Anda di halaman 1dari 22

ETIKA KOMUNIKASI ISLAM

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Islam
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam pada Pascasarjana
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

Oleh:
DARMA YANA SARA
NIM: 80800222027

Dosen Pengampuh:

Prof. Dr. Hj. Muliati Amin, M.Ag.

PROGRAM PASCASARJANA
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. karena atas rahmat dan karunia-Nya

sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini sebagaimana

mestinya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad

Saw. selaku tokoh reformasi, yang membawa ummatnya dari zaman kebodohan

sampai cahaya Islam yang terang benderang.

Makalah ini disusun untuk memenuhi kewajiban saya selaku mahasiswa

dalam memenuhi tugas yang telah diberikan oleh Dosen pengampuh mata kuliah

Komunikasi Islam, juga disusun sebagai sarana pembelajaran mahasiswa agar

mengetahui lebih mendalam tentang “Etika Komunikasi Islam”.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak luput dari kekurangan sehingga kritik

dan saran dari berbagai pihak agar penulisan makalah berikutnya semakin baik. Dan

saya selaku penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih atas saran dan

masukan maupun kritik dari para pembaca yang sifatnya membangun dalam rangka

penyempurnaan makalah ini. Semoga Allah SWT selalu menyertai dan meridai

kita. Amin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.

Makassar, 31 Maret 2023 M


Penyusun

Darma Yana Sara

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... iv

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Pengertian Etika Komunikasi Islam .......................................................... 3


B. Etika Komunikasi Islam ............................................................................ 7

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi adalah suatu aktivitas manusia yang saling berinteraksi antara

satu orang maupun lebih, konsep tentang komunikasi tidak hanya berkaitan dengan

masalah cara berbicara efektif saja melainkan juga etika bicara. Dalam pandangan

agama islam komunikasi memiliki etika, agar jika kita melakukan komunikasi

dengan seseorang maka orang itu dapat memahami apa yang kita sampaikan.

Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak

terpisahkan dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu

disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang

Islami, yaitu komunikasi ber-akhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang

berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Quran dan

hadis (sunah Nabi).

Sebagian kita mungkin menggangap komunikasi adalah sesuatu yang biasa

dan sederhana, sehingga seringkali kita lalai untuk memperhatikan bagaimana

seharusnya berkomunikasi yang baik terhadap sesama manusia terutama terhadap

keluarga, teman dan orang lain di sekitar kita. Tanpa disadari bahwa komunikasi

yang kita lakukan telah membawa banyak kebaikan dan manfaat dalam kehidupan

kita, disisi yang lain komunikasi juga telah banyak menimbulkan mudarat, konflik,

kerugian dan bahkan bencana dalam kehidupan manusia. Hal tersebut terjadi karena

1
2

manusia lupa dalam menempatkan dan menjunjung tinggi etika dalam

berkomunikasi.

Etika sendiri merupakan nilai dan norma yang berlaku untuk dijadikan

pandangan dan standar manusia dalam bertindak dan bertingkah laku. Dalam

kaitannya dengan komunikasi, etika komunikasi mencakup segala nilai dan norma

yang menjadi standar dan acuan manusia dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Etika komunikasi menilai mana tindakan komunikasi yang baik dan buruk

berdasarkan standar yang berlaku.

Komunikasi merupakan salah satu hal yang krusial dalam kehidupan

manusia, maka penting bagi kita untuk memahami mengenai etika komunikasi.

Tanpa adanya etika komunikasi, dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti

kesalahpahaman, pertengkaran, perselisihan, dan lain sebagainya. Selain itu, etika

komunikasi yang tidak diketahui dan diterapkan akan menyebabkan hubungan kita

dengan orang lain jadi buruk. Tentunya itu akan berakibat tidak baik, karena

bagaimanapun juga kita adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan dan

dibutuhkan orang lain.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian etika komunikasi Islam?

