Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN LENGKAP BUDIDAYA TANAMAN

TIMUN (Cucumis sativus L)

KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
LAPORAN LENGKAP BUDIDAYA TANAMAN
TIMUN (Cucumis sativus L)

“Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Menyelesaikan Matakuliah Budidaya Tanaman
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako”

Oleh

KELOMPOK 2

1. ARASTIAWAN PALIMBUNGA (E28119187)


2. MEGA (E28119171)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021

ii
Judul : Laporan Lengkap Budidaya Tanaman Timun
(Cucumis sativus L)

Kelompok : 02

1. Arastiawan Palimbunga E28119187

2. Mega E28119171

Kelas : Agt03

Palu, Mei 2021

Mengetahui,

Koordinator Asisten Asisten Penanggung Jawab

Usman Yulianto, SP Pegi Kurniawan

Disahkan oleh :
Dosen Penanggung Jawab Praktikum
Semester Genap 2020/2021

Dr. Ir H. Usman Made. MP


NIP. 19590101 198701 1 002

iii
RINGKASAN

Budidaya tanaman adalah suatu proses menghasilkan bahan pangan dan


berbagai produk agroindustri lainnya dengan memanfaatkan sumberdaya
tumbuhan. Yang menjadi objek budidaya tanaman ini antara lain tanaman
hortikultura, tanaman pangan dan tanaman perkebunan.
Timun (Cucumis sativus) sudah dikenal dan banyak digemari oleh
masyarakat di Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, buah dapat dimanfaatkan
sebagai bahan untuk obat – obatan dan kosmetik. Mentimun berasal dari bagian
utara0India masuk ke wilayah Cina. Pada tahun 1882, de Condolle memasukkan
ke dalam daftar tanaman asli India. Hingga menyebar keseluruh dunia terutama
daerah tropika
Iklim yang sesuai untuk pertumbuhan tanam timun yaitu dengan
kelembapan relatif udara (RH) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun untuk
pertumbuhannya antara 50-85 %, curah hujan antara 200-400 mm/bulan, dengan
suhu 22 -30ºC, dapat tumbuh baik di ketinggian 0-1000 m dpl, suhu tanah kurang
dari 18°C dan suhu udara kurang dari 25°C, dan pH antara 5,5-6,5.
Herbafarm Pupuk Cair adalah pupuk bio organik yang mengandung nutrisi
organik, bermanfaat bagi tanaman dan diperkaya mikrobia.
Aspek-aspek penting dalam budidaya tanaman timun diantaranya yaitu
pembuata jarak tanam, penanaman, aplikasi pupuk herbafarm, pengamatan tinggi
dan jumlah daun tanaman, pemeliharaan dan panen. Pemanenan tanaman timun
(Cucumis sativus) dilakukan pada saat tanaman berumur 7 minggu setelah tanam.
Rata-rata hasil pengamatan tinggi tanaman di minggu ke 2 yang tertinggi pada
perlakuan P5 dan terendah pada perlakuan P2. Minggu ke 3 pertumbuhan tercepat
pada perlakuan P0, pada minggu ke 4 perlakuan P0 sudah mencapai tinggi 45 cm.
Hasil pengamatan jumlah daun tanaman di minggu ke 2 pada tiap perlakuan
menunjukan pada perlakuan P0 hingga perlakuan P4 didpati jumlah daun yang
sama yaitu 3 helai daun dan pada perlakuan P5 dengan jumlah 4 helai daun, di
minggu ke 3 pada tiap perlakuan menunjukan pada perlakuan P0 dan P4, P1 dan
P3 didapati jumlah daun yang sama. Dan pada pengamatan jumlah daun tanaman
di minggu ke 4 pada tiap perlakuan menunjukan pada perlakuan P5 merupakan
tanaman dengan jumlah daun yang terbanyak yaitu 12 helai daun.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Lengkap dengan judul “Laporan Lengkap Budidaya Tanaman Timun (Cucumis

sativus)” Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata

kuliah Budidaya Tanaman.

Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan

ini, terutama kepada:

1. Dr. Ir H. Usman Made. MP. Sebagai Dosen Penanggung Jawab

Praktikum Mata Kuliah Budidaya Tanaman.

