OLEH :
LAPORAN PRAKTIKUM
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Akhir Praktikum
Ekologi Tanaman
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2022
PENGARUH PEMUPUKAN DAN NAUNGAN SERTA JARAK
TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
KEDELAI EDAMAME (Glicine max L. Merill) DAN KEMANGI
(Ocimum Basilicium) SECARA TUMPANG SARI
LAPORAN PRATIKUM
MENYETUJUI
Dosen Pengampu
ABSTRAK
Serta Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai Edamame (Glicin max
Kaharuddin Nasution, No. 113 Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya Kota
Pekanbaru. Pada Bulan September sampai Desember 2022. Pada praktikum yang
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang ditanam, sehingga pada setiap tanaman
sampel memiliki pertumbuhan yang berbeda-beda dan hasil produksi yang berbeda pula.
iv
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
menyelesaikan penulisan laporan ini dengan judul: Pengaruh Pemupukan dan Naungan
Serta Jarak tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai Ademame (Glicine Max
Ucapan terima kasih kepada Ibu Dr. Prima Wahyu Titisari, M.Si selaku dosen
pengampu mata kuliah Ekologi Tanaman yang banyak memberikan arahan dan
bimbingan sehingga selesai dalam penulisan laporan ini. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada Asisten dosen lapangan Ranti Sri Widari, Sinthia Nur
Afriyanti, dan Elisabet atas segala bantuan yang telah diberikan. Tidak lupa pula penulis
ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah memberikan motivasi kepada
penulis.
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi penyempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga
agroteknologi.
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
I PENDAHULUAN...................................................................................... 8
A. Latar Belakang...................................................................................... 8
B. Tujuan Praktikum................................................................................. 13
II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 14
III BAHAN DAN METODE........................................................................... 26
A. Tempat dan Waktu................................................................................ 26
B. Bahan dan Alat..................................................................................... 26
C. Metode Pengambilan Data.................................................................... 26
D. Pelaksanaan Praktikum......................................................................... 26
E. Parameter Pengamatan.......................................................................... 30
IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 33
A. Tinggi Tanaman.................................................................................... 33
B. Jumlah Cabang...................................................................................... 35
C. Jumlah Daun......................................................................................... 37
D. Jumlah Buah......................................................................................... 38
E. Jumlah Polong...................................................................................... 39
F. Warna Daun.......................................................................................... 40
G. Berat Buah............................................................................................ 40
H. Pengamatan Parameter Tanaman Dengan Alelopati............................ 41
V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 43
A. Kesimpulan............................................................................................ 43
B. Saran....................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 44
LAMPIRAN..................................................................................................... 47
BIODATA PENULIS....................................................................................... 58
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 8.Pengamatan tinggi, akar dan jumlah daun tanaman dengan alelopati
vii
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Ekologi sangat erat kaitannya dengan lingkungan, makhluk hidup, dan hubungan
dari dalam tanah (abiotik) hingga berubah menjadi substansi energi, diikuti dengan
perpindahan yang terjadi hingga kembali lagi ke tanah. Dalam ekologi tanaman juga
Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh
antarnegara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedalai juga ikut
tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea, Indonesia,
India, Australia, dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16.
Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa, kemudian
pertambahan penduduk dan perbaikan pendapatan perkapita. Oleh karena itu, diperlukan
suplai kedelai tambahan yang harus diimpor karena produksi dalam negeri belum dapat
kebutuhan pangan dalam rangka perbaikan gizi masyarakat, karena kedelai mengandung
sumber protein nabati yang relatif murah bila dibandingkan sumber protein lainnya
seperti daging, susu, dan ikan. Kadar protein biji kedelai kurang lebih 35%, karbohidrat
35%, dan lemak 15%. Kedelai juga mengandung mineral seperti kalsium, fosfor, besi,
vitamin A dan B. Kedelai umumnya dikonsumsi dalam bentuk pangan olahan seperti
tahu, tempe, kecap, susu kedelai dan sebagai bentuk makanan ringan lainnya.
banyak makanan di Asia, terutama Asia Timur, seperti kecap, tahu, dan tempe. Tanaman
ini telah dibudidayakan di Asia Timur, khususnya Cina, sejak 3.500 tahun yang lalu dan
merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati. Namun, sejak tahun 1910
telah menyebar dari Jepang ke negara-negara Asia Tenggara. Di Indonesia, kedelai kini
banyak digunakan dalam berbagai sumber pangan, antara lain tahu, tempe, susu bahkan
keju.
lahan yang subur akibat penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus. Penggunaan
pupuk anorganik dapat dikurangi dengan penggunaan pupuk organik kompos. Kompos
merupakan proses pembusukan dari sisa-sisa bahan organik (tanaman dan hewan).
Bahan-bahan organik tersebut seperti dedaunan, rumput, jerami, sisa-sisa ranting dan
dahan, kotoran hewan, rerontokan bunga, kotoran hewan dan lain-lain. Bahan organik
10
tersebut dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos melalui proses fermentasi dengan
Kemangi mengandung berbagai zat yang bermanfaat bagi tubuh, seperti vitamin
flavonoid, arginin, anetrol dan boron. Komponen minyak atsiri daun kemangi adalah
methyl violet, linalool, eugenol, methyl eugenol, pinene, limonene, beta-pinene, beta-
Acetate, 1,8 -Cineole, Artemisinol, Eucalyptol, Alpha Cubene, Nerol, Methyl Cinnamate
dan Linalyl Acetate. Aktivitas biologis kandungan kimia yang terkandung dalam daun
kemangu tergantung pada genotipe, lingkungan dan tempat tanaman itu tumbuh.
