Oleh :
ASLIDAYANTI, SP., M.Si
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG
SENGKANG
2021
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Judul ………………………………………………………………………... i
Kata Pengantar……………………….......................................................... ii
Daftar Isi …………………………………………………………………….. iii
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
2.1. Pengertian Pertanian Ramah Lingkungan........................................... 1
2.2. Pengertian Pertanian Terpadu............................................................. 1
Daftar Pustaka
PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU RAMAH
LINGKUNGAN
Kompetensi Dasar
Sasaran Belajar
I. PENDAHULUAN
diperbarui dan sumber daya yang tidak dapat diperbaruhi untuk proses produksi
akan mengarah kepada penggunaan pupuk hayati yang ramah terhadap lingkungan
(KasumbogoUntung,1997
Difinisi, pertanian ramah lingkungan adalah aktivitas pertanian yang secara
ekologis sesuai, secara ekonomis menguntungkan, secara sosial diterima dan mampu
tersebut dalam kaitannya dengan pengelolaan sumberdaya alam maka sistem pertanian
di negara kita, yang kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan sudah sangat parah.
Menurut, Brian (1995), aktivitas pertanian yang banyak menggunakan bahan kimia,
kesehatan manusia, sehingga harus diganti dengan aktivitas pertanian yang sedikit
Agar program pertanian ramah lingkungan berhasil dan berdaya guna, program
tersebut harus mengikuti kaidah sebagai berikut (a) menggunakan sedikit mungkin
input bahan kimia, (b) melaksanakan tindakan konservasi tanah dan air, (c)
Menurut Zebua (2003), tujuan yang hendak dicapai dengan melaksanakan sistem
pertanian ramah lingkungan, adalah (a) keseimbangan ekologi, (b) terjaganya keaneka
ragaman hayati, (c) terjaganya kelestarian sumberdaya alam, (d) lingkungan hidup
yang tidak tercemar dan (e) tercapainya produksi pertanian yang berkelanjutan.
Menurut Wididana (1997), sistem pertanian ramah lingkungan awalnya
berkembang dari konsep pertanian organik yang di perkenalkan oleh Mokichi Okada
pada tahun 1935, yang kemudian dikenal dengan konsep Kyusei Nature Farming
(KNF). Konsep ini memiliki lima prinsip, yaitu : (a) Menghasilkan bahan makanan
yang aman dan bergizi; (b) Menguntungkan baik secara ekonomi maupun ekologi;
(c) Mudah dilaksanakan (d) selaras dengan alam dan (e) tidak menimbulkan dampak
(2001), sistem pertanian ramah lingkungan pada prinsip adalah bersahabat dan selaras
pilar, yaitu (a) produktif, (b) beresiko kecil, (c) tidak menimbulkan degradasi lahan dan
air, (d) menguntungkan secara ekonomi jangka panjang dan (e) diterima oleh
Prinsip dasar sistem pertanian ramah lingkungan adalah (a) produksi dikontrol
oleh keragaman sistem, (b) memadukan tanaman pohon – tanaman pangan – tanaman
pakan – ternak – tanaman penutup tanah, (c) mempertahankan kesuburan tanah dengan
menggunakan bahan organik, (d) hama dan penyakit dikontrol secara terpadu, dan (e)
Agar sistem pertanian ramah lingkungan berhasil dan berdaya guna, program
tersebut harus mengikuti kaidah sebagai berikut (a) mengunakan sedikit mungkin input
bahan kimia, (b) melaksanakan tindakan konservasi tanah dan air, (c) menjaga
Kaidah tersebut hendaknya menjadi perhatian para pakar, para petani, para
penyuluh dan para pengambil keputusan di bidang pertanian, agar sistem pertanian
ramah lingkungan ini mampu memberikan hasil yang memuaskan. Perhatian tersebut
juga hendaknya diberikan oleh masyarakat kampus, para pengusaha, para tokoh