2. Usman Yulianto SP, sebagai koordinator Asisten Praktikum

Matakuliah Budidaya Tanaman.

3. Pegi Kurniawan sebagai asisten penanggung jawab Praktikum Mata

Kuliah Budidaya Tnaman.

Penyusun telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan laporan

ini, namun sebagai manusia tidak luput dari kesalahan dan kehilafan. Olehnya itu

dengan penuh rasa rendah hati penyusun menerima kritikan dan saran yang

sifatnya membangun. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada

pembacanya. Amin.

Palu, Mei 2021

Penyusun

v
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................ i


HALAMAN JUDUL .............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iii
RINGKASAN .......................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................ v
DAFTAR ISI ........................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................. viii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1


1.2 Tujuan Praktikum .................................................................... 3
1.3 Manfaat Praktikum .................................................................. 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ........................................................................ 4


2.1.1 Budidaya Tanaman Timun (Cucumis sativus) ............. 4
2.1.2 Syarat Tumbuh ............................................................. 7
2.1.3 Pupuk Herbafarm ......................................................... 8

BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu ................................................................. 9


3.2 Alat dan Bahan ....................................................................... 9
3.3 Prosedur Kerja ........................................................................ 9
3.3.1 Pembuatan Jarak Tanam................................................ 9
3.3.2 Penanaman .................................................................... 9
3.3.3 Aplikasi Pupuk Hebafarm ............................................. 10
3.3.4 Pengamatan ................................................................... 10
3.3.5 Pemeliharaan ................................................................. 10
3.3.6 Panen ............................................................................. 10
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ....................................................................................... 11


4.1.1 Tinggi Tanaman ............................................................ 11
4.1.2 Jumlah Daun................................................................. 11
4.2 Pembahasan ............................................................................ 12

vi
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................. 15


5.2 Saran ....................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENYUSUN

vii
DAFTAR TABEL

NO. Teks Halaman

1. Pengamatan Tinggi Tanaman ........................................................ 11


2. Pengamatan Jumlah Daun ............................................................ 11

viii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budidaya tanaman merupakan kegiatan pemeliharaan sumber daya hayati

yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat maupun hasil

panennya, Pengaturan jarak tanam dengan kepadatan tertentu bertujuan memberi

ruang tumbuh pada tiap-tiap tanaman agar tumbuh dengan baik. Jarak tanam akan

mempengaruhi kepadatan dan efisiensi penggunaan cahaya, persaingan diantara

tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara sehingga akan mempengaruhi

produksi tanaman.

Pemeliharaan tanaman merupakan aspek yang sangat penting dalam

membudidayakan tanaman. Penggunaan bibit unggul serta pemupukan yang

dilakukan secara intensif tidak akan mampu menghasilkan pertumbuhan maksimal

jika tidak diiringi dengan tindakan pemeliharaan yang benar. Kegiatan pokok

yang sangat penting dalam pemeliharaan tanaman tembesu meliputi: pembersihan

gulma, pemupukan, penyulaman, pemangkasan cabang dan pencegahan hama

penyakit. Serta melakukan pengamatan pada tanaman.

Tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) berasal dari bagian utara India

kemudian masuk ke Cina pada tahun 1882 De Condole memasukkan tanaman ini

ke daftar tanaman asli India. Pada akhirnya tanaman ini menyebar ke seluruh

dunia terutama di daerah tropika. Tanaman mentimun merupakan komoditas


sayuran yang mulai memasuki pasaran ekspor, sebagai sayuran dalam bentuk

buah segar. Penyebaran dan produksi mentimun di Indonesia dari tahun ke tahun

terus meningkat.

Masalah utama yang sering dihadapi dalam budidaya mentimun adalah

tingkat keseragaman tumbuh tanaman sangat rendah dan karena tanaman

mentimun lebih dominan menghasilkan bunga jantan dibandingkan dengan bunga

betina sehingga produksinya tidak maksimal. Untuk mengatasi masalah tersebut

maka perlu dilakukan uji berbagai dosis pupuk dan pemangkasan untuk

merangsang terbentuknya hormon terutama auxin dan giberilin yang dapat

merangsang terbentuknya bunga betina, serta penggunaan zat perangsang tumbuh

sintetis yang dapat merangsang pembentukan bunga betina lebih banyak.

