OLEH :
PUTRI LESTARI
O 121 19 236
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kita panjatkan kepada Allah SWT karena rahmatnya dan
Ternak. Praktikum ini bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah dijurusan
1. Dr. Ir. Muh Sadik Arifuddin, M.Sc Dosen penanggung jawab mata kuliah
Universitas Tadulako.
2. Ir. Sri Sarjuni, M.Sc Sebagai Dosen pembimbing Praktikum mata kuliah
Universitas Tadulako.
3. Teman – teman dan semua pihak yang telah memberi bantuan dalam
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan oleh karena
itu penyusun mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi perbaikan
dimasa akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Putri Lestari
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Kelas : F (PTK 6)
Semester : V (Lima)
Jurusan : Peternakan
Universitas : Tadulako
Putri Lestari
Mengetahui,
Ir. Muhammad Ilyas Mumu, S,Pt., M.Sc.Ag Ir. Sri Sarjuni M.Si
NIP : 19701208199603 1 00 1 NIP : 1960060219860 2 00 5
iii
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 3
1.3.Tujuan Praktikum .................................................................. 3
1.4. Manfaat Praktikum ............................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Lalat BSF (Hermatia Illucens) ................... 5
2.1.1. Klasifikasi .................................................................. 5
2.1.2. Morfologi dan Siklus Hidup Lalat BSF
(Hermatia Illucens) ................................................... 5
2.1.3. Habitat Lalat BSF (Hermatia Illucens) ..................... 7
2.1.4. Kandungan Nutrisi Larva BSF .................................. 8
2.1.5. Media perkembangan Larva BSF .............................. 9
2.2. Keuntungan Budidaya Lalat BSF sebagai pakan ternak ...... 9
2.3. Pemanfaatan Limbah Organic dari sayuran dan buahan
sebagai media perkembangan Larva .................................... 10
III. Metode Praktikum
3.1. Waktu dan Tempat ................................................................ 12
3.2. Alat dan Bahan ..................................................................... 12
iv
3.3. Prosedur Kerja ...................................................................... 12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil ...................................................................................... 16
4.2. Pembahasan .......................................................................... 16
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan ........................................................................... 19
5.2. Saran ..................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. (a) Larva, (b) pupa dan (c) Lalat dewasa .......................... 5
vii
viii
BAB 1. PENDAHULUAN
Magot atau larva BSF merupakan hasil metamorfosis lalat tentara hitam
(Hermetia illucens L. ) jenis black soldier fase kedua setelah fase telur dan
sebelum fase pupa di mana prosesnya diawali oleh telur lalat BSF yang menetas
lalu menjadi maggot lalu setelahnya berkembang menjadi pupa hingga menjadi
lalat dewasa yang dimana pada fase kedua tersebut mempunyai sumber protein
yang paling banyak. Larva BSF dapat dijadikan sebagai bahan pakan hewan
ternak dan dapat menekan harga pakan lebih murah (Rachmawati dkk, 2010)
Keistimewaan dari maggot Hermetia illucens yaitu bila nutrien tidak cukup
untuk perkembangan larva maka fase dapat mencapai 4 bulan tetapi bila nutrien
cukup maka lama fase larva hanya memerlukan waktu 2 minggu. Substrat yang
dan yang berkualitas akan menghasilkan maggot Hermetia illucen yang lebih
banyak karena dapat menyediakan zat gizi yang cukup untuk pertumbuhan serta
perkembangan maggot yang hasilnya dapat diukur melalui produksi berat segar
lemak dan protein (Supriyatna dan Putra, 2017). Selain itu, pakan dari larva
1
2
dikonsumsi oleh hewan ternak secara langsung ataupun dicampur dengan dedak
Kelebihan dari maggot BSF untuk dijadikan sebagai bahan pakan yaitu
protein kasar; 31-35% lemak kasar; 14-15% abu; 4,8-5,1% kalsium dan 0,6-
0,63% fospor (Fauzi dan Sari, 2018). Kandungan manggot BSF tergantung
dengan apa yang dimakan, jika media tumbuhnya mengandung nutrisi yang
baik maka manggot yang dihasilkan juga memiliki kandungan nutrisi yang baik
Buah-buahan dan sayuran memiliki rentan waktu yang cepat dalam proses
Indonesia khususnya di UMM dan TPA pasar yang harus dibenahi. Limbah
