Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Psikologi Komunikasi Dan Tabligh


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah

Dosen pengampu :
Drs. Suryana, M.SI

Disusun Oleh :

Putri Lupitawati NIM : 1806461

STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Alloh subhanahu wata’ala yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita senantiasa selalu di berikan
kesehatan dan berbagai kenikamatan. Solawat beserta salam marilah kita curah
limpahkan kepada Nabi kita Muhammad solallohu’alaihi wassallam beserta para
sahabatnya keluarganya dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya yang mudah-
mudahan di berikan safa’atnya di hari akhir nanti .
Dengan kasih dan rahmat dari Alloh subhanahu wata’ala, Makalah ini di susun
dengan penuh rasa tanggung jawab dengan melewati berbagai proses lainnya. kami
sadar bahwa makalah ini mempunyai banyak kekurangan nya , tetapi tidak menjadikan
kami putus asa untuk terus berusaha untuk menjadi lebih baik. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat di butuhkan untuk perbaikan di masa yang
akan datang.
Kami ucapkan kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi atas terlaksananya
makalah ini teruntuk kepada dosen mata kuliah Psikologi Komunikasi Dan Tabligh
semoga Alloh membalas amal kebaikannya. Dengan segala pengharapan semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi umumnya
bagi para pembaca.

Tasikmalaya, Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan ................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
A. Ruang Lingkup Psikologi ..................................................................................... 3
B. Ruang Lingkup Komunikasi ................................................................................. 7
C. Ruang Lingkup Tabligh ........................................................................................ 12
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 15
A. Simpulan .............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Komunikasi merupakan kebutuhan pokok dari hidup manusia. Tanpa
komunikasi, manusia hanya akan menjadi mahkluk yang statis dan hanya
berdiam diri tanpa melakukan suatu perkembangan yang berarti. Komunikasi
selain kebutuhan juga merupakan salah satu syarat terjalinnya hubungan
1
antarmanusia. Karena manusia sebagai makhluk homo socius mempunyai
kecenderungan untuk senantiasa berinteraksi dengan sesamanya, bahkan dengan
makhluk yang lain. Komunikasi dakwah merupakan proses penyampaian pesan
dakwah dari komunikator (da’i) kepada komunikan (mad’u) dimana pesan
tersebut berisi mengenai seruan atau ajakan untuk menuju ke jalan Allah SWT
Tabligh secara umumnya adalah menyampaikan perintah dan larangan
Allah SWT. Sebagai ajaran agama agar manusia beriman kepada-Nya. Tabligh
lebih dikenali sebagai sifat pengenalan mengenai dasar-dasar mengenai islam.
Pelaku yang melakukan tabligh disebut mubaligh. Tabligh adalah bagian dari
sistem dakwah islam yang melakukan usaha menyampaikan dan menyiarkan
pesan islam yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok secara lisan
maupun tulisan.2 Tabligh dijadikan sebagai tahapan awal dalam berdakwah.
Berhasilnya tabligh itu maka berhasilnya juga dakwah, andai berlaku kegagalan
pada tabligh maka kegagalan juga berlaku pada dakwah.
Dalam prosesnya, tabligh terlaksana dengan adanya unsur-unsur tabligh
yaitu pesan tabligh. Pesan tabligh yaitu ajaran Islam. Pesan tabligh juga
berlandaskan Al-Quran dan As Sunnah. Unsur yang kedua adalah mubaligh,
yang dimaksud mubaligh adalah pelaku tabligh. Orang yang melakukan
penyampaian pesan tabligh kepada masyarakat. Masyarakat adalah penerima
pesan tabligh, mereka disebut mustami’, jamaah atau khalayak. Metode
merupakan unsur yang keempat dalam proses tabligh. Metode adalah cara-cara
yang dilakukan oleh seorang mubaligh kepada masyarakat untuk mencapai suatu

1
Hamidi, Teori Komunikasi dan Strategi Dakwah. (Malang:UMM Press, 2010). p. 7
2
Moh. Ali Aziz, (2012).”Edisi Revisi Ilmu Dakwah”. Jakarta: Prenada Media Group. Hlm 20

