Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 1


BAB I ...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 3
2.2 Tujuan ........................................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4
2.1 Pengertian Keragaman ................................................................................. 4
2.2 Penyebab Keragaman ................................................................................... 5
BAB III ................................................................................................................... 6
METODOLOGI .................................................................................................... 6
3.1 Waktu dan Tempat ....................................................................................... 6
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................. 6
3.3 Cara Kerja..................................................................................................... 6
BAB IV ................................................................................................................... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 7
4.1 Hasil Pengamatan ......................................................................................... 7
4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan ......................................................................... 7
4.2 Pembahasan .................................................................................................. 9
4.2.1 Jagung (Zea mays) .................................................................................. 9
4.2.2 Biji Padi (Oryza sativa) .......................................................................... 9
4.2.3 Kacang Hijau (Vigna radiata) .............................................................. 10
4.2.4 Kacang Tanah (Arachis hypogea)......................................................... 11
4.2.5 Ubi Rambat/Jalar (Ipomea batatas) ...................................................... 12
4.2.6 Singkong (Manihot utilisima) ............................................................... 12
4.2.7 Kelengkeng (Dimocarpus longan)........................................................ 13
4.2.8 Asoka (Saraca asoka) ........................................................................... 14
4.2.9 Kodok (Bufo sp) .................................................................................... 14
4.2.10 Capung (Anisoptera) ........................................................................... 15
BAB V................................................................................................................... 17
PENUTUP ............................................................................................................ 17

1
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 17
5.2 Saran ........................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap orang pasti mempunyai perbedaan antara satu dengan yang lainya,
walaupun apabila dilihat sekilas pada orang yang mirip sekalipun terlihat sama,
namun apabila kita cermati lagi bahwa ada perbedaan pada setiap individu.
Perbedaan ini pun berlaku bagi hewan dan tumbuhan jika kita amati pasti kita akan
menemukan perbedaan meskipun dalam spesies yang sama. Perbedaan pada setiap
individu dikenal juga dengan keragaman atau variasi (Siregar et all, 2014).
Variasi merupakan dasar dalam berbagai penelitian Genetika, seperti yang
telah diamati Mendel dalam percobaannya dengan menggunakan kacang Ercis.
Pada percobaannya, Mendel mengamati variasi dari sejumlah karakter yang
terdapat pada kacang Ercis, seperti tinggi tanaman, bentuk biji dan warna bunga.
Mendel mencoba mempertanyakan bagaimana pola pewarisan berbagai karakter
variasi yang ada pada kacang Ercis dan melahirkan dua teori yang dikenal dengan
hukum Mendel I dan II (Siregar et all, 2014).
Perbedaan dari penampakan karakter yang terdapat pada setiap individu
dalam suatu populasi ini disebabkan karena tampilan suatu karakter (fenotip)
ditentukan oleh faktor genetik, faktor lingkungan serta adanya interaksi antara
faktor genetik dan faktor lingkungan. Berdasarkan pengaruh genetik dan pengaruh
lingkungan yang ada akan memberikan bentuk keragaman karakter dari individu
yang dibedakan menjadi dua yaitu, keragaman karakter kuantitatif dan keragaman
karakter kualitiatif. Pengamatan pada karakter kualitatif dilakukan secara visual
sedangkan pada karakter kuantitatif dilakukan dengan pengukuran (Carlen et all,
2018).

1.2 Tujuan
1. Mengenal tipe – tipe keragaman pada tanaman dan hewan dalam spesies
yang sama.
2. Menyebutkan dan membedakan sedikitnya tiga ciri yang berbeda untuk satu
sifat atau karakter tertentu.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keragaman


Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang
menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Ada
dua faktor penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar.
Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi
organisme. Sebaliknya, faktor luar relatif stabil pengaruhnya terhadap morfologi
organisme. Lingkungan atau faktor eksternal seperti makanan, suhu, cahaya
matahari, kelembaban, curah hujan dan faktor lainnya bersama-sama faktor
menurun yang diwariskan dari kedua induknya sangat berpengaruh terhadap fenotip
suatu individu. Dengan demikian fenotip suatu individu merupakan hasil interaksi
antara genotip dengan lingkungannya. Baik hewan maupun tumbuhan juga
mempunyai variasi yang tampak antara lain dalam bentuk, ukuran tubuh, warna dan
ciri khan lainnya (Carlen et all, 2018).
Keanekaragaman hayati dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu:
a. Keanekaragaman spesies
Keanekaragaman spesies mencakup seluruh spesies yang ditemukan di
bumi, termasuk bakteri dan protista serta spesies dari kingdom bersel banyak
(tumbuhan, jamur, hewan, yang bersel banyak atau multiseluler).
b. Keanekaragaman genetik
Keanekaragaman genetik merupakan variasi genetik dalam satu spesies baik
di antara populasi – populasi yang terpisah secara geografik maupun di antara
individu – individu dalam satu populasi. Variasi genetik timbul karena setiap
individu mempunyai bentuk – bentuk gen yang khas. Variasi genetik bertambah
ketika keturunan menerima kombinasi unik gen dan kromosom dari induknya
melalui rekombinasi gen yang terjadi melalui reproduksi seksual.
c. Keanekaragaman komunitas
Keanekaragaman komunitas merupakan komunitas biologi yang berbeda
serta asosiasinya dengan lingkungan fisik (ekosistem) masing-masing. Komunitas
biologi didefinisikan sebagai sejumlah spesies yang menempati 13 tempat tertentu

4
dan saling berinteraksi. Bersama dengan lingkungan fisik dan kimia yang terkait,
komunitas biologi ini kemudian disebut ekosistem (Irawan et all, 2014).

2.2 Penyebab Keragaman


Keanekaragaman individu memunculkan variasi. Dan sifat individu
ditentukan oleh gen. Faktor genotif yang berinteraksi dengan faktor lingkungan
memunculkan sifat yang tampak atau fenotif. Keragaman atau variasi ditemui pada
hampir semua karakter. Menurut tolak ukurnya, variasi dapat dibagi :
a. Variasi yang bersifat kuantitatif .
Seperti tinggi, berat, dan lain sebagainya. Variasi yang ini bersifat
”kontinum” (urut bersambung menurut deret matematis).
b. Variasi yang bersifat kualitatif .
Seperti golongan darah, warna kulit, warna bunga, bentuk permukaan biji, dan lain
sebagainya. Variasi kualitatif ini disebut juga ”diskontinum” (tidak bersambung
menurut derat matematis).
Berdasarkan penyebabnya, variasi dalam sistem biologi dibagi dua, yaitu :
a. Variasi Genetik
Variasi Genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh faktor keturunan (gen)
yang bersifat kekal dan diwariskan secara turun temurun dari satu sel ke sel yang
lain. Jika gen berubah, maka sifat – sifat pun akan berubah. Sifat – sifat yang
ditentukan oleh gen disebut genotif. Ini dikenal sebagai pembawa.
b. Variasi Non Genetik
Variasi non genetik atau variasi lingkungan yaitu variasi yang ditentukan
oleh faktor lingkungan seperti intensitas cahaya, kelembaban, pH tanah, dan lain –
lain. Keadaan faktor – faktor lingkungannya sama dengan pohon yang pertama,
sekalipun demikian hasil panennya berbeda. Pengetahuan yang memadai tentang
komposisi lingkungan akan menentukan genotif yang sesuai untuk kondisis tertentu
(Apriliyanti et all, 2016).

5
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Genetika “Mengenal Keragaman Ciri Suatu Sifat” dilaksanakan
pada hari Kamis, 9 Juni 2022 pada pukul 13.00 – 16.00 WIB di Laboratorium
Biologi, Universitas Muhammadiyah Riau.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat – alat yang digunakan pada praktikum ini adalah baki, pinset
serta alat tulis. Sedangkan bahan – bahan yang digunakan adalah Kodok (Bufo sp),
Capung (Anisoptera), Jagung (Zea Mays), Biji padi (Oryza sativa), Singkong
(Manihot utilisima), Ubi rambat (Ipomea batatas), Kacang hijau (Vigna radiata),
Kacang tanah (Arachis hypogea), Kelengkeng (Dimocarpus longan) dan bunga
Asoka (Saraca asoka).