Produksi kedelai di Provinsi Riau rendah yaitu sebesar 2.145 ton/tahun pada tahun 2015,
dan produksi meningkat pada tahun 2016 dengan total produksi sebesar 2.654 ton/tahun
turun lagi menjadi 1.119 ton/tahun. Provinsi dengan produksi kedelai terbesar di
Indonesia adalah Jawa Timur. Diketahui bahwa pada tahun 2015 output kedelai Provinsi
Jawa Timur sebesar 344.988 ton/tahun, dan output tersebut mengalami penurunan pada
tahun berikutnya, dimana output tahun 2016 sebesar 274.317 ton/tahun, dan pada tahun
2017 kembali mengalami penurunan output. menjadi 200.916 ton/ha. (Badan Pusat
Statistik, 2016)
yang bersifat positif maupun negatif (Molisch,1937 dalam Putnam dan Duke,
1978). Warnell (2002) mendefinisikan alelopati sebagai suatu kadungan bahan kimia
jaringan tanaman, seperti akar, ubi, rhizome, batang, daun, bunga, buah dan biji yang
dikeluarkan tanaman melalui cara penguapan, eksudasi akar, hasil lindihan dan
adalah flavanoid, tanin, asam fenolat, asam ferulat, kumarin, terpenoid, stereoid,
melakukan degradasi cadangan makanan dalam benih sehingga energi tumbuh yang
dihasilkan sangat rendah dan dalam waktu lebih lama yang selanjutnya menurunkan
lain menghambat aktivitas enzim, bahkan menurut Fitter dan Hay (1991) bahwa
alelopati dapat menyebabkan terjadinya degradasi enzim dari dinding sel, sehingga
aktivitas enzim menjadi terhambat atau mungkin menjadi tidak berfungsi. Hambatan
fungsi enzim A amylase dan B amylase pada degradasi karbohidrat, enzim protease pada
degradasi protein, enzim lipase pada degradasi lipida dalam benih menyebabkan energi
tumbuh yang dihasilkan selama proses perkecambahan menjadi sangat sedikit dan
Ekstrak daun rimbang dan matoa memiliki sifat alelopati yang berasal dari
tanaman sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bioherbisida. Rumput teki ialah gulma
yang sering tumbuh pada lahan budidaya tanaman kedelai, sehingga perlu dikendalikan
Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan atau
biologis dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk (Dewanto et al.,
khususnya cabang, batang, daun, dan berperan penting dalam pembentukan hujau daun
Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara utama
lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur hara Nitrogen 16%, Fosfor 16%, dan
Kalium 16%. Pemberian pupuk NPK terhadap tanah dapat berpengaruh baik pada
kandungan hara tanah dan dapat berpengaruh baik bagi tanaman karena unsur hara
makro yang terdapat dalam unsur hara N, P, dan K diperlukan bagi pertumbuhan dan
Nitrogen, Fosfor, dan Kalium merupakan unsur hara penting dan harus selalu
tersedia bagi tanaman, karena berfungsi sebagai proses metabolisme dan biokimia sel
tanaman (Nurtika dan Sumarni, 1992). Nitrogen sebagai pembangun asam nukleat,
protein, bioenzim dan klorofil (Sumiati,1989). Fosfor sebagai pembangun asam nukleat,
fosfolipid, bioenzim, protein, senyawa metabolik, dan merupakan bagian dari ATP yang
penting dalam transfer energi (Sumiati, 1983). Kalium mengatur keseimbangan ion-ion
dalam sel, yang berfungsi dalam pengaturam sebagai mekanisme metabolik seperti
13
dalam proses respirasi dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama
B. Tujuan Praktikum
ternaungi.
dan kemangi
C. Manfaat Praktikum
tanaman.
kedelai dan kemangi dengan perlakuan Pengaruh Pemupukan dan Naungan Serta
Jarak Tanam.
Tanaman kedelai mulai ditanam di Indonesia pada tahun 1750. Tanaman ini
diduga berasal dari China, Manchuria dan Korea (Suprapto, 1999). Kedelai (Glycine
max L.) merupakan komoditas tanaman pangan penghasil protein yang populer
dikenal seperti tahu, tempe, susu dan lain sebagainya. Kebutuhan akan konsumsi
produksi kedelai pada bulan Juli 2012 mencapai 1,2 juta ton, akan tetapi produksi
kedelai menurun drastis dari target yang telah direncanakan, yaitu sebesar 1,9 juta ton.
Oleh karena itu, kekurangan kedelai dalam negeri hingga kini mencapai 66% yang
dan pakan, hal ini terbukti dengan kedudukan famili ini di urutan kedua setelah
Graminae (Baharsjah, 1980). Kedelai mampu beradaptasi dengan baik di daerah tropis
atau daerah beriklim panas seperti Indonesia, karena tanaman ini menghendaki hawa
yang cukup panas (Eprim, 2006). Tanaman kedelai merupakan tanaman C3 sehingga
dapat dikembangkan sebagai tanaman sela di bawah tegakan tanaman karet, atau
tanaman industri, atau tumpang sari dengan tanaman semusim lainnya. Kedelai yang
perkebunan dapat dimanfaatkan untuk usaha tani lainnya. Apabila penanaman kedelai
perkebunan atau lahan ternaungi seperti karet dan sawit, maka diharapkan produksi
kedelai dalam negeri akan meningkat. Penanaman varietas kedelai yang tahan cekaman
naungan diharapkan menjadi cara yang lebih efesien untuk mencegah penurunan hasil
Hasil penelitian Sundari et al. (2005a) pada tanaman kacang hijau menunjukkan
bahwa hasil varietas Ijen dan Menyapa merupakan varietas toleran terhadap naungan
(Evita, 2011). Hasil penelitian Yunita (2012) pada tanaman kedelai yang ditanam pada
polybag menunjukkan pemberian naungan 25% tidak menurunkan hasil biji kering
secara nyata. Naungan 50 % dan 75 % menurunkan hasil secara nyata tetapi keduanya
Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja
dan Soja max. Namun pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat
diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill. Klasifikasi tanaman
Divisio:Spermatophyta
Classis:Dicotyledoneae
Ordo:Rosales
Familia:Papilionaceae
Genus:Glycine
yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji sehingga pertumbuhannya bisa optimal.
