Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

‘PENTINGNYA DAYA KRITIS MASYARAKAT DALAM


MENANGKAL HOAX & UJARAN KEBENCIAN’

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun Oleh:
Maria Fernanda Wibowo
(22023000105)

Dosen Pengampu :
Drs. Petrus Megu , MM.

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ‘Pentingnya Daya Kritis Masyarakat
Dalam Menangkal Hoax & Ujaran Kebencian’ ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga dapat menambah wawasan saya dalam
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan khususnya materi Pentingnya Daya Kritis Masyarakat
Dalam Menangkal Hoax & Ujaran Kebencian.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan sesuai dengan mata kuliah yang saya tekuni.
Tentu masih banyak kelemahan dan kekurangan dari makalah ini, tetapi paling tidak sudah ada langkah
sederhana yang dilakukan. Masukan dan saran dari segenap pihak senantiasa dinantikan.
Terima kasih.

Malang, 11 April 2022


Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
A. Latar Belakang.................................................................................................... 4
BAB II RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................... 6
A. Hoax.................................................................................................................... 6
B. Ujaran Kebencian ............................................................................................... 6
C. Faktor Terjadinya Hoax dan Ujaran Kebencian ................................................. 7
D. Upaya Mencegah serta Mengatasi Hoax dan Ujaran Kebencian ....................... 8
BAB IV PENUTUP ...................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini kita berada di era globalisasi serta diiringi dengan berkembangnya teknologi berupa
internet yang tentu saja mempengaruhi setiap sendi kehidupan manusia. Semua orang pasti
sudah akrab dengan internet, sebab dengan internet kita bisa mendapatkan informasi yang luas,
berkomunikasi secara luas, media pendidikan, media pertukaran data, hiburan, dll. Tapi
kembali lagi internet sebagai saluran globalisasi tidak lepas dari pengaruh yang buruk, terutama
jika tidak menggunakan internet dengan tepat dan bijak. Salah satu dampak buruk
berkembangnya internet adalah maraknya fenomena hoax dan ujaran kebencian. Hoax adalah
suatu kata yang digunakan untuk menunjukan pemberitaan palsu atau usaha untuk menipu atau
mengakali pembaca untuk mempercayai sesuatu (Juditha, 2018). Sedangkan ujaran kebencian
adalah tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk
provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lain dalam hal
berbagai aspek seperti ras, warna kulit, gender, cacat, orientasi seksual, kewarganegaraan,
agama dan lain-lain. Hoax dan ujaran kebencian meresahkan masyarakat Banyak faktor
pendukung tersebarnya berita hoax pun menyebabkan semakin parahnya berita hoax yang
diterima masyarakat. Akibatnya berita hoax membuat masyarakat menjadi curiga dan bahkan
membenci kelompok tertentu, menyusahkan atau bahkan menyakiti secara fisik orang yang
tidak bersalah, memberikan informasi yang salah kepada pembuat kebijaksanaan. Kepercayaan
terhadap berita hoax kemudian menjadikan masyarakat tidak cerdik dalam menerima berita
tanpa memeriksa kebenarannya terlebih dahulu.Tujuan dari penyebar berita hoax adalah
membuat kekacauan, kegelisahan, rasa benci, dan bahkan juga rasa ketakutan bagi
pembacanya. Dampak yang ditimbulkan adanya berita hoax akan sangat luar biasa antara lain,
berupa dampak sosial,ekonomi, politik, keamanan dan yang lebih besar adalah bisa
mengancam keutuhan negara. Maka dari itu sangat penting membangun daya kritis masyarakat
dalam menangkal hoax dan ujaran kebencian.

4
BAB II
RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksudkan dengan ujaran kebencian dan hoax ?


2. Mengapa terjadi ujaran kebencian dan hoax ?
3. Bagaimana cara mencegah dan mengatasi ujaran kebencian dan hoax?

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Hoax
Pengertian hoax :
 Hoax adalah suatu kata yang digunakan untuk menunjukan pemberitaan palsu atau
usaha untuk menipu atau mengakali pembaca untuk mempercayai sesuatu (Juditha,
2018)
 Hoax bisa diartikan sebagai tindakan mengaburkan informasi yang sebenarnya, dengan
cara membanjiri suatu media dengan pesan yang salah agar bisa menutupi pesan yang
benar (Gumilar 2017).
 Hoax juga bisa diartikan sebagai upaya pemutarbalikan fakta menggunakan informasi
yang seolah-olah meyakinkan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya (Hamzah &
Putri, 2020)
Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hoax merupakan tindakan
yang berusaha memutarbalikan informasi sesungguhnya atau fakta menjadi informasi yang
palsu, nemun dibuat seolah-olah memang nyata adanya. Tujuan dari hoax ini adalah
membentuk presepsi, menggiring opini, dan membuat opini yang menguji kepahaman
pengguna internet dan media sosial terhadap informasi yang disebar. Hoax yang banyak
disebar berulang-ulang melalui media sosial dapat membentuk opini publik bahwa berita
tersebut benar adanya. Ada tiga pendekatan penting untuk mengantisipasi penyebaran hoax di
masyarakat yaitu pendekatan kelembagaan, teknologi dan literasi. Karena masyarakat
merupakan tujuan akhir hoax di produksi maka dari itu masyarakat seharusnya memiliki
pengetahuan dan daya kritis, hoax yang beredar tidak akan mampu menimbulkan berbagai
polemic. Sebab dengan daya kritis dan wawasan yang luas kita tidak mudah percaya pada hoax
tersebut.

