Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBELAHAN SEL
“MUTASI & MITOSIS”

DISUSUN OLEH:

Ratih Nur Sita S. (29)

Riefda Aulia P. (30)

Rizqy Ahmad Fauzan (31)

Tommy Listiono (32)

Zahra Qori A. (33)

XII MIPA 1

KELOMPOK 8

SMA N 7 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2019/2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 2
E. Hipotesis ............................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 3

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 7

A. Waktu dan Tempat ................................................................................................ 7


B. Alat dan Bahan ...................................................................................................... 7
C. Langkah Kerja ....................................................................................................... 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 11

A. Data Hasil Pengamatan ....................................................................................... 11


B. Pembahasan ........................................................................................................ 12
C. Pertanyaan Diskusi ............................................................................................. 12

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 17

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 17
B. Saran .................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 18

LAMPIRAN ................................................................................................................... 19

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Pembelahan Sel
“Mutasi & Mitosis” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami
berterima kasih kepada Ibu Ariswati Baruno, S.Pd, M.Si. selaku guru pembimbing. Kami juga
ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan laporan ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada
laporan ini.

Kami berharap Laporan Praktikum Pembelahan Sel “Mutasi & Mitosis” ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai bab pembelahan sel.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan laporan yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekirannya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun masyarakat
luas. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
laporan ini di waktu yang akan datang.

Yogyakarta, 11 September 2019

Penyusun

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan teori evolusi, organisme multiseluler berasal dari organisme
uniseluler. Mekanisme tertentu telah ditempuh hingga terwujudnya organisme
multiseluler sampai dalam wujud seperti sekarang ini. Salah satu mekanisme
yangditempuh adalah melalui reproduksi sel. Semua organisme mengalami reproduksi
baik dalam perkembangan ataupun dalam pertumbuhannya. Reproduksi sel dapat
terjadi karena peristiwa pembelahan sel. Pembelahan sel ini diawali denganadanya
pembelahan kromosom dalam beberapa tahap pembelahan. Pada setiap tahap
pembelahan mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati proses- prosesnya melalui
teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan pada kromosom dalam sel tersebut.
Adapun pembelahan sel dibedakan menjadi dua macam, yaitu mitosis dan
meiosis.Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel
somatis(sangat aktif pada jaringan meristem) yang menghasilkan dua sel anak
yangmemiliki genotip sama dan identik dengan sel induknya. Sedangkan
meiosis,terjadi pada sel-sel germinal (gamet) dengan hasil akhir empat buah sel anak
yanghaploid dengan komposisi genotip yang mungkin berbeda dengan sel
induknya.Sebelum terjadinya peristiwa pembelahan sel, terdapat beberapa peristiwa
penting seperti pembelahan kromosom. Dalam inti sel terdapat kromosom yaitu benda–
benda halus berbentuk batang panjang atau pendek dan lurus atau bengkok. Kromosom
merupakan pembawa bahan keturunan. Kromosom dapatterlihat pada tahap-tahap
tertentu pada pembelahan inti. Biasanya kromosomdigambarkan pada tahap metafase.

Pada saat sel aktif membelah, kromosom relatif mudah diamati


denganmemperlakukan sel-sel tersebut dengan metode fiksasi dan pewarnaan
sederhana.

