Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN


“IDENTIFIKASI HAMA GUDANG”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Dasar-Dasar
Perlindungan Tanaman

Disusun oleh:
Nama : Agung Virgiawan
NIM : 4442170056
Kelas : IIIB Agroekoteknologi
Kelompok : 2 (Dua)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan kasih-Nya, atas anugrah hidup dan kesehatan yang telah
penyusun terima, serta petunjuk-Nya sehingga memberikan kemampuan dan
kemudahan bagi penyusun dalan penyusunan laporan ini. Sholawat serta salam juga
tidak pernah lupa penyusun hanturkan untuk Nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah dengan bantuan dari banyak pihak akhirnya laporan ini selesai tepat
pada waktunya.
Dalam pembuatan laporan ini, penyusun sangat berterima kasih kepada
Bapak Julio Eiffelt Rossaffelt Rumbiak S.P., M.P. Laporan praktikum ini
memberikan banyak tambahan wawasan pengetahuan kepada mahasiswa/i
universitas sultan ageng tirtayasa. Di dalam laporan ini hanya sebatas ilmu yang
dapat penyusun sajikan, sebagai tuntutan tugas.
Penyusun menyadari laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan
makalah ini. Harapan penyusun, semoga laporan ini membawa manfaat bagi kita
semua mahasiswa/i Universitas Sultan Ageng Tirtayasa khususnya Fakultas
Pertanian Jurusan Agroekoteknologi. Penyusun juga berharap laporan ini
memberikan kesan positif bagi pembaca. Untuk menumbuhkan daya nalar,
pengetahuan dan pola pikir.

Serang, November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Tujuan ...................................................................................................1
1.3 Manfaat .................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................3
2.1 Tanaman ................................................................................................3
2.2 Serangga ................................................................................................4
2.3 Hama .....................................................................................................5
2.4 Hama Gudang ........................................................................................8
BAB III METODE PRAKTIKUM ....................................................................11
3.1 Waktu dan Tempat ..............................................................................11
3.2 Alat dan Bahan ....................................................................................11
3.3 Cara Kerja ...........................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................12
4.1 Hasil .......................................................................................................12
4.2 Pembahasan ..........................................................................................13
BAB V PENUTUP ...............................................................................................17
5.1 Simpulan ...............................................................................................17
5.2 Saran .....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................18
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makhluk hidup yang menyebabkan penyakit pada tanaman termasuk
bakteri, jamur, dan protozoa. Sebagian besar penyakit infeksi yang disebabkan oleh
organisme ini dapat disembuhkan dengan obat-obatan. Sebagai contoh, obat yang
disebut antibiotik dapat menyembuhkan sebagian penyakit yang disebabkan oleh
bakteri. Bakteri adalah organisme bersel satu tanpa inti. Meskipun sebagian besar
bakteri tidak berbahaya, beberapa penyebab dari mereka penyebab penyakit.
Serangga yang berperan sebagai hama ternyata hanya 1-2 persen saja,
sedangkan sisanya yang 98-99 persen adalah merupakan serangga berguna yang
dapat berperan sebagai parasitoid, predator, penyerbuk (pollinator), pengurai
(decomposer), dan serangga industry. Menurut banyak ahli entomologi, serangga
terdiri 30 ordo, namun hanya 13 ordo yang merupakan ordo penting dalam
perlindungan tanaman. Pengenalan gejala serangan hama sangat penting untuk
diketahui karena untuk menentukan binatang penyebabnya umumnya lebih mudah
diketahui dari gejala serangannya. (Sugiyarto, 2008).
Hama gudang mempunyai sifat yang khusus yang berlainan dengan hama-
hama yang menyerang dilapangan, hal ini sangat berkaitan dengan ruang lingkup
hidupnya yang terbatas yang tentunya memberikan pengaruh faktor luar yang
terbatas pula. Walaupun hama gudang (produk dalam simpanan) ini hidupnya
dalam ruang lingkup yang terbatas, karena ternyata tidak sedikit pula jenis dan
spesiesnya, yang masing-masing memiliki sifat sendiri, klasifikasi atau
penggolongan hama yang menyerang produk dalam gudang untuk lebih
mengenalnya dan lebih mudah mempelajarinya telah dilakukan oleh para ahli
taxonomi (Sugiyarto, 2008).
Oleh karena itu untuk lebih mengerti tentang macam-macam hama apa saja
yang tergolong kedalam hama gudang. Kami melakukan identifikasi terhadap
produk-produk yang mengalami masa penyimpanan baik itu biji-bijian maupun
bahan pangan