anorganik. Menurut Pitoyo, Arthana, dan Sudarma (2016), jumlah limbah bahan
3
organik di terdiri dari 70% dan bahan anorganik sebesar 30%. Hal sama juga
praktikum ini adalah bagaimana teknik budidaya Maggot Lalat BSF (Black
Solder Fly) sebagai pakan ternak alternatif , bagaimana siklus metamorfosis dan
1. Untuk mengetahui teknik budidaya Maggot Lalat BSF (Black Solder Fly)
2.4. Manfaat
pembaca terkait teknik budidaya Maggot Lalat BSF (Black Solder Fly)
dari Lalat BSF (Black Solder Fly) hingga menghasilkan telur dan
2.1.1. Klasifikasi
Nama umum: Black Soldier Fly, American Soldier Fly, Tentara Hitam
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Stratiomyidae
Genus : Hermetia
2.1.2. Morfologi dan Siklus Hidup Lalat Black Soldier Fly (Hermetia
illucens L. )
Gambar 1. (a) Larva, (b) Pupa dan (c) Lalat dewasa BSF
5
6
Lalat Black Soldier Fly (BSF) atau yang sering dikenal dengan lalat
berwarna hitam dan pada bagian abdomen lalat ini berwarna transparan
Panjang tubuh lalat ini berkisar 15-20 mm dan jangka hidupnya hanya
BSF dari telur menjadi dewasa sekitar 40-43 hari (Gambar 2). Salah
satu faktor yang berperan dalam siklus hidup H. illucen adalah suhu,
Suhu 30oC merupakan suhu yang optimal untuk larva dapat tumbuh
dan berkembang menjadi larva yang lebih aktif dan produktif, karena
suhu juga berpengaruh terhadap masa inkubasi telur. suhu yang hangat
dapat memicu telur untuk menetas lebih cepat dibangkan dengan suhu
yang rendah, tetapi pada suhu 36oC prepupa tidak dapat bertahan hidup
dan tidak dapat berkembang biak karena suhu terlalu panas, sedangkan
satu kali selama hidupnya setelah bertelur lalat akan mati (Tumberlin et
sehingga kondisi ini sangat ideal untuk budidaya H. illucen. lalat ini
untuk dipanen. Lalat ibukan lalat hama dan tidak ditemukan di tempat
yang kotor atau padat penduduk sehingga lalat ini relative aman dilihat
Larva ini memiliki kandungan protein yang cukup tinggi yaitu 44,26%
dan kandungan lemak 29,65 %. Nilai asam lemak, asam amino dan
mineral yang terkandung dalam larva ini juga tidak kalah dengan
sumber protein lainnya, sehingga larva ini dapat dijadikan bahan baku
Larva lalat BSF dapat tumbuh dan berkembang subur pada media
organik, seperti BIS, kotoran sapi, kotoran babi, kotoran ayam, sampah
buah dan limbah organik lainnya. Kemampuan larva BSF hidup dalam
2.2. Keuntungan Budidaya Lalat Black Soldier Fly sebagai pakan ternak
langsung maupun tidak langsung. Larva BSF mampu mengurai limba organik,
termasuk limbah kotoran ternak secara efektif karena larva tersebut termasuk
golongan detrivora, yaitu organisme pemakan tumbuhan dan hewan yang telah
Muscidae dan Calliphoridae, larva ini tidak menimbulkan bau yang menyengat
dalam proses mengurai limbah organik sehingga dapat diproduksi di rumah atau
pemukiman. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Banks et al. (2014) yang
menunjukkan adanya penurunan senyawa volatil pada media yang diberi larva
lalat Hermetia illucen ini, ditentukan oleh media tumbuhnya. Ketika proses
10
reproduksi lalat terjadi, lalat jenis ini akan menyukai media tumbuh yang khas
dan ketika dia menyukai aroma tersebut maka lalat tersebut mau hidup dan
berkembang di media tersebut (Katayane dkk., 2014). Lalat ini sangat cepat
Ketika lalat Hermetia illucen sudah matang, dibutuhkan waktu 3–4 hari untuk
dijadikan pakan yang akan melalui proses pengeringan dan penggilingan untuk
Larva
yang berguna dan bisa mempunyai nilai ekonomi yang cukupbesar. Sebenarnya
Kecil Saja dengan mereka membuang sampah organik di lahan perkebunan atau
(BSF), Karena dalam Lalat BSF memiliki aktivitas selulotik dengan adanya
bakteri pada ususnya (Supriatna & Ukit, 2016). Keberadaan bakteri dalam usus
1990 ; Shepard & Newton, 1994; Leclercq, 1997; Oliver, 2001; Newton et al.,
dalam kegiatan usaha tersebut, yaitu 50-70% (Katayane et al. 2014). Beski et
penting dalam suatu formula pakan ternak karena terlibat dalam pembentukan
jaringan tubuh dan terlibat aktif dalam metabolisme vital seperti enzim,
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu,18 Desember 2021 Pukul 13.00
Alat Bahan
- Kertas Label
- Tissue
melaksanakan praktikum.
12
13
5. Gunting jaring waring kurang lebih ¼ meter lalu tutup diatas permukaan
ember dan ikat rapih menggunakan tali rafia dengan tujan agar tidak
6. Beri label pada ember sesuai kelompok masing-masing dan tunggu hasilnya
sekitar 1 minggu.