1
tujuan atas dasar hikmah. Unsur yang terakhir adalah media, yaitu alat yang
menjadi saluran, yang menghubungkan mubaligh kepada masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang termasuk ke dalam ruang lingkup psikologi?
2. Apa saja yang termasuk ke dalam ruang lingkup komunikasi ?
3. Apa saja yang termasuk ke dalam ruang lingkup Tabligh ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk ke dalam ruang lingkup psikologi.
2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk ke dalam ruang lingkup
komunikasi.
3. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk ke dalam ruang lingkup tabligh.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Psikologi


Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam
arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi
tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak,
tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental
tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga
Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku dan proses mental. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
psikologi sebagai studi ilmiah mengenai proses prilaku dan proses-proses mental.
Psikologi merupakan salah satu bagian dari ilmu prilaku atau ilmu sosial.
Beberapa jenis ilmu psikologi, secara tematis maupun terapan, dapat dirinci
menjadi:
1. Psikologi sosial (sosial psychology)
Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu sebagai fungsi
dari rangsang-rangsang sosial (Shaw dan Ostanzo, 1970:3) individu dalam
difinisi tersebut menunjukkkan bahwa unit analisis dari psikologi sosial adalah
individu, bukan masyarakat (seperti dalam sosiologi) maupun kebudayaan
(seperti dalam antropologi budaya). Sehingga dari definisi yang singkat
tersebut, pengertian psikologi social dapat pula diartikan sebagai suatu kajian
tentang sifat, fungsi, fenomena prilaku social, dan pengalaman mental dari
individu dalam sebuah konteks social. Diantara fenomena fsikologi social ini,
antara lain kemarahan, prilaku membantu, sikap social, ketertarikan dan
hubungan social, prilaku seksual dan sosialisasi.
2. Psikologi klinis dan penyuluhan atau konseling (clinical psychology and
counseling)
Merupakan salah satu bidang psikologi terapan yang berperan sebagai
salah satu disiplin kesehatan mental dengan menggunakan prinsip- prinsip
psikologi untuk memahami, mendiagnosis dan mengatasi berbagai masalah
atau penyakit psikologi (Mens, 2000:122). Untuk pertama kalinya, organisasi

3
yang mengatur standar psikologi klinis dibentuk pada tahun 1947 oleh Dewan
Profesi Psikologi Amerika, yakni American Noart of Profesional Psichology.
Lembaga tersebutlah yang berhak melakukan pengujian, memberikan diploma,
serta mendorong pembinaan kecakapan psikologi professional. Sedangkan
dalam psikologi konseling (counseling psychology) merupakan suatu psikologi
terapan yang berusaha menciptakan, menerapkan, dan menyebarkan
pengetahuan mengenai pencegahan dan penanggulangan gangguan fungsi
manusia dalam berbagai kondisi (Brown dan Lent, 1992)
3. Psikologi Konstitusional
Merupakan suatu nama psikologi yang masih controversial. Pemahaman
yang lain adalah sebagai studi tentang hubungan antara struktur morfologis
dan fungsi fisiologis tubuh serta hubungan antara fungsi-fungsi psikologi
social (Lerner, 2000:168).
4. Psikofarmakologi
Merupakan pengetahuan tentang obat untuk mengobati gangguan
psikiatris. Pada tahun 1995, terjadi tiga penemuan farmakologi yang menandai
revolusi pengobatan psikiatri, yakni obat antipsikotik, antidepresan, dan
lithium (Pope, 2000:866). Obat antipsikotik berfungsi sebagai penetralan
khayalan atau kepercayaan kepada hal-hal yang tidak nyata dan halusinasi
(perasaan melihat, mendengar suara, dan sejenisnya, yang merupakan gejala
umum dalam skizoprenia dan penyakit gilaan depresif. Obat antidepresan
berfungsi meringankan pasien yang mengalami depresi mayor atau fase
tertekan dari penyakit depresi kejiwaan. Lithium merupakan obat yang unik
diantara obat-obat psikiatrik lainnya, terdiri atas sebuah ion sederhana dan
bukan merupakan molekul kompleks (Pope, 2000:867).
5. Psikologi Okupasional (Accupational Psichology)
Merupakan suatu terminology yang tampaknya merangkum suatu
bidang kajian psikologi industri, psikologi organisasi, psikologi vokasional,
dan psikologi sumber daya manusia (Herriot, 2000:713).
6. Psikologi politik
Merupakan bidang interdisipliner yang tujuan substantif dasarnya adalah
untuk menyingkap saling keterkaitan antara proses psikologi dan politik

