Anda di halaman 1dari 33

APLIKASI PEMUPUKAN KELAPA SAWIT DI UNIT

KEBUN KEERA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIV

TUGAS AKHIR

Oleh :
WAFIQ AZIZAH SYAM
1822040066

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2021

i
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep, 30 Juli 2021


Yang menyatakan,

Wafiq Azizah Syam

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah,

taufik dan inayahNya, sehingga penulis dapat meyelesaikan laporan tugas akhir

yang berjudul “Aplikasi Pemupukan Kelapa Sawit di Unit Kebu Keera PT.

Perkebunan Nusantasa XIV”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada

junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW, Rasul akhir zaman yang diutus ke

permukaan bumi dan jagad raya untuk menyempurnakan ahklak manusia.

Laporan tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan studi pada Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Jurusan

Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene

Kepulauan.

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis mendapatkan bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Ibunda tercinta atas bimbingannya selama ini serta iringan doa dengan penuh

kasih sayang kepada penulis hingga penyelesaian studi ini.

2. Bapak Dr. Ir. Darmawan, M.P. selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri

Pangkajene Kepulauan

3. Bapak Abdul Muthalib, S.P., M.P. selaku Ketua Jurusan Budidaya Tanaman

Perkebunan.

4. Bapak Dr. Basri Baba, S.P, M.P. dan Ibu Ir. Erna Halid, M.Si. selaku

pembimbing yang selama ini sangat banyak memberikan arahan dan bimbingan

v
dalam penyusunan laporan ini.

5. Dr. Junaedi,SP, M.Si dan Dr. Kafrawi, SP, MP Selaku dosen penguji.

6. Para Dosen, PLP dan Staf adminitrasi Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan,

teman-teman seperjuangan dan sealmamater semoga kita semua selalu dalam

lindunganNya.

Penyusunan laporan ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan sehingga

penulis sangat berharap adanya saran dan kritik dari pihak pembaca yang bersifat

kontruktif menuju perbaikan ini ke depannya dengan baik. Akhir kata, besar

harapan penulis semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Pangkep, 30 Juli 2021

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN................................................................. iv

KATA PENGANTAR.................................................................................. v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL.................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. x

RINGKASAN............................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Tujuan dan Kegunaan ........................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistematika Tanaman Kelapa Sawit .......................................... 3


2.2 Pemupukan ............................................................................... 3
BAB III KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Letak dan luas wilayah .............................................................. 8


3.2 Tanah dan Topografi.................................................................. 8
3.3 Iklim .................................................................................................... 9
BAB IV METODOLOGI

4.1 Tempat dan waktu ..................................................................................... 10


vii
4.2 Alat dan bahan............................................................................... 10
4.3 Metode Pelaksanaan ................................................................ 10
4.4 Teknik Pelaksanaan......................................................................... 10

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil ....................................................................................... 11

5.2 Pembahasan ............................................................................ 11

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ............................................................................ 15

6.2 Saran ...................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 16

LAMPIRAN .............................................................................................. 19

RIWAYAT HIDUP ................................................................................... 22

viii
DAFTAR TABEL

Dosis Pupuk Tanaman Menghasilkan (TM) di Unit Usaha Kebun Keera PT.
Perkebunan Nusantara XIV......................................................................... 11

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Populasi perblok tahun 2020, di Unit Kebun Keera PT. Perkebunan
Nusantasa XIV ....................................................................................................... 20
Lampiran 2. Pengaplikasian pupuk NPK dan Dolomit pada Tanaman tua ............ 21

