Anda di halaman 1dari 32

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perbanyakan atau penggandaan tanaman dapat kita kenal salah satu
metodenya yaitu penyambungan. Penyambungan dapat mempunyai arti lain dari pada
pembiakan vegetatif lainnya, dikarenakan ketika tanaman yang tidak dapat
diperbanyak secara cangkok, stek, merunduk atau lainnya dapat di lakukan metode
penyambungan, karena hanya dengan metode penyambungan inilah tanaman tesebut
dapat di biakkan. Seperti pada berbagai tanaman buah-buahan yang tidak dapat
diperbanyak dengan cara stek, runduk, anakan dan cangkok, tetapi mudah di lakukan
penyambungan (enten) dan penyusunan, adalah suatu cara menyambung potongan
suatu tanaman pada batang yang telah berakar dari suatu tanaman lain. misalnya pada
manggis, blimbing, dan lain sebagainya. Dilakukannya penyambungan itu pun harus
mempertimbangkan beberapa faktor, Faktor-faktor tersebut baik yang datang dari
tanaman itu sendiri seperti hubungan kekerabatan antara tanaman yang digunakan
sebagai batang atas dengan tanaman yang digunakan sebagai batang bawah. Faktor
lain yang harus dipertimbangkan juga adalah faktor lingkungan dan faktor
pelaksanaan yang mencangkup pemotongan dan pemeliharaan sambungan. Proses
penyambungan merupakan salah satu jenis alternatif yang dapat dilakukan ketikan
tanaman tidak dapat di kembangbiakan secara vegetatif selain penyambungan itu
sendiri. Proses penyambungan ini juga merupakan warisan budaya dari leluhur kita,
di karenakan keberadaan proses ini tidak memerlukan cara yang rumit serta alat dan
bahannya pun dapat mudah di temukan serta murah. Oleh karena, itu proses
perbanyakan jenis ini dapat di pilih sebagai solusi ketika perekonomian pas-pasan dan
tidak di mungkinkannya tanaman untuk di biakan dengan cara lain selain
menyambung itu sendiri.
Perbanyakan vegetatif adalah suatu metode perbanyakan tanaman dengan
menggunakan bagian tanaman itu sendiri (bagian-bagian vegetatif yakni akar, batang

1
dan daun) tanpa melibatkan proses pembuahan sehingga sifat tanaman induk dapat
dipertahankan dan diturunkan ke tanaman anakan. Salah satu teknik pembiakan
vegetatif adalah grafting, yaitu suatu seni menyambung bagian dari satu tanaman
(sepotong pucuk) ke bagian tanaman lain (rootstock) sedemikian rupa sehingga
tercapai persenyawaan dan kombinasi ini terus tumbuh membentuk tanaman baru
(Hartman dan Kester 1983).
Pembiakan vegetatif dengan grafting memiliki beberapa keuntungan
dibandingkan dengan pembiakan generatif. Salah satu keuntungan dari grafting ialah
banyak digunakan untuk produksi bibit yang akan ditanam di kebun benih dan
bermanfaat untuk penyelamatan kandungan genetik tanaman (Sukendro, 2010).
Pertautan sambungan juga ditentukan kompatibilitas antara batang bawah dan
entris sebagai batang atas. Dari hasil pengamatan tidak terlihat adanya gejala
inkompatibilitas antara batang bawah dengan batang atas. Inkompatibilitas adalah
keadaan kegagalan batang atas dan batang bawah membentuk pohon gabungan.
Gejala-gejala inkompatibilitas diantaranya adalah kegagalan membentuk sambungan
dalam persentase yang tinggi, daun menguning, pertumbuhan vegetatif menurun, mati
pucuk dan tanaman merana, tanaman mati belum pada waktunya, perbedaan nyata
dalam kecepatan tumbuh atau ketegapan tumbuh antara stock (batang bawah) dan
scion (batang atas), dan perbedaan pertumbuhan pada sebagian batang atas atau
sebagian batang bawah sambungan (Rahardja, 2003).
Sambung pucuk adalah teknik perbanyakan tanaman dengan menggabungkan
batang bawah dari pohon induk terseleksi dan adaptif di daerah setempat dengan
batang atas darivarietas unggul hasil penelitian yang berproduksi tinggi. Keberhasilan
penelitian sambung pucuk telah banyak dilaporkan (Saefudin, 2009). Berdasarkan
hasil penelitian, penyambungan batang bawah dari pohon indukterseleksi pada suatu
daerah dengan batang atas dari varietas unggul produksi tinggi memberikan tingkat
keberhasilan 65,90%. Bila dilakukan di rumah kaca, keberhasilan
penyambunganmencapai 81% dan meningkat menjadi 86,40% jika penyambungan
dilakukan pada pukul 8.00–11.00. Untuk mendukung pengembangan teknologi
sambung pucuk, perlu dibangun kebun entres dari varietas unggul sebagai sumber