1
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah, sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui hama off farm.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui morfologi dan gejala serangan yang
ditimbulkan.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah, sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengtahui dan memahami gejala-gejala tanaman
yang terserang hama gudang.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi hama apa saja yang tergolong
hama gudang dan cara mengatasinya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem
jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem berkas
pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas xylem dan floem yang
tersusun berselang-seling. Pada struktur anatomi tumbuhan dikotil dan monokotil
berbeda, baik dari segi fungsi, susunan serta bagian-bagian dari tumbuhan tersebut.
(Frank, 1991).
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem
jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem berkas
pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas xylem dan floem yang
tersusun berselang-seling. Pada struktur anatomi tumbuhan dikotil dan monokotil
berbeda, baik dari segi fungsi, susunan serta bagian-bagian dari tumbuhan tersebut.
(Frank, 1991).
Daun merupakan bagian vegetatif dari tumbuhan, dimana proses
fotosintesis dapat berlangsung. Daun pertama berkembang dari bagian embrio yang
disebut plumule. Ada 3 (tiga) ciri daun yang penting, yaitu tipis melebar, berwarna
hijau, dan duduk pada batang dengan posisi menghadap sinar matahari. Sifat-sifat
tersebut sesuai dengan fungsi daun sebagai tempat untuk asimilasi, respirasi,
transpirasi, dan gutasi. (Waluyo, 2010).
Akar merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menyerap air dan
unsur-unsur hara serta untuk menompang tegaknya tumbuhan. Akar merupakan
bagian pertama yang tumbuh dari suatu biji yang berkecambah yang kemudian
tumbuh tegak ke bawah dan kemudian berkembang menjadi akar utama.
Selanjutnya tumbuh cabang yang kecil. Sistem perakaran ini disebut sistem akar
tungggang dan merupakan salah satu ciri kelas dikotil. Jika cabang tumbuh lebih
besar dengan akar utama atau akar utama berdegenerasi dan diganti dengan akar-
akar ramping yang keluar dari akar utama yang tidak berkembang, maka sistem
akar ini disebut sistem akar serabut dan merupakan salah satu ciri tumbuhan
monokotil. (Gunawan, 1989).

3
Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Diujung titik
tumbuhnya batang dikelilingi oleh daun muda dan menjadi tunas terminal. Dibagian
batang yang lebih tua yang daunnya saling berjauhan, buku (nodus) tempat daun
yang melekat pada batang dapat dibedakan dari ruas (internodus), yakni bagian
batang diantara dua buku yang berurutan. Diketiak daun biasanya terdapat tunas
ketiak. Bergantung pada tumbuhan ruas dapat dibedakan beberapa macam bentuk
tumbuha. Batang bisa memperlihatkan tumbuh yang memanjang dengan buku dan
ruas yang jelas. Sebaliknya batang juga dapat amat pendek dan letak daunnya
merapat membentuk roset. Taraf percabangan yang terjadi jika tunas ketiak tumbuh
menjadi ranting menambah keragaman bentuk. (Gunawan, 1989).

2.2 Serangga
Serangga adalah penyebab utama kehilangan bahan pangan selama
penyimpanan, khususnya di daerah tropis. Bagi serangga, komoditas pangan yang
disimpan di gudang merupakan sumber makanan sekaligus habitat untuk
berkembang biak dan selanjutnya menghancurkan lingkungan tersebut.
Perpindahan komoditi pangan antar gudang penyimpanan dapat menyebabkan
hama gudang tersebar dengan cepat . serangga merupakan hama gudang penyebab
kerusakan terbesar. Kerusakan yang terjadi dapat mengakibatkan penurunan
kualitas maupun kuantitas dari bahan yang disimpan. Hal ini disebabkan serangga
hama gudang mempunyai kemampuan berkembang biak dengan cepat, mudah
menyebar dan dapat mengundang pertumbuhan kapang. Kegiatan insek memakan
bagian dari biji-bijian dapat menyebabkan meningkatnya kandungan air serta suhu
secara lokal. Kegiatan bersama serangga dan jamur dapat berakibat penurunan mutu
yang disebabkan karena adanya sisasisa insek, penimbunan ”uric acid”, dan
penyimpangan warna. Bila kerusakan sebutir saja telah dapat nampak oleh mata,
paling sedikit lima butir lagi telah mengalami kerusakan bagi setiap butir yang
rusak. Butir-butir demikian rendah gizinya serta mempunyai potensi sebagai bahan
beracun (Djafarudin, 2001)
Kerusakan oleh serangga dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kerusakan
langsung dan kerusakan tidak langsung. Kerusakan langsung terdiri dari konsumsi
bahan yang disimpan oleh serangga, kontaminasi oleh serangga dewasa, pupa,