B. Ujaran Kebencian
Pengertian ujaran kebencian :
 Ujaran kebencian (hate speech) adalah salah satu bentuk perilaku agresi pada seorang
individu yang atau dikategorikan dalam perilaku agresi, lebih tepatnya merupakan perilaku
agresi verbal aktif tidak langsung. (Rahmadhany, Safitri, & Dr. Irwansyah, 2021)

6
 Dalam arti hukum, ujaran kebencian adalah perkataan, perilaku, tulisan, ataupun
pertunjukan yang dilarang karena dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan dan
sikap prasangka entah dari pihak pelaku, pernyataan tersebut, atau korban dari tindakan
tersebut.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ujaran kebencian merupakan
tindakan verbal yang mengungkapkan kalimat atau pendapat negative(kebencian) tentang
seseorang atau sesuatu yang dapat memicu kegaduhan dan tindakan kekerasan. Ujaran
kebencian berkesinambungan dengan hoax, sebab ujaran kebencian dapat terjadi karena adanya
prasangka negative yang bisa saja didapatkan dari beredarnya hoax atau fitnah yang lalu
memicu munculnya ujaran kebencian. Indonesia memiliki aturan bagi seseorang yang telah
melakukan tindakan berupa hate speech (ujaran kebencian) maka dinyatakan dapat di hukum
karena perbuatanya, ada beberapa sanksi pidana bagi para pelaku hate speech (ujar kebencian)
yaitu sebagai berikut:
 Jika pelaku melakukan tindak ujar kebencian di internet maka akan terkena pasal pasal
45 ayat (2) UU No 11 tahun 2008 tentang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik).
 Jika tindak ujar kebencian kepada suatu agam yang di lakukan secara langsung maupun
tidak langsung, maka akan terkena Pasal 165A KUHP.
 Jika tindak ujar kebencian kepada suku yang di lakukan secara langsung maupun tidak
langsung, maka akan mendapat sanksi menurut Pasal 156 KUHP.
 Jika tindak ujar kebencian antar golongan yang di lakukan secara langsung maupun
tidak langsung, maka akan mendapat sanksi menurut pasal 157 KUHP.
 Jika tindak ujar kebencian berdasarkan ras dan etnis yang di lakukan secara langsung
maupun tidak langsung, maka akan mendapat sanksi menurut pasal 16 UU Nomor 40
tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.
 Jika tindak ujar kebencian berdasarkan penyebaran berita bohong secara langsung
maupun tidak langsung, maka akan terkena sanksi berdasarkan pasal 310 KUHP.

C. Faktor Terjadinya Hoax dan Ujaran Kebencian


Ada beberapa hal yang mempengaruhi fenomena hoax dan ujaran kebencian. Tentunya
perkembangan teknologi yang pesat dengan tidak diiringinya kebijakan dalam penggunaanya
merupakan inti dari penyebab fenomena hoax dan ujaran kebencian. Tetapi ada penyebab
pendukung lainnya yaitu,
1) Kultur masyarakat,

7
Masyarakat tentu saja juga menjadi salah satu penyebab fenomena hoax dan ujaran
kebencian. Masyarakat kita sangat mudah mempercayai suatu kabar tanpa meng-
kroscek dari sumbernya langsung yang secara tidak langsung masyarakat kita kurang
kritis dalam menghadapi informasi yang beredar, budaya gosip seolah menjadi sebuah
pembenaran dan normal dalam setiap pembicaraan. Kebiasaan masyarakat kita
cenderung suka membicarakan hal-hal yang tidak perlu, keburukan dari orang lain atau
bahkan hal-hal yang sifatnya personal. Kebiasaan ghibah & fitnah seakan sudah
menjadi kultur bagi masyarakat.
2) Adanya perkembangan teknologi digital
Adanya perkembangan teknologi digital. Yang dimaksud teknologi digital tersebut
adalah media on-line dan medsos. Media ini seakan menjadi tempat yang subur bagi
berkembangnya hoax dan hate speech di masyarakat. Bahkan, media saat ini telah
menjadi hal yang pertama diingat masyarakat, contohnya saja ketika di pagi hari mereka
akan langsung membuka medsos
3) Rendahnya literasi media
Rendahnya literasi media bagi masyarakat. Masyarakat Indonesia kebanyakan langsung
menerima informasi yang di dapat secara mentah, dengan ini dapat dibuktikan bahwa
adanya kurang literasi dalam masyarakat kita kondisi ini akan semakin mempermudah
merebaknya budaya hoaks dan hate speech. Hasil riset DailySocial.id menyebutkan
44% masyarakat Indonesia tidak bisa mendeteksi Hoax. Akibatnya, masyarakat percaya
begitu saja terhadap berita/informasi yang diterimanya