2. Bagaimana etika komunikasi Islam?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian etika komunikasi Islam

2. Untuk mengetahui etika komunikasi Islam


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Komunikasi Islam

1. Pengertian Etika

Menurut bahasa (etimologi) istilah etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu

ethos yang berarti adat-istiadat (kebiasaan), perasaan batin, kecenderungan hati

untuk melakukan perbuatan atau mengajarkan tentang keluhuran budi baik-buruk.1

Menurut istilah (terminologi) etika adalah salah satu cabang filsafat yang

mempelajari tentang tabiat konsep nilai, baik buruk, benar salah dan lain sebagainya

dan prinsip-prinsip umum yang membenarkan kita untuk mengaplikasikannya atas

apa saja.2

Adapun menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) etika adalah ilmu

tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral

(akhlak).3

Menurut Sobur sebagai pedoman baik buruknya perilaku, etika adalah nilai-

nilai, dan asas-asas moral yang dipakai sebagai pegangan umumbagi penentuan baik

buruknya perilaku manusia atau benar salahnya tindakan manusia sebagai manusia.

Kemudian Kenneth E. Andersen, mendefinisikan eti-ka sebagai suatu studi tentang

nilai-nilai dan landasan bagi penerapannya. Ia bersangkutan dengan pertanyaan-

pertanyaan mengenai apa itu kebaikan atau keburukan dan bagaimana seharusnya.

1
M. Yatimim Abdullah, Pengantar Study Etika, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006) h. 4
2
Faisal Badroen, Etika Bisnis Dalam Islam, (Cet. II; Jakarta: Kencana Perdana Media
Group, 2007), h. 5
3
KBBI, “Etika”, 2023, dalam https://kbbi.web.id/etika, diakses pada 31 Maret 2023

3
4

Jadi, dapat disimpulkan etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik

dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia atau

tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara

sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.

2. Pengertian Komunikasi

Secara etimologis, Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicare

yang berarti berbicara, menyampaikan pesan, pendapat, informasi, berita, pikiran,

perasaan, dari sesorang kepada orang lainnya dengan mengharapkan umpan balik

(Feedback).4

Secara terminologis, komunikasi adalah penyampaian pesan dari

komunikator kepada komunikan baik secara tertulis maupun secara tersirat (Lisan)

dengan mengharap respon atau timbal balik dari komunikan.

Komunikasi dapat dipahami sebagaimana pendapat Ruben dalam bukunya

communication and human behavior, yang dikutip oleh Susanto menyebutkan

bahwa komunikasubi adalah suatu proses bagaimana kita bisa memahami dan

dipahami oleh orang lain, dan komunikasi merupakan proses yang dinamis dan

secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku.

Komunikasi menurut Rogers dan D. Lawrence Kincaid (1981) adalah suatu

proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran

informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba saling

pengertian yang mendalam.5

4
Abdul Muis, Komunikasi Islam, (Cet. I, Bandung; Rosdakarya, 2001), h. 35
5
Onong Uchjanal Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 10
5

Jadi, dapat disimpulkan komunikasi adalah proses melalui mana individu

dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat

menciptakan, mengirimkan dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi

lingkungannya dan orang lain.

3. Pengertian Islam

Menurut ilmu bahasa (etimologi), Islam berasal dari bahasa Arab yaitu kata

salima yang berarti selamat, sentosa, dan damai. Dari asal kata itu dibentuk kata

aslama, yuslimu, Islaman, yang berarti memelihara dalam keadaan selamat sentosa,

dan berarti juga menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat. Seseorang yang bersikap

sebagaimana maksud pengertian Islam tersebut dinamakan muslim, yaitu orang

yang telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, patuh, dan tunduk kepada

Allah Swt.6

Pengertian Islam yang demikian itu, sejalan dengan tujuan ajaran Islam,

yaitu untuk mendorong manusia agar patuh dan tunduk kepada Tuhan, sehingga

terwujud keselamatan, kedamaian, aman, dan sentosa serta sejalan pula dengan misi

ajaran Islam yaitu menciptakan kedamaian di muka bumi dengan cara mengajak

manusia untuk patuh dan tunduk kepada Tuhan. Islam dengan misi yang demikian

itu ialah Islam yang dibawa oleh seluruh para Nabi, dari sejak Adam AS hingga

Muhammad Saw.

