Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR DASAR AGRONOMI


Budidaya Tanaman buncis tegak (Phaseolus vulgari L.)

dan kacang kedelai (Glycine max L. Meriil)

Oleh

NAMA : Aulia Septia

NIM : 2210252031

Kelas : Dasar Dasar Agronomi Proteksi C

Dosen Penjab Kuliah : Sanna Paija Hasibuan, SP. MP.

Dosen Penjab Praktikum : 1. Admiral Amarta

2. Vania Fadhillah

DAPARTEMEN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga penulisan “Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi ” ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu. Laporan ini saya buat dengan semaksimal mungkin
berdasarkan hasil dan data saat praktikum.

Praktikum mata kuliah dasar dasar agronomi merupakan praktikum yang


membantu mahasiswa dalam memperoleh ilmu Teknik membudidaya tanaman.
Penulisam laporan ini bertujuan untuk menambah ilmu tentang budidaya tanaman
buncis tegak dan kacang kedelai, dan dosis yang diperlukan baik dalam penggunaan
pupuk dan pestisida dalam budidaya tanaman ini.

Terimakasih saya ucapkan kepada dosen dan asisten dosen yang telah
membantu dalam memperoleh hasil dan data praktikum serta bimbingan yang
diberikan selama praktikum. Dan saya juga berterimakasih kepada rekan rekan
kelompok saya yang telah membantu dan menjalin kerja sama dalam pratikum.

Saya sebagai penulis menyadari masih adanya kekeliruan dan kesalahan


dalam penulisam kata. Untuk itu, saya sebagai penulis mohon maaf dan
mengharapkan kritikan serta saran untuk perbaikan dalam laporan ini.

Padang, 7 Desember 2022

Aulia septia

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah.......................................................................2
C. TUJUAN...............................................................................................................3
D. MANFAAT...........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................4
A. Tanaman................................................................................................................4
B. Perlakuan.............................................................................................................11
BAB III METODE PRAKTIKUM..............................................................................14
A. Waktu dan Tempat..............................................................................................14
B. Alat dan Bahan....................................................................................................14
C. Pelaksanaan.........................................................................................................14
D. Variabel Pengamatan..........................................................................................16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................17
IV.1 Hasil.................................................................................................................17
IV.2 Pembahasan.....................................................................................................18
BAB V.........................................................................................................................21
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................21
V. I Kesimpulan.....................................................................................................21
V.II Saran.................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................22
LAMPIRAN................................................................................................................23

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pengamatan Vegetatif Tanaman Buncis Tegak …………………………...17

Tabel 2. Pengamatan Vegetatif Tanaman Kacang Kedelai …………………………17

Tabel 3. Pengamatan Vegetatif ……………………………………………………. .23

Tabel 4. Pengamatan Vegetatif …………………………………………………….. 23

Tabel 5. Pengamatan Vegetatif …………………………………………………….. 23

Tabel 6. Pengamatan Vegetatif …………………………………………………….. 24

Tabel 7. Pengamatan Vegetatif …………………………………………………….. 24

Tabel 8. Pengamatan Vegetatif …………………………………………………….. 24

Tabel 9. Pengamatan Vegetatif …………………………………………………….. 25

Tabel 10. Pengamatan Vegetatif …………………………………………………… 25

Tabel 11. Pengamatan Vegetatif …………………………………………………… 25

Tabel 12. Pengamatan Vegetatif …………………………………………………….26

Tabel 13. Pengamatan Vegetatif …………………………………………………….26

Tabel 14. Pengamatan Vegetatif …………………………………………………….26

Tabel 15. Pengamatan Vegetatif …………………………………………………….27

Tabel 16. Pengamatan Vegetatif …………………………………………………….27

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik Pengamatan Vegetatif Tanaman Buncis Tegak………………....17

Gambar 2. Grafik Pengematan Vegetatif Tanaman Kacang Kedelai……………….18

Gambar 3. Dokumentasi…………………………………………………………….29

Gambar 4. Dokumentasi…………………………………………………………….29

Gambar 5. Dokumentasi…………………………………………………………….29

Gambar 6. Dokumentasi…………………………………………………………….30

Gambar 7. Dokumentasi…………………………………………………………….30

Gambar 8. Dokumentasi…………………………………………………………….30

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran……………………………………………………………………………..23

v
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada mulanya tindakan agronomi manusia berawal dari berburu dan


mengumpulkan hasil hutan dimakan. Mereka berpindah pindah tempat, hanya
mengandalkan naluri yang purbais. Gerak pindah mencari pemenuhan hasrat makan
demikian sudah merupakan kegiatan rutin. Dari zaman ke zaman, teknologi purba
yang demikian terus mengalami perkembangan hingga menjelma menjadi suatu ilmu
yang lazim disebut agronomi.

Ilmu agronomi merupakan ilmu yang mempelajari cara pengelolaan tanaman


pertanian dan lingkungannya untuk memperoleh produksi maksimum. Agronomi
berasal dari kata agros dan nomos. Agros berarti lapangan produksi (field) dan nomos
yaitu pengelolaan. Dengan demikian agronomi di artikan suatu ilmu yang
mempelajari cara pengolahan tanman pertanin dan lingkungan guna memperoleh
produksi yang maksimal.