4
(Renshon,2000:784). Bidang ini memiliki sumber dari berbagai disiplin
keilmuan, seperti antropologi budaya, psikologi ekonomi, sosiologi, psikologi
serta ilmu politik.
7. Psikologi Sekolah dan Pendidikan (Psychology for the Classroom and
Educational psychology)
Merupakan kajian tentang prilaku peserta didik di sekolah yang
substansinya merupakan gabungan psikologi perkembangan anak, psikologi
Pendidikan, dan psikologi klinis yang berhubungan dengan setiap anak untuk
evaluasi kegiatan belajar dan emosi, memberikan dan menafsirkan, hasil tes
intelegensi, tes hasil belajar, dan tes kepribadian yang merupakan sebagian
dari tugas mereka. Sedangkan untuk psikologi Pendidikan merupakan kajian
tentang prilaku dalam bidang proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru
dapat mengadakan penelitian Pendidikan yang dapat membantu meningkatkan
kualitas pembelajaran bagi gurunya maupun hasil belajar bagi peserta
didiknya.
8. Psikologi perkembangan
Menekankan perkembangan manusia dan berbagai faktor yang
membentuk prilakunya sejak lahir sampai berumur lanjut. Psikologi
perkembangan sebagai cabang ilmu psikologi menelaah berbagai perubahan
intraindividual dan perubahan interindividual yang terjadi di dalam perubahan
intraindividual. Perubahan tersebut tidak hanya mendiskripsikan, tetapi juga
menjelaskan atau mengeksplikasikan perubahan-perubahan prilaku menurut
tingkat usia sebagai masalah hubungan anteseden (gejala mendahului) dan
konsekuensinya (LaBouvie, 1975:289).
9. Psikologi kepribadian
Psikologi kepribadian menurut Caplin (1999:362) adalah segi pandangan
yang menekankan hal penanaman dan peletakan tingkah laku di dalam
kepribadian individu. Menurut Alfred Adler (Hall dan Lindzey (1993:242)
adalah ilmu prilaku tentang gaya hidup individu atau cara karakteristik
seseorang dalam bereaksi dalam masalah-masalah dan tujuan hidup. Menurut
Carl Jung (1993:182) merupakan prilaku tentang integrasi dari ego,
ketidaksadaran pribadi, ketidaksadaran kolektif, kompleks- kompleks, dan

5
arketip-arketip persona, serta anima.
10. Psikologi lintas budaya (Cross-Cultural Psychology)
Pada hakikatnya, menurut Brislin, Lonner, dan thorndike, (dalam Berry
dkk,1997:2) psikologi lintas budaya adalah kajian empiris mengenai anggota
berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan pengalaman, yang
dapat membawa ke arah perbedaan prilaku Berry dkk, 1997:2) psikologi lintas
budaya berkutat dengan kajian sistematis mengenai prilaku dan pengalaman,
sebagaimana pengalaman itu terjadi dalam budaya berbeda yang dipengaruhi
budaya yang bersangkutan.
11. Psikologi Rekayasa (Engineering Psychology)
Sejarah perkembangan psikologi rekayasa dapat ditelusuri pada masa awal
pertumbuhan psikologi industri, yakni pada awal tahun 1898, dimana Fredick
W. Tailor yang terkenal dengan studinya tentang dimensi waktudan kerja
manual. Setelah perang dunia II, psikologi rekayasa semakin menonjol
peranannya, terutama setelah dirasakan meningkatnya kompleksitas mesin atau
peralatan mekanis yang menuntut sejumlah tenaga operator pada tingkat
efisiensi yang dipersyaratkan.
12. Psikologi Lingkungan
Lingkungan berhubungan dengan proses belajar, yang mengunjuk pada
efek komulatif dari respons-respons individu terhadap ransangan lingkungan
individu dalam hidupnya. Psikologi lingkungan dapat menjangkau berbagai
aneka permasalahan. Bidang ini tidak sekedar mengkaji akibat yang
sebelumnya sudah gterpikirkan manusia, melainkan juga akibat yang
diperhitungkan sebelumnya.
13. Psikologi Konsumen (Consumen Psychology)
Bidang psikologi ini mulai dengan psikologi periklanan dan penjualan,
objeknya adalah komunikasi yang efektif, baik dari pihak pabrik maupun
distributor kepada konsumen (Anastasi, 1989:389). Terutama melalui iklan,
konsumen memperoleh informasi tentang produk atau jasa yang dapat
diperoleh manfaat khusus dari produk dan jasa tersebut. Untuk psikologi
periklanan mulai dilancarkan selama dua dasawarsa yang pertama dari abad
ke-20 dengan studi laboratorium di berbagai lokasi.