4
larva, telur, kulit telur, dan bagian tubuhnya, serta kerusakan wadah bahan yang
disimpan. Kerusakan tidak langsung antara lain adalah timbulnya panas akibat
metabolisme serta berkembangnya kapang dan mikroba-mikroba lainnya. setiap
spesies serangga mempunyai kesukaan terhadap makanan tertentu. Beberapa
spesies menyukai embrio, dan yang lain menyukai endosperma. Embrio adalah
bagian yang paling kaya akan zat gizi. Komponen lemak, protein, mineral, dan
vitamin terkonsentrasi pada bagian tersebut sehingga serangan serangga akan
menyebabkan penurunan nilai gizi. Akibat dari serangan hama, maka akan terjadi
susut kuantitatif, susut kualitatif dan susut daya tumbuh. Susut kuantitatif adalah
turunnya bobot atau volume bahan karena sebagian atau seluruhnya dimakan oleh
hama. Susut kualitatif adalah turunnya mutu secara langsung akibat dari adanya
serangan hama, misalnya bahan yang tercampur oleh bangkai, kotoran serangga
atau bulu tikus dan peningkatan jumlah butir gabah yang rusak. Susut daya tumbuh
adalah susut yang terjadi karena bagian lembaga yang sangat kaya nutrisi dimakan
oleh hama yang menyebabkan biji tidak mampu berkecambah. Secara ekonomi,
kerugian akibat serangan hama adalah turunnya harga jual komoditas bahan pangan
(biji-bijian). Kerugian akibat serangan hama dari segi ekologi atau lingkungan
adalah adanya ledakan populasi serangga yang tidak terkontrol. (Djafarudin, 2001.)

2.3 Hama
Hama adalah sekelompok organisme pengganggu tanaman yagn dapat
merusak tanaman budidaya baik secara fisik maupun fisiologisnya (Tjoa, 2003).
Menurut Tjoa Tjiem (2003), hama pengganggu tanaman dibedakan
berdasarkan ordonya, serangga memiliki enam ordo yaitu :
1.Ordo Orthoptera
Ordo Orthoptera yaitu ordo serangga yang mengalami metamorfosis tidak
sempurna. Dalam daur hidupnya Ordo orthoptera mengalami tahapan
perkembangan yaitu telur, nimfa yaitu serangga muda yang mempunyai
sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda
mengalami pergantian kulit, imago (dewasa) ialah fase yang ditandai telah
berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat
perkembangbiakan serta sayapnya. Ciri-ciri serangga ordo orthoptera yaitu

5
memiliki satu pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan sempit disebut
tegmina.Sayap belakang tipis berupa selaput.Sayap digunakan sebagai
penggerak pada waktu terbang, setelah meloncat dengan tungkai
belakangnya yang lebih kuat dan besar.Hewan jantan mengerik dengan
menggunakan tungkai belakangnya pada ujung sayap depan, untuk menarik
betina atau mengusir saingannya.Hewan betinanya mempunyai ovipositor
pendek dan dapat digunakan untuk meletakkan telur, tipe mulutnya
menggigit.

2.Ordo Hemiptera
Nama "Hemiptera" berasal dari bahasa Yunanihemi (setengah) dan pteron
(sayap) sehingga jika diartikan secara keseluruhan, Hemiptera berarti "yang
bersayap setengah". Nama itu diberikan karena serangga dari ordo ini
memiliki sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun
bagian belakangnya tipis seperti membran. Sayap depan ini pada sebagian
anggota Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya dan menutupi sayap
belakangnya yang seluruhnya tipis dan transparan, sementara pada anggota
Hemiptera lain sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang tidak terbang.
Hemiptera tidak mengalami metamorfosis sempurna. Morfologi Hemiptera
yaitu Mempunyai dua pasang sayap, sepasang tebal dan sepasang lagi
seperti selaput, Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata
facet dan occeli.Tipe mulut menusuk dan mengisap, Beberapa contoh
serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah Walang sangit (Leptorixa acuta
Thumb.), Kepik hijau (Nezara viridula L).

