Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN LENGKAP BUDIDAYA TANAMAN

JAGUNG PULUT (Zea mays ceratina)

KELOMPOK 25

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU

i
2021
LAPORAN LENGKAP BUDIDAYA TANAMAN
JAGUNG PULUT (Zea mays ceratina)

Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk


Menyelesaikan Mata Kuliah Budidaya Tanaman
di Fakultas Pertanian Universitas Tadulako

Oleh

KELOMPOK 25

MUSLIMIN MAHDA
E28119226

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU

ii
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Lengkap Budidaya Tanaman Jagung Pulut (Zea Mays


Ceratina)
Kelompok : Muslimin Mahda

Kelas : AGT 2

Palu, 31 Mei 2021

Mengetahui,

Koordinator Asisten Asisten Penanggung jawab

Usman Yulianto S.P Pegi Kurniawan


E 281 16 166

Disahkan Oleh:
Dosen Penanggung Jawab Praktikum
Semester Genap 2020/2021

Dr. Ir. H. Usman Made, MP


Nip : 19590101 198701 1 00

iii
RINGKASAN

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara budidaya tanaman jagung


pulut (Zea mays ceratina), mengetahui pertumbuhan dan produksi tanaman
jagung pulut berdasarkan pengaturan jarak tanam dan dosis pupuk NPK mutiara
yang berbeda. Pengamatan dilakukan di lahan akademik fakultas pertanian
universitas tadulako,yang berlangsung pada bulan 3 April sampai 22 Mei 2021.
Praktikum ini menggunakan kode perlakuan jarak tanam dan perlakuan dosis
pupuk NPK mutiara. Kode perlakuan jarak tanaman yang di gunakan ada 2 yaitu
A1 (75x20 cm) dan A2 (60x20 cm) sedangkan kode perlakuan jumlah pupuk
majemuk NPK ada 4 yaitu B0 (tanpa pupuk), B1 (100 kg/ha), B2 (200 kg/ha), B3
(300 kg/ha), dan B4 (400 kg/ha).
Jagung varietas Pulut (waxy corn) merupakan jagung varietas lokal.
Memiliki kelebihan yaitu rasanya yang enak dan gurih sehingga bisa digunakan
sebagai bahan makanan. Adanya gen resesif wx yang mempengaruhi komposisi
kimia pati yang terdapat pada jagung pulut sehingga yang menghasilkan rasa yang
enak dan gurih. Kandungan amilopektin pada endosperm jagung varietas pulut
sangat tinggi, hampir mencapai 100%. Endosperm jagung biasa terdiri atas
campuran 72% amilopektin dan
28% amilosa. Amilopektin merupakan bentuk pati yang terdiri dari sub-unit
glukosa bercabang sedangkan amilosa terdiri dari molekul glukosa tidak
bercabang.
Populasi tanaman (jarak tanam) merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil tanaman. Peningkatan hasil jagung dapat diupayakan melalui
pengaturan kerapatan tanam hingga mencapai populasi optimal. Jarak tanam yang
terlalu rapat akan menghambat pertumbuhan tanaman, tetapi jika terlalu jarang
akan mengurangi populasi per satuan luas.
Pengaturan jarak tanam mempengaruhi lingkungan fisik secara tidak
langsung maupun secara langsung melalui kompetisi antara tanaman dalam
memanfaatkan air, unsur hara dan cahaya. Unsur-unsur lingkungan fisik, satu
sama lain saling berkaitan. Cahaya dapat dianggap sebagai unsur lingkungan fisik
yang utama, tinggi rendahnya suhu terjadi karena adanya perubahan intensitas
cahaya matahari sebagai sumber utama energi panas. Kelembaban udara
tergantung kepada keadaan suhu selain presipitasi.
Tanaman jagung dapat tumbuh dan berproduksi dengan maksimal jika
faktor-faktor yang mendukung pertumbuhan jagung telah terpenuhi. Pemberian
pupuk dengan dosis atau takaran yang tepat perlu dilakukan untuk
menyeimbangakan hara dalam tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik.
Keunggulan pupuk NPK Mutiara ini sangatlah banyak,diantaranya adalah
sebagai berikut untuk menjaga keseimbangan unsur hara makro dan mikro pada
tanah, mengandung banyak unsur hara NPK serta unsur hara mikro seperti CaO
dan MgO yang jelas sangat dibutuhkan tanaman, serta sangat mudah dalam
penggunaannya karena pupuk ini mudah larut.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Lengkap Budidaya Tanaman Jagung Pulut (Zea mays ceratina). Laporan ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Budidaya

Tanaman.

Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan

ini, terutama kepada:

1. Dr. Ir. H. Usman Made.MP, Sebagai Dosen Penanggung Jawab Praktikum

Mata Kuliah Budidaya Tanaman.

2. Usman Yulianto S.P, sebagai Koordinator Asisten Praktikum Mata Kuliah

Budidaya Tanaman.

3. Pegi Kurniawan, sebagai Asisten Penanggung jawab Praktikum Mata

Kuliah Budidaya Tanaman.

Penyusun telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan laporan

ini, namun sebagai manusia tidak luput dari kesalahan dan kehilafan. Olehnya itu

dengan penuh rasa rendah hati penyusun menerima kritikan dan saran yang

sifatnya membangun. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada

pembacanya. Amin.

Palu, 31 Mei 2021

Penyusun

v
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
RINGKASAN.................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... viii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................. 1


1.2 Tujuan Praktikum............................................................................. 3
1.3 Manfaat Praktikum........................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Landasan Teori................................................................................. 4


1.1.2 Budidaya Tanaman Jagung Pulut........................................... 4
1.1.3 Syarat Tumbuh........................................................................ 7
1.1.4 Pupuk NPK............................................................................. 8

BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu........................................................................... 11


3.2 Alat dan Bahan................................................................................. 11
3.3 Prosedur Kerja.................................................................................. 12
3.3.1 Pembuatan Lubang Tanam..................................................... 12
3.3.2 Penanaman.............................................................................. 12
3.3.3 Aplikasi Pupuk NPK............................................................... 12
3.3.4 Pengamatan............................................................................. 13
3.3.5 Pemeliharaan........................................................................... 13

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil.................................................................................................. 14
4.1.1 Tinggi Tanaman...................................................................... 14
4.1.2 Jumlah Daun........................................................................... 14
4.2 Pembahasan...................................................................................... 15

vi
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan........................................................................................ 18
5.2 Saran.................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA

vii
DAFTAR TABEL

NO. Teks Halaman

1. Hasil Pengukuran Tinggi Tanaman.................................................... 14


2. Hasil Perhitungan Julmah Daun......................................................... 15

viii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan yang luas sehingga

memilki potensi yang besar dalam bidang pertanian salah satunya yaitu budidaya

jagung pulut. Jagung pulut atau ketan memiliki karakter pulen atau lengket

disebabkan oleh kandungan endosperm yang hampir semuanya adalah amilopektin.

Jagung pulut merupakan jagung lokal khas Sulawesi Selatan yang telah banyak

dikembangkan. Jagung pulut yang biasanya berwarna putih saat in terdapat jagung

pulut berwarna ungu. Sebagai produk pertanian jagung pulut mempunyai potensi

produksi yang besar dan prospek penggunaannya juga baik sebagai bahan makanan

yang dikonsumsi oleh masyarakat (Syuryawati et al, 2010).

Jagung (Zea mays L) sampai saat ini masih merupakan komoditi strategis kedua

setelah padi karena Jagung merupakan salah satu komoditi serealia yang mempunyai

nilai ekonomis tinggi. Peranan jagung selain sebagai pangan (food) dan pakan (feed),

sekarang banyak digunakan sebagai bahan baku energi (fuel) serta bahan baku

industry lainnya yang kebutuhannya setiap tahun terus mengalami peningkatan

(Hermanto dkk, 2009).

Indonesia memiliki beragam plasma nutfah jagung lokal. Menurut Yusran dan

Maemunah (2011), pulau Sulawesi Tengah memiliki jenis jagung ketan lokal yang

beragam. Jagung ketan memiliki keunggulan karena memiliki pati dalam bentuk

amilopektin yang besar, memiliki rasa manis, pulen, penampilan menarik, dan aroma

1
khas yang tidak dimiliki jagung lain sehingga banyak digemari oleh masyarakat.

Jagung ketan kurang populer, khususnya di masyarakat kota karena kurang

dipromosikan dan belum mendapat perhatian sungguh-sungguh untuk dikembangkan.

Kekhawatiran punahnya beberapa kultivar jagung ketan lokal akan terjadi jika hal ini

terus berlanjut (Mahendradatta dan Tawali, 2008).

