Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Tanah yang ada di sekitar kita, di dalamnya terdapat berbagai macam makhluk hidup.
Kita ambil tanah kemudian kita pisahkan jasad hidup dengan air, maka di antara jasad renik yang
ada terdapat binatang yang memanjang seperti cacing, itulah nematoda.

Nematoda adalah mikroorganisme yang berbentuk cacing, bentuk tubuh bilateral simetris, dan
speciesnya bersifat parasit pada tumbuhan, berukuran sangat kecil yaitu antara 300 – 1000
mikron, panjangnya sampai 4 mm dan lebar 15 – 35 mikron. Karena ukurannya yang sangat
kecil ini menyebabkan nematoda ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, akan tetapi hanya
bisa dilihat dengan mikroskop.

Menurut Dropkin (1991), nematoda (nama tersebut berasal dari kata Yunani, yang artinya
benang) berbentuk memanjang, seperti tabung, kadang- kadang seperti kumparan, yang dapat
bergerak seperti ular. Mereka hidup di dalam air, baik air laut maupun air tawar, di dalam film
air, di dalam tanah, di dalam jaringan jasad hidup berair. Filum nematoda merupakan kelompok
besar kedua setelah serangga apabila didasarkan atas keaneka-ragaman jenisnya. Nematoda telah
dikenal sejak zaman purba sebagai parasit pada manusia. Namun ketika mikroskop yang lebih
baik ditemukan dan para ahli hewan abad kesembilan belas mengeksplorasikan makhluk hidup
dalam lingkup yang luas, maka nematoda dilupakan.
Pracaya (2008), Nematoda berbentuk seperti cacing kecil. Panjangnya sekitar 200-1.000 mikron
( 1.000 mikron = 1 mm). Namun, ada beberapa yang panjangnya sekitar 1 cm. nematoda biasa
hidup di dalam atau di atas tanah. Umumnya nematoda yang hidup di atas tanah sering terdapat
di dalam tanah terdapat di dalam jaringan tanaman atau di antara daun-daun yang melipat, di
tunas daun, di dalam buah, di batang, atau di bagian tanaman lainnya. Nematoda juga ada yang
hidup di dalam tanaman (endoparasit) dan ada juga yang di luar tanaman (ektoparasit).
Jenis nematoda yang saprofit sangat menguntungkan Karena mempercepat proses
tanaman yang telah mati menjadi tanah. Ada juga nematoda yang menjadi parasit, khususnya
parasit pada tanaman (Bridge et al.,1995). Nematoda parasit tanaman dapat menyebabkan
kerusakan tanaman, sehingga mengakibatkan penurunan produksi, yang akhirnya merugikan
petani.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Nematoda

Secara Umum Pengertian Nematoda adalah cacing yang berbentuk bulat panjang (gilik) atau seperti
benang. Istilah Nematoda berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu nema yang
berarti berenang dan ode yang berarti seperti. Nematoda merupakan heawn tripoplastik dan
pseudoselomata(beronggatubuhsemu).
Nematoda banyak hidup bebas di alam dan mempunyai daerah penyebaran yang luas, mulai daerah
kutub yang dingin, padang pasar, sampai ke laut yang dalam. Nematoda sangat mudah ditemukan di
laut, air tawar, air payau maupun tanah. Nematoda hidup bebas dengan memakan sampah organik,
bangkai, kotoran hewan, tanaman yang membusuk, ganggang, jamur, dan hewan kecil lainnya.
Tetapi banyak juga yang hidup parasit pada hewan, manusia, bahkan tumbuhan. Nematoda hidup
parasit manusia ditemukan di sejumlah organ, seperti anus, usus halus, paru-paru, mata, pembuluh
darah, dan pembuluh limfah.
Nematoda mempunya bentuk tubuh dan ukuran yang beragam mulai dibawah ukuran 1mm
hingga lebih dari 1 m. Nematoda hidup di ai r tawar dan darat, umumnya berukuran kurang dari
1mm, sedangkan hidup di laut mencapai 5 cm. Cacing betina berukuran lebih besar yang
dibandingkan dengan cacing jantan. Individu jantan mempunyai ujung posterior yang berbentuk
kait. Nematoda mempunyai bentuk segmen dengan tubuh silindris atau bulat panjang (gilik), dan
tidak bersegmen. Bagian dari anterior atau daerah mulut tampak simetri radial, dan semakin ke
arah posterior membentuk ujung yang meruncing.