6
14. Psikologi Industri dan Organisasi (Industrial and organizational Psychology)
Merupakan penerapan dari prinsip-prinsip psikologi industry dan
pertambangan. Psikologi tersebut didefinisikan menurut kapan dan dimana ia
dipraktikkan, bukan menurut pernyataan atau prinsip-prinsip tertentu. Dalam
kajian ini terdapat tiga bidang kajian psikologi industry dan organisasi yaitu:

Psikologi Personalia
Menekankan pembuatan keputusan mengenai seleksi personalia,

Psikologi Industri atau Sosial Klinis


Berurusan dengan penyesuaian timbale balik antara orang-orang dan
lingkungannya.

Psikologi Sumber Daya Manusia atau Rekayasa Manusia


Psikologi inimenggunakan asumsi berkebalikan dari psikologi
personalia, walaupun masalahnya, yakni bagaimana mencocokkan individu
dengan pekerjaannya.

B. Ruang Lingkup Komunikasi


Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut dengan
communication berasal dari bahasa latin yakni communicatio dan bersumber dari
kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.
Oleh sebab itu, komunikasi akan terjadi selama ada kesamaan makna mengenai
apa yang menjadi bahan perbincangan. 3
Sejarah Singkat Perkembangan Komunikasi
Tidak ditemukan data autentik yang dapat menerangkan tentang kapan
manusia mulai mampu berkomunikasi dengan manusia lainnya. Hanya saja
diperkirakan bahwa kemampuan manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain
secara lisan adalah suatu peristiwa yang berlangsung dengan sendirinya.
Menurut Rogers, sejarah perkembangan komunikasi dapat dibagi menjadi
empat era perubahan:

3
Onong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006), h. 9.

7
a. Era komunikasi tulisan
Diperkirakan dimulai ketika bangsa Sumeria mulai mengenal kemampuan
menulis dalam lembaran tanah liat sekitr 4.000 tahun sebelum Masehi.
b. Era komunikasi cetakan
Era ini dimulai sejak ditemukannya mesin cetak band-press oleh Guttenberg
dan John Caesar di Jerman pada tahun 1456 dan kira-kira berlangsung
selama 5.000 tahun.
c. Era telekomunikasi
Pada tahun 1844, Samue Morse menemukan alat telegraph yang pertama dan
mengawali era telekomunikasi.
d. Era komunikasi interaktif
Era komunikasi interaktif mulai terjadi pada pertengahan abad ke-19 dengan
ditemukannya Mainframe Computer ENIAC dengan 18.000 vacum tubes
oleh para ahli dari Universitas Pennsylvenia di Amerika Serikat, pada tahun
1946.
Prinsip-Prinsip Komunikasi
Proses simbolik yang dimaksud adalah ketika seorang komunikator berniat
meyampaikan suatu pesan kepada komunikan di mana menggunakan 2 aspek
yaitu pesan dan lambang. Isi pesan umumnya adalah pikiran dan lambang
umumnya adalah bahasa. Lambang tersebut sebagai media atau saluran dalam
berkomunikasi. Dalam situasi tertentu lambang yang dipergunakan dapat berupa
gerak anggota tubuh, gambar, warna dan lain-lain. Lambang terdiri dari dua
bagian, yakni:
1. Lambang verbal
Lambang verbal atau bahasa merupakan lambang yang paling sering
digunakan, hanya bahasa yang mampu mengungkapkan pikiran
komunikator mengenai hal atau peristiwa baik yang konkret maupun abstrak
yang terjadi di masa lalu, sekarang atau masa yang akan datang.
2. Lambang Nonverbal
Adalah lambang yang dipergunakan dalam komunikasi yang bukan
bahasa seperti menganggukkan kepala apabila kita menyatakan setuju atau