3.Ordo Homoptera
Ordo Orthoptera yaitu ordo serangga yang mengalami metamorfosis tidak
sempurna. Dalam daur hidupnya Ordo orthoptera mengalami tahapan
perkembangan yaitu telur-nimfa-imago. Nimfa yaitu serangga muda yang
mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya,dalam fase ini
serangga muda mengalami pergantian kulit, imago (dewasa) ialah fase yang
ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk

6
alat perkembangbiakan serta sayapnya. Ciri-ciri serangga ordo homoptera
yaitu Tipe mulut mengisap,mempunyai dua pasang sayap, sayap depan dan
belakang sama, bentuk transparan yang digunakan untuk terbang.

4.Ordo Coleoptera
Ordo Coleoptera termasuk dalam kelompokHolometabola yaitu serangga
yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur serangga yang
mengalami metamorfosis sempurna adalah telur menjadi larva menjadi
pupa dan pupa menjadi imago.Larva adalah hewan muda yang bentuk dan
sifatnya berbeda dengan dewasa.Pupa adalah kepompong dimana pada saat
itu serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi
penyempurnaan dan pembentukan organ.Imago adalah fase dewasa atau
fase perkembangbiakan. Ciri-ciri ordo coleopteran yaitu mempunyai dua
pasang sayap, sayap depan keras, tebal dan mengandung zat tanduk disebut
dengan elitra, sayap belakang seperti selaput. Tipe mulut pengunyah dan
termasuk herbivore. Habitatnya adalah di permukaan tanah, dengan
membuat lubang, selain itu juga membuat lubang pada kulit pohon, dan ada
beberapa yang membuat sarang pada dedaunan, Beberapa contoh
anggotanya adalah Kumbang badak (Oryctes rhinoceros L),Kumbang janur
kelapa (Brontispa longissima Gestr).

5.Ordo Lepidoptera
Ordo lepidoptera termasuk dalam kelompokHolometabola yaitu serangga
yang mengalami metamorfosis sempurna. Berawal dari telur puru buah
berukuran 0,1-0,2 mm, warna transparan, kuning diletakkan induknya
malam hari pada kuncup bunga dan pada kulit buah muda. Kemudian
menetas menjadi larva/ulat yang berwarna hijau muda dengan kepala coklat
panjang 5 mm. Larva masuk ke dalam kulit buah dan tetap tinggal sampai
pupa stadium ulat berlangsung selama 3 minggu. Pupa berwarna coklat
berukuran 5-5,5 mm, berada dalam bunga, kulit bunga atau bagian-bagian
tanaman yang tersembunyi. Stadium dewasa berupa kupu, keluar dari pupa
dengan meninggalkan bekas lubang pada puru-puru di bagian tanaman

7
tempat pupa tinggal. Hama ini diketahui banyak menyerang di Sumatera
dan Jawa. Kupu-kupu puru buah berwarna abu-abukemerahan, panjang 5
mm dan meletakkan telur secara berserakan di bagian kulit buah muda pada
malam hari. Telur menetas 4 hari kemudian dan ulat yang terbentuk
menggerek kulit buah jeruk serta hidup di dalamnya.
Kepompong berwarna merah abu-abu, panjang 4,5-5 mm. Siklus hidup dari
telur hingga menjadi kupu-kupu dewasa berlangsung selama 29 hari. Ciri-
ciri ordo lepidoptera yaitu ketika fase larva memiliki tipe mulut pengunyah,
sedangkan ketika imago memiliki tipe mulut penghisap,mempunyai 2
pasang sayap yang dilapisi sisik,adapun habitat dapat dijumpai di
pepohonan, Beberapa jenisnya antara lain, Penggerek batang padi kuning
(Tryporiza incertulas Wlk), Kupu gajah (Attacus atlas L), Ulat grayak pada
tembakau (Spodoptera litura).

6.Ordo Diptera
Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui
stadia : telur menjadi larva kemudian menjadi kepompong setelah itu
menjadi dewasa. Larva tidak berkaki apodabiasanya hidup di sampah atau
sebagai pemakan daging, namun ada pula yang bertindak sebagai hama,
parasitoid dan predator. Ordo diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan,
pengisap darah, predator dan parasitoid.Pada kepala serangga ini dijumpai
adanya antena dan mata facet.Tipe alat mulut bervariasi, tergantung sub
ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-pengisap, pengisap, atau
pencucuk pengisap. Metamorfosisnya sempurna (holometabola). Larva
tidak berkaki, biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan
daging,bebrapa contoh serangga diptera yaitu lalat buah (Dacus sp) lalat
predator pada Aphis (Asarcina aegrota F) lalat rumah (Musca domestica
Linn.) (Priadi, 2006).