2.2 Karakteristik Nematoda

1.Berbentuk bulat panjang (gilik) atau mirip dengan benang


2.hidup bebas dengan memakan sampah organik,kotoran hewan,tanaman yang
membusuk,ganggang,jamur,dan hewan kecil lainnya.
3.Hidup parasit di hewan,manusia,dan tumbuhan
4.Dapat ditemukan di air tawar,air laut,dan ait payau serta disana.
5.Terdapat di organ seperti Anus,usus halus,pembuluh dara,pembuluh limfa,dan jantung,paru-
paru dan mata.
6.cacing betina lebih besar daripada cacing jantang
7.Bentuk tubuh silindris atau bulat panjang(gilik)
8.semakin kearah posterior membentuk ujung yang meruncing

2.3 Nematoda pada tanaman horti

2.3.1 Nematoda pada tanaman Tomat

Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang
disukai masyarakat Indonesia. Produksi tomat nasional pada tahun 2014 tercatat 916.001 ton
(BPS, 2015). Di sisi lain, permintaan tomat dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya jumlah penduduk. Salah satu kendala dalam peningkatan produksi tomat
adalah adanya serangan nematoda puru akar Meloidogyne incoqnita (Mustika, 2005).

1.Mekanisme Penyebaran

Nematoda berada diarea perakaran tanaman sejak berbentuk telur,menetas menjadi Larva dan
tumbuh menjadi nematoda dewasa,keberadaan nematoda disekitar perakaran dengan populasi,
yang sangat banyak ini mendorong mereka untuk menyerang akar, mereka dengan cara menusuk
dinding sel akar dan batang. Setiap saat nematoda secara terus –menerus bergerak dan menetap
di area perakaran tanaman. Sambil bergerak, nematoda menggigit dan menyuntikkan air ludah
pada akar tanaman, aktivitas inilah yang menyebabkan kerusakan sel pada tanaman.

Gejala yang ditimbulkan akibat gigitan nematoda ditandai dengan munculnya puru akar(gall).
Luka pada akar, ujungnya rusak dan membusuk. pembusukan akar terjadi apabila infeksi
nematoda disertai oleh jamur dan bakteri patogen kerusakan akar ini menyebabkan pertumbuhan
tanaman terhambat karena tanaman tidak dapat menyerap unsur hara dari dalam tanah.
Akibatnya tanaman mengalami defisiensi unsur hara yang ditandai perubahan warna daun
menjadi kekuningan. Tanaman layu pada cuaca kering dan panas, hal ini menyebabkan
produktifitas tanaman menurun, kualitas hasil panen rendah, bahkan pada jenis tanaman tertentu
tanaman tidak mampu menghasilkan buah sama sekali.

2. Gejala serangan

Salah satu kendala dalam peningkatan produksi tomat adalah adanya serangan nematoda puru
akar Meloidogyne incoqnita (Mustika, 2005). Akibat serangan nematoda ini perakaran tanaman
rusak sehingga penyerapan hara dan air terganggu, akibatnya pertumbuhan tanaman merana. Di
samping itu, keberadaan nematoda akan meningkatkan keparahan penyakit layu ISSN: 1410-
0029 Agrin Vol. 19, No. 1, April 2015 2 akibat serangan Ralstonia solanacearum dan Fusarium
oxysporum. Fenomena sinergisme tersebut sudah dilaporkan (Siddiqui et al, 2014; Gomez et al,
2011).

3. Cara Pengendalian

pengendalian yang potensial. Selain ramah lingkungan, mikroba antagonis bersifat


hidup.pengendalian nematoda lebih mengutamakan penggunaan nematisida kimia sintetik,
namun hasilnya kurang memuaskan serta tingginya konsekuensi dampak negatif yang
ditimbulkannya. Oleh karena itu perlu dicari alternatif cara pengendalian yang ramah
lingkungan. Pengendalian nematoda dengan menggunakan mikroba antagonis merupakan
alternatif dan dapat berkembang biak sehingga kemempanannya di lapangan dapat bertahan lama
dan berkelanjutan. Namun demikian, kemampuan mikroba di lapangan kurang memuaskan
sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan dengan cara mencampurkan dengan mikroba
antagonis lain yang serasi.