Pada sel bawang yang baruterbentuk berisi 16 kromosom dan 8 diantaranya pada
mulanya disumbangkan oleh “bapak” tumbuhan bawang, yaitu tumbuhan yang
menyediakan gamet jantan.Kromosom ini sering dinamai kromosom paternal. Sisa
yang 8 lagi semuladisediakan oleh indung bawang, yaitu bawang yang menghasilkan
telur yangdinamakan kromosom maternal. Sedangkan untuk pengamatan meiosis
seringkalidigunakan kotak sari atau bakal biji tanaman lily. Kelebihan dari bahan-
bahantyang digunakan pada acara praktikum ini adalah pengamatan terhadap
pembelahan mitosis dilakukan pada jaringan meristem pada suatu tanaman. Dipilihnya
jaringan meristem karena pada jaringan ini sel aktif melakukan pembelahan untuk
pertumbuhan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mutasi yang terjadi pada fase-fase pembelahan mitosis pada sel akar
bawang bombay dan bawang merah yang diberi kolkisin ?
2. Bagaimana fase-fase pembelahan mitosis pada sel akar bawang bombay dan
bawang merah ?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengamati mutasi yang terjadi pada fase-fase pembelahan mitosis pada sel akar
bawang bombay dan bawang merah yang diberi kolkisin.
2. Mengamati fase-fase pembelahan mitosis pada sel akar bawang bombay dan
bawang merah.
D. Manfaat Penelitian
1. Peserta didik mampu mengamati mutasi yang terjadi pada fase-fase pembelahan
mitosis pada sel akar bawang bombay dan bawang merah yang diberi kolkisin.
2. Peserta didik mampu mengamati fase-fase pembelahan mitosis pada sel akar
bawang bombay dan bawang merah.
E. Hipotesis
1. Terjadi mutasi pada fase-fase pembelahan mitosis pada sel akar bawang bombay
dan bawang merah yang diberi kolkisin.
2. Kolkisin mempengaruhi fase pembelahan sel.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bawang Merah (Allium ascalonicum L)

Bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan salah satu anggota dari familia Liliaceae.
Tanaman ini merupakan tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Tanaman
mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi terbentuk dari
pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar
dan membentuk umbi berlapis. Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang
membesar dan bersatu. Umbi bawang merah bukan merupakan umbi sejati seperti kentang atau
talas.

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan sayuran umbi yang multiguna, dapat
digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, penyedap masakan, di samping sebagai obat
tradisional karena efek antiseptik senyawa anilin dan alisin yang dikandungnya (Rukmana,
1994). Komoditas sayuran ini termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang
berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan serta bahan obat tradisional (Deptan, 2005).
Bahan aktif minyak atsiri bawang merah terdiri dari sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin,
dan floroglusin (Muhlizah dan Hening-S, 2000).

Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas : Liliidae

Ordo : Liliales

Famili : Liliaceae (suku bawang-bawangan)

Genus : Allium

Spesies : Allium cepa var. aggregatum L.

Bawang Bombay (Allium ascalonicum)

Istilah bawang bombay berasal ketika komoditas ini pertama kali dibawa oleh pedagang-
pedagang dari kota Bombay (sekarang disebut Mumbay), India, ke Indonesia. Bawang bombay
(Allium ascalonicum) termasuk herba biennial yang dibudidayakan sebagai tanaman annual

3
(semusim), kecuali untuk produksi benih. Bawang bombay adalah sejenis bawang yang biasa
digunakan dalam memasak makanan di Indonesia, tidak hanya digunakan sebagai hiasan tapi
juga bagian dari masakan karena bentuknya yang besar dan tebal dagingnya.

Para ahli botani memasukkan tanaman ini dalam keluarga Liliaceae, dengan kedudukan
taksonomi sebagai berikut.

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas : Liliidae

Ordo : Liliales

Famili : Liliaceae (suku bawang-bawangan)

Genus : Allium

Spesies : Allium ascalonicum Hort (Wibowo, 1999).

Bawang bombay memiliki berbagai manfaat pengobatan. Penghuni awal benua Amerika
menggunakan bawang bombay liar untuk mengobati pilek, batuk dan asma serta untuk
mengusir serangga. Dalam pengobatan China, bawang bombay telah digunakan untuk
mengobati radang tenggorokan, batuk, infeksi bakteri dan masalah pernapasan. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mendukung penggunaan bawang bombay untuk meningkatan nafsu
makan yang buruk dan mencegah penyempitan pembuluh darah (Wibowo, 1999).

Hormon Kolkisin

Kolkisin (C22H25O6N) merupakan suatu alkaloid berwarna putih yang diperoleh dari umbi
tanaman Colchichum autumnale L. (Familia Liliaceae) (Suminah, et al., 2002), sedangkan
menurut Haryanti, et al. (2009) Kolkisin (C22H25O6N) merupakan alkaloid yang
mempengaruhi penyusunan mikrotubula, sehingga salah satu efeknya adalah menyebabkan
penggandaan jumlah kromosom tanaman (terbentuk tanaman poliploid).