x
RINGKASAN

WAFIQ AZIZAH SYAM. 1822040066, Aplikasi Pemupukan Kelapa Sawit di


Unit Kebun Keera PT. Perkebunan Nusantasa XIV, Desa Ciromanie,Kecamatan
Keera, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Dibimbing oleh Basri Baba dan Erna
Halid.
Pemupukan kelapa sawit bertujuan untuk menambah unsur-unsur hara yang
kurang atau tidak tersedia di dalam tanah, yang mana unsur hara tersebut diperlukan
oleh tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif agar didapatkan tandan
buah segar yang optimal. Menurut Sutarta dan Winanrna (2002), pemupukan
merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang cukup guna
mendorong pertumbuhan vegetatif yang sehat dan produksi tandan buah segar
hingga mencapai produktivitas maksimum. Pemupukan pada budidaya kelapa sawit
merupakan pekerjaan penambahan unsur hara secara efektif dan berimbang yang
diberikan secara langsung ketanaman maupun tidak langsung kedalam tanah untuk
mempertahankan kesuburan dengan tujuan untuk mencapai produksi tandan buah
segar (TBS) dan kualitas minyak yang optimal sesuai potensi tanaman.
Penulisan tugas akhir ini bertujuan mengetahui aplikasi pemupukan di Unit
Usaha Kebun Keera PT. Perkebunan Nusantara XIV , Desa Ciromanie,Kecamatan
Keera, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk kegiatan pengamatan. Metode
pelaksanaandilaksanakan dalam bentuk : Metode wawancara, melakukan tanya
jawab langsung terhadap pihak terkait yang ada di lapangan. Observasi, yaitu
pengamatan langsung di lapangan. Dokumentasi, pengumpulan data melalui foto
kegiatan dan catatan sehari-hari. Pemupukan kelapa sawit adalah pelaksanaan
atau aplikasi pupuk di lapangan. Pemupukan dilakukan dengan cara memberikan
pupuk yang tepat sesuaiumur pohon dengan dosis 3 kg/pohon dengan frekuensi
pemberian pupuk 2 kali dalam setahun.
Kata Kunci : Pemupukan, Tanaman Kelapa Sawit.

xi
1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan

terbesar dan sangat potensial di Indonesia. Hal tersebut terkait dengan peranan

kelapa sawit sebagai sumber penghasil minyak nabati yang memiliki potensi hasil

tertinggi minyak per satuan luas dibandingkan dengan tanaman lainnya. Minyak

kelapa sawit dimanfaatkan sebagai minyak masak, minyak industri, dan bahan

bakar. Minyak kelapa sawit juga digunakan sebagai bahan baku berbagai industri

mulai dari makanan, hingga kosmetika (Lubis dan Widanarko, 2011).

Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang berumur panjang, di mana

pertumbuhan dan perkembangannya bergantung pada ketersediaan unsur hara.

Lahan sebagai salah satu penyedia unsur hara memiliki kemampuan yang terbatas

dalam memenuhi kebutuhan tanaman. Keterbatasan tersebut dapat diimbangi

melalui pemupukan. Pemupukan merupakan kegiatan penambahan satu atau

beberapa unsur hara untuk tersedianya unsur hara tersebut guna meningkatkan

kesuburan tanah (Pahan, 2011).

Pemupukan kelapa sawit bertujuan untuk menambah unsur-unsur hara yang

kurang atau tidak tersedia di dalam tanah, yang mana unsur hara tersebut diperlukan

oleh tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif agar didapatkan tandan

buah segar yang optimal. Menurut Sutarta dan Winanrna (2002), pemupukan

merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang cukup guna

mendorong pertumbuhan vegetatif yang sehat dan produksi tandan buah segar

hingga mencapai produktivitas maksimum.


2

Pemupukan pada tanaman kelapa sawit harus dapat menjamin pertumbuhan

vegetatif dan generatif yang normal sehingga dapat memberikan produksi tandan

buah segar (TBS) yang optimal serta menghasilkan minyak sawit mentah yang

tinggi baik kualitas maupun kuantitas (Adiwiganda, 2007). Efektivitas pemupukan

berhubungan dengan persentase hara pupuk yang diserap tanaman. Pemupukan

dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman sedangkan

efisiensi pemupukan berkaitan dengan hubungan antara biaya (bahan pupuk, alat

kerja, dan upah) dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Agar kebutuhan unsur

hara tanaman dapat tercukupi dengan tepat maka sebelum diadakan pemupukan

terlebih dahulu perlu analisis kebutuhan unsur hara tanaman tersebut melalui

analisis tanah dan daun (Pahan, 2008).