2
batang atas. Teknologi sambung pucuk dapat menghasilkan bahan tanaman unggul
dalam jumlah banyak dan dalam waktu singkat di daerah pengembangan jambu mete
(Saefudin, 2009).
Dalam menyambung, perlu diperhatikan bahwa daerah kambium tanaman bawah
letaknya harus sangat dekat dengan kambium tanaman atas. Atau juga dapat di
artikan sebagai kambium antar kedua sambungan antara tanaman atas dan tanaman
bawah menempel satu sama lain, akan tetapi dalam praktiknya hal ini jarang sekali
terjadi. Baik tanaman bawah maupun tanaman atas membentuk kakus. Jaringan kakus
dari kedua tanaman tersebut akan bertemu, bersatu dan membentuk kambium baru
dengan jalan mempersatukan antar kedua kambium, yaitu kambium dari tanaman
bawah dan kambium dari tanaman atas. Dari sumberkambium tersebut maka akan
menghasilkan bahan makanan, air, dan mineral secara kontinyu antara tanaman
bawah dan tanaman atas yaitu tanpa gangguan (Rahardja, 2003).
Pada tanaman buah-buahan, pembiakan vegetatif adalah cara yang tepat untuk
memperoleh bibit bermutu, khususnya sambung pucuk (grafting). Adapun kelebihan
bibit dari hasil perbanyakan vegetatif dibanding cara generatif (biji) adalah : (1)
Umur berbuah lebih cepat. (2) Aroma dan cita rasa buah tidak menyimpang dari sifat
induknya. (3) Diperoleh individu baru dengan sifat unggul lebih banyak, misalnya
batang bawah (rootstock) yang unggul perakarannya disambung dengan batang atas
(entris, scion) yang unggul produksi buahnya dan bahkan dapat divariasikan (Hamid,
2011)
Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi
bibit dengan metode grafting yaitu (1) faktor tanaman (genetik, kondisi tumbuh,
panjang entris). (2) faktor lingkungan (ketajaman/kesterilan alat, kondisi cuaca,
waktu pelaksanaan grafting (pagi, siang, sore hari), dan (3) faktor keterampilan orang
yang melakukan grafting. Panjang entris berkaitan dengan kecukupan cadangan
makanan/energi untuk pemulihan sel-sel yang rusak akibat pelukaan, makin panjang
entris diharafkan makin banyak pula cadangan energinya. Sedang kondisi cuaca atau
waktu pelaksanaan grafting berkaitan dengan tingginya laju 297 (Tambing, 2008).

3
Menyambung yang paling berhasil diperoleh jika dilakukan antara dua tanaman
yang berkerabat dekat, biasata antar satu spesies. Bagaimanapun juga, bahkan yang
hubungan kekeluargaannya dekat, sering kali tidak berhasil menyatu dan sambungan
tidak berlangsung. Sekalipun demikian, menyambunga antar spesies yang berbeda
dalam satu famili tidak jarang dilakukan, seperti pada tanaman tomat yang disambung
pada takokak. Sebagai contoh, tomat pada kentang, salada dan kol; menyambung
antar famili yang berbeda juga pernah berhasil (Rahardja, 2003)

B. Tujuan Kerja Praktek


Kerja praktek diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Memberikan pengalaman visual dan pengenalan tentang segala sesuatu yang
menyangkut kegiatan observasi, perencanaan dan pelaksanaan, dan sistem
pengelolaan lingkungan dalam bidang Pertanian.
2. Membentuk pola pikir Mahasiswa dalam melihat suatu masalah dan memberikan
solusinya.
3. Membina kemampuan dan keterampilan Mahasiswa secara optimal dalam aspek
perencanaan, pembahasan, kesimpulan dan saran serta kemampuan untuk
menyampaikan gagasan dalam bentuk tulisan.
4. Mengasah soft skill Mahasiswa sehing

C. Lingkup Kerja Praktek


Kerja Praktek dilakukan di lingkungan Balai Benih Induk Tanaman Padi,
Palawija Dan Hortikultura (BBI TPPH) di Lubuk Minturun mencakup kegiatan
perbanyakan vegetative (stek, cangkok,sambung pucuk,okulasi dan kultur jaringan)
pada tanaman hias (hortikultura)

4
BAB II DATA KEGIATAN

A. Nama Kegiatan
Kerja praktek atau magang adalah salah satu kegiatan wajib mahasiswa dalam
mencukupi syarat wisuda strata satu (S1) Fakultas Pertanian Universitas
Andalas,mencakup kegiatan yang dilakukan berdasar kebijakan masing masing
tempat pelaksanaan magang

B. Waktu Pelaksanaan
Kerja praktek ini dilaksanakan mulai tanggal 26 Desember 2018 sampai
dengan 18 Januari 2019 mulai dari pukul 07.30 – 12.00 WIB. Kerja praktek
dilaksanakan di lingkungan Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija Dan
Hortikultura (BBI TPPH) di Lubuk Minturun

C. Lokasi Pemilik
Balai Benih Induk Hortikultura Padang terletak di Jl. Pertanian, Lubuk
Minturun, Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat 25586 sebagai unit yang
bertugas dalam penyediaan benih bermutu. Dari total luasan sekitar 9 hektar, 3 hektar
di antaranya merupakan areal yang ditanami berbagai macam tanaman hortikultura
seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan tanaman bunga serta ada pula tanaman
pangan seperti jagung.

D. Tujuan dan manfaat kegiatan


Kerja praktek diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Memberikan pengalaman visual dan pengenalan tentang segala sesuatu yang
menyangkut kegiatan observasi, perencanaan dan pelaksanaan, dan sistem
pengelolaan lingkungan dalam bidang Pertanian.
2. Membentuk pola pikir Mahasiswa dalam melihat suatu masalah dan memberikan
solusinya.

