Oleh
NIM : 2210252031
2. Vania Fadhillah
DAPARTEMEN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga penulisan “Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi ” ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu. Laporan ini saya buat dengan semaksimal mungkin
berdasarkan hasil dan data saat praktikum.
Terimakasih saya ucapkan kepada dosen dan asisten dosen yang telah
membantu dalam memperoleh hasil dan data praktikum serta bimbingan yang
diberikan selama praktikum. Dan saya juga berterimakasih kepada rekan rekan
kelompok saya yang telah membantu dan menjalin kerja sama dalam pratikum.
Aulia septia
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah.......................................................................2
C. TUJUAN...............................................................................................................3
D. MANFAAT...........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................4
A. Tanaman................................................................................................................4
B. Perlakuan.............................................................................................................11
BAB III METODE PRAKTIKUM..............................................................................14
A. Waktu dan Tempat..............................................................................................14
B. Alat dan Bahan....................................................................................................14
C. Pelaksanaan.........................................................................................................14
D. Variabel Pengamatan..........................................................................................16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................17
IV.1 Hasil.................................................................................................................17
IV.2 Pembahasan.....................................................................................................18
BAB V.........................................................................................................................21
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................21
V. I Kesimpulan.....................................................................................................21
V.II Saran.................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................22
LAMPIRAN................................................................................................................23
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. Dokumentasi…………………………………………………………….29
Gambar 4. Dokumentasi…………………………………………………………….29
Gambar 5. Dokumentasi…………………………………………………………….29
Gambar 6. Dokumentasi…………………………………………………………….30
Gambar 7. Dokumentasi…………………………………………………………….30
Gambar 8. Dokumentasi…………………………………………………………….30
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran……………………………………………………………………………..23
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Buncis merupakan salah satu sayuran yang jamak diolah menjadi salah satu
masakan rumah tangga masyarakat Indonesia. Bahkan Indonesia termasuk sebagai
Negara yang memproduksi buncis terbesar di dunia bersama Argentina, China,
Perancis, Italia, Belanda, Spanyol, dan Amerika Serikat. Tetapi buncis bukanlah
tanaman asli Indonsia. Buncis diperkirakan berasal dari Peru. Buncis dapat menyebar
ke seluruh dunia karena peran dari penjajah Spanyol yang memperkenalkan sayuran
buncis ke seluruh Eropa 2 dan akhirnya berkembang ke seluruh dunia.
Tanaman buncis dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe merambat
(bersifat indeterminate) dan tipe tegak (bentuk semak dan bersifat determinate).
Kultipar merambat memiliki percabangan yang lebih banyak dan jumlah buku bunga
yang lebih banyak sehingga mempunyai potensi hasil yang lebih besar. Tipe buncis
rambat panjangnya dapat mencapai 3 meter dan mudah rebah sehingga memerlukan
1
lanjaran/turus agar dapat tumbuh dengan baik, tipe tegak umumnya pendek dengan
tinggi tidak lebih dari 60 cm.
Kacang kedelai merupakan bahan pangan penting sumber protein nabati yang
dikonsumsi setiap hari oleh masyarakat dunia, sehingga kebutuhan kedelai dari tahun
ke tahun selalu meningkat. Kedelai, selain bahan makanan, juga digunakan untuk
bahan baku industry dan pakan ternak. Dengan demikian, komoditas ini selalu
dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh masyarakat (Cahyono,2007).
2
C. TUJUAN
D. MANFAAT
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah kita dapat mengetahui perkembangan
tanaman pangan dan cara merawat hingga pasca panen agar bisa mendapatkan hasil
yang lebih optimal.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman
Tanaman Buncis
- Sub-kelas : Rosidae
- Ordo : Fabales
- Genus : Phaseolus
4
Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan sayuran yang termasuk famili
leguminose. Tanaman buncis cocok dibudidayakan pada dataran medium maupun
dataran tinggi. Tanaman buncis dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu merambat
dan tipe tegak/perdu, dan buncis blue lake tergolong dalam tipe tegak. Tipe tegak
umumnya pendek, berkisar antara (30-50) cm (Waluyo dan Djuariah, 2013).