Buncis merupakan salah satu sayuran yang jamak diolah menjadi salah satu
masakan rumah tangga masyarakat Indonesia. Bahkan Indonesia termasuk sebagai
Negara yang memproduksi buncis terbesar di dunia bersama Argentina, China,
Perancis, Italia, Belanda, Spanyol, dan Amerika Serikat. Tetapi buncis bukanlah
tanaman asli Indonsia. Buncis diperkirakan berasal dari Peru. Buncis dapat menyebar
ke seluruh dunia karena peran dari penjajah Spanyol yang memperkenalkan sayuran
buncis ke seluruh Eropa 2 dan akhirnya berkembang ke seluruh dunia.

Tanaman buncis dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe merambat
(bersifat indeterminate) dan tipe tegak (bentuk semak dan bersifat determinate).
Kultipar merambat memiliki percabangan yang lebih banyak dan jumlah buku bunga
yang lebih banyak sehingga mempunyai potensi hasil yang lebih besar. Tipe buncis
rambat panjangnya dapat mencapai 3 meter dan mudah rebah sehingga memerlukan

1
lanjaran/turus agar dapat tumbuh dengan baik, tipe tegak umumnya pendek dengan
tinggi tidak lebih dari 60 cm.

Kacang kedelai merupakan bahan pangan penting sumber protein nabati yang
dikonsumsi setiap hari oleh masyarakat dunia, sehingga kebutuhan kedelai dari tahun
ke tahun selalu meningkat. Kedelai, selain bahan makanan, juga digunakan untuk
bahan baku industry dan pakan ternak. Dengan demikian, komoditas ini selalu
dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh masyarakat (Cahyono,2007).

Kedelai merupakan komoditas penting pertanian Indonesia. Kebutuhan


kedelai sebagai sumber protein setiap tahun semakin meningkat seiring dengan
pertumbuhan penduduk. Untuk memenuhi kebutuhan nasional dipenuhi dari impor
yang dapat mengakibatkan rentannya ketahanan pangan nasional. Olehnya itu
pemerintah melalui Kementerian Pertanian mencanangkan kedelai sebagai salah satu
dari tujuh komoditas strategis yang perlu dikembangkan dan ditingkatkan
produksinya untuk mencapai swasembada pangan secara nasional.

Peningkatan produktivitas kedelai melalui perbaikan dan penerapan teknologi


masih sangat diperlukan .Mengingat produktivitas pertanaman kedelai ditingkat
petani masih rendah atau sekitar 13 ton/ha dengan kisaran 0,6-2,0 ton/ha padahal
teknologi produksi yang tersedia mampu menghasilkan 17-3,2 ton/ha.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

 Bagaimana Teknik budidaya tanaman buncis dan kacang kedelai?


 Bagaimana perkembangan dan pertumbuhan dari tanaman buncis dan kacang
kedelai?

2
C. TUJUAN

 Mengetahui dan memahani cara membudidayakn tanaman terutama pada


tanaman buncis tegak dan kacang kedelai.
 Mengetahui perkembangan dan pertumbuhan dari tanaman buncis tegak dan
kacang kedelai.

D. MANFAAT

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah kita dapat mengetahui perkembangan
tanaman pangan dan cara merawat hingga pasca panen agar bisa mendapatkan hasil
yang lebih optimal.

3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman

Tanaman Buncis

Tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu sayuran


sebagai sumber protein nabati yang termasuk famili leguminosae yang berbentuk
perdu atau tegak, banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia serta diminati oleh
masyarakat negeri matahari terbit (Jepang). Tanaman bucis berasal dari benua
Amerika, tepatnya Amerika Utara dan Amerika Selatan (Adiyoga, et al. 2004).
Berdasarkan sistematika tumbuhan tanaman buncis dapat disklasifikasikan sebagai
berikur :

- Kingdom : Plantae (tumbuhan)

- Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

- Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)

- Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

- Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

- Sub-kelas : Rosidae

- Ordo : Fabales

- Familia : Fabaceae (suku polong-polongan)

- Genus : Phaseolus

- Spesies : Phaseolus radiatus L.

4
Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan sayuran yang termasuk famili
leguminose. Tanaman buncis cocok dibudidayakan pada dataran medium maupun
dataran tinggi. Tanaman buncis dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu merambat
dan tipe tegak/perdu, dan buncis blue lake tergolong dalam tipe tegak. Tipe tegak
umumnya pendek, berkisar antara (30-50) cm (Waluyo dan Djuariah, 2013).

Akar yang tumbuh mendatar dari pangkal batang, sebagian akar-akarnya


membentuk nodula yang merupakan sumber unsur nitrogen. Tanaman buncis berakar
tunggang hingga kedalaman sekitar (11-15) cm, dan akar serabut tumbuh menyebar
dan tidak dalam. Akar merupakan bagian tanaman yangberfungsi untuk menyerap
unsur hara dan untuk berdirinya tanaman. Perakaran tanaman buncis tidak tahan
terhadap genangan air, namun dapat tumbuh subur pada tanah yang gembur, sehingga
mudah menyerap air (Cahyono, 2003).

Batang tanaman buncis umumnya berbuku-buku/beruas-ruas, berbulu, lunak


tetapi kuat. Batang berukuran kecil yang sekaligus merupakan tempat untuk
melekatkan tangkai. Warna batang bermacam-macam, hijau dan ungu, tergantung
varietas yang digunakan (Cahyono, 2003).

Bentuk daun bulat lonjong, ujung daun runcing, tepi daun rata, berbulu, dan
memiliki tulang daun yang menyirip. Setiap cabang terdapat tiga daun yang
kedudukannya berhadapan. Daun ukuran kecil memiliki panjang (7,5-9) cm dan lebar
(6-7,5) cm, sedangkan daun besar memiliki panjang (11-13) cm dan lebar (10-11) cm
(Cahyono, 2003).