D. Upaya Mencegah serta Mengatasi Hoax dan Ujaran Kebencian


Banyak yang dilakukan agar dapat mencegah hoax dan ujaran kebencian, diantaranya adalah :
1) Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan untuk menanamkan nilai – nilai / prinsip prinsip yang harus
diterapkan dalam menggunakan media sosial. Agar pengguna media sosial dapat
bermedia sosial dengan bijak tahu bahwa informasi yang diterima tidak serta merta
dalam artian yang baik semuanya ada juga informasi yang mengandung isus sara dan
ujaran kebencian serta mengandung informasi hoax atau bohong, maka dalam hal ini
dapat diharapkan mampu mengatasi tindakan –tindakan serupa.

8
2) Kerja sama
Pemerintah bekerja sama seperti yang dilakukan dinas komunikasi dan informatika
(diskominfo) yang bekerja sama dengan bekerja sama dengan berbagai stakeholder.
Untuk membentuk koalisi masyarakat anti hoax, pengelola grub-grub besar. Serta
mengawasi masyarakat dalam bermedia sosial, dan memiliki hak untuk memblokir
akun yang melakukan tindakan hoax serta ujaran kebencian.
3) Meningkatkan literasi pada masyarakat
Tidak hanya dari pihak pemerintah saja yang mengupayakan pencegahan hoax dan
ujaran kebencian. Masyarakat juga perlu berkontribusi dalam mencegahnya. Yang
dapat dilakukan oleh masyarakat adalah meningkatkan literasi. Dengan meningkatkan
literasi dapat meningkatkan daya kritis sehingga masyarakat tidak dengan mudah
mempercayai informasi yang beredar, dengan kata lain mereka akan mencari
kebenarannya dahulu, baru menerima dan mempercayai fakta tersebut.

9
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan (BAB III) dapat saya simpulkan bahwa hoax dan ujaran
kebencian memiliki keterkaitan. Hoax merupakan salah satu embrio atau cikal dari ujaran
kebencian. Hoax dapat membuat pandangan kita terhadap sesuatu menjadi negative sehingga
bisa memancing tindakan ujaran kebencian. Yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya
hoax dan ujaran kebencian adalah meningkatkan literasi, dan sebaiknya anak-anak dibawah
umur harus diawasi dalam penggunaan medsos dan internetnya.
B. Saran
Menurut saya ada poin-poin penting lainnya yang dapat digunakan untuk mencegah hoax &
ujaran kebencian yaitu,
 Sebaiknya anak di bawah umur jangan di beri kebebasan dalam menggunakan
internet, terutama medsos. Dengan kata lain mengawasi anak-anak dalam penggunaan
media sosial
 Memberikan pengarahan untuk anak-anak yang sudah mulai memainkan medsos, agar
dapat menggunakannya dengan bijak

10
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, R. E., & Putri, C. E. (2020). Mengenal dan Mengantisipasi Hoax di Media Sosial pada
Kalangan Pelajar. Jurnal Abdi MOESTOPO, 9-12.
Juditha, C. (2018). Interaksi Komunikasi Hoax di Media Sosial serta Antisipasinya. Jurnal Pekommas,
31-44, Vol 3 (1).
Kardiyasa, I. M., Dewi, A. A., & Karma, N. S. (2020). Sanksi Pidana Terhadap Ujaran Kebencian
(Hate Speech). Jurnal Analogi Hukum, 78 - 82.
Rahmadhany, A., Safitri, A. A., & Dr. Irwansyah. (2021). Fenomena Penyebaran Hoaxdan Hate
Speechpada Media Sosial. Jurnal Teknologi dan Informasi Bisnis, 30- 43.
Gumilar, G., Justito A. dan Nunik M. (2017). Literasi Media: Cerdas Menggunakan Media Sosial Dalam
Menanggulangi Berita Palsu (Hoax) Oleh Siswa SMA. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1),

11

Anda mungkin juga menyukai