3.3 Cara Kerja


Sebelum memulai praktikum, pastikan seluruh alat dan bahan yang akan
digunakan sudah dipersiapkan. Untuk langkah awal amati dari masing – masing
tumbuhan yang dipersiapkan. Kemudian cari 3 perbedaan sifat atau karakter dari
setiap tumbuhan tersebut, seperti warna, ukuran dan tekstur. Setelah itu, catat
perbedaan tersebut pada tabel hasil pengamatan yang terdapat dimodul. Lakukan
hal yang sama terhadap objek hewan yang akan diamati. Terakhir, dokumentasi
seluruh jenis tumbuhan dan hewan tersebut untuk dimasukkan kedalam tabel hasil
pengamatan.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan

Sifat Keterang
Materi Yang Ciri 1 Ciri 2 Ciri 3 an/
Tanaman Diamati
Gambar

- Bentuk - Pipih - Orange - Keras


Jagung
- Warna - Lonjong - Kuning - Lunak
(Zea Mays)
- Tekstur - Bulat - Putih - Halus

Biji padi - Bentuk - Bulat - Kecoklatan - Kasar


(Oryza - Warna - Panjang - Kuning - Kesat
sativa) - Tekstur - Lonjong - Hijau - Tajam

Kacang hijau - Bentuk - Bulat - Hijau - Licin


(Vigna - Warna - Lonjong - Keemasan - Keras
radiata) - Tekstur - Oval - Kehitaman - Halus

Kacang tanah - Bentuk - Bulat - Merah - Licin


(Arachis - Warna - Lonjong - Coklat - Kasar
hypogea) - Tekstur - Polong - Putih - Berkerut

Ubi rambat - Bentuk - Bulat - Kuning - Kasar


(Hipomea - Warna - Panjang - Coklat - Kesat
batatas) - Tekstur - Oval - Orange - Keras

7
Singkong - Bentuk - Bulat - Coklat - Kasar
(Manihot - Warna - Panjang - Kehitaman - Licin
utilisima) - Tekstur - Lonjong - Putih - Keras

Kelengkeng - Bentuk - Bulat - Coklat - Kasar


(Dimocarpu - Warna - Oval - Kehitaman - Berbintil
s longan) - Tekstur - Lonjong - Kekuningan - Keras

Asoka - Bentuk - Koloni - Merah - Halus


(Saraca - Warna - Runcing - Jingga - Lembut
asoka) - Tekstur - Panjang - Kuning - Lunak

Kodok - Ukuran - Besar - Coklat - Berbintil

(Bufo sp) - Warna - Sedang - Coklat tua - Kasar


- Tekstur - Kecil - Abu - abu - Keras

Capung - Ukuran - Besar - Merah tua - Kasar


(Anisoptera - Warna - Sedang - Hitam - Lunak
) - Tekstur - Kecil - Coklat - Keras

8
4.2 Pembahasan
4.2.1 Jagung (Zea mays)
Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis
rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan
munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan tertentu
(Subekti, 2016).
Berdasarkan data pada tabel hasil pengamatan, dengan mengambil 3 sifat
yang akan diamati yaitu bentuk, warna dan tekstur maka didapat hasil bahwa biji
Jagung umumnya berbentuk pipih dan bulat. Biji jagung terdiri atas tiga bagian
utama, yaitu pericarp, endosperm dan embrio. Dari segi warna, jagung yang telah
matang biasanya berwarna kuning cerah dan bertekstur keras. Namun, jika jagung
dikeringkan, maka warnanya akan berubah menjadi orange gelap dengan tekstur
yang keras. Berbeda lagi jika Jagung yang telah dimasak, warnanya akan berubah
menjadi orange cerah dengan tekstur lunak dan berair.
Jagung tidak hanya memiliki warna kuning dan putih saja, tetapi ternyata
ada warna lain seperti biru, putih, kuning, putih dan kuning, atau banyak warna
dalam satu tongkol. Warna - warna tersebut menjadi salah satu faktor yang
membedakan varietas satu dengan yang lainnya.
Adapun klasifikasi dari Jagung, yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Famili : Graminae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays

4.2.2 Biji Padi (Oryza sativa)


Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah sebenarnya
bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi
setelah selesai penyerbukan dan pembuahan (Rembang, 2018).
Berdasarkan data pada tabel hasil pengamatan, dengan mengambil 3 sifat
yang akan diamati yaitu bentuk, warna dan tekstur maka didapat hasil bahwa biji

9
Padi umumnya berbentuk bulat lonjong dengan warna kuning pucat hingga
kecoklatan jika sudah matang. Sedangkan biji Padi yang belum matang akan
berwarna hijau dengan tekstur yang sama – sama keras. Jika biji Padi dimasak,
maka tekstur dari biji tersebut akan menjadi lunak.
Biji Padi dilapisi oleh kulit luar yang disebut gabah. Gabah inilah yang
memberikan warna pada biji, jika gabah ini terlepas, maka biji Padi yang belum
matang akan berwarna putih keruh sedikit transparan, sedangkan biji Padi yang
telah dimasak akan berwarna putih susu. Tekstur gabah sendiri adalah kasar dan
berserat serta ujungnya sedikit tajam.
Adapun klasifikasi dari biji Padi, yaitu :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Family : Gramineae
Genus : Oryza L.
Species : Oryza sativa L.

4.2.3 Kacang Hijau (Vigna radiata)


Kacang Hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur
pendek (kurang lebih 60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram
atau golden gram. Tanaman kacang hijau membentuk polong dan tanaman
berbentuk perdu atau semak (Felania, 2017).
Berdasarkan data pada tabel hasil pengamatan, dengan mengambil 3 sifat
yang akan diamati yaitu bentuk, warna dan tekstur maka didapat hasil bahwa
Kacang hijau umumnya berbentuk bulat dengan ukuran yang berbeda – beda. Mulai
dari bulat besar, bulat kecil dan terkadang lonjong kecil. Kacang hijau umumnya
juga berwarna hijau tua hingga keemasan dengan tekstur yang keras dan licin.
Namun, setelah dimasak, Kacang hijau akan berubah warna menjadi sedikit pucat
serta tekstur yang berubah menjadi lunak.

10
Adapun klasifikasi Kacang Hijau, yaitu :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : V. radiata

4.2.4 Kacang Tanah (Arachis hypogea)


Kacang tanah merupakan salah satu tanaman pangan yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi karena kandungan gizinya yang tinggi. Kacang tanah memiliki
kandungan protein 25-30%, lemak 40-50%, karbohidrat 12% serta vitamin B1 dan
menempatkan kacang tanah dalam hal pemenuhan gizi setelah tanaman kedelai
(Serimbing et all, 2014).
Berdasarkan data pada tabel hasil pengamatan, dengan mengambil 3 sifat
yang akan diamati yaitu bentuk, warna dan tekstur maka didapat hasil bahwa
Kacang tanah umumnya berbentuk agak bulat lonjong, serta berpolong. Kacang
tanah terdapat didalam cangkang yang keras dan bertekstur kasar. Kacang tanah
juga dilapisi kulit ari berwarna merah gelap, terkadang kulit ari dari Kacang tanah
mengkerut. jika kulit ari ini dilepaskan, maka biji akan berwarna cokelat muda
dengan tekstur licin dan halus.
Adapun klasifikasi Kacang tanah, yaitu :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Tracheopyhta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopyhta
Ordo : Leguminales
Famili : Fabaceae
Subfamili : Faboideae
Genus : Arachis
Spesies : Archis hypogaea