energi yang ada untuk menghasilkan produk yang seimbang. Dunia pertanian pada
dasarnya berkaitan erat dengan makhluk hidup dalam beberapa tahapannya, juga butuh
ruang di waktu tertentu untuk proses produksi. Melalui program pertanian terpadu ini
diharap bisa meningkatkan hasil panen para petani. Tetapi demikian, agar berjalan pada
sistem yang telah ada produksi pertanian terpadu diharap agar senantiasa ada disatu
kawasan. Dengan begitu proses pemanfaatan sumber daya pun terjadi secara efisien dan
efektif. Sederhananya seperti ini, yakni disatu kawasan sebaiknya ada sektor produksi
mengakibatkan kawasan tersebut memiliki ekosistem yang baik dan lengkap. Bahkan
mampu meminimalkan limbah pertanian sebab memang semua komponen produksi ada
meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya (lahan, manusia, dan faktor
ternak dan ikan dengan lingkungannya untuk menghasilkan suatu produk yang oftimal
komoditi dapat diindari dan hemat ongkos produksi. Menurut Handaka dkk (2009)
sistem pertanian terpadu tanaman dan ternak adalah suatu sistem pertanian yang
dicirikan oleh keterkaitan yang erat antara komponen tanaman dan ternak dalam suatu
kegiatan usaha tani atau dalam suatu wilayah. Bertitik tolak dari hal tersebut di atas
program integrasi tanaman dan ternak (Kusnadi, 2007; Hamdani 2008, Kariyasa,
2005). Sedangkan Ginting (1991) melaporkan bahwa ternak dapat berperan sebagai
industri biologis sekaligus mampu meningkatkan produksi daging dan sekaligus
penyedia kompos.
Pertanian yang baik ialah kegiatan pertanian yang dapat menjaga keseimbangan
ekosistem, sehingga kandungan unsur hara dan energi tetap seimbang. Keseimbangan
tersebut akan menghasilkan produktivitas yang tinggi dan berkelanjutan secara efektif
dan efisien.
energi agar dapat dipanen secara seimbang. Kegiatan pertanian melibatkan makhluk
hidup pada setiap prosesnya dalam jangka waktu tertentu pada proses produksinya.
Melalui kegiatan pertanian terpadu, maka akan terjadi pengikatan bahan organik
didalam tanah dan penyerapan karbon yang lebih rendah dibandingkan pertanian
konvensional yang menggunakan pupuk kimia, seperti pupuk nitrogen dan lain-lain.
Agar manfaat sistem ini dapat diperoleh secara efektif dan efisien, maka kegiatan
pertanian yang dilakukan secara terpadu dapat dibuat di suatu kawasan secara kolektif.
Pada kawasan tersebut dapat dibuat beberapa sektor, seperti sektor produksi tanaman,
pertanian serta perikanan. Sektor-sektor ini akan menjadikan suatu kawasan memiliki
ekosistem yang lengkap dan seluruh komponen produksinya tidak akan menghasilkan
peningkatan hasil produksi dan penghematan biaya produksi juga dapat tercapai.
Keunggulan lain dari Sistem Pertanian Terpadu adalah petani dapat memiliki berbagai
padi, beternak kambing, serta menanam sayuran. Kotoran dari hewan ternak dapat
digunakan untuk pupuk, serta hasil ternak dapat dikonsumsi atau dijual sehingga
Indonesia telah dikenal sebagai petani secara turun temurun. Namun sayangnya, profesi
petani saat ini dianggap sebelah mata dibanding pekerjaan lain. Padahal tanpa kerja
keras petani, maka bahan makanan kita sehari-hari akan sulit diperoleh.
Oleh sebab itu, setidaknya ada 3 alasan mengapa pertanian terpadu perlu dilakukan,
yaitu:
Panen Tidak Setiap Hari : Adanya sistem pertanian terpadu akan menjadikan petani
pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan lainnya dalam satu wilayah tani.
Adanya sistem ini akan menekan harga pokok produksi dengan penerapan
sistem zero waste.