Penggunaan pupuk Herbafarm juga dapat membantu pertumbuhan

tanaman mentimun baik itu vegetatif atau dalam pembentukan buah (generatif)

tanaman. Keseimbangan pemupukan akan memberikan keseimbangan antara

pertumbuhan vegetatif dan generatif.

Kandungan bahan organik didalam tanah semakin lama semakin

berkurang sehingga sangat dianjurkan penggunaan pupuk organik. organik secara

umum berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Salah

satu bahan organik yang sering digunakan petani yaitu pupuk kandang.

Penggunaan pupuk kandang sangat penting terutama dalam memperbaiki struktur

dan tekstur tanah, aerase tanah, serta dapat meng-aktifkan mikroorganisme tanah.

Berdasarkan hal-hal diatas, maka penulis melakukan praktikum dengan

judul “Budidaya Tanaman Timun (Cucumis sativus L.)”.

2
1.2 Tujuan praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu membudidayakan tanaman timun

(Cucumis sativus L) dan uji berbagai dosis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman

timun.

1.3 Manfaat praktikum

Manfaat dari praktikum ini yaitu Mahasiswa dapat menambah

pengetahuan mengetahui dosis pupuk yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman

timun dan dapat mengetahui teknik budidaya tanaman timun dengan baik dan

benar.

3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Budidaya Tanaman Timun (Cucumis sativus)

Timun (Cucumis sativus) sudah dikenal dan banyak digemari oleh

masyarakat di Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, buah dapat dimanfaatkan

sebagai bahan untuk obat – obatan dan kosmetik. Timun (Cucumis sativus) adalah

salah satu sayuran buah yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia dalam

bentuk segar. Nilai gizi ketimun cukup baik karena sayuran buah ini merupakan

sumber beberapa vitamin dan mineral (Cahyono, 2006 ).

Mentimun berasal dari bagian utara0India masuk ke wilayah Cina. Pada

tahun 1882, de Condolle memasukkan ke dalam daftar tanaman asli India. Hingga

menyebar keseluruh dunia terutama daerah tropika. Menurut ilmu botani, tanaman

mentimun diklasifikasikan sebagai berikut. (Hermawan, 2015):

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotylodenae

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Cucumis

Spesies : Cucumis sativus L.


Menurut Hermawan (2015), berdasarkan kulit buah, mentimun

digolongkan 2 kelompok, yaitu Mentimun kulit berbintik terutama pada pangkal

buah. Mentimun krai mempunyai kulit halus, tidak berbintil, warna hijau

kekuningan, serta mempunyai garis putih. Kelompok ini juga terdapat 2 jenis

yaitu ; Krai besar, yang mempunyai ukuran buah besar dan Mentimun suri atau

bonteng suri, yang mempunyai ukuran buah besar sekali, berbentuk lonjong,

harum,

Lahan tempat praktikum terlebih dahulu dibarsihkan dari tumbuhan

penggangu (gulma) dan sisa-sisa tanaman. Selanjutnya dilakukan pengolahan

tanah dengan membalikkan top soil tanah sedalam 25 cm untuk mendapatkan

tanah yang gembur. Selanjutnya dilakukan pemberian pupuk kandang untuk

memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta mengaktifkan mikroorganisme

tanah(Arifin,2011).

Sebelum benih ditanam sebaiknya dilakukan persemaian terlebih dahulu.

Media persemaian yang digunakan berupa campuran antara tanah dengan pupuk

kandang dan sebagai tempat media digunakan polybag kecil. Setelah tanaman

berumur 2 minggu siap untuk ditanam di lapangan. Penanaman benih dapat

dilakukan jika bibit telah berumur 10-14 hari atau setelah bibit memiliki dua daun.

Pada saat pemindahan bibit sebaiknya dilakukan dengan hati-hati untuk

menghindari kerusakan pada bibit. Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah

dipersiapkan terlebih dahulu dengan jarak tanam 30 x 60 cm (Wijoyo,2012).