Kolkisin sering digunakan untuk menginduksi tanaman poliploidi. Menurut Suryo (1995),
larutan kolkisin pada konsentrasi kritis tertentu akan menghalangi penyusunan mikrotubula
dari benang-benang spindle yang mengakibatkan ketidakteraturan pada mitosis. Suminah
(2005) juga menjelaskan bahwa kolkisin ini dapat menghalangi terbentuknya benang-benang
spindel pada pembelahan sel sehingga menyebabkan terbentuknya individu poliploidi.

4
Mansyurdin, et al. (2002) memaparkan bahwa semakin tingi konsentrasi kolkisin makin tinggi
persentase sel yang tetraploid, tetapi persentase kematian kecambah makin tinggi pula.

Pembelahan Sel

Pertumbuhan dan perkembangan setiap organisme tergantung dari perbanyakan (reproduksi


atau pembelahan) sel-sel penyusunnya. Sel sebagai unit fungsional dan struktural mempunyai
tanggung jawab dalam proses tersebut. Setiap kali pembelahan akan diikuti dengan pembagian
organel-organel dan kromosom dari sel induk (Sastrosumarjo,2006). Organisme pada
umumnya mengenal 3 macam reproduksi sel yaitu amitosis, mitosis dan meiosis.

Pembelahan secara amitosis hanya terjadi pada organisme prokariotik dan uniseluler
seperti Amoeba, bakteri dan ganggang. Pada pembelahan tersebut tidak tampak adanya
kromosom (Pratiwi,2003). Pembelahan sel secara Mitosis dan Meiosis pada
umumnya berlangsung pada organisme eukariotik dan multiseluler yang meliputi pembagian
inti sel (kariokinesis) dan pembagian sitoplasma (sitokinesis). Setiap kali pembelahan memiliki
tahapan-tahapan yang didasarkan pada perubahan letak kromosom selama berlangsungnya
proses pembelahan. Setiap tahap pembelahan mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati
proses- prosesnya melalui teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan pada kromosom
tersebut (Jai,2011).

Mitosis yaitu pembelahan sel induk menjadi sel-sel anak yang mempunyai kariotipe kromosom yang identik
dengan kariotipe kromosomal sel induknya. Pada dasarnya pembelahan ini terjadi duplikasi kromosom
longitudinal dan dibagikan ke sel anak. Proses pembelahan ini terjadi melalui beberapa fase yaitu Profase
yang ditandai dengan pemendekan benang-benang kromatin menjadi kromosom. Sentriol membelah
menjadi dua dan masing-masing bergerak bersama mikrotubul menuju kutub masing-masing. Metafase
ditandai dengan hilangnya membran inti (nukleus) dan anak inti (nukleolus). Kromosom-kromosom berpindah
kebidang equator sel tersebut, dimana masing-masing kromosom membelah diri secara longitudinal untuk
membentuk dua kromatid. Anafase ditandai dengan saling memisahnya kromatid anak dan berpindah ke kutub-
kutub sel yang berhadapan, mengikuti arah kumparan mikrotubulus yang ditaik oleh sentromer. Telofase
ditandai dengan berpisahnya sel anak dengan sel induk, inti sel dan membran inti mulai muncul
kembali yang diikuti dengan sitokinesis. Interfase, yaitu fase sintesis zat-zat, pengumpulan energi, dan replikasi
kromatin (Shelby). Mitosis berfungsi dalam mempertahankan kromosom sel dimana kromosom anak identik
dengan kromosom induk dengan jumlah sel anak berjumlah dua, pembentukan jaringan
baru, perbaikan sel-sel yang rusak (Faadilah, 2012) Meiosis dilakukan untuk untuk membagi dua
jumlah kromosom dalam gamet, mengkompensasi penggandaan yang terjadi pada fertilisasi
(Campbell,2004). Pembelahan meiosis dilakukan sebanyak dua kali secara berurutan yang disebut
meiosis I dan meiosis II. Pembelahan ini menghasilkan 4 sel anak dan masing-masing hanya mempunyai
setengah dari jumlah kromosom induknya (Campbell,2004). Secara umum, tahapan pembelahan meiosis
hampir sama dengan mitosis. Pada profase I terjadi proses pindah silang (crossing over) pada tetrad
(kompleks empat kromatid). Proses ini merupakan ciri khas dari meiosis. Tahap profase I memakan lebih dari
90% waktu untuk meiosis (Campbell,2004). Pada tahap proses Profase II tidak terjadi lagi proses pindah silang
tetapi sel akan membelah seperti mitosis yang diakhiri dengan proses Sitokinesis (Campbell,2004).Peristiwa
meiosis dapat ditemui pada pembentukan sel-sel kelamin/gonad.