Bentuk daun bulat lonjong, ujung daun runcing, tepi daun rata, berbulu, dan
memiliki tulang daun yang menyirip. Setiap cabang terdapat tiga daun yang
kedudukannya berhadapan. Daun ukuran kecil memiliki panjang (7,5-9) cm dan lebar
(6-7,5) cm, sedangkan daun besar memiliki panjang (11-13) cm dan lebar (10-11) cm
(Cahyono, 2003).
5
Biji buncis berbentuk bulat agak panjang atau pipih berwarna putih,
hitam,ungu, coklat atau merah berbintik-bintik putih. Biji dapat digunakan sebagai
benih dalam perbanyakan secara generatif. Biji berukuran agak besar, dengan bentuk
bulat lonjong, agak melengkung dengan berat biji berkisar antara 16- 40,6 g (berat
100 biji), tergantung dengan varietasnya (Cahyono, 2003).
Syarat tumbuh bunci (Phaseolus Vulgaris L.) antara lain yang pertama tanah.
Tanaman buncis dapat tumbuh dengan baik bila ditanam di dataran tinggi, yaitu
sekitar 1.000 – 1.500 meter diatas permukaan laut. Jenis tanah yang cocok adalah
andosol dan regosol kerena mempunyai drainase yang baik. Tanah andosol hanya
terdapat didaerah pengunungan yang mempunyai iklim sedang dengan curah hujan
diatas 1.500-2.500 mm/tahun. Yang kedua, curah hujan. Tanaman buncis dapat
tumbuh dengan baik pada daerah dengan curah hujan 1,500-2,500 mm/tahun.
Tanaman ini pada akhir musim kemarau atau akhir musim hujan.
Pada saat peralihan, air hujan tidak begitu banyak sehingga sangat cocok
untuk fase pertumbuhan awal tanaman buncis, fase pengisian, dan pemasakan polong.
Pada fase tersebut dikhawatirkan terjadi serangan penyakit bercak bila curah hujan
terlalu tinggi Yang ketiga Suhu Suhu lara yang paling baik untuk pertumbuhan buncis
adalah 20-25°C. Pada suhu kurang dari 20 C tanaman tidak dapat melakukan proses
fotosintesis dengan baik, akibatnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan
jumlah polong yang dihasilkan akan sedikit. Sebaliknya, pada suhu udara yang lebih
tinggi dari 25 derajat hanyak polong yang hampa. Hal ini terjadi karena proses
pernapasan (respirasi) lebih besar dari pada proses fotosintesis pada suhu tinggi.
Yang keempat Cahava Cahaya matahari diperlukan oleh tanaman untuk proses
fotosintests Umumnya tanaman buncis membutuhkan cahaya matahari yang besar
atau sekatir 400-800. footcandles (Macsan 1992)
Tanaman kedelai (Glycine max (L) merrill ) merupakan salah satu tanaman
yang tergolong dalam famili leguminosa. (kacang – kacangan). Tanaman kedelai
6
berbentuk semak pendek setinggi 30 – 100 cm. Tanaman kedelai memiliki buah
berbentuk polong dan bijinya berbentuk lonjong (Suprapti, 2003). Tanaman kedelai
adalah tanaman semusim yang penanamannya biasa pada musim kemarau karena
tidak memerlukan banyak air. Sistematika tanaman kedelai menurut Acquaah (2008)
adalah sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Akar,
Salah satu kekhasan dari sistem perakaran tanaman kedelai adalah adanya
interaksi simbiosis antara bakteri nodul akar (Rhizobium japanicum)dengan akar
tanaman kedelai yang menyebabkan terbentuknya bintil akar. Bintil akar sangat
berperan dalam proses fiksasi Nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman kedelai
untuk kelanjutan pertumbuhannya (Sarwanto, 2008).
Batang,
Batang tanaman kedelai tidak berkayu, berbatang jenis perdu (semak), berambut
atau berbulu dengan struktur bulu yang beragam, berbentuk bulat, bewarna hijau, dan
7
panjangnya bervariasi antara 30-100 cm. Batang tanaman kedelai dapat membentuk
cabang 3-6 cabang. Percabangan mulai terbentuk atau tumbuh ketika tinggi tanaman
sudah mencapai 20 cm. Banyaknya jumlah cabang setiap tanaman bergantung pada
varietas dan kepadatan populasi tanaman. Jika kepadatan tanaman rapat, maka cabang
yang tumbuh berkurang atau bahkan tidak tumbuh cabang sama sekali (Cahyono,
2007).
