BOTANI FARMASI
TANAMAN GYMNOSPERMAE
OLEH
KELOMPOK IV
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas yang disampaikan oleh ibu Dian Munasari Solo, S.Farm., M.Si., Apt pada
mata kuliah Botani Farmasi
Pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan masukan dan bahan kajian pada tugas ini.
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi sedikit harapan semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin.
Kelompok IV
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Tumbuhan berbiji ( Spermatophyta ) adalah tumbuhan yang mempunyai bagian yang
di sebut biji. Pada dasarnya tumbuhan biji itu dicirikan dengan adanya bunga sehingga sering
disebut dengan tumbuhan berbunga (Anthopyta). Biji dihasilkan oleh bunga setelah terjadi
peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Dengan kata lain, biji dapat dihasilkan merupakan
alat pembiakan secara seksual (generatif). Selain itu, ada juga pembiakan secara aseksual
(vegetatif).
Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi dua anak divisi, yaitu tumbuhan berbiji
terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji
terbuka, biji tidak tertutup dengan daging buah atau daun buah (karpelum). Misalnya, pada
cemara, pinus, dan damar. Sementara itu, pada tumbuhan berbiji tertutup, biji di tutupi oleh
daging buah atau daun buah. Misalnya, pada mangga, durian, dan jeruk. Dalam tumbuhan
berbiji banyak sekali ordo ataupuun famili dari tiap divisi. Hal ini membuktikan bahwa
tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan yang dapat dikatakan tumbuhan yang memiliki
bagian yang sangatlah banyak.
Gymnospermae berasal dari Progymnospermae melalui proses evolusi biji. Hal
tersebut dapat dilihat dari bukti-bukti morfologi yang ada. Selanjutnya Progymnospermae
dianggap sebagai nenek moyang dari tumbuhan biji. Progymnospermae mempunyai
karakteristik yang merupakan bentuk antara Trimerophyta dan tumbuhan berbiji. Meskipun
kelompok ini menghasilkan spora, tetapi juga menghasilkan pertumbuhan xylem dan floem
sekunder seperti pada Gymnospermae. Progymnospermae juga sudah mempunyai kambium
berpembuluh yang bifasial yang mampu menghasilkan xilem dan floem sekunder. Kambium
berpembuluh merupakan ciri khas dari tumbuhan berbiji. Salah satu contoh
Progymnospermae adalah tipe Aneurophyton yang hidup pada jaman Devon, sudah
menunjukkan system percabangan tiga dimensi dengan stelenya yang bertipe protostele.
Contoh lainnya adalah tipe Archaeopteris yang juga hidup di jaman Devon. Kelompok ini
dianggap lebih maju karena sudah menunjukkan adanya system percabangan lateral yang
memipih pada satu bidang dan sudah mempunyai struktur yang dianggap sebagai daun.
Batangnya mempunyai stele yang bertipe eustele yang menunjukkan adanya kekerabatan
dengan tumbuhan berbiji yang sekarang.
Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang
lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok
yang sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara : Pteridospermophyta (paku biji),
Bennettophyta dan Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan
keturunannya hingga sekarang. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai
penerus dari salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian Gymnospermae?
2) Bagaimana ciri-ciri Gymnospermae?
3) Bagaimana klasifikasi Gymnospermae?
4) Dimana habitat Gymnospermae?
5) Bagaimana reproduksi Gymnospermae?
6) Apa manfaat Gymnospermae?
C. Tujuan
Mengetahui dan memahami lebih jauh tentang Gymnospermae dan peranannya dalam
kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Cycadinae
Kelas ini hanya terdiri atas satu bangsa yaitu Cycadales dengan satu suku
Cycadaceae. Rupanya kelompok tumbuhan ini telah mulai muncul diatas bumi kita
menjelang akhir zaman Paleozoikum. Cirri tumbuhan ini berkayu, tidak atau sedikit sekali
bercabang, korteks tebal. Penebalan sekunder kadang-kadang disebabkan oleh beberapa
cambium yang berbentuk lingkaran. Daun tersusun dalam rozet batang, menyirip,, yang
masih muda tergulung.
1
3. Benettitinae
Kelas ini telah punah. Dari sisa-sisa yang ditemukan dijadikan satu suku, yaitu suku
Benettiticeae. Tumbuh-tumbuhan berkayu, batang batang kayu menggarpu, dan sedikit
berkayu. Mikrosporofil menyerupai daun menyirip ganda dan tersusun merupakan suatu
karangan, dengan sinangium berbentuk kantong, dapat pula mikrosporofil itu utuh dan
mempunyai sinangium yang lebih kecil.Mmakrosporofil banyak terdapat pada bagian atas
strobilus. Sebagian berbentuk tangkai dengan suatu bentuk bekal niji pada ujungnya,
sebagian mandul dan berbentuk sisik diantara bakal-akal biji.
4. Cordiatinae
Tumbuh-tumbuhan ini dalam zaman Karbon dan Term telah merupakan hutan-hutan,
akan tetapi dalam zaman Perm itu pula rupa-rupaya telah punah.
Umumnya berupa pohon-pohonan yang tingi dan bercabag-cabang, memperlihatkan
pertumbuhan skunder. Daun tunggal bangun lanset atau pita, bertulang sejajar. Duduknya