Bunga buncis tersusun dalam karangan yang berbentuk tandan. Kuntum


bunga berwarna putih atau putih kekuning-kuningan serta ada juga yang berwarna
violet atau merah. Pada buncis merambat karangan bunga tidak keluar secara
serentak, sedangkan pada tipe tegak pertumbuhan karangan bunga hampir pada waktu
yang bersamaan.

5
Biji buncis berbentuk bulat agak panjang atau pipih berwarna putih,
hitam,ungu, coklat atau merah berbintik-bintik putih. Biji dapat digunakan sebagai
benih dalam perbanyakan secara generatif. Biji berukuran agak besar, dengan bentuk
bulat lonjong, agak melengkung dengan berat biji berkisar antara 16- 40,6 g (berat
100 biji), tergantung dengan varietasnya (Cahyono, 2003).

Syarat tumbuh bunci (Phaseolus Vulgaris L.) antara lain yang pertama tanah.
Tanaman buncis dapat tumbuh dengan baik bila ditanam di dataran tinggi, yaitu
sekitar 1.000 – 1.500 meter diatas permukaan laut. Jenis tanah yang cocok adalah
andosol dan regosol kerena mempunyai drainase yang baik. Tanah andosol hanya
terdapat didaerah pengunungan yang mempunyai iklim sedang dengan curah hujan
diatas 1.500-2.500 mm/tahun. Yang kedua, curah hujan. Tanaman buncis dapat
tumbuh dengan baik pada daerah dengan curah hujan 1,500-2,500 mm/tahun.
Tanaman ini pada akhir musim kemarau atau akhir musim hujan.

Pada saat peralihan, air hujan tidak begitu banyak sehingga sangat cocok
untuk fase pertumbuhan awal tanaman buncis, fase pengisian, dan pemasakan polong.
Pada fase tersebut dikhawatirkan terjadi serangan penyakit bercak bila curah hujan
terlalu tinggi Yang ketiga Suhu Suhu lara yang paling baik untuk pertumbuhan buncis
adalah 20-25°C. Pada suhu kurang dari 20 C tanaman tidak dapat melakukan proses
fotosintesis dengan baik, akibatnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan
jumlah polong yang dihasilkan akan sedikit. Sebaliknya, pada suhu udara yang lebih
tinggi dari 25 derajat hanyak polong yang hampa. Hal ini terjadi karena proses
pernapasan (respirasi) lebih besar dari pada proses fotosintesis pada suhu tinggi.
Yang keempat Cahava Cahaya matahari diperlukan oleh tanaman untuk proses
fotosintests Umumnya tanaman buncis membutuhkan cahaya matahari yang besar
atau sekatir 400-800. footcandles (Macsan 1992)

Tanaman Kacang Kedelai

Tanaman kedelai (Glycine max (L) merrill ) merupakan salah satu tanaman
yang tergolong dalam famili leguminosa. (kacang – kacangan). Tanaman kedelai

6
berbentuk semak pendek setinggi 30 – 100 cm. Tanaman kedelai memiliki buah
berbentuk polong dan bijinya berbentuk lonjong (Suprapti, 2003). Tanaman kedelai
adalah tanaman semusim yang penanamannya biasa pada musim kemarau karena
tidak memerlukan banyak air. Sistematika tanaman kedelai menurut Acquaah (2008)
adalah sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliphyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Glycine

Spesies : Glycine max (L) Merrill

1. Morfologi Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. )

 Akar,

Salah satu kekhasan dari sistem perakaran tanaman kedelai adalah adanya
interaksi simbiosis antara bakteri nodul akar (Rhizobium japanicum)dengan akar
tanaman kedelai yang menyebabkan terbentuknya bintil akar. Bintil akar sangat
berperan dalam proses fiksasi Nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman kedelai
untuk kelanjutan pertumbuhannya (Sarwanto, 2008).

 Batang,

Batang tanaman kedelai tidak berkayu, berbatang jenis perdu (semak), berambut
atau berbulu dengan struktur bulu yang beragam, berbentuk bulat, bewarna hijau, dan

7
panjangnya bervariasi antara 30-100 cm. Batang tanaman kedelai dapat membentuk
cabang 3-6 cabang. Percabangan mulai terbentuk atau tumbuh ketika tinggi tanaman
sudah mencapai 20 cm. Banyaknya jumlah cabang setiap tanaman bergantung pada
varietas dan kepadatan populasi tanaman. Jika kepadatan tanaman rapat, maka cabang
yang tumbuh berkurang atau bahkan tidak tumbuh cabang sama sekali (Cahyono,
2007).

 Daun,

Jarak daun kedelai selang-seling, memiliki 3 buah daun (triofoliate), jarang


memiliki 5 lembar daun, petiola berbentuk panjang menyempit dan slinder stipulanya
terbentuk panjang menyempit dan slinder, stipulanya terbentuk lanseotlat kecil, dan
stipel kecil lembaran daun berbentuk oval menyirip, biasanya palea bewarna hijau
dan pangkal berbentuk bulat. Ujung daun biasanya tajam atau tumpul, lembaran daun
samping sering agak miring, dan sebagian besar kultivar menjatuhkan daunnya ketika
buah polong mulai matang (Septiatin,2008).