Daun,
Bunga,
Bunga kedelai disebut bunga kupu-kupu dan merupakan bunga sempurna. Bunga
kedelai memiliki 5 helai daun mahkota, 1 helai bendera, 2 helai sayap, dan 2 helai
tunas. Benang sarinya ada 10 buah, 9 buah diantaranya bersatu pada bagian pangkal
membentuk seludang yang mengelilingi putik. Benang sari kesepuluh terpisah pada
bagian pangkalnya, seolah-olah penutup seludang. Bunga tumbuh diketiak daun
membentuk rangkaian bunga terdiri atas 3 sampai 15 buah bunga pada tiap
tangkainya (Suhaeni, 2008).
Buah,
Buah kedelai disebut buah polong seperti buah kacang-kacangan lainnya. Setelah
tua, warna polong ada yang cokelat, cokelat tua, cokelat muda, kuning jerami, cokelat
kekuning-kuningan, cokelat keputihan-putihan, dan putih kehitam-hitaman. Jumlah
biji setiap polong antara 1 sampai 5 buah. Permukaan ada yang berbulu rapat, ada
8
yang berbulu agak jarang. Setelah polong masak, sifatnya ada yang mudah pecah, ada
yang tidak mudah pecah,tergantung varietasnya (Darman, 2008).
Biji,
Biji kedelai memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, bergantung
pada varietasnya. Bentuknya ada yang bulat lonjong, bulat, dan bulat agak pipih.
Warnanya ada yang putih, krem, kuning, hijau, cokelat, hitam, dan sebagainya.
Warna-warna tersebut adalah warna dari kulit bijinya. Ukuran biji ada yang
berukuran kecil, sedang, dan besar. Namun, di luar negeri, misalnya di Amerika dan
Jepang biji yang memiliki bobot 25 g/100 biji dikategorikan berukuran besar
(Prabowo,2013).
Iklim,
Kedelai sebagian besar tumbuh didaerah yang beriklim tropis dan subtropis.
Kedelai dapat tumbuh baik ditempat yang berhawa panas, ditempat– tempat yang
terbuka dan bercurah hujan 100 – 400 mm per bulan. Sedangkan untuk mendapatkan
hasil yang optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200
mm/bulan (Septiatin. 2008).
Ketinggian Tempat,
Kedelai cocok ditanam didaerah dengan ketinggian 100 – 500 meter di atas
permukaan laut. Lazimnya, kedelai ditanam pada musim kemarau, yakni setelah
panen padi pada musim hujan. Pada saat itu, kelembapan tanah masih bisa
dipertahankan. Kedelai memerlukan pengairan yang cukup, tetapi volume air yang
terlalu banyak tidak menguntungkan bagi kedelai, karena akarnya bisa membusuk.
9
Tanaman kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian 0,5-300 m dpl.
Sedangkan varietas kedelai berbiji besar cocok ditanam dilahan dengan ketinggian
300-500 m dpl (Suhaeni. 2007). Kacang kedelai dengan ukuran kecil sangat baik
ditanam dilahan pada ketinggian 0,5 sampai 300 meter diatas permukaan laut.
Sementara itu, kacang kedelai dengan ukuran biji lebih besar jauh lebih baik ditanam
diketinggian mulai dari 300 sampai 500 meter diatas permukaan laut (Prabowo.
2011).
Curah Hujan,
Selama pertumbuhan tanaman, kebutuhan air untuk tanaman kedelai sekitar 350 –
550 mm. Kekurangan atau kelebihan air akan berpengaruh terhadap produksi kedelai.
Untuk mengurangi pengaruh terhadap produksi kedelai. Oleh karena itu, untuk
mengurangi pengaruh negatif dari kelebihan air, dianjurkan untuk membuat saluran
drainase sehingga jumlah air lebih dapat diatur dan dapat terbagi secara merata.
Ketersediaan air tersebut bisa berasal dari saluran irigasi atau dari curah hujan yang
turun. Tumbuhan kedelai yang memerlukan curahan air yang banyak atau
kelembapan tanah yang cukup tinggi (Sarwanto, A. 2008)
Temperatur,
Intensitas Matahari,
10
Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tanaman untuk
proses fotosintesis. Fotosintesis tanaman dapat berjalan dengan baik apa bila tanaman
mendapat kan penyinaran cahaya matahari yang cukup. Bibit kedelai dapat tumbuh
dengan baik, cepat dan sehat, pada cuaca yang hangat dimana cahaya matahari terang
dan penuh (Tini, 2012).