5
3. Membina kemampuan dan keterampilan Mahasiswa secara optimal dalam aspek
perencanaan, pembahasan, kesimpulan dan saran serta kemampuan untuk
menyampaikan gagasan dalam bentuk tulisan.
4. Mengasah soft skill Mahasiswa

Adapun manfaat dari kegiatan kerja praktek ini diselenggarakan sebagai


berikut:
1. Menambah ilmu dan wawasan tentang perbanyakan vegetative tanaman hias
(hortikultura)
2. Sarana menerapkan ilmu yang didapat di perkuliahan
3. Menambah pengalaman bekerja sama dalam kelompok
4. Menambah pengalaman bekerja dibawah tekanan dan mampu mencari solusi
dari permasalahan yang ada

6
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Organisasi dan Personil


Sejarah BBI
Balai Benih Induk Tanaman Padi Palawija dan Hortikulturan (BBI TPPH)
Sumatera Barat merupakan unit peleksana teknis yang berfungsi sebagai
perpanjangan tangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Suma-tera Barat.
Sebagai perpanjang tangan dinas dimaksud, maka fungsi dari BBI TPPH Sumatera
Barat adalah mengoptimalkan pelayanan kebutuhan masyarakat, terutama di
bidang penyediaan benih sumber, yaitu benih unggul bermutu guna upaya
peningkatan produksi dan produktivitas. Yang harus dicapai BBI adalah
berkembangnya penggunaan benih unggul dan meningkatnya produksi dan
pengembangan potensi daerah sebagai sentra produksi hortikultura. Namun dalam
pencapaian tersebut masih banyak kendala yang dihadapi, antara lain sistem
komunikasi dengan konsumen dalam memberikan informasi ketersediaan benih
unggul yang ada.

UPTD BBI TPPH Sumatera Barat berdiri dalam landasan hukum Surat
Keputusan Gubernur Sumatera Barat nomor 32 tahun 2003 tanggal 1 November
2003. Strukturnya; Kepala, Kel Jafung dan Kasubag Tata Usaha, Kasi Pembibitan
dan Produksi serta Kasi Pengembangan dan Pemeliharaan. UPTD ini membawahi
7 balai benih induk yang dipimpin Kepala Satuan Tugas serta 1 labor kultur
jaringan.Perbenihan merupakan subsektor industri hulu yang berperan strategis.
Ketersediaan dan penggunaan benih yang memenuhi aspek kuantitas dan kualitas
sangat berpengaruh terhadap produktivitas, mutu hasil dan sifat ekonomis produk
agribisnis.

BBI senantiasa dalam upaya perwujudan hasil yang optimal dalam konsep
pengembangan yang terarah. Semua itu tentu saja dengan mempertimbangkan
potensi dari semua komponen terkait. Maka dari itu kegiatan-kegiatan
pengembangan perbenihan baik tanaman pangan maupun hortikultura

7
dilaksanakan dengan penanganan secara terpadu dan berkesinambungan mulai dari
hulu hingga hilir yaitu dari penciptaan varietas, pengadaan,penyaluran, bahkan
sosialisasi benih sumber dan benih sebar serta pengawasan mutu di bidang
produksi dan peredaran benih yang dilakukan secara seksama.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, UPTD BBI TPPH memiliki 7 unit
Balai Benih Induk (BBI) dan 1 unit labor Kultur Jaringan yang tersebar di berbagai
daerah di Sumbar. Masing-masing BBI tersebut dinamakan Satuan Tugas yang
dipimpin Kepala Satuan Tugas yang dibantu staf pendukung serta sarana prasarana
perbenihan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan produksi benih di Sumbar.

Guna pelaksanaan kegiatan perbenihan, Kepala UPTD BBI TPPH


melaksanakan kordinasi dengan Bidang Pangan dan Bidang Hortikultura, UPTD
BPSBTPH serta UPTD Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumbar

Adapun 7 unit Satgas BBI dan Labor yang berada di bawah kendali UPTD BBI
TPPH adalah; Satuan Tugas BBI Sukamenanti sebagai BBI penghasil benih padi
dan palawija, Satuan Tugas BBI Kinali sebagai BBI penghasil beni padidan
palawija, Satuan Tugas BBI Ladang Lawas sebagai BBI penghasil Benih Palawija,
Satuan Tugas BBI Surian sebagai BBI penghasil benih sayuran dan kacang-
kacangan, Satuan Tugas BBI Lubuk Minturun sebagai BBI penghasil benih
hortikultura (buah-buahan dan tanaman hias), satuan Tugas BBI Alahanpanjang
sebagai BBI penghasil benih tanaman hias, sayur dan buah dataran tinggi, serta
Labor Kultur Jaringan sebagai penghasil tanaman hias, bibit pisang dan kentang.

BBI dipimpin oleh seorang Kepala Balai, dan dibantu oleh 1 orang Ka.Subag TU
UPTD BBI,Kasi Pembibitan Dan Produksi,Kasi Pengembangan Dan Pemeliharaan
Tanaman.

Keseluruhan SDM BBI berjumlah 42 orang yang terdiri dari ditinjau dari sisi
golongan 1 orang golongan IV/c, 1 orang golongan IV/b, 2 orang golongan IV/a,7
orang golongan III/d,3 orang golongan III/c,5 orang golongan III/b,3 orang golongan

8
III/a,8 orang golongan II/c,1 orang golongan II/b,1 orang golongan II/a,3 orang
golongan I/b, dari sisi pendidikan 2 orang SLTA, 1 orang SLTP, dan 4 orang SD.

