Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH TAKSONOMI TUMBUHAN TINGGI

“SUB DIVISIO ANGIOSPERMAE”

OLEH :

KELOMPOK 4

INDRI DWI LELITA SARI (15010052)

INDAH WAHYUNI (15010053)

AYU KARTIKA (15010055)

NADYA ESA PRADITA (15010056)

PUTRI YUNITA (13010182)

DOSEN PEMBIMBING :

Dra. NURSYAHRA,M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang, penulis haturkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan
Inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah taksonomi
tumbuhan tinggi dengan baik.

Pada penulisan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak,sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam membuat makalah ini.

Namun, tak lepas dari semua itu, penulis menyadari banyak kekurangan baik dari segi
penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan
terbuka penulis membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik agar penulis dapat membagun tugas-tugas yang baik dan benar dimasa depan. Terima
kasih.

Padang, 2 Maret 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3 Tujuan............................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah tumbuhan Angiospermae..................................................................... 2
2.2 Pengertian dan ciri-ciri Angiospermae............................................................. 2
2.3 Pengertian dan ciri-ciri Classis Monocotyledoneae......................................... 6
2.4 Klasifikasi Ordo dari Classis Monocotyledoneae............................................. 10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 25
3.2 Saran................................................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagian besar tumbuhan yang kita jumpai dewasa ini termasuk dalam Angiospermae
yang merupakan kelompok tumbuhan yang mendominasi daratan lebih dari 100 juta tahun
yang lalu meliputi 235.000 spesies tumbuhan berbunga. Sebagian besar makanan yang kita
konsumsi berasal dari tumbuhan berbunga dapat berupa akar misalnya wortel, kangkung,
buah-buahan misalnya apel, mangga, pisang, pepaya; buah dan biji Leguminosae, buah
kariopsis dari Graminae misalnya padi dan jagung. Angiospermae dibedakan ke dalam dua
kelas berdasarkan jumlah kotiledonnya, yakni monokotil dan dikotil. 

Monokotil meliputi sekitar 65.000 spesies, termasuk di dalamnya tumbuhan


Graminae, anggrek, palem, bambu dan lain-lain. Daun, batang, bunga dan akar monokotil
bersifat spesifik. Sebagian besar monokotil memiliki pertulangan daun sejajar, batang dengan
berkas pembuluh tersebar; daun mahkota bunga 3 atau kelipatannya, dan memiliki akar
serabut. Sebagian besar Angiospermae yakni sekitar 170.000 spesies adalah tumbuhan
dikotil. Kelompok tumbuhan ini meliputi tumbuhan semak, pohon serta banyak tumbuhan
penghasil makanan. Ciri-ciri dikotil adalah memiliki 2 kotiledon pada biji; pertulangan daun
menjari, berkas pembuluh pada batang tersusun melingkar, daun mahkota bunga 4, 5 atau
kelipatannya, memiliki sistem akar tunggang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah tumbuhan angiospermae?
2. Apa pengertian dan ciri-ciri tumbuhan angiospermae
3. Apa pengertian dan ciri-ciri monocotyledoneae?
4. Bagaimana Klasifikasi Ordo dari Classis Monocotyledoneae?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah tumbuhan Angiospermae
2. Untuk mengetahui pengertian dan ciri-ciri tumbuhan angiospermae
3. Untuk mengetahui pengertian dan ciri-ciri monocotyledoneae
4. Untuk mengetahui Klasifikasi Ordo dari Classis Monocotyledoneae

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Angiospermae

Sejarah penemuan Angiospermae tidak terlepas dari penemuan Robert Brown pada
tahun 1827. Pada awalnya, nama Angiospermae dimaksudkan oleh Paul Hermann (1690)
bagi seluruh tumbuhan berbunga dengan biji yang terbungkus dalam kapsula, dan
dipertentangkan dengan Gymnospermae sebagai tumbuhan berbunga dengan buah achene
atau berkarpela terbelah. Dalam pengertiannya, keseluruhan buah atau bagiannya dianggap
sebagai biji dan "terbuka". Kedua istilah ini dipakai oleh Carolus Linnaeus dengan pengertian
yang sama tetapi digunakan sebagai nama-nama dari kelas Didynamia.

Ketika Robert Brown pada tahun 1827 menemukan bakal biji yang benar-benar
terbuka (tak terlindung) pada sikas dan tumbuhan runjung, ia memberikan nama
Gymnospermae bagi kedua kelompok tumbuhan ini. Tahun 1851 Wilhelm Hofmeister
menemukan perubahan-perubahan yang terjadi pada kantung embrio dari tumbuhan berbunga
(penyerbukan berganda). Hasil penemuan ini menjadikan Gymnospermae sebagai kelas yang
benar-benar berbeda dari dikotil, dan istilah Angiospermae mulai diterapkan untuk semua
tumbuhan berbiji yang bukan kedua kelompok yang disebutkan Robert Brown. Pengertian
terakhir inilah yang masih bertahan hingga sekarang.