Jagung pulut (Zea mays Ceratina) mengandung pati berupa amilopektin. Jagung

pulut belum banyak di kenal oleh masyarakat, karena budidaya jagung yang

berkembang di masyarakat yatu jagung manis, sedangkan jenis pulut belum banyak di

ketahui oleh petani. Salah satu jenis jagung pulut yang begitu jarang ditemui di

Indonesia adalah jagung pulut ungu (Mahendradatta dan Tawali, 2008).

Pemberian pupuk sangat bermanfaat bagi tumbuhan. Pupuk N, P dan K

sangatlah berpengaruh pada produksi tanaman termasuk pada jagung. Jagung pulut

produksinya masih sedikit sehingga perlu untuk dilakukan penelitian terhadap

pemberian pupuk yang tepat untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang lebih

baik. Jagung pulut membutuhkan unsur N dan P sama seperti jagung pada biasanya,

sedangkan unsur K lebih banyak dari kebutuhan jagung pada umumnya. Pupuk N

berfungsi untuk mempengaruhi vegetative tanaman. Kebutuhan unsur K mencapai

60-75% pada fase pembungaan. Kekurangan Unsur K akan terlihat dari pinggiran dan

ujung daun yang menguning hingga kering. P diperlukan tanaman untuk

pembentukan biji serta berguna untuk mempercepat pemasakan buah dan menstimulir

akar pada pertumbuhan awal (Iriani et al, 2005)

2
1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan paktikum ini yaitu agar mahasiswa mengetahui cara budidaya tanaman

jagung pulut dengan baik dan bagaimana pertumbuhan dan produksi tanaman jagung

pulut berdasarkan pengaturan jarak tanam dan dosis pupuk NPK serta mahasiswa

dapat melihat dan mengetahui penampilan tanaman akibat antara tanaman dalam

memperebutkan faktor-faktor lingkungan (cahaya, air, udara dan lain-lain).

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum ini yaitu dapat mengetahui cara budidaya tanaman

jagung pulut, dan mengetahui pengaplikasian pupuk NPK serta dapat mengetahui

pengaruh dosis pupuk terhadap pertumbuhan maupun hasil produksi tanaman

budidaya Jagung pulut .

3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

1.2 Landasan Teori

1.2.1 Budidaya Tanaman Jagung Pulut (Zea mays ceratina)

Klasifikasi Tanaman Jagung atau jagung pulut (Zea mays Ceratina) adalah

sebagai berikut:

Divisio : Spermathophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonenae

Ordo : Graminae

Famili : Graminaceae

Subfamilia : Ponicoidae

Genus : Zea

Species : Zea mays ceratina

Jagung varietas Pulut (waxy corn) merupakan jagung varietas lokal. Memiliki

kelebihan yaitu rasanya yang enak dan gurih sehingga bisa digunakan sebagai bahan

makanan. Adanya gen resesif wx yang mempengaruhi komposisi kimia pati yang

terdapat pada jagung pulut sehingga yang menghasilkan rasa yang enak dan gurih.

Kandungan amilopektin pada endosperm jagung varietas pulut sangat tinggi, hampir

4
mencapai 100%. Endosperm jagung biasa terdiri atas campuran 72% amilopektin dan

28% amilosa. Amilopektin merupakan bentuk pati yang terdiri dari sub-unit glukosa

bercabang sedangkan amilosa terdiri dari molekul glukosa tidak bercabang

(Suarni dan Widowati 2007).

Jagung pulut (Waxy corn) yang dimana sebagian besar patinya terdiri dari

amilopektin yang dalam pemasakan menjadi lengket dan pulen sehingga jagung ketan

banyak digemari untuk dikonsumsi, baik dalam bentuk segar maupun produk

olahannya (Yusran dan Maemunah, 2011).

Jagung pulut berumur genjah, yaitu 60-65 hari tongkol muda dapat dipanen.

Keunggulan spesifik jagung pulut adalah toleran terhadap kekeringan dan umur

genjah 85 hari masak fisiologis. Kelemahan jagung pulut adalah hasil rendah (2,0-2,5

t/ha) dan rentan terhadap penyakit bulai. Perbaikan jagung pulut melalui pemuliaan di

Balai Penelitian Tanaman Serealia telah menghasilkan jagung dengan kandungan

amilopektin 90,0%. Bahwa jagung pulut memiliki gen allel “wx” pada locus salah

satu kromosom (Makkulawu, 2009).