Akar kedelai mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar
misofil. Calon akar tersebut kemudian tumbuh dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan
kotiledon yang terdiri dari dua keping akan terangkat ke permukaan tanah akibat
pertumbuhan yang cepat dari hipokotil. Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua
macam, yaitu akar tunggang dan akar sekunder (serabut) yang tumbuh dari akar
tunggang. Selain itu kedelai juga seringkali membentuk akar adventif yang tumbuh dari
bagian bawah hipokotil. Pada umumnya, akar adventif terjadi karena cekaman tertentu,
misalnya kadar air tanah yang terlalu tinggi. Perkembangan akar kedelai sangat
dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kimia tanah, jenis tanah, cara pengolahan lahan,
kecukupan unsur hara, serta ketersediaan air di dalam tanah. Pertumbuhan akar
tunggang dapat mencapai panjang sekitar 2 m atau lebih pada kondisi yang optimal,
namun demikian, umumnya akar tunggang hanya tumbuh pada kedalaman lapisan
tanah olahan yang tidak terlalu dalam, sekitar 30-50 cm. Sementara akar serabut dapat
tumbuh pada kedalaman tanah sekitar 20-30 cm. Akar serabut ini mula-mula tumbuh di
17
dekat ujung akar tunggang, sekitar 3-4 hari setelah berkecambah dan akan semakin
pangkal akar sampai kotiledon. Hopikotil dan dua keping kotiledon yang masih melekat
pada hipokotil akan menerobos ke permukaan tanah. Bagian batang kecambah yang
Pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe determinate
ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai berbunga.
Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila pucuk batang tanaman
masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai berbunga. Disamping itu, ada
varietas hasil persilangan yang mempunyai tipe batang mirip keduanya sehingga
Tanaman kedelai mempunyai dua bentuk daun yang dominan, yaitu stadia
kotiledon yang tumbuh saat tanaman masih berbentuk kecambah dengan dua helai daun
tunggal dan daun bertangkai tiga (trifoliate leaves) yang tumbuh selepas masa
pertumbuhan.
Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip
(lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk daun
diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi produksi biji.
Umumnya, daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat cocok untuk
varietas kedelai yang mempunyai bentuk daun lebar. Daun mempunyai stomata,
18
berjumlah antara 190-320 buah/m2. Umumnya, daun mempunyai bulu dengan warna
cerah dan jumlahnya bervariasi. Panjang bulu bisa mencapai 1 mm dan lebar 0,0025
buah/mm2. Jumlah bulu pada varietas berbulu lebat, dapat mencapai 3-4 kali lipat dari
varietas yang berbulu normal. Contoh varietas yang berbulu lebat yaitu IAC 100,
sedangkan varietas yang berbulu jarang yaitu Wilis, Dieng, Anjasmoro, dan Mahameru.
tumbuh, yaitu stadia vegetatif dan stadia reproduktif. Stadia vegetatif mulai dari
tanaman berkecambah sampai saat berbunga, sedangkan stadia reproduktif mulai dari
mempunyai panjang hari rata-rata sekitar 12 jam dan suhu udara yang tinggi (>30° C),
sebagian besar mulai berbunga pada umur antara 5-7 minggu. Tanaman kedelai
termasuk peka terhadap perbedaan panjang hari, khususnya saat pembentukan bunga.
Tangkai bunga umumnya tumbuh dari ketiak tangkai daun yang diberi nama
rasim. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 2-25
bunga, tergantung kondisi lingkungan tumbuh dan varietas kedelai. Bunga pertama
yang terbentuk umumnya pada buku kelima, keenam, atau pada buku yang lebih tinggi.
Pembentukan bunga juga dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban. Pada suhu tinggi dan
kelembaban rendah, jumlah sinar matahari yang jatuh pada ketiak tangkai daun lebih
Polong kedelai pertama kali terbentuk sekitar 7-10 hari setelah munculnya
bunga pertama. Panjang polong muda sekitar 1 cm. Jumlah polong yang terbentuk pada
19
setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 1-10 buah dalam setiap kelompok.
Pada setiap tanaman, jumlah polong dapat mencapai lebih dari 50, bahkan ratusan.