8
menggelengkan kepala apabila tidak setuju. Isyarat dengan menggunakan
alat disebut juga komunikasi nonverbal, seperti bedug untuk
memberitahukan masuknya waktu shalat, atau morse dan lain-lain.4
a. Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi
Seluruh makhuk hidup berpotensi untuk melakukan komunikasi.
Sebagai makhluk pribadi maupun sosial, manusia akan saling
berkomunikasi dan mempengaruhi satu sama lain dalam hubungan yang
beraneka ragam.
b. Komunikasi Mempunyai Dimensi Isi dan Dimensi Hubungan
Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan
disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan (isi)
komunikasi yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan
menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaratkan
bagaimana hubungan para peserta komunikasi.5
c. Komunikasi Berlangsung dalam Berbagai Tingkat Kesenjangan
Komunikasi yang dilakukan dalam berbagai tingkat kesenjangan,
dari yang tidak sengaja (ketika kita sedang menghela napas dan ada
orang lain yang memperhatikan) dan komunikasi yang direncanakan atau
disengaja (ketika sedang melakukan presentasi di perusahaan misalnya).
d. Komunikasi Terjadi Dalam Konteks Ruang dan Waktu
Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik atau ruang waktu
sosial dan psikologis. Bahan pembicaraan tertentu yang dibahas belum
tentu sesuai ketika di bahas di tempat lain. Misalnya, membahas masalah
perkuliahan dengan tukang becak ketika seseorang sedang naik becak.
e. Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi
Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek
perilaku komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat
oleh aturan atau tatakrama. Artinya, orang-orang memilih strategi
komunikasi tertentu berdasarkan bagaimana oarng yang menerima pesan
akan merespons. Prediksi tidak selalu disadari, dan sering berlangsung
cepat.
4
Fajar, Ilmu, h. 34.
5
Mulyana, Ilmu, h. 109.

9
f. Komunikasi Bersifat Sistemik
Setidaknya terdapat dua sistem dasar dalam transaksi komunikasi, yaitu:
1. Sistem internal, yaitu seluruh sistem nilai yang dibawa oleh individu
ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi, yang ia serap selama
sosialisasinya dalam berbagai lingkungan sosialnya.
2. Sistem internal, yaitu unsur-unsur dalam lingkungan di luar individu,
terutama kata-kata yang ia pilih untuk berbicara, isyarat fisik peserta
komunikasi, kegaduhan di sekitarnya, penataan ruangan, cahaya dan
temperatur ruangan.
g. Semakin Mirip Latar Belakang Sosial-Budaya Semakin Efektiflah
Komunikasi
Makna suatu pesan, baik verbal maupun nonverbal, pada dasarnya
terikat budaya. Makna penuh suatu humor dalam bahasa daerah hanya
akan dipahami oleh penutur asli bahasa bersangkutan.
h. Komunikasi Bersifat Nonsekuensial
Frank Dance dan Schramm mengakui bahwa komunikasi
berlangsung dua arah. Hal tersebut ditandai dengan:
1. Orang-orang yang berkomunikasi dianggap setara. Misalnya
komunikator A dan B, bukan sender, receiver, source dan
destination. Dengan kata lain mereka mengirim dan menerima pesan
pada saat yang sama.
2. Proses komunikasi berjalan dua arah, karena itu modelnya pun tidak
lagi garis lurus atau linier.
3. Dalam kenyataannya tidak lagi membedakan pesan dengan umpan
bailk.
4. Komunikasi yang sebenarnya berlangsung lebih rumit, karena
sebenarnya ketika dua orang berkomunikasi secara simultan juga
melibatkan komunikasi dengan diri sendiri (berpikir) sebagai
mekanisme untuk menanggapi pihak lainnya.
i. Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis dan Traksaksional