Komposisi amilosa dan amilopektin biji jagung terkendali secara genetik. Biji

jagung tipe gigi kuda (dent) dan mutiara (flint) mengandung amilosa 25-30% dan

amilopektin 70-75%. Semakin tinggi amilopektin semakin lunak, dan pulen

(Suarni dan Widowati 2007).

Sistem perakaran tanaman jagung merupakan akar serabut dengan 3 macam

akar yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Pertumbuhan akar ini

melambat setelah plumula muncul kepermukaan tanah. Akar adventif adalah akar

5
yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, selanjutnya berkembang dari

tiap buku secara berurutan ke atas hingga 7 sampai dengan 10 buku yang terdapat di

bawah permukaan tanah. Akar adventif berperan dalam pengambilan air dan unsur

hara. Akar udara adalah akar yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan

tanah yang berfungsi sebagai penyangga supaya tanaman jagung tidak mudah rebah.

Akar tersebut juga membantu penyerapan unsur hara dan air (Riwandi et al., 2014).

Tinggi batang jagung berkisar antara 150 sampai dengan 250 cm yang

terbungkus oleh pelepah daun yang berselang-seling berasal dari setiap buku. Ruas-

ruas bagian atas berbentuk silindris, sedangkan bagian bawah agak bulat pipih. Tunas

batang yang telah berkembang menghasilkan tajuk bunga betina. Percabangan

(batang liar) pada jagung umumnya terbentuk pada pangkal batang. Batang liar

adalah batang sekunder yang berkembang pada ketiak daun terbawah dekat

permukaan tanah (Riwandi et al., 2014).

Jumlah daun jagung bervariasi antara 8 helai sampai dengan 15 helai, berwarna

hijau berbentuk pita tanpa tangkai daun. Daun jagung terdiri atas kelopak daun, lidah

daun (ligula) dan helai daun yang memanjang seperti pita dengan ujung meruncing.

Pelepah daun berfungsi untuk membungkus batang dan melindungi buah. Tanaman

jagung di daerah tempat tropis mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak di

bandingkan dengan tanaman jagung yang tumbuh di daerah tempat beriklim sedang.

6
Tanaman jagung disebut juga tanaman berumah satu, karena bunga jantan dan betina

terdapat dalam satu tanaman, tetapi letaknya terpisah. Bunga jantan dalam bentuk

malai terletak di pucuk tanaman, sedangkan bunga betina pada tongkol yang terletak

kira-kira pada pertengahan tinggi batang (Riwandi et al., 2014).

1.2.2 Syarat Tumbuh

Tanaman jagung menghendaki tempat terbuka dan menyukai cahaya.

Temperatur udara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah

23–270 C. Curah hujan yang ideal untuk tanaman jagung pada umumnya antara 200

sampai dengan 300 mm per bulan atau yang memiliki curah hujan tahunan antara 800

sampai dengan 1200 mm. Tingkat kemasaman tanah (pH) tanah yang optimal untuk

pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung berkisar antara 5,6 sampai dengan

6,2. Saat tanam jagung tidak tergantung pada musim, namun juga tergantung pada

ketersediaan air yang cukup. Kalau pengairannya cukup, penanaman jagung pada

musim kemarau akan memberikan pertumbuhan jagung yang lebih baik dan

sebaliknya (Riwandi et al., 2014).

Pada dasarnya tanaman jagung memerlukan penyinaran yang tinggi. Semakin

tinggi intensitas penyinaran, maka proses fotosintesis akan semakin meningkat,

sehingga akan dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi. Tanaman jagung

dapat tumbuh pada hamper semua jenis tanah mulai tanah dengan tekstur berpasir

7
hingga tanah liat, akan tetapi jagung akan tumbuh baik pada tanah yang gembur dan

kaya akan humus dengan kedalaman air tanah 50-200 cm dari permukaan tanah dan

kedalaman permukaan perakaran (kedalaman efektif tanah) mencapai 20-60 cm dari

permukaan tanah (Barnito, 2009).

1.2.3 Pupuk NPK

Pemupukan merupakan proses untuk memperbaiki atau memberikan

tambahan unsur hara pada tanah, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan

tanaman. Aplikasi bahan organik akan memperbaiki struktur tanah, meningkatkan

kapasitas menahan air, dan meningkatkan kehidupan biologi tanah

(Riley et al., 2008).