2.2 Pengertian dan Ciri-ciri Sub Divisio Angiospermae

Angiospermae dikenal sebagai golongan tumbuhan yang telah memiliki bunga sejati.
Nama angiospermae diambil dari cirinya yang paling khas, yaitu menghasilkan organ
reproduksi dalam bentuk bunga. Bunga sebenarnya merupakan modifikasi dari daun dan
batang untuk mendukung sistem pembuahan tertutup. Sistem pembuahan tertutup (bakal biji
yang terlindung didalam bakal buah atau ovarium) ini juga menjadi ciri khasnya yang lain.
Tumbuhan yang memiliki bunga ini disebut dengan nama Anthophyta atau Magnoliophyta
(tumbuhan bunga). Nama Angiospermae ini diambil dari penggabungan dua kata bahasa
Yunani Kuno: aggeion (penyangga atau pelindung) dan sperma (biji) yang diperkenalkan
oleh Paul Hermann pada tahun 1960. Dalam sebagian besar sistem taksonomi modern,
kelompok ini sekarang menempati takson sebagai divisio.

2
Kelompok tumbuhan ini memiliki jaringan pembuluh pada batangnya. Memiliki ovul
(putik) dengan 1 atau lebih karpel dengan 1 atau banyak bakal biji. Organ ini berhubungan
langsung dengan stigma (kepala putik) yang merupakan jalan tempat masuknya serbuk sari
(polen), ini merupakan elemen dasar dari gynoecium. Sedangkan alat kelamin jantan berupa
(androecium) stamen yang mengaduk serbuk sari (pollen) yang terletak pada athena (kepala
sari) dan tangkai sari (filamen). Setelah terjadinya penggabungan sel kelamin jantan dan
betina ovul akan berkembang menjadi biji dan dinding ovari akan berkembang menjadi
lapisan buah. Pada angiospermae ini dikenal dengan pembuahan ganda.

Angiospermae merupakan kelompok yang sangat luas yang umumnya sebagai


penyusun vegetasi yang dominan dibumi ini. Kelompok tumbuhan ini diperkirakan telah
hidup semenjak awal zaman Paleolitikum, namun baru pada zaman Mesolitikum kelompok
ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Diduga angiospermae terdiri dari 300
familia, lebih kurang 200.000 spesies dan jumlah spesies ini akan tetap bertambah. Sub
divisio angiospermae ini dibagi menjadi 2 classis yaitu Classis Monocotyledoneae dan
Classis Dicotyledoneae.

Ciri-Ciri umum Angiospermae (Tumbuhan Biji Tertutup) 


 Mempunyai bunga sejati
 Daun buah berdaging tebal 
 Biji dilindungi oleh bakal buah
 Bentuk dan ukuran tubuh yang bervariasi
 Tubuhnya terdiri dari akar, batang, daun dan bunga
 Akarnya berbentuk tunggang atau serabut
 Bentuk tulang daun bervariasi yaitu menyirip, menjari dan lurus
 Daun umumnya lebar, tunggal atau majemuk
 Reproduksi secara vegetatif dan generatif
 Bunga memiliki kelopak, mahkota, benang sari dan putik
 Batangnya ada yang memiki kambium dan ada juga yang tidak.
 Memiliki pembuluh xilem yang diperkuat oleh serat dengn dinding sel yang tebal
dan berlignin
 Habitat berupa semak, herba, perdu atau pohon
 Selisih waktu yang relatif pendek antara penyerbukan dan pembuahan
 Batang bercabang/tidak bercabang

3
Daur hidup Angiospermae

Gambar.pembuahan ganda pada angiospermae

Siklus hidup Angiospermae adalah sebagai berikut,

1. Bunga pada sporofit (2n) memiliki kepala sari yang di dalamnya terdapat sel induk
mikrospora (2n)
2. Sel induk mikrospora (2n) mengalami pembelahan secara meiosismenghasilkan
mikrospora yang haploid (n)
3. Mikrospora (n) mengalami pembelahan mitosis menghasilkan gametofit jantan berupa
butir serbuk sari yang haploid (n)
4. Pada bakal biji terdapat sel induk megaspore (2n). sel induk megaspore membelah
secara meiosis menghasilkan empat sel megaspore (n). namun, hanya satu sel
megaspore yang hidup, sedangkan tiga lainnya mengalami degenerasi (mati)
5. Megaspore yang hidup akan membentuk gametofit betina (sel kandung lembaga atau
sel kantung embrio). Inti kandung lembaga membelah secata mitosis tiga kali
berturut-turut. Pembelahan inti tersebut tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma,
disebut kariokinesis. Dari kariokinesis dihasilkan delapan inti (nucleus) yang akan
tumbuh menjadi satu ovum (n), dua sinergid (n), tiga antipoda (n), dan dua inti polar
yang bersatu disebut Inti Kandung Lembaga Sekunder (2n).