5
Mitosis

Meiosis

6
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat


Waktu : Rabu, 14 Agustus 2019
Tempat : Laboratorium Biologi SMA N 7 Yogyakarta

B. Alat dan Bahan


 Mutasi
Alat : Bahan :
1. Mikroskop
2. Pipet tetes 1. Bawang bombay
3. Kaca objek 2. Bawang merah
4. Kaca penutup 3. Asam asetat / cuka
5. Kuas 4. HCL 0,1 N
6. Silet 5. Larutan asetoorcein
7. Gelas plastik 6. Air
8. Lidi 7. Larutan hormone kolkisin

 Mitosis
Alat : 11. Gloves
1. Mikroskop 12. Masker
2. Pipet tetes
3. Kaca objek cekung Bahan :
4. Kaca objek datar 1. Bawang bombay segar
5. Kuas 2. Bawang merah segar
6. Silet berkarat 3. Asam asetat / cuka
7. Waterbath / panci 4. HCL 1 N
8. Gelas plastik 5. Larutan asetoorcein
9. Kertas karbon / plastik 6. Air
hitam 7. Akuades
10. Lidi

C. Langkah Kerja
 Mutasi
 Persiapan
1. Tahap ini dilakukan di rumah, selama 7 hari sebelum percobaan.
2. Tuang air ke dalam gelas hingga penuh.
3. Tusuk bawang bombay dan bawang merah dengan lidi di bagian atas
bawang.
4. Letakkan bawang bombay dan bawang merah yang sudah ditusuk lidi
di atas gelas dan bagian bawah bawang harus menyentuh air.
5. Biarkan akar bawang tumbuh memanjang

7
6. Pindahkan bawang ke dalam gelas berisi hormon kolkisin dengan
ketentuan sebagai berikut.
a. Kelompok 1 - 4 = konsentrasi kolkisin 4 kali dari anjuran + kontrol
(tanpa pemberian kolkisin).
b. Kelompok 5 – 8 = konsentrasi kolkisin 6 kali dari anjuran + kontrol
(tanpa pemberian kolkisin).
7. Urutan perendaman : kolkisin 12 jam → air biasa 12 jam → kolkisin 12
jam → air biasa sampai saat pemotongan.

 Tahap Percobaan
1. Siapkan botol kecil (flakon) yang sudah diisi cuka secukupnya (cukup
untuk merendam akar bawang bombay dan bawang merah).
2. Potong 5 buah ujung akar bawang bombay sepanjang 3 cm pada saat
praktikum.
3. Maserasilah akar bawang tersebut dengan merendamnya dalam HCl
0,1N selama 5 menit.
Hati-hati saat menggunakan HCL karena HCL dapat
menyebabkan iritasi
4. Cucilah akar bawang tersebut menggunakan akuades sebanyak 3 kali
menggunakan pipet.
5. Ambilah satu helai akar kemudian potonglah bagian ujung akar
sepanjang 0,5 cm menggunakan silet berkarat.
6. Letakkan potongan ujung akar tersebut pada gelas objek cekung.
7. Warnailah potongan ujung akar bawang tersebut dengan 1-2 tetes
acetoorcein hingga potongan akar terendam.
8. Diamkan selama 5 menit.
9. Setelah 5 menit, bersihkan sisa pewarna menggunakan tisu.
10. Pindahkan potongan ujung akar tersebut ke kaca objek datar
menggunakan kuas.
11. Berilah 1 tetes air, lalu tutuplah dengan kaca penutup.
12. Pipihkan potongan akar tersebut dengan cara menekan secara halus dan
perlahan kaca menggunakan pensil/pulpen. Lakukan dengan hati-hati
agar sel tidak rusak dan kacapenutup tidak pecah.
13. Amatilah preparat tersebut menggunakan mikroskop. Gunakan
perbesaran yang sesuai dan temukan sel-sel dalam tahap pembelahan
interfase, profase, promrtafase, metafase, anafase, dan telofase.
14. Gambarlah hasil pengamatan kalian pada tabel pengamatan yang sudah
disiapkan dan berilah keterangan dengan jelas.
15. Dokumentasikan hasil pengamatan kalian berupa foto.
16. Lakukan hal yang sama pada bawang merah.