Pemberian pupuk sangat berpengaruh dan bermanfaat bagi pertumbuhan

tanaman. Pupuk N, P dan K sangatlah berpengaruh pada produksi tanaman termasuk

pada jagung. Jagung pulut produksinya masih sedikit sehingga perlu untuk dilakukan

penelitian terhadap pemberian pupuk yang tepat untuk mendapatkan pertumbuhan

dan hasil yang lebih baik. Jagung pulut membutuhkan unsur N dan P sama seperti

jagung pada biasanya, sedangkan unsur K lebih banyak dari kebutuhan jagung pada

umumnya. Pupuk N berfungsi untuk mempengaruhi proses vegetative tanaman yang

di budidayakan. Kebutuhan unsur K mencapai 60-75% pada proses fase pembungaan.

8
Kekurangan Unsur K akan terlihat dari pinggiran dan ujung daun yang menguning

hingga kering. P diperlukan tanaman untuk pembentukan biji serta berguna untuk

mempercepat pemasakan buah dan menstimulir akar pada pertumbuhan awal

(Iriani et al, 2005).

Pemberian pupuk majemuk NPK sangat banyak manfaatnya bagi tumbuhan.

Pupuk NPK mampu menyediakan kebutuhan tanaman akan ketiga unsur makro

sekaligus, yaitu N, P dan K. Selain manyediakan unsur NPK sekaligus, biasanya

pupuk jenis NPK juga dilengkapi dengan kandungan unsur lain, baik itu unsur makro

maupun unsur mikro. Seperti misalnya pupuk Phonska, selain mengandung unsur

makro primer N, P dan K juga mengandung unsur makro sekunder S (Sulfur)

sehingga pupuk ini sangat disukai oleh sebagian besar petani (Iriani et al, (2005).

Penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan dalam kurun waktu yang

panjang tentunya akan mengakibatkan adanya degradasi tanah dan unsur hara tidak

sepenuhnya dapat digunakan oleh tanaman. Selain itu, pemberian pupuk anorganik

secara berlebihan dalam jangka panjang akan menaikkan keasaman tanah yang

berdampak buruk terhadap mikroorganisme yang ada di dalam tanah

(Yusnaini, 2009).

Pupuk NPK Mutiara merupakan salah satu pupuk majemuk yang mengandung

unsur hara makro dan mikro. Pupuk NPK ini berbentuk granular (butiran) berwarna

biru langit. Pupuk ini bersifat higroskopis, atau mudah larut, sehingga mudah diserap

oleh tanaman dan bersifat netral (tidak mengasamkan tanah) (Armawan, 2018).

9
Tanaman memerlukan unsur hara terutama N, P, K saat fase vegetatif dan

generatif. Unsur N berperan untuk pembentukan karbohidrat, protein, lemak dan

persenyawaan organik lain dan unsur P berperan dalam pembentukan bagian

generatif tanaman. Unsur K berperan dalam memacu translokasi karbohidrat dari

daun ke organ tanaman (Mulyani 2008).

Penggunaan pupuk anorganik untuk meningkatkan hasil telah terbukti efektif

hanya dalam beberapa tahun, menurut penggunaan yang konsisten berdasarkan

jangka panjang. Pertumbuhan tanaman dapat optimal apablia unsur hara yang

tercukupi (Stephen et al, 2014).

10
BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Pelaksanaan Praktikum Mata Kuliah Budidaya Tanaman dilakukan di lahan

Akademik Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Praktikum Dilakukan

Pada setiap hari sabtu, Tanggal 3 April - 22 Mei 2021 pukul 07:30 Wita sampai

selesai.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul dan sekop

digunakan untuk mengolah tanah agar menjadi gembur. Kemudian meteran

digunakan untuk mengukur, tali rafia digunakan untuk membuat petak jarak tanam,

ajir/patok digunakan untuk menentukan posisi lubang benih, timbangan digunakan

untuk menimbang pupuk, spayer digunakan untuk penyemprotan pengendalian hama,

dan alat tulis untuk mencatat hasil pengkuran.

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih

jagung jenis pulut, Air digunakan untuk pengairan agar tanaman tidak layu, pupuk

NPK untuk memberikan nutrisi pada tanaman agar tumbuh dan berkembang dengan

baik dan pestisida digunakan untuk pengedalian hama.

11
3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan jarak tanam

Pertama-tama menyiapkan alat ukur meteran, tali rafia dan ajir/patok.