Secara istilah (terminologi), Islam berarti suatu nama bagi agama yang

ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul. Atau

6
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim, (Cet. 2; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 91
6

lebih tegasnya lagi Islam adalah ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada

masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasul.7

Menurut KBBI Islam berarti Agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad

saw. berpedoman pada kitab suci Alquran yang diturunkan ke dunia melalui wahyu

Allah Swt.8

Menurut Syekh Mahmud Syaltut Islam yaitu agama Allah yang

diperintahkan untuk mengajarkan pokok-pokok dan peraturan-peraturannya kepada

Nabi Muhammad Saw. dan menugaskan untuk menyampaikan agama itu kepada

seluruh manusia, lalu mengajak mereka untuk memeluknya.9

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan

kepada rasul-rasul-Nya untuk diajarkan kepada manusia. Dibawa secara berantai

dari satu generasi ke generasi selanjutnya, dari satu angkatan ke angkatan

berikutnya. Islam adalah rahmat, hidayah, dan petunjuk bagi manusia dan

merupakan manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah Swt.

4. Pengertian Etika Komunikasi Islam

Ketika etika digabungkan dengan komunikasi, maka etika itu menjadi dasar

pondasi dalam berkomunikasi, etika memberikan landasan moral dalam

membangun tata susila terhadap semua sikap dan perilaku seseorang dalam

komunikasi. Dengan demikian, tanpa etika komunikasi itu tidak etis.

7
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim, h. 92
8
KBBI, “Islam”, 2023, dalam https://kbbi.web.id/islam, diakses pada 31 Maret 2023
9
Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam Pokok-Pokok Pikiran tentang Paradigma
dan Sistem Islam, (Cet. 1; Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hlm. 40
7

Etika komunikasi adalah norma, nilai, atau ukuran tingkah laku yang baik

dalam kegiatan komunikasi.

Komunikasi Islam adalah proses penyampaian pesan-pesan keislaman

dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi dalam Islam. maka komunikasi

Islam menekankan pada unsur pesan (message), yakni risalah atau nilai-nilai Islam,

dan cara (how), dalam hal ini tentang gaya bicara dan penggunaan bahasa (retorika).

Pesan-pesan keislaman yang disampaikan dalam komunikasi Islam meliputi

seluruh ajaran Islam, meliputi akidah (iman), syariah (Islam), dan akhlak (ihsan).

Pesan-pesan keislaman keislaman yang disampaikan tersebut disebut sebagai

dakwah. Dakwah adalah pekerjaan atau ucapan untuk mempengaruhi manusia

mengikuti Islam (Ahmad Ghulusy, 1987:9)10

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa etika

komunikasi islam adalah tata cara berkomunikasi yang sesuai dengan nilai moral

dalam menilai benar atau salah perilaku seseorang disampaikan dengan

mengandung unsur islami mengarahkan manusia kepada kemaslahatan dunia dan

akhirat dalam bentuk hubungan manusia dengan tuhan (iman), sesama Manusia dan

alam semesta .

B. Etika Komunikasi Islam

Etika komunikasi Islam banyak disebutkan dalam Al-Qur’an sebagaimana

telah dipaparkan oleh Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Islam Aktual: Refleksi

10
Muslimah, “Etika Komunikasi dalam Prespektif Islam”. Jurnal Sosial Budaya, Vol.13
No. 2, (Desember, 2016), h. 117
8

Sosial Seorang Cendekiawan Muslim ialah ada enam bentuk atau jenis gaya bicara

(qaulan) di dalam Al-Qur’an yaitu:11

1. Qaulan Sadidan

Qaulan sadidan dapat diartikan sebagai “pembicaraan yang benar”, “jujur”,

“tidak bohong”, “lurus”, “tidak berbelit-belit”, perkataan yang tidak menyakitkan

dari pihak yang lain, perkataan yang memiliki kesesuaian antara yang diucapkan

dengan apa yang ada di dalam hatinya. Perkataan yang benar yakni perkataann yang

sesuai dengan Al-Qur’an, As-Sunnah dan ilmu.