Kemampuan mikroba antagonis dalam mengendalikan populasi nematoda berkaitan erat dengan
kemampuan mikroba tersebut menghasilkan metabolit sekunder yang dapat mematikan
nematoda. Sansinenea dan Ortiz (2011) melaporkan Bacillus sp. mampu menghasilkan metabolit
sekunder yang bersifat antimikroba dan antivirus. Selanjutnya Vinale et al (2006) melaporkan,
T39 butenolide dan harzianopyridone, T22 azaphilone, dan T39 butenolide merupakan metabolit
sekunder utama Trichoderma yang bersifat antimikroba. Sedangkan P. flourescens mampu
menghasilkan pioluteorin, pirolnitrin, (Soesanto, 2000; Ahmadzadeh dan Tehrani, 2009), dan
enzim kitinase (Kumar et al., 2007). Kemampuan mikroba antagonis dalam mengendalikan
nematoda bervariasi
2.4 Nematoda pada tanaman pangan

2.4.1 Nematoda pada tanaman padi

Padi merupakan komoditi pangan penting penghasil beras di Indonesia. Data BPS (2018)
menunjukkan bahwa penduduk Indonesia mengkonsumsi beras sebanyak 114,6 kg per kapita
pada tahun 2017, sedangkan kemampuan produksi beras nasional Indonesia hanya mencapai
50,19 juta ton gabah kering giling pada tahun yang sama. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, pemerintah bersama Kementerian Hal yang perlu dicermati adalah fluktuasi
produktivitas dipicu oleh berbagai faktor seperti perubahan iklim dan organisme pengganggu
tanaman (OPT). Salah satu OPT yang kurang diperhitungkan keberadaannya adalah nematoda
parasit padi (NPP) yang diperkiraan meningkatkan kehilangan produksi mencapai 10% (IRRI,
2004). NPP merupakan nematoda tertentu yang bersifat parasit pada tanaman inang
padi. NPP menyerang pada bagian akar dan foliar (batang dan daun) sehingga menyebabkan
gejala seperti kerdil, klorosis, nekrosis, dan layu pada tanaman inang hingga berujung pada
penurunan produtivitas.
1.Mekanisme Penyebaran

Cara penyebaran A. besseyi melalui biji padi menjadi media penyebaran infeksi yang sangat
efektif. Nematoda parasit A. besseyi adalah penyebab penyakit white tip atau pucuk putih
pada tanaman padi. Gejala infeksi penyakit yang disebabkan infeksi A. besseyi adalah ujung
daun sampai beberapa cm menjadi putih, nekrosis, daun bendera menyimpang dan terpilin,
perkembangan malai terhambat dan terdapat stripe/garis coklat pada batas bagian yang sakit dan
yang sehat (Song et al., 2004).

2.Gejala dan penyakit pada padi

Berdasarkan Data yang dikeluarkan oleh EPPO (European and Medeterranean Plant Protection
Organization) A. bessyi Christie sudah menyebar ke seluruh Eropa, Asia (termasuk Indonesia),
Afrika, Amarika Utara, Amerika Tengah dan Karibian, Amerika Selatan dan Oceania (Australia
dan Fiji).
Biologi A.besseyi Christie. Pada tanaman padi, nematoda ini berasal dari benih yang telah
terinfestasi. Pada saat benih padi ditanam maka nematoda tersebut akan menjadi aktif dan
bergerak menuju ujung daun dan tunas. Nematoda A.besseyi Christie umumnya bersifat
ektoparasit yaitu menyerang tanaman dari bagian luar. A. besseyi Christie dapat berkembang
secara parthenogenesis. Pertumbuhan yang optimum dari nematoda ini adalah pada suhu 21-
25 ºC . Siklus hidupnya berlangsung selama 10 hari pada suhu 21 ºC dan 8 hari pada suhu 23
ºC. Pada satu benih padi yang terinfeksi nematode A. besseyi bisa ditemukan sampai 14
juvenile nematoda. A.besseyi Christie memiliki ukuran tubuh yang ramping dengan panjang
0,44-0,88 mm dan lebar 14-22 µm. Nematoda betina biasanya lebih panjang dari pada jantan.
Bagian mulut lebih lebar dari bagian leher, stylet (spear) berukuran 10 µm. Ekor bebentuk pita
dengan ujung yang meruncing dan terdapat mukrons pada ujung ekor.
Morfologi nematoda A.besseyi Christie
3.Cara pengendalian