 Mitosis
 Persiapan
1. Tahap ini dilakukan di rumah, selama 7 hari sebelum percobaan.
Kelompok 1, 2, 3, 5, 7 membungkus gelas menggunakan kertas
karbon hitam / plastik hitam.
Kelompok 2, 4, 6, 8 menggunakan gelas tanpa dibungkus.

8
2. Tuang air kedalam gelas hingga penuh.
3. Tusuk bawang bombay dan bawang merah dengan lidi dibagian ats
bawang.
4. Letakkan bawang yang sudah ditusuk lidi di atas gelas dan bagian
bawah bawang harus menyentuh air.
5. Biarkan akar bawang tumbuh memanjang selama 7 hari.
 Tahap percobaan
1. Siapka botol kecil (flakon) yang sudah di isi cuka secukupnya (cukup
untuk merendam akar bawang bombay)
2. Potong 5 buah ujung akar bawang bombay sepanjang 3 cm pada jam-
jam yang sudah ditentukan dibawah ini.
Kelompok 1 : 01.00 Kelompok 5 : 03.00
WIB WIB
Kelompok 2 : 04.00 Kelompok 6 : 01.00
WIB WIB
Kleompok 3 : saat Kelompok 7 : 04.00
praktikum WIB
Kelompok 4 : 02.00 Kelompok 8 : saat
WIB praktikum

3. Fiksasilah akar bawang tersebut dengan merendam potongan akar


tersebut pada botol kecil (flakon) yang sudah di isi air cuka.
4. Simpanlah didalam lemari pendingin sampai akan digunakan untuk
prkatikum.
5. Cucilah akar bawang tersebut menggunakan aquades sebanyak 3 kali
dengan bantuan pipet.
6. Maserasilah akar bawang tersebut menggunakan HCL 1N pada suhu
55oC dalam water bath selama 3 menit.
Hati-hati saat menggunakan HCL karena HCL dapat menyebabkan
iritasi.
7. Cucilah akar bawang tersebut menggunakan aquades sebanyak 3 kali
dengan bantuan pipet.
8. Ambilah satu helai akar kemudian potonglah bagian ujung akar
sepanjang 0,5 cm menggunakan silet berkarat.
9. Letakkan potongan ujung akar tersebut pada gelas objek cekung.
10. Warnailah potongan ujung akar bawang tersebut dengan 1-2 tetes
acetoorcein hingga potongan akar tersebut terendam.
11. Diamkan selama 5 menit.
12. Setelah 5 menit bersihkan sisa pewarna dengan menggunakan tisu.
13. Pindahkan potongan ujung akar tersebut ke kaca objek datar
menggunakan kuas.
14. Berilah 1 tetes air, lalu tutuplah dengan kaca penutup.

9
15. Pipihkan potongan akar tersebut dengan cara menekan secara halus
dan perlahan kaca penutup menggunakan pensil/pulpen. Lakukan
dengan hati-hati agar sel tidak rusak dan kaca penutup tidak pecah.
16. Amatilah preparat tersebut menggunakan mikroskop. Gunakan
perbesaran yang sesuai dan temukan sel-sel dalam tahap pembelahan
interfase, profase, promrtafase, metafase, anafase, dan telofase.
17. Gambarlah hasil pengamatan kalian pada tabel pengamatan yang sudah
disiapkan dan berilah keterangan dengan jelas.
18. Dokumentasikan hasil pengamatan kalian berupa foto.
19. Lakukan hal yang sama pada bawang merah.