Qaulan ini terdapat dalam Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 9:

‫ضعٰ فًا خَافُ ْوا َعلَ ْي ِه ْۖ ْم فَ ْليَتَّقُوا ه‬


َ‫ّٰللا‬ ِ ً‫ش الَّ ِذيْنَ لَ ْو ت َ َر ُك ْوا ِم ْن خ َْل ِف ِه ْم ذُ ِريَّة‬
َ ‫َو ْليَ ْخ‬

َ ‫َو ْل َيقُ ْولُ ْوا قَ ْو ًًل‬


﴾٩ ﴿ ‫س ِد ْيدًا‬

Terjemahnya:

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka


meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata
yang benar.”12

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah menyuruh manusia menyampaikan

qoulan sadidan dalam urusan anak-anak yatim, yang pada hakikatnya berbeda-beda

dengan anak-anak kandung, sehingga membutuhkan perlakuan yang lebih hati-hati

11
Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual: Refleksi Seorang Cendekiawan Muslim, (Bandung:
Mizan, 1994), h. 76-87
12
Lajnah Pentashihah Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama
RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 78
9

dan berbicara dengan memilih perkataan yang baik, dan jika memberikan teguran

jangan sampai menimbulkan kekeruhan dalam hati mereka. Meskipun menegur

anak-anak yatim dengan teguran yang bertujuan meluruskan kesalahan sekaligus

membina.13

Dalam konteks Etika komunikasi, qoulan sadidan mengajarkan agar

masyarakat memperbaiki dalam perkataannya, berupaya menuturkan kata-kata

yang baik dalam setiap ucapannya. Bahasa yang dituturkan adalah bahasa yang

baik, pesan yang keluar dari mulutnya adalah kebenaran yang berlandaskan atas

fakta dan realitasnya. Perkataan yang keluar dari mulutnya adalah kata-kata yang

berlandaskan ilmu bukan hanya sekedar omong kosong semata. Seperti dalam

Hadist Rosulullah saw.

2. Qaulan Balighan

Dalam bahasa arab kata baligha diartikan sebagai “sampai”,”mengenai

sasaran”, atau “sampai tujuan”. Jika dikaitkan dengan kata-kata qaul (ucapan atau

komunikasi) baligha berarti “fasih”,”jelas maknanya”,”tepat mengungkapkan apa

yang dikehendaki” dan “terang”. Akan tetapi, juga ada yang mengartikan sebagai

“perkataan yang membekas di jiwa. Maka qoulan balighan dapat diartikan sebagai

komunikasi efektif. Menurut M. Quraish Shihab qaulan balighan adalah

penyampaian pesan kepada orang lain dengan secukup mungkin, tidak di kurang-

kurangi dan tidak dilebih-lebihkan.

Qaulan ini terdapat pada al-Qur’an surah An-Nisa ayat 63 :

13
Reza Nur Rifa’i dkk, Etika Komunikasi Islam Dalam Film Animasi The Jouerny”
(Bandung; Unisba, 2022) h. 195
10

ْ ‫ض َع ْن ُه ْم َو ِع‬ ٰٰۤ ُ
‫ظ ُه ْم َوقُ ْل لَّ ُه ْم ِف ْْٓي‬ ‫ول ِٕى َك الَّ ِذيْنَ يَ ْعلَ ُم ه‬
ْ ‫ّٰللاُ َما فِ ْي قُلُ ْو ِب ِه ْم فَاَع ِْر‬ ‫ا‬

