MIKROBIOLOGI UMUM
“STERILISASI”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Mikrobiologi Umum
Disusun Oleh :
Nama : Iman Cahaya Pratama Edi
Nim : 4442210130
Kelas :2D
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia serta rahmat dan kasih sayang-Nya, atas segala pemberian yang telah ia
berikan diantaranya kehidupan serta kesehatan yang telah penulis terima, serta
kemampuan menulis, dan berpikir sehingga penulis bisa menulis dan menyusun
laporan ini. Sholawat serta salam juga tidak pernah lupa penulis haturkan untuk
Nabi Muhammad S.A.W. Karena ajaran serta tuntunannya manusia bisa lebih baik
lagi sehingga penulis dapat melaksanakan sebuah praktikum dan menyelesaikan
dengan baik.
Laporan praktikum ini dibuat dan disusun unutuk memenuhi tugas praktikum
mikrobiologi umum. Laporan ini membahas tentang sterilisasi yang dimana
sterilisasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seorang. yang bertujuan untuk
membersihkan alat laboratorium dari mikroba.. Sehubungan dengan penyelesaian
laporan praktikum ini tak jarang penulis meminta bimbingan dari berbagai pihak
disebabkan kekurangan pengetahuan saya mengenai pembuatan laporan
praktikum. Oleh karena itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Abdul Hasyim Sodiq.,S.P.,M .Si., Ibu Endang Sulistyorini.,
S.P.,M.S I., dan Bapak Julio Eiffelt Rossaffelt Rumbiak, SP.,MP,MPM
selaku dosen pengampu mata kuliah mikrobiologi umum yang sudah
memberi arahan terkait praktikum ini.
2. Saudara Inah Karlina selaku Asisten Laboratorium Praktikum
Mikrobiologi Umum.
3. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Demikian laporan yang telah saya buat ini. saya menyadari bahwa laporan ini jauh
dari kata sempurna, maka dari itu saya mohon kritik dan sarannya apabila terdapat
kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini sesuai kriteria
untuk diterima sebagai tugas laporan praktikum kimia dasar. Dan semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Juga bermanfaat bagi saya selaku penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu:
a. Untuk mengetahui pengertian sterilisasi
b. Untuk mengetahui jenis-jenis sterilisasi
1
c. Untuk mengetahui sterilisasi yang digunakan berdasarkan
alat/bahan/media yang akan digunakan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
terkandung arti sterilisasi. Disenfeksi biasanya dilaksanakan dengan
menggunakan zat-zat kimia seperti fenol atau formaldehide. Desinfeksi
dimaksudkan untuk mematikan sel-sel vegetative yang lebh sensitive tetapi bukan
spora-spora yang tahan panas (Irianto, 2016).
4
bahan yang disterilkan harus dilindungi dengan cara membungkus,
menyumbat atau menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk mencegah
kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven(Hadioetomo, 2013).
c. Sterilisasi Uap
Uap panas pada suhu 100ºC dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir.
Metode ini mempunyai keterbatasan. Penggunaan uap mengalir dilakukan
dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur. Metode
ini jarang memuaskan untuk larutan yang mengandung bahan-bahan karena
spora sering gagal tumbuh di bawah kondisi ini, karena bentuk vegetatif dari
kebanyakan bakteri tidak membentuk spora. Temperatur suhu titik mati
bervariasi, tetapi tidak ada bentuk non spora yang bertahan. Dalam
prakteknya, suatu perpanjangan pemaparan uap selama 20-60 menit akan
membunuh semua bentuk vegetatif bakteri tapi tidak akan menghancurkan
spora. Untuk meyakinkan penghancuran spora, dilakukan sterilisasi
bertingkat. Proses dilakukan dengan waktu yang bervariasi, dari 20-60 menit
setiap hari selama 3 hari. Setiap hari setelah sterilisasi bahan disimpan pada
inkubator pada 37ºC. Prinsip dari metode ini adalah pada saat pemaparan
pertama, uap membunuh bakteri vegetatif tapi tidak sporanya. Tapi pada saat
bahan disimpan pada inkubator atau pada suhu ruangan selama 24 jam, spora
akan tumbuh ke dalam bentuk vegetatif. Spora yang telah tumbuh ini akan
dimatikan pada pemanasan hari ke dua. Kesuksesan dari proses ini tergantung
pada spora yang berkembang ke bentuk vegetatif selama masa
istirahat(Hadioetomo, 2013).
d. Penyaringan (Sterilisasi)
Penyaringan telah banyak digunakan untuk mensterilkan medium
laboratorium dan larutan yang dapat mengalami kerusakan jika dipanaskan.