Kecepatan pembentukan polong dan pembesaran biji akan semakin cepat setelah proses
pembentukan bunga berhenti. Ukuran dan bentuk polong menjadi maksimal pada saat
awal periode pemasakan biji. Hal ini kemudian diikuti oleh perubahan warna polong,
Di dalam polong terdapat biji yang berjumlah 2-3 biji. Setiap biji kedelai
mempunyai ukuran bervariasi, mulai dari kecil (sekitar 7-9 g/100 biji), sedang (10-13
g/100 biji), dan besar (>13 g/100 biji). Bentuk biji bervariasi, tergantung pada varietas
tanaman, yaitu bulat, agak gepeng, dan bulat telur. Namun demikian, sebagian besar
biji berbentuk bulat telur. Biji kedelai terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu kulit biji
dan janin (embrio). Pada kulit biji terdapat bagian yang disebut pusar (hilum) yang
berwarna coklat, hitam, atau putih. Pada ujung hilum terdapat mikrofil, berupa lubang
bekteri pengikat nitrogen, yaitu Rhizobium japonicum. Bakteri ini terbentuk di dalam
akar tanaman yang diberi nama nodul atau bintil akar. Keberadaan Rhizobium
japonicum di dalam tanah memang sudah ada karena tanah tersebut ditanami kedelai
atau memang sengaja ditambahkan ke dalam tanah. Nodul atau bintil akar tanaman
kedelai umumnya dapat mengikat nitrogen dari udara pada umur 10 – 12 hari setelah
Kelembaban tanah yang cukup dan suhu tanah sekitar 25°C sangat mendukung
pertumbuhan bintil akar tersebut. Perbedaan warna hijau daun pada awal pertumbuhan
proses pembentukan bintil akar sebenarnya sudah terjadi mulai umur 4 – 5 hst, yaitu
sejak terbentuknya akar tanaman. Pada saat itu, terjadi infeksi pada akar rambut yang
merupakan titik awal dari proses pembentukan bintil akar. Oleh karena itu, semakin
banyak volume akar yang terbentuk, semakin besar pula kemungkinan jumlah bintil
India dan sekarang telah menyebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kemangi
dikenal dengan nama daerah Saraung (Sunda), Lampes (Jawa Tengah), Kemangek
memiliki aroma wangi dan rasa yang menarik. Kemangi memiliki khasiat mengobati
penyakit seperti perut kembung, demam, melancarkan ASI, rematik, sariawan, dan juga
menjadikannya sebagai lalapan saat makan. Namun produk pangan olahan dari daun
kemangi masih terbilang kecil, oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan produk
berbahan daun kemangi. Salah satunya adalah minuman ekstraksi dari daun kemangi.
Dalam pembuatan minuman daun kemangi digunakan pemanasan dengan suhu 60oC
dan 80oC. Pemanasan dengan suhu terlalu tinggi dapat menurunkan mutu dan merusak
Subkingdom: Tracheobionta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Lamiales
Famili: Lamiaceae
Genus: Ocimum
Herba tegak, tinggi tanaman antara 0,3-0,6 m. Batang muda berwarna hijau dan
setelah tua berwarna kecoklatan; terdapat bulu halus. Letak daun berhadapan, tangkai
daun berwarna hijau dan panjangnya antara 0,5-2 cm; helaian daun berbentuk bulat
tulang daun terdapat 3-6 tulang cabang; tepi daun sedikit bergerigi; terdapat bintik-
bintik serupa kelenjar. Bunga semu terdiri dari 1-6 karangan bunga, berkumpul menjadi
tandan; terletak di bagian ujung batang, cabang, atau ranting tanaman; panjang
atau bulat telur, panjang antara 0,5-1 cm. Kelopak bunga hijau, berambut, disebelah
dalam lebih rapat dan bergigi tak beraturan. Daun mahkota berwarna putih, berbibir
dua. Bibir atas bertaju 4, bibir bawah utuh. Tangkai kepala putik ungu, sedangkan
22
tangkai kepala sari dan tepung sari berwarna putih. Tangkai dan kelopak buah letaknya
tegak, melekat pada sumbu dari karangan bunga. Biji buah kemangi kecil, keras,
berwarna kehitaman. Secara keseluruhan tandan bunga dan buah, tampak hijau
Kandungan senyawa yang terdapat pada kemangi adalah senyawa fenolik, yaitu,
cirsimaritin, cirsilineol, apigenin, isotymusin, tanin dan asam rosmanirat, dan jumlah
yang cukup besar dari eugenol (komponen utama minyak astiri) (Singh, dkk. 2012).
Daun kemangi kaya akan mineral makro yaitu kalsium, fosfor, dan magnesium, juga
non gizi antara lain senyawa flavonoid dan eugenol, boron, anetol, arginine dan minyak
atsiri. Komposisi yang terkandung di dalam kemangi antara lain grotenoid 19,77 ±
Tanaman kemangi cocok hidup ditanah subur, gembur dan cukup tersedia air.
Namun demikian tanaman kemangi dapat tumbuh ditanah darat yang kurang subur.
Sistem perakaran tanaman yang tumbuh menahun, jauh masuk kedalam tanah. Pada
saat tanaman masih muda, tingkat kesuburan dilapisan tanah bagian atas sangat
liar di tegalan, kebun, bahkan di bekas pembuangan sampah yang telah mengalami
beriklim agak lembab. Kemangi dapat tumbuh baik didataran rendah hingga 1100 m
dpl. Tanaman kemangi menyukai tempat terbuka dan mendapat sinar matahari (Pitojo,
1996)
23
tahun 1937. Alelopati berasal dari kata allelon (saling) dan pathos (menderita). Bahan
kimia yang dikeluarkan oleh tanaman yang dapat mengganggu tanaman lain disebut
alelopat. Alelopat ialah salah satu alternatif untuk pengendalian gulma, karena dapat
sekitarnya, fenomena ini disebut alelopati. Senyawa alelopat merupakan senyawa dari
golongan fenolik, terpenoida dan alkaloida yang dapat mengahalau serangga atau
Senyawa tersebut dapat dilepaskan dari tanaman ke lingkungan dengan cara empat
proses ekologi, yaitu melalui penguapan, senyawa alelopat dapat dilepaskan melalui
penguapan dan dapat dierap oleh tumbuhan di sekitarnya dalam bentuk uap, embun.
yang berada di atas permukaan tanah mengandung alelopat oleh air hujan. Kemudian
organnya mati, senyawa-senyawa kimia yang mudah larut dapat tercuci dengan cepat.