2.4 Hama Gudang


Hama adalah hewan atau organisme yang aktivitasnya dapat menurunkan
dan merusak kualitas juga kuantitas produk pertanian. Hama berdasarkan tempat

8
penyerangannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu hama lapang dan hama gudang/hama
pasca panen. Hama lapang adalah hama yang menyerang produk pertanian pada
saat masih di lapang. Hama gudang adalah hama yang merusak produk pertanian
saat berada di gudang atau pada masa penyimpanan. Hama pasca panen merupakan
salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan produksi.
Hasil panen yang disimpan khususnya biji-bijian setiap saat dapat diserang oleh
berbagai hama gudang yang dapat merugikan. (Suryadi, 2011).
Ada 13 spesies serangga hama yang dapat beradaptasi dengan baik dalam
penyimpanan, 10 spesies diantaranya sebagai hama utama yang tergolong ke dalam
ordo Coleoptera, sedangkan tiga spesies masuk ke dalam ordo Lepidoptera. Selain
itu, sekitar 175 spesies serangga dan kutu (mites) merupakan hama minor.
Kehilangan hasil oleh jasad pengganggu di penyimpanan diperkirakan 30%. Biji
rusak mencapai 100% bila disimpan selama enam bulan didaerah tropis Meksiko.
Hama gudang dapat dikategorikan ke dalam hama utama (primary pest) yaitu hama
yang mampu makan keseluruhan biji yang sehat dan menyebabkan kerusakan.
Kumbang bubuk Sitophilus spp. masuk ke dalam kategori ini. Selain itu, dikenal
hama sekunder yaitu hama yang menyerang danbertahan pada biji yang telah rusak,
misalnya Tribolium sp. (Wilarso 1999).
Hama gudang mempunyai sifat yang khusus yang berlainan dengan hama-
hama yang menyerang dilapangan, hal ini sangat berkaitan dengan ruang lingkup
hidupnya yang terbatas yang tentunya memberikan pengaruh faktor luar yang
terbatas pula. Walaupun hama gudang (produk dalam simpanan) ini hidupnya
dalam ruang lingkup yang terbatas, karena ternyata tidak sedikit pula Jenis dan
spesiesnya, yang masing-masing memiliki sifat sendiri, klasifikasi atau
penggolongan hama yang menyerang produk dalam gudang untuk lebih
mengenalnya dan lebih mudah mempelajarinya telah dilakukan oleh para ahli
taxonomi. (Radiopoetro, 1991).
Yang dimaksud dengan klasifikasi atau penggolongan ialah pengaturan
individu dalam kelompok, penyusunan kelompok dalam suatu sistem, data individu
dan kelompok menentukan hama itu dalam sistem tersebut. Letak hama hama
dalam sistem sudah memperlihatkan sifatnya. Umumnya hama gudang yang sering

9
dijumpai adalah dari golongan Coleoptera, misalnya Tribolium castaneum,
Sitophilus oryzae, Callocobruchus sp. (Waluyo, 2013).
Produk pasca penen merupakan bagian tanaman yang dipanen dengan
berbagai tujuan terutama untuk memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi
petani maupun konsumen. Produk dalam simpanan ini tidak terlepas dari masalah
organisme pengganggu tumbuhan terutama dari golongan serangga hama. Hama
yang menyerang komoditas simpanan (hama gudang) mempunyai sifat khusus yang
berlainan dengan hama yang menyerang tanaman ketika di lapang. Menyerang
produk yang baru saja dipanen melainkan juga produk industri hasil pertanian.
Produk tanaman yangdisimpan dalam gudang yang sering terserang hama tidak
hanya terbatas (Jati, 2007).
Hama yang terdapat dalam gudang tidak hanya pada produk bebijian saja
melainkan produk yang berupa dedaunan (teh, kumis kucing, dan lain sebagainya)
dan kekayuan atau kulit kayu misalnya kayumanis, kulit kina, dan lainnya
(Hapsoro, 2000).

10
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 29 Oktober 2018. Pukul 13:00-
15:00 WIB. Bertempat di Laboraturium Bioteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan untuk praktikum ini antara lain adalah sebagai berikut
mikroskop, lup, dan pinset.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain adalah sebagai
berikut, hama gudang, buah pisang (Musa sp.), Petai (Parkia speciose), wortel
(Daucus carota), pada, dan beras (Oryza sativa).