﴾ ٣٦ ﴿ ‫ا َ ْنفُ ِس ِه ْم قَ ْو ًًل ۢ َب ِل ْيغًا‬

Terjemahnnya :

“Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui


apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka,
dan berilah mereka nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
membekas pada jiwanya.”14

Dalam ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT mewajibkan kepada

kaum muslm supaya taat kepada Allah dan Rosul-Nya. Di dalam ayat ini dijelaskan

orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakitan didalam hatinya tidak

taat kepada Rosul dan tidak ridha dengan keputusan-Nya. Allah berfirman pada

ayat ini bahwa Allah mengetahui apa yang berada di dalam hati orang-orang

munafiq itu dan tidak ada sesuatu yang dapat mereka sembunyikan. Allah akan

memberikan balasan setimpal kepada mereka.15

3. Qaulan Ma’rufan

Menurut Ibn 'Asyur, qaul ma'ruf adalah perkataan baik yang melegakan dan

menyenangkan lawan bicaranya. Dalam beberapa konteks al-Razi menjelaskan,

bahwa qaul ma'ruf adalah perkataan yang baik, yang menancap ke dalam jiwa,

sehingga yang diajak bicara tidak merasa dianggap bodoh (safih), dan perkataan

yang mengandung penyesalan ketika tidak bisa memberi atau membantu. Menurut

Lajnah Pentashihah Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama
14

RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 44


15
Reza Nur Rifa’i dkk, Etika Komunikasi Islam Dalam Film Animasi The Jouerny” h.
197
11

al-Ishfahani, qaulan ma’rufan menyangkut segala bentuk perbuatan yang dinilai

baik oleh akal dan syar’.

Qaulan ini terdapat dalam Al-Qur’an surah Al An-Nisa’ ayat 8:

‫ْي فَ ْارُزقُ ْو ُه ْم ِم ْنهُ َوقُ ْولُْوا ََلُ ْم قَ ْواًل‬ ِ ِ َ ‫واِذَا ح‬


ُ ْ ‫ض َر الْق ْس َمةَ اُولُوا الْ ُق ْرىٰب َوالْيَ ت ىىمى َوال َْم ىسك‬ َ َ

﴾٨﴿ ‫َّم ْع ُرْوفاا‬

Terjemahnya :

“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak-anak


yatim dan orang-orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu
(sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.”16

Ayat terkait ini dengan qaulan ma’rufan, memberi gambaran bagaimana

berkomunikasi yang baik dengan komunikan. Pertama, orang-orang kuat

(komunikator yang memiliki power) kepada yang lemah seperti orang miskin, anak

yatim dan sebagainya (komunikan). Kedua, orang-orang yang masih belum

sempurna menggunakan akalnya (anak-anak), yang lebih mengedepankan emosi

dari pada logikanya. Ketiga, para perempuan, ditujukan untuk menghindarkan dan

mencegah perkataan yang lemah lembut dalam konteks dapat menimbulkan

fitnah.17

4. Qaulan Kariman

Lajnah Pentashihah Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama
16

RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 314


17
Reza Nur Rifa’i dkk, Etika Komunikasi Islam Dalam Film Animasi The Jouerny” h.
197
12

Qaulan karima secara kebahasaan berarti mulia. kata karīm dirangkai

dengan kata qaul atau perkataan, maka berarti suatu perkataan yang menjadikan

pihak lain tetap dalam kemuliaan, atau perkataan yang membawa manfaat bagi

pihak lain tanpa bermaksud merendahkan. Ibn 'Asyur menyatakan bahwa qaul

karīm adalah perkataan yang tidak memojokkan pihak lain yang membuat dirinya

merasa seakan terhina.