4
6. Bila terjadi penyerbukan, serbuk sari (n) akan berkecambah membentuk buluh
(tabung) serbuk sari yang intinya akan mengalami kariokinesis dan menghasilkan dua
inti, yaitu satu inti generatif (n) dan satu inti vegetatif (n) membelah lagi secara
kariokinesis sehingga ;menghasilkan dua inti, yaitu sati inti sperma I (n) dan satu inti
sperma II (n).
7. Setelah pembuluh serbuk sari sampai di mikropil, inti vegetatif mengalami
degenerasi. Inti sperma I (n) membuahi ovum (n) dan menghasilkan zygot (2n). Inti
sperma II (n) membuahi inti kandung lembaga sekunder (2n) dan menghasilkan
endosperma (3n). pembuahan dada Angiospermae disebut pembuahan ganda.
8. Zygot (2n) akan tumbuh menjadi embrio (2n). Endosperma (3n) berfungsi sebagai
cadangan makanan bagi embrio. Endosperma (3n) berfungsi sebagai cadangan
makanan bagi embrio. Struktur yang meliputi embrio, endosperma dan selaput biji,
disebut biji. Ketika biji tumbuh menjadi biji, ovarium akan berkembang menjadi buah
yang melindungi biji dan membantu pemencarannya. Bila biji jatuh ke tempat yang
sesuai maka akan timbuh menjadi sporofit baru.

Perbedaan antara tumbuhan gymnospermae dan angiospermae

Aspek Gymnospermae Angiospermae


Habitus Semak, perdu atau pohon Terna, semak, perdu, pohon
Sistem akar tunggang Sistem akar serabut dan akar
Akar
tunggang
Tegak lurus, bercabang Bermacam-macam, bercabang-
Batang
cabang atau tidak
Jarang berdaun lebar,jarang Kebanyakan berdaun lebar, tunggal
bersifat majemuk. Sistem atau majemuk dengan komposisi
Daun
pertulangan tidak banyak yang beraneka ragam, dan sistem
ragamnya pertulangannya bermacam-macam
Bunga Bunga sesungguhnya belum ada, Bunga ada, tersusun dari sporofil
sporofit terpisah-pisah antara dengan bagian-bagian lain.
strobilus jantan dan betina Makrosporofil (daun buah)
makrosporofil (daun buah) dengan membentuk badan yang disebut
bakal biji (makrosporangium) yang putik dengan bakal biji didalamnya
tamppak menempel padanya (tidak tampak) makrosporofil dan

5
makro dan mikrosporofil terpisah mikrosporofil (benang sari) terpisah
berupa spermatozoid yang masih atau terkumpul pada suatu bunga.
gerak aktif. Berupa inti sperma (inti generatif)
yang tidak bergerak aktif.
Hampir selalu dengan anemofili. Bermacam-macam
Serbuk sari jatuh langsung pada (autofili,anemofili, hidrofili,
Penyerbuka bakal biji. zoofili,dll).
n Jarak antara penyerbukan sampai Serbuk sari jatuh kekepala putik
pembuahan relatif panjang. Jarak penyerbukan sampai
pembuahan lebih pendek
Akar dan batang berkambium, Ada yang berkambium ada yang
selalu mengadakan pertumbuhan tidak, ada yang menebal sekunder,
menebal sekunder,berkas ada yang tidak berbekas pembuluh
pembuluh pengangkutan kolateral pengangkutan ada yang
terbuka. xylem terdiri atas trakeida berkolateral terbuka dan ada yang
Anatomi
saja dan floem tanpa sel-sel berkolateral tertutup, ada yang
pengiring bikolateral.
Xilem terdiri dari trakea dan
trakeida dan floem dengan sel-sel
pengiring.

2.3 Pengertian dan Ciri-ciri dari Clssis Monocotyledoneae

Kelompok tumbuhan monocotyl memiliki habitus herba, semak, perdu atau ada yang
menyerupai pohon, dan ada yang berupa liana (rotan). Kelompok tumuhan ini ada yang hidup
diair (hidrofit), higrofit, epifit, dan xerofit. Tumbuhan monokotil memiliki sistem perakatan
serabut dimana akar lembaga tidak tumbuh, namun muncul akar-akar lain yang sama
besar,hampir sama panjang,dan tidak bercabang. Batangnya dari pangkal ke ujung hampir
sama besar dan umunya tidak bercabang, ruang dan buku jelas, daun umumnya daun tunggal,
biasanya memiliki pelepah daun, terkadang memiliki lidah daun yang dianggap sebagai
metamorfosis dari stipula (daun penumpu). Pertulangan daun umumnya sejajar dan
melengkung, namun ada juga yang menjari seperti pada keladi-keladian dan menyirip
sepeerti daun pisang. Akar dan batang umumnya tidak berkambium dengan ikatan pembuluh

6
yang terletak tersebar dengan tipe kolateral tertutup. Perhiasan bunga umumnya kelipatan 3
dan biji memiliki satu kotiledon.