3.3 Cara Kerja


Cara kerja yang dilakukan pada saat praktikum antara lain adalah, sebagai
berikut:
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Disampaikan materi seputar hama gudang.
3. Diamati buah atau biji yang terserang hama dengan menggunakan lup
4. Diamati hama gudang dengan menggunakan mikroskop atau lup
5. Hasil dibuat dalam bentuk laporan

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Hama Gudang
No. Gambar Keterangan
1. Kumbang atau Kutu Beras • Bagian tubuh lengkap :
(Sitophilus sp.) 1. Kepala (Cepal)
Ordo Coleoptera 2. Dada (Thorax)
3. Perut (Abdomen)
4. 3 pasang kaki
5. Sepasang sayap
6. Sepasang antena
7. Tanduk
• Tipe mulut : Penggigit-
penguayah
• Menyerang bulir padi atau gabah
padi dan bulir beras.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Gejala Serangan Hama Gudang


No. Gambar Keterangan
1. Pisang (Musa sp.) 1. Gejala serangan
Dari luar terdapat bolongnya, dan
di bagian dalam terdapat bagian
yang dimakan, serbuk hitam dan
hijau, dan sisa biji yang dimakan.
2. Faktor penyebab
Diduga disebabkan oleh Kutu
kebul (Pseudococcus).

12
2. Wortel (Dausus carota) • Gejala serangan
Batang wortel menjadi bolong
dan layu.
• Faktor penyebab
Diduga disebabkan oleh ulat
(Agrotis ipsilon).

3. Beras atau Gabah (Oryzae 1. Gejala serangan


sativa) Berwarna putih pucat, buliran
beras mudah hancur.
2. Faktor penyebab
Diduga disebabkan oleh
Kumbang atau beras (Sitophilus
sp.).

4 Petai (Parkia speciosa) 3. Gejala serangan


Dari luar ada bolongan, dan dari
dalam terdapat serbuk hitam dan
hijau, dan terdapat sisa biji yang
dimakan.
4. Faktor penyebab
Diduga disebabkan oleh larva
ngenat (Nacoleia octasema).

4.2 Pembahasan
Dalam pembahasan kali ini akan di uraikan beberapa hasil praktikum yang
telah dilakukan di laboratorium bioteknologi agroekoteknologi fakultas pertanian
universitas sultan ageng tirtayasa. Praktikum kali ini membahas tentang identifikasi
hama gudang atau off farm yang dijumpai dalam produk-produk pasca panen dan

13
dalam pengamatannya kita memakai alat dan bahan antara lain mikroskop, lup,
pinset hama gudang, buah pisang (Musa sp.), Petai (Parkia speciose), wortel
(Daucus carota), pada, dan beras (Oryza sativa).
Hama adalah hewan atau organisme yang aktivitasnya dapat menurunkan
dan merusak kualitas juga kuantitas produk pertanian, hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Suryadi (2011), Hama adalah hewan yang mengganggu atau
merusak tanaman-tanaman sehingga pertumbuhan dan perkembangannya
terganggu. Hama dapat merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung.
Gangguan atau serangan hama dapat terjadi sejak benih, pembibitan, pemanenan,
hingga di gudang penyimpanan.
Menurut Suryadi (2011), Hama berdasarkan tempat penyerangannya dibagi
menjadi 2 jenis yaitu hama lapang dan hama gudang/hama pasca panen. Hama
lapang adalah hama yang menyerang produk pertanian pada saat masih di lapang.
Hama gudang adalah hama yang merusak produk pertanian saat berada di gudang
atau pada masa penyimpanan. Dan pada praktikum kali ini kami akan
mengidentifikasi hama-hama gudang yang ada pada produk-produk yang telah
disimpan. Adapun pengertian hama gudang yang telah kita pelajari yaitu hama
gudang adalah hama yang menyerang produk selama masa penyimpanan biji-bijian
atau bahan pangan lainnya yang akan merugikan baik secara kuantitatif maupun
kualitatif.
Ada beberapa jenis hama gudang yang sudah dipelajari diantaranya yaitu
internal feeder yaitu larva atau serangga yang memakan bagian dalam biji,
contohnya: kumbang beras, kedua ada external feeder yaitu hama yang memakan
bagian luar biji, hama ini juga memakan melalui lapisan luar dan melahap bagian
dalm, contohnya kumbang tembakau. Ketiga ada scavengers yaitu hama yang
memakan biji jika biji telah rusak akibat mekanis atau akibat serangga lainnya
contoh: Confused flour beetle. Terakhir ada hama Secondary pests yaitu hama yang
hanya memakan material yang sudah rusak, lembab dan berjamur, dan beberapa
hama banyak tertarik pada jamurnya daripada produknya sendiri. Sedangkan
menurut Wilarso (1999), Hama gudang dapat dikategorikan ke dalam hama utama
(primary pest) yaitu hama yang mampu makan keseluruhan biji yang sehat dan
menyebabkan kerusakan. Kumbang bubuk Sitophilus spp. masuk ke dalam kategori