Sel-sel pada bagian organ yang mati akan kehilangan permeabilitas membrannya dan
Proses lainnya yaitu melalui eksudasi akar, terdapat senyawa kimia yang dapat
dilepaskan oleh akar tumbuhan melalui perantara tanah sehingga dapat diserap oleh
tanaman lain yang ada di sekitarnya, senyawa tersebut yaitu asam benzoat, sinamat dan
fenolat. Warnell (2002) mendefinisikan alelopati sebagai suatu kandungan bahan kimia
(Hasanuzzaman, 1995).
ubi, rhizome, batang, daun, bunga, buah dan biji yang dikeluarkan tanaman melalui
cara penguapan, eksudasi akar dan pelapukan sisa-sisa tanaman (Moenandir, 1988)
yang diidentifikasi sebagai alelopati adalah flavanoid, tanin, asam fenolat, asam ferulat,
(Fatmawati, 2012). Penyusun senyawa alelopati terdiri atas senyawa terpenoid yang
champene dan tujon. Selain itu terdapat juga senyawa alelopati yang larut dalam air
seperti o-asam koumarik, p-OH asam benzoad yang terdiri atas asam vanilik dan asam
ferulik (Djazuli, 2011). Bentuk aksi senyawa alelopati sangat bervariasi dan besarnya
Pupuk NPK 16:16:16 merupakan salah satu pupuk anorganik majemuk yang
mengandung unsur hara makro dan mikro. pupuk NPK mutiara 16:16:16 mengandung
3 unsur hara makro dan 2 unsur hara mikro. unsur hara tersebut adalah Nitrogen 16%,
Phospat 16%, Kalium 16%, Kalsium 6% dan Magnesium 0,5%. Pupuk ini bersifat
hidroskopis atau mudah larut sehingga mudah diserap oleh tanaman dan bersifat netral
atau tidak mengasamkan tanah (Pahan, 2013). Pupuk NPK Mutiara 16:16:16 dapat
khususnya. Pupuk NPK Mutiara 16:16:16 merupakan pupuk anorganik yang dapat
menambah unsur hara didalam tanah dn bersifat lebih cepat tersedia sehingga langsung
Pupuk NPK Mutiara adalah salah satu jenis pupuk majemuk yang mengandung
unsur hara makro yang sangat dibutuhkan tanaman. Pupuk ini berbentuk butiran granul
berwarna biru pudar yang biasanya dikemas dalam kemasan plastik. Pupuk NPK
Pupuk majemuk NPK terkandung tiga unsur hara makro yaitu N, P, dan K
ketiga unsur hara ini mempunyai peranan yang penting untuk pertumbuhan dan hasil
bawang merah. Unsur hara NPK mutiara Nitrogen (N) untuk merangsang pertumbuhan
secara keseluruhan khususnya daun, berperan dalam pembentukan hijau daun yang
diperlukan dalam fotosintesis, membentuk protein, lemak dan senyawa organik, Fosfor
(P) merangsang pertumbuhan akar, sebagai bahan mentah untuk pembentukan protein
Universitas Islam Riau, Jl. Kaharuddin Nasution, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan
Bukit Raya, Pekanbaru. Praktikum ini dilaksanakan selama tiga bulan mulai dari bulan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah benih kedelai, kemangi, NPK
organik, pupuk NPK 16:16:16, pupuk kandang, dolomit. Sedangkan alat yang digunakan
pada praktikum ini adalah cangkul, garu, meteran, timbangan, gembor, gunting, pipet,
Pengambilan data tinggi tanaman untuk tanaman kemangi dan kedelai edamame,
dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu dan selanjutnya dilakukan dengan interval 1
Pengukuran dilakukan dari pangkal batang yang diberi tanda ajir standar sebagai patok
2. Jumlah Daun
saat tanmaan berumur 1 minggu dengan interval 1 minggu sekali. Pengamatan dilakukan
3. Jumlah Cabang
terhadap tanaman sampel setelah panen, dengan cara menghitung jumlah cabang pada
tanaman kemangi.
4. Jumlah Buah
terhadap tanaman sampel setelah dipanen, dengan cara menghitung jumlah buah yang
5. Jumlah Polong
dengan menghitung polong dari buah per tanaman. Polong kedelai terlihat secara
6. Warna Daun
7. Luas Daun
yang tealh dipanen lalu ukur berapa luas daun pada tanaman ademame.
8. Berat Buah
analitik.
D. Pelaksanaan Praktikum
pengolahan lahan kegiatan dimulai dari pembersihan lahan dari gulma dan juga sampah
yang berada di sekitar lahan selanjutnya jika sudah bersih maka dilakukan
9. Pembuatan plot
dengan ukuran 2,5x1 m yang bertujuan untuk memudahkan menentukan jarak tanam dan
Pembuatan ekstrak alelopati dengan memotong bahan berupa daun matoa dan
rimbang sampai berukuran kecil, Ditumbuk/ dibender daun rimbang yang sudah
berukuran kecil hingga halus, dengan menambahkan 1 L air. Disaring hasil blenderan
menggunakan kain serbet, Dimasukkan hasil saringan ke dalam botol Disimpan selama
satu malam.