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan survei untuk mendapatkan data

mengenai aplikasi pemupukan kelapa sawit yang berhubungan dengan aplikasi

jenis, dosis, dan cara di Unit kebun Keera PT. Perkebunan Nusantara XIV. Data

yang diperoleh tersebut menjadi bahan untuk pembuatan laporan tugas akhir ini.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Penulisan tugas akhir ini bertujuan mengetahui aplikasi pemupukan di Unit

Usaha Kebun Keera PT. Perkebunan Nusantara XIV , Desa Ciromanie,Kecamatan

Keera, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Kegunaannya sebagai bahan informasi

serta dapat menambah wawasan, pengetahuan tentang aplikasi pemupukan kelapa

sawit.
3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistematika Tanaman Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan

yang menduduki posisi penting dalam sektor pertanian umumnya, dan sektor

perkebunan khususnya. Hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang

menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi

terbesar per hektarnya di dunia (Khaswarina, 2001).

Menurut Setyamidjaja (2006), adapun klasifikasi tanaman kelapa sawit


adalah sebagai berikut :
Divisi : Embryophyta siphonagama
Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonae
Famili : Arecaceae (dahulu disebut Palmae)
Subfamil : Cocoideae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq

Tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian

vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar, batang

dan daun, sedangkan bagian generatif yang merupakan alat perkembangbiakan

terdiri dari bunga dan buah.

2.2 Pemupukan

Pemupukan pada budidaya kelapa sawit merupakan pekerjaan penambahan

unsur hara secara efektif dan berimbang yang diberikan secara langsung ketanaman

maupun tidak langsung kedalam tanah untuk mempertahankan kesuburan dengan


4

tujuan untuk mencapai produksi tandan buah segar (TBS) dan kualitas minyak yang

optimal sesuai potensi tanaman. Kekurangan salah satu unsur hara akan

menyebabkan terhambatnya pertumbuhan vegetatif, penurunan produktivitas

tanaman, serta ketidaktahanan terhadap hama dan penyakit. Menurut Sutarta dan

Winarna (2003) pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara

yang cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif yang sehat dan produksi TBS

hingga menyapai produktivitas maksimun. Namun, pengelola pemupukan pada

kelapa sawit sampai saat ini masih di hadapkan kepada berbagai hambatan, antara

lain saat pengadaan pupuk yang tidak tepat waktu yang berakibat langsung terhadap

keterlambatan aplikasi pupuk dilapangan.

Aplikasi pemupukan di perkebunan kelapa sawit merupakan investasi yang

cukup besar dalam rangka mencapai produksi kelapa sawit secara optimal. Prinsip

pemupukan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan sistem 5T yaitu :

Menurut Monica et., al (2016), 5T terkait pemupukan kelapa sawit :

a. Tepat Dosis

Hidayat (2012) menyatakan bahwa tepat dosis artinya pupuk harus

diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman tidak berlebihan dan juga tidak

kekurangan. Dosis pupuk yang berlebih tidak hanya membuat biaya pemupukan

semakin tinggi, tetapi juga merugikan tanaman.

b. Tepat Cara

PPKS (2007) menyatakan bahwa pupuk sebaiknya ditabur pada jarak 1.5 m

dari pangkal batang karena diduga pada jarak tersebut akar aktif tanaman (feeding

root) lebih efektif dalam menyerap unsur hara dan penaburan pupuk pada jarak 2.5
5

dari pangkal batang bertujuan untuk merangsang perkembangan akar ke arah

permukaan untuk mendapatkan hara.

c. Tepat Waktu

Curah hujan mempunyai peran yang penting dalam aplikasi pemupukan.

Tinggi atau rendahnya curah hujan tahunan berpengaruh terhadap pertumbuhan

tanaman kelapa sawit. Tingginya curah hujan berpengaruh terhadap rendahnya

intensitas cahaya sedangkan rendahnya curah hujan berkaitan dengan defisit

air dalam jangka waktu yang lama (Puslitbangbun, 2010). Pemupukan dilakukan

pada bulan dengan curah hujan > 60 mm bulan-1, namun tidak pada puncak musim

hujan (Darmosarkoro et al., 2003).