Berikut adalah susunan organisasi BBI :

Kepala Balai : Ir. Elviana Anwar,MSi


Kasubbag Tata Usaha : Daslir, SH,MM

Kasi Pembibitan dan Produksi : Ir. Munawaroh

Kasi Pengembangan dan Pemeliharaan : Ir. Rini Historina,MP

a. Visi dan Misi


Visinya adalah terwujudnya rumah tangga petani yang sejahtera melalui upaya
peningkatan produksi dan produktivitas dengan menggunakan benih unggul.
Misi
1. mengembangkan teknologi perbenihan tepat guna dan mudah
dilaksanakan,
2. meningkatkan kualitas SDM perbenihan,
3. meningkatkan efisensi dan mutu produksi dalam usaha tani yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan,
4. memberdayakan seluruh potensi (SDM dan sarana) menjadi BBI mandiri.

b. Tugas dan Fungsi


Sebagai sebuah unit kerja, BBI TPPH Sumbar bertugas melaksanakan sebagian
tugas teknis operasional Dinas Pertanian Tanaman Pangan di bidang perbanyakan
benih tanaman pangan dan hortikultura. Fungsinya; penyebarluasan benih bermutu
varietas unggul, pelaksanaan observasi dan pengumpulan varietas tanaman yang
sudah dilepas maupun yang belum dilepas sebagai sumber plasma nutfah,
pelayanan kebutuhan benih/penyebaran rekomendasi teknis dan informasi
perbenihan serta pelatihan keterampilan teknis bagi petugas dan petani. Fungsi

9
yang tak kalah penting adalah penangkaran benih sumber padi, palawija dan
hortikultura.
c. Sarana dan Prasarana
BBI Lubuk minturun dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana
pendukung. Adapun sarana yang dimiliki seperti

2 unit kantor, 3 unit screen house, shadeng net, rumah kaca, 3 unit
scadiloot, 2 unit gudang sarana, 2 unit gudang alsin, 1 unit labor kultur
jaringan, 1 unit ruang pertemuan, 1 unit klinik tanaman hias, 1 unit rumah
kepala, dan mess.

d. Sumber Daya Manusia


Keseluruhan SDM BBI berjumlah 42 orang yang terdiri dari ditinjau dari sisi
golongan 1 orang golongan IV/c, 1 orang golongan IV/b, 2 orang golongan IV/a,7
orang golongan III/d,3 orang golongan III/c,5 orang golongan III/b,3 orang
golongan III/a,8 orang golongan II/c,1 orang golongan II/b,1 orang golongan II/a,3
orang golongan I/b,dari sisi pendidikan 2 orang SLTA, 1 orang SLTP, dan 4 orang
SD.

B. Peralatan dan Logistik


Sarana produksi seperti traktor,cangkul, parang, pisau okulasi, gunting, gerobak,
hand sprayer dan mesin potong rumput.

C. Pelaksanaan Pekerjaan
Gambaran tentang scope / uraian tentang kegiatan keseluruhan dan pekerjaan
yang telah dilaksanakan

1. Membuat sungkup
a) Alat dan bahan
1. Cangkul
2. Katiron
3. Plastik bening

10
4. Paranet
5. Tali plastik

b.) Cara kerja

1. Siapkan alat dan bahan


2. Memberihkan tanah yang akan dibuat sungkupan
3. Ditancapkan katiron ke tanah dan dilengkungkan
4. Letakkan besi lainnya diatas besi yang telah dilengkungkan hingga
membentuk setengah lingkaran lalu diikat dengan tali plastik
5. Melapisi sungkup dengan plastik bening
6. Semua ujung plastik ditimbun dengan tanah agar tidak terbawa angin
7. Menutup sungkup dengan paranet

c.) Manfaat

1. menjaga kelembaban
2. mengurangi penguapan
3. mempercepat tumbuhnya akar
4. melindungi tanaman dari sinar matahari langsung
5. melindungi tanaman dari hama penyakit
6. melindungi tanaman dari curah hujan tinggi

2. Membuat media
a.) Alat dan bahan
1. Cangkul
2. polibag ukuran besar dan menengah
3. pupuk kandang
4. tanah
5. sekam padi
b.) Cara kerja
1. Siapkan alat dan bahan

11
2. Campurkan tanah,pupuk kandang dan sekam padi dengan
perbandingan 1:1:1
3. Aduk menggunakan cangkul sampai merata
4. Masukkan ke dalam polibag sebanyak 100 polibag

3. Stek tanaman hias


a.) Alat dan bahan
1. Polibag
2. gunting dahan
3. pisau okulasi
4. ZPT(rapid root)
5. Tanaman hias (Melati mini, Piladang, Putri salju, Serut)
b.) Cara kerja
1. Diambil beberapa bagian dari tanaman hias (Melati mini, Piladang,
Putri salju, Serut)) masing masing 9 buah
2. Dipotong bagian bawahnya menggunakan pisau okulas hingga
meruncing
3. Celupkan bagian bawah tanaman tersebut dengan ZPT
4. Kering anginkan sebentar
5. Buat buatan tanah lalu tempelkan pada bagian tanaman yang telah
diberi ZPT tersebut
6. Tanam di polibag
7. Masukkan tanaman ke dalam sungkup
c.) Keuntungan
1. Bisa diproduksi dalam jumlah banyak
2. Tidak terlalu rumit dalam pengerjaannya
d.) Kelemahan
1. Tidak mempunyai akar tunggang
2. Merusak pohon induk

12
4.Membuat bedengan

a.) Alat dan bahan


1. Cangkul
2. Pupuk kandang
b.) Cara kerja
1. Membersihkan lahan yang akan dibuat bedengan
2. Menggemburkan tanah
3. Bentuk bedengan sesuai ukuran
4. Setelah beberapa hari tambahkan pupuk kandang lalu aduk hingga
merata pada bedengan tersebut