Penyaringan dengan ukuran pori-pori 0,45 mikron atau kurang akan
menghilangkan jasad renik yang terdapat di dalam larutan tersebut. Penyaring
yang banyak digunakan terbuat dari gelas sinter, selulsa dan asbestos atau
penyaring Seitz. Pori-pori dari penyaring tersebut berkiras antara 0,22 sampai
10 mikron. Pori-pori yang lebih kasar biasanya digunakan untuk penjernihan
sebelum digunakan pori-pori yang lebih halus, sehingga tidak terjadi
5
penyumbatan. Penyaring yang biasa digunakan untuk bakteri tidak dapat
menahan atau menyaring virus atau mikoplasma.Beberapa contoh bahan yang
biasa disterilkan dengan cara ini adalah serum, larutan bikarbonat, enzim,
toksin, bakteri, medium sintetik tertentu, dan antibiotik. Pori-pori yang lebih
kasar biasanya digunakan untuk penjernihan sebelum digunakan pori-pori
yang lebih halus, sehingga tidak terjadi penyumbatan (Hadioetomo,2013).
Ada beberapa macam filter, yaitu:
1) Filter Swinny
Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor khusus
yaitu terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci.
Keutamaan untuk digunakan filter swinny dibungkus dengan kertas dan
autoklaf. Bagian yang dipotong dihubungkan pada spoit werlock dan cairan
dimasukkan ke potongan asbes dengan menggunakan tekanan pada sal spoit.
2) Filter Fritted-Glass
Permeabilitas dari filter berbanding lurus dengan ukurannya. Setelah
potongan dibentuk, potongan disegel dengan pemanasan di dalam gelas pirex
seperti corong buhcner.
3) Filter Berkefeld dan Mandler
Mandler terbuat dari tanah silika murni, asbestos dan kalium sulfat.
Berkefeld juga tersusun dari tanah silika murni. Masing-masing filter
bermuatan negatif.
4) Filter Selas
Filter ini secara kimia bersifat resisten terhadap semua larutan yang tidak
menyerang silika.
5) Filter Candles-Pasteur-Chamberland
Terbuat dari bahan pori porselen tak berkaca dengan pori kecil yang
menghasilkan filtrasi lambat(Sumarsih, 2013).
e. Sterilisasi dengan Desinfektan
Desinfektan adalah zat yang dapat membunuh bakteri. Senyawa kimia
yang banyak digunakan sebagai esinfektan antara lain: larutan AgNO3,
CuSO4, HgCl2, ZnO, serta alkohol dan campurannya. Zat-zat yang dapat
membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri dapat dibagi atas garam-
6
garam, logam, fenol, dan senyawa-senyawa lain yang sejenis,
formaldehida,yodium, alkohol, klor, zat warna, detergen, sulfonamida, dan
antibiotik. Umumnya bakteri yang muda kurang daya tahannya terhadap
desinfektan daripada bakteri yang tua. Kepekatan, konsentrasi dan lamanya
berada di bawah pengaruh desinfetan merupkan faktor-faktor yang berperan
dalam sterilisasi jenis ini (Syahrurahman, 2016).
f. Sterilisasi Gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh
mikroorganisme dan sporanya. Beberapa bahan kimia yang dapat digunakan
untuk sterilisasi gas adalah etilena oksida, asam parasetat, formaldehida dan
glutaraldehida alkalin. Cara ini diterapkan pada suhu kamar selama 2-18 jam
tergantung pada bahan kimianya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dapat
sterilisasi gas antara lain:
1) Lamanya waktu yang diperlukan sesudah perlakuan untuk
menghilangkan semua sisa bahan kimia yang digunakan;
2) Daya bahan bakar yang bersangkutan;
3) Persyaratan peralatan;
4) Biaya pelaksanaan (Syahrurahman, 2016).
g. Sterilisasi Radiasi
Sterilisasi dengan radiasi dapat dilakukan dengan sinar gamma (sinar UV
kadang juga digunakan tetapi tidak begitu baik karena daya tembusnya
lemah) namun penggunaannya terbatas karena menuntut persyaratan
keamanan dan biaya tinggi (Syahrurahman, 2016).