11
4.2.5 Ubi Rambat/Jalar (Ipomea batatas)
Ubi rambat merupakan jenis ubi – ubian yang disukai masyarakt
Indonesia karena memiliki rasa yang enak, murah harganya, mudah di
dapat dan membuat perut kenyang. Disamping itu manfaat yang dikandung dari
ubi rambat sangat baik untuk kesehatan. Nilai gizinya lebih tinggi dibandingkan
kentang (Malau et all, 2019).
Berdasarkan data pada tabel hasil pengamatan, dengan mengambil 3 sifat
yang akan diamati yaitu bentuk, warna dan tekstur maka didapat hasil bahwa Ubi
rambat umumnya berbentuk bulat melonjong tidak beraturan. Dari segi warna kulit,
ubi rambat memiliki berbagai macam warna, yaitu ubi rambat putih, ubi rambat
orange, ubi rambat kuning, dan ubi rambat ungu dengan warna buah mengikuti
warna dari kulitnya.
Warna yang terdapat pada umbi tersebut disebabkan adanya pigmen warna,
seperti umbi berwarna kuning disebabkan karena adanya pigmen karoten,
sedangkan umbi berwarna ungu disebabkan karena adanya pigmen antosianin
(Rifani, et all 2020). Tekstur ubi rambat kasar, kesat serta padat. Namun setelah
dimasak, teksturnya berubah menjadi lunak dan berserat.
Adapun klasifikasi Ubi rambat, yaitu :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea batatas

4.2.6 Singkong (Manihot utilisima)


Ketela pohon, atau yang lebih dikenal dengan Singkong atau ubi kayu,
merupakan pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae.
Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya
sebagai sayuran (Eswanto et all, 2019).
Berdasarkan data pada tabel hasil pengamatan, dengan mengambil 3 sifat
yang akan diamati yaitu bentuk, warna dan tekstur maka didapat hasil bahwa

12
Singkong umumnya berbentuk bulat memanjang dengan bentuk yang tak beraturan.
Singkong mempunyai kulit yang kasar, dengan warna cokelat tua. Sedangkan
daging dari Singkong berwarna putih hingga kekuningan dengan tekstur keras dan
licin. Singkong yang telah dimasak, akan mengalami perubahan tekstur menjadi
lunak, berair serta berserat.
Adapun klasifikasi Singkong, yaitu :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot esculenta Crantz

4.2.7 Kelengkeng (Dimocarpus longan)


Buah kelengkeng (Dimocarpus longan L) adalah salah satu jenis buah yang
memiliki kandungan vitamin C. Kelengkeng merupakan buah yang berbentuk bulat
dan memiliki warna kekuningan dan disertai bintik-bintik hitam di kulitnya yang
mengandung vitamin C sebesar 84 mg/100 g (Kurniawati et all, 2020).
Berdasarkan data pada tabel hasil pengamatan, dengan mengambil 3 sifat
yang akan diamati yaitu bentuk, warna dan tekstur maka didapat hasil bahwa
Kelengkeng umumnya berbentuk bulat, dan terkadang ada yang lonjong.
Kelengkeng mempunyai kulit yang keras dengan tekstur kasar dan berbintil – bintil
kecil. Warna dari kulit kelengkeng adalah coklat kekuningan. Namun, jika buah
sudah terlalu matang, maka kulit buah akan sedikit berwarna kehitaman. Buah dari
kelengkeng berwarna putih dan agak bening dengan tekstur yang licin, lunak serta
berair. Kelengkeng memiliki ukuran yang berbagai macam, ada yang berukuran
kecil, sedang hingga besar.
Adapun klasifikasi Kelengkeng, yaitu :
Kerajaan : Plantae
(Tanpa takson) : Angiospermae
(Tanpa takson) : Eudikotil

13
(Tanpa takson) : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Dimocarpus
Spesies : D. longan

4.2.8 Asoka (Saraca asoka)


Asoka merupakan salah satu tanaman hias yang berbatang perdu dengan
percabangan yang banyak. Sebagai tanaman hias, soka memang mempunyai
keistimewaan yaitu bunganya yang elok dan warnanyapun ada yang bermacam –
macam (Luta et all, 2020).
Berdasarkan data pada tabel hasil pengamatan, dengan mengambil 3 sifat
yang akan diamati yaitu bentuk, warna dan tekstur, maka didapat hasil bahwa bunga
Asoka umumnya bersifat majemuk dan berkelamin dua serta bergelombol. Bunga
Asoka juga memiliki warna yang sangat indah karena terdiri dari beragam warna,
mulai dari merah, jingga, hingga merah muda mengarah ke warna putih. Tanaman
ini memiliki kelopak bunga berbentuk seperti corong. Selain itu adanya kepala sari,
menempel pada bagian mahkota bunga dan juga benang sari berjumlah 4. Bunga
ini memiliki tekstur yang lembut dan halus, dengan bagian atas sedikit runcing.
Adapun klasifikasi bunga Asoka, yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Subfamili : Caesalpinioideae
Bangsa : Detarieae
Genus : Saraca
Spesies : S. asoka

4.2.9 Kodok (Bufo sp)


Katak dan kodok adalah amfibi yang secara taksonomi, masuk ke dalam
kelas Amphibia, ordo Anura. Katak dan kodok biasa dijumpai oleh manusia.

14
Katak dan kodok dapat menjadi salah satu bioindikator baik buruknya suatu
lingkungan (Yudha et all, 2019).
Berdasarkan data pada tabel hasil pengamatan, dengan mengambil 3 sifat
yang akan diamati yaitu ukuran, warna dan permukaan, maka didapat hasil bahwa
kodok memiliki ukuran yang beragam, mulai dari besar, sedang hingga kecil.
Kodok memiliki berbagai macam warna, contohnya dari hasil pengamatan
berwarna coklat, coklat tua dan abu – abu. Permukaan kulit dari kodok umumnya
adalah licin, berlendir serta selalu tampak mengkilap. Sebagian kodok juga
memiliki kulit yang berbintil pada bagian punggungnya. Namun, tidak seluruh
kodok memiliki kulit yang basah, ada sebagian kodok yang memiliki kulit yang
kering, tergantung dengan jenisnya. Pada kodok yang telah diawetkan, tekstur
kodok cenderung berubah menjadi keras dengan bau menyengat.
Adapun klasifikasi kodok, yaitu :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Bufonidae
Genus : Bufo
Spesies : Bufo sp

4.2.10 Capung (Anisoptera)


Capung (Odonata) merupakan salah satu jenis keanekaragaman hayati
yang dimiliki oleh Indonesia. Odonata adalah kelompok serangga yang
berukuran sedang sampai besar dan seringkali berwarna menarik
(Virgiawane et all, 2015).
Berdasarkan data pada tabel hasil pengamatan, dengan mengambil 3 sifat
yang akan diamati sama dengan kodok yaitu ukuran, warna dan permukaan, maka
didapat hasil bahwa Capung memiliki ukuran yang beragam, mulai dari besar,
sedang hingga kecil. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, terdapat berbagai
macam warna pada Capung, yaitu merah tua, hitam dan coklat. Tekstur tubuh
capung adalah lunak, dengan bagian kepala yang keras dan sayap yang kasar.

15
Capung juga memiliki tubuh yang langsing dengan dua pasang sayap,
dan memiliki pembuluh darah jala. Selain itu capung juga memiliki antenna
pendek yang berbentuk rambut, alat mulut tipe pengunyah, dan mata
majemuk yang besar (Virgiawane et all, 2015).
Adapun klasifikasi Capung, yaitu :
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Bilateria
Infrakingdom : Protostomia
Superfilum : Ecdysozoa
Filum : Arthropoda
Subfilum : Hexapoda
Kelas : Insecta
Subkelas : Pterygota
Infrakelas : Palaeoptera
Ordo : Odonata

16
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang
menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah.
Dimana, keanekaragaman ini memunculkan variasi. Terdapat pula penyebab
adanya keanekaragaman, yaitu variasi genetik, variasi non genetik, variasi
kuantitatif dan kualitatif. Dari variasi – variasi tersebutlah kita dapat
membandingkan ciri suatu sifat antara mahkluk hidup satu dengan yang lainnya.

5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan pada praktikum “Mengenal Keragaman Ciri
Suatu Sifat” adalah praktikan diharapkan untuk lebih teliti dalam mengamati dan
membandingkan objek agar tidak terdapat kesalahan dalam pembuatan data
nantinya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Apriliyanti, N.F, Lita Seotopo & Respatijarti, 2016. Keragaman Genetik Pada
Generasi F3 Cabai (Capsicum annuum L.). Jurnal Produksi Tanaman 4
(3). 209 – 217.
Carlen, C.Y, Ignatius Pramana Yuda , Felicia Zahida, 2018. Keanekaragaman
Genetik Dan Identifikasi Jenis Kelamin (Lonchura Fuscans) Secara
Molekuler. Jurnal Pendidikan 2 (1). 1 – 10.
Eswanto, M. Razali & Tony Siagian, 2019. Mesin Perajang Singkong Bagi
Pengrajin Keripik Singkong Sambal Desa Patumbak Kampung. Jurnal
Ilmiah “Mekanik” Teknik Mesin ITM 5 (2). 73 – 79.
Felania C, 2017. Pengaruh Ketersediaan Air Terhadap Pertumbuhan Kacang
Hijau (Phaceolus radiatus). Jurnal Pendidikan Biologi 9 (1). 131 – 138.
Irawan. A, & Muhammad Joko Susilo, 2014. Identifikasi Potensi Sumber Belajar
Biologi SMA Kelas X di Sekitar Goa Cerme Kabupaten Bantul untuk
Materi Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Semak. JUPEMASI-PBIO 1
(1). 113 – 116.
Kurniawati. E, & Hanifa Mita Riandini, 2020. Analisis Kadar Vitamin C Pada
Daging Buah Kelengkeng (Dimocarpus longan L) Segar dan Daging Buah
Kelengkeng Kaleng Dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis. Jurnal
Ilmiah : J-HESTECH 2 (2). 119 – 126.
Luta, D.A, & Sri Mahareni Br. Sitepu, 2020. Respon Aplikasi Zpt Atonik Terhadap
Stek Bunga Asoka. Jurnal of Animal Science and Agronomy Panca Budi 5
(1). 38 – 40.
Malau, Y.N, Wirda Lilia, Siti Dini, Nina Purnasari, Friska Darnawaty Sitorus,
Ribka Sari Butar – butar, 2019. Sosialisasi Kewirausahaan Dalam Usaha
Kue Kukus Dan Kelepon Ubi Rambat Pada Yayasan Nurul Islam
Indonesia Di Sumatera Utara. Jurnal Mitra Prima 1 (2). 35 – 42.
Rembang, J.H.W, Abdul W. Rauf, dan Joula O.M. Sondakh, 2018. Karakter
Morfologi Beberapa Padi Sawah Lokal di Lahan Petani Sulawesi Utara.
Jurnal Buletin Plasma Nutfah 24 (1). 1–8.

18
Rifani. I, Abdul Basit, Mahayu Woro Lestari ,2020. Pengaruh Pemberian Dosis
Pupuk Kalium dan Macam Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.). Jurnal Agronisma 8 (1).
97 – 105.
Sembiring. M , Rosita Sipayung , Ferry E. Sitepu, 2014. Pertumbuhan Dan
Produksi Kacang Tanah Dengan Pemberian Kompos Tandan Kosong
Kelapa Sawit Pada Frekuensi Pembumbunan Yang Berbeda. Jurnal
Online Agroekoteknologi 2 (2). 598 – 606.
Subekti, N.A, Syafruddin, Roy Efendi, dan Sri Sunarti, 2016. Morfologi Tanaman
dan Fase Pertumbuhan Jagung. Jurnal Teknel 2 (1). 16 – 28.
Virgiawan. C, Iin Hindun, Sukarsono, 2015. Studi Keanekaragaman Capung
(Odonata) Sebagai Bioindikator Kualitas Air Sungai Brantas Batu-
Malang Dan Sumber Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia
1 (2). 188 – 196.
Yudha, D.S, Rury Eprilurahman, Hastin Ambar Asti, Herofi Azhar, Nurrochmah
Wisudhaningrum, Puji Lestari, Siti Markhamah, Imam Sujadi, 2019.
Keanekaragaman katak dan kodok (Amphibia: Anura) di Suaka
Margasatwa Paliyan, Gunungkidul, Yogyakarta. Jurnal Biologi Udayana
23 (2). 59 – 67.

19

Anda mungkin juga menyukai