan individu dan tidak mementingkan kepentingan kelompok. Oleh
karena itu dengan masuknya kebudayaan barat maka, sebagian masyarakat mulai
menerapkan hidup individu dan melupakan kerjasama dan gotong royong dalam
kehidupan mereka. Sifat lain dengan masuknya budaya luar adalah masyarakat
yang mempunyai sifat hedonisme, semata mata mereka hanya mementingkan
kepuasan sementara, tidak memikirkan kepuasan jangka panjang yang membuat
mereka membeli barang barang mahal dan branded untuk menjadi gaul seperti
masyarakat masyarakat barat. Selanjutnya sebagai contohnya cara remaja remaja
sekarang dalam cara berpakaian yaitu dengan memakai baju baju yang terbuka
seperti masyarakat barat, dalam cara berbicara, dalam cara potongan rambut, dan di
cat dengan beraneka ragam warna, dan juga anak anak muda sekarang banyak yang
menimbulkan tindakan anarkis. Sebenarnya, dengan masuknya budaya barat ada
hal negatif dan positif nya, selama budaya tersebut tidak melenceng dari budaya
asli Indonesia maka hal tersebut adalah wajar.
E. Tantangan Dari Lingkungan
Pertama, lingkungan kedepannya akan mengalami krisis, kerisis tersebut
adalah bencana alam yang terjadi di suatu daerah yang membutuhkan pertolongan
juga dari dunia internasional untuk saling membantu satu sama lain, adanya
bantuan bantuan berupa makanan dan lain lain. Dalam hal ini untuk kita sebagai
masyarakat penting untuk kita mengetahui peraturan , norma dan keunikan dari
budaya budaya lain, agar tidak terjadi konflik dalam hal salah paham. Pentingnya
untuk kita belajar seluk beluk dan sejarah budaya lain agar tidak terjadi sskit hati
antar individu. Banyak keuntungan dalam kita mempelajari budaya lain, contohnya
menambah pengetahuan kita, kita tau sejarah dan asa usul suatu budaya itu karena
kita belajar, keuntungan yang kedua adalah kita dapat lebih menghargai budaya
lain contohnya kita tidak cepat tersinggung dengan perlakuan budaya tertentu
karena memang perlakuan budaya tersebut ber beda beda, keuntungan yang ketiga
adalah kita bisa meningkatkan sikap toleransi kepada budaya lain, dengan
menerima perbwedaan pendapat,m menerima keunikan keunikan budaya lain,
keuntungan yang keempat yaitu dnegan kita be;lajar tentang budaya dalam negeri
kita bisa selalu melestarikan budaya budaya yang ada di indoensia ini agar tidak
punah karena perkemangan globalisasi, keuntungan mempelajari budaya luar yaitu
agar kita tidak mengalami shock culture karena budaya luar jika tidak di cerna akan
menimbulkan hal yang negatif bagi kehidupan kita. Yang terakhir yaitu, dengan
kita mempelajari budaya luar dan Indonesia, kita bisa mempunyai banyak teman,
kenapa kita mempunyai banyak teman? Dengan kita belajar budaya lain, kita bisa
tau cara menjalin hubungan pertemanan dengan mereka dan mengerti kepribadian
unik mereka, akhirnya kita bisa diterima dimana saja kita menjalin hubungan atau
membangun hubungan pertemanan.
F. Tantangan Dalam Teknologi dan Perjalanan
Tantangan dari segi perjalanan yaitu, banyak turis turis masuk keluar ke
Indonesia, dengan itu kita harus bisa menjalin komunikasi dengan budaya luar
karena dengan kita bisa memahami norma budaya luar kita bisa membuat
komunikasi antar budaya tersebut berhasil tanpa adanya rasa ketersinggungan dan
tanpa adanya pertikaian karena komunikasi tersebut berjalan dengan baik,
khususnya dalam adanya bisnis bisnis global yang membutuhkan orang yang ahli
dalam menjalin komunikasi antar budaya,
Selanjutnya tantangan dari tekonologi nantinya, teknologi sekarang yang
semakin canggih mem buat kita mampu untuk menjalin komunikasi dengan orang
lain yang jauh sekalipun tanpa adanya kesulitan dalam menerima pesan, teknologi
yang sekarang sudah canggih memampyukan kita menerima banyak informasi,
dengan itu perlunya kerjasama negara negara dalam mengendalkian informasi
informasi mana yang patut diterima dengan baik oleh masyarakat, kerja sama
dengan negara ini, membutuhkan keahlian karena melibatkan komunikasi antar
budaya, di butuhkan sikap saling toleransi, kerja sama dan saling menghormati
agar tidak terjadi pertikaian dalam kerja sama dalam mengolah informasi informasi
yang beredar di internet.
Daftar Pustaka

Gusti, W, D. (2015). Makalah Komunikasi Hubungan Masyarakat. Komunikasi


Lintas Budaya. Diakses melalui
http://www.academia.edu/13158980/komunikasi_lintas_budaya

Mubah. A, S. (2011). Jurnal Unair. 24(4). Strategi Meningkatkan Daya Tahan


Budaya Lokal dalam Menghadapi Arus Globalisasi. Diakses melalui
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/03%20Safril%20Strategi%20Daya%20Tahan%20Budaya
%20Lokal%20Safril%20mda.pdf

Nasruddin, T, A. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi lintas


budaya. Diakses melalui

https://nazelka.wordpress.com/2017/04/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-komunikasi-
antarbudaya/

Suryani, W. (2013). Jurnal Dakwah Tabligh. 14(1). Komunikasi Antar Budaya yang
Efektif. Diakses melalui http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/tabligh/article/download/316/281

Liliweri, A. (2009). Prasangka & Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat


Multikultur. Yogyakarta: PT LKiS Printing Cemerlang. Diakses melalui
https://books.google.co.id/books?id=t61oDwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id#v=onepa
ge&q&f=false

Anda mungkin juga menyukai