Anda di halaman 1dari 11

PERTANIAN TERPADU

Oleh :
ASLIDAYANTI, SP., M.Si

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG
SENGKANG
2021
KATA PENGANTAR

Sesuai dengan perkembangan jaman berbagai permasalahan baru dalam


produksi pertanian mulai muncul. Berkurangnya tenaga kerja produktif di
pedesaan, berkurangnya ketersediaan air irigasi, mahalnya input produksi,
adalah sebagian masalah yang membutuhkan teknologi yang mampu
mengatasinya. Teknologi tersebut haruslah mempunyai kemampuan dalam
meningkatkan produktivitas, hemat air, hemat tenaga kerja, berwawasan
lingkungan dan mudah diterima oleh petani.
Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu adalah salah satu alternatif
untuk bisa diterapkan dalam mengatasi permasalahan tersebut. Agar teknologi
baru ini dapat diterapkan dan dikembangkan oleh sebagian besar petani maka
informasi tentang teknologi ini perlu disebarluaskan.
Tergerak untuk menyebarluaskan pengetahuan mengenal Sistem
Pertanian Terpadu, penulis menyusun bahan ajar ini dengan harapan mampu
memperkaya pengetahuan mahasiswa atau siapa saja yang tergerak membina
petani dalam rangka meningkatkan pendapatan petani.
Saya menyadari bahwa Bahan Ajar ini tentu masih banyak
kekurangannya. Kritik dan saran demi perbaikan akan kami terima dengan
segala senang hati.

Sengkang, Februari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Judul ………………………………………………………………………... i
Kata Pengantar……………………….......................................................... ii
Daftar Isi …………………………………………………………………….. iii

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
2.1. Pengertian Pertanian Ramah Lingkungan........................................... 1
2.2. Pengertian Pertanian Terpadu............................................................. 1

II. PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU....................... 5


2.1. Prinsip Keterpaduan Sistem Pertanian Terpadu.................................... 5
2.2 Ciri-ciri Pertanian Terpadu .................................................................. 5
2.3. Komponen Sistem Pertanian Terpadu.................................................. 6
2.4. Manfaat Sistem Pertanian Terpadu....................................................... 7
2.5 Macam-macam Integrasi Tanaman dengan Komponen
Sistem Pertanian Terpadu. .................................................................. 7
2.6. Kendala dalam Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu…………... 12
2.7. Cakupan Sistem Pertanian Terpadu........................................................ 12

III. MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU….. 14


3.1. Model Umum SPT (The Integrated System).................................... 15
3.2. Model Pengembangan SPT pada Lahan Sawah............................... 15
3.3. Model Pengembangan SPT pada Lahan Miring................................ 16
3.4. Model Pengembangan SPT pada Lahan Rawan Erosi............... ……
17
3.5. Model Pengembangan SPT pada Lahan Konservasi.... ……………. 18

Daftar Pustaka
PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU RAMAH
LINGKUNGAN

Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti kuliah, mahasiswa mampu menjelaskan Pengertian Sistem


Pertanian Terpadu Ramah Lingkungan.

Sasaran Belajar

1. Seluruh mahasiswa mampu menjelaskan prinsip keterpaduan Sistem Pertanian


Terpadu.
2. Seluruh mahasiswa mampu menjelaskan ciri-ciri Pertanian terpadu.
3. Seluruh mahasiswa mampu menjelaskan komponen sistem pertanian terpadu.
4. Seluruh mahasiswa mampu menjelaskan manfaat sistem pertanian terpadu.
5. Seluruh mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam integrasi tanaman
dengan komponen sistem pertanian terpadu.
6. Seluruh mahasiswa mampu menjelaskan Kendala Pengembangan sistem
pertanian terpadu.

I. PENDAHULUAN

1.1. Pertanian Ramah Lingkungan

Pertanian berkelanjutan adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat

diperbarui dan sumber daya yang tidak dapat diperbaruhi untuk proses produksi

pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin.

Keberlanjutann yang dimaksud meliputi : penggunaan sumber daya kualitas dan

kuantitas produksi, serta lingkungannya. Proses produksi pertanian yang berkelanjutan

akan mengarah kepada penggunaan pupuk hayati yang ramah terhadap lingkungan

(KasumbogoUntung,1997
Difinisi, pertanian ramah lingkungan adalah aktivitas pertanian yang secara

ekologis sesuai, secara ekonomis menguntungkan, secara sosial diterima dan mampu

menjaga kelestarian sumberdaya alam lingkungan (Susanto.2002). Sesuai definisi

tersebut dalam kaitannya dengan pengelolaan sumberdaya alam maka sistem pertanian

ramah lingkungan merupakan konsep pembangunan pertanian yang harus diterapkan

di negara kita, yang kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan sudah sangat parah.