29
Pupuk dasar yang diberikan berupa pupuk organik (pupuk kandang) dan dolomit
yang telah disediakan. Pemberian dilakukan saat setelah selesai pembuatan plot dengan
12. Penanaman
Penanaman kedalai edamame dengan jarak 20cmx20cm dan ditanam pada bagian
tengah penanaman dilakukan dengan membuat lubang dengan dalam kurang lebih 5cm
dan tanaman kemangi ditanam pada bagian tepi kiri dan tepi kanan plot dengan jarak
tanam 20 cm per tanaman. Selain penanaman di plot, dilakukan juga penanaman pada
tanaman kacang ijo di 6 cup aquagelas untuk dilakukan perlakuan alelopati ekstrak daun
13. Pemupukan
16:16:16 dan NPK organik sesuai perlakuan. Pupuk NPK organik diberikan 5 gr per
tanaman dan pupuk NPK anorganik sebanyak 10 g (pada tanaman yang berbeda).
tanaman kemangi berumur 21 hst dan 35 hst, dengan pemberian dosis sesuai dengan
perlakuan.
14. Pemeliharaan
a. Penyiraman
dilakukan pada pagi dan sore hari sampai tanaman panen. Hal ini menyangkut
30
gembor.
b. Penyiangan
hama dan penyakit dilakukan selama praktikum yaitu dengan cara sanitasi lahan,
15. Panen
Panen tanaman kemangi pada praktikum ini dilakukan pada umur 56 hst dan
untuk tanaman kedelai edamame dipanen edamame dipanen sekitar umur dua bulan
setelah tanam, dimana biji masih segar, polong terisi penuh dengan warna polong masih
hijau. Pemanenan polong kedelai edamame biasanya tidak dilakukan serentak, yang
E. Parameter Pengamatan
edamame, dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu dan selanjutnya dilakukan dengan
interval 1 minggu sekali. Pengukuran dilakukan dari pangkal batang yang diberi tanda
31
ajir standar sebagai patok dasar pengukuran dan diukur sampai titik tumbuh tertinggi
2. Jumlah Daun
jumlah daun secara manual. Pengamatan dilakukan sampai tanaman dipanen. Data
3. Jumlah Cabang
menghitung jumlah cabang pada tanaman kemangi yang telah dipanen dari sampel yang
4. Jumlah Buah
tanaman sampel setelah dipanen, dengan cara menghitung jumlah buah yang terdapat
5. Jumlah Polong
menghitung polong dari buah per tanaman. Polong kedelai terlihat secara morfologi dari
buah sehingga mudah dalam melakukan penghitungan. Data disajikan dalam bentuk
table.
32
6. Warna Daun
pengamatan warna daun cukup melihat kondisi daun. Data disajikan dalam bentuk tabel
7. Luas Daun
yang tealh dipanen lalu ukur berapa luas daun pada tanaman ademame. Data disajikan
8. Berat Buah
sampel setelah dipanen, dengan cara ditimbang menggunakan timbangan analitik. Data
Pengamatan tanaman kacang hijau yang tealah diberi alelopati yang berasal dari
ekstrak daun rimbang dengan matoa. Pengamatannya terdiri dari panjang akar, panjang
A. Tinggi Tanaman
pertumbuhan dan perkembangan yang baik terlihat dari bertambahnya tinggi tanaman
setiap minggunya. Pada pengamatan pertama sampel 3 dan 4 lebih tinggi dari sampel
lainnya yaitu 11 cm, pada pengamatan kedua sampel 2 lebih tinggi dari sampel lainnya
dengan tinggi 16 cm, pada pengamatan ketiga sampel 2 lebih tinggi dari sampel lainnya
dengan tinggi 19 cm, pada pengamatan keempat sampel 4 lebih tinggi dari sampel
Hasil Pengamatan pada tinggi tanaman Kemangi yang diberi perlakuan pupuk,
pupuk NPK organik sesuai dosis anjuran yaitu 5g mengalami pertumbuhan yang lebih
baik dari pertumbuhan tanaman kemangi yang dipupuk NPK An-organik secara berlebih
(10 g). Dari hasil pengamatan terakhir didapati hasil bahwa tanaman kemangi yang
diberi perlakuan pupuk NPK anorganik secara berlebih memiliki tinggi 23 cm dan 24
cm, sedangkan untuk tanaman kemangi yang diberi perlakuan pupuk NPK organik
sesuai anjuran mengalami pertumbuhan yang lebih baik yaitu dengan tinggi 26 cm dan
28 cm. Pemberian pupuk NPK organik dengan dosis 5 g lebih baik terhadap
tanaman menjadi baik. Pupuk NPK anorganik dengan dosis 10 g yang diberikan pada
35
tanaman kemangi, mengalami pertumbuhan yang terhambat hal ini karena berlebihnya
B. Jumlah Cabang
jumlah cabang yang berbeda pada setiap sampelnya. Pada sampel 1 tanaman kedelai
edamame memiliki jumlah cabang sebanyak 4 cabang, Pada sampel 2 tanaman kedelai
edamame memiliki jumlah cabang sebanyak 6 cabang, Pada sampel 3 tanaman kedelai
edamame memiliki jumlah cabang sebanyak 5 cabang dan Pada sampel 4 tanaman
kedelai edamame yang memiliki jumlah cabang terbanyak terdapat pada sampel 4.
menjadi baik. Pemberian pupuk pada tanaman edamame dengan dosis yang sama,
sehingga perbedaan jumlah cabang tidak terlalu berbeda dengan tanaman edamame
lainnya. Hal ini disebabkan karena semakin bertambahnya umur tanaman maka semakin
36
tinggi tanaman dan dapat meningkat jumlah unsur hara yang dibutuhkan lebih baik.