Kemudian di buat jarak tanam dengan jarak 75x20 cm dengan ukuran bedegan 300

cm x 180 cm. Pembuatan jarak tanam sesuai kode perlakuan dan setiap jarak tanam

diberi patok untuk lubang tanam benih jagung. Hasil yang diperoleh dari jarak tanam

tersebut terdapat 36 lubang tanam. Setelah itu di pasang tali rafia agar petakan

jaraknya terlihat.

3.3.2 Penanaman

Penanaman dilakukan di pagi hari. Kemudian menyiram bedengan tersebut

menjadi lembab atau basah. Setelah bedengan lembab atau basah selanjutnya mebuat

lubang tanam dengan kedalaman 3-4 cm dan setiap lubang terdapat 1 benih. Lubang

tanam dapat dilakukan dengan menggunakan jari atau dapat juga di tugal. Setelah

setiap lubang terisi dengan benih maka langkah selanjutnya di lakukan penutupan

lubang tanam tersebut.

3.3.3 Aplikasi pupuk NPK

Pengamplikasian pupuk NPK dapat dilakukan sesuai dengan kode perlakuan

yang telah di tentukan. Pemupukan dapat dilakukan dengan cara ditugal dengan jarak

sekitar 10 cm dengan kedalam 5 cm.

12
3.3.4 Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan pada tanaman jagung pulut yaitu pertama- tama

menentukan tanaman sampel yang akan di ukur. Setelah itu mengukur berapa tinggi

tanaman dan juga menghitung berapa jumlah daun tanaman tersebut. Kemudian catat

hasil pengukuran.

3.3.5 Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman dapat dilakukan dengan penyiangan gulma dan

pengendalian hama . Kemudian pemeliharaan juga di lakukan dengan pengemburan

tanah dan pembuatan parit diantara bumbunan tanaman. Selanjutnya pada

pemeliharaan dilakukan penyiraman sebanyak 2 kali pada pagi dan sore hari.

13
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tinggi Tanaman

Tabel 1. Hasil Pengukuran Tinggi Tanaman


Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)
1 2 3 4 5
A1 B0 37 61 98,6 130,6 147
A1 B1 21,6 16,3 61 70,6 162,5
A1 B2 35 55,3 53,6 85,5 183,8
A1 B3 32,5 59 77 80 110,5
A1 B4 31,5 56 85,1 100,1 142, 8
A2 B0 28,6 30,3 51 95 119,3
A2 B1 30,6 35,6 59,6 82,5 97,1
A2 B2 26,33 31,61 57,66 73,33 179
A2 B3 28,5 35,10 57,5 88,5 110,5
A2 B4 31,3 44,1 65 105,1 145,3

4.1.2 Jumlah Daun

Tabel 2. Hasil Perhitungan Jumlah Daun


Perlakuan Jumlah Daun Tanaman (cm)
1 2 3 4 5
A1 B0 5,6 8,2 10,2 12 13,6
A1 B1 4 6 8,3 9,8 10,8
A1 B2 7,3 7,8 8,3 10,1 11,5
A1 B3 5,33 8,16 10 10,16 11
A1 B4 5 8 9,33 10,5 11,6
A2 B0 4,5 6,2 7,8 9 11
A2 B1 4,81 6,16 7,83 9,16 9,83
A2 B2 5 5 8 9,66 11,33
A2 B3 5,5 6 7,8 9,5 11
A2 B4 5 6 6,6 9 10,8

14
4.2 Pembahasan

Pada praktikum ini kami menggunakan beberapa kode perlakuan jarak tanam

dan beberapa perlakuan jumlah dosis pupuk majemuk NPK. Kode perlakuan jarak

tanaman yang di gunakan ada 2 yaitu A1 (75x20 cm) dan A2 (60x20 cm) sedangkan

kode perlakuan jumlah pupuk majemuk NPK ada 4 yaitu B0 (tanpa pupuk),

B1 (100 kg/ha), B2 (200 kg/ha), B3 (300 kg/ha), dan B4 (400 kg/ha). Pupuk majemuk

yang digunakan yaitu jenis pupuk NPK mutiara. Untuk pengukuran tinggi dan jumlah

tanaman jagung pulut dilakukan sebanyak 5 kali dengan jumlah sampel tanaman yang

akan diukur sebanyak 6 sampel. Beradasarkan hasil data yang di peroleh rata-rata

pertumbuhan tinggi tanaman pada kode perlakuan (A1B0-A1B4) Sampai dengan

(A2B0-A2B4) mengalami peningkatan. Begitu juga pada rata-rata jumlah daun

tanaman mengalami peningkatan. Namun rata-rata perhitungan pertumbuhan tinggi

tanaman dan jumlah daun tanaman pada semua kode perlakuan memiliki hasil

berbeda-beda.