4.1. Hasil
minggu
4.2. Pembahasan
Maggot BSF merupakah salah satu fase dari lalat jenis black soldier di mana
prosesnya diawali oleh telur lalat BSF yang menetas lalu menjadi maggot lalu
16
17
akan bahan organic. Pada praktikum kali ini, diketahui bahwa hasil dari
metamorfosis siklus kedua (larva) dari tahap awal terjadinya perkawinan Lalat
telur dan menetas menjadi Maggot (larva) hanya membutuhkan waktu sekitar
1 minggu. Bila nutrien tidak cukup untuk perkembangan larva maka fase larva
dapat mencapai 4 bulan tetapi bila nutrien cukup maka lama fase larva hanya
untuk masa panen yang lebih optimal memerlukan waktu sekitar 2 minggu
Siklus reproduksi lalat BSF dimulai dari pemilihan tempat bertelur yang
lokasinya tidak jauh dari sumber makanan. Untuk mengundang kehadiran Lalat
BSF yang nantinya lalat tersebut akan bertelur dan telur tersebut menetas hingga
sayuran dan buahan sebagai media perkawinan Lalat BSF tersebut. Karena
Lalat BSF menyukai media dan tempat-tempat yang relatif lebih bersih dan
yang berbau khusus hasil fermentasi. Beda halnya dengan Lalat hijau yang
menyukai tempat yang busuk, amis dan kotor sehingga sering dijumpai pada
bangkai, tempat sampah dll. Limbah organic tersebut dapat terurai dengan
bantuan Larva BSF yang disebut dengan metode biokonversi sampah, dalam
18
Hidup lalat BSF membutuhkan total daur hidup selama 40 hari dimana fase
telur akan terjadi selama 3 hari dilanjutkan 18 hari fase maggot. Maggot menuju
tahap prepupa 14 hari lalu tiga hari setelahnya akan menjadi pupa kemudian
bertansformasi menjadi lalat dewasa yang bertahan selama 3 hari dan akan mati
jika telah kawin. Untuk sekali bertelur mampu menghasilkan500 sampai 900
telur dan kekhawatiran akan overpopulasi tidak akan terjadi karena predator
Dalam siklus hidupnya lalat Hermertia illucens memiliki lima stadia yaitu:
1) fase dewasa; 2) fase telur; 3) fase larva; 4) fase prepupa, dan 5) fase pupa
(Diener, 2007). Siklus hidup lalat BSF membutuhkan total daur hidup selama
40 hari dimana fase telur akan terjadi selama 3 hari dilanjutkan 18 hari fase
maggot. Maggot menuju tahap prepupa 14 hari lalu tiga hari setelahnya akan
selama 3 hari dan akan mati jika telah kawin. Untuk sekali bertelur mampu
5.1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa hasil dari metamorfosis siklus kedua (larva) dari
tahap awal terjadinya perkawinan Lalat BSF didalam ember dengan pemberian
limbah organic hingga menghasilkan telur dan menetas menjadi Maggot (larva)
hanya membutuhkan waktu sekitar 1 minggu. Bila nutrien tidak cukup untuk
perkembangan larva maka fase larva dapat mencapai 4 bulan tetapi bila nutrien
cukup maka lama fase larva hanya memerlukan waktu 2 minggu. Hal tersebut
kebutuhan nutrien tercukupi, namun untuk masa panen yang lebih optimal
Pada praktikum kali ini, dalam tahap siklus metamorfosis dari Lalat BSF
hingga menjadi Maggot kurang sempurna dan kurang efisien. Karena waktu
yang dibutuhkan mulai dari sistem perkawinan sampai bertelur dan menetas
hingga menjadi larva atau Maggot membutuhkan waktu yang optimal untuk
masa panen sekitar 2 minggu, sedangkan dalam praktikum ini masa panen
hanya 1 minggu.
5.2. Saran
banyak waktu luang, sehingga waktu yang dibutuhkan pada praktikum Maggot
19
DAFTAR PUSTAKA
Banjo AD, Lawal OA, Olusole OO. 2005. Bacteria associated with Hermetia
Banks IJ, Gibson WT, Cameron MM. 2014. Growth rates of Black Soldier Fly
Jawab.Bandung: Alfabeta.
Islam
Katayane, F, A,. Bagau, B,. Wolayan, F, R,. & Imbar, M, R. 2014. Produksi dan
Intan.
Lalander, C, H,. Fidjelan, J,. Diener, S,. Eriksson, S,. & Vinneras, B. 2014. High
Li, Q., Zheng, L., Qiu, N., Cai, H., Tomberlin, J,K. & Yu, Z. (2011): Bioconversion
Mangunwardoyo, W,. Aulia., & Hem, S. 2011. Penggunaan Bungkil Inti Kelapa
Newton, G. L., Sheppard, D. C., Watson, D.W., Burtle, G. & Dove, R. (2005):
pp. 17.
Nugraha, F. A. (2011). Analisis Laju Penguraian dan Hasil Kompos pada
Illucens). 1–11.
41.
. 8(3): 314-320.
Tomberlin JK, Sheppard DC, Joyce JA. 2002. Selected life-history traits of
Widjastuti, T,. Wiradimadja, R,. & Rusmana, D. 2014. The Effect of Substitution