Unsur hara yang cukup dan seimbang akan mendukung pertumbuhan vegetatif tanaman,
baik batang, cabang maupun daun. Ketersediaan unsur hara tersebut dapat berasal dari
Hasil Pengamatan pada jumlah cabang tanaman Kemangi yang diberi perlakuan
pupuk, mengalami perbedaan jumlah cabang yang signifikan . Terlihat bahwa tanaman
kemangi yang diberi pupuk NPK organik sesuai dosis anjuran memiliki jumlah cabang
yang lebih banyak dari jumlah cabnag tanaman kemangi yang dipupuk NPK An-organik
secara berlebih. Dari hasil pengamatan didapati hasil bahwa tanaman kemangi yang
diberi perlakuan pupuk NPK anorganik secara berlebih memiliki jumlah cabang
sebanyak 9 pada sampel 1 dan 8 pada sampel 2, sedangkan untuk tanaman kemangi yang
diberi perlakuan pupuk NPK organik sesuai anjuran memiliki jumlah cabang yang lebih
banyak yaitu dengan jumlah cabang sabanyak 21 pada sampel 3 dan 14 pada sampel 4.
menjadi baik. Pemberian pupuk pada tanaman edamame dengan dosis yang sama,
sehingga perbedaan jumlah cabang tidak terlalu berbeda dengan tanaman edamame
37
lainnya. Hal ini disebabkan karena semakin bertambahnya umur tanaman kemangi maka
semakin tinggi tanaman dan dapat meningkat jumlah unsur hara yang dibutuhkan lebih
baik. Unsur hara yang cukup dan seimbang akan mendukung pertumbuhan vegetatif
tanaman, baik batang, cabang maupun daun. Hasil penelitian Gigir dkk (2014),
pertumbuhan tanaman dalam hal ini jumlah cabang sangat ditentukan oleh jumlah hara
tersedia dalam tanah. Tanaman pada pertumbuhan awal (vegetatif) sangat membutuhkan
unsur hara dalam pembentukan jaringan. Ketersediaan unsur hara tersebut dapat berasal
C. Jumlah Daun
pertumbuhan dan perkembangan yang baik terlihat dari bertambahnya jumlah daun
38
memiliki jumlah daun lebih banyak dari sampel lainnya yaitu 8 helai, pada pengamatan
kedua sampel 4 memiliki jumlah daun lebih banyak dari sampel lainnya yaitu 14 helai,
pada pengamatan ketiga sampel 3 memiliki jumlah daun lebih banyak dari sampel
lainnya yaitu 14 helai, pada pengamatan keempat sampel 1 memiliki jumlah daun lebih
banyak dari sampel lainnya yaitu 23 helai. Faktor yang mempengaruhi jumlah daun
tanaman edamame dipengaruhi oleh pemberian pupuk pada tanaman kedelai edamame,
edamame dengan dosis yang sama, sehingga perbedaan jumlah daun tidak terlalu
D. Jumlah Buah
Hasil pengamatan pada jumlah buah tanaman kedelai edamame memiliki jumlah
buah yang berbeda pada setiap sampelnya. Pada sampel 1 tanaman kedelai edamame
memiliki jumlah buah sebanyak 9 buah, Pada sampel 2 tanaman kedelai edamame
memiliki jumlah buah sebanyak 7 buah, Pada sampel 3 tanaman kedelai edamame
memiliki jumlah buah sebanyak 5 buah dan Pada sampel 4 tanaman kedelai edamame
memiliki jumlah buah sebanyak 8 buah. Sehingga tanaman kedelai edamame yang
memiliki jumlah buah terbanyak terdapat pada sampel 1. Faktor yang mempengaruhi
39
jumlah buah tanaman edamame dipengaruhi oleh pemberian pupuk pada tanaman
pada tanaman edamame dengan dosis yang sama, sehingga perbedaan jumlah buah tidak
E. Jumlah Polong
jumlah polong yang berbeda pada setiap sampelnya. Pada sampel 1 tanaman kedelai
edamame memiliki jumlah polong sebanyak 17, Pada sampel 2 tanaman kedelai
edamame memiliki jumlah polong sebanyak 11, Pada sampel 3 tanaman kedelai
edamame memiliki jumlah polong sebanyak 8 dan Pada sampel 4 tanaman kedelai
edamame memiliki jumlah polong sebanyak 15. Sehingga tanaman kedelai edamame
yang memiliki jumlah polong terbanyak terdapat pada sampel 1. Faktor yang
Pemberian pupuk pada tanaman edamame dengan dosis yang sama, sehingga perbedaan
F. Warna Daun
Hasil Pengamatan pada warna daun tanaman kedelai edamame yang diberi
perlakuan naungan, memiliki perbedaan pada warna daun yang berbeda-beda. Terlihat
bahwa pada sampel 1 daun ditutup penuh/seluruhnya dengan kertas karbon memiliki
warna daun coklat tua, pada sampel 2 daun ditutup setengahnya dengan menggunakan
kertas karbon memiliki warna daun hijau kekuningan, pada sampel 3 daun ditutup
seperempatnya dengan menggunakan kertas karbon memiliki warna hijau pucat dan
G. Berat Buah
Hasil pengamatan pada berat buah tanaman kedelai edamame memiliki berat
yang berbeda pada setiap sampelnya. Pada sampel 1 tanaman kedelai edamame memiliki
berat buah 13 gram, Pada sampel 2 tanaman kedelai edamame memiliki berat buah 15
gram, Pada sampel 3 tanaman kedelai edamame memiliki berat buah 9 gram dan Pada
sampel 4 tanaman kedelai edamame memiliki berat buah 15 gram . Sehingga tanaman
kedelai edamame yang memiliki berat buah terberat yaitu terdapat pada sampel 2 dan 4
serta berat buah terendah terdapat pada sampel 3 yaitu 9 gram. Faktor yang
mempengaruhi berat buah tanaman edamame dipengaruhi oleh pemberian pupuk pada
Pemberian pupuk pada tanaman edamame dengan dosis yang sama, sehingga perbedaan
Tabel 8. Pengamatan tinggi tanaman, panjang akar dan jumlah daun tanaman dengan
alelopati
Dari tabel diatas dapat dilihat perbandingan pertumbuhan tanaman yang diberi ekstrak
daun rimbang dan ekstrak daun matoa. Pertumbuhan tanaman yang lebih terhambat
terdapat pada tanaman yang diberi perlakuan ekstrak daun matoa, dengan tinggi 19 cm
42
dan panjang akar 18 cm, dan tinggi serta panjang tanaman yang lebih besar terdapat
pada perlakuan ekstrak daun rimbang dengan tinggi tanaman 23 cm dan panjang akar 21
cm. Jumlah daun pada tanaman yang diberikan ekstrak daun rimbang adalah 15 helai
dan Jumlah daun pada tanaman yang diberikan ekstrak daun matoa adalah 12 helai.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pemberian pupuk NPK memberi pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman,
jumlah tangkai daun pertanaman, berat batang, berat daun, berat bonggol dan akar serta
berat biomassa tanaman. Dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk NPK dapat
pengaruh yang nyata terhadap berat kering tanaman, berat daun khas, laju asimilasi
bersih, indeks luas daun, laju pertumbuhan tanaman, dan jumlah polong per rumpun.