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Pengamatan


 Mutasi
Konsentrasi kolkisin Gambar Hasil Pengamatan Keterangan

6 kali dari anjuran + - Preparat akar


kontrol (tanpa bawang merah
pemberian kolkisin) berkolkisin
dipotong saat
praktikum.

- Ditemukan
profase

Perbesaran : 12,5 x 100


6 kali dari anjuran + - Preparat akar
kontrol (tanpa bawang bombay
pemberian kolkisin) berkolkisin
dipotong saat
praktikum.

- Ditemukan
profase

Perbesaran : 12,5 x 60

 Mitosis
Sampel Kondisi Waktu Gambar hasil Keterang
gelas pemotong pengamatan an
(ditutup/tid an akar
ak ditutup)
a. Bawa Tidak Saat Ditemuka
ng ditutup praktikum n profase
bomb dan
ay metafase

Perbesaran : 12,5 x 40

11
b. Bawa Tidak Saat Ditemuka
ng ditutup praktikum n profase
merah

Perbesaran : 12,5 x 40

B. Pembahasan
a. Diketahui, sel meristem akar bawang yang diberi hormon kolkisin mengalami
pembelahan secara mutasi. Pada akar bawang merah yang diberi kolkisin 6x dari
anjuran dan dipotong saat praktikum, ditemukan fase profase. Hal ini juga
ditemukan pada akar bawang merah yang tidak diberi kolkisin dan mengalami
pembelahan sel secara mitosis.
b. Pada akar bawang bombai yang diberi kolkisin 6x dari anjuran dan dipotong saat
praktikum, ditemukan fase profase. Sedangkan, pada akar bawang bombai yang
tidak diberi kolkisin dan mengalami pembelahan sel secara mitosis ditemukan fase
profase dan metafase.

C. Pertanyaan Diskusi

Pertanyaan Diskusi (Mutasi)


1. Berdasarkan hasil praktikum ini, bagaimana pengaruh hormone kolkisin
terhadap pembelahan sel yang terjadi?
Jawab :
Pemberian hormon kolkisin dapat mengubah jumlah kromosom pada bawang
Bombay, sehingga menyebabkan penggandaan kromosom tanpa terjadi penggandaan
dinding. Hal inilah yang membuat jumlah kromosom dalam inti menjadi lebih banyak
dan menghasilkan vasidri tingkat ploidi pada kromosom ujung akar.

2. Peristiwa apakah yang terjadi pada akar bawang Bombay yang diberi kolkisin?
Serta berilah penjelasannya!
Jawab :
Pemberian kolkisin pada akar bawang Bombay dapat mempercepat perpanjangan dan
perkembangan akar. Akar bawang Bombay juga menjadi lebih besar dari sebelumnya.

3. Jika bawang yang kalian gunakan untuk praktikum selanjutnya ditanam di


media tanah hingga menghasilkan umbi, prekdisikan umbi yang dihasilkan!
Jawab :

12
Umbi yang dihasilkan akan memiliki ukuran yang lebih besar dikarenakan
penambahan kolkisin pada tahap sebelumnya, pertumbuhan pada bawang bombay pun
juga jadi lebih cepat.
c. Pertanyaan Diskusi
 Mitosis
1. Berdasarkan hasil pengamatan sel-sel akar bawang tersebut, apakah semua
sel dalam tahap pembelahan yang sama? Jika berbeda, ada berapa fase yang
dapat kalian temukan? Sebutkan!

 Tidak, semua sel dalam tahap pembelahan yang berbeda fase yang dapat
kami temukan adalah :
-profase
-metafase

2. Berdasarkan hasil pengamatan pembelahan pada sel akar bawang tersebut,


bagaimana kalian dapat menentukan tiap fase sel yang kalian amati?
Jelaskan ciri khusus masing-masing tahap pembelahan mitosis!

 Penentuan tiap fase sel dengan melihat ciri-cirinya :

a. Profase : membran inti mulai rusak menjadi bagian-bagian kecil atau


fragmen, kromosom memadat dan menebal.
b. Metafase : kromosom berjajar pada bidang pembelahan.
c. Anafase : kromatid saudara dari setiap pasangan memisah menuju kutub
yang berlawanan.
d. Telofase : membran inti mulai kembali bergabung , kromosom mulai
merenggang.

3. Jelaskan pengertian mitosis, tempat terjadinya, tujuan pembelahan, dan


sifat kromosom sel anak hasil pembelahan tersebut!

13
 Pembelahan mitosis adalah pembelahan yang menghasilkan sel anak yang
dapat membelah lagi pembelahan ini berlangsung secara bertahap dan
terjadi pada sel tubuh atau somatis dengan tujuan pertumbuhan
pertambahan sel dan regenarasi sel sifat kromosom sel anak hasil
pembelahan tersebut adalah dua sel anak yang identik dengan induknya hal
ini berarti sel haploid akan menghasilkan dua sel haploid dan sel diploid
akan menghasilkan dua sel diploid.

4. Pada akhir fase pembelahan mitosis, dilanjutkan dengan pembelahan


sitokinesis. Bagaimana kalian menjelaskan apa yang dimaksud sitokinesis
dan jelaskan apa fungsimya? Apa yang akan terjadi jika sitokinesis tidak
berlangsung?

 Sitokinesis adalah proses pembelahan sel yaitu sitoplasma dari satu


eukariotik sel membelah menjadi dua sel anak. Fungsi sitokinesis yaitu
membagi sitoplasma sel induk menjadi dua sel yang akan terjadi jika
sitokinesis tidak terjadi adalah jumlah kromosom menjadi dua kali lipat
jumlah semula atau mula-mula diploid menjadi tetraploid.

5. Pembelahan mitosis menghasilkan nukleus pada kedua sel anakan dengan


sifat genetik ekuivalen (sama) dengan sel induknya. Bagaimana kalian
menjelaskan sel anakan hasil pembelahan mitosis dapat identik memiliki
sifat yang identik? (jawab berdasarkan hasil pengamatan dan studi
literatur)

 Karena pada fase mitosis sistem reproduksi sel anakannya memiliki set
kromosom yang sama dengan induk. Kromosom yang sama dimiliki sel
dibuat duplikatnya dan kromosom yang sama akan memisah selama proses
pembelahan sel. Dengan demikian pembelahan sel menghasilkan dua sel
identik.

14
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pemberian kolkisin pada ujung akar bawang dapat mempengaruhi jumlah
kromosom ujung akar bawang. Pemberian kolkisin tersebut meningkatkan jumlah dan
menyebabkan variasi ploidi kromosom ujung akar bawang.
Pemberian kolkisin mempengaruhi dan meningkatkan ukuran sel ujung akar
tanaman bawang sehingga akar bawang yang diberi kolkisin (bermutasi) akan terlihat
lebih besar.

B. Saran
1. Sebaiknya penjatuhan akar bawang ke kaca objek hanya dengan menggoyang-
goyangkan gelas.
2. Saat praktikum berlangsung, potongan akar bawang jangan sampai tersentuh
tangan.
3. Sebaiknya akar bawang ditekan tekan yang sedikit lama dengan kuas saat diletakan
pada kaca objek agar sel ujung akar bawang tidak menumpuk.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://aryaagh.wordpress.com/2011/01/28/pengaruh-kolkisin-terhadap-kromosom-ujung-akar-
bawang-merah/

penulis : Arya Widura

tahun : 28 Januari 2011

judul : PENGARUH KOLKISIN TERHADAP KROMOSOM UJUNG AKAR BAWANG MERAH

diakses : Kamis, 12 September 2019

http://repository.sari-mutiara.ac.id/323/3/CHAPTER%20II.pdf

penulis : H Malau

tahun : 2016

judul : 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bawang Bombay

diakses : Kamis, 12 September 2019

https://www.academia.edu/8912260/Mitosis_pada_akar_bawang_Allium_cepa_L._

penulis : Marthen Kause

tahun : 2014

judul : Pengamatan Pembelahan Mitosis pada Sel Ujung Akar Bawang Merah (A l l i u m
c e p a L )dengan Mikroskop Binokuler

diakses : Kamis, 12 September 2019

16
LAMPIRAN

17

Anda mungkin juga menyukai