14
ini. Selain itu, dikenal hama sekunder yaitu hama yang menyerang danbertahan
pada biji yang telah rusak, misalnya Tribolium sp.
Ada beberapa faktor yang bias mempengaruhi produk penyimpanan yang
terkena serangan hama yaitu seperti suhu hama biasanya lebih manyukai tempat
yang memiliki suhu rendah dan kelembapan yang tinggi sehingga mereka bias aktif
beraktivitas, jumlah ketersediaan pangan yang disimpan semakin banyak pangan
yang disimpan begitu pula resiko terkena hama akan menigkat juga, ketiga ada
faktor jenis produk yang disimpan menurut Waluyo (2013) hal ini disebabkan
karena hama gudang mempunyai sifat yang khusus yang berlainan dengan hama-
hama yang menyerang dilapangan, hal ini sangat berkaitan dengan ruang lingkup
hidupnya yang terbatas yang tentunya memberikan pengaruh faktor luar yang
terbatas pula. Walaupun hama gudang (produk dalam simpanan) ini hidupnya
dalam ruang lingkup yang terbatas, karena ternyata tidak sedikit pula Jenis dan
spesiesnya, yang masing-masing memiliki sifat sendiri, klasifikasi atau
penggolongan hama yang menyerang produk dalam gudang untuk lebih
mengenalnya dan lebih mudah mempelajarinya telah dilakukan oleh para ahli
taxonomi.
Kelompok kami melakukan pengamatan terhadap tanaman pisang (Musa
sp.), pisang adalah jenis buah berry berbentuk bulat lonjong dan berwarna kuning,
hijau, atau coklat dengan daging buah yang empuk dan umumnya manis. Pisang
memiliki biji yang sangat halus bahkan aman ditelan. Beberapa jenis pisang tidak
bisa dimakan langsung. Pisang sangat baik untuk kesehatan dan menambah energi.
Pisang biasanya dijual dalam bentuk kipas atau tandan. Pisang sangat mudah
ditemui di pasar tradisional maupun supermarket di Indonesia. Pisang mudah
ditemui karena pisang termasuk tanaman yang tumbuh subur di tanah tropis. Pisang
termasuk buah yang cukup tahan hama dan cuaca serta memiliki masa panen yang
singkat. Satu buah pohon pisang bisa menghasilkan satu hingga tiga tandan pisang.
Pisang memiliki banyak jenis seperti pisang Ambon, pisang raja, pisang susu,
pisang hijau, pisang cavendish, dan sebagainya.
Pisang yang kami bawa untuk praktikum tidak mempunyai hama atau
hamanya tidak ikut terbawa karena setelah diamati dengan menggunakan lup pisang
ini menunjukan gejala bagian ujung yang busuk dan adanya serbuk putih hal ini