5
Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanam dengan menggunakan

pupuk NPK dengan dosis ± 7 gr per tanaman. Pemupukan kedua dilakukan 2

minggu setelah tanam dengan dosis 10 g per tanaman. Pemupukan dilakukan

dengan cara membuat lingkaran sekitar 10 cm dari pokok tanaman. Penyiraman

dilakukan dengan menggunakan gembor. Penyiraman dilakukan setiap hari

disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Tanaman mentimun merupakan tanaman

bersifat menjalar, maka untuk membantu pertumbuhannya dapat diberikan

lanjaran sepanjang 2 meter, fungsinya untuk merambatkan tanaman sehingga

mempermudah pemeliharaan dan juga sebagai tempat penompang letak buah.

Pemasangan lanjaran dilakukan pada saat tanaman berumur 1 minggu setelah

tanam. Penyiangan dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi agar gulma yang

tumbuh tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Penyiangan dapat dilakukan

secara manual yaitu dengan mencabut gulma yang berada disekitar areal

pertanaman dan disesuaikan dengan kondisi lapangan (Wijoyo,2012).

Panen pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 30 hari setelah

tanam. Criteria buah yang dapat di panen adalah buah telah mencapai ukuran

maksimal dan masih terlihat duri-duri halus yang menempel pada buah. Panen

buah mentimun dilakukan dengan cara memotong tangkai buah menggunakan

pisau agar tidak merusak tanaman. Panen dapat diakukan sampai 3 kali dengan

interval 3 hari sekali (Ditta,2012).

6
2.1.2 Syarat Tumbuh

Kelembapan relatif udara (RH) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun

untuk pertumbuhannya antara 50-85 %, curah hujan yang diinginkan tanaman

timun antara 200-400 mm/bulan, curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk

pertumbuhan tanaman ini terlebih pada saat mulai berbunga karena curah hujan

yang sangat tinggi akan banyak menggugurkan bunga (Sumpena, 2008).

Menurut Supema (2008), Cahaya merupakan faktor yang sangat penting

dalam pertumbuhan tanaman timun, penyerapan unsur hara akan berlangsung

dengan optimal jika pencahayaan berlangsung antara 8-12 jam/hari. Tanaman

timun tumbuh baik pada daerah dengan suhu 22 -30ºC ini lebih banyak ditemukan

di dataran rendah. Diperlukan cuaca panas, namun tidak lebih panas daripada

cuaca untuk semangka. Selama pertumbuhannya, tanaman mentimun

membutuhkan iklim kering, dan sinar matahari cukup.

Tanaman mentimun dapat tumbuh baik di ketinggian 0-1000 m diatas

permukaan laut, diketinggian lebih dari 1.000 meter dpl tanaman mentimun harus

menggunakan mulsa plastik perak hitam karena diketinggian tersebut suhu tanah

kurang dari 18°C dan suhu udara kurang dari 25°C Pada dasarnya mentimun dapat

tumbuh dan beradaptasi di hampir semua jenis tanah. Tanah mineral yang

bertekstur ringan sampai pada tanah yang bertekstur liat berat dan juga pada tanah

organik seperti lahan gambut. Kemasaman tanah yang optimal adalah antara 5,5-

6,5. Tanah yang banyak mengandung air, terutama pada frekuensi berbunga

merupakan jenis tanah yang baik untuk penanaman mentimun diantaranya aluvial,

latosol dan andosol (Sumpena, 2008).

7
2.1.3 Pupuk Herbafarm

Pupuk organik cair mampu memperbaiki struktur tanah yang rusak

kembali kesifat – sifat alami yang kaya akan bahan organik. Penggunaan pupuk

organik cair adalah sebagai alternatif untuk menegembalikan ekosistem yang ada

dalam tanah dan bermanfaat melestarikan lingkungan agar terhindar dari

pencemaran sebagai akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan(

Herbafarm Pupuk Cair adalah pupuk bio organik yang mengandung nutrisi

organik, bermanfaat bagi tanaman dan diperkaya mikrobia (cair).