Populasi tanaman (jarak tanam) merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi hasil tanaman. Peningkatan hasil jagung dapat diupayakan melalui

pengaturan kerapatan tanam hingga mencapai populasi optimal. Jarak tanam yang

terlalu rapat akan menghambat pertumbuhan tanaman, tetapi jika terlalu jarang akan

mengurangi populasi per satuan luas (Yulisma 2011).

15
Pengaturan jarak tanam mempengaruhi lingkungan fisik secara tidak langsung

maupun secara langsung melalui kompetisi antara tanaman dalam memanfaatkan air,

unsur hara dan cahaya. Unsur-unsur lingkungan fisik, satu sama lain saling berkaitan.

Cahaya dapat dianggap sebagai unsur lingkungan fisik yang utama, tinggi rendahnya

suhu terjadi karena adanya perubahan intensitas cahaya matahari sebagai sumber

utama energi panas. Kelembaban udara tergantung kepada keadaan suhu selain

presipitasi (Edhie et al, 2007).

Tanaman jagung dapat tumbuh dan berproduksi dengan maksimal jika faktor-

faktor yang mendukung pertumbuhan jagung telah terpenuhi. Pemberian pupuk

dengan dosis atau takaran yang tepat perlu dilakukan untuk menyeimbangakan hara

dalam tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik

(Haris K, 2008).

Adapun manfaat pupuk NPK Mutiara diantaranya adalah dapat mempercepat,

memperbanyak, memperkuat, serta memperpanjang akar tanaman, sehingga dengan

demikian akar akan mudah menyerap hara pada tanah. Mencegah tanaman agar tidak

kerdil. Mempercepat pertumbuhan tunas pada tanaman. Memperkecil kemungkinan

tanaman mengalami kerontokan bunga dan juga buah, sehingga dapat meningkatkan

hasil pertanian. Dapat meningkatkan fotosintesis tanaman sehingga pembentukan zat

gula, tepung dan protein lebih meningkat. Serta meningkatkan produksi buah

(Lele, 2018).

16
Keunggulan pupuk NPK Mutiara ini sangatlah banyak,diantaranya adalah

sebagai berikut untuk menjaga keseimbangan unsur hara makro dan mikro pada

tanah, mengandung banyak unsur hara NPK serta unsur hara mikro seperti CaO dan

MgO yang jelas sangat dibutuhkan tanaman, serta sangat mudah dalam

penggunaannya karena pupuk ini mudah larut (Lele, 2018).

Tidak adanya pengaruh NPK Mutiara terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman jagung pulut diduga karena faktor genetis lebih dominan berperan, sehingga

pupuk tidak terlihat berperan, serta pertumbuhan dan produksi tanaman menjadi lebih

seragam. Pemberian berbagai jenis dosis pupuk tersebut memberikan respon yang

sama. Pada kasus ini biasanya dipengaruhi oleh sifat genetis tanaman

(Nurchayati dan Yuliana 2006).

17
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut yaitu:

1. Dapat dilihat rata-rata tinggi pertumbuhan jagung pulut pada setiap kode

perlakuan baik kode perlakuan tanpa pupuk maupun menggunakan pupuk

dengan jarak tanam yang berbeda mengalami peningkatan jumlah tinggi

tanaman. Sedangkan pada rata-rata jumlah daun tanaman jagung pulut juga

mengalami peningkatan jumlah daun pada setiap kode perlakuan.

2. Jarak tanam atau populasi sangat berperan dalam menentukan pertumbuhan

tanaman dalam memperebutkan factor lingkungan (seperti unsur hara, air

cahaya, kelembapan dan lain-lain

3. Pupuk NPK mutiara memiliki manfaat diantaranya dalam proses pertumbuhan

taaman adalah dapat mempercepat, memperbanyak, memperkuat, serta

memperpanjang akar tanaman, sehingga dengan demikian akar akan mudah

menyerap hara pada tanah

5.2 Saran

Saran yang dapat saya berikan agar kedepannya praktikum mata kuliah

budidaya tanaman dapat berjalan dengan baik dan tepat waktu serta para praktikan

yang lain lebih memperhatikan dan memahami prosedur pengamatan setiap

praktikum, agar mahasiswa dapat mengerti tujuan dan kegunaan praktikum tersebut.

18
DAFTAR PUSTAKA

Armawan, H. 2018. Respon Pemberian Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Dan


Produksi Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max ( L.) Merr.). Fakultas
Pertanian-Universitas Asahan. Kisaran.

Barnito, N. 2009. Budidaya Tanaman Jagung. Suka Abadi. Yogyakata. 96 hlm.

Edhie, S.J.S. Bahasjah, M.H. Bintaro dan Sutarwi, S. (2007). Pengaruh Pengaturan
Jarak Tanam Terhadap Lingkungan Fisik Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Jagung (Zea mays L). Buletin Agronomi x (1).

Haris K. dan K. Askari. 2008. Pertumbuhan Dan Produksi Berbagai Varietas


TanamanJ agung Pada Dua Dosis Pupuk Urea. Jurnal Agrisistem, Juni
2008, Vol. 4 No. 1 ISSN 1858-4330. Di akses 23 November 2016.

Hermanto DW, Sadikin E, Hikmat (2009). Deskripsi varietas unggul palawija 1918 -
2009. Puslitbangtan Pangan. Balitbang Pertanian.

Iriani, R.N., M. Yasin H.G, dan A. Takdir M., 2005. Asal, sejarah, evolusi, dan
taksonomi tanaman jagung. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.

Lele. 2018. Inilah Fungsi dan Kandungan Pupuk NPK Mutiara (Pupuk Biru)
Lengkap. https ://www. lele. co. id /inilah- fungsi- dan-kandungan-pupuk-
npk mutiara-pupuk-birulengkap/. Diakses pada Minggu, 07 April 2019.

Mahendradatta dan Tawali, 2008. Jagung dan Diversifikasi Produk Olahannya.


Masagena Press, Makassar.

Makkulawu. 2009. Pengembangan Metode Seleksi Galur Murni Tetua Hibrida


Jagung Pulut (Waxy Corn) Toleran Kekeringan dan Introgresi Gen opaque-2
(oo) dengan Marka SSRs (Simple Sequence Repeats). Institut Petanian
Bogor. Bogor.

Mulyani SM. 2008. Pupuk dan cara pemupukan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nurchayati, Y. dan Yuliana, T. 2006. Pertumbuhan Tongkol Jagung Baby Corn


(Zea maysL.) Varietas Pioneer-11 Setelah Pemberian Kascing.
https://media.neliti.com/media/publications/132522-IDpertumbuhan-tongkol
- jagung-babycorn- zea.pdf. Diakses pada Minggu, 07 April 2019.

19
Riwandi. 2014. Teknik Budidaya Jagung dengan Sistem Organik di Lahan Marjinal.
UNIB Press. Bengkulu.

Riley, H., R. Pommeresche, R. Eltun, S. Hansen, and A. Korsaeth. 2008. Soil


structure, organic matter and earthworm activity in a comparison of cropping
systems with contrasting tillage, rotations, fertilizer levels and manure use.
Agriculture Ecosystem Environment. 124 (3-4) : 275-284.

Suarni dan S. Widowati. 2007. Struktur, komposisi, dan nutrisi jagung. Dalam
Jagung. Pusat Penelitian Tanaman Pangan, Bogor. hlm. 410-426.

Syuryawati, Margaretha dan Hadijah. 2010. Pengolahan Jagung Pulut Menunjang


Diversifikasi Pangan dan Ekonomi Petani: Prosiding Pekan Serelia Nasional
2010 : 619-620. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros, Sulawesi
Selatan.

Yulisma. 2011. Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Jagung pada Berbagai
Jarak Tanam.Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. Vol.3 No.2. 201

Yusnaini, S. 2009. Keberadaan Mikoriza Vesikular Arbuskular Pada Pertanaman


Jagung yang diberi Pupuk Organik dan Anorganik jangka panjang. Jurnal
Tanah Tropikal. 14 (3) : 253-256.

Yusran dan Maemunah. 2011.Karakterisasi Morfologi Varietas Jagung Ketan di


Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Tojo Una-Una. Agroland. Vol. 18 (1) :
36 – 42.

20
LAMPIRAN

Gambar 1. Tanaman jagung berumur Gambar 2. Sebelum pengamplikasian


1 minggu pupuk dilakukan penyiraman

Gambar 3. Proses pengaplikasian pupuk Gambar 4. Tongkol jagung yang


NPK mutiara masih muda

Gambar 5. Gambar tanaman jagung Gambar 6. Papan nama kelompok 25

21
22

Anda mungkin juga menyukai