Tanah,
Tanaman kedelai sebenar nya dapat tumbuh di semua jenis tanah. Namun
demikian, untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang optimal
kedelai harus di tanam pada jenis tanah yang bersetruktur lempung berpasir atau liat
berpasir Hal ini tidak hanya terkait dengan ketersediaan air untuk mendukung
pertumbuhan, tetapi juga terkait dengan faktor lingkungan tumbuh yang lain
(Septiatin, 2008).
B. Perlakuan
Pada tanaman buncis, Tanaman buncis tegak dapat tumbuh optimum pada
suhu (20-25)0C di ketinggian (300-600) m dpl, dengan pH tanah 5,8-6,0. Buncis peka
terhadapkekeringan dan genangan air, sehingga sebaiknya ditanam pada daerah
dengan irigasi dan drainase yang baik. Tanaman ini sangat cocok tumbuh di tanah
lempung ringan dengan drainase yang baik (Setiawati, et al. 2007).
11
Pemberian kapur dilakukan sekitar 2 hingga 4 minggu sebelum tanam bersamaan
dengan pengolahan lahan.
Manfaat unsur hara nitrogen pada urea membuat bagian tanaman lebih hijau
dan segar, mempercepat pertumbuhan dan menambah kandungan protein hasil panen.
Gejala kekurangan unsur hara nitrogen pada tanaman yaitu seluruh tanaman berwarna
pucat kekuningan, pertumbuhan lambat dan kerdil, daun tua berwarna kekuningan
dimulai dari ujung daun menajalar ke tulang daun, pertumbuhan buah tidak sempurna
seringkali masak sebelum waktunya, dan jika dalam keadaan kekurangan yang parah
daun menjadi kering dimulai dari bagian bawah tanaman terus ke bagian atas
tanaman (Nurhayati , dkk, 1986).
Kelebihan pupuk urea yaitu ketika pupuk urea digunakan sesuai porsi dan
diukur melalui metodologi yang tepat, maka ureaakan memberikan hasil produksi
yang optimal. Pupuk urea dapat dengan mudah disimpan, diangkut dan ditangani
denganaman. Urea tidak berpotensi menimbulkan bahaya ledakan. Komposisi
nutrisi / unsur hara nitrogen yang diberikan oleh ureadapat meningkatkan
produktivitas tanah dan memperkaya kandungan nutrisinya. Urea juga memberikan
unsur-unsurrelevan yang diperlukan tanaman, sehingga urea dapat menopang
kehidupan tanaman (Anonim, 2012).
12
Pupuk urea juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain : urea dapat
menghasilkan polutan berbahaya selama prosesproduksi pada proses produksi yang
melibatkan emisi gas polutan di udara. Selain dapat menambah unsur hara
nitrogenbagi tanah, pada kondisi tertentu urea dapat mengganggu kestabilan pH di
dalam tanah yang mengakibatkan terganggunyakesuburan alami tanah tersebut
(Anonim, 2012)
13
BAB III METODE PRAKTIKUM
C. Pelaksanaan
1. Pengolahan lahan
Pupuk kandang yang sudah matang diberikan pada setiap bedengan setelah
dilakukan pengolahan tanah. Masing-masing bedengan diberikan 4kg pupuk kandang
yang dicampurkan dengan pupuk dolomit sebanyak 0,6kg/bedengan.
3. Penanaman
Pada praktikum ini, perlakuan jarak tanam pada buncis adalah 30 x 40 cm dan
untuk kacang kedelai 40 x 20 cm. Penanaman dilakukan dengan kedalaman lobang
tanam 2-3 cm dengan jumlah 1 benih/lubang tanam. Sehingga, untuk tanaman buncis
didapatkan 20 lubang dan tanaman kacang kedelai 30 lubang. Penyisipan dilakukan 1
minggu setelah tanam terhadap benih yang tidak tumbuh. Tanaman yang melakukan
penyisipan adalah tanaman buncis tegak dengan penanaman benih 2 lubang.