 Bunga,

Bunga kedelai disebut bunga kupu-kupu dan merupakan bunga sempurna. Bunga
kedelai memiliki 5 helai daun mahkota, 1 helai bendera, 2 helai sayap, dan 2 helai
tunas. Benang sarinya ada 10 buah, 9 buah diantaranya bersatu pada bagian pangkal
membentuk seludang yang mengelilingi putik. Benang sari kesepuluh terpisah pada
bagian pangkalnya, seolah-olah penutup seludang. Bunga tumbuh diketiak daun
membentuk rangkaian bunga terdiri atas 3 sampai 15 buah bunga pada tiap
tangkainya (Suhaeni, 2008).

 Buah,

Buah kedelai disebut buah polong seperti buah kacang-kacangan lainnya. Setelah
tua, warna polong ada yang cokelat, cokelat tua, cokelat muda, kuning jerami, cokelat
kekuning-kuningan, cokelat keputihan-putihan, dan putih kehitam-hitaman. Jumlah
biji setiap polong antara 1 sampai 5 buah. Permukaan ada yang berbulu rapat, ada

8
yang berbulu agak jarang. Setelah polong masak, sifatnya ada yang mudah pecah, ada
yang tidak mudah pecah,tergantung varietasnya (Darman, 2008).

 Biji,

Biji kedelai memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, bergantung
pada varietasnya. Bentuknya ada yang bulat lonjong, bulat, dan bulat agak pipih.
Warnanya ada yang putih, krem, kuning, hijau, cokelat, hitam, dan sebagainya.
Warna-warna tersebut adalah warna dari kulit bijinya. Ukuran biji ada yang
berukuran kecil, sedang, dan besar. Namun, di luar negeri, misalnya di Amerika dan
Jepang biji yang memiliki bobot 25 g/100 biji dikategorikan berukuran besar
(Prabowo,2013).

2. Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Kedelai

 Iklim,

Kedelai sebagian besar tumbuh didaerah yang beriklim tropis dan subtropis.
Kedelai dapat tumbuh baik ditempat yang berhawa panas, ditempat– tempat yang
terbuka dan bercurah hujan 100 – 400 mm per bulan. Sedangkan untuk mendapatkan
hasil yang optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200
mm/bulan (Septiatin. 2008).

 Ketinggian Tempat,

Kedelai cocok ditanam didaerah dengan ketinggian 100 – 500 meter di atas
permukaan laut. Lazimnya, kedelai ditanam pada musim kemarau, yakni setelah
panen padi pada musim hujan. Pada saat itu, kelembapan tanah masih bisa
dipertahankan. Kedelai memerlukan pengairan yang cukup, tetapi volume air yang
terlalu banyak tidak menguntungkan bagi kedelai, karena akarnya bisa membusuk.

9
Tanaman kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian 0,5-300 m dpl.
Sedangkan varietas kedelai berbiji besar cocok ditanam dilahan dengan ketinggian
300-500 m dpl (Suhaeni. 2007). Kacang kedelai dengan ukuran kecil sangat baik
ditanam dilahan pada ketinggian 0,5 sampai 300 meter diatas permukaan laut.
Sementara itu, kacang kedelai dengan ukuran biji lebih besar jauh lebih baik ditanam
diketinggian mulai dari 300 sampai 500 meter diatas permukaan laut (Prabowo.
2011).

 Curah Hujan,

Selama pertumbuhan tanaman, kebutuhan air untuk tanaman kedelai sekitar 350 –
550 mm. Kekurangan atau kelebihan air akan berpengaruh terhadap produksi kedelai.
Untuk mengurangi pengaruh terhadap produksi kedelai. Oleh karena itu, untuk
mengurangi pengaruh negatif dari kelebihan air, dianjurkan untuk membuat saluran
drainase sehingga jumlah air lebih dapat diatur dan dapat terbagi secara merata.
Ketersediaan air tersebut bisa berasal dari saluran irigasi atau dari curah hujan yang
turun. Tumbuhan kedelai yang memerlukan curahan air yang banyak atau
kelembapan tanah yang cukup tinggi (Sarwanto, A. 2008)

 Temperatur,

Temperatur yang dibutuhkan tanaman kedelai sangat sesuai untuk pertumbuhan


tanaman kedelai berkisar antara 25°C - 28°C. Akan tetapi, tanaman kedelai masih
bisa tumbuh baik dan produksinya masih tinggi pada suhu udara diatas, dan tanaman
masih toleran pada suhu 35°C hingga 38°C (Cahyono, 2007).

 Intensitas Matahari,

kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan


cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana
batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran
kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak hijau ). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh
kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat yang gelap (Tini, 2012).

10
Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tanaman untuk
proses fotosintesis. Fotosintesis tanaman dapat berjalan dengan baik apa bila tanaman
mendapat kan penyinaran cahaya matahari yang cukup. Bibit kedelai dapat tumbuh
dengan baik, cepat dan sehat, pada cuaca yang hangat dimana cahaya matahari terang
dan penuh (Tini, 2012).

 Tanah,

Tanaman kedelai sebenar nya dapat tumbuh di semua jenis tanah. Namun
demikian, untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang optimal
kedelai harus di tanam pada jenis tanah yang bersetruktur lempung berpasir atau liat
berpasir Hal ini tidak hanya terkait dengan ketersediaan air untuk mendukung
pertumbuhan, tetapi juga terkait dengan faktor lingkungan tumbuh yang lain
(Septiatin, 2008).

