Anda di halaman 1dari 64

KEANEKARAGAMAN DAN KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

OLEH KELOMPOK 2

Dina Aulia Safitri (15010038)

Belia Intan Oktaviani (15010044)

Yulfa Henim Rumita (15010050)

Nadya Esa Pradita (15010056)

Rezha Marvina (15010062)

Mimi Rianti (15010068)

SESI : B

DOSEN PEMBIMBING :

Rizki, S.Si., M.P

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan hidayah nya kami bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Tugas ini
dikerjakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Umum
dengan judul Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup.

Kami terima sebagai sesuatu masukan yang baik untuk kami


kedepanya. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini, mudah-
mudahan semua bantuan di berikan balasan yang terbaik oleh Tuhan yang maha
esa.

Untuk itu, sekali lagi kami mengucapkan maaf sebesar-besarnya,


mudah- mudahan bermanfaat bagi kita semua, terima kasih.

Padang, 25 November 2015

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

a. Latar Belakang...............................................................................................
........................................................................................................................1
b. Rumusan Masalah..........................................................................................
........................................................................................................................2
c. Tujuan Pembahasan.......................................................................................
........................................................................................................................2

Bab II Pembahasan

a. Keanekaragaman Makhluk Hidup.................................................................


........................................................................................................................3
b. Bukti Keanekaragaman Makhluk Hidup.......................................................
........................................................................................................................9
c. Dasar-dasar Taksonomi (Klasifikasi, Identifikasi, Nonenclatur)..................
........................................................................................................................36
d. Perkembangan Sistem Klasifikasi..................................................................
........................................................................................................................41
e. Klasifikasi Organisme....................................................................................
........................................................................................................................49

Bab III Penutup

a. Kesimpulan....................................................................................................
........................................................................................................................57

ii
b. Saran..............................................................................................................
........................................................................................................................58

Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam, baik tumbuhan maupun hewan.
Hal ini mendorong para ahli untuk mempelajarinya lebih lanjut,dengan suatu sistem
yang disebut klasifikasi. Klasifikasi ini, memungkinkan para ahli lebih mudah
mempelajari makhluk hidup yang sangat beragam itu. Dasar klasifikasi makhluk
hidup ini adalah adanya persamaan dan perbedaan ciri-ciri morfologi, anatomi,
fisiologi, tingkah laku, dan lain-lain.
Untuk mempelajari lebih lanjut, kita dapat mengamati beberapa contoh
hewan dan tumbuhan. Berdasar kesamaan ciri, kita dapat mengklompokan atau
mengklasifikasikannya. Kegiatan pengklasifikasikan makhluk hidup bertujuan untuk
memeprtmudag mengenal objek yanng beraneka ragam dengan cara mencari
persamaan dan perbedaan ciri serta sifat pada objek tersebut. Klasifikasi juga
mempermudah dalam pemberian nama ilmiah terhadap suatu individu.

2. Rumusan Masalah
Makalah ini merumusakan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian keanekaragaman makhluk hidup?
2. Bagaimana organisasi kehidupan?
3. Apa pengertian klasifikasi makhluk hidup?
4. Bagaimana  pengklasifikasian makhluk hidup?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keanekaragaman Makhluk Hidup

Keanekaragaman makhluk hidup adalah suatu produk dari proses


evolusi, yakni suatu produk yang muncul dari prinsip prinsip adaptasi, yang
mendasari tentang keanekaragaman adaptasi terhadap cara-cara kehidupan yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, untuk dapat mempelajari tentang masalah “
Keanekaragaman Makhuk Hidup” dengan baik, maka diperlukan syarat-syarat
untuk memahami terlebih dahulu tentang :

1. Proses-proses dasar evolusi


2. Adaptasi evolusi

Keanekaragaman makhluk hidup menunjukan sejumlah variasi yang


ada pada makhluk hidup baik variasi gen, jenis dan ekosistem yang disuatu
lingkungan tertentu. Keanekaragaman makhluk hidup yang ada di bumi kita
merupakan hasil proses evolusi yang sangat lama, sehingga melahirkan
bermacam-macam makhluk hidup. Keanekaragaman makhluk hidup dapat
dikelompokkan atas keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem.

2
A. Keanekaragaman makhluk hidup tingkat gen 

Makhluk hidup tersusun atas unit satuan terkecil yang kita kenal sebagai sel.
Dalam inti sel terdapat materi pembawa sifat yang disebut gen. Setiap individu
memiliki jumlah variasi susunan gen yang berbeda-beda. Pada prinsipnya bahan
peenyusun Gen setiap makhluk hidup adalah sama, namun jumlah dan susunanya
yang berbeda-beda sehingga menampilkan sifat-sifat yang berbeda-beda pula.
Keanekaragaman makhluk hidup merupakan perbedaan atau variasi gen yang
terdapat dalam suatu spesies makhluk hidup. Contoh buah durian yang memiliki
kulit tebal, kulit tipis, dagingnya tebal, berdaging buah tipis, biji besar atau biji kecil.
Demikian pula dengan buah mangga yang mempunyai ukuran, warna, bentuk dan
tekstur serta rasa daging buah yang tidak sama dengan yang mangga lainnya. Mangga
mempunyai beberapa variasi yaitu mangga golek, mangga apel, mangga gedong dan
mangga kuini.

Makhluk hidup tersusun atas unit satuan kecil yang kita kenal sebagai sel.
Dalam inti sel terdapat materi pembawa sifat yang disebut gen. Setiap individu

3
memiliki jumlah dan variasi susunan gen yang berbeda-beda. Pada prinsipnya bahan
penyusun Gen setiap makhluk hidup adalah sama, namun jumlah dan susunannya
yang berbeda-bbeda sehingga menampilkan sifat-sifat yang berbeda-beda pula.

Keanekaragaman sifat genetik pada satu makhluk hidup dikendalikan oleh


gen-gen yang ada didalam kromosom yang dimlikinya. Kromosom tersebut
didapatkan dari kedua induknya melalui pewarisan sifat. Namun, gen juga dapat
dipengaruhi dengan kodisi lingkungan tempat hidupnya. Contohnya bibit yang
diambil dari batang induk mangga yang memiliki sifat genetik berbuah dengan besar,
dan bila tanam pada area yang berbeda maka ada kemungkinan tidak menghasilkan
buah mangga berukuran besar seperti sifat genetik induknya.
Keanekaragaman gen juga dapat ditingkatkan melalui hibridisasi atau
perkawinan silang antara spesies satu dengan spesies yang berbeda.
Keanekaragaman gen juga dapat ditingkatkan melalui hibridisasi atau perkawinan
silang antara spesies satu dengan spesies yang berbeda sifat atau melalui proses
domestikasi (budidaya tumbuhan liar atau hewan). Contohnya adalah proses hibrid
dari tanaman anggrek akan mendapatkan warna yang beragam, hibridisasi sapi fries
Holland dengan sapi bali, dan hibridisasi berbagai jenis tanaman atau hewan
tertentu dengan spesies liar untuk mendapatkan jenis yang tahan terhadap penyakit.
Dengan cara hibridisasi ini maka kita dapat memperoleh sifat genetik yang baru dari
suatu organisme-organisme pada suatu spesies.
B. Keanekaragaman makhluk hidup tingkat jenis/species

Setiap makhluk hiidup mempunyai persamaan dan perbedaan ciri ciri


anatomi, morfologi, fisiologi, dan tingkah laku. Keanekaragaman ciri-ciri
yang mereka miliki tersebut merupakan keseluruhan penampakan tiap jenis
yang didasari oleh faktor genetik dan interaksinya dengan lingkungan tempat
tinggalnya. Contohnya variasi warna pada ikan, variasi  warna pada ikan dan
warna bunga menunjukkan adanya variasi dalam tingkatan jenis makhluk

4
hidup. Variasi ini disebabkan karena adanya rekombinasi (pencampuran) gen-
gen dalam jenis tersebut sehingga melahirkan variasi yang lebih beragam.

Keanekaragaman Tingkat Jenis pada Spesies Ikan

C. Keanekaragaman makhluk hidup tingkat ekosistem 

Ekosistem bisa terbentuk disebabkan adanya berbagai kelompok spesies yang


dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, setelah itu saling mempengaruhi
antar spesies dengan spesies dan spesies dengan lingkungan abiotik tempat hidup,
semisal suhu, air, udara, tanah, cahaya matahari, kelembapan dan mineral. Ekosistem
berbeda dengan lainnya sesuai dengan spesies pembentuknya. Terdapat beberapa
ekosistem yaitu ekosistem hutan, ekosistem rawa, ekosistem terumbu karang,
ekosistem laut dalam, ekosistem padang lamu, ekosistem mangrove, ekosistem dana,
eosistem pantai pasir dll. Kemudian adapun ekosistem buatan manusia yaitu agro
ekosistem seperti sawah, kebun, dan ladang. Hanya saja agroekosistem memiliki
tingkat keanekaragaman spesies yang lebih rendah dibandingkan dengan ekosistem
alamiah, tetapi mempunyai tingkat keanekaragaman genetik yang lebih tinggi.

5
 Sistem klasifikasi pada keanekaragaman makhluk hidup

Para ahli biologi berusaha meracang suatu sistem untuk mempermudah


mengenal dan mepelajari makhluk hidup yang beranekaragam melalui suatu
penggolongan (klasifikasi). Klasiifikasi makhluk hidup adalah cara
pengelompokkan serta pemberian nama makhluk hidup menurut sistem tertentu.
Ilmu yang mempelajari pengklasifikasian makhluk hidup disebut taksonomi.
Sedangkan ilmu yang mengkaji masalah keanekaragaman makhluk hidup disebut
sistematika.

Seiring dengan perkembangan ilmu klasifikasi makhluk


hidup, system klasifikasi dapat dibedakan berdasarkan cara dan
tujuannya, yaitu:

6
1. Sistem klasifikasi buatan (artificial) 
Klasifikasi menurut sistem ini adalah suatu cara pengelompokan
organisme berdasarkan satu ataau beberapaa ciri dengna atau tanpa
membbandingkan organisme tersebut ddengan organisme lainnya. Ciiri
yang umumnya diamati pada sistem klasifikasi iini anttara laiin: ciri
morfologi, alat rreprooduksi, habbiitat dan penampakan makhluk hidup
(benntuk dan uukurannya) penganut ssistem klasifikasi ini adalah
Aristtoteles (384-322 sm) dan Theophrasus (muurid Aristoteles).

2. Sistem Klasifikasi alamiah (natural)

Dasar klasifikasi ini adalah suatu penggelompokan yang didasarkan atas


persamaan ciri morfologi yang dimilikii sehingga terbentuk takson takson
alami: misalnya kuda,, buaya, gajah, sapi kedallam kelompok hewan
berkaki empat: padi, gandum, dan jawawut kedalam kelomppok bberbuttir.
Pendukung sistem klasifikasi ini adalah John Ray ( 1627-1705).

3. Sistem klasifikasi evolusi (filogenetik) 


Sistem klasifikasi ini bberdasarkan persamaaan fenotip, faal,
tingkah laku yang dapat ddiamati dann pewaris keturunan yang mengacu
ada hubungannya evolusioner dari nenek moyang hingga perkembangannya
saat ini. Sistem ini diperkenalkan oleh Darwin pada tahun1857 dengna
bukunya yang berjudul On The Origin of Species by Means of Natural
Selectio.

.
PENYEBAB TERJADINYA KEANEKARAGAMAN MAHKLK HIDUP

7
Faktor yang mempengaruhi terjadinya keanekaragaman hayati ada dua
macam, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik merupakan
penurunan sifat dari induk kepada anaknya. oleh karenanya, faktor genetik amat
ditentukan oleh gen. Sementara faktor lingkungan adalah faktor yang muncul dari
lingkungan fisik, kimia, dan abiotik seperti suhu, cahaya, makanan, mineral, air, dsb. 

1. Perkawinan dan Persilangan

Perkawinan termasuk ke dalam faktor genetik karena dengan adanya


perkawinan antar individu, maka akan dihasilkan individu baru yang memiliki sifat
berbeda. Begitu juga dengan persilangan yang biasanya terjadi pada tumbuhan.
dengan melakukan persilangan dapat dihasilkan tanaman baru yang memiliki sifat-
sifat unggul. dengan bemunculannya spesies atau varietas baru tersebut, maka
terciptalah keanekaragaman makhluk hidup.

2. Keadaan Lingkungan

Selain faktor genetik, lingkungan juga memgang peranan yang ening dalam
mempengaruhi keanekaragaman hayati. Contohnya, di daerah yang lebih subur
biasanya akan terdapat lebih banyak jenis makhluk hidup bila dibandingkan dengan
daerah yang gersang. Itu membuktikan bahwa faktor kesuburan tanah berpengaruh
terhadap keanekaragaman makhluk hidup di suatu daerah.

8
B. BUKTI KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

1. Teori Evolusi yang Menyebabkan Keanekaragaman

Evolusi pada dasarnya berarti proses perubahan dalam jangka waktu tertentu.
Dalam konteks biologi yang modern, evolusi berarti perubahan sifat-sifat yang
diwariskan dalam suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Sifat-sifat yang menjadi dasar dari evolusi dibawa oleh gen yang diwariskan pada
keturunan suatu makhluk hidup. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen oleh
mutasi, transfer gen antar populasi, seperti dalam migrasi, atau antar spesies seperti
yang terjadi pada bakteria, serta kombinasi gen melalui reproduksi seksual
.
a. Jean Baptiste Lamarck (1744 -1829)
Lamarck mengatakan bahwa evolusi diakibatkan perubahan sifat yang
diwariskan. Menurut Lamarck, makhluk hidup selalu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Penyesuaian tersebut akhirnya akan menyebabkan makhluk hidup
tersebut mengalami perubahan (baik secara morfologis, fisiologis maupun tingkah
laku). Perubahan inilah yang kemudian akan diwariskan pada keturunannya.
Akibatnya, generasi berikutnya akan mendapatkan akumulasi perubahan yang
diperoleh dari nenek moyangnya.
Teori Lamarck biasa dicontohkan dengan jerapah. Menurutnya, nenek
moyang jerapah semua berleher pendek. Tetapi karena kebiasaan menjulurkan leher
untuk menjangkau dedaunan muda yang letaknya tinggi di ujung batang, maka lama-
kelamaan lehernya mengalami pemanjangan. Pemanjangan leher inilah yang
kemudian diwariskan pada keturunannya, sehingga kini kita melihat jerapah berleher
panjang.

9
b.  Charles Darwin (1809 – 1882)

Darwin mengatakan bahwa evolusi diakibatkan mekanisme seleksi alam dan


adaptasi. Menurutnya, adanya perkawinan akan memunculkan keragaman anggota
populasi. Kemudian seleksi alam akan bekerja terhadap keragaman tersebut. Varian
yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan akhirnya akan mengalami kepunahan.
Sebaliknya, varian yang bisa bertahan hidup akan terus hidup beradaptasi dan
melestarikan generasinya. Mekanisme seleksi alam dan adaptasi ini pada akhirnya
akan memunculkan spesies-spesies baru.
Teori Darwin   jika dimodelkan dengan jerapah seperti Lamarck akan menjadi
seperti berikut ini; Asalanya anggota populasi jerapah ada yang berleher panjang dan
ada yang berleher pendek. Kondisi lingkungan sabana (padang rumput luas dengan
perdu dan pepohonan tinggi beranting banyak) memaksa populasi ini untuk memakan
dedaunan yang berada di ujung ranting. Tempat yang tinggi membuat jerapah yang
berleher panjang bertahan hidup dan mewariskan sifat unggulnya pada keturunannya.
Sedangkan jerapah berleher pendek punah karena kalah bersaing dengan jerapah
berleher panjang.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Evolusi

Faktor-faktor yang mempengaruhi evolusi sekaligus mempengaruhi


keanekaraman hayati. Adaptasi dan dan seleksi alam menyebabkan perubahan pada
suatu indivisu sehingga variasi akan semakin bertambah dan meningkatkan
keanekaragaman makhluk hidup dari waktu ke waktu.

1. Adaptasi

10
Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik.
Dalam karangan ini akan dijelaskan tentang adaptasi yang dilakukan oleh hewan dan
tumbuhan dan perbedaan adaptasi yang dilakukan oleh hewan dengan adaptasi yang
dilakukan oleh tumbuhan terhadap lingkungannya.
a. Adaptasi Morfologi

Adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan


organisme hidup. Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, yang runcing
dan tajam untuk makan daging, sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri,
domba tidak runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong
rumput atau daun dan untuk mengunyah makanan.

b. Adaptasi Fisiologi

Adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang


menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup
dengan baik.

c. Adaptasi Tingkah Laku

Adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku / perilaku terhadap


lingkungannya.

11
2. Variasi

Variasi merupakan sesuatu hal yang merujuk pada peristiwa genetis yang
menyebabkan individu atau kelompok spesies tertentu memiliki karakteristik berbeda
satu sama lain. Sebagai contoh, pada dasarnya semua orang di bumi membawa
informasi genetis sama. Namun ada yang bermata sipit, berambut merah, berhidung
mancung, atau bertubuh pendek, tergantung pada potensi variasi informasi
genetisnya.
Evolusionis menyebut variasi dalam suatu spesies sebagai bukti kebenaran
teorinya. Namun, variasi bukanlah bukti evolusi, karena variasi hanya hasil aneka
kombinasi informasi genetis yang sudah ada, dan tidak menambahkan karakteristik
baru pada informasi genetis.
Variasi selalu terjadi dalam batasan informasi genetis yang ada. Dalam ilmu
genetika, batas-batas ini disebut "kelompok gen" (gene pool). Variasi menyebabkan
semua karakteristik yang ada di dalam kelompok gen suatu spesies bisa muncul
dengan beragam cara. Misalnya pada suatu spesies reptil, variasi menyebabkan
kemunculan varietas yang relatif berekor panjang atau berkaki pendek, karena baik
informasi tentang kaki pendek maupun panjang terdapat dalam kantung gen.
Namun, variasi tidak mengubah reptil menjadi burung dengan menambahkan
sayap atau bulu-bulu, atau dengan mengubah metabolisme mereka. Perubahan
demikian memerlukan penambahan informasi genetis pada makhluk hidup, yang
tidak mungkin terjadi dalam variasi.

3. Seleksi Alam

Seleksi alam menyebabkan perubahan pada spesies. Dengan adanya seleksi


alam, hanya individu yang unggul dan memiliki karakteristik serta kemampuan yang
berbeda dari individu lain yang dapat bertahan dan melanjutkan kehidupan. Sehingga
akan menghasilkan keturunan yang berbeda dari populasi yang terkena seleksi alam.

12
Perubahan tersebut bersama dengan adapatsi akan menciptakan perubahan secara
genetik dan morfologi, sehingga akan berpengaruh terhadap keanekaragaman hayati.

a. Pengamatan di Sekitar Lingkungan

Makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang sama yaitu:

1. bergerak dan bereaksi terhadap rangsangan,


2. bernafas,
3. memerlukan makan,
4. serta dapat tumbuh
5. berkembang.

Kelima ciri ini pasti melekat pada makhluk hidup baik tumbuhan
maupun hewan meskipun ada sedikit perbedaan misalnya proses bergerak dan
bernafas.

Perbedaan ciri kehidupan hewan dan tumbuhan:

 Tumbuhan :
1. reaksi terhadap rangsang lambat/terbatas, umumnya menetap atau bergerak
sebagian tubuh.
2. tidak memiliki alat pernafasan khusus, mengambil dan mengeluarkan gas
secara pasif.
3. menyusun zat-zat makanan sendiritumbuh kembang berlangsung selama
hidupnya, ada daerah tumbuh tertentu.
4. Bentuk tubuh menyebar dan bercabang. Jumlah bagian tubuh tak tentu.

13
 Hewan :
1. memiliki alat pernafasan khusus.
2. Mengambil dan mengeluarkan gas secara pasif.
3. Reaksi terhadap rangsang cepat, simultan, aktif dan dapat berpindah tempat.
4. Tumbuh kembang terjadi dalam masa tertentu, serempak pada semua bagian
tubuh jumlah bagian tubuh tertentu/pasti.

Dalam suatu pengamatan tersebut bisa kita melihat dalam lingkungan


sekitar bahwa terdapat berbagai jenis hewn dan tumbuhan.

No Nama Cirri cirri mahkluk hidup


. mahkluk Bergerak .        makan tumbuh; .       
hidup dan bernapas (nutrisi) berkembang
bereaksi
1 Putri malu     

2 Pohon     
mangga
3 Pohon     
mangga
4 Kacang tanah     

5 Sapi     

6 Kambing     

7 Ayam     

8 Ikan     

9 Kucing     

10 Burung     

 Pembahasan

14
 Tumbuhan maupun hewan memiliki ciri-ciri yang sama yaitu bergerak
dan bereaksi terhadap rangsang, bernafas, perlu makan, tumbuh, dan
berkembang.
 Tumbuhan melakukan gerak, akan tetapi tidak semua dapat diamati
dengan jelas. Tumbuhan yang mudah diamati geraknya yaitu daun putri
malu dan gerak tidur berbunga kupu-kupu menjelang senja hari.
 Semua tumbuhan melakukan gerak yaitu gerak tumbuh akar dan
batang. Gerak lainnya yaitu gerak reaksi terhadap rangsang misalnya
gerak batang dan daun karena cahaya mengikuti/mengarah ke matahari.
 Gerak pada hewan dan tumbuhan berbeda. Jika hewan dapat bergerak
organ di tempat maupun gerak berpindah tempat, maka gerak pada
tumbuhan tidak menimbulkan perpindahan tempat (kecuali tumbuhan
bersel tunggal)
 Hewan dan tumbuhan sama-sama melakukan pernafasan. Pada
tumbuhan oksigen masuk melalui stomata dan lentisel (tumbuhan tidak
punya organ khusus), sedangkan oksigen masuk ke dalam tubuh hewan
melalui organ pernafasan khusus.
 Hewan dan tumbuhan memerlukan makan dan air, hanya saja saja
berbeda bentuk dan prosesnya. Tumbuhan makan dengan melakukan
fotosintesis, sedangkan hewan memakan bentuk yang sudah jadi.
 Hewan dan tumbuhan sama-sama tumbuh dan berkembang, bertambah
ukuran tinggi dan besar maupun beratnya.

 Kesimpulan

Makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang sama yaitu bergerak dan bereaksi
terhadap rangsang, bernafas, memerlukan makan, serta dapat tumbuh dan
berkembang. Kelima ciri ini pasti melekat pada makhluk hidup baik tumbuhan

15
maupun hewan meskipun ada sedikit perbedaan misalnya proses bergerak dan
bernafas.dimana pada pengamatan kali ini kita bisa beri contoh tentang
pengamatan suatu objek yaitu:

 Gerak pada Tumbuhan


1) Mengamati gerak seismonasti
2) Mengamati gerak niktinasti
3) Mengamati gerak geotropisme negative pada tumbuhan

 Alat dan Bahan


1) Seismonasti dan Niktinasti
a. Tanaman putrid dalam pot 1 buah
b. Kotak dari karton warna hitam atau kardus dilapisi kertas
hitam 1 buah
c. Stop watch 1 buah
d. Alat-alat tulis dan penggaris

2) Geotropisme
a. Pot berukuran kecil 1 buah
b. Tanah yang subur secukupnya
c. Biji kacang merah secukupnya
d. Air secukupnya

 Cara Kerja
Seismonasti dan Niktinasti

16
a. Seismonasti
1. Sediakan alat dan bahan yang diperlukan
2. Pot putri malu sebaiknya disediakan beberapa
hari sebelumnya agar ketika percobaan dalam
keadaan segar. Caranya dengan mencari tanaman
putri malu dan memindahkan dengan tanpa
mengganggu akarnya (mengikutkan bagian
tanahnya).
3. Letakkan pot putrid malu di meja, selanjutnya
lakukan sentuhan halus hingga sentuhan kasar
pada bagian daun dengan menggunakan
penggaris
4. Catatlah hasil pengamatan pada lembar kerja
(table yang disediakan)
b. Niktinasti

(1)   Sediakan dua buah pot putri malu

(2)   Berilah tanda A pada pot petama dan B pada pot kedua

(3)   Letakkan pot A di tempat terang dan terbuka

(4)   Simpanlah pot B di atas meja dan tutup dengan kotak karton
atau kardus yang kedap cahaya (jangan menyentuhnya)

(5)   Biarkan pot B tertutup ½ jam

(6)   Bukalah dengan hati-hati dan jangan sampai menyentuh


tanaman

(7)   Amati yang terjadi pada daun putri malu dan bandingkan
dengan pot A

17
(8)   Catatlah hasil pengamatan pada lembar kerja (table yang
disediakan)

2)      Geotropisme

(1)   Sediakan dua pot kecil untuk tanaman kacang merah. Tanamlah
3 biji kacang merah pada setiap pot 1-2 minggu sebelum percobaan
dimulai. Pembuatan pot ini sebaiknya di tempat terang dan terbuka
agar tanaman kacang merah tumbuh dengan tegak.

(2)   Beri label A untuk pot satu dan label B untuk pot lainnya.

(3)   Letakkan pot A dalam keadaan Norman (vertical), dan pot B


dalam keadaan tidur (horizontal)

(4)   Lakukan pengamatan setiap pagi dan sore selama 1 minggu

(5)   Tuangkan hasil pengamatan pada lembar kerja (table yang


disiapkan)

d.      Data Hasil Pengamatan

1)      Seismonasti dan Niktinasti

Tabel
Hasil Pengamatan Niktinasti
Reaksi putri malu
Pot putri
No Mula- ½ jam
malu
mula kemudian

Disimpan
Tetap
1 di tempat Membuka
membuka
terang

18
Ditutup
dengan
penutup
2 Membuka Menutup
yang
kedap
cahaya

2)      Geotropisme merupakan gerak sebagian tubuh tumbuhan, baik mendekati


maupun menjauhi arah datangnya rangsang. Seperti halnya pada gerak taksis,
gerak tropisme juga dinamai berdasarkan jenis rangsangannya. Berdasarkan
jenis rangsangannya, gerak tropisme di bagi menjadi fototropisme,
hidrotropisme, dan geotropisme.Fototropisme merupakan gerak yang
dipengaruhi oleh rangsang berupa cahaya. Hidrotropisme merupakan gerak
yang dipengaruhi oleh rangsang berupa air. Adapun geotropisme merupakan
gerak yang dipengaruhi oleh rangsang berupa gravitasi bumi. Secara umum
gerak tropisme seringkali dibedakan berdasarkan arah gerakan tumbuhan.
Gerak tropisme yang mendekati arah datangnya rangsang disebut tropisme
positif, sedangkan gerak tropisme yang menjauhi arah datangnya rangsang
disebut tropisme negatif.

19
Pengamatan hari

Jenis 1 2 3 4 5 6 7 Keterangan
pot
A Batang tumbuh tegak

B
Batang membengkok
ke atas menuju
matahari

-          Seismonasti
Seismonasti adalah gerak pada tumbuhan karena adanya rangsangan
berupa getaran. Daun putri malu akan menutup bila disentuh. Perlakuan
sentuhan yang berbeda, pengaruhnya juga berbeda. Jika sentuhan halus,
proses menutupnya lambat. Bila disentuh dengan sedang, reaksinya agak
cepat menutup. Dan jika disentuh dengan kasar akan dengan cepat
menutup daun dan tangkainya. Reakei ini terjadi akibat perubahan tiba-
tiba dalam keseimbangan air yang terjadi pada bantal daun yang
kehilangan tekanan air sehingga daun maupun tangkai mengatup.

-          Niktinasti

Niktinasi (nyktos = malam) merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh


suasana gelap, sehingga disebut juga gerak tidur. Selain disebabkan oleh
suasana gelap, gerak “tidur” daun-daun tersebut dapat terjadi akibat perubahan
tekanan turgor di dalam persendian daun.
Pengamatan niktinasti pada tumbuhan putri malu, dengan menyimpan putri
malu di tempat terang atau terbuka dan membandingkannya dengan putri malu
yang diletakkan di tempat tertutup atau kedap cahaya. Pada tumbuhan putri
malu yang berada di tempat kedap cahaya, daun-daun putri malu tersebut mulai
mengatup. Hal-hal yang menyebabkannya sama seperti yang terjadi pada saat
gerak tidur pada tumbuhan putri malu.

20
-          Geotropisme negatif

Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi.


Jika arah geraknya menuju rangsang disebut geotropisme positif, misalnya
gerakan akar menuju tanah. Jika arah geraknya menjauhi rangsang disebut
geotropisme negatif, misalnya gerak tumbuh batang menjauhi tanah.

Pada pengamatan percobaan, pot A mengalami pertumbuhan batang secara


normal menuju ke atas. Pada pot B yang diletakkan horizontal pertumbuhan
batang membelok dari horizontal menuju arah vertikal secara bertahap selama
7 hari. Hal ini terjadi akibat gerak tumbuh batang menjauhi tanah.

 Kesimpulan
-          Sentuhan halus pada daun putri malu menyebabkan gerak menutup daun
dengan pelan. Sentuhan sedang menyebabkan gerak menutup daun dengan
agak cepat. Sentuhan kasarmenyebabkan gerak menutup daun dengan cepat.
-          Tumbuhan putri malu yang berada di tempat kedap cahaya, daun-daun
putri malu tersebut mulai menguncup. Sedangkan tumbuhan putri malu yang
berada di tempat terang, daunnya tetap membuka.
-          Tujuan putri malu mengacupkan daunnya ialah sebagai alat untuk
pertahanan diri dan hewan-hewan yang akan mengkonsumsinya dan untuk
melindungi simpanan airnya dan penguapan yang dikarenakan oleh angin.
-          Kacang tanah dalam pot yang diletakkan horizontal, batangnya akan
membengkok ke atas dan menjauhi tanah. Peristiwa ini disebut geotropisme
negative.

1) Leguminosae atau polong-polongan (Leguminosaceae) seperti bunga


merak (Caesalpinia pulcherrima) dan daun kupu-kupu (Bauhinia

21
purpurea). Daun-daun tersebut akan menutup pada malam hari dan akan
membuka kembali jika matahari terbit.

2)      Pada percobaan di atas,


Niktinasti : gerak daun putri malu dipengaruhi rangsang dari cahaya
Seismonasti : gerak putri malu dipengaruhi rangsang sentuhan
3)      Pada percobaan geotropisme di atas sekaligus membuktikan fototropisme
karena arah tumbuh batang menuju ke arah cahaya matahari. Jenis fototropisme
yang terjadi adalah fototropisme positif karena arah tumbuh batang menuju
sumber rangsang cahaya.

3.      Respirasi pada Tumbuhan


a.      Tujuan
1)      Membuktikan bahwa respirasi memerlukan oksigen (O2)
2)      Membuktikan bahwa respirasi menghasilkan
karbondioksida (Co2)
b.      Alat dan Bahan
1)      Untuk membuktikan bahwa respirasi memerlukan oksigen
(O2)
a)      Botol kecil 3 buah
b)      Sedotan air kemasan gelas 3 buah
c)      Plastisin secukupnya
d)     Vaselin secukupnya
e)      Kapur sirih secukupnya
f)       Kapas secukupnya
g)      Kacang merah/ kacang hijau yang berkecambah
secukupnya
h)      Kecoa atau belalang 1 ekor
i)        Pipet tetes 1 buah
j)        Air yang diberi pewarna merah secukupnya

22
2)      Untuk membuktikan bahwa respirasi menghasilkan
karbondioksida (Co2)
a)      Kapur tohor atau kapur sirih secukupnya
b)      Air suling, bila tidak ada bias digunakan air tawar
secukupnya
c)      Botol selai / botol mulut lebar 3 buah
d)     Plastisin secukupnya
e)      Sedotan limun 6 buah
f)       Spidol 1 buah
g)      Selang plastic kecil 1 meter
h)      Kertas saring (jika perlu) 2 lembar
i)        Corong plastic ukuran kecil 1 buah

c.       Cara Kerja

1)      Respirasi memerlukan oksigen (O2)


a)      Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
b)      Masukkan sedikit kapur sirih ke dalam dasar botol, selanjutnya masukkan
kapas secukupnya
c)      Masukkan kacang merah / kecambah yang sedang berkecambah ke
dalam botol yang telah diberialat kapas pada langkah (b)
d)     Lapisi bagian dekat pangkal sedotan air kemasan dengan segumpal
plastisin, kira-kira dapat menutup mulut botol, selanjutnya masukkan pangkal
sedotan air kemasan yang dilapisi gumpalan plastisin tersebut hingga plastisin
menutup mulut botol, sedotan air kemasan menghubungkan udara luar dengan
udara di dalam botol
e)      Rapikan ploastisin pada mulut botol hingga mulut botol tertutup dengan
rapat dan rapi
f)       Olesi dengan vaselin celah yang terjadi di antara plastisin dengan sedotan
air kemasan gelas agar tidak terjadi kebocoran udara yang dapat menghambat
jalannya percobaan

23
g)      Respirometer buatan ini selanjutnya diberi label A dengan menggunakan
spidol, kemudian letakkan secara horizontal
h)      Lakukan langkah a-g dengan cara yang sama, namun kecambah diganti
dengan kecoa atau belalang dan diberi label B
i)        Lakukan langkah a-g, hanya tanpa menggunakan makhluk hidup
(sebagai control) dan diberi label C
j)        Dalam waktu yang hamper bersamaan, dengan menggunakan pipet tetes
tetesilah ujung sedotan air kemasan gelas pada setiap respirometer dengan air
yang diberi warna merah
k)      Amatilah tetesan air berwarna pada setiap respirometer dengan selang 5
menit selama 5 kali pengamatan
l)        Tuangkan hasil pengamatan pada lembar kerja (table yang disiapkan)
2)      Respirasi menghasilkan karbondioksida (Co2)
a)      Membuat air kapur jenuh
(1)   Larutkan kapur tohor atau kapur sirih ke dalam 250 ml hingga jenuh
(sebagian ada yang tidak melarut)
(2)   Biarkan air kapur mengendap semalaman hingga diperoleh air yang jernih
(3)   Sedotlah air kapur yang jernih dengan selang plastic kecil, hati-hati agar
endapan kapur tidak ikut tersedot.
(4)   Bila anda ceroboh, maka endapan kapur akan ikut tersedot dan air menjadi
keruh. Bila hal ini terjadi lakukan penyaringan dengan menggunakan kertas
saring yang diletakkan pada corong plastic, hingga diperoleh air kapur yang
benar-benar jernih
b)      Tuangkan air kapur jenuh pada botol selai A,B, dan C dengan ukuran
yang sama, lebih kurang 50 ml
c)      Pasanglah perangkat percobaan lainnya yaitu sedotan limun dan plastisin.
d)     Hisaplah udara dari botol A, melalui sedotan limun (1), gunakan untuk
bernafas. Selanjutnya hembuskan nafas anda pada botol B melalui sedotan
limun 1
e)      Lakukan langkah (4) berkali-kali hingga air kapur di botol B menjadi
keruh

24
f)       Amati kedudukan air berwrna dalam pipa dari sedotan aqua gelas pada
setiap respirometer
g)      Tuangkan hasil pengamatan pada lembar kerja (table pengamatan)

d.      Data Hasil Pengamatan


1)      Respirasi memerlukan udara (oksigen)
Tabel 1.5.
Hasil pengamatan respirasi memerlukan udara (oksigen)
R Keadaan air berwarna pada respirometer, 5
e menit
s
p
P K
i K K
e K e
r e e
r e e
o t l
t d m
m i i
a u p
e g m
m a a
t a a
a t
e
r
1 2 5 6 7
, , ,
5 6 c c 1
A
m m
c c c
m m m
B 2 4 6 8 8
, , ,
c 2 5 c 5
m m
c c c

25
m m m
t t t t T
e e e e e
C t t t t t
a a a a a
p p p p p

2)      Respirasi menghasilkan karbon dioksida


Tabel 1.6.
Hasil pengamatan respirasi menghasilkan karbon dioksida
Botol Kond Kondisi
percoba isi akhir
an mula- percoba
mula an
A Jernih Jernih
B Jernih Keruh
C jernih Jernih

e.       Pembahasan

1.      Reaksi respirasi memerlukan udara (oksigen)


-          pada respirometer A terdapat kecambah yang memerlukan proses
respirasi. Udara tidak dapat berjalan cepat karena ukuran tumbuhan masih kecil
(kecambah)
-          pada respirometer B, belalang memerlukan udara untuk respirasi.
Oksigen yang masuk berjalan dengan cepat karena belalang memerlukan
oksigen lebih banyak daripada kecambah.
-          Pada respirator C, tidak terjadi jalannya air warna karena tidak terdapat
makhluk hidup di dalamnya. Hal ini membuktikan tidak ada respirasi.
2.      Respirasi menghasilkan karbon dioksida (Co2)

26
3 botol yang diberi label A, B, dan C berisi endapan air kapur sirih mula-mula
dalam keadaan jernih. Ketiga botol diberi sedotan limun (1) dan (2) dengan
posisi yang berbeda

Semua botol ditutup dengan plastisin


Dengan menghirup udara dari botol A menggunakan sedotan limun (1) dan
dihembuskan pada botol B melalui sedotan limun (1) secara berulang-ulang
menghasilkan :
-          botol B yang semula airnya jernih berubah keruh karena mendapat Co2
-          botol A airnya tetap jernih karena tidak mendapat Co2 tetapi
melepaskan O2
peristiwa di atas membuktikan bahwa respirasi Co2 yang bereaksi dengan air
kapur sirih dari jernih berubah menjadi keruh.
f.       Kesimpulan
-          Respirasi pada makhluk hidup memerlukan oksigen
Pada hewan respirasi terjadi lebih cepat dan aktif, sedangkan pada tumbuhan
respirasi terjadi lambat dan pasif
-          Hasil respirasi dari makhluk hidup adalah Co2
Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan air kapur sirih yang dihembuskan
nafas berubah dari jernih menjadi keruh.

g.      Jawaban Pertanyaan


1)      Guna kapur sirih dalam percobaan respirasi memerlukan oksigen adalah
untuk mengidentifikasi bahwa dalam respirasi benar-benar memerlukan
oksigen.
2)      Pergerakan tetesan pewarna pada respirometer
a.       tetesan pewarna (eosin) berjalan pelan karena makhluk hidup
(kecambah) respirasinya lamban. Kecambah lebih sedikit memerlukan Co2.
b.      tetesan pewarna (eosin) pada respirometer B berjalan lebih cepat karena
belalang memerlukan O2 lebih banyak dalam respirasi.

27
c.       Pada respirometer C tetesan pewarna (eosin) tidak berjalan karena dalam
respirometer tidak terdapat makhluk hidup jadi tidak ada respirasi.
3)      Pada akhir percobaan respirasi menghasilkan karbondioksida. Air kapur
sirih yang paling keruh pada botol B. Hal ini disebabkan respirasi
menghasilkan Co2 yang ditandai keruhnya air setelah diberi hembusan nafas.

b. Pengetahuan Tentang Flora dan Fauna

Flora dan fauna di kelompokan menjadi tiga daerah ,yaitu daerah asia
(asiatis), daeah peralihan eah dan dyang mendapatkan pengaruh dari Australia
antara asiatis dengan peralihan di batasi garis Wallace.

A. PERSEBARAN FLORA DI INDONESIA

Jenis-jenis flora di indnesia antara lain

1) hutan hujan tropis

Hutan ini merupakan hutan rimba yang lebatjenis hutan ini


banyak di temukan di pulau sumatera ,Kalimantan dan papua.cirinya
adalah :

 pohon nya besar tinggi dan rapat


 berdaun lebatr dan menghijau
sepanjang tahun
 keadaan di dalam hutan gelap
 banyak tmbuhan menjalar
2) hutan musim

Jenis hutan ini banyak terdapat di di jawa tengah ,jawa timur


dan nusa tenggara barat. Ciri hutan ini adalah :

 pepohonan tidak terlalu tinggi dengan jarak tidak terlalu


rapat
 Umumnya terdiri dari satu pohon

28
 hutan menghijau di musim penghujan dan meranggas
pada kemarau
 pada bagian dasar hutan, semak masih bias tumbuh

3) stepa

Stepa merupakan lahan yang di tumbuhi dengan rumput-rumput


tanpa pepohonan di Indonesia stepa banyak terdapat di Sumbawa, flores dan
timor.

4) sabana

Di Indonesia sabana terdapat di nusa tenggara, Madura dan di


datran tinggi gayo (aceh).

5) hutan bakau atau mangrove

Tumbuh di daerah berlumpur .hutan ini banyak tumbuh di


dataran rendah dan pantai yang banyak lumpurnya.

6) padang rumput

Terjadi karena pengaruh cuaca dingin di Indonesia padang


lumut dapat di jumpai di puncak jayawijaya.

29
B. PERSEBARAN FAUNA DI INDONESIA

Dunia hewan di Indonesia di bagi menjadi 3 tempat ,yaitu :

1. fauna tipe Indonesia barat (asiatis)

Fauna di daerah barat menyerupai daratan asia persebaran fauna


meliputi sumatera ,jawa,bali,Kalimantan hinnga selat makasar dan selat
Lombok.binatang jenis asiatis biasanya berbulu tak indah.

Contoh :

a) harimau di jawa ,Madura ,dan bali

b) beruang terdapat di sumatera dan Kalimantan

c) gajah terdapat di sumatera

d) badak terdapat di sumatera

e) banteng terdapat di jawa dan Kalimantan

f) jenis –jenis kera di kalimantan dan sumatera

2. fauna tipe Indonesia timur (australis)

Fauna bagian timur meliputi daerah papua ,kepulauan aru dan beberapa
pulau sekitar nya cirri dari fauna australis adalah jenis mamalia berukuran
kecil,banyak terdapat burung berbulu indah ,hewan berkantong .contoh nya
sebagai berikut:

a) kanguru pohon

b) musang berkantong

c) burung kasuari

d) burung cendrawasih

30
e) burung kakatua berjambul merah

3. fauna tipe tengah

Jenis fauna ini di daerah peralihan memiliki ciri khas tersendiri yang
berbeda dengan fauna di daerah asiatis maupun australis jenis fauna peralihan
terdapat di Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara. Contoh fauna peralihan :

a) biawak dan komodo

b) anoa

c) babi rusa

d) burung maleo

c. Pengetahuan Makhluk Hidup di Bumi

A. Pandangan islam tentang asal usul manusia serta surat dan ayat yang
mempertegas pandangan islam

Al-quran menyatakan dengan tegas bahwa manusia diciptakan


dari tanah dengan berbagai istilah seperti debu (surah Ali Imran: 59),
tanah kering dan lumpur hitam (surah Al-hajr:28), tanah liat (surah
Ashshafat: 11),sari pati tanah (surah Al-shad: 71) dan sebagainya.
Semasa penciptaan adam, allah telah berfirman bahwa “ jadilah,maka
jadilah ia” (surah Ali Imran: 59). Oleh itu, proses kejadian manusia
menurut Al-quran adalah lebih sahih dan relevan karena mempunyai
bukti yang kukuh. Setelah berpandukan pada (surah Al-A’la: 1-3),
penciptaan atau kejadian manusia terbagi menjadi tiga. Hal ini telah
menjadi titik tolak kepada proses kejadian manusia dan menunjukkan
tanda-tanda kemuliaan manusia.

31
Pertama, allah telah menciptakan manusia pertama daripada
tanah (Adam). kedua, penciptaan manusia kedua daripada bahan baku
manusia pertama (Hawa). ketiga, penciptaan manusia daripada bahan
baku manusia pertama (Adam) dan manusia kedua (Hawa). oleh itu,
kita sebagai anak cucu Adam haruslah merasa bangga karena kita ini
daripada sebaik-baik kejadian dan lebih mulia daripada makhluk yang
lain. Dalam surah Al-Qiyamah (75:37-39), penciptaan manusia terbagi
menjadi empat tahap.

Allah telah menyatakan bahwa manusia terjadi dari pada


percampuran nuflah. Nuflah ialah air murni. Air mani ini terdiri
daripada air mani lelaki dan perempuan. Allah telah berfirman dalam
Al-quran melalui (surah Al-Insan: 2). Mafhumnya: sesungguhnya kami
telah menciptakan manusia daripada setetes air mani yang bercampur
yang kami (hendak menguji dengan perintah dan larangan).

Di dalam Al-quran proses kejadian manusia secara biologis dijelaskan


secara terperinci melalui firman-Nya : “ Dan sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia itu dari suatu saripada (berasal) dari tanah.
Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami
jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka maha sucilah ALLAH,
pencipta yang paling baik.” (Qs. Al mu’minuun (23) : 12-24).

B. Pandangan sains tentang asal usul manusia

32
Berbicara tentang asal-usul kejadian manusia mengharuskan
kita untuk berbicara tentang asal-usul kehidupan dan hidup. Teori
pertama yang dapat dikenali dari Aristotle (384-322M) yang disebut teori
Abiogenesis atau Generasio Spontanea. Menurut teori ini, semua yang
hidup muncul secara terus menerus dari yang mati atau materi.
Namun teori ini di ragui oleh Lazardo Spanlazani, frencesco
Redi (dari Itali) dan Louise pasteur (dari perancis), berhasil membuktikan
bahwa makhluk hidup tidak dari materi yang mati. Semenjak itu, pada
tahun 1860, telah muncul teori baru yang menyatakan bahwa semua
makhluk yang hidup berasal dari yang hidup sebelumnya (omne vivum
ex vivo).

Munculnya teori evolusi dari Charles Darwin(1809-1882). Pada


hakikatnya merupakan kelanjutan sahaja dari teori “omne vivum ex
vivo”. Menurut Charles Robert Darwin pada tahun 1800-1882 bahwa
hewan, tumbuhan, dan juga manusia merupakan hasil perubahan
evolusi dari makhluk hidup yang sangat sederhana pada awal
kehidupan dibumi, yang secara perlahan-lahan melalui proses
penurunan dengan modifikasi yang akhirnya berkembang menjadi
spesies menjadi spesies organisme dimuka bumi ini, termasuk di
dalamnya adalah kejadian manusia.

Khusus tentang kejadian manusia, menurut teori evolusi


Darwin, manusia adalah hewan atau binatang yang lebih maju
dibandingkan hewan atau spesies lain. Pada tahun 1842 Darwin telah
menyusun kerangka teorinya dalam sebuah buku yang setebal 250
halaman yang telah diselesaikan pada tahun 1844, yang kemudian ia
beri judul the origin of the species by means of natural selection pada
tahun 1859 dan buku lain dengan judul the origin of men pada tahun
1871 yang kemudian dikenal dengan istilah teori Evolusi Darwin.

33
Berkaitan dengan asal-usul kehidupan, Darwin secara
ringkas memaparkan bahwa:

1. Kehidupan berasal dari zat-zat organik yang secara bertahap


mengalami perubahan menjadi makromolekul organik yang
diperkirakan bermula dari lautan.
2. Evolusi kimia dimulai dari atmosfer purba dengan bereaksinya bahan-
bahan anorganik dengan energi dari halilintar membentuk senyawa
makromolekul sebagai komponen-komponen pembentuk sel.
3. Makromolekul-makromolekul akan terkonsentrasi di cekungan secara
progresif, akibat kondisi yang relatif kering dengan bantuan ATP dan
enzim-enzim menjadi percepatan reaksi sehingga terbentuk membran
struktural serta ibril internal sebagai bagian sel primitif yang
merupakan kemungkinan terbentuknya kehidupan pada tahap pertama
kali.
4. Kemungkinan dimulainya evolusi dari laut ke darat dengan
menggunakan analogi perkembangan invertebrata dari air ke darat.
5. Perkembangan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu
lama dari bentuk sederhana menuju bentuk yang kompleks.
6. Mekanisme evolusi dilaksanakan melalui seleksi alam oleh peristiwa
mutasi gen yang terjadi secara acak dan tidak terduga pada tingkat
suatu populasi.

Teori Darwin berdasarkan atas seleksi alam yang dapat


menghasilkan perubahan besar pada organisme setelah waktu yang
lama bahkan pada suatu saat tertentu dapat menghasilkan spesies baru.
Dia juga mengatakan bahwa semua organisme yang meliputi
seluruh tumbuhan dan hewan yang ada dan pernah ada berkembang dari
beberapa atau bahkan satu-satu bentuk yang sangat sederhana melalui
proses penurunan dengan modifikasi melalui seleksi alam.

Evolusi dalam pengertian diatas adalah sebatas hipotesis ilmiah


tanpa bukti, atau justru sekedar perkiraan yang kemudian diangkat
menjadi kebenaran ilmiah oleh para pendukungnya dan diterima begitu
saja oleh masyarakat umum lewat kediktatoran intelektual serta

34
keyakinan yang membabibuta masyarakat pada intergritas moral
ilmuwan.

Seiring dengan perkembangan dunia ilmu pengetahuan modern,


teori Darwin ini lambat laun digugurkan oleh para ilmuwan-ilmuwan
modern yang disebabkan karena kegagalan Darwin dalam menjelaskan
proses mekanisme transdormasi gen dari DNA kera menjadi manusia.
Sungguh sangat gempar dan ironis bagi para ilmuwan dan kita pada
saat ini yang telah lama belajar mendalami ilmu dan konsep teorinya.

Hal ini dapat dilihat melalui dalam diagram yang dibuat oleh
Washbum (tahun 1960). Persoalan jika benar manusia berasal dari kera
mengapa manusia tidak berubah menjadi kera dan begitu juga
sebaliknya. Oleh sebab itu, manusia dan kera berbeda dan teori ini tidak
relevan.

35
C. Dasar-dasar Taksonomi (klasifikasi, Identifikasi,
Binominal Nomenclature )

Taksonomi adalah ilmu tentang teori pencirian, klasifikasi, dan penamaan


makhluk hidup.

a. Klasifikasi

1. Pengertian klasifikasi

Klasifikasi adalah suatu pengelompokkan yang didasarkan pada ciri,cara


hidup,tempat hidup dan daerah penyebaran.sistem klasifikasi mengelompokkan
tumbuhan dan hewan dengan melihat dari persamaan struktur, kemudian setiap
kelompok hewan dan tumbuhan dipasang-pasangkan dengan kelompok
tumbuhan dan hewan lainnya yang memiliki persamaan kategori lain.hal ini
pertama kali diusulkan oleh Jonh Ray yang berasal dari inggris, namun ide
tersebut disempurnakan oleh Carl Von Linne (1770-1778), seorang ahli botani
berkebangsaan Swedia yang dikenal sekarang dengan Carolus Linnaeus.

2. Dasar Klasifikasi
a. Klasifikasi Kladistik
Ilmu dalam sistematika mengenai cara pengelompokkan
berbagai komponen berdasarkan karakteristiknya.
b. Klasifikasi Alami
Tokoh klasifikasi sitem alami adalah Aristoteles yang membagi
makhluk hidup menjadi dua dunia (kingdom) yaitu hewan dan
tumbuhan.Hewan dibagi menjadi beberapa kelompok
berdasarkan habitat dan perilakunya sedangkan tumbuhan
dikelompokkan berdasarkan ukuran dan strukturnya.

36
c. Klasifikasi Buatan
Klasifikasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Carl Von Linne
yang dikenal dengan nama Carolus Linnaeus mengelompokkan
makhluk hidup berdasarkan atas persamaan dan perbedaan
struktur tubuh makhluk hidup.
d. Klasifikasi filogenik
Klasifikasi ini dikelompokkan berdasarkanjauh dekatnya
kekerabatan antarorganisme atau kelompok dengan melihat
keturunan dan hubungan kekerabatan.
e. Klasifikasi fenetik
Klasifikasi berbagai macam organisme erdasarkan kesamaan
atau kemiripan morfologi dan sifat lainnya yang tidak
tergantung pada asal evolusi organisme yang bersangkutan.
f. Klasifikasi Artifisial
Klasifikasi berdasarkan persamaan ciri atau sifat
morfologi,fisiologi, dan anatomi yang terdapat pada makhluk
hidup.
g. Klasifikasi Modern
Klasifikasi ini didasarkan hubungan kekerabatan organisme, ciri-
ciri gen atau kromosom, serta ciri-ciri biokimia.

3. Proses Klasifikasi
Ada tiga tahap yang dilakukan untuk
mengklasifikasikan makhluk hidup
1. Pencandraan (Identifikasi) adalah proses mengidentifikasi atau
mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan diklasifikasi
2. Pengelompokkan, setelah pencandraan makhluk hidup
dikelompokkan dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri
serupa.

37
3. Pemberian nama takson, selanjutnya kelompok ini diberi nama
untuk memudahkan dalam mengenal ciri-ciri makhluk hidup

4. Manfaat Klasifikasi
o Klasifikasi memudahkan kita dalam mempelajari makhluk
hidup yang beraneka ragam.
o Klasifikasi memuahkan kita mengetahui hubungan
kekerabatan atar jenis makhluk hidup.
o Klasifikasi memudahkan komunikasi

5. Tujuan klasifikasi
o Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan
ciri-ciri yang dimiliki.
o Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk
membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis lain.
o Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup.
o Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui
namanya atau belum memiliki nama.

6. Tingkatan takson dalam sistem klasifikasi


1. Kingdom (dunia/kerajaan)
2. Filum atau Divisi (keluarga besar)
3. Kelas
4. Ordo (bangsa)
5. Famili (suku/keluarga)
6. Genus (marga)
7. Spesies (jenis)

a. Identifikasi

38
Identifikasi diartikan sebagai pengenalan (nama, tempat, nama
dan tempat yang belum diketahui) dalam klasifikasi.

Untuk menentukan nama jenis atau kelompok organisme yang


diteliti digunakan cara identifikasi dengan menyamakan ciri yang ada
dengan ciri yang tercantum dalam kunci determinasi.Kunci determinasi
berisi sejumlah keterangan yang digunakan untuk menentukan
kelompok atau jenis organisme berdasarkan ciri yan dimilikinya.

b. Binominal Nomenclature
1. System Binominal Nomenclature

pada pertengahan abad ke-18 (1707-1778) Carolus Linnaeus


mengajukkan system penamaan makhluk hidup dalam tulisannya
“Systema nature” dengan istilah “:Binomial nomenclatur” (bi= dua,
nomen=nama)yang artinya tata nama seluruh organisme ditandai
dengan nama ilmiah yang dterdiri dari dua kata latin atau yang
dilatinkan.

Kata pertama menunujukkan genus, yang penulisannya dimulai dengan


hurup besar, sedangkan kata kedua merupakan “epitethon spesificum“
artinya penunjukkan jenis (spesies) yang penulisannya dimulai dengan
hurup kecil. Misalnya untuk nama ilmiah singkong Felis Domestikus.Felis
menunjukkan genus, sedangkan domesticus merupakan ciri khsusnya, yang
berarti sejenis hewan yang dipelihara di dalam rumah (domestik).

2. Atuan Binominal Nomenclature

 Setiap organisme memiliki nama ilmiah tertentu


 Untuk nama ilmiah digunakan bahasa latin atau dilatinkan
 Tidak ada dua organisme atau lebih yang mempunyai nama spesies
sama atau hampir sama

39
 Nama genus harus terdiri dari satu kata dan penulisannya selalu
dimulai dengan hurug besar
 Nama spesies terdiri dari dua kata. Kata pertama menunjukkan genus
dan kata kedua menunjukkan spesies.
Contoh nama padi Oryza sativa

Oryza = nama genus


sativa = nama spesies

 Penulisan nama harus ditulis miring atau digarisbawahi. Garis bawah


kata pertama dengan kedua secara terpisah.
 Nama penemu boleh dicantumkan dibelakang spesies.
 Untuk pemberian nama suku (famili) terdiri sari satu kata majemuk
dibentuk dari salah satu nama genus yang ditambahka ahiran –aceae
untuk tumbuhan dan akhiran -idae untuk hewan.
Contoh Solanum + aceae = Solanumaceae
Felis + idae = Felidea

40
D. Perkembangan Sistem Klasifikasi

1. Arti Penting

Berbagai bentuk kehidupan terjadi di bumi dalam jumlah yang luar


biasa. kurang lebih ditemukan 1,2 juta macam organisme hidup, dan tiap tahun
menjadi kian banyak. Pada permulaan klasifikasi, sebagai contoh semua
makhluk hidup berwarna hijau yang tidak mampu berpindah tempat
dikelompokkan dalam dunia tumbuhan, sedangkan makhluk hidup yang tidak
hijau dikelompokkan dunia hewan. Beberapa makhluk hidup, misalnya jamur,
tidak cocok dalam pengelompokkan tersebut.

Ahli botani jerman yang bernama Haeckel menyarankan suatu


pemecahan bagi keadaan yang membingunkan tersebut. Ia mengemukakan usul
mendirikan dunia ketiga, Protista yang mencakup makhluk hidup yang jelas
masuk kemana, masuk duania hewan atau dunia tumbuhan.sejaka itu, menjadi
nyatalah bahwa bakteri prokariotik dan ganggang hijau-biru serta fungi.
Prokariota selnya tidak bernukleus. Hal ini menjadi penentu dunia keempat
Monera. Fungi bersifat eukariotik, namun secara pasti bukan hewan bukan pula
tumbuhan. Banyak ahli biologi berkeputusan bahwa fungi harus ada dunia
sendiri.

2. Asas Klasifikasi

Klasifikasi ialah menempatkan bersama-sama dalam kategori hal-hal


yang mirip satu sama lain. Kelihatannya sederhana, tetapi dalam
mempraktekkannya sangatlah sulit. Salah satu pola klasifikasi yang pertama
ialah menempatkan semua bentuk makhluk hidup yang hidup pada habitat yang
sama dan satu kategori. Contohnya ikan, ikan paus dan penguin
diklasifikasikan sebagai makhluk yang berenang. Macam klasifikasi ini sering
didasarkan pada prinsip bahwa makhluk yang memiliki organ analog haus
dikelompokkan bersama. Organ analog ialah organ yang mempunyai fungsi

41
yang sama. Contohnya sayap pada kelelawar dan sayap pada serangga
merupakan organ analog karena digunakan unutk dapat terbang. Carolus
Linnaeus, menemukan sistem klasifikasi yang modern. Pada tahun 1753, dia
menerbitkan suatu klasifikasi tentang tumbuhan, lalu pada tahun 1758
mengenai hewan, karena terbitannya tentang klasifikasi tersebut dia dijuluki
bapak taksonomi, nama yang diberikan untuk penemuan atau bahasan tentang
klasifikasi. Sistem klasifikasinya pada dasarnya merupakan sistem yang kita
gunakan saat ini, yaitu berdasarkan prinsip homologi. Klasifikasi yang modern
ialah mengelompokkan semua makhluk hidup yang saling berkerabat atau
berkaitan. Karena seringnya tidak ada sisa fosil dari moyang bersama, maka
kita harus menebak atau menerka-nerka kaitan atau kekerabatan evolusioner
dengan makhluk kesamaan organisme yang akan diklasifikasikan. Jika jumlah
ciri-ciri homolog terbesar, maka akan dikelompokkan bersama.

Sistem Klasifikasi

Sistem klasifikasi yang dikenal saat ini adalah perkembangan


klasifikasi makhluk hidup yang berkelanjutan. Diantaranya :

1. Klasifikasi 2 kingdom

Sistem klasifikasi ini dikembangkan oleh ilmuwan swedia yaitu Carolus


Linnaeus tahun 1735, organismenya di bagi menjadi dua dunia besar yaitu
dunia tumbuhan dan dunia hewan. Dunia tumbuhan disebut kingdom plantae
memiliki dinding sel dari bahan selulosa dan berklorofil karena itu mampu
berfotosentesis. Contohnya ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan
tumbuhan berbiji. Tetapi juga ada yang tidak berklorofil masuk kedalam sistem
klasifikasi ini yaitu bakteri dan jamur. Dunia hewan disebut kongdom
animalia tidak memiliki dinding sel, tidak berklorofil dan mampu bergerak
bebas. Contohnya hewan berpori atau porifera, cacing atau vermes, hewan
lunak atau mollusca.

42
43
2. Klasifikasi tiga kingdom

Sistem klasifikasi ini organismenya dibagi menjadi tiga yaitu dunia


jamur, dunia tumbuhan dan dunia hewan. Dunia jamur disebut kingdom fungi
memperoleh makanan secara heterotrof dengan cara menyerap makanan. Jamur
dibedakan karena dindeng sel jamur tidak dari bahan selulosa seperti tumbuhan
lainnya, melainkan jamur dari bahan kitin. Jamur termasuk parasit karena
mendapat makanan dari makhluk hidup lain. Dunia tumbuhan disebut
kingdom plantae semua makhluk hidup yang mampu membuat makanannya
sendiri (autotrof) dengan melalui fotosintesis. Dunia hewan disebut kingdom
animalia semua makhluk hidup yang mendapatkan makanannya secara
heterotrof dengan cara mengambil makanan makhluk hidup lain.

44
3. Klasifikasi empat kingdom

Sistem klasifikasi ini berkembang setelah ditemukannya inti sel atau


nukleus. Organismennya dbagi yaitu kingdom monera, kingdom fungi,
kingdom plantae, dan kingdom animalia. Kingdom monera tidak mempunyai
selaput inti, sehingga disebut makhluk hidup prokariotik. Contoh dari kingdom
Monera adalah bakteri dan ganggang biru-hijau. Kingdom fungi semua jenis
jamur termasuk kedalam kingdom fungi. Kingdom plantae semua ganggang
kecuali ganggang biru-hijau, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan
berbiji termasuk kedalam kingdom ini. Kingdom animalia Semua hewan
mulai dari Protozoa hingga Chordata termasuk ke dalam kingdom ini.

4. Klasifikasi lima kingdom

Klasifikasi ini ada atas usulan dari Whittaker pada tahun 1969.
Organismenya dibagi yaitu kingdom monera, kingdom protista, kngdom fungi,
kingdom plantae dan kingdom animalia. Kingdom monera, kingdom ini
terdiri dari bakteri dan ganggang biru-hijau. Kingdom ini tidak memiliki
membran inti. Kingdom protista, terdiri dari makhluk hidup yang memiliki
selaput inti dan bersel tunggal. Umumnya protista hidup di air, ada di air tawar
dan air laut, dan juga ada d tempat yang lembab. Protista dikelompokkan pula
menjadi tiga yaitu protista yang menyerupai hewan (protozoa), protista yang
menyerupai tumbuhan (ganggang), protista yang menyerupai jamur. Kingdom
fungi, Kingdom ini umumnya bersel banyak, punya membran inti, dan
memiliki peran sebagai dekomposer pada lingkungan. Jamur mendapatkan
makanan dengan cara saprofit atau parasit. Kingdom plantae, Plantae atau
tumbuhan ialah makhuk hidup yang mempunyai membran inti (Eukariotik)
yang dapat membuat makanannya sendiri dan bersel banyak. Pada umumnya
plantae hidup di darat. Perkembangbiakannya bisa secara kawin dan tidak
kawin. Kingdom animalia, Animalia atau hewan adalah organisme yang
memakan makhluk hidup lain untuk kebutuhan makanannya. Sel-sel hewan

45
tidak memiliki dinding sel. Hewan ada yang tinggal di laut, di air tawar, dan
juga di darat.

46
5. Klasifikasi enam kingdom

Sistem klasifikasi ini memasukkan virus dalam klasifikasinya. Virus


memang berbeda dari makhluk hidup lainnya. Diluar sel hidup, virus
merupakan benda mati. . Kingdom Eubacteria, di Kingdom Eubacteria berupa
makhluk hidup sel tunggal (uniseluler). Makhluk hidup yang dimasukkan
dalam kerajaan Eubacteria memiliki sel prokariotik (sel sederhana yang tidak
mempunyai kapsul sebagai lapisan terluarnya dan dinding sel didalamnya).
Eubacteria juga dikenal dengan istilah bakteria. Kingdom Archaebacteria, di
Kingdom Archaebacteria tidak jauh berbeda dengan yang ada di Kingdom
Eubacteria karena mereka dulunya satu Kingdom. Namun Archaebacteria
umumnya tahan di lingkungan yang lebih ekstrim. Kingdom protista,
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kingdom Protista memiliki sel
eukariotik. Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan.

47
Kingdom fungi, Fungi adalah sekelompok besar makhluk hidup eukariotik
heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh, Fungi memiliki
bermacam-macam bentuk. Kingdom plantae. Kingdom animalia, hewan
tidak dapat membuat makan sendiri sehingga bersifat heterotrof.

48
E. KLASIFIKASI ORGANISME

Klasifikasi organisme atau klasifikasi makhluk hidup adalah


pengelompokkan berbagai jenis hewan dan tumbuhan kedalam kelompok
tertentu yang disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya, yaitu mulai
dari tingkatan yang lebih kecil ke tingkatan yang lebih besar. Ilmu yang
mempelajari prinsip dan cara klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi atau
sistematik.

Carolus Linnaeus adalah tokoh klasifikasi makhluk hidup. Ia lahir di


Paroki Stenbrohult dibagian selatan Swedia. Ayahnya bernama Nils

49
Ingemarsson Linnaeus dan ibunya bernama Christina Brodersonia. Sejak kecil
Linnaeus dilatih menjadi seorang gereja yang setia, tetapi dia kurang tertarik.
Itu dikarenakan dia lebih tertarik dalam studi botani. Tahun 1732 Badan
Akademik Ilmu Pnegetahuan Alam di Uppsala membiayai ekspedisinya untuk
meneliti Laplandia. Dan hasilnya dicetak pada tahun 1737 dengan judul “Flora
Laponica”. Pada tahun 1735 Linnaeus pindah ke Belanda. Disana dia
mendapatkan gelar dokter dari Universitas Harderwijk. Pada tahun 1739
Linnaeus menikah dengan seorang wanita bernama Sara Elisabeth Morea di
Stockholm. Pada tahun 1741 dia mendapatkan gelar profesor dalam bidang
kedokteran di Univrsitas Uppsala. Pada tahun 1757 dia mendapatkan gelar
kebangsawanan (von) dari Raja Swedia Adolf Fredrik. Pada tahun 1774 dan
1776 dia terkena serangan stroke. Pada 10 Januari 1778 di Uppsala Linnaeus
meninggal dunia.

Tujuan dan manfaat klasifikasi makhluk hidup :

1. Untuk menyeragamkan pemberian nama objek ilmiah, baik tumbuhan


ataupun hewan.
2. Untuk mengelompokkan baik tumbuhan ataupun hewan kedalam suatu
golongan tertentu.
3. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup.
4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.
5. Menghindari kesalahpahaman dalam pengenalan, baik terhadapa tumbuh-
tumbuhan maupun terhadap hewan.

Manfaatnya memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang


beraneka ragam, mengetahuia hubungan kekerabatan antar makhluk hidup satu
dengan yang lainnya.

Beberapa dasar klasifikasi digunakan dalam klasifikasi antara lain,


berdasarkan ciri-ciri fisik, morfologi, cara bereproduksi, manfaat, ciri-ciri
kromosom.

50
Berdasarkan dasar-dasar klasifikasi tersebut, sistem
klasifikasi dibedakan menjadi :

1. Klasifikasi Sistem Alamiah

Klasifikasi ini untuk membentuk takson-takson yang besifat alamiah.


Dasar yang digunakan adalah persamaan sifat, terutama sifat morfologinya.
Klasifikasi ini pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles.

2. Klasifikasi Sistem Artisifal (Buatan)

Klasifikasi ini untuk tujuan praktis, misalnya berdasarkan kegunaannya.


Klasifikasi ini pertama kali dikemukakan oleh seorang naturalis
berkebangasaan Swedia, Carl Von Linne yang lebih dikenal dengan nama
Carolus Linnaeus.

3. Klasifikasi Sistem Filogenetik

Klasifikasi ini didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan


antar makhluk hidup atau kelompok makhluk hidup. Dengan melihat kesamaan
ciri morfologi, struktur anatomi, fisiologi dan etologi. Klasifikasi ini pertama
kali diperkenalkan sejak munculnya teori evolusi yang dikemukakan oleh
Charles Darwin pada tahun 1859.

51
4. Klasifikasi Sistem Modern

Dibuat berdasarkan hubungan kekerabatan makhluk


hidup (filogenetik), ciri gen atau kromosom serta ciri biokimia.

Langkah-langkah klasifikasi makhluk hidup adalah


sebagai berikut:

1. mengidentifikasi objek berdasar ciri-ciri struktur tubuh


makhluk hidup, misalnya, hewan ataupun tumbuhan yang
sama jenis atau spesiesnya.
2. setelah kelompok spesies terbentuk, dapat dibentuk
kelompok-kelompok lain dari urutan tingkatan klasifikasi
sebagai berikut.

 Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk


membentuk takson genus.
 Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk takson famili.

52
 Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk
takson ordo.
 Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk
takson kelas.
 Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk
takson filum (untuk hewan) atau divisio (untuk tumbuhan).

Tingkatan Klasifikasi Makhluk Hidup

Klasifikasi dilakukan untuk mempermudah dalam mempelajari makhluk


hidup. Klasifikasi disusun dalam bentuk bertingkat berdasarkan banyak
sedikitnya persamaan dan perbedaan yang ada pada makhluk hidup. Tingkatan
tersebut disebut sebagai Takson.

Tingkatan terkecil dari klasifikasi makhluk hidup adalah species dan yang
terbesar adalah kingdom. Species yang berkerabat dekat ditempatkan dalam
satu tingkatan yaitu genus. Beberapa genus dimasukkan ke dalam satu famili.
Beberapa famili dimasukkan ke dalam satu ordo. Beberapa ordo dimasukkan
ke dalam satu kelas. Beberapa kelas dimasukkan ke dalam satu divisio untuk
kelompok tumbuhan atau ke dalam satu filum untuk kelompok hewan.
Beberapa divisio atau filum dimasukkan ke dalam satu kingdom.

Tabel urutan Takson dari yang tertinggi hingga terendah

Bahasa
Bahasa Bahasa
Indones
Latin Inggris
ia

Kerajaa
Regnum Kingdom
n

Diviso/ Division/ Divisi/

53
Phylum Phylum Filum

Classis Class Kelas

Ordo Order Bangsa

Familia Family Suku

Genus Genus Marga

Species Species Jenis

1. Kingdom
Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi. Semula makhluk hidup
di dunia ini hanya dikelompokkan menjadi dua kingdom, yaitu plantae dan
animalia. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan saat ini makhluk
hidup dikelompokkan menjadi enam kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi,
Plantae, Animalia, dan Virus.

2. Divisi atau Filum


Setiap kingdom dapat dibagi lagi menjadi kelompok-kelompok yang
lebih kecil. Kelompok ini pada tumbuhan disebut dengan Divisi, sedangkan
pada hewan disebut Filum.

o Divisi Kingdom plantae

1. Thallophyta
2. Bryophyta
3. Pteridophyta
4. Spermatophyta

54
o Filum Kingdom Animalia 

1. Hewan berpori (Porifera)


2. Hewan berongga (Coelenterata)
3. Cacing pipih (Platyhelminthes)
4. Cacing gilig (Nemathelminthes)
5. Cacing gelang (Annelida)
6. Hewan Lunak (Moluska)
7. Hewan berbuku-buku (Arthropoda)
8. Hewan berkulit duri (Echinodermata)
9. Hewan bertulang belakang (Chordata)

3. Kelas
Setiap divisi atau filum dapat dipecah lagi menjadi kelompok yang
lebih kecil yang dikenal kelas. Dasar pengelompokannya menggunakan sifat
atau ciri yang masih umum. Misalnya, divisi spermatophyta dibedakan lagi
menjadi beberapa kelas berdasarkan keping bijinya, menjadi kelas monokotil
dan kelas dikotil.

4. Ordo
Setiap kelas dapat dipecah menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil
yang disebut ordo. Dasar pengelompokannya adalah sifat atau ciri khusus dari
ciri yang digunakan sebagai dasar pengelompokan tingkat kelas. Misalnya,
kelas monokotil dapat dibedakan menjadi beberapa ordo, di antaranya :

1. Rumput-rumputan (Poales)
2. Rumput teki (Cyperates)
3. Jahe-jahean (Zingiberales)
4. Bakung-bakungan (Liliales)

55
5. Pandan-pandanan (Pandanales)

5.Famili
Berdasarkan sifan dan ciri yang lebih khusus, setiap ordo dapat
dibedakan lagi menjadi beberapa famili. Misalnya, ordo liliales dapat
dibedakan menjadi famili lili-lilian (Liliaceae), dan amarilis
(Amaryllidaceae).

6. Genus
Setiap famili dapat dibedakan lagi menjadi kelompok yang lebih kecil yaitu
dikenal dengan Genus. Anggota-anggota genus mempunyai persamaan ciri
yang lebih banyak bila dibandingkan tingkatan takson di atasnya. Misalnya,
famili liliceae terbagi menjadi, genus lili (Lilium), lidah buaya (Aloe), dan
bawang-bawangan (Allium).

7. Species

Spesies merupakan tingkatan takson terendah dalam klasifikasi. Setiap genus


dapat memiliki beberapa species. Misalnya, genus allium mempunyai dua
spesies, yaitu Allium cepa (Bawang merah) dan Allium sativum (Bawang
putih).

Tata Nama Makhluk Hidup

Upaya memberi nama ilmiah makhluk hidup yang dirintis oleh para
ilmuwan, akhirnya melahirkan sistem tata nama binomial nomenklatur atau tata
nama biner yang meliputi ketentuan pemberian nama takson jenis

Tata nama takson marga atau suku

a. Nama jenis
Nama jenis untuk hewan atau tumbuhan terdiri atas dua
kata tunggal (mufrad) yang sudah dilatinkan.

56
b. Nama marga (genus)
Nama marga tumbuhan maupun hewan terdiri atas suku
kata benda berbentuk tunggal (mufrad). Huruf pertamanya ditulis
dengan huruf besar.
c. Nama suku (familia)

Nama-nama suku pada umumnya merupakan suku kata


sifat yang dijadikan sebagai kata benda berbentuk jamak. Biasanya
berasal dari nama marga makhluk hidup yang bersangkutan.

57
1
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tentang keanekaragaman dan klasifikasi


makhluk hidup, maka diambil kesimpulan bahwa banyak makhluk hidup
yang sama, tetapi dilihat dari morfologinya, dan beberapa sifat yang
menyamakan antara mereka, baik hewan maupun tumbuhan.

B. Saran

Untuk memahami dan mengerti lebih dalam lagi tentang keanekaragaman


dan klasifikasi makhluk hidup.

2
DAFTAR PUSTAKA

Kimbal, J.W. 1990. Biologi. Diterjemahkan oleh soetarmi. Erlangga:Jakarta.

Dr Maurice Bucaille.1992.Asal-usul Manusia Menurut Bibel Al-Qur’an


Sains.Bandung:Mizan

Pratiwi,D.A,DKK.2012.BIOLOGI.Jakarta:Erlangga

Syahminan. 1984.Mengenal Manusia Lewat Al-Qur’an.Bina Ilmu.

Tjitrosoepomo,Gembang.Taksonomi Umum. Gajah Mada

Tim Biologi Umum. 2013. Bahan Ajar Mata Kuliah Biologi Umum. Padang:
STKIP

(http://www.artikel biologi.com/2013/macam macam alat gerak html dan


http://.spekeping-episode-kehidupan . blogspot.co.id/2012/11/gerak pada
tumbuhan html

http://www.artikel biologi.com/2013/macam macam alat gerak html dan


http://.spekeping-episode-kehidupan . blogspot.co.id/2012/11/gerak pada
tumbuhan html

http://www.artikel biologi.com/2013/macam macam alat gerak html dan


http://.spekeping-episode-kehidupan . blogspot.co.id/2012/11/gerak pada
tumbuhan html

http://www.sridianti.com/macam-macam klasifikasi makhluk hidup

http://www.artikelsiana.com/2014/09/apa-itu-keanekaragaman-
hayati-gen-jenis.html#

Anda mungkin juga menyukai