d. Tepat Jenis

Jenis pupuk yang diaplikasikan di Kebun Tanjung Jati adalah

pupuk majemuk NPK (17.12.19+1.0TE) dan pupuk dolomit. Pupuk dolomit

adalah salah satu contoh pupuk makro, yaitu pupuk yang dibutuhkan tanaman

dalam jumlah besar. Pupuk anorganik dapat dibedakan menjadi pupuk tunggal dan

majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu macam unsur

hara saja sedangkan pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari

satu unsur hara (Hardjowigeno, 2010). Sutanto (2006) menyatakan apabila

penggunaan pupuk anorganik dilakukan secara terus menerus dan tidak

diimbangi oleh aplikasi pupuk organik maka dapat menimbulkan kerusakan tanah

dan lingkungan.

Menurut Rahmi Khalida dan Lontoh (2019), 5T terkait pemupukan kelapa

sawit:
6

a. Tepat Dosis

Penentuan dosis pupuk didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu hasil

analisis daun dan tanah, realisasi produksi 5 tahun sebelumnya, realisasi

pemupukan tahun sebelumnya, data curah hujan minimal 5 tahun sebelumnya, serta

hasil pengamatan lapang yang meliputi gejela defisiensi hara, kultur teknis, panen,

dan kesuburan tanah (Pahan, 2011).

b. Tepat Cara

Penentuan cara aplikasi pupuk dilakukan dengan beberapa pertimbangan,

diantaranya jenis pupuk, topografi lahan, dan kondisi drainase tanah. Terdapat dua

cara yang umumnya diterapkan di perkebunan kelapa sawit, yaitu sistem tebar

(broadcast system) dan sistem benam (pocket system). Sistem tebar dilakukan

dengan menebar pupuk secara langsung di daerah piringan, sedangkan sistem

benam dilakukan dengan menabur pupuk pada lubang yang telah dibuat di sekitar

piringan (Pahan, 2011).

c. Tepat Waktu

Nunyai et al. (2016) menyatakan manajemen waktu pemupukan diperlukan

untuk memastikan terserapnya pupuk secara efektif oleh tanaman. Waktu dan

frekuensi pemupukan dipengaruhi oleh iklim terutama curah hujan, sifat fisik tanah,

pengadaan pupuk, serta adanya sifat sinergis dan antagonis antar unsur hara. Pemupukan

dapat diserap secara maksimal oleh tanaman apabila curah hujan 100 – 250 mm/bulan

(Pahan, 2011). PPKS (2007) menyatakan curah hujan minimum untuk pemupukan

yaitu 60 mm bulan-1 dan curah hujan maksimum 300 mm bulan-1 . Hal tersebut

bertujuan menghindari kehilangan pupuk akibat pencucian maupun penguapan.


7

d. Tepat Jenis

Jenis pupuk yang umum digunakan untuk tanaman kelapa sawit ialah

pupuk tunggal dan majemuk yang dibedakan berdasarkan jumlah hara (Pahan,

2011). Pupuk tunggal dapat menyediakan hara yang dibutuhkan secara langsung

dan tepat. Akan tetapi, pupuk majemuk lebih efisien daripada pupuk tunggal

ditinjau dari segi distribusi, penyimpanan, dan aplikasi.

e. Tepat Tempat

Penempatan pupuk pada kelapa sawit dilakukan dengan

mempertimbangkan penyebaran akar tanaman yang aktif menyerap unsur hara

dalam tanah (Pardamean, 2017).

f. Tepat Alat

Kehilangan pupuk di lahan merupakan salah satu masalah yang harus

dihindari dalam pelaksanaan pemupukan. Kehilangan pupuk akan menimbulkan

kerugian bagi perusahaan terutama secara finansial. Kehilangan pupuk dapat terjadi

karena faktor alam akibat dari penguapan atau aliran permukaan (Sunarko, 2014).

Kehilangan pupuk oleh manusia terjadi karena kerusakan karung pupuk pada saat

pengeceran atau pupuk sengaja dibuang ke dalam parit/rorak agar pekerjaan selesai

lebih awal (Pahan, 2011).