5.Cangkok sayat

a.) Alat dan bahan


1. Pisau okulasi
2. gunting dahan
3. plastic bening ukuran kecil
4. Tali plastik
5. Tanah
6. ZPT (rapid root)
7. pohon jambu air
b.) Cara kerja
1. Mengisi plastik bening dengan media tanah
2. Menyayat tipis sepanjang 2 cm cabang jambu air sampai bewarna
putih dengan jarak kurang lebih 10 cm dari batang utama
3. Olesi dengan ZPT
4. Tutupi dengan plastik bening yang telah diisi tanah
5. Ikat dengan plastik bening
c.) Keuntungan
1. dapat mewarisi sifat asli dari indukannya
2. cepat berproduksi

13
3. apabila cangkok gagal masih bisa dilakukan dibelakangnya
d.) Kelemahan
1. memiliki akar serabut
2. mudah roboh
3. tidak bisa dilakukan dalam jumlah banyak

6.Cangkok keliling

a.) Alat dan bahan


1. Pisau okulasi
2. gunting dahan
3. plastic bening ukuran 1/2 kg
4. tali plastik
5. tanah
6. ZPT (rapid root)
7. pohon jambu air
b.) Cara kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Mengisi plastic bening dengan media tanah
3. Menyayat keliling sepanjang 4 cm cabang jambu air sampai bewarna
putih dengan jarak kurang lebih 10 cm dari batang utama
4. Olesi dengan ZPT pada ujung bagian yang disayat
5. Tutupi dengan plastik bening yang telah diisi tanah
6. Ikat dengan plastik bening
c.) Keuntungan
1. cepat berbuah
2. sifatnya sama ddengan induk
3. akar lebih banyak disbanding cangkok sayat
d.) Kelemahan
1. tidak memiliki akar tunggang
2. pohon induk bia rusak

14
3. tidak dapat diperbanyak dalam skala bear
4. apabila cangkok gagal maka tidak dapat diulangi

7. Membuat media KNUDSON-C

a.) Alat dan bahan


1. stock A 250 ml : KH2PO4,(NH4)2SO4,MnSO4, 4H2
2. stock B 250 ml : MgSO4.7H2O
3. stock C 5 ml : H3BO3,Na2MoO3.2H2O,CuSO4,ZnSO4.7H2O
4. Thimine 5 ml
5. NAA 5 ml
6. pupuk hiponik berimbang 5 gr
7. arang aktif 5 gr
8. air kelapa 750 ml
9. Ca(No3)3.4H2O 5 gram
10. FeSO4.7H2O 50 ml
11. pisang 250 ml
b.) Cara kerja
1. Membuat sebanyak stock A sebanyak 250 ml,stock B 250 ml,stock C
5 ml,ditambahkan thiamin 5 ml,NAA 5 ml pupuk hiponik berimbang 5
gr,arang aktif 5 gr,air kelapa 750 ml,Ca(No3)3.4H2O 5 gram
,FeSO4.7H2O 50 ml,pisang 250 mldicukupkan dengan aquades 5 L.
2. Pengukuran Ph dilakukan sebelum dimasukkan arang aktif dan
agar,pH yang diharapkan 5,6-8 setelah pengukuran pH baru
dimasukkan arang aktif dan agar.
3. Larutan media Knudson di masak ,apabila larutan sudah panas baru
dimasukkan pisang yang telah dihaluskan sampai mendidih,
4. Masukkan dalam botol, tutup dengan aluminium foil
5. Masukkan dalam autoklave sampai suhu 1210c

15
8. Sub kulturanggrrek

a.) alat dan bahan


1. pinset
2. botol selai
3. alat penyangga botol dari kayu
4. lampu bunsen
5. alkohol 96 %
6. alkohol 70%
7. Betedatine
8. aluminium foil
9. cawan petri
10. tissue
11. Eksplan yang akan ditanam
12. Media
b.) cara kerja
1. Alat dan bahan yang digunakan disterilkan dengan alkohol 70%
2. Laminar air disterilkan menggunakan alkohol 70%
3. Buka mulut botol dari aluminium foil,layangkan diatas bunsen
4. Botol ditempatkan pada alat penyangga botol
5. Pinset yang digunakan disemprot lagi dengan alkohol 96% ,layangkan
dalam bunsen
6. Ambil bagian akar dari anggrek lalu dilakukan penanaman ke dalam
media
7. Olesi ujung botol dengan betadine
8. Layangkan alumunium foil diatas Bunsen
9. Tutup botol menggunakan alumunium foil dan rapatkan
10. Letakan media di ruangan penyimpanan media

9.Aklimalisasi anggrrek

a.) alat dan bahan

16
1. eksplan tanaman anggrek
2. botol
3. pinset
4. air
5. gunting
6. pot tanah
7. media pakis
8. batu bata atau pecahan genteng
b.) cara kerja
1. eksplan tanaman anggrek yang sudah terdefiriensiasidikelurkan dari
dalam botol dengan memasukkan air
2. lalu dikocok
3. Keluarkan anggrek dengan menarik bagian akarnya dengan
menggunakan pinset
4. potong bagian akar nya untuk terbentuk akar baru
5. keringkan anginkan selama satu malam tanaman tersebut
6. ditanam di pot tanah liat denga media pakis yang telah disterilkan dan
bagian bawah nya di beri batu bata atau pecahan genteng

10. Pengkompotananggrrek
a.) alat dan bahan
1. Potray
2. media pakis
3. batu bata
b.) cara kerja
1. siapkan alat dan bahan
2. tanaman anggrek ,anggrek kompot yang berumur lebih kurang 6 bulan
di Nurserydipindahakan potray dengan tujuan mengoptimalkan
pertumbuhan nya
3. keluarkan anggrek dari pot