Qaulan ini terdapat dalam Al-Qur’am surah Al-Isra’ ayat 23 :

‫َب اَ َح ُد ُُهَآْ اَ ْو‬ ِ ‫ك اًََّل تَ ْعب ُدْٓوا اًَِّلْٓ اِ ََّّيهُ وِِبلْوالِ َدي ِن اِح ىسنا ۗا اِ َّما ي ب لُغَ َّن ِِ ْن َد ََ ال‬
‫ْك‬ ‫َوقَ ى‬
َ ُّ‫ضى َرب‬
ََ َْ ْ ْ َ َ ْ ُ

ٍّ ُ‫كِ ىلهما فَ ََل تَ ُقل ََّلمآْ ا‬


﴾ ٣٢ ﴿ ‫ف َّوًَل تَ ْن َه ْر ُُهَا َوقُ ْل ََّلَُما قَ ْواًل َك ِرْْياا‬ َُ ْ َُ

Terjemahnya :

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain


Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan
ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”18

Contoh qaulan kariman adalah ketika seorang anak ingin menasehati orang

tuanya yang salah, yakni dengan tetap menjaga sopan santun dan tidak bermaksud

menggurui, apalagi sampai menyinggung perasaannya. Seorang anak tidak boleh

mengucapkan perkataan “ah” kepada orangtuu apalagi memebentak.

Lajnah Pentashihah Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama
18

RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 248


13

5. Qaulan Masyura

Qaulan masyura yaitu berbicara dengan baik dan pantas, tidak mengada-

ada, agar orang tidak kecewa serta tidak membuat orang lain tersinggung. Qoulan

maysura sebagaimana dikatakan Djamrah yang disebutkan dalam Al-Qur’an

menjadi salah satu tuntunan untuk berkomunikasi dengan perkataan yang mudah

dimengerti dan melegakan. Pada prinsipnya, qaul maisūr adalah segala bentuk

perkataan yang baik, lembut, dan melegakan. Artinya, perkataan yang maisūr

adalah ucapan yang wajar dan sudah dikenal sebagai perkataan yang baik bagi

masyarakat setempat.

Qaulan ini terdapat dalam Al-Qur’an Surah Al-Isra’ ayat 28 :

َّ ِ ِ ٍّ ۤ ِ ِ
﴾٣٨﴿ ‫س ْوارا‬
ُ ْ ْ ْ ُ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ َ َ‫ض َّن َِ ْن ُه ُم ابْتغ‬
‫ي‬ ‫م‬
َّ ‫ًل‬
‫ا‬‫و‬ ‫ق‬
َ ‫م‬ ‫َل‬ ‫ل‬‫ق‬ُ ‫ف‬
َ ‫ا‬‫ه‬‫و‬‫ج‬‫ر‬ ‫ت‬
َ ‫ك‬‫ب‬‫ر‬
َّ ‫ن‬‫م‬ ‫ة‬ ‫ْح‬
ْ ‫ر‬ ‫ء‬‫ا‬ َ ‫َوا َّما تُ ْع ِر‬

Terjemahnya :

“Dan jika engkau berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari
Tuhanmu yang engkau harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan
yang lemah lembut.”19

6. Qaulan Layyina

Qaulan layina berarti pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang

enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati maksudnya

tidak mengeraskan suara, seperti membentak, meninggikan suara. Siapapun tidak

suka bila berbicara dengan orang-orang yang kasar. Rasullulah selalu bertutur kata

dengan lemah lembut, hingga setiap kata yang beliau ucapkan sangat menyentuh

hati siapapun yang mendengarnya. Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, yang

19
Lajnah Pentashihah Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama
RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 283
14

dimaksud layina ialah kata-kata sindiran, bukan dengan kata kata terus terang atau

lugas, apalagi kasar.

Qaulan layyina merupakan perkataan yang mengandung anjuran, ajakan,

pemberian contoh, di mana si pembicara berusaha meyakinkan pihak lain bahwa

apa yang disampaikan adalah benar dan rasional, dengan tidak bermaksud

merendahkan pendapat atau pandangan orang yang diajak bicara tersebut.