Menurut, Brian (1995), aktivitas pertanian yang banyak menggunakan bahan kimia,

terbukti telah menimbulkan pencemaran, merusak ekosistem, dan sangat menganggu

kesehatan manusia, sehingga harus diganti dengan aktivitas pertanian yang sedikit

mungkin menggunakan bahan kimia.

Agar program pertanian ramah lingkungan berhasil dan berdaya guna, program

tersebut harus mengikuti kaidah sebagai berikut (a) menggunakan sedikit mungkin

input bahan kimia, (b) melaksanakan tindakan konservasi tanah dan air, (c)

memperhatikan keseimbangan ekosistem dan (d) mampu menjaga stabilitas produksi

secara berkelanjutan (Susanto.2002).

Pertanian ramah lingkungan yang biasa juga disebut pertanian organik

merupakan sistem pertanian yang meminimalkan penggunaan pupuk anorganik,

pestisida, herbisida, fungisida, dan bahan kimia lainnya

Menurut Zebua (2003), tujuan yang hendak dicapai dengan melaksanakan sistem

pertanian ramah lingkungan, adalah (a) keseimbangan ekologi, (b) terjaganya keaneka

ragaman hayati, (c) terjaganya kelestarian sumberdaya alam, (d) lingkungan hidup

yang tidak tercemar dan (e) tercapainya produksi pertanian yang berkelanjutan.
Menurut Wididana (1997), sistem pertanian ramah lingkungan awalnya

berkembang dari konsep pertanian organik yang di perkenalkan oleh Mokichi Okada

pada tahun 1935, yang kemudian dikenal dengan konsep Kyusei Nature Farming

(KNF). Konsep ini memiliki lima prinsip, yaitu : (a) Menghasilkan bahan makanan

yang aman dan bergizi; (b) Menguntungkan baik secara ekonomi maupun ekologi;

(c) Mudah dilaksanakan (d) selaras dengan alam dan (e) tidak menimbulkan dampak

pada lingkungan, secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Soemarwoto

(2001), sistem pertanian ramah lingkungan pada prinsip adalah bersahabat dan selaras

dengan sumberdaya alam dan lingkungan.

Sistem pertanian ramah lingkungan, merupakan salah bagian dari sistem

pengembangan pertanian berkelanjutan, yang dapat terlaksana, bila memenuhi lima

pilar, yaitu (a) produktif, (b) beresiko kecil, (c) tidak menimbulkan degradasi lahan dan

air, (d) menguntungkan secara ekonomi jangka panjang dan (e) diterima oleh

masyarakat (Ala, 2001).

Prinsip dasar sistem pertanian ramah lingkungan adalah (a) produksi dikontrol

oleh keragaman sistem, (b) memadukan tanaman pohon – tanaman pangan – tanaman

pakan – ternak – tanaman penutup tanah, (c) mempertahankan kesuburan tanah dengan

menggunakan bahan organik, (d) hama dan penyakit dikontrol secara terpadu, dan (e)

melaksanakan konservasi tanah dan air dengan menggunakan tanaman (King.1994).

Agar sistem pertanian ramah lingkungan berhasil dan berdaya guna, program

tersebut harus mengikuti kaidah sebagai berikut (a) mengunakan sedikit mungkin input

bahan kimia, (b) melaksanakan tindakan konservasi tanah dan air, (c) menjaga

stabilitas produksi untuk jangka panjang dan berkelanjutan, (d) memperhatikan


keseimbangan ekosistem, (e) mampu menyediakan kebutuhan lokal, kebutuhan dalam

negeri dan bahkan untuk ekspor (Susanto.2002).

Kaidah tersebut hendaknya menjadi perhatian para pakar, para petani, para

penyuluh dan para pengambil keputusan di bidang pertanian, agar sistem pertanian

ramah lingkungan ini mampu memberikan hasil yang memuaskan. Perhatian tersebut

juga hendaknya diberikan oleh masyarakat kampus, para pengusaha, para tokoh

agama dan para stakeholders lainnya.

1.2. Sistem Pertanian Terpadu

ertaniPertanian Terpadu adalah sistem pertanian yang memanfaatkan semua potensi

energi yang ada untuk menghasilkan produk yang seimbang. Dunia pertanian pada

dasarnya berkaitan erat dengan makhluk hidup dalam beberapa tahapannya, juga butuh

ruang di waktu tertentu untuk proses produksi. Melalui program pertanian terpadu ini

diharap bisa meningkatkan hasil panen para petani. Tetapi demikian, agar berjalan pada

sistem yang telah ada produksi pertanian terpadu diharap agar senantiasa ada disatu

kawasan. Dengan begitu proses pemanfaatan sumber daya pun terjadi secara efisien dan

efektif. Sederhananya seperti ini, yakni disatu kawasan sebaiknya ada sektor produksi

pertanian, baik itu di bidang perikanan, peternakan, maupun tanaman.

Keberagaman sektor pertanian terpadu penting peranannya, sebab bisa

mengakibatkan kawasan tersebut memiliki ekosistem yang baik dan lengkap. Bahkan

mampu meminimalkan limbah pertanian sebab memang semua komponen produksi ada

hubungan timbal balik dengan baik yang saling menguntungkan.