Tabel. Perbedaan Dikotiledoneae (Magnoliopsida) dan Monocotyledoneae (Liliopsida)

Aspek
Dicotyledoneae Monocotyledoneae
pembeda
Biji mempunyai lembaga dengan Biji mempunyai lembaga denggan 1
2 daun lembaga. daun lembaga yang mengalami
Pada waktu berkecambah belah metamorfosis menjadi alat penghisap
Biji menjadi 2 bagian. makanan dari endosperm bagi
lembaga.
Pada waktu berkecambah biji tidak
membelah
Lembaga/ Akar terus tumbuh menjadi akar Akar lembaga kemudian mati,
kecambah tunggang yang bercabang-cabang disusul dengan pembentukan akar-
dan akhirnya membentuk sistem akar yang kurang lebih sama besar
akar tunggang. dan keseluruhannya membentuk
Ujung akar lembaga dan ujung sistem akar serabut.
pucuk lembaga tidak mempunyai Ujung akar lembaga dilindungi oleh
pelindung yang khusus. koleoriza. Ujung pucuk lembaga
dilindungi oleh koleoptil.
Batang Batang dari pangkal keujung Batang dari pangkal keujung hampir
seperti kerucut panjang, sama besar, tidak bercabang-cabang.
bercabang-cabang, buku-buku dan Buku-buku dan ruas-ruas batang
ruas tidak jelas. tampak jelas.
Daun Daun tunggal atau majemuk, Daun tunggal,berupih, kadang-
sering kali disertai daun penumpu, kadang mempunyai lidah-lidah yang
jarang mempunyai upih, daun dianggap sebagai metamorfosisnya
duduknya tersebar atau berkurang. daun penumpu. Daun duduknya
Tulang daun menyirip atau berseling atau merupakan rozet.
menjari. Tulang daun sejajar atau melengkung
Pada cabang sering terdapat 2 Pada cabang, daun pertama hanya 1

7
daun pertama yang duduk terletak dalam ketiak cabang didalam
berhadapan dan terletak tegak bidang median.
lurus pada bidang median.
Bunga Bagian-bagian bunga berbilangan Bagian-bagian bunga berbilangan
dua, empat, atau lima tiga (trimer)
(dimer,tetramer, dan pentamer)
Anatomi Baik akar maupun batang Batang maupun akar tidak memiliki
mempunyai kambium, sehingga kambium.
dapat tumbuh membesar
(pertumbuhan sekunder).

Gambar. Perbedaan Monocotyledoneae dan Dicotyledoneae

Pada sistem klasifikasi, Bessey membagi monocotyl menjadi 8 ordo, sedangkan


Engler dan Diels membaginya menjadi 11 ordo dan 45 familia. Sedangkan Hucinson
membaginya kedalam 26 ordo dan 69 familia. Cronquist (1981) memberi nama classis
monocotyledoneae ini dengan classis liliopsida yang dibagi kedalam 5 sub classis yaitu
alismatidae, arecidae, commelinidae, zingiberidae, dan lilidae, dengan 19 ordo dan 65
familia. Classis dycotyledoneae dikenal sebagai magnoliopsida.

8
Lawrance (1964) membagi classis monocotyledoneae ini menjadi 10 ordo yaitu:
pandanales, helobiae, spathyflorae, glumiflorae, pricipes, synanthae, farinosea, liliflorae,
schitaminae, dan microspermae.

Ordo Pandanales

Ordo Helobiae

Ordo Glumiflorae

Ordo Pricipes

Classis Ordo Liliflorae


monocotyledoneae
Ordo Synanthae

Ordo Spatyflrae

Ordo Farinosae

Ordo Schitaminae

Ordo Microspermae

Gambar. Pembagian Classis Monocotyledoneae Menurtu Lawarance (1964)

Perbedaan masing-masing ordo pad classis monocotyledoneae dapat dilihat dari kunci
determinasi berikut:

1. Tidak memiliki perhiasan bunga, atau jika ada tereduksi seperti bulu-bulu keras,
braktea, seperti sisik.
2. Bunga-bunga susunannya bervariasi tetapi tidak dalam keriak dari braktea yang
seperti sekam
3. Perhiasan bunga tersusun oleh bulu-bulu keras atau sisik seperti sekam, daun
panjang kaku berbentuk pedang.........................................................Pandanales