Qaulan ini hanya ditemukan sekali saja yaitu pada Al-Qur’an surah Taha

ayat 44 :

﴾٤٤ ﴿ ‫فَ ُق ْوًَل لَهٗ قَ ْواًل لَّيِناا لَّ َعلَّهٗ يَتَ َذ َّك ُر اَ ْو ََيْ ىشى‬

Terjemahnya :

“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan kata-kata


yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.”20

Dalam ayat tersebut mengajarkan isi atau kandungan pembicaraan dalam


kata baligha, ayat ini mengatur tata cara dalam sebuah penyampaian materi
tersebut, yaitu dengan cara yang lemah dan lembut. Lemah lembut dalam bertutur
kata menjadi dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam menyampaikan
kebenaran yang anatar lain ditandai dengan ucapan-ucapan sopan yang tidak
menyakitkan hati sasaran dakwah.21

Berdasarkan etika komunikasi Islam yang telah dikemukakan maka ada


beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam etika berkomunikasi yaitu:
a. Fokus pada lawan bicara

20
Lajnah Pentashihah Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama
RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 314
21
Reza Nur Rifa’i dkk, Etika Komunikasi Islam Dalam Film Animasi The Jouerny” h.
198
15

Fokus dalam berkomunikasi merupakan kunci agar informasi yang

disampaikan komunikator kepada kita berjalan lebih efektif, orang yang cinderung

tidak memperhatikan lawan bicaranya biasanya kehilangan beberapa potong

informasi yang disampaikan dan terjadi kesenjangan antara kedua belah pihak,

biasanya pihak yang menyampaikan informasi (komunikator) secara perasaan akan

tersinggung dengan kita dan secara otomatis kesalahan fatal informasi (informasi

yang salah) yang masuk dapat berdampak langsung dengan pengplikasian.

b. Fokus pada masalah

Dalam beberapa kasus komunikasi beberapa individu melupakan pokok

permasalah yang ingin dibicarakan hal ini terjadikarena informasi yang seharusnya

disampaikan terlalu melenceng dari yang dibicarakan (basa-basi), perlu adanya

penyusunan konsepsebelum berbicara dengan orang lain, komunikasi ini biasanya

disebut dengan komunikasi yang tidak efisien karena informasi yang dimiliki tidak

sesuai dengan apa yang dibicarakan komunikator. Maka dari itu perlu adanya focus

masalah, yaitu tidak mencampur adukkan masalah lain yang tidak memilik kaitan

dengan informasi tersebut.

c. Jangan menimpali pembicaraan

Komunikan yang baik adalah komunikan yang mau mendengarkan dengan

bijaksana perkataan dari komunikator, menghargai apa yang dikatakannya dan

tidak menimpali atau menyela perkataannya sebelum selesai.

d. Saling menghargai

Biasanya dalam proses ini dua individu (komunikan dan komunikator) perlu

saling memahami satu sama lain dalam model komunikasi dipaparkan dalam
16

konsep kesamaan, dimana tingkat efektifitas komunikasi akan terjalin lebih tinggi

jika dua individu memiliki kesamaan yang besar, kita harus tetap menjaga etika

dengan menghargai tiap ucapan orang tersebut dengan menyimak dan

mendengarkan apa yang dikatakannya, dengan demikian rasa pengahargaan akan

timbul pula pada orang yang kita hargai tersebut.

e. Selingi Humor

Ada kalanya dalam berkomunikasi kita merasa bosan dengan informasi

yang disampaikan tentu ini bukan kesalahan pendengar namun dalam proses

penyampaian informasi tersebut kurang bumbu yang menarik pendengar, dalam hal

ini kita perlu menyelinginya dengan candaan atau gurauan agar para pendengar atau

komunikan tidak merasa bosan dengan apa yang kita sampaikan.