B. Perlakuan
Pada tanaman buncis, Tanaman buncis tegak dapat tumbuh optimum pada
suhu (20-25)0C di ketinggian (300-600) m dpl, dengan pH tanah 5,8-6,0. Buncis peka
terhadapkekeringan dan genangan air, sehingga sebaiknya ditanam pada daerah
dengan irigasi dan drainase yang baik. Tanaman ini sangat cocok tumbuh di tanah
lempung ringan dengan drainase yang baik (Setiawati, et al. 2007).

Tanaman kedelai sangat cocok ditanam di lahan terbuka di daerah berhawa


panas. Di Indonesia, tanaman kedelai dapat tumbuh dengan baik di daerah dataran
rendah sampai daerah dengan ketinggian 1.200 m dpl. Suhu optimal bagi
pertumbuhan tanaman kedelai sekitar 25°C hingga 30°, curah hujan berkisar antara
150 mm – 200 mm/bulan dengan lama penyinaran matahari 12 jam/hari, dan
kelembapan rata-rata (RH) 65%. pH bagi pertumbuhan kedelai dan bakteri
Rhizobium adalah 6,0 – 6,8. Jika pH tanah kurang dari 6,0, Untuk menaikkan pH,
dilakukan pengapuran misalnya dengan Kalsit, Dolomit,  atau kapur bakar.

11
Pemberian kapur dilakukan sekitar 2 hingga 4 minggu sebelum tanam bersamaan
dengan pengolahan lahan.

Pupuk Urea (CO(NH2)2) mengandung 46 % nitrogen (N). karena kandungan


N yang tinggi menyebabkan pupuk ini menjadi sangat higroskopis. Urea sangat
mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga mudak menguap dalam bentuk
ammonia. Jika di dalam tanah, nitrogen urea berubah menjadi ammonium akan terikat
langsung oleh koloid tanah. Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan
merupakan ikatan hasil tambang minyak bumi. Kandungan N total berkisar antara 45-
46 %. Dalam proses pembuatan Urea sering terbentuk senyawa biuret yang
merupakan racun bagi tanaman kalau terdapat dalam jumlah yang banyak. Agar tidak
mengganggu kadar biuret dalam Urea harus kurang 1,5-2,0 %. Kandungan N yang
tinggi pada urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman.

Manfaat unsur hara nitrogen pada urea membuat bagian tanaman lebih hijau
dan segar, mempercepat pertumbuhan dan menambah kandungan protein hasil panen.
Gejala kekurangan unsur hara nitrogen pada tanaman yaitu seluruh tanaman berwarna
pucat kekuningan, pertumbuhan lambat dan kerdil, daun tua berwarna kekuningan
dimulai dari ujung daun menajalar ke tulang daun, pertumbuhan buah tidak sempurna
seringkali masak sebelum waktunya, dan jika dalam keadaan kekurangan yang parah
daun menjadi kering dimulai dari bagian bawah tanaman terus ke bagian atas
tanaman (Nurhayati , dkk, 1986).

Kelebihan pupuk urea yaitu ketika pupuk urea digunakan sesuai porsi dan
diukur melalui metodologi yang tepat, maka ureaakan memberikan hasil produksi
yang optimal. Pupuk urea dapat dengan mudah disimpan, diangkut dan ditangani
denganaman. Urea tidak berpotensi menimbulkan bahaya ledakan. Komposisi
nutrisi / unsur hara nitrogen yang diberikan oleh ureadapat meningkatkan
produktivitas tanah dan memperkaya kandungan nutrisinya. Urea juga memberikan
unsur-unsurrelevan yang diperlukan tanaman, sehingga urea dapat menopang
kehidupan tanaman (Anonim, 2012).

12
Pupuk urea juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain : urea dapat
menghasilkan polutan berbahaya selama prosesproduksi pada proses produksi yang
melibatkan emisi gas polutan di udara. Selain dapat menambah unsur hara
nitrogenbagi tanah, pada kondisi tertentu urea dapat mengganggu kestabilan pH di
dalam tanah yang mengakibatkan terganggunyakesuburan alami tanah tersebut
(Anonim, 2012)

Kompetisi yang terjadi utamanya adalah kompetisi dalam memperoleh


cahaya, unsur hara dan air. Beberapa penelitian tentang jarak tanam menunjukkan
bahwa semakin rapat jarak tanam, maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara
nyata berpengaruh pada jumlah cabang serta luas daun. Tanaman yang diusahakan
pada musim kering dengan jarak tanam rapat akan berakibat pada pemanjangan ruas,
oleh karena jumlah cahaya yang dapat mengenai tubuh tanaman berkurang. Akibat
lebih jauh terjadi peningkatan aktifitas auksin sehingga sel-sel tumbuh memanjang.
(Budiastuti, 2000).

13
BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum mata kuliah Dasar Dasar Agronomi ini dilaksanakan di lahan atas
Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Waktu praktikum di laksanakan dari tanggal
10 september sampai 3 Desember 2022.

B. Alat dan Bahan


Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah benih kacang
kedelai,benih buncis, pupuk kendang, kapur dolomit, NPK, faradan, dan air.
Sedangkan alat yang yang digunakan pada praktikum ini adalah cangkul,
meteran/penggaris, ember, timbangan alat tulis, pancang 1,5 meter, sedotan, palu.

C. Pelaksanaan
1. Pengolahan lahan

Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman sebelumnya, kemudian


dicangkul dan tanahnya digemburkan. Masing masing kelompok luas lahan 2 x 1
meter, tinggi lahan 30 cm dan kedalaman bedengan 20 cm. Lahan tersebut dibatasi
dengan tali rafia dan pancang.

