DISUSUN OLEH
KELOMPOK V ITN-A
NAMA NIM
ADE GUNAWAN C1051171079
SUANDI C1051171069
GOPINDA C1051171003
TRI LAKSONO C1051171015
SITI NURHALIFA C1051171059
ASEP FERYANSYAH C1051171001
Puji dan syukur tidak lupa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
rahmat serta karunia-Nya sehingga laporan praktikum Agroforestry semester 5
Tahun ajaran 2019/2020 dapat diselesaikan dan tidak lupa pula penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan laporan ini baik tenaga maupun fikiran.
Adapun tujuan dari penyusunan laporan adalah untuk memenuhi syarat
mata kuliah yang bersangkutan dan sebagai sarana pembelajaran. Laporan ini juga
disusun dengan sistematis agar mudah dipahami serta mengulas tentang
Penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, dengan
segala kerendahan hati penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari pembaca agar kedepannya laporan yang penulis susun menjadi
lebih baik. Semoga laporan ini dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat
bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1. 1 Latar belakang...............................................................................................1
1. 2 Tujuan............................................................................................................3
2. 1 Definisi Agroforestri.....................................................................................4
2. 3 Manfaat Agroforestri.....................................................................................5
3.2. 1 Alat.........................................................................................................8
3.2. 2 Bahan......................................................................................................8
3. 3 Prosedur Kerja...............................................................................................8
BAB V PENUTUP................................................................................................13
5. 1 Kesimpulan..................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
Lampiran...............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1. 2 Latar belakang
Agroforestri, sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan baru dibidang
pertanian dan kehutanan, berupaya mengenali dan mengembangkann keberadaan
sistem agroforestri yang telah dipraktekan oleh petani sejak dulu kala. Sistem ini
dilakukan oleh petani dibawah kondisi agro-ekosistem yang berbeda-beda serta
keadaan ekonomi daerah yang berbeda-beda pula. Akhir-akhir ini dua intansi
yaitu Pertanian dan Kehutanan, sudah mulai memperhatikan potensi sistem
agroforestri dan mulai memberikan upaya kearah pengembangan sistem ini
dimasa mendatang.
Agroforestri dikembangkan untuk memberi manfaat kepada manusia atau
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Agroforestri utamanya di harapkan
dapat dapat membantu mengoptimalkan hasil suatu bentuk penggunaan lahan
secara berkelanjutan guna menjamin dan memperbaiki kebutuhan hidup
masyarakat dan dapat meningkatkan daya dukung ekologi manusia, khususnya di
daerah pedesaan (Mayrowani dan Ashari, 2011). Agroforestri diharapkan
bermanfaat selain untuk mencegah perluasan tanah terdegradasi, melestarikan
sumberdaya hutan, meningkatkan mutu pertanian serta menyempurnakan
intensifikasi dan diversifikasi silvikultur. Sistem ini telah dipraktekkan oleh petani
di berbagai tempat di Indonesia selama berabad-abad (Michon dan de Foresta,
1995), misalnya sistem ladang berpindah, kebun campuran di lahan sekitar rumah
(pekarangan) dan padang penggembalaan. Agroforestri adalah system pengelolaan
berkelanjutan pada suatu lahan yang meningkatkan jumlah total produksi,
mengkombinasikan tanaman pertanian, tanaman keras (perkebunan), dan tanaman
kehutanan, dana tau bersama-sama ternak atau secara bertahap (rotasi), dan
menggunakan pengelolaan praktis yang sesuai dengan pola budaya para penduduk
setempat (Bene, et, Al ., 1997 dalam Mac Dickendan Vergara, 1990).
1. Agroforestri adalah suatu system penggunaan lahan yang didalamnya
terdiri dari kombinasi pertanian, kehutanan, hortikultura dan subsistem
peternakan hewan secara praktis.
2. Agroforestri mengintergrasikan pohon dengan tanaman pertanian, dan atau
hewan, dengan sasaran utama dengan menurunkan resiko meningkatkan
total produksi.
3. Bentuk idealnya, sistem agroforestri adalah stabil dan berkelanjutan.
4. Hubungan pohon dalam sistem agroforestri dapat menjadikan penggunaan
sinar, kelembapan, dan hara tanaman menjadi lebih efisien dari pada
tanaman monokultur pertanian atau tanaman perkebunan.
Secara sederhana, agroforestri berarti menanam pepohonan di lahan
pertanian dan harus diingat bahwa petani atau masyarakat adalah elemen
pokoknya (subyek). Elemen-elemen tersebut menunjukan klasifikasi system
agroforestri yang sederhana dan model ini yang terlihat di Indonesia, seperti yang
tercantum sebagai berikut :
1. 2 Tujuan
Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan tanaman pada lahan agroforestry
di Kecamatan Sedau, Kabupaten Singkawang, Kota Pontianak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 3 Definisi Agroforestri
Definisi Agroforestri Pendefinisian agroforestri telah dilakukan sejak
sistem pengelolaan lahan ini dipromosikan secara luas untuk memecahkan
permasalahan tata guna lahan di daerah tropis (Sanchez, 1999). Pendefinisian
tersebut meliputi tahap perkembangan awal yang mencoba memasukkan berbagai
macam atribut yang melekat pada terminologi agroforestri, hingga pada tahap
yang lebih realistis yang didasarkan pada pengalaman praktis di lapangan
(Somarriba, 1992). Lebih jauh, Somarriba (1992) menekankan pentingnya tiga
unsur dalam mendefinisikan agroforestri, yaitu 1) setidaknya terdapat interaksi
biologis dari dua jenis tumbuhan, 2) setidaknya salah satu dari tumbuhan tersebut
adalah tumbuhan berkayu, dan 3) setidaknya salah satu dari tumbuhan tersebut
dikhususkan untuk pakan ternak atau komoditas pertanian (tahunan atau
semusim). Meskipun terdapat banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli,
definisi agroforestri yang dipromosikan oleh World Agroforestry Centre (ICRAF)
yaitu:
“A collective name for landuse systems and practices in which woody perennials
are deliberately integrated with crops and/or animals on the same land
management unit. The integration can be either in a spatial mixture in a temporal
sequence. There are normally both ecological and economic interactions between
woody and non-woody components in agroforestry” (Lundgren dan Raintree
dalam Nair, 1993a)
menjadi definisi yang saat ini populer digunakan. Menurut Nair (1993a),
definisi ini mengisyaratkan bahwa:
1. Agroforestri setidaknya melibatkan dua atau lebih spesies tumbuhan yang
salah satunya merupakan tumbuhan berkayu,
2. Sistem agroforestri setidaknya mempunyai lebih dari satu luaran (output),
3. Siklus dari agroforestri selalu lebih dari satu tahun, dan
4. Meskipun terlihat sederhana, sistem agroforestri melibatkan proses ekologi
dan ekonomi yang lebih kompleks dibanding sistem monokultur.