Keunggulan Herbafarm : Diproses dari produk samping industri jamu yang

berbahan baku tanaman obat dan rempah-rempah. Aplikasikan pupuk Herbafarm

4-6 tutup botol perpohon dengan mencampurkan 2-5 liter air untuk 1 pohon.

Siramkan ke sekeliling pohon dengan jarak 0,5-1 meter atau sejajar dengan bagian

daun terluar tanaman. Pemupukan dilakukan setiap 3 bulan sekali

(Hasibuan.S.2015).

8
BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum Budidaya Tanaman dilaksanakan di Kebun Akademik Fakultas

Pertanian Universitas Tadulako Pal, mulai tanggal 3 April 2021 sampai tanggal

22 Mei 2021, pada pukul 7.30 sampai 9.30 WITA.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum Budidaya tanaman yaitu sekop,

pacul, meteran, mistar, spray, gelas ukur, gelas beker, ember, gunting, timbangan

dan alat tulis.

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum Budidaya Tanaman yaitu,

benih tanaman timun Mawi, pupuk Herbafarm cair, air, tali rafia, tali

plastik/gawer lanjaran/patok kayu.

3.3 Prosedur kerja

3.3.1 Pembuata Jarak tanam

Pembuatan jarak tanam diawali dengan mengukur panjang dan lebar

guludan, mematok pada setiap titik ukan dengan jarak 60 x 40 cm mengunakan

patok kayu.

3.3.2 Penanaman

Penanaman dilakukan dengan melubangi setiap titik tanam yang telah

ditentukan dengan kedalaman 3-5 cm, setiap lubang dibenamkan 1 butur benih,

tutup dan siram dengan air secukupnya.


3.3.3 Aplikasi Pupuk Herbafarm

Aplikasi pupuk diawali dengan mencampurkan pupuk Herbafarm

sebanyak 10 ml dan air sebanyak 990 ml air bersih kedalam gelas beaker,

memasukan larutan pupuk ke dalam spray sebanyak 334 ml dan diaplikasikan

ketanaman sebanyak 234 ml.

3.3.4 Pengamatan

Pengamatan tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 2, 3 dan 4

minggu setelah tanam (MST), dengan menghitung jumlah daun dan tinggi

tanaman pengamatan. Dan setelah panen hasil tanaman pengamatan ditimbang.

3.3.5 Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman dengan melakukan penyiangan gulma pada saat

tanaman berumur 3-4 minggu setelah tanam, bersamaan dengan pengemburan.

Melakukan penyiraman 2-3 kali seminggu, pemasangan lanjaran, ikat semua

tanaman timun pada lanjaran, lakukan pemasangan gawer sebagai tempat

merambat tanaman, tiap minggu dilakukan pengikatan hingga tanaman berbuah.

Pupuk tanaman mengunkan herbafarm.

3.3.6 Panen

Pemanenan tanaman timun (Cucumis sativus) dilakukan pada saat

tanaman berumur 7 minggu setelah tanam, dilakukan dengan cara mengunting

tangkai buah. Kemudian hasil panen tanaman pengamatan ditimbang.

10
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tinggi Tanaman

Pengamatan tinggi tanaman timun dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1 Pengamatan Tinggi Tanaman


Minggu Setelah Tanam
Perlakuan 2 3 4
P0 6,35 15,54 36,75
P1 6 12,5 40,25
P2 3 19 29,87
P3 4,24 9,10 36,75
P4 4,97 9,33 41,62
P5 6,75 9 45

4.1.2 Jumlah Daun

Pengamatan jumlah daun tanaman dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1 Pengamatan Jumlah Daun


Minggu Setelah Tanam
Perlakuan 2 3 4
P0 3 6 11
P1 3 4 8
P2 3 7 8
P3 3 4 8
P4 3 6 11
P5 4 5 12
Keterangan :

P0 : - P3 : Dosis 30 ml (3%)

P1 : Dosis 10 ml (1%) P4 : Dosis 40 ml (4%)

P2 : Dosis 20 ml (2%) P5 : Dosis 50 ml (5%)

4.2 Pembahasan

Hasil pengamatan tinggi tanaman di minggu ke 2 pada setiap perlakuan

menunjukan pada perlakuan P5 merupakan tanaman tertinggi dengan tinggi

tanaman 6,75 cm dan pada perlakuan P2 merupakan tanaman terpendek dari

setiap perlakuan. Pengamatan tinggi tanaman di minggu ke 3 pada setiap

perlakuan menunjukan pada tanaman dengan perlakuan P0 mengalami

pertumbuhan yang cepat dari semua perlakuan dengan tinggi tanaman 15,54 cm.