9
3. Perhiasan bunga biasanya dari braktea yang lunak, tipis lunak,daun bervariasi
atau tidak ada,buah biasanya berbiji keras atau bacca
4. Biji tanpa endosperm, butir polendalam triads,buah satu biji.............Helobiae
4. Biji dengan endosperm, butir-butir polen dalam diads atau tetrads, buah lebih
dari satu biji...................................................................................Spathiflorae
2. Bunga-bunga didalam ketiak braktea seperti sekam kering.....................Glumiflorae
1. Perhiasan bunga umumnya ada dan dalam dua lingkaran, lingkaran dalam atau kedua-
duanya umumnya petaloid (kecuali pada Synanthae)
5. Tumbuhan selalu berkayu, daun umuumnya majemuk atau berlekuk,
bercangap,berbagi menjari
6. Daun buah 3 daam tiap bakal buah, tiap ruang 1 bakal biji..............Principes
6. Daun buah 2-4 tiap ruang banyak bakal biji.....................................Synanthae
5. Tumbuhan seperti herba (Herbaceus), atau jika berkayu daunnya tidak pernah
majemuk maupun flabellate
7. Biji tidak kecil,mempunyai endosperm
8. Endosperm seperti tepung.....................................................Farinose
8. Endosperm lunak, seperti tanduk atau tulang rawan
9. Stamen yang fertil 3-6, biji jarang berarillus.................Liliflorae
9. stamen yang fertil 1, biji berarillus................................Schitaminae
7. biji sangat kecil tanpa endosperm.........................................Microspermae

2.4 Klasifikasi Ordo dari Classis Monocotyledoneae


2.4.1 Ordo pandales

Tumbuhan pada ordo ini memiliki ciri-ciri daun berbentuk garis, bunga unisexsual,
dioecious atau monoecious, perhiasan bunga berambut atau dengan sisik yang kering,
Gynoecium dengan satu pistil, ovary 1 atau beberapa karpel, pollen diads, stamen satu sampai
banyak, buah seperti nut, biji dengan endosperm.

Menurut Engler ordo ini meliputi 3 familia yaitu, Thypaceae, Pandanaceae,


Sporganiaceae. Sedangkan Hutchinson memisahkan Pandanaceae menjadi ordo tersendiri,
dan menafsirkan berdasarkan buah yang bersatu menjadi syncrap, serta lebih maju dari
Thyphaceaedan dan Sporganiaceae. Ketiga familia ini sekarang dianggap sederhana dengan
reduksi alat-alat reproduksi dan berasal dari kelompok Liliaceus.

10
 Familia Pandanaceae

Tumbuhan kelompok ini memiliki ciri-ciri: habitus berupa pohon atau perdu, tegak
atau kadang-kadang merambat. Mempunyai akar udara yang kuat, untuk menyokong batang
dan juga dihasilkan dari cabang batang. Tidak mengakumulasi silika tetapi raphida yang
tumbuh baik biasanya dalam ikatan pada sel-sel berlendir, berbagai bentuk kristal kalsium
oksalat juga terdapat dalam idioblas yang tersebar. Daun biasanya tersusun spiralis, 3 atau 4
baris, sangat rapat, sehingga kelihatannya tanpa ruas pada ujung batang dan cabang,berbentuk
garis atau pita, mempunyai pelepah, berlunas yang kuat dan banyak alur, kebanyakan berduri
kecil sepanjang lunas dan tepi daunnya. Tumbuhan berumah dua, bunga uniseksual, karangan
bunga panicula atau sangat rapat, perhiasan bunga tereduksi atau tidak ada, karangan bunga
mula-mula ditutupi oleh bractea yang berbentuk seludang atau seperti daun, bunga jantan
jarang dapat dibedakan, stamen sangat banyak dan rapat, lepas atau berupa berkas kelompok
yang tersebar pada sumbu yang berbentuk tongkol, filamen lepas atau berlekatan, antena 2
ruang (tiap ruang kadang-kadang terbagi lagi), basifix, pecah dengan celah vertical, ovarium
rudimenter ada tidak ada, tongkol bunga betina tunggal, bunga dengan atau tanpa staminodea
yang hipogin, pistil sangat banyak, berlekatan menjadi berkas atau sendiri-sendiri, ovarium
superus,1 ruang, bakal biji 1 atau banyak, placenta basal atau parietal, anatropus, stilus
pendek atau tidak ada stigma1 dan pistil kadang-kadang bersatu dengan stigmanya. Buah
syncarpous, tiap pistil tumbuh menjadi buah bacca yang seperti drupa atau buah yang
mengayu (berdaging didalamnya) bersatu menjadi buah majemuk. Biji kecil, endosperm
berdaging, embrio sangat kecil.