2. Pemberian pupuk kandang atau pupuk dasar

Pupuk kandang yang sudah matang diberikan pada setiap bedengan setelah
dilakukan pengolahan tanah. Masing-masing bedengan diberikan 4kg pupuk kandang
yang dicampurkan dengan pupuk dolomit sebanyak 0,6kg/bedengan.

3. Penanaman

Pada praktikum ini, perlakuan jarak tanam pada buncis adalah 30 x 40 cm dan
untuk kacang kedelai 40 x 20 cm. Penanaman dilakukan dengan kedalaman lobang
tanam 2-3 cm dengan jumlah 1 benih/lubang tanam. Sehingga, untuk tanaman buncis
didapatkan 20 lubang dan tanaman kacang kedelai 30 lubang. Penyisipan dilakukan 1
minggu setelah tanam terhadap benih yang tidak tumbuh. Tanaman yang melakukan
penyisipan adalah tanaman buncis tegak dengan penanaman benih 2 lubang.

4. Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang dan dolomit,


NPK, furadan, dan pupuk phonska. Pada pemupukan ini untuk pupuk kendang
dibutuhkan 4kg/ bedengan sedangkan dolomit dibutuhkan sebanyak 0,6kg/bedengan.
Pada tanaman buncis tegak menggunakan pupuk phonska dengan dosis anjuran
pemupukan 200kg/ha. dengan ½ dosis pemupukan sekitar 1,2g/tan. Begitu juga
dengan tanaman kacang kedelai dosis anjuran pemupukannya sekitar 200kg/ha.
Dengan ½ dosis pemupukan sekitar 0,8g/tan.

5. Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi kelembaban tanah. Hal ini


menyangkut ketersediaan air bagi pertumbuhan tanaman. Apabila di rasa kurang air
perlu dilakukan penyiraman.Akan tetapi penyiraman biasanya dilakukan 2 kali sehari
yaitu pada pagi dan sore hari.

6. Penyiangan

Penyiangan dilakukan 1 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman buncis


tegak dan kacang kedelai yang masih muda dilakukan dengan menggunakan cangkul
kecil, garpu, dan lain-lain. Penimbunan juga dilakukan pada tanaman kacang kedelai
agar batangnya tetap tegak, penimbunan ini dilakukan dengan hati-hati agar bunga
dari tanaman tersebut tidak jatuh.

15
D. Variabel Pengamatan
Pada praktikum ini dikakukan pengamatan dengan cara menghitung dan
mengukur (vegetatif), seperti :

- Tinggi tanaman
- Diameter tanaman
- Panjang daun tanaman
- Lebar daun tanaman
- Jumlah daun tanaman

Dan pengamatan dengan cara melihat pertumbuhan (generatif), seperti pertumbuhan


bunga terjadi pada minggu keberapa.

16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
Tabel 1. Pengamatan vegetatif tanaman buncis tegak

Rata-rata
Minggu Tinggi Tinggi Lebar Panjang Jumlah
Ke Tumbuhan batang daun daun daun
2 14,8 6 4,7 4,9 4
3 28 15,6 6,9 11,3 8,2
4 41,6 26,8 12,8 8,3 13,4
5 46,8 36,6 10,2 16
6 50,6 45,4 12,6 18 26,4

Diagram 1. batang tanaman buncis tegak

60

50

40

30

20

10

0
1 2 3 4 5

tinggi tumbuhan tinggi batang lebar daun


panjang daun jumlah daun

Tabel.2 Pengamatan Vegetatif tanaman kacang kedelai

Minggu ke Tinggi Tinggi Lebar daun Panjang Jumlah


tumbuhan batang daun daun
2 17,2 10 5,7 6,2 7,2
3 18,5 16 4,9 6,6 9,3
4 32,1 19,8 6,1 8,1 18,3
5 35,8 24,3 8 9,8 26,6
6 38,6 25,8 9,6 11,8 28,1
Diagram 2. tanaman kacang kedelai

40
35
30
25
20
15
10
5
0
1 2 3 4 5

Tinggi tumbuhan Tinggi batang Lebar daun


Panjang daun Jumlah daun

IV.2 Pembahasan
Pada tanaman buncis tegak dapat dilihat bagian hasilnya dari tabel diatas, rata
rata kenaikan pada tanaman tersebut mengalami kenaikan tiap minggunya. Pada
tinggi tumbuhan buncis tegak pada minggu kedua sekitar 14,8 cm diukur saat minggu
ketiga tingginya 28 cm, begitu juga dengan minggu selanjutnya hingga minggu ke 6
mengalami kenaikan sekitar 50,6 cm. Pada tinggi batang pada minggu kedua 6 cm,
pada minggu ketiga15,6 cm, pada minggu keempat 26,8 cm, pada minggu kelima36,6
cm dan minggu keenam 45,4 cm. Begitu juga dengan lebar daun pada minggu kedua
4,7 cm, pada minggu ketiga 6,9 cm, pada minggu keempat 12, 8cm, pada minggu
kelima 10,2 cm, minggu keenam 12,6 cm. Begitu juga dengan Panjang daun dan
jumlah daun mengalami kenaikan jumlah ukuran serta banyak daun.