17
4. potong perakarannya
5. isi potray dengan media pakis
6. tanam anggrek ke dalam potray

11. Okulasi durian


a.) alat dan bahan
1. Pisau okulasi
2. gunting dahan
3. plastic bening
4. batang bawah durian
5. entres durian
b.) cara kerja
1. Disiapkan batang bawah durian sebanyak 10 buah
2. Siapkan entres sebanyak 20 buah
3. Ambil dari pangkal batang durian 10-15 cm lalu bikin jendela dengan
metode jendela atas,dengan menyayat sedikit bagian batang tanaman
durian lalu ditarik beberapa cm ke atas
4. Ditempelkan mata tunas,diapit pada bagian yang telah disayat tadi
5. Diikat menggunakan plastic bening,jangan sampai menutupi entres
tersebut
6. Beri sungkup
c.) Keuntungan
1. Bisa dihasilkan dalam jumlah banyak
2. Jika gagal masih bisa dicoba disampingnya
3. Identik dengan induknya
4. Cepat berbuah
5. Pertumbuhan tanaman seragam
d.) Kelemahan
1. Harus memiliki keterampilan
2. Alat yang digunakan harus tajam

18
12. Grafting mangga

a.) Alat dan bahan


1. Pisau okulasi
2. gunting dahan
3. plastic bening
4. batang bawah mangga
5. batang atas mangga
b.) cara kerja
1. Diambil pucuk tanaman mangga sebanyak 10 buah
2. Disiapkan batang bawah sebanyak 10 buah
3. Potong bagian atas batang bawah tanaman mangga
4. Di potong bagian bawah pucuk yang telah disiapkan tadi hingga
meruncing
5. Potong batang bawah tanaman mangga kira-kira 20 cm dari pangkal
batang,sayat sedikit bagian atasnya hingga terbelah dua
6. Sisipi dengan pucuk mangga yang telah disiapkan tadi
7. Ikat menggunakan tali plastic
8. Letakkan di dalam sungkup
c.) Keuntungan
1. Identik dengan induknya
2. Cepat berbuah
3. Pertumbuhn seragam
d.) kelemahan
1. pemborosan entres
2. butuh kill khusus
3. kecepatan dalam bekerja
4. ketajaman alat

13.Grafting bunga kertas

19
a.) alat dan bahan
1. Pisau okulasi
2. gunting dahan
3. tali plastic
4. batang bawah bunga kertas
5. batang atas bunga kertas 3 jenis (masing-masing jenis sebanyak 10
buah)
b.) cara kerja
1. Disiapkan batang bawah bunga kertas
2. Diambil masing masing satu buah dari setiap jenis pucuk bunga
kertas,lalu dipotong bagian bawahnya hingga meruncing
3. Dipilih percabangan yang kokoh,lalu disayat sedikit hingga terbelah
dua
4. Disisipi dengan pucuk bunga kertas
5. Lakukan hingga dalam 1 batang bawah terdapat 3 jenis pucuk bunga
kertas yang berbeda beda
6. Masukkan batang bawah kedalam sungkup
c.) Keuntungan
4. Identik dengan induknya
5. Cepat berbuah
6. Pertumbuhn seragam
d.) kelemahan
5. pemborosan entres
6. butuh kill khusus
7. kecepatan dalam bekerja
8. ketajaman alat

14. Stek buah naga

a.) alat dan bahan


1. Polibag (telah diisi media tanam tanah,pukan,arang sekam)

20
2. gunting dahan
3. ZPT(rapid root)
4. bagian pucuk tanaman naga
b.) Cara kerja
1. Menyiapkan polibag ukuran besar sebanyak 10 buah
2. Menyiapkan pucuk tanaman naga
3. Olesi bagian pangkal pucuk naga dengan ZPT
4. Kering anginkan sebentar
5. Tugal tanah pada polibag
6. Tanam stek naga tersebut
e.) Keuntungan
3. Bisa diproduksi dalam jumlah banyak
4. Tidak terlalu rumit dalam pengerjaannya
f.) Kelemahan
3. Tidak mempunyai akar tunggang
4. Merusak pohon induk

D. Pengawasan
Pengawasan oleh pembimbing magang dilakukan setiap hari.
Pembimbing memberikan arahan pada pagi hari atas kegiatan yang akan
dilaksanakan pada hari tersebut, mendemonstrasikan kegiatan yang akan
dilakukan, melakukan pengawasan selama kegiatan berlangung dan
memberikan evaluasi serta masukan di akhir kegiatan pada hari tersebut.

E. Manajemen Kegiatan
Mengikuti kegiatan perbanyakan secara vegetative tanaman
hortkultura(piladang,putri salju,serut,melati mini,bunga kertas,pucuk
merah,mangga,durian,naga, anggrek )mulai dari stek, cangkok sayat,cangkok
keliing,okulasi,kultur jaringan dan grafting,melakukan pengamatan
keberhasilan dari masing masing metode perbanyakan vegetative dan
dilakukan penyusunan laporan