Dan pada pengamatan tinggi tanaman di minggu ke 4 pada setiap perlakuan

menunjukan tanaman dengan perlakuan P0 merupakan tanaman yang

pertumbuhannya sangat cepat dengan tinggi tanaman 45 cm.

Hasil pengamatan jumlah daun tanaman di minggu ke 2 pada tiap

perlakuan menunjukan pada perlakuan P0 hingga perlakuan P4 didpati jumlah

daun yang sama yaitu 3 helai daun dan pada perlakuan P5 dengan jumlah 4 helai

daun. Pengamatan jumlah daun tanaman di minggu ke 3 pada tiap perlakuan

menunjukan pada perlakuan P0 dan P4, P1 dan P3 didapati jumlah daun yang

sama. Dan pada pengamatan jumlah daun tanaman di minggu ke 4 pada tiap

perlakuan menunjukan pada perlakuan P5 merupakan tanaman dengan jumlah

daun yang terbanyak yaitu 12 helai daun.

12
Dari semua hasil pengamatan didapati keseragaman tanaman sangat

rendah, hal ini dikarenakan tidak adanya pemberian pupuk dasar berupa pupuk

kandang dan kurangnnya pemberian air bagi tanaman.

Menurut Hikmah (2008), mengatakan bahwa tanah yang porous akibat

penambahan bahan organik mendukung perkembangan akar menembus masuk ke

dalam tanah dan akar menyerap hara semakin banyak sehingga dapat mendukung

pertumbuhan tinggi tanaman. Peningkatan nilai KTK pada pemberian dosis

kotoran kambing mengakibatkan tanah mampu menjerap dan menyediakan unsur

hara, akibat bobot isi tanah yang rendah tanah memiliki porositas yang baik.

Menurut Hardjowigeno (2007) dari berbagai unsur hara yang ada, nitrogen

merupakan unsur yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Unsur hara

nitrogen bermanfaat untuk pertumbuhan vegetatif tanaman, pertumbuhan vegetatif

dapat berupa bertambahnya jumlah daun. Hal ini dapat dipahami karena pada titik

tumbuh tertumpuknya zat pengatur tumbuh sitokinin yang berasal dari reaksi

fisiologis tanaman. Sitokinin terpacu pembentukannya, jika hara N yang berasal

dari hasil dekomposisi bahan organic

Air dapat menjadi masalah pada daerah yang kondisinya kering, karena

usaha budidaya sering tidak dapat dilaksanakan dengan baik seperti daerah

lainnya. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya kandungan lengas tanah akibat

proses evapotranspirasi yang berlangsung secara cepat dan terus menerus

sepanjang hari. Kelembaban tanah yang optimal dapat menjaga kehilangan air

dalam proses evapotranspirasi, sehingga proses akumulasi dari senyawa organik

13
yang berhasil disintesis tanaman terutama air dan kabondioksida berlangsung

dengan baik. adanya pengairan dan pemupukan agar tanaman tumbuh dengan baik

di daerah tersebut (Abdurrazak,2013).

14
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Penyiraman dapat mempengaruhi tingkat kesuburan dan produksi buah

timun.

2. Hasil pengamatan tinggi tanaman pada tiap perlakuan menunjukan

tinggi tanaman yang berbeda-beda sebagian besar dipengaruhi

kurangnya penyiraman.

3. Pada perlakuan P5 merupakan tanaman yang memiliki tingkat

pertumbuhan yang sangat baik dalam pertambahan tinggi dan jumlah

daun karena mengunakan dosisi pemupukan tertinggi.

5.2 Saran

Dalam budidaya tanaman timun sebainya sulur yang merambat di tanah

diikat pada lanjaran, agar proses perawatan berjalan dengan baik. Tanaman perlu

disiram minimal 2 -3 kali seminggu, agar buah yang dihasilkan berbobot besar.