4. Pemupukan
5. Penyiraman
6. Penyiangan
15
D. Variabel Pengamatan
Pada praktikum ini dikakukan pengamatan dengan cara menghitung dan
mengukur (vegetatif), seperti :
- Tinggi tanaman
- Diameter tanaman
- Panjang daun tanaman
- Lebar daun tanaman
- Jumlah daun tanaman
16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Tabel 1. Pengamatan vegetatif tanaman buncis tegak
Rata-rata
Minggu Tinggi Tinggi Lebar Panjang Jumlah
Ke Tumbuhan batang daun daun daun
2 14,8 6 4,7 4,9 4
3 28 15,6 6,9 11,3 8,2
4 41,6 26,8 12,8 8,3 13,4
5 46,8 36,6 10,2 16
6 50,6 45,4 12,6 18 26,4
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5
40
35
30
25
20
15
10
5
0
1 2 3 4 5
IV.2 Pembahasan
Pada tanaman buncis tegak dapat dilihat bagian hasilnya dari tabel diatas, rata
rata kenaikan pada tanaman tersebut mengalami kenaikan tiap minggunya. Pada
tinggi tumbuhan buncis tegak pada minggu kedua sekitar 14,8 cm diukur saat minggu
ketiga tingginya 28 cm, begitu juga dengan minggu selanjutnya hingga minggu ke 6
mengalami kenaikan sekitar 50,6 cm. Pada tinggi batang pada minggu kedua 6 cm,
pada minggu ketiga15,6 cm, pada minggu keempat 26,8 cm, pada minggu kelima36,6
cm dan minggu keenam 45,4 cm. Begitu juga dengan lebar daun pada minggu kedua
4,7 cm, pada minggu ketiga 6,9 cm, pada minggu keempat 12, 8cm, pada minggu
kelima 10,2 cm, minggu keenam 12,6 cm. Begitu juga dengan Panjang daun dan
jumlah daun mengalami kenaikan jumlah ukuran serta banyak daun.
Pada tanaman kacang kedelai dilihat dari tabel diatas juga mengalami
kenaikan setiap minggunya. Jika dilihat dari tinggi tumbuhan pada minggu kedua
17,2 cm, minggu ketiga 18,5 cm, minggu keempat 32,1 cm, minggu kelima 35,8 cm
dan minggu keenam 38,6 cm. Pada tinggi batang diminggu kedua 10 cm, minggu
ketiga 16 cm, minggu keempat 19,8 cm, minggu kelima 24,3 cm dan minggu keenam
25, 8 cm. Begitu juga dengan lebar daun, Panjang daun dan jumlah daun yang
mengalami kenaikan dan jumlah disetiap minggunya.
18
menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam, maka semakin tinggi tanaman
tersebut dan secara nyata berpengaruh pada jumlah cabang serta luas daun. Tanaman
yang diusahakan pada musim kering dengan jarak tanam rapat akan berakibat pada
pemanjangan ruas, oleh karena jumlah cahaya yang dapat mengenai tubuh tanaman
berkurang. Akibat lebih jauh terjadi peningkatan aktifitas auksin sehingga sel-sel
tumbuh memanjang. (Budiastuti, 2000).
19
Saat minggu ketiga dilakukannya penanaman benih dengan cara mengukur
jarak tanam dan lubang tanam. Setelah diamati pada minggu keempat terdapat
beberapa lubang tanam yang tidak tumbuh hal dikarenakan pada saat benih
ditancapkan terlalu dalam sehingga tidak munculnya tanaman diatas permukaan
tanah. Pada benih yang tidak tumbuh tersebut dilakukannya penyisipan, penyisipan
dilakukan pada tanaman buncis tegak yang dilakukan pada minggu ke 6 praktikum.
20
BAB V
V. I Kesimpulan
Pada praktikum dasar dasar agronomi membudidayakan tanaman buncis tegak
dan kacang kedelai dapat disimpulkan bahwa setiap tanaman yang diberikan
perlakuan dengan baik akan mengalami pertumbuhan yang baik. Jika dilihat dari
tujuan pada praktikum ini, tanaman tumbuh dengan baik seperti tinggi tumbuhan
setiap minggunya mengalami kenaikan tinggi saat diukur, jumlah daun yang setiap
minggu mengalami kenaikan dan tumbuhan bunga. Tujuan praktikum kali ini tercapai
dengan baik.