10
Seperti juga waktu dan eksistensi, komunikasi tidak mempunyai
awal dan tidak mempunyai akhir, malainkan merupakan proses yang
sinambung. Implikasi dari komunikasi sebagai proses yang dinamis dan
traksaksional adalah para peserta komunikasi berubah (dari sekedar
berubah pengetahuan hingga berubah pandangan dunia dan perilakunya).
j. Komunikasi Bersifat Irreversible
Maksudnya ialah implikasi dari komunikasi sebagai proses yang
selalu berubah. Prinsip ini seyogianya membuat seseorang berhati-hati
dalam menyampaikan suatu pesan kepada orang lain, sebab efek yang
ditimbulkan bisa positif maupun negatif sesuai persepsi orang yang
menerimanya.
k. Komunikasi Bukan Panasea Untuk menyelesaikan Berbagai Masalah
Banyak persoalan dan konflik antarmanusia disebabkan oleh
masalah komunikasi. Namun komunikasi bukanlah panasea (obat
mujarab) untuk menyelesaikan persoalan atau konflik itu, karena
persoalan atau konflik tersebut mungkin berkaitan dengan persoalan
struktural. Agar komunikasi efektif, kendala struktural itu juga harus
diatasi. Misalnya, pemeritah bersusah payah menjalin komunikasi yang
efektif dengan warga Aceh dan warga Papua, tidak mungkin usaha itu
akan berhasil bila pemerintah memperlakukan masyarakat wilayah-
wilayah itu secara tidak adil, dengan merampas kekayaan alam mereka
dan mengangkutnya ke pusat.6

Peranan komunikasi sendiri berkaitan dengan status dari elemen-elemen


komunikasi, bisa saja muncul dalam peranan komunikator, pesan, media,
komunikan, efek, konteks dan peranan gangguan. Untuk itu ketika berbicara
komunikasi umumnya maka tentu juga berbicara tentang cakupan peranan
dan sistem komunikasi secara over all yang biasanya berawal dari
pemrakarsa komunikasi yakni komunikator. Peranan ini terletak pada
bagaimana komunikator dengan status tertentu menjalankan fungsi

6
Mulyana, Ilmu, h. 126.

11
mengelola elemen komunikasi yang lain agar tampilan peran itu sesuai
dengan statusnya..

C. Ruang Lingkup Tabligh


Secara istilah para ahli memiliki tafsiran yang berbeda – beda sesuai dengan
sudut pandang mereka masing – masing dalam memaknai arti dakwah. Menurut
Syaikh Taufik Al – Wai, dakwah adalah mengajak pengesaan kepada Allah Swt
dengan menyatakan dua kalimat syahadat dan mengikuti manhaj Allah Swt di
muka bumi baik secara perkataan maupun secara perbuatan, sebagaimana yang
terdapat dalam Al_Qur‟an dan Al - Sunah, memperoleh agama yang diridhoi-Nya
dan manusia memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.7
Ada beberapa istilah dalam Al_Qur‟an untuk memaknai dakwah. Meskipun
dalam beberapa ayat, istilah dakwah memiliki makna yang saling terkait dan sulit
untuk dipisahkan. Namun penjelasan ini penting untuk mengetahui makna dakwah
yang sebenarnya.
1. Tabligh
Tabligh merupakan awal dari perkenalan ajaran Islam sebelum masuk
pada tahap selanjutnya yaitu pengajaran dan bimbingan tentang Islam. Sasaran
dari tabligh ini adalah ranah kognitif (pemahaman dan pemikiran). Karena
dalam tabligh sangat diperlukan adanya kejelasan bahasa dan materi yang
disampaikan, sehingga apa yang disampaikan dapat diterima oleh orang lain.
2. Amar Ma‟ruf Nahi Munkar
Amar ma‟ruf nahi munkar berbeda dengan tabligh. Letak perbedaannya
adalah pada ranah yang menjadi sasarannya. Jika tabligh ranahnya adalah
kognitif yaitu untuk memperkuat pemahaman dan pemikiran. Sedangkan amar
ma‟ruf nahi munkar berorientasi pada perbuatan. Amar ma‟ruf nahi munkar
bertujuan untuk mengajak seseorang untuk berbuat kebaikan dan mencegah
seseorang untuk berbuat keburukan. Kegiatan ini dapat dilakukan secara
sendiri – sendiri atau secara bersama – sama.