8

BAB III KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Letak dan luas wilayah

PT. Perkebunan Nusantara XIV Unit Keera terletak di Kabupaten Wajo,

Kecamatan Keera, Desa Ciromanie,Unit keera memiliki luas lahan HGU 7.988

hektar. Luas areal tahun 2020 untuk TBM 252 hektar dan TM 1.854 ha, dengan

wilayah kerja bidang tanaman yang terdiri dari afdeling I (TM seluas 537 ha),

afdeling II (TM seluas 500 ha), afdeling III (TM seluas 288 ha dan TBM seluas

30 ha), afdeling IV (TM seluas 263 ha dan TBM seluas 86 ha), afdeling V (TM

seluas 266 ha dan TBM 154 ha), dengan total luasan 2.106 ha.

3.2 Tanah dan Topografi

Umumnya jenis tanah di Keera adalah tanah ultisol. Dengan topografi

bergelombang dengan kemiringan 15 sampai dengan 30%. Tingkat kesuburannya

rendah dengan kandungan organik yang menurun menurut kedalamannya.

Namun keadaan tanah secara umum menurut tingkat kesesuaian lahan dapat

digunakan sampai pada tingkat produksi. Bila telah dilakukan perbaikan terhadap

faktor pembatas tanah,terutama pemupukan, penambahan bahan organik,

penanaman penutup tanah dan kondisi serangan hama dapat dikendalikan pada

tingkat yang paling rendah, diperkirakan produksi dapat mencapai 80-95% dari

potensi optimum.
9

3.3 Iklim

1. Curah hujan

Menurut sistem klasifikasi iklim koppen termasuk kelas AF yaitutanpa

musim kemarau yang nyata, bulan basah 8 bulan berturut-turut dan bulan

kering <2 bulan. Curah hujan tahunan rata-rata 2.769 mm dengan155 hari

hujan.

2. Suhu

Suhu udara di lokasi rata-rata 30,8 ˚c dengan suhu harian absolut berkisar

30,0 ˚C – 31,3 ˚C. Dengan demikian lokasi sesuai bagi pertumbuhan kelapa sawit.

3. Lama penyinaran

Lama penyinaran di lokasi proyek berkisar 24-71 % dengan rata- rata

bulanan mencapai 47,9 %. Sedangkan lama penyinaran matahari yang optimum

bagi pertumbuhan kelapa sawit adalah lebih besar 41% atau lebihbesar dari 1800

jam per tahun. Dengan demikian kondisi penyinaran matahari sesuai untuk

pertumbuhan kelapa sawit.

4. Kelembaban

Kelembapan nisbi rata-rata berkisar 73-75% yang merupakan angka yang

optimum yang cukup untuk pertumbuhan tanaman dan sekaligus tanaman tidak

terlalu rentan penyakit.


10

BAB IV METODOLOGI

4.1 Waktu dan Tempat

Pengambilan data untuk penulisan tugas akhir ini dilakukan di Unit Kebun

Keera di PT. Perkebunan Nusantara XIV, mulai dari tanggal 07 November 2020

sampai tanggal 07 Januari 2021.

4.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah alat tulis dan Hp.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah kelapa sawit.

4.3 Metode Pelaksanaan

Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk kegiatan pengamatan. Metode

pelaksanaan dilaksanakan dalam bentuk :

1. Metode wawancara, melakukan tanya jawab langsung terhadap pihak terkait

yang ada di lapangan.

2. Observasi, yaitu pengamatan langsung di lapangan.

3. Dokumentasi, pengumpulan data melalui foto kegiatan dan catatan sehari-

hari.

4.4 Teknik Pelaksanaan

Pemupukan kelapa sawit adalah pelaksanaan atau aplikasi pupuk di

lapangan. Pemupukan dilakukan dengan cara memberikan pupuk yang tepat sesuai

umur pohon dengan dosis 3 kg/pohon dengan frekuensi pemberian pupuk 2 kali

dalam setahun. Terlebih dahulu membersihkan piringan, untuk membersihkan

hama dan gulma yang akan menghambat proses pemupukan. Pemupukan

dilakukan di sekitar piringan, dengan cara menabur 1-2 meter dari pokok/batang .
11

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

Hasil dari kegiatan ini adalah dosis pemupukan di Unit Usaha Kebun Keera

PT. Perkebunan Nusantara XIV , Desa Ciromanie,Kecamatan Keera, Kabupaten

Wajo, Sulawesi Selatan tertera pada Tabel.