Pengendalian penyakit white tip pada tanaman padi dapat dilakukan dengan metode
disinfestasi benih (Seed disinfestation). Disinfestasi benih dapat dilakukan dengan
menggunakan air hangat atau dengan cara kimiawi. Untuk perlakuan air hangat, benih yang
akan ditanam terlebih dahulu direndam dalam air hangat dengan suhu air 55-61 ºC selama 10-
15 menit. Metode ini dilaporkan efektif untuk mengendalikan nematoda A.besseyi Christie (Todd
& Atkins, 1959). Selain itu, perlakuan pada tanah (soil treatment) dan penggunaan varietas
tahan juga dapat menekan populasi nematoda A.besseyi Christ

2.5 Nematoda pada tanaman Tahunan

2.5.1 Nematoda pada tanaman Kopi

Nematoda Radopholus sp. dan Pratylenchus sp. diindikasikan telah menyerang perkebunan kopi
di Kabupaten Tanggamus. Oleh karena itu, saat ini terus dilakukan penelitian tentang populasi
nematoda Radopholus sp. dan Pratylenchussp. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh umur tanaman terhadap tingkat serangan dan populasi nematode.

1.mekanisme penyebaran

Hasil pengamatan populasi nematoda dari tanah dan akar pada pertanaman kopi di Kecamatan
Pulau Panggung dan Kecamatan Air Naningan menunjukkan bahwa selain nematoda parasit
tumbuhan Radopholus dan Pratylenchus, ditemukan juga nematoda parasit tumbuhan lain, dan
nematoda hidup bebas. Pada Tabel 3 dan Tabel 4 secara umum terlihat bahwa populasi
Pratylenchus dan Radopholus baik pada sampel tanah maupun akar tanaman kopi muda tidak
berbeda dengan populasi nematoda pada kopi tua baik di Kecamatan Pulau Panggung dan Air
Naningan.
2.gejala dan penyakit pada kopi

Pertumbuhan tanaman yang kurang sehat pada umumnya disebabkan oleh kerusakan
akar tersebab serangan nematoda yang mengganggu transportasi nutrisi dan air dari akar
ke seluruh bagian tubuh tanaman. Serangan nematoda parasit tumbuhan seperti R.
similis pada tanaman kopi dapat mengakibatkan akar rusak dan membusuk, sehingga
tanaman tumbuh meranggas tinggal ranting kering bersama buah muda yang kering
karena tidak dapat masak sempurna, dan akhirnya mati (KusnoAmidjojo, 1995;
Wiryadiputra, 1997).

Salah satu jenis nematoda yang biasa menyeranhg kopi adalah Pratylenchus
coffeae dan Radopholus similis,. Gejala yang ditimbulkan akibat serangan nematoda ini adalah
tanaman kopi yang terserang terlihat kerdil dengan daun menguning dan mudah gugur.Selain itu,
pertumbuhan cabang (terutama cabang primer) menjadi terhambat. Hal ini menyebabkan
produksi bunga sedikit dan menghasilkan buah prematur. Bagian akar tanaman membusuk dan
putus dibeberapa bagian sehingga fungsi utama akar menjadi terganggu. Pada serangan berat
dapat menyebabkan kematian pada tanaman.

3. Cara Pengendalian

Gejala kerusakan di atas tanah tidak spesifik. Bibit yang terserang kerdil, kurus, daun kecil,
menguning dan gugur. Daun yang tertinggal biasanya hanya daun pucuk. Proses kematian
tanaman oleh serangan nematoda berlangsung perlahan-lahan. Pada bagian tanaman di bawah
tanah sangat spesifik sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya serangan nematoda.
Apabila menyerang akar serabut yang masih aktif menyerap unsur hara, mengakibatkan akar
membusuk dan tidak berfungsi. Tanaman mudah digoyang dan dicabut. (Planococcus sp).
Pengendalian nematoda ini dapat dilakukan dengan:
Melakukan rotasi tanaman dengan bukan tanaman inang yaitu koro benguk (Mucuna sp.), kakao
lindak dan tebu,
Menanam batang bawah dengan yang tahan nematoda seperti kopi ekselsa dan beberapa klon
kopi konuga, kopi Robusta klon BP 961 dan BP 595.
Penggunaan nematoda dazoment dan methansodium di pembibitan serta oksamil, karbofuran,
etoprofos dan kadusafos di lapangan.
Aplikasi bahan organik (pupuk kandang dan kulit kopi).

Anda mungkin juga menyukai