7
Abdul Basit, Filsafat Dakwah (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), 44.

12
3. Mau‟iẓah Hasanah
Istilah mau’iẓah hasanah (nasehat yang baik) merupakan aktivitas dakwah
yang berorientasi pada nasehat (konseling islami) 19. Nasehat yang baik
tentunya harus memperhatikan mad‟ū atau penerima nasehat. Tiap orang
memiliki kemampuan yang berbeda – beda, sehingga tidak semua nasehat
yang baik dapat ditanggapi dan diterima dengan baik pula.
4. Tabshīr dan Tandhīr
Secara bahasa, tabshīr memiliki arti kabar gembira dan tandhir memiliki
arti memberi peringatan atau ancaman bagi orang-orang yang melanggar
syari‟at. Dalam Al_Qur‟an kata tabshir dan tandhīr sering disebut secara
beriringan. Karena Al_Qur‟an bukan hanya sebagai kabar gembira bagi orang
yang beriman, akan tetapi juga peringatan bagi orang yang melanggar aturan
Allah SWT.
5. Ta‟lim dan Tarbiyah
Ta’lim diartikan sebagai proses pengajaran, sedangkan tarbiyah diartikan
sebagai pengajaran dan juga mendorong pengamalan dalam kehidupan sehari
– hari. Dalam konteks dakwah, ta‟lim dan tarbiyah merupakan tindak lanjut
dari proses tabligh. Dalam prosesnya, tarbiyah tidak bisa dilakukan secara
insidental atau sementara. Akan tetapi harus dilakukan secara terus menerus
dan membutuhkan waktu yang panjang.

Agar dakwah yang dilakukan seorang da‟i tidak menyimpang, ia harus


mengetahui dan memperhatikan kaidah umum berkaitan tentang dakwah. Adapun
kaidah dakwah secara umum yaitu:
1. Kaidah Toleransi (Al- tasamuh)
Dari konsep atau kaidah toleransi ini akan lahir beberapa sifat yang
positif antara lain: persaudaraan, sikap saling menghormati dan memberi
kesejukan, kedamaian, keselamatan, dan kemasalahatan. Dengan ini akan
terhindar dari sikap negatif, pertentangan, pertengkaran, rasa dendam,
dengki dan kebencian.8
2. Kaidah keadilan (Al-‘Adl)

8
Asep Muhyidin, Metode Pengembangan Dakwah (Bandung: Pustaka Setia, 2002), 97

13
Dalam pandangan Islam, prinsip keadilan harus ditegakkan dalam arti
seluas – luasnya, yaitu tidak hanya masalah keadilan hukum, melainkan
juga keadilan secara sosial maupun dalam masalah ekonomi. Tanpa hal itu,
maka akan terjadi ketimpangan dalam masyarakat.

3. Musyawarah
Kaidah ini menentang adanya otoriter dalam kepemimpinan dan
mengajarkan kesetaraan dalam hak dan kewajiban. Namun bukan berarti
hilang atau tidak ada kepemimpinan. Akan tetapi dengan prinsip
musyawarah ini, seorang pemimpin tidak dengan seenaknya memutuskan
segala hal dengan sendirinya.

14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kesimpulan yang bisa diambil dari pembahasan psikologi komunikasi dan
tabligh yaitu komunikasi erat kaitannya dengan psikologi, karena ketika
seseorang komunikator berminat untuk menyampaikan pesan kepada
komunikan, maka dalam diri komunikator akan terjadi suatu proses. Dan
psikologi menganalisa seluruh bagian yang terlibat dalam komunikasi.
Tabligh merupakan suatu komunikasi yang erat hubungannya dengan
ajaran Islam dari tabligh ini merupakan perkenalan ajaran Islam sebelum masuk
pada tahap selanjutnya yaitu pengajaran dan bimbingan tentang Islam. Agar
dakwah yang dilakukan seorang da‟i tidak menyimpang, ia harus mengetahui
dan memperhatikan kaidah umum berkaitan tentang dakwah antara lain Kaidah
Toleransi (Al- tasamuh), Kaidah keadilan (Al-‘Adl) dan Musyawarah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Basit, Filsafat Dakwah (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013),

Asep Muhyidin, Metode Pengembangan Dakwah (Bandung: Pustaka Setia, 2002),

Fajar, Ilmu,

Hamidi, Teori Komunikasi dan Strategi Dakwah. (Malang:UMM Press, 2010).

Moh. Ali Aziz, (2012).”Edisi Revisi Ilmu Dakwah”. Jakarta: Prenada Media
Group.

Mulyana, Ilmu,

Mulyana, Ilmu,

Onong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006),

16

Anda mungkin juga menyukai