Nilai-nilai prinsip yang terkandung dalam definisi agroforestri tersebut juga
mengisyaratkan keunggulan-keunggulan sistem tersebut dibandingkan dengan
sistem lain, seperti yang diungkapkan oleh Darusman (2002) dalam Hairiah, et al.
(2003) yaitu terciptanya kestabilan ekologi yang lebih tinggi, terciptanya
kesinambungan ekonomi yang berimbas pada peningkatan kesejahteraan petani,
tingkat kesesuaian yang lebih tinggi dengan budaya dan pengetahuan petani, serta
terpenuhinya kestabilan politik akibat daya terima yang lebih luas di masyarakat.
Sejalan dengan hal tersebut, Sanchez (1999) menyatakan bahwa beberapa hasil
riset mengenai agroforestri di Asia dan Afrika membuktikan keunggulan sistem
pengelolaan lahan ini untuk menunjang ketahanan pangan, kayu bakar, pakan
ternak, kayu pertukangan, dan obat yang dapat dipergunakan secara langsung oleh
petani ataupun dijadikan komoditas perdagangan. Selain itu, sistem agroforestri
telah secara langsung berperan dalam peningkatan kesuburan tanah dengan
terciptanya kontrol terhadap erosi serta perlindungan terhadap tata air.
2. 3 Manfaat Agroforestri
a.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Jati
Jagung
Padi
Penduduk & Kepadatan penduduk Kalimantan barat 21,2 jiwa per km2 pada
sosebud tahun 1989. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi dipulau
Kalimantan. Kelompok etnik terterbesar adalah dayak
pedalaman yang bertani di pedalaman, nelayan atau pedagang,
dan orang cina yang umumnya tinggal di kota-kota kecil dan
berusaha di bidang perdagangan dan industry kerajinan.
Pendatang bugis datang dari daerah pesisir dimana mereka
menetap sejak abad XVIII, dan belakangan transmigran jawa,
Madura dan sambas datang dalam jumlah besar melalui
program-program pemerintah
Jenis tanaman Jati (tectona grandis)
utama Padi ( oryza sativa): ciherang dan impari.
Pohon buah-buahan Kelapa, rambutan, pisang,
kakao, matoa
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan di Desa Sedau Kabupaten
Singkawang terdapat tiga jenis tanaman yag terdiri dari tanaman jati, jagung dan
padi. Tanaman-tanaman ini ber skala 1 ha yang diurus atau dipergunakan oleh 6
rombong/borongan. Lahan tersebut beada di daerah bawah pegunungan, dengan
iklim tropika basah dengan cuaca antara 3000 – 4000 mm dengan suhu rata-rata
260C. curah hujan terbesar terdapat pada bulan November sampai april dan
puncak kemarau terdapat pada bulan juni sampai agustus. Lansekep daerah nya
datar, system tata guna lahan local di Sedau terdiri dari, pertama kebun jati yang
merupakan bagian dari agroforestry dan merupakan hutan sekunder yang
didominasi pohon buah, dan jati yang terletak di daerah bawah pegunungan.
Kedua sawah, merupakan lahan pribadi dengan system lahan irigasi dalam
penanaman padi. Jenis tanaman utama di daerah ini yaitu jati (tectona grandis) dan
Padi (oryza sativa) dengan jenis ciherang dan impair. Jenis pepohonan disini
terdiri dari kelapa, pisang, rambutan, kakao dan matoa.
BAB V
PENUTUP
5. 6 Kesimpulan
Pada praktikum yang dilaksanakan di kelurahan sedau kecamatan
singkawang selatan, bahwa system yang diterapkan oleh petani yang di
wawancara menggunakan sitem agroforestri agrisilvilkultura. Sehingga system ini
pada kelurahan sedau sudah diterapkan di petani dan system agrisilvilkultura ini
sangat menguntungkan bagi petani yang kami wawancara. Pada praktikum yang
dilaksankan mahasiswa mampu memlihat dan mampu mempelajari agar bisa
diterapkan kepada mahasiswa yang memiliki lahan yang cukup luas.
DAFTAR PUSTAKA
Hairiah, K., Utami, S.R., Suprayogo, D., Widianto., Sitompul, S.M., Sunaryo.,
Lusiana B., Mulia, R, Van Noordwijk, M., dan Cadisch, G. 2000.
Agroforestri pada Tanah Masam: Pengelolaan Interaksi antara Pohon–
Tanah-Tanaman Semusim. ISBN. 979-95537-5-X. ICRAF-Bogor.