21
BAB IV TUGAS KHUSUS

Mahasiswa Kerja Praktek Diberi Tugas Individu oleh Pembimbing Magang Di Balai
Benih Induk Tanaman Padi, Palawija Dan Hortikultura (BBI TPPH) di Lubuk
Minturun, tugas khusus yang diberikan diantaranya :
1. Pelakanaan presentasi per individu mengenai kegiatan yang telah dilakukan
sebelumnya
2. Perbanyakan vegetatif tanaman bunga kertas dengan cara grafting (sambung
pucuk)
 Menyiapkan batang bawah tanaman bunga kertas sebanyak 10 buah
 Menyiapkan 3 jenis pucuk bunga kertas (after glow,coconut
ice,bambino baby Victoria)sebanyak 10 buah tiap jenisnya
 Pada batang kira-kira 15-20 cm dari pangkal batang disayat tipis
menggunakan pisau okulasi sepanjang 2 cm hingga terlihat kambium
nya lalu ditarik kebawah
 Ambil pucuk yang telah disiapkan tadi lalu potong bagian bawahnya
hingga meruncing dan bewarna putih
 Lalu tempelkan pada batang yang telah disayat tadi
 Ikat menggunakan tali plastik
 Cari percabangan yang masih kuat dan memotongnya,kemudian
disayat sedikit hingga terbelah menjadi 2 bagian
 Diambil pucuk dari bunga kertas tadi lalu dipotong bagian bawahnya
menggunakan pisau okulasi hingga meruncing dan terlihat bewarna
putih
 Dipasangkan pada cabang yang telah dipotong dua tadi
 Lakukan secara cepat agar cambium pada cabang batang tersebut tidak
mengering
 Ikat dengan menggunakan tali plastik

22
 Lakukan hal yang serupa pada percabangan yang lain hingga didapati
dalam 1 batang bawah terdapat 3 jenis pucuk tanaman bunga kertas
yang berbeda
 Masukkan tanaman kedalam sungkup
 Tanaman diamati apakah sambung pucuk berhasil dilakukan

23
BAB V PEMBAHASAN

Perbanyakan vegetatif metode grafting (sambung pucuk) pada bunga


kertas(Bougainvillea) yang telah dilakanakan Di Balai Benih Induk Tanaman Padi,
Palawija Dan Hortikultura (BBI TPPH) di Lubuk Minturun berhasil dilaksanakan
yang dapat dilihat pada gambar berikut ini

Gambar 1.Hasil perbanyakan vegetatif metode grafting pada bunga kertas

Kegiatan Kerja Praktek yang dilakukan Di Balai Benih Induk Tanaman Padi,
Palawija Dan Hortikultura (BBI TPPH) Lubuk Minturun yaitu dilaksanakannya
teknik perbanyakan tanaman hortikultura. Perbanyakan tanaman banyak dilakukan
dengan berbagai cara, mulai dengan yang sederhana sampai yang rumit. Tingkat
keberhasilannya pun bervariasi dari tinggi sampai rendah, keberhasilan perbanyakan
tanaman tergantung pada beberapa faktor antara lain : cara perbanyakan yang
digunakan, jenis tanaman, waktu memperbanyak, keterampilan pekerja dan
sebagainya. Perbanyakan tanaman bisa digolongkan menjadi dua golongan besar,
yaitu perbanyakan secara generatif dan vegetatif.

24
Grafting adalah salah satu teknik perbanyakan vegetatif menyambungkan batang
bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa sehingga tercapai
persenyawaan, kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru. Grafting
ini digolongkan menjadi tiga golongan besar, yaitu : Bud-grafting atau budding, yang
kita kenal dengan istilah okulasi, Scion grafting, lebih populer dengan grafting saja,
yaitu sambung pucuk atau enten, Grafting by approach atau inarching, yaitu cara
menyambung tanaman sehingga batang atas dan batang bawah masih berhubungan
dengan akarnya masing-masing
Pada kerja praktek yang telah dilaksanakan dilakukan perbanyakan vegetatif
dengan teknik Scion grafting yaitu sambung pucuk pada tanaman bunga kertas
(Bougainvillea). Penyambungan disini berarti penyatuan antara batang atas (sepotong
cabang dengan dua atau tiga tunas vegetatif) dengan batang bawah yang sehingga
gabungan ini bersama-sama membentuk individu yang baru. Ciri dari batang ini
adalah batang masih dilengkapi dengan akar, sedangkan batang atas yang
disambungkan sering disebut entris atau scion. Batang atas dapat berupa potongan
batang atau bisa juga cabang pohon induk.
Keuntungan dari menggunakan metode grafting ini sendiri adalah bisa
memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan
tanah yang tidak menguntungkan, temperatur yang rendah, atau gangguan lain yang
terdapat di dalam tanah,memperbaiki jenis-jenis tanaman yang telah tumbuh,
sehingga jenis yang tidak di inginkan diubah dengan jenis yang dikehendaki. Dapat
mempercepat berbuahnya tanaman (untuk tanaman buah-buahan) dan mempercepat
pertumbuhan pohon dan kelurusan batang (jika tanaman kehutanan). Sedangkan
kekurangan dari metode ini yaitu bagi tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon
sudah besar gampang patah jika ditiup angin kencang, Tingkat keberhasilannya
rendah jika tidak cocok antara scion dan rootstock
Kerbehasilan dalam penyambungan batang atas dan bawah tanaman bunga kertas
yang telah dilakanakan dikarenakan Scion (batang atas)yang dijadikan bahan
sambungan tersebut tidak cacat dan masih dalam keadaan segar, tidak terlalu tua dan