Pada tanaman kacang kedelai dilihat dari tabel diatas juga mengalami
kenaikan setiap minggunya. Jika dilihat dari tinggi tumbuhan pada minggu kedua
17,2 cm, minggu ketiga 18,5 cm, minggu keempat 32,1 cm, minggu kelima 35,8 cm
dan minggu keenam 38,6 cm. Pada tinggi batang diminggu kedua 10 cm, minggu
ketiga 16 cm, minggu keempat 19,8 cm, minggu kelima 24,3 cm dan minggu keenam
25, 8 cm. Begitu juga dengan lebar daun, Panjang daun dan jumlah daun yang
mengalami kenaikan dan jumlah disetiap minggunya.

Dari pembahasan diatas,terdapat kenaikan per minggunya dari tinggi


tumbuhan sampai jumlah daun tanaman dan juga terdapat bunga dan buah, hal ini
dikarenakan nutrisi yang diberikan cukup untuk dosis kedua sampel tumbuhan
tersebut. Dan juga terdapatnya jarak tanam sehingga cukupnya unsur zat hara serta
cahaya matahari pada tanaman tersebut. Beberapa penelitian tentang jarak tanam

18
menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam, maka semakin tinggi tanaman
tersebut dan secara nyata berpengaruh pada jumlah cabang serta luas daun. Tanaman
yang diusahakan pada musim kering dengan jarak tanam rapat akan berakibat pada
pemanjangan ruas, oleh karena jumlah cahaya yang dapat mengenai tubuh tanaman
berkurang. Akibat lebih jauh terjadi peningkatan aktifitas auksin sehingga sel-sel
tumbuh memanjang. (Budiastuti, 2000).

Pada minggu ke dua, dilakukan pemupukan tanah menggunakan pupuk


kendang yang dicampurkan dolomit. Pemupukan tanah dengan pupuk kandang dapat
mengakibatkan tanah menjadi baik dengan daya mengikat airnya menjadi lebih
tinggi. Pupuk kandang juga berpengaruh terhadap keadaan fisik, kimia dan biologis
tanah.

Menurut Buckman dan Brady (1982), mengatakan bahwa pupuk kandang


merupakan lapisan yang berada di permukaan tanah mempunyai sifat yang dapat
mengikat air permukaan empat sampai enam kali beratnya sendiri dan air merupakan
kebutuhan yang paling penting untuk melarutkan unsur hara di dalam tanah dan
dimanfaatkan oleh tanaman. Fungsi pupuk kandang antara lain mampu
mengembangkan beberapa unsur hara seperti fosfor, nitrogen, sulfur, kation dan dapat
melepaskan unsur P dari oksidasi Fe tanah dan dapat membentuk senyawa kompleks
dengan unsur makro dan mikro sehingga tanaman dapat mengurangi proses
pencucian dari unsur yang dikandungnya (Suwardjono, 2003).
Selain itu peranan penting dari pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman adalah sebagai berikut :
a) Pupuk kandang mengandung zat seperti N(0,97), P(0,69), K(1,66) .
b) Mampu melonggarkan susunan tanah terutama jenis tanah liat sehingga udara
mudah menembus kedalam, dengan kata lain dapat memperbaiki aerase tanah.
c) Meningkatkan daya serap tanah terhadap air, sehingga ketersediaanair yang
dibutuhkan tanaman memadai..
d) Mendorong kehidupan dan perkembangan jasad renik tanah yang berguna untuk
mengubah zat-zat makanan di dalam tanah.

19
Saat minggu ketiga dilakukannya penanaman benih dengan cara mengukur
jarak tanam dan lubang tanam. Setelah diamati pada minggu keempat terdapat
beberapa lubang tanam yang tidak tumbuh hal dikarenakan pada saat benih
ditancapkan terlalu dalam sehingga tidak munculnya tanaman diatas permukaan
tanah. Pada benih yang tidak tumbuh tersebut dilakukannya penyisipan, penyisipan
dilakukan pada tanaman buncis tegak yang dilakukan pada minggu ke 6 praktikum.

20
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V. I Kesimpulan
Pada praktikum dasar dasar agronomi membudidayakan tanaman buncis tegak
dan kacang kedelai dapat disimpulkan bahwa setiap tanaman yang diberikan
perlakuan dengan baik akan mengalami pertumbuhan yang baik. Jika dilihat dari
tujuan pada praktikum ini, tanaman tumbuh dengan baik seperti tinggi tumbuhan
setiap minggunya mengalami kenaikan tinggi saat diukur, jumlah daun yang setiap
minggu mengalami kenaikan dan tumbuhan bunga. Tujuan praktikum kali ini tercapai
dengan baik.

V.II Saran
1. Selama praktikum berlangsung praktikan harus membawa alat alat yang
dibutuhkan saat praktikum

2. Praktikan dengan seksama mendengarkan intruksi dari asisten dosen agar


praktikum berjalan dengan lancer.
DAFTAR PUSTAKA

Rukmana. 1998. Bertanam Buncis. Yogyakarta : Kanisius

Maesan dan Sadikin. 1992. Penyebaran Buncis. Bogor: IPB.

Nazir. 2000. Dasar-Dasar Agronomi. Palembang: Universitas Sriwijaya

Purwono. 2007. Budidaya dan Jenis Tanaman Pangan Unggul.

Bogor : Penebar Swadaya

Putu Budi Adnyana, Ida Bagus Putu Arnyana, 2000, Morfologi Tumbuhan, Sekolah Tinggi

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Singaraja.