Tabel 1.1 Dosis Pupuk Tanaman Menghasilkan (TM) di Unit Usaha Kebun Keera

PT. Perkebunan Nusantara XIV.

Waktu pemupukan NPK (kg) Dolomit (kg)

Semester I 3 1,5

Semester II 3 1

Total 6 2,5
Sumber : Data sukender perusahaan PT. Perkebunan Nusantara XIV Unit Keera.

Pemupukan di unit kebun keera PT. Perkebunan nusantara XIV dengan

waktu pemupukan semester 1 menggunakan jenis pupuk NPK dengan dosis 3 kg

per pohon dan pupuk dolomit dengan dosis 1,5 kg per pohon, pada waktu

pemupukan semester 2 menggunakan jenis pupuk NPK dengan dosis 3 kg per

pohon dan pupuk dolomit dengan dosis 1 kg per pohon.

5.2 Pembahasan

Waktu pemupukan di Unit Kebun Keera PT. Perkebunan Nusantara XIV

semester 1 pada bulan Maret-April sedangkan semester 2 pada bulan Agustus-

September. Waktu pemupukan di tentukan oleh curah hujan dan sifat sinergis dan

antagonis unsur hara (Andayani et al,.2008). Pada TBM lebih sering pemupukan di
12

banding dengan TM yang hanya 2 kali dalam setahun.

Jenis pupuk yang digunakan di Unit Kebun Keera PT. Perkebunan

Nusantara XIV yaitu NPK dan Dolomit. Jenis pupuk yang umum digunakan untuk

tanaman kelapa sawit ialah pupuk tunggal dan majemuk yang dibedakan

berdasarkan jumlah hara (Pahan, 2011). Menurut Suriatna (1988) menyatakan

bahwa unsur N, P, dan K sangat berperan dalam mempercepat laju pertumbuhan

pada tanaman dimana N merupakan penyusun dari banyak senyawa sedangkan P

berfungsi untuk mempercepat proses respirasi, proses pembelahan sel, metabolisme

tanaman sehingga mendorong laju pertumbuhan diantaranya lilit batang. Unsur K

berperan mempercepat pertumbuhan jaringan meristematik terutama pada batang

tanaman, menguatkan batang sehingga tidak mudah rebah, sangat penting

dalam proses fotosintesis dimana semakin meningkatnya fotosintesis pada

tanaman akan menambah ukuran lilit batang tanaman.

Salah satu pupuk yang memiliki peranan penting dalam memperbaiki

kesuburan tanah adalah pupuk dolomit (Ca dan Mg). Dolomit adalah mineral

primer yang mengandung Ca dan Mg yang dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia

tanah dengan tidak meninggalkan residu. Unsur Mg merupakan hara makro yang

berperan penting sebagai bahan pembentuk molekul klorofil dan komponen enzim

esensial, serta berperan dalam proses metabolisme P dan respirasi tanaman

(Rankine dan Fairhurst ,1999).

Pupuk dolomit adalah salah satu contoh pupuk makro, yaitu pupuk yang

dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar. Pupuk anorganik dapat dibedakan

menjadi pupuk tunggal dan majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya
13

mengandung satu macam unsur hara saja sedangkan pupuk majemuk adalah pupuk

yang mengandung lebih dari satu unsur hara (Hardjowigeno, 2010). Sutanto (2006)

menyatakan apabila penggunaan pupuk anorganik dilakukan secara terus

menerus dan tidak diimbangi oleh aplikasi pupuk organik maka dapat

menimbulkan kerusakan tanah dan lingkungan.

Cara penggunaan dolomit adalah dengan disebar di tanah atau diaduk dengan

tanah. Apabila tanahnya masam dan pH nya 5,5 maka dosis anjuran penggunaannya

adalah 3,12 ton/ha (Lingga, 1990). Dolomit berfungsi untuk menetralkan pH tanah,

mematikan beberapa jenis jamur atau bakteri pada tanah, sehingga akan

meningkatkan kesuburan tanah (Kartono, 2010). Keuntungan menggunakan

dolomit dapat menetralkan pH tanah, meningkatkan pertumbuhan akar, dan

memperbaiki struktur tanah, meningkatkan mutu seperti hasil yang tinggi dan buah

yang berat, serta dapat digunakan sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan (Kartono,

2010).