Dalam pengamplikasian pupuk dengan cara penyemprotan, sebaiknya dilakukan

pada pagi hari agar pupuk yang teraplikasi tidak mudah menguap.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrazak, Muhammad H, dan Ainun Marliah.2013.Pertumbuhan Dan Hasil


Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus L.) Akibat Perbedaan Jarak
Tanam Dan Jumlah Benih Per Lubang Tanam. Jurnal Agrista Vol. 17
No. 2 Hal 55-59

Arifin, Z. 2011. Analisis Nilai Indeks Kualitas Tanah Entisol Pada Penggunaan
Lahan Yang Berbeda. Agroteksos.21(1). 47-54 hal.

Cahyono, B. 2003. Timun Aneka Ilmu. Semarang. Hal 3,4,8,10 dan 27.

Ditta, M. P. 2012. Usaha Teknik Budidaya Tanaman Buah Mentimun (Cucumis


Sativus L.) Untuk Prospek Pengembangan Sayuran Di UPT Usaha
Pertanian Aspakusa Makmur Teras Boyolali. [TUGAS AKHIR].
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Hardjowigeno. 2007. Teknik dan Strategi Budidaya Mentimun (Cucumis sativus


L.). Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. Hal 59

Hasibuan Syafrizal.2015. Respon Pemberian Konsentrasi Pupuk Herbafarm Dan


Poc Keong Mas Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Mentimun (Cucumis Sativus L.). Pt.sidomuncul,semarang 30 hal.

Hermawan, A. 2015. Kajian Sifat Fisik Buah Mentimun (Cucumis sativus L.)
Menggunakan Pengolahan Citra (Imagee Processing). [Skripsi].
Universitas Jember.

Hermita, N. 2010. Potensi Pengembangan Tumbuhan Obat sebagai Objek


Ekowisata di Desa Pakuli Kawasan Penyangga Taman Nasional Lore
Lindu Provinsi Sulawesi Tengah. Tesis Pascasarjana Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta

Hidayat, N., 2008.Pertumbuhan dan Prodiksi Kacang Tanah (Arachis hypogea


L.) Varietas Lokal Madura Pada Berbagai Jarak Tanam dan Dosis
Pupuk Fosfor.Agrovigor Vol-1-No-1

Hikmah, A. 2008. Pemberian Beberapa Bahan Organik Pada Budidaya Tanaman


Mentimun (Cucumis sativus L.) Serta Pengaruh Terhadap Pertumbuhan
Dan Serapan Cu Dan Zn. Skripsi. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Hal
185- 189.

16
Ovi Rukmana. 2016. Pengaruh Berbagai Suhu Penyimpanan dan Jenis Kemasan
Terhadap Karakteristik Mentimun (Cucumis Sativus L.) Organik
[skripsi]. Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknik Universitas
Pasundan. Bandung.

Sumpena, Uun. 2008. Budidaya Mentimun Intensif, Dengan Mulsa, Secara


Tumpang Sari. Jakarta:.Penebar Swadaya.

Triyanto. Yudi, Panjang Hernosa dan Jefrison. 2015. Respon Pemberian Pupuk
Organik Cair (Poc) Herbafarm Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Bayam Cabut (Amaranthus tricolor L.). Jurnal Agroplasma
(STIPER) Labuhanbatu, Vol 2 No 2 Hal 22-25

Wijoyo, P. 2012. Budidaya mentimun yang lebih menguntungkan. Pustaka Agro


Indonesia. Jakarta.

17
LAMPIRAN

Dokumentasi Bahan

Dokumentasi Pembuatan Jarak Tanam

Dokumentasi Penanaman
Dokumentasi Perawatan
Dokumentasi Pengamatan

Dokumentasi Pemanenan
BIODATA PENYUSUN

Nama: Arastiawan Palimbunga


Stambuk : E281 19 187
TTL : Winowanga, 29 Agustus 2000
No Hp : 082271469421
Email : arastiawanpalimbunga29@gmail.com

Nam : Mega
Stambuk : E281 19 171
TTL : Sibowi, 01 Mei 2000
No Hp : 085756669960
Email : megaarsad003@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai