GENETIKA TANAMAN
“VARIASI GENETIK”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Genetika Tanaman
Disusun oleh
Nama : Dian Mughni Pertiwi
NIM : 4442180097
Kelas : IV C
Kelompok : 2 (Dua)
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
DAFTAR ISI
i
DAFTAR TABEL
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum variasi genetik ini adalah:
1. Menjelaskan tipe-tipe keragaman pada tanaman dalam spesies yang sama
2. Menyebutkan dan membedakan sedikitnya tiga ciri yang berbeda untuk
satu sifat/karakter tertentu.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
mempunyai variasi yang tampak antara lain dalam b1ntuk, ukuran tubuh, warna dan
ciri khan lainnya (Restu, 2015).
Faktor-faktor memengaruhi frekuensi gen dan keanekaragamannya
(variabilitas) genetik diantaranya adalah mutasi, seleksi alam, migrasi, rekombinasi
dan hanyutan genetik. Apabila ada satu atau lebih gen yang bermutasi makan akan
terjadi perubahan keseimbangan gen-gen dalam populasi. Individu-individu yang
tidak dapat menghadapi seleksi alam akan mengurangi alel dalam populasi karena
individu itu tidak memiliki keturunan yang mewariskan alel tersebut. Individu yang
meninggalkan populasi (emigrasi) akan membawa alel keluar dan individu yang
masuk ke dalam populasi (imigrasi) akan membawa alel yang berpotensi menjadi
alel baru (Dwisang, 2018).
Rekombinasi gen adalah munculnya keturunan yang mempunyai kombinasi
gen yang tidak terdapat pada kedua induknya. Rekombinasi gen terjadi karena
perkawinan dan memungkinkan terbentuknya varietas baru. Hanyutan genetika
merupakan perubahan frekuensi alel akibat adanya populasi kecil yang memisah
dari populasi besar. Penyebab terjadinya hanyutan genetik antara lain penyebab
yang mengacu kepada sekelompok individu yang menempati tempat baru dan
membentuk koloni sendiri. Koloni baru ini dapat memiliki frekuensi alel yang
berbeda dari populasi induknya karena mereka menikah dengan sesama anggota
koloninya. Penyebab yang berasal dari hal yang mengacu kepada kondisi dimana
banyak anggota populasi yang mati dan sisanya saling kawin hingga jumlah
populasinya kembali seperti semula, tetapi memiliki variasi alel yang lebih sedikit
(Dwisang, 2018).
3
Keanekaragaman tersebut memunculkan variasi dan sifat individu
ditentukan oleh gen. Faktor genotif yang berinteraksi dengan faktor
lingkungan memunculkan sifat yang tampak atau fenotif. Karena
lingkungan yang berbeda, sifat yang muncul pada tanaman dapat berbeda
meskipun genotifnya sama. Jadi, gen yang sama menampakkan sifat yang
berbeda karena lingkungannya yang berbeda.
Menurut tolak ukurnya variasi dapat dibagi menjadi variasi yang bersifat
kuantitatif seperti tinggi, berat dan sebagainya. Sifat kuantitatif bersifat
kontinum dan variasi yang bersifat kualitatif seperti golongan darah, warna
kulit, warna bunga, bentuk permukaan biji dan sebagainya. Sifat kualitatif
disebut juga diskontinum (Reece, 2016).
4
BAB III
METODE PRAKTIKUM
5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Variasi Genetik
Karakter yang diamati
Nama Ukuran Warna Bentuk Gambar
Varietas buah buah Buah
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas mengenai keragaman atau variasi genetik, yang
dimana variasi genetik merupakan variasi yang terjadi pada genom suatu organisme
baik pada gen maupun pada kromosom. Hal ini diperkuat dengan pernyataan
Widianti (2015), yang menyatakan bahwa variabilitas merupakan sifat beda dari
organisme dalam satu spesies atau populasi. Dengan adanya sifat beda akan terjadi
variasi atau keanekaragaman organisme dalam satu spesies. Keanekaragaman dapat
terjadi dalam tingkat gen, populasi, atau komunitas.
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui tipe-tipe keragaman
pada tanaman dalam spesies yang sama, kemudian menyebutkan dan membedakan
sedikitnya tiga ciri yang berbeda untuk satu sifat/karakter tertentu, misal pada
6
bentuk, ukuran, dan rasa yang berbeda pada spesies yang sama dengan varietas yang
berbeda.
Pengamatan dilakukan dengan melakukan tinjauan lapangan, yaitu dengan
mencari varietas yang berbeda pada spesies yang sama. Varietas merupakan satu
peringkat taksonomi (tumbuhan) yang berada dibawah spesies, varietas biasanya
mengacu pada 3 hal yang berbeda. Hal ini sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2000,
yang menyatakan bahwa varietas tanaman adalah sekelompok tanaman dari suatu
jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun,
bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang
dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu
sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan.
Pengamatan dilakukan dengan meninjau pada 3 varietas terong.
Pengamatan pertama dilakukan pada terong varietas Benefit (Solanum
melongena L.) terong ini mempunyai ciri yaitu berwarna ungu, bentuk bulat
memanjang, dan ukuran kurang lebih 15-30 cm. Terong ini merupakan varietas
yang mudah ditemui. Kemudian pengamatan selanjutnya dilakukan pada terong
varietas Provita (Solanum melongena L.) terong ini mempunyai bentuk bulat,
berwarna hijau putih, diameter 4-8cm, terong ini biasa disebut juga terong bulat
yang biasa dikonsumsi sebagai lalapan. Selanjutnya yaitu pengamatan ketiga pada
terong varietas Hitapi (Solanum melongena L.) terong ini mempunyai diameter 15-
30cm, dengan bentuk bulat memanjang dan berwarna hijau.
Terong merupakan tumbuhan penghasil buah yang dijadikan sayur-sayuran,
hal ini diperkuat dengan pernyataan Sahid, dkk. (2019), yang menyatakan bahwa
Terung (Solanum melongena L.) merupakan salah satu komoditas sayuran penting
sebagai bahan pangan sebagian besar masyarakat Indonesia. Terung memiliki
banyak varietas dengan berbagai bentuk dan warna khas. Tiap-tiap varietas
memiliki penampilan, hasil dan produktivitas yang berbeda-beda. Buah terung
mengandung serat yang tinggi sehingga bagus untuk pencernaan, kulit terung
terutama terung ungu bagus untuk kesehatan kulit, kandungan fitonutriennya bagus
untuk kinerja otak.Terung juga diketahui bagus untuk kesehatan jantung, menekan
kolesterol dan diabetes. Kemudian diperkuat oleh Iritani (2012), menyebutkan
bahwa terung diketahui memiliki zat antikanker, kandungan tripsin (protease) yang
7
terkandung pada terung merupakan inhibitor yang dapat melawan zat pemicu
kanker.
Penyebab variasi genetic ada beberapa macam, diantaranya adalah mutasi gen,
mutasi gen merupakan perubahan ukuran nukleotida DNA dari suatu organisme.
Kemudian divisi meiosis, reproduksi seksual dan kesalahan saat pemindahan
kromosom. Variasi genetic terjadi karena kesalahan pembacaan koding pada saat
replikasi DNA.
8
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Simpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini adalah, bahwa variasi
genetic dapat terjadi di semua organisme, variasi genetic yang menjadikan adanya
varietas, variasi genetic terjadi dalam gen. Tipe-tipe keragaman pada spesies yang
sama disebut varietas. variasi ini didapatkan karena adanya persilangan dan
penyimpangan. Varietas yang ada pada terung bermacam-macam, terung
mempunyai nama latin (Solanum melongena L.).
Hasil dari pengamatan adalah bahwa ada tiga varietas terung yang diamati
dengan tiga sifat beda, pada terung varietas Benevit, terung berwarna ungu, lonjong,
dan kisaran diameter 15-30 cm. sedangkan pada terung varietas Provita, terung
berwarna hijau keputih-putihan, diameter 4-8cm, bentuk bulat. Untuk terung
varietas Hitapi, bentuk terong lonjong, dengan diameter 15-30cm, dan berwarna
hijau.
5.2 Saran
Pada praktikum kali ini penulis menyarankan beberapa hal untuk dilakukan di
masa yang akan datang yaitu, ketika pengamatan / observasi berlangsung diharap
untuk menjaga kondusivitas supaya tercipta focus yang tinggi, dan juga teliti dalam
melakukan penelitian atau pengamatan agar data yang didapat sesuai dengan apa
yang di observasi.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN
11