Dosis pemupukan di Unit Kebun Keera PT. Perkebunan Nusantara XIV

yaitu pada semester 1 yaitu NPK 3 kg per pohon dan Dolomit 1,5 kg per pohon.

Dosis pupuk untuk semester 2 yaitu NPK 3 kg per pohon dan Dolomit 1 kg per

pohon. Pemupukan sawit dengan jumlah 1,0 kg untuk sawit muda dan 2,0 kg per

pohon untuk sawit produktif, terdiri dari pupuk N, P dan K untuk setiap

semesternya. Jumlah pupuk yang diberikan ini masih jauh dari jumlah yang

dibutuhkan oleh tanaman sawit dimana berdasarkan anjuran perusahaan kebutuhan

sawit muda dan produktif akan pupuk masing-masing sebanyak 4,0 kg dan 8,0

kg/pohon/6 bulan. Kondisi tersebut didorong oleh beberapa diantaranya dalam


14

memperoleh pupuk, masalah transportasi dan cara pemberian pupuk (Pahan, 2008).

Dosis pupuk N,P,K dan Dolomit yang optimum untuk tanaman kelapa sawit umur

8-10 tahun pada macam tanah Typic Dystropopt adalah 3,0 kg urea/pohon/tahun

dan 0,75 kg Dolomit/pohon/tahun (Sukardi et al., 2000).

Menurut Lumbangaol (2011), menyatakan bahwa penambahan dosis pupuk

dapat dilakukan berdasarkan tingkat defisiensinya. Untuk tingkat defisiensi dapat

dilakukan penambahan sebanyak 1/3 kali dosis sedangkan untuk tingkat defisiensi

tinggi dosisnya dapat ditingkatkan 2 kali. Menurut (Sastrosayono 2007), pada masa

pembibitan utama pupuk yang dibutuhkan lebih banyak dan dosisnya tergantung

pada umur tanaman.


15

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara

XIV Unit Kebun Keera diketahui bahwa aplikasi pemupukannya sesuai dengan

teori.

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan kepada perusahaan untuk tetap

mempertahankan dalam pengaplikasian pemupukannya.


16

DAFTAR PUSTAKA

Adiwiganda, R. 2007. Manajemen Tanah dan Pemupukan Kelapa Sawit. Di


dalam: S. Mangoensoekarjo, editor. Manajemen Tanah dan Pemupukan
Budidaya Tanaman Perkebunan. Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta.

Andayani, D., Adiwirman & Wachjar, A, 2008. Pengolahan Pemupukan Kelapa


Sawit (Elais guineensis Jacq) Tanaman Menghasilkan Di PT, Era Mitra
Agro Lestari (BSP group),Sarolangon, Jambi. Makalah disajikan dalam
Seminar Program Agronnomi Pertanian Iinstitut Pertanian Bogor, Bogor
11 September 2008.

Darmosarkoro, W., Winarna., Sutarta, E, S. 2003. Lahan dan Pemupukan


Kelapa Sawit. PPKS, Medan.

Hardjowigeno S. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo,Jakarta.

Hidayat, W. 2012. Manajemen pemupukan pada perkebunan kelapa sawit


(Elaeis guineensis Jacq.) di Tambusai Estate, PT. Panca Surya
Agrindo, First Resources Ltd., Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kartono, R. 2010. Katalog Produk Pupuk Dolomit A100 lulus 96%. Sumatra Utara.
(http://agrounited.wordpress.com/about/). Diakses 20 Oktober 2019.

Khaswarina, S., 2001. Jurnal Natur Indonesia Keragaman Bibit Kelapa Sawit
Terhadap Pemberian Berbagai Kombinasi Pupuk di Pembibitan Utama.
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Lingga ,P dan Marsono. 1990. Petunjuk Penggunaan Pupuk (edisi IV), Penebar
Swadaya, Jakarta.

Lubis, R.E., A. Widanarko. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Agromedia,


Jakarta.