15
diduga akibat adanya ulat pisang, Ulat daun pisang merupakan satu-satunya hama
pemakan daun pisang. Daun pisang yang diserang ulat jenis ini mudah dikenali dari
penampakan fisik lembaran daun pisang yang muncul bentukan seperti lontong
dengan posisi menggantung. Ulat memang tidak tampak dari luar karena berada di
dalam gulungan daun yang menyerupai lontong tersebut, ulat ini mempunyai nama
ilmiah Erionota thrax. selain itu ada pula diguaan jika pisang tersebut terkena hama
kutu kebul (Pseudococcus) kutu ini bisa membuat pisang memiliki serbuk hitam
dan hijau akibat sisa biji yang dimakannya.
Selain itu kami juga melakukan pengamatan terhadap bahan yang dibawa
oleh kelompok lain seperti padi dan gabah (Oryza sativa) setelah diamati didapatlah
gejala berupa padi jadi kopong tidak berisi dan kulit gabah yang berlubang hal ini
diduga dapat disebabkan oleh hama berupa kutu padi yang memiliki nama ilmiah
Sitophilus selain itu hama ini juga menyebabkan beras menjadi merah kehitaman
yang membuat kualitas beras menjadi berkurang. Hama yang telah didapat kami
amati morfologinya dengan menggunakan mikroskop memiliki tipe mulut
mengunyah dan mengigit sehingga beras berubah jadi serbuk, bagian tubuhnya
terdiri dari kepala (cepal), dada (thorax), perut (abdomen), 3 pasang kaki, sepasang
sayap, sepasang antenna, dam tanduk.
Lalu selanjutmya kami melakukan pengamatan terhadap petai (Parkia
speciose) dan hasilnya setelah diamati kami menemukan lubang-lubang yang ada
didalam daging petai dan juga serbuk hitam hal ini diduga akibat adanya kotoran
dari larva nakalaya autosomal atau bisa disebut larva ngengat
Terakhir kami melakukan pengamatan terhadap wortel dengan
menggunkaan lup dan setelah diamati didapatlah wortel dengan kondisi yang
menunjukan warna hitam pada ujungnya atau busuk dan terdapat lubang yang bias
disebabkan oleh ulat Agrotis Ipsilon. Ulat tanah menyerang pada fase vegetatif awal
tanaman. Larva muda ulat tanah biasanya merusak bagian atas tanaman
menyebabkan lubang-lubang. Larva dewasa bersembunyi di dalam tanah pada
siang hari dan aktif merusak tanaman pada malam hari. Larva dewasa dapat
merusak tanaman dengan memotong bagian bawah tanaman hingga terputus.

16
Setelah selesainya praktikum ini praktikan diharapkan bisa mengtahui dan
memahami gejala-gejala yang timbul akibat hama gudang dan mengetahui cara
yang tepat untuk menanggulangi kerugian tersebut.

17
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, Hama gudang adalah
serangga hama yang menyerang tempat-tempat penyimpanan hasil-hasil panen.
Umumnya hama gudang yang sering dijumpai adalah dari golongan Coleoptera.
hama pasca panen merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting
dalam peningkatan produksi. Hasil panen yang disimpan khususnya biji-bijian
setiap saat dapat diserang oleh berbagai hama gudang yang dapat merugikan.
Sedangkan cara untuk mengatasinya dapat melalui cara kimia, biologi, dan
mekanik. Pengendalian hama gudang secara umum yaitu dengan menjemur
melakukan serta fumigasi terhadap bahan pangan yang akan di simpan dalam
gudang.

5.2 Saran
Saat praktikum berlangsung sebaiknya lebih banyak lagi bahan dari
tanaman yang diamati agar para praktikan juga dapat lebih memahami atau
mengerti tentang gejala-gejala yang timbul akibat hama gudang tersebut serta dapat
memahami materi yang akan dipraktikumkan. Karena kendala waktu yang
jumlahnya masih kurang praktikan tidak bisa membawa banyak tanaman yang
terkena gejala hama gudang.

18
DAFTAR PUSTAKA

Djafarudin. 2001. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.


Frank, B. Salisbury dan Cleon W. Ross. 1991. Fisiologi Tanaman jilid 3. Bandung:
Institut Tehknologi Bandung.
Gunawan, Tabrani, Agus Setiawan dan Elizabeth A. Widjaja. 1989. Culm Anatomy
of Schizostachyum Collections Cultivated in Bogor Botanical Garden.
Floribunda. Jurnal Ilmiah, Vol.1, No.11, Hal.41-44.
Hapsoro. 2000. Biologi. Bandung: PT Widya Duta Grafika.
Jati, Wijaya. 2007. Aktif Biologi. Jakarta: Ganeca Exact.
Priadi, Arif. 2006. Biologi 1: Sekolah Menengah Atas Tahun I. Jakarta: Yudhistira.
Radiopoetro. 1991. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
Sugiyarto, Teguh dan Ismawati, Eny. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VII
SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suryadi. 2011. Diktat Petunjuk Praktikum Taksonomi Hewan. Jember: Universitas
Jember.
Tjoa Tjiem. 2003. Memberantas Hama-Hama Jeruk. Djakarta: Pusat Jawatan
Pertanian Rakyat.
Waluyo, joko, dkk. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas
Jember.
Waluyo, joko. 2010. Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember
Wilarso, Joko da Gumono. 1999. BIOLOGI Pendidikan Dasar 9 Tahun, SLTP
Kelas 1. Jawa Tengah: CV. Aneka Ilmu.

19
LAMPIRAN

Sitophilus sp/hama kutu pisang terkena ham wortel terkena hama

Petai terkena hama beras terkena hama

Gabah terkena hama

Anda mungkin juga menyukai