Sistem pertanian terpadu adalah merupakan sistem pertanian yang

mengintegrasikan kegiatan sub sektor pertanian, tanaman, ternak, ikan untuk

meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya (lahan, manusia, dan faktor

tumbuh lainnya) kemandirian dan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.

Sistem pertanian terpadu adalah suatu sistem pengelolaan tanaman, hewan

ternak dan ikan dengan lingkungannya untuk menghasilkan suatu produk yang oftimal

dan sifatnya cendrung tertutup terhadap masukan luar (Preston,2000). Pertaanian

terpadu mengurangi resiko kegagalan pane, karena ketergantungan pada suatu

komoditi dapat diindari dan hemat ongkos produksi. Menurut Handaka dkk (2009)

sistem pertanian terpadu tanaman dan ternak adalah suatu sistem pertanian yang

dicirikan oleh keterkaitan yang erat antara komponen tanaman dan ternak dalam suatu

kegiatan usaha tani atau dalam suatu wilayah. Bertitik tolak dari hal tersebut di atas

sudah banyak program peningkatan pendapatan petani peternak mengacu pada

program integrasi tanaman dan ternak (Kusnadi, 2007; Hamdani 2008, Kariyasa,

2005). Sedangkan Ginting (1991) melaporkan bahwa ternak dapat berperan sebagai
industri biologis sekaligus mampu meningkatkan produksi daging dan sekaligus

penyedia kompos.

Pertanian yang baik ialah kegiatan pertanian yang dapat menjaga keseimbangan

ekosistem, sehingga kandungan unsur hara dan energi tetap seimbang. Keseimbangan

tersebut akan menghasilkan produktivitas yang tinggi dan berkelanjutan secara efektif

dan efisien.

Pada hakekatnya, pertanian terpadu adalah upaya memanfaatkan seluruh potensi

energi agar dapat dipanen secara seimbang. Kegiatan pertanian melibatkan makhluk

hidup pada setiap prosesnya dalam jangka waktu tertentu pada proses produksinya.

Melalui kegiatan pertanian terpadu, maka akan terjadi pengikatan bahan organik

didalam tanah dan penyerapan karbon yang lebih rendah dibandingkan pertanian

konvensional yang menggunakan pupuk kimia, seperti pupuk nitrogen dan lain-lain.

Agar manfaat sistem ini dapat diperoleh secara efektif dan efisien, maka kegiatan

pertanian yang dilakukan secara terpadu dapat dibuat di suatu kawasan secara kolektif.

Pada kawasan tersebut dapat dibuat beberapa sektor, seperti sektor produksi tanaman,

pertanian serta perikanan. Sektor-sektor ini akan menjadikan suatu kawasan memiliki

ekosistem yang lengkap dan seluruh komponen produksinya tidak akan menghasilkan

limbah, karena dapat dimanfaatkan oleh komponen-komponen lainnya. Selain itu,

peningkatan hasil produksi dan penghematan biaya produksi juga dapat tercapai.

Keunggulan lain dari Sistem Pertanian Terpadu adalah petani dapat memiliki berbagai

sumber penghasilan. Kegiatan pertanian ini juga memberikan perhatian terhadap

diversifikasi tanaman dan polikultur. Polikultur adalah sistem budidaya pertanaman

campuran yang dilakukan pada lahan yang sama.


Melalui sistem ini, petani dapat memperoleh sumber penghasilan dari menanam

padi, beternak kambing, serta menanam sayuran. Kotoran dari hewan ternak dapat

digunakan untuk pupuk, serta hasil ternak dapat dikonsumsi atau dijual sehingga

memperoleh penghasilan tambahan.

Sebagai negara agraris dengan kekayaan alam dan tanah yang subur, masyarakat

Indonesia telah dikenal sebagai petani secara turun temurun. Namun sayangnya, profesi

petani saat ini dianggap sebelah mata dibanding pekerjaan lain. Padahal tanpa kerja

keras petani, maka bahan makanan kita sehari-hari akan sulit diperoleh.

Oleh sebab itu, setidaknya ada 3 alasan mengapa pertanian terpadu perlu dilakukan,

yaitu:

 Panen Tidak Setiap Hari : Adanya sistem pertanian terpadu akan menjadikan petani

memiliki alternatif pendapat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

 Menekan Harga Produksi : Pertanian terpadu merupakan kombinasi sektor

pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan lainnya dalam satu wilayah tani.

Adanya sistem ini akan menekan harga pokok produksi dengan penerapan

sistem zero waste.

 Meningkatkan Harga Jual : Melalui pembinaan yang berkelanjutan, hasil panen

memiliki keunggulan dibanding pertanian konvensional. Manfaat positifnya adalah

harga jual produk pertanian yang meningkat yang memengaruhi kesejahteraan

petani menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai