Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA TANAMAN
“VARIASI GENETIK”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Genetika Tanaman

Disusun oleh
Nama : Dian Mughni Pertiwi
NIM : 4442180097
Kelas : IV C
Kelompok : 2 (Dua)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......... .................................................................................................i


DAFTAR TABEL.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Tujuan .......................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Variasi Genetik .........................................................................................2
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Variasi Genetik ...........................................2
2.3 Macam-macam Variasi Genetik ...............................................................3
2.4 Klasifikasi Tanaman Terung.....................................................................4
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat....................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan .........................................................................................5
3.3 Cara Kerja .................................................................................................5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ..........................................................................................................6
4.2 Pembahasan ..............................................................................................6
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ...................................................................................................9
5.2 Saran .........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10
LAMPIRAN

i
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengamatan Variasi Genetik...………………….................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makhluk hidup adalah suatu kelompok yang saling berorganisasi dan saling
memiliki ketergantungan satu sama lain baik yang sejenis maupun berbeda jenis
sehingga saling membutuhkan satu sama lain. Namun, setiap makhluk hidup
memiliki keanekaragaman walaupun dalam kelompok yang sejenis. Contohnya,
bila anda memperhatikan teman-teman sekelas anda, dapat dipastikan tidak ada
seorangpun yang persis sama dengan anda, baik dari penampilan wajah maupun
sifat lainnya.Perbedaan atau variasi dan persamaan yang tampak di antara makhluk
hidup dalam kelompok itulah yang dijadikan dasar untuk pembagiannya menjadi
beberapa kelompok yang lebih kecil (Riandari, 2017).
Contoh diatas menunjukkan bahwa dalam organisme hidup dijumpai berbagai
macam tipe keragaman. Dengan adanya keanekaragaman inilah yang selanjutnya
dikenal dengan istilah “variasi”. Genetika adalah ilmu yang mempelajari apakah
keragaman jenis suatu organisme diwariskan atau tidak dan mempelajari apa yang
menyebabkan timbulnya keanekaragaman atau variasi.
Oleh karena itu pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan variasi genetik
untuk mengetahui berbagai macam variasi genetik tanaman,

1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum variasi genetik ini adalah:
1. Menjelaskan tipe-tipe keragaman pada tanaman dalam spesies yang sama
2. Menyebutkan dan membedakan sedikitnya tiga ciri yang berbeda untuk
satu sifat/karakter tertentu.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Variasi Genetik


Keanekaragaman gen adalah keanekaragaman individu dalam satu jenis mahluk
hidup. Setiap organisme dikendalikan oleh sepasang factor keturunan (gen).
Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukan dengqan adanya variasi dalam satu
jenis. Variasi mahluk hidup dapat terjadi akibat perkawinan sehingga susunan gen
keturunannya berbeda dari susunan gen induknya. Selain itu, variasi mahluk hidup
dapat pula terjadi karena interaksi gen dengan lingkungan (Sridianti, 2016).
Variabilitas adalah sifat beda dari organisme dalam satu spesies atau populasi.
Dengan adanya sifat beda akan terjadi variasi atau keanekaragaman organisme
dalam satu spesies. Keanekaragaman dapat terjadi dalam tingkat gen, populasi, atau
komunitas (Widianti, 2015).
Jika gen berubah, maka sifat-sifat pun akan berubah. Sifat-sifat yang
ditentukan oleh gen disebut genotif. Ini dikenal sebagai pembawa. Variasi non
genetik atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh factor lingkungan seperti
intensitas cahaya, kelembaban, pH tanah, dll. Keadaan factor-faktor lingkungannya
sama dengan pohon yang pertama, sekalipun demikian hasil panennya berbeda.
Pengetahuan yang memadai tentang komposisi lingkungan akan menentukan
genotif yang sesuai untuk kondisi tertentu (Reece, 2016).

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Variasi genetik


Keanekaragaman individu memunculkan variasi. Sifat individu ditentukan
oleh gen. Factor genotif yang berinteraksi dengan factor lingkungan memunculkan
sifat yang tampak atau fenotif. Faktor luar relatif stabil pengaruhnya terhadap
morfologi organisme. Lingkungan atau faktor eksternal seperti makanan, suhu,
cahaya matahari, kelembaban, curah hujan dan faktor lainnya bersama-sama faktor
menurun yang diwariskan dari kedua induknya sangat berpengaruh terhadap fenotip
suatu individu. Dengan demikian fenotip suatu individu merupakan hasil interaksi
antara genotip dengan lingkungannya. Baik hewan maupun tumbuhan juga

2
mempunyai variasi yang tampak antara lain dalam b1ntuk, ukuran tubuh, warna dan
ciri khan lainnya (Restu, 2015).
Faktor-faktor memengaruhi frekuensi gen dan keanekaragamannya
(variabilitas) genetik diantaranya adalah mutasi, seleksi alam, migrasi, rekombinasi
dan hanyutan genetik. Apabila ada satu atau lebih gen yang bermutasi makan akan
terjadi perubahan keseimbangan gen-gen dalam populasi. Individu-individu yang
tidak dapat menghadapi seleksi alam akan mengurangi alel dalam populasi karena
individu itu tidak memiliki keturunan yang mewariskan alel tersebut. Individu yang
meninggalkan populasi (emigrasi) akan membawa alel keluar dan individu yang
masuk ke dalam populasi (imigrasi) akan membawa alel yang berpotensi menjadi
alel baru (Dwisang, 2018).
Rekombinasi gen adalah munculnya keturunan yang mempunyai kombinasi
gen yang tidak terdapat pada kedua induknya. Rekombinasi gen terjadi karena
perkawinan dan memungkinkan terbentuknya varietas baru. Hanyutan genetika
merupakan perubahan frekuensi alel akibat adanya populasi kecil yang memisah
dari populasi besar. Penyebab terjadinya hanyutan genetik antara lain penyebab
yang mengacu kepada sekelompok individu yang menempati tempat baru dan
membentuk koloni sendiri. Koloni baru ini dapat memiliki frekuensi alel yang
berbeda dari populasi induknya karena mereka menikah dengan sesama anggota
koloninya. Penyebab yang berasal dari hal yang mengacu kepada kondisi dimana
banyak anggota populasi yang mati dan sisanya saling kawin hingga jumlah
populasinya kembali seperti semula, tetapi memiliki variasi alel yang lebih sedikit
(Dwisang, 2018).

2.3 Macam-macam Variasi Genetik


Menurut Welsh (2017), tolok ukurnya variasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
• Variasi yang bersifat kuantitatif, yaitu variasi yang dapat dilihat bentuknya
secara deret matematis (kontinum) dan ditentukan oleh banyak gen
(poligeni). Contoh: tinggi, berat, dan jumlah.
• Variasi non genetik atau variasi lingkungan ditentukan oleh faktor
lingkungan seperti intensitas cahaya, kelembaban, pH, temperatur,
kesuburan tanah. Variasi lingkungan tidak diwariskan ke keturunannya.

3
Keanekaragaman tersebut memunculkan variasi dan sifat individu
ditentukan oleh gen. Faktor genotif yang berinteraksi dengan faktor
lingkungan memunculkan sifat yang tampak atau fenotif. Karena
lingkungan yang berbeda, sifat yang muncul pada tanaman dapat berbeda
meskipun genotifnya sama. Jadi, gen yang sama menampakkan sifat yang
berbeda karena lingkungannya yang berbeda.
Menurut tolak ukurnya variasi dapat dibagi menjadi variasi yang bersifat
kuantitatif seperti tinggi, berat dan sebagainya. Sifat kuantitatif bersifat
kontinum dan variasi yang bersifat kualitatif seperti golongan darah, warna
kulit, warna bunga, bentuk permukaan biji dan sebagainya. Sifat kualitatif
disebut juga diskontinum (Reece, 2016).

2.4 Klasifikasi Tanaman Terung


Menurut Sahid (2019), klasifikasi tanaman terung (Solanum melongena L.)
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum melongena L.

4
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 26 Februari 2020 pukul 9.10 – 10-50
WIB dan dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan untuk praktikum ini adalah, kendaraan bermotor dan alat
tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah HVS, terong Varietas Benevit,
Varietas Provita dan Varietas Hitapi.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum ini yaitu:
1. Dipilih satu spesies tanaman;
2. Dikumpulkan semua informasi yang diketahui mengenai keanekaragaman
tanaman tersebut, kemudian dicari varietas/keanekaragaman yang ada;
3. Dilakukan pengamatan terhadap variasi yang ada;
4. Diamati morfologi buah (warna buah, bentuk buah, diameter buah);
5. Dilakukan wawancara dengan penduduk sekitar atau petani mengenai nama
lokal, dan status keberadaan;
6. Dilakukan pengamatan/observasi, wawancara dan studi pustaka;
7. Hasil dibuat dalam bentuk laporan.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Variasi Genetik
Karakter yang diamati
Nama Ukuran Warna Bentuk Gambar
Varietas buah buah Buah

Terong Ungu Bulat


15-30 cm Ungu
(Benefit) Memanjang

Terong Bulat Hijau dan


4-8 cm Bulat
(Provita) Putih

Terong Hijau Bulat


15-30 cm Hijau
(Hitavi) Memanjang

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas mengenai keragaman atau variasi genetik, yang
dimana variasi genetik merupakan variasi yang terjadi pada genom suatu organisme
baik pada gen maupun pada kromosom. Hal ini diperkuat dengan pernyataan
Widianti (2015), yang menyatakan bahwa variabilitas merupakan sifat beda dari
organisme dalam satu spesies atau populasi. Dengan adanya sifat beda akan terjadi
variasi atau keanekaragaman organisme dalam satu spesies. Keanekaragaman dapat
terjadi dalam tingkat gen, populasi, atau komunitas.
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui tipe-tipe keragaman
pada tanaman dalam spesies yang sama, kemudian menyebutkan dan membedakan
sedikitnya tiga ciri yang berbeda untuk satu sifat/karakter tertentu, misal pada

6
bentuk, ukuran, dan rasa yang berbeda pada spesies yang sama dengan varietas yang
berbeda.
Pengamatan dilakukan dengan melakukan tinjauan lapangan, yaitu dengan
mencari varietas yang berbeda pada spesies yang sama. Varietas merupakan satu
peringkat taksonomi (tumbuhan) yang berada dibawah spesies, varietas biasanya
mengacu pada 3 hal yang berbeda. Hal ini sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2000,
yang menyatakan bahwa varietas tanaman adalah sekelompok tanaman dari suatu
jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun,
bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang
dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu
sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan.
Pengamatan dilakukan dengan meninjau pada 3 varietas terong.
Pengamatan pertama dilakukan pada terong varietas Benefit (Solanum
melongena L.) terong ini mempunyai ciri yaitu berwarna ungu, bentuk bulat
memanjang, dan ukuran kurang lebih 15-30 cm. Terong ini merupakan varietas
yang mudah ditemui. Kemudian pengamatan selanjutnya dilakukan pada terong
varietas Provita (Solanum melongena L.) terong ini mempunyai bentuk bulat,
berwarna hijau putih, diameter 4-8cm, terong ini biasa disebut juga terong bulat
yang biasa dikonsumsi sebagai lalapan. Selanjutnya yaitu pengamatan ketiga pada
terong varietas Hitapi (Solanum melongena L.) terong ini mempunyai diameter 15-
30cm, dengan bentuk bulat memanjang dan berwarna hijau.
Terong merupakan tumbuhan penghasil buah yang dijadikan sayur-sayuran,
hal ini diperkuat dengan pernyataan Sahid, dkk. (2019), yang menyatakan bahwa
Terung (Solanum melongena L.) merupakan salah satu komoditas sayuran penting
sebagai bahan pangan sebagian besar masyarakat Indonesia. Terung memiliki
banyak varietas dengan berbagai bentuk dan warna khas. Tiap-tiap varietas
memiliki penampilan, hasil dan produktivitas yang berbeda-beda. Buah terung
mengandung serat yang tinggi sehingga bagus untuk pencernaan, kulit terung
terutama terung ungu bagus untuk kesehatan kulit, kandungan fitonutriennya bagus
untuk kinerja otak.Terung juga diketahui bagus untuk kesehatan jantung, menekan
kolesterol dan diabetes. Kemudian diperkuat oleh Iritani (2012), menyebutkan
bahwa terung diketahui memiliki zat antikanker, kandungan tripsin (protease) yang

7
terkandung pada terung merupakan inhibitor yang dapat melawan zat pemicu
kanker.
Penyebab variasi genetic ada beberapa macam, diantaranya adalah mutasi gen,
mutasi gen merupakan perubahan ukuran nukleotida DNA dari suatu organisme.
Kemudian divisi meiosis, reproduksi seksual dan kesalahan saat pemindahan
kromosom. Variasi genetic terjadi karena kesalahan pembacaan koding pada saat
replikasi DNA.

8
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Simpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini adalah, bahwa variasi
genetic dapat terjadi di semua organisme, variasi genetic yang menjadikan adanya
varietas, variasi genetic terjadi dalam gen. Tipe-tipe keragaman pada spesies yang
sama disebut varietas. variasi ini didapatkan karena adanya persilangan dan
penyimpangan. Varietas yang ada pada terung bermacam-macam, terung
mempunyai nama latin (Solanum melongena L.).
Hasil dari pengamatan adalah bahwa ada tiga varietas terung yang diamati
dengan tiga sifat beda, pada terung varietas Benevit, terung berwarna ungu, lonjong,
dan kisaran diameter 15-30 cm. sedangkan pada terung varietas Provita, terung
berwarna hijau keputih-putihan, diameter 4-8cm, bentuk bulat. Untuk terung
varietas Hitapi, bentuk terong lonjong, dengan diameter 15-30cm, dan berwarna
hijau.

5.2 Saran
Pada praktikum kali ini penulis menyarankan beberapa hal untuk dilakukan di
masa yang akan datang yaitu, ketika pengamatan / observasi berlangsung diharap
untuk menjaga kondusivitas supaya tercipta focus yang tinggi, dan juga teliti dalam
melakukan penelitian atau pengamatan agar data yang didapat sesuai dengan apa
yang di observasi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dwisang, E L. 2018. Inti Sari Biologi. Tangerang: Scientific Press.


Iritani, Galuh. 2012. Vegetable Gardening. Yogyakarta: Indonesia Tera.
Reece. 2016. Biology. San Fransisco: Pearson Education.
Restu. 2015. Keanekargaman Pada Manusia. Bandung: Tarsito.
Riandari, Henny. 2017. Biologi Kelas X SMA dan MA. Yogyakarta: Erlangga.
Sahid, Tresnawati., Rudi, Hari., Sri, Trisnowati. 2019. Hasil Mutu dan Enam Galur
Terung (Solanum melongena L.). Jurnal Vegetalika. Vol.3(2).
Sridianti. 2016. Keanekaragaman pada Makhluk Hidup. Demak Normal dan
Terserang Hama Ulat. Buletin Anatomi dan Fisiologi. Vol. 1(1): 25.
Welsh, J.R. 2017. Dasar-Dasar Genetika. Jakarta: Erlangga.
Widianti. 2015. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Universitas
Bengkulu.

10
LAMPIRAN

Lampiran 1. Terung Lampiran 2. Terung Lampiran 3. terung


Var. Benefit Var. Provita Var. Hitapi

11

Anda mungkin juga menyukai