7
BAB III
METODE PRAKTIKUM
8
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Sterilisasi adalah suatu upaya atau kegiatan yang dilakukan Oleh manusia
yang dimana memiliki tujuan untuk membersihkan alat atau bahan dari berbagai
jenis mikroba. Seperti pendapat Sumarsih (2013) Bagaimanapun pada garis
besarnya tentunya prinsip dasar digaris bawahi pada umumnya digunakan cara
untuk memusnahkan dan mengontrol kehidupan mikroba,
Sterilisasi memiliki beberapa jenis metode yang dimana tentunya setiap
metode memiliki fungsinya masing-masing. Beberpa metode itu adalah sterilisasi
panas, sterilisasi menggunakan radiasi, sterilisasi menggunakan zat kimia, dan
yang terakhir sterilisasi secara penyaringan. Yang dimana sterilisasi panas itu
terbagi menjadi dua ada panas kering dan juga panas basah, panas kering biasanya
menggunakan media open dan juga bisa langsung menggunakan api, sedangkan
9
panas basah atau lembab alat yang sering di gunakan adalah autoklap, sterilisasi
menggunakan radiasi adalah suatu pemanfaatan radiasi untuk membunuh mikroba
yang bertujuan mensterilisaikan suatu alat atau bahan biasanya pada metode ini
kebanyakan memanfaatkan radiasi sinar ultra violet, sterilisasi menggunakan zat
kimia biasanya memanfaatkan zat kimia yang mengandung alkohol tinggi agar
mampuh membunuh mikroba, dan yang terakhir ada sterilisasi secara penyaringan
metode ini menggunakan alat yang emiliki bentuk seperti saringan yang berpori
sangat berukuran kecil yang mampu membedakan mikroorganisme dan larutan
atau zat cair lainnya.
Pada tabel pembahasan disitu tersaji sebuah metode sterilisasi dan alat serta
bahan apa saja yang dapat di sterilisasi karena pada dasarnya setiap alat dan bahan
memiliki metodenya masing-masing dan tidak semua metode cocok. Maka dari
pada itu pada tabel hasil adalah suatu upaya memberitahu kepada praktikan agar
pada saat melakukan proses sterilisasi alat atau bahan yang akan di sterilisasi
sesuai dengan metode yang seharusnya agar tidak ada kendala beruma kecelakaan
kerja saat praktikum dan rusaknya suatu alat praktikum.
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
Adapun saran yang saya dapat sebaiknya praktikan lebih semangat dalam
melakukan praktikum,mendengarkan dan memperhatikan dengan baik agar tidak
kebingungan saat membuat laporan praktikum,serta sebaiknya pembuatan laporan
praktikum tidak mepet pada jadwal pengumpulan agar laporan praktikum lebih
baik dan berkualitas.
11
DAFTAR PUSTKA
Hadioetomo, Ratna Siri. 2012. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakara: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Sumarsih, Sri. 2013. Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Tanah UPN.
Lay, B.W. dan Hastowo. 2012. Mikrobiologi. Jakarta: Rajawali Press.
Irianto, Koes. 2016. Menguak Dunia Mikrobiologi. Bandung: Yrama Widya.
Syahrurahman, Agus. 2016. Mikrobiologi Kedokteran. Banten: Binakarya Aksara.
Syah, Insan Sunan Kurniawan. 2014. Penelitian Tingkatan Jaminan Sterilisasi
pada Autoklaf dengan Indikator Biologi Spore Strip. Jurnal Farmaka. Vol.14.
No.1. Hal.59-69.
Andriani, Ririn. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi untuk
Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi. Vol.1. No.1..
Dhirgo, Adji. 2013. Perbandingan Efektivitas Sterilisasi Alkohol 70%,
Inframerah, Otoklaf, dan Ozon Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus
subtilis. Yogyakarta: UGM.
Tille, P. M. (2017). Bailey & Scott’s Diagnostic Microbiology. In Basic Medical
Microbiology (fourteenth, p. 45). St. Louis Missouri: Elsevier.
12
LAMPIRAN
Lampiran 5. Alat Sterilisasi Panas Basah Lampiran 6. Alat Sterilisasi Panas Kering
13