Kultivar memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat daun dan jumlah polong per
rumpun. Jarak tanam dapat mempengaruhi hasil, karena dengan populasi tanaman yang
berbeda akan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang berbeda pula. Peningkatan jarak
tanam sampai tingkat tertentu, hasil per satuan luas dapat meningkat sedangkan hasil
B. Saran
Dalam melakukan suatu percoban perlu perawatan yang baik dan efektif supaya
pertumbuhan tamanan Bawang Merah yang bagus dan sebaiknya pada kegitan
peratikum ini harus lebih giat lagi untuk menjalankan supaya mendapatakan hasil
DAFTAR PUSTAKA
Aep.,Wawan, dan Irwan. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) merill).
Universitas Padjadjaran Jatinangor. Bandung.
Dewanto, Frobel G, dkk. 2013. Pengaruh Pemupukan Anorganik dan Organik terhadap
Produksi Tanaman Jagung sebagai Sumber Pakan. Jurnal Zootek (“Zootek”
Journal), Vol.32, No. 5.
Dewi, W. R., 2011, Formulasi Sediaan Gel Antiseptik Tangan Dari minyak Atsiri
Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia galangal (L.) Swartz.) Skripsi, Universitas
Islam Indonesia.
Eprim, Y.S. 2006. Periode Kritis Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merrill.) terhadap
Kompetisi Gulma pada beberapa Jarak Tanam di Lahan AlangAlang (Imperata
cylindrica (L.) Beauv.). Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor 46-48.
Hasnah. 2003. Pengaruh Nungan terhadap Pertumbuhan Kedelai dan Kacang Tanah.
Jurnal Agromet 8(1):21-40.
45
Hakim, N.A. 2013. Perbedaan Kualitas dan Pertumbuhan Benih Edamame Varietas
Ryoko yang Diproduksi di Ketinggian Tempat yang Berbeda di Lampung. Jurnal
Penelitian Pertanian Terapan 13(1):8-12.
Hidayat, N. 2018. Pertumbuhan dan Produksi kacang Tanah (Arachis hypogea L.)
varietas Lokal Madura pada Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Fosfor. Jurnal
Agrovigor 1(1): 55.
Malau Mettarida., Nurbaiti Amir., Syafrullah. 2015. Pengaruh Takaran Pupuk Organik
Plus Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max L.
Merril). Klorofil. x(2). 101-105
Rahmawati, 2017. Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Kacang Tanah Varietas Jelinci (Arachis hypogeae L.). Jurnal Pertanian
1(1).
Rohmah A. E., Triono Bagus Saputro. 2016. Analisis Pertumbuhan Tanaman Kedelai
(Glycine max L) Varietas Grobogan pada Kondisi Cekaman Genangan. J. Sains
dan seni ITS. 5 (2). 29-33
Yosephine, A. D., Wulanjati, M. P., Saifullah, T. N., & Astuti, P., 2013, Formulasi
Mouthwash Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) Serta Uji
Antibakteri Dan Antibiofilm terhadap Bakteri Streptococcus mutans Secara In
Vitro, Trad. Med. J., 18 (2), 95-102.
Zainal Moch., Agung Nugroho., Nur Edy Suminarti. 2014. Respon Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) merill) pada Berbagai Tingkat
Pemupukan N dan Pupuk Kandang Ayam. J. Produksi Tanaman. 2 (6). 484 – 490
47
LAMPIRAN
Tahun
N
Kegiatan September Oktober November Desember
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembukaan
1 Lahan
Pembuatan Plot
Pemasangan
Plang Nama
2 Pemberian
Pupuk
Dasar
Penanaman
3
Kemangi
Penanaman
Kedelai dan
4 Sanitasi Lahan
Penanaman
Kacang Hijau
Pemeliharaan
Tanaman
5
Parameter
pengamatan
Pengamatan
tanaman
Pemberian
Pupuk
6
Pemberian
Alelopati Pada
Tanaman
Kacang Hijau
48
Pengamatan
Tanaman
Pemberian
7 Alelopati
Pada
Tanaman
Kacang Hijau
Parameter
Tanaman
Kacang Hijau
8 Sanitasi
Lahan
Pemberian
Pupuk
Pemanenan
9
Kemangi
Pembungkusa
10 n Tanaman
Ademame
Pemanenan
11
Ademame
49
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Genus : Glycine
Jenis Penyakit Menyerang : Bakteri hawar, penyakit busuk akar dan batang
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Genus : Ocimum
BIODATA PENULIS