V.II Saran
1. Selama praktikum berlangsung praktikan harus membawa alat alat yang
dibutuhkan saat praktikum
Putu Budi Adnyana, Ida Bagus Putu Arnyana, 2000, Morfologi Tumbuhan, Sekolah Tinggi
Minggu ke Pengamatan
Tinggi Tinggi Lebar daun Panjang Jumlah
Tumbuhan batang daun daun
Minggu 2 16 5,5 6 6,5 5
16,5 7 6 6 2
14 6 5,5 4 5
12 6 1 2 6
15,5 5,5 5 6 2
Rata-rata 14,8 6 4,7 4,9 4
Minggu ke Pengamatan
Tinggi Tinggi Lebar daun Panjang Jumlah
Tumbuhan batang daun daun
Minggu 3 29 17 6,5 11 8
25 13 6 10 9
28 14 6 11 8
28 15 8 12 8
30 19 8 12,5 8
Rata-rata 28 15,6 6,9 11,3 8,2
Minggu ke Pengamatan
Tinggi Tinggi Lebar daun Panjang Jumlah
Tumbuhan batang daun daun
Minggu 4 42 31 13 8 14
40 27 13 8 12
40 28 12 8 11
38 25 12 8 13
48 23 14 9,5 17
Rata-rata 41,6 26,8 12,8 8,3 13,4
Tabel 6. Pengamatan Vegetatif
Minggu ke Pengamatan
Tinggi Tinggi Lebar daun Panjang Jumlah
Tumbuhan batang daun daun
Minggu 5 48 40 10 16 20
45 38 10 16 18
46 40 10 15 17
44 35 11 15 19
51 30 10 18
Rata-rata 46,8 36,6 10,2 16
Minggu ke Pengamatan
Tinggi Tinggi Lebar daun Panjang Jumlah
Tumbuhan batang daun daun
Minggu 6 50 49 12 18 26
49 47 12 18 24
50 48 12 16 23
48 45 14 17 30
56 38 13 21 29
Rata-rata 50,6 45,4 12,6 18 26,4
Pengamatan
Minggu ke Tinggi Tinggi Letak daun Panjang Jumlah
Tanaman batang daun daun
18 11,5 6 6 10
18,5 10 6 7 7
20 9 6,5 7 7
Minggu 2 13 9 4 4 2
20 12,5 6,5 7 10
15 9 5 6 7
15,5 9 6 6 7
Rata-rata 17,2 10 5,7 6,2 7,2
24
Tabel 9. Pengamatan Vegetatif
Pengamatan
Minggu ke Tinggi Tinggi Letak daun Panjang Jumlah
Tanaman batang daun daun
16 14 4 6 8
21 18 6 7 8
22 19 6,5 9 11
Minggu 3 14 14,6 2,9 4 8
24 18,9 6 8,5 11
16 11,2 4,3 4,8 8
16 16 4,6 6,8 11
Rata-rata 18,5 16 4,9 6,6 9,3
Pengamatan
Minggu ke Tinggi Tinggi Letak Panjang Jumlah
Tanaman batang daun daun daun
23 17 6 5,8 11
39,5 21 7 10,6 28
42 27 8 12 26
Minggu 4 23 15 3,9 4,1 8
45 26 8 12,3 29
18 14 4,3 5,1 11
34 19 5 7 15
Rata-rata 32,1 19,8 6,1 8,1 18,3
Pengamatan
Minggu ke Tinggi Tinggi Letak Panjang Jumlah
Tanaman batang daun daun daun
Minggu 5 28 20 8 9 45
42 24 9 12 30
45 30 10 14 32
27 28 6 6 12
48 29 9 14 35
21 17 6 6 14
40 22 8 8 18
Rata-rata 35,8 24,3 8 9,8 26,6
25
Tabel 12. Pengamatan Variabel
Pengamatan
Minggu ke Tinggi Tinggi Letak daun Panjang Jumlah
Tanaman batang daun daun
Minggu 6 30 24 10 12 20
45 26 10 14 32
46 32 12 15 38
30 22 8 8 20
50 32 11 17 40
25 20 8 8 22
44 25 8 9 25
Rata-rata 38,6 25,8 9,6 11,8 28.1
c. Penyisipan Tanaman
26
Tabel.15 Pengamatan variabel
27
DOKUMENTASI
Minggu gambar
ke
1
Gambar 3. Dokumentasi
Gambar 4. Dokumentasi
Gambar 5. Dokumentasi
28
Gambar 6. Dokumentasi
Gambar 7. Dokumentasi
Gambar 8. Dokumentasi
29