Familia ini mempunyai 3 genera yaitu: Pandanus, Freyeinetia, Sarranya. Familia ini
memiliki lebih kurang 300 jenis yang terdapat didaerah tropis Afrika, Asia, Polynesia,
Australia sampai kepulauan Hawai. Familia ini berbeda bentuknya dari kedua familia lain,
karena bentuknya seperti palm yang berkayu dengan buah besar berdaging serta syncarpus.
Dari daerah asalnya daun pandanus berguna untuk tikar, pakaian, macam-macam alat rumah
tangga, sedangkan daging buah yang masih muda dari beberapa jenis merupakan bahan
makanan.

11
Contoh spesies pada familia ini antara lain: Pandanus tectorius Soland ex Park.,
Sin.P.odoratissimus L.F atau P. Fasicularis Lam. (pandan pundak, pandan duri, pandan
nipah) banyak ditemui dipantai, sering ditanam untuk anyaman, perbungaan jantan untuk
pewarnaan rambut, buahnya dapat dimakan. Pandanus amaryllifolius Roxb. (pandan wangi,
daun pewangi, pandan musang, penyedap dan pewarna makanan, pewangi rampai dan
rambut, bahan obat-obatan). Pandanus amboinensis Warb. (pandan gunung), daun untuk
anyaman. Pandanus helicopus Kurz (rasau), daun untuk anyaman tikar. Pandanus
polycephalus Lamk. (pandan kecil),dipantai, daun untuk dianyam.

Gambar. habitus dan buah Pandanus tectorius

12
Gambar. habitus Pandanus tectorius

Gambar. Pandanus tectorius A. Perbungaan; B. Daun; C. Sistem


pembugaan jantan; D. Bunga jantan; E. Benang sari

13
Gambar. Pandanus tectorius

Gambar. Bunga Pandanus tectorius

Gambar. Buah Pandanus tectorius

14
Gambar. Susunan buah Pandanus tectorius Gambar. Pandanus amaryllifolius

2.4.2 Ordo helobiae

Kelompok tumbuhan aquatik atau payau (rawa), sering hampir seluruhnya terbenam
dalam air. Bagian bunga cyclis, bagian-bagian alat kelamin bebas. Biji tanpa atau hampir
tidak ada endosperm. Mempunyai squamulae intravaginales yang merupakan sisik kecil yang
berhubungan dengan pangkal daun, yang mungkin merupakan “appendages” dari bagian
bawah permukaan daun ke permukaan atasnya. squamulae intravaginales sering dijumpai
juga pada beberapa anggota familia Araceae dan kebanyakan lemnaceaer. Carpel satu hingga
banyak, kebanyakan apocarp atau pseudo syncarp.

Familia Potamogetonaceae

Familia Najadaceae

Familia Aponogetonaceae

Familia Scheuchzericeae
Helobiae
Ordo

Familia Liliaeaceae

Familia Alismataceae Sagittaria sagitifolia L.

Familia Butomaceae Limnocharis flava (L.) Buchenau.

Familia Hydrocharitaceae Hydrilla verticilata (L.f.) Royle

Gambar. pembagian ordo helobiae

 Familia alismataceae

Familia ini memiliki ciri-ciri antara lain merupakan tumbuhan herba perenial atau
annual, habitat aquatik atau payau, tumbuhan membelit atau tegak, memiliki daun yang
mengapung. Akar serabut dan memiliki rhizoma yang kuat. Menghasilkan C-glikosil-flavon

15
dan mungkin steroid saponin, tapi tanpa proantosianin, sangat banyak aerenkim, pada daun
dan batang terdapat latisifer yang terbentuk dari skhizogen(pada Sagittaria tidak ada latisifer
tetapi ada sel-sel tanin), berbagai bentuk kristal terdapat pada jaringan parenkim. Daun
tersusun dibawah, bertangkai panjang membentuk upih yang terbuka pada pangkalnya,
mempunyai pelepah yang menyelubungi batang. Bentuk daun bervariasi mulai dari lurus
sampai bulat telur atau bagian pangkalnya sagitatus atau hastatus, atau bangun anak panah,
bertulang melengkung, ada juga yang berupa roset.

Bunga majemuk tipe racemosa atau panicula (malai atau dalam karangan). Bunga
biseksualatau uniseksual (pada sagittaria), bertangkai, sering berkarang dan mempunyai daun
pelindung. Perhiasan bunga 6 dalam 2 lingkaran, actinomorf,lingkaran luar 3 berwarna hijau
seperti sepal, lingkaran dalam lebih besar dan petaloid, mudah gugur. Stamen 6 atau lebih
(jarang 3), hypogen, lepas dan antena mempunyai 2 ruang. Gynoecium dengan 6 atau lebih
putik yang bebas, tersusun spiral atau pada genus yang lebih maju dalam satu lingkaran,
dengan dasar bunga datar atau cembung. Bakal buah menumpang (superus), satu ruang, bakal
biji satu atau kadang-kadang beberapa, stigma 1 dan sulit dibedakan dengan stilus. Buah
Achene, jarang folicular, dan buah kotak.