Beberapa hal juga perlu dihindari dalam etika berkomunikasi yaitu:

a. Penggunaan kalimat informal (tidak baku)

Dalam proses transaksi informasi seorang individu termasuk kepada

orang yang tidak dikenal atau belum memiliki kedekatan sama sekali, kita perlu

menggunakan kalimat baku atau formal agar orang lain merasa dihargai.

b. Berbicara sambil melakukan hal lain

Etika sopan santun sangat berlaku pada point ini, orang tentu akan merasa

tersinggung saat jika kita dengan sibuk makan dan dalam saat bersamaan

berbicara dengan lawan bicara kita.

c. Terlalu banyak basa-basi

Dalam beberapa kasus, ada beberapa orang yang cinderung lebih

menyukai penyampaian langsung (to the point) sebuah informasi, meski sebagian
17

juga menyukai basa-basi, namun dalam komunikasi formal kita tidak memerlukan

basa-basi kita hanya perlu memaparkan garis besarnya.

d. Berbicara dengan nada kasar

Berbicara dengan nada kasar tidak perlu penjelasan lebih lanjut, orang

tentu tidak akan suka jika dibentak dan dimaki.

e. Nada memerintah

Dalam hal ini orang cinderung tidak sadar menggunakan kalimat-kalimat

memerintah yan seharusnya kita hindari karenabisa menyinggung lawan bicara

sebagai contoah “bapak harus lebih kompeten dalam mengajar” kalimat tersebut

jelas berisi kalimat perintah.

f. Tidak boleh menghakimi

Dalam komunikasi kita tidak boleh mengajukan kalimatyang menghakimi

seperti “tentu anda telah melakukan hal yang keji” dan sebagainya.

g. Manage intonasi

Perlu adanya control dengan nada suara kita, tidak boleh terlalu tinggi

(akan terkesan membentak) dan tidak boleh terlalu rendah (terkesan berbisik).

Perlu nada yang sesuai dan nyaman didengar.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

Etika komunikasi islam adalah tata cara berkomunikasi yang sesuai dengan nilai

moral dalam menilai benar atau salah perilaku seseorang disampaikan dengan

mengandung unsur islami mengarahkan manusia kepada kemaslahatan dunia dan

akhirat dalam bentuk hubungan manusia dengan tuhan (iman), sesama Manusia dan

alam semesta .

Etika Komunikasi Islam banyak disebutkan dalam Al-Quran, diantaranya

qaulan sadidan, qaulan ma’rufa, qaulan masyura, qaulan balighan, qaulan

kariman, dan qaulan layyina.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini, maka diharapkan dapat menjadi referensi dan

juga menambah pengetahuan tentang komunikasi perspektif Islam, terutama

dalam proses pengumpulan/penyusunannya terkhusus kepada penulis sendiri. Di

dalam makalah ini juga diharapkan adanya kritikan guna untuk perbaikan

kedepannya.

18
19

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yatimim Muhammad. Pengantar Study Etika. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada. 2006.

Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan


Kepribadian Muslim. Cet. 2; Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011.

Anshari, Endang Saifuddin. Wawasan Islam Pokok-Pokok Pikiran tentang


Paradigma dan Sistem Islam. Cet. 1; Jakarta: Gema Insani Press. 2004

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. KBBI Online. 2023.

Badroen , Faisal. Etika Bisnis Dalam Islam, Cet. II; Jakarta: Kencana Perdana
Media Group. 2007.

Effendy ,Onong Uchjanal, Ilmu Komunikasi Teori dan Prakte. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2009

Lajnah Pentashihah Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementrian


Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Lajnah Pentashihah
Mushaf. 2019.

Muis, Abdul. Komunikasi Islam. Cet. I, Bandung; Rosdakarya. 2001.

Muslimah, Etika Komunikasi dalam Prespektif Islam. Jurnal Sosial Budaya, 13 (2).
2016

Rakhmat, Jalaluddin. Islam Aktual: Refleksi Seorang Cendekiawan Muslim.


Bandung: Mizan. 1994.

Rifa’i, Reza Nur dkk, Etika Komunikasi Islam Dalam Film Animasi The Jouerny”.
Bandung; Unisba. 2022.

Anda mungkin juga menyukai