Rubatzty. 1998. Sayuran Dunia 1. Bandung : ITB


LAMPIRAN
a. Tanaman buncis tegak

Tabel 3. Pengamatan vegetatif

Minggu ke Pengamatan
Tinggi Tinggi Lebar daun Panjang Jumlah
Tumbuhan batang daun daun
Minggu 2 16 5,5 6 6,5 5
16,5 7 6 6 2
14 6 5,5 4 5
12 6 1 2 6
15,5 5,5 5 6 2
Rata-rata 14,8 6 4,7 4,9 4

Tabel 4. Pengamatan Vegetatif

Minggu ke Pengamatan
Tinggi Tinggi Lebar daun Panjang Jumlah
Tumbuhan batang daun daun
Minggu 3 29 17 6,5 11 8
25 13 6 10 9
28 14 6 11 8
28 15 8 12 8
30 19 8 12,5 8
Rata-rata 28 15,6 6,9 11,3 8,2

Tabel 5. Pengamatan Variabel

Minggu ke Pengamatan
Tinggi Tinggi Lebar daun Panjang Jumlah
Tumbuhan batang daun daun
Minggu 4 42 31 13 8 14
40 27 13 8 12
40 28 12 8 11
38 25 12 8 13
48 23 14 9,5 17
Rata-rata 41,6 26,8 12,8 8,3 13,4
Tabel 6. Pengamatan Vegetatif

Minggu ke Pengamatan
Tinggi Tinggi Lebar daun Panjang Jumlah
Tumbuhan batang daun daun
Minggu 5 48 40 10 16 20
45 38 10 16 18
46 40 10 15 17
44 35 11 15 19
51 30 10 18
Rata-rata 46,8 36,6 10,2 16

Tabel 7. Pengamatan Vegetatif

Minggu ke Pengamatan
Tinggi Tinggi Lebar daun Panjang Jumlah
Tumbuhan batang daun daun
Minggu 6 50 49 12 18 26
49 47 12 18 24
50 48 12 16 23
48 45 14 17 30
56 38 13 21 29
Rata-rata 50,6 45,4 12,6 18 26,4

b. Tanaman Kacang Kedelai

Tabel 8. Pengamatan Vegetatif

Pengamatan
Minggu ke Tinggi Tinggi Letak daun Panjang Jumlah
Tanaman batang daun daun
18 11,5 6 6 10
18,5 10 6 7 7
20 9 6,5 7 7
Minggu 2 13 9 4 4 2
20 12,5 6,5 7 10
15 9 5 6 7
15,5 9 6 6 7
Rata-rata 17,2 10 5,7 6,2 7,2

24
Tabel 9. Pengamatan Vegetatif

Pengamatan
Minggu ke Tinggi Tinggi Letak daun Panjang Jumlah
Tanaman batang daun daun
16 14 4 6 8
21 18 6 7 8
22 19 6,5 9 11
Minggu 3 14 14,6 2,9 4 8
24 18,9 6 8,5 11
16 11,2 4,3 4,8 8
16 16 4,6 6,8 11
Rata-rata 18,5 16 4,9 6,6 9,3

Tabel 10. Pengamatan Vegetatif

Pengamatan
Minggu ke Tinggi Tinggi Letak Panjang Jumlah
Tanaman batang daun daun daun
23 17 6 5,8 11
39,5 21 7 10,6 28
42 27 8 12 26
Minggu 4 23 15 3,9 4,1 8
45 26 8 12,3 29
18 14 4,3 5,1 11
34 19 5 7 15
Rata-rata 32,1 19,8 6,1 8,1 18,3

Tabel 11. Pengamatan Vegetatif

Pengamatan
Minggu ke Tinggi Tinggi Letak Panjang Jumlah
Tanaman batang daun daun daun
Minggu 5 28 20 8 9 45
42 24 9 12 30
45 30 10 14 32
27 28 6 6 12
48 29 9 14 35
21 17 6 6 14
40 22 8 8 18
Rata-rata 35,8 24,3 8 9,8 26,6

25
Tabel 12. Pengamatan Variabel

Pengamatan
Minggu ke Tinggi Tinggi Letak daun Panjang Jumlah
Tanaman batang daun daun
Minggu 6 30 24 10 12 20
45 26 10 14 32
46 32 12 15 38
30 22 8 8 20
50 32 11 17 40
25 20 8 8 22
44 25 8 9 25
Rata-rata 38,6 25,8 9,6 11,8 28.1

c. Penyisipan Tanaman

Tanaman buncis tegak

Tabel.13 Pengamatan variabel

Minggu ke Tinggi Tinggi Lebar daun Panjang Jumlah


tanaman batang daun daun
5 4 1 2 2
Minggu 2
8 6 3 3 2

Tabel.14 Pengamatan variabel

Minggu ke Tinggi Tinggi Lebar daun Panjang Jumlah


tanaman batang daun daun
19 8 7 6 5
Minggu 3
16 7 5 4,5 2

26
Tabel.15 Pengamatan variabel

Minggu ke Tinggi Tinggi Lebar daun Panjang Jumlah


tanaman batang daun daun
21 10 9 8 7
Minggu 4
18 8 6 7 5

Tabel.16 Pengamatan variabel

Minggu ke Tinggi Tinggi Lebar daun Panjang Jumlah


tanaman batang daun daun
25 13 12 10 12
Minggu 5
21 12 9 10 11

27
DOKUMENTASI

Minggu gambar
ke
1

Gambar 3. Dokumentasi

Gambar 4. Dokumentasi

Gambar 5. Dokumentasi

28
Gambar 6. Dokumentasi

Gambar 7. Dokumentasi

Gambar 8. Dokumentasi

29

Anda mungkin juga menyukai