Lumbangaol, P. (2011). Pedoman Pembuatan Dosis Pupuk Kelapa Sawit. Musim


Emas. Medan.
17

Nunyai, A.P., S. Zaman, S. Yahya. 2016. Manajemen pemupukan kelapa sawit


di Sungai Bahaur Estate, Kalimantan Tengah. Bul. Agrohorti 4(2): 165-
172.
Monica Christina Natalia, Syarifah Iis Aisyah, dan Supijatno. 2016.
Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun
Tanjung Jati. Bogor.

Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari


Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pahan, I. 2011. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari


Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pardamean, M. 2017. Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Puslitbangbun, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. 2010.


Budidaya dan Pasca Panen Kelapa Sawit. Aska Media, Bogor.

PPKS, Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2007. Budidaya Kelapa Sawit. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit. PPKS, Medan.

PPKS, Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2007. Budidaya Kelapa Sawit . Pusat
Penelitian Kelapa Sawit, Indonesian Oil Palm Research Institute.
Medan.

Rahmi Khalida dan Adolf Pieter Lontoh, Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit
(Elaeis Guineensis Jacq.), Studi Kasus pada Kebun Sungai Sagu, Riau.

Rankine I., T.H. Fairhurst. 1999. Management of phosporus, potassium, and


Dolomit in mature palm oil. Better Crops International. 13(1): 10 - 15.

Sastrosayono, S. 2003. Budi Daya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Setyamidjaja, D., 2006. Kelapa Sawit. SAMARTRI, 2000. Anual Roport 2000-
Analytical Laboratory, Supporting Units Departemen. Kanisius,
Yogyakarta.

Sukarji, R., Sugiyono, dan W. Darmosarkoro. 2000. Pemupukan N, P, K, Ca, dan


Mg pada kelapa sawit pada Typic Distropepts di Sumut. Jurnal Penelitian
Kelapa Sawit 8(1):23-37.
18

Sunarko. 2014. Budidaya Kelapa Sawit di Berbagai Jenis Lahan. Agromedia


Pustaka. Jakarta.

Surianta. S. 1988. Pupuk dan Pemupukan. PT. Mediyatma Sarana. Jakarta.

Sutanto, R. 2006. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius, Yogyakarta.

Sutarta, E.S., dan Winarna. 2002. Upaya Peningkatan Efsiensi dan Langkah
Alternatif Pemupukan pada Tanaman Kelapa Sawit. Bulletin WARTA
Pusat Penelitian Kelapa Sawit 10 (2-3) : 23- 32
.
Sutarta, E. S, S. Rahutomo, W. Darmosarkoro dan Winarna. 2003. Peranan unsur
hara dan sumber hara pada pemupukan tanaman kelapa sawit, hal. 81.
Dalam W. Darmosarkoro, E. S. Sutarta dan Winarna (Eds). Lahan dan
Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
19

L
A
M
P
I
R
A
N
20

Lampiran 1. Populasi Perblok Tahun 2020


UNIT USAHA KEBUN KEERA -MARONGAIN

REKAP NO LUAS POPULASI Phn/Ha


T.T. BLOK (Ha) Phn
AFDELING I

1996 285 30.319 106

1998 131 10.880 83

2000 37 2.216 60

2010 77 8.688 113

2011 7 896 128

JUMLAH TM 537 52.999 99

Lampiran 2. Pengaplikasian pupuk NPK dan Dolomit pada Tanaman tua.


21
22

RIWAYAT HIDUP

NAMA : Wafiq Azizah Syam

NIM 1822040066

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Barru, 07 Juni 2000

JURUSAN : Budidaya Tanaman Perkebunan

PROGRAM STUDI : Budidaya Tanaman Perkebunan

PENGALAMAN ORGANISASI :-

PELATIHAN/SEMINAR :-

ALAMAT : Gellengnge, Desa Anabanua,

Kecamatan Barru, Kabupaten

Barru, Sulawesi Selatan

TELEPON 082393259617

E-MAIL : wafiqazizahsyam@gmail.com

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawakan secara hukum.

Barru, 30 Juli 2021

Wafiq Azizah Syam

Anda mungkin juga menyukai