Familia ini terdiri dari 14 genera dengan 55-60 spesies yang tersebar didaerah
tempereta dan tropis. Contoh spesiesnya Alisma plantago-aquatica L., Sagittaria latifolia
Wild. Tepung dari umbi dapat dimakan, daun muda dilalap.

Gambar. Alisma plantago-aquatica

16
Gambar. daun Alisma plantago-aquatica Gambar. bunga Alisma plantago-
aquatica

17
Gambar. Sagittaria sagitafolia

Gambar. habitus Sagittaria sagitafolia

18
Gambar. bunga Sagittaria sagitafolia

Gambar. pembungaan Sagittaria sagitafolia

19
Gambar. putik Sagittaria sagitafolia

 Familia butomaceae

Tumbuhan yang umumya hidup di air, payau, atau daerah rawa, herba perenial,
biasanya dengan getah seperti susu. Akar serabut dan memiliki rhizoma yang kuat. Daun
duduk atau memeluk batang, umumnya membentuk reset akar, bagun pedang atau bertangkai
dengan helaian daun bulat atau elips, bertulang dengan melengkung. Bunga tunggal atau
tersusun payung dilindungi oleh bractea, biseksual,dengan perhiasan bunga 6 bagian lepas,
imbricata dalam 2 lingkaran, aktinomorf, llingkaran luar 3 bagian seperti sepala (jarang
berwarna), lingkaran dalam 3 lebih besar, seperti petala, biasanya tipis dan mudah gugur.
Stamen 6-9 atau lebih (kadang-kadang kurang dalam ostenia), dalam satu lingkaran, hypogen,
jika banyak bagian sebelah luar sering tidak mempunyai antena, tangkai benang sari bebas,
antena basifix, 2 ruang. Gynoecium dengan 6 putik atau lebih, bebas atau berlekatan bagian
pangkal.bakal buah menumpang, satu ruang,1 karpel, baka biji banyak,anatropus, placenta
parietal, buah bumbung (Falliculur). Biji tanpa endosperm, embrio bentuk sepala kuda atau
tegak.

Familia ini memiliki 6 genus dengan 9 jenis, antara lain: Butomus umbellatus (L.),
Limnocharis flava (L.), Bucheau (genjer), bisa dimakan. Hydocleys sp., Ostenia sp.,
Tenagocharis sp., Ellatosis sp.

20
Gambar. Limnocharis flava

Gambar. habitus Limnocharis flava Buchenau

Gambar. bunga Limnocharis flava Gambar. Limnocharis flava Buchenau

 Familia hydrocharitaceae

21
Merupakan kelompok tumbuhan dengan habitus herba perenial (jarang annual) diair
tawar atau air laut, seluruhnya terendam dalam air atau sebagian muncul dari permukaan air.
Akar jarang pada substrat, umumnya melayang. Sel-sel tanin umumnya tersebar mengandung
proantosianin, tetapi tanpa asam ellagat, tanpa alkaloid, hanya jarang sianogenik, antosianin
dihasilkan oleh beberapa jenis, kristal tidak ada.

Daun basal atau kaulin tersebar berhadapan atau berkarang, sering berpelepah atau
stipula yang melebar didasar, selalu ada sisik disebelah dalam pelepah, petiolus ada atau tak
ada, urat daun melengkung atau sejajar. Bunga tunggal atau dalam pembungaan simosa 1-2
braktea yang lepas atau bersatu membentuk spatha yang sesil atau bertangkai panjang,
aktinomorf, atau zigomorf, uniseksual (berumah dua atau berumah satu), atau biseksual, sepal
3 lepas, petal 3 lepas, melekat pada puncak ovarium atau membentuk hipantium, kadang-
kadang apetal. Stamen 2 atau 3 sampai banyak dalam 1 sampai beberapa lingkaran masing-
masing 3 helai, kadang-kadang yang terluar atau terdalam menjadi staminoidea, bernektar,
ginaesium 2(3)-6(20) karpel, ovarium inferus, 1 ruang, stillus sebanyak karpel. Buah kering
atau berdaging, membuka tidak retatur, biji beberapa sampai banyak, tanpa endosperm.

Familia ini terdiri dari sekitar 15 marga dengan 100 jenis kosmopolit. Contoh spesies
Thalassia testudinum Banks ex Koing di laut Karabia, sampai kedalaman 30 meter diair
tawar. Hydrilla verticilata (L.f.) Royle (ganggang, hidra), Hydrocharis dubia (Bl.) Pers.
(eceng lelaki), Ottelia alismoides (L.) Pers. (eceng gede), dapat dimakan. Vallisneria spiralis
L. (rumput laut), tanaman hias dalam air.