25
tidak terlalu muda dan berbatang bulat. Tanaman yang di Grafting tidak terkena
secara langsung terik matahari maupun air hujan karna dietakkan didalam sungkup,
Di Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija Dan Hortikultura (BBI TPPH) di
Lubuk Minturun hasil setiap tanaman perbanyakan diletakkan di dalam sungkup
sehingga terhindar dari terik matahari langung maupun air hujan,bagian sambungan
kambium harus menempel seerat mungkin dilakukan dengan mengikatnya
menggunakan tali plastik , pisau dan gunting yang digunakan untuk kegiatan
sambungan ini yang tajam dan tidak berkarat serta dalam keadaan bersih agar
sambungan tidak terinfeksi oleh penyakit, dikerjakan dengan secepat mungkin,
dengan kerusakan minimum pada kambium, dan diusahakan penyayatan pada scion
jangan sampai berulang-ulang dilakukan dalam sekali sayatan tipis. Usahakan untuk
menjaga bagian yang terluka, baik pada scion maupun pada rootstock agar tetap
dalam keadaan lembab. Bagian sambungan harus dijaga dari kekeringan sampai
beberapa minggu setelah penyambungan.
Hal yang harus dilakukan setelah kegiatan penyambungan yaitu usahakan
rootstock dalam kondisi lembab, jangan sampai kekeringan dengan menyiram bila
rootstock kering. melepaskan pita pengikat sambungan pada saat sambungan telah
bertunas dan telah bersatu antara kambium batang bawah dengan kambium batang
atas. Menghilangkan tunas-tunas yang tumbuh pada rootstocknya sehingga makanan
dan energi bisa terfokus untuk keberhasilan penyambungan. menyangga tanaman
sambungan jika tanaman tersebut tidak cukup kuat untuk menyangga dirinya sendiri.

Tingkat keberhasilan dari kegiatan grafting yang dilakukan yaitu mencapai 100%
dimana semua tanaman yang diuji tumbuh, hal ini dikarenakan dalam pengerjaannya
dilakukan secara cepat dan efisien, juga karena kecocokan antara batang atas dan
batang bawah serta dalam pengerjaannya alat yang digunakan bersih dan juga
tanaman bunga kertas ini termasuk tanaman yang mudah untuk tumbuh dan tidak
perlu perawatan khusus sehingga tingkat keberhasilannya meningkat, teknik grafting
ini dilaksanakan selain sebagai salah satu dari kegiatan magang yang dilakukan, juga
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-sehari yang bernilai ekonomis.

26
BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan pembahasan penulis dapat mengambil kesimpulan
yaitu :
1. Bougenville sangat cocok dengan iklim tropis dan sub tropis,maka sangat
cocok di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung
2. Tanaman ini termasuk tanaman yang sukar berdiri tegak dengan
keindahan yang berasal dari seludang bunganya yang bewarna cerah
3. Pada tanaman ini berbunga,tanaman ini memiliki kebiasaan merontokkan
daunnya saat berbunga
4. Teknik grafting pada tanaman bougenville ini sangat bagus diterapkan,
karena satu tanaman induk dapat berbagai macam variasi warna bunga

B. Saran
1. Di dalam perbanyakan vegetatif ini diperlukan keahlian khusus dengan
cara terus menerus melatih sehingga trampil dan mendapatkan persentase
hasil tumbuh yang baik
2. Bougenville yang kita gunakan sebagai batang bawah harus mempunyai
perakaran yang kuat,tidak terserang hama penyakit
3. Alat yang digunakan waktu menyambung harus steril dan bahan yang
digunakan harus sesuai ketentuan

27
DAFTAR PUSTAKA

Hamid, N. Yusran. 2011. Keberhasilan Okulasi Varietas Jeruk Manis Pada Berbagai
Perbandingan Pupuk Kandang. Jurnal Media Litbang Sulteng Vol IV (2) : 97 – 104

Hartmann, H. E. dan D. E. Kester. 1983. Plant Propagation Principle and Practise.


Buku. Engelwoods Clifs.New Jersy.912p

Rahardja, P.C. 2003. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Surabaya:Agromedia


Pustaka.

Saefudin. 2009. Kesiapan Teknologi Sambung Pucuk Dalam Penyediaan Bahan


Tanaman Jambu Mete. Jurnal Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka
Tanaman Industri. Vol. 1(7) : 150 – 155.

Sukendro, Andi. 2010. Study of Vegetative Propagation on Intsia bijuga (Colebr.)


O.K. with Grafting. Jurnal Silvikultur Tropika. Vol. 24(7): 6 – 10.

Tambing, Y. 2008. Keberhasilan Pertautan Sambung Pucuk Pada Mangga Dengan


Waktu Penyambungan Dan Panjang Entris Berbeda. Jurnal Agroland. Vol. 15 (4) :
296 – 301

28
LAMPIRAN

Gambar 1.Denah Lokasi BBI Lubuk Minturun

IR.ELVIANA ANWAR,MSI

KEPALA

KEL. JAFUNG

DASLIR,SH,MM IR, MUNAWAROH IR. RINI HISTORINA,MP

KASUBBAG TATA USAHA KASI PEMBIBITAN DAN KASI PENGEMBANGAN


PRODUKSI DAN PEMELIHARAAN

7 (TUJUH) SATGAS BBI 1 (SATU) LABOR

Gambar 2. Struktur Organisasi BBI

29
DOKUMENTASI

Gambar 4. Kegiatan grafting Gambar 5. Alat yang digunakan

Gambar 6. Pemotongan batang bawah Gambar 7. Pemotongan batang atas

30
Gambar 9. Penyambungan batang atas
Gambar 8.Batang atas dipotong
ke batang bawah
membentuk baji

Gambar 10. Gambar batang bawah dan


batang atas
Gambar 11. Pengikatan batang atas

31
Gambar 12. Gambar batang atas Gambar 13. Tanaman diletakkan di
yangtelah disambung ke dalam sungkup
batang bawah

Gambar 14. Hasil grafting Gambar 15. Hasil grafting tanaman


tanamanbunga kertas bunga kertas

32

Anda mungkin juga menyukai