Gambar. Vallisneria spiralis

22
Gambar. Hydrilla verticilata

Gambar. Hydrilla verticilata

2.4.3. Ordo Spathiflorae

Tumbuhan umumnya herba atau tanaman memanjat dengan bunga yang kecil, sangat
tereduksi pada tongkol yang menggembung yang kebanyakan disokong oleh satu seludang
yang herbaceous dan besar, tanpa periantium atau sangat mereduksi (tidak seperti petala),
ovarium biasanya superus, buah berupa berry. Ordo ini meliputi dua familia yaitu Araceae
dan Lemnaceae.

 Familia Araceae

Kelompok tumbuhan dengan ciri-ciri kebanyakan berupa herba yang hidup di dalam
tanah (jarang di air) kadang-kadang epifit mempunyai rizoma atau umbi, dengan getah seperti
susu, seperti air atau beraroma yang keras. Daun tunggal atau majemuk, bunga di dasar

23
batang atau pangkal, tersebar, tangkai daun dengan pangkal berpelepah yang seperti
membrane, daun berbentuk pedang, dan bertulangg sejajar atau bertulang melintang macam-
macam dengan pertulangan menyirip atau menjari.

Karangan bunga berupa tongkol yang tunggal, kadang-kadang disokong oleh seludang
yang herbaceous dan mudah gugur yang umumnya besar dan berwarna yang cerah. Bunga
bisexsualis atau unisexualis (tanaman berumah satu atau dua), kecil dan sering berbau busuk,
periantium jarang ada pada bunga yang unisexual tapi ada pada bunga yang bisexualis.contoh
spesies pada family ini adalah : Arisaema triphyllum, Aglaonema simplex, Alocasia indica,
Amorphopallus campanulatus, Amorphophallus titanium.

 Familia Lemnaceae

Habitus herba kecil atau sangat kecil yang terapung di air tawar, menyerupai talus,
tidak jelas berakar atau 1- beberapa akar, tidak bercabang, tidak mempunyai xilem dengan
trakeid di akarnya, ada repida atau tidak, kadang-kadang mengakumulasi mangan dan
kadang-kadang tersebar sel-sel bertanin. Tumbuhan bulat berbentuk lensa, dilengkapi
kantung reproduksi yang terletak ditepi atau dipermukaan atas dekat pangkal, pembiakann
umumnya dengan membentuk tunas pada kantong reproduksi. Familia ini terdiri dari 6 genus
yang kosmopolit yaitu : Lemna, Spirodela, Wolffia, Wolffiella, Pseudowolffia, dan
Wolffiopsis.

24
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Angiospermae dikenal sebagai golongan tumbuhan yang telah memiliki bunga sejati.
Nama angiospermae diambil dari cirinya yang paling khas, yaitu menghasilkan organ
reproduksi dalam bentuk bunga. Bunga sebenarnya merupakan modifikasi dari daun dan
batang untuk mendukung sistem pembuahan tertutup.

Angiospermae merupakan kelompok yang sangat luas yang umumnya sebagai


penyusun vegetasi yang dominan dibumi ini. Kelompok tumbuhan ini diperkirakan telah
hidup semenjak awal zaman Paleolitikum, namun baru pada zaman Mesolitikum kelompok
ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sub divisio angiospermae ini dibagi menjadi
2 classis yaitu Classis Monocotyledoneae dan Classis Dicotyledoneae.

Classis Monocotyledoneae dibagi menjadi 5 ordo beberapa diantaranya yaitu Ordo


pandales dan Ordo helobiae. Menurut Engler Ordo pandales meliputi 3 familia yaitu,
Thypaceae, Pandanaceae, Sporganiaceae. Sedangkan Hutchinson memisahkan Pandanaceae
menjadi ordo tersendiri. Ketiga familia ini sekarang dianggap sederhana dengan reduksi alat-
alat reproduksi dan berasal dari kelompok Liliaceus. Sedangkan Ordo helobiae dibagi
menjadi beberapa familia,yaitu Familia Alismataceae, Familia butomaceae, dan Familia
hydrocharitaceae.

3.2 Saran

Tiada kesempurnaan di dunia ini, kami sangat mengharapkan kritik maupun saran dari
makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan semoga makalah yang telah kami
susun dapat bermanfaat bagi kita semua.

25
DAFTAR PUSTAKA

Rizki.2012.Bahan Ajar Sistematika Tumbuhan.Rios Multicipta:Padang

Tjiotrosoepomo,G.2002.Taksonomi Tumbuhan(Spermatophyta).Gajah Mada University


Press:Yogyakarta.

.1991.Taksonomi Umum. Gajah Mada University Press:Yogyakarta.

Vashitha,P.C.1993.Botany Gymnospermae.S.Chand and Company Ltd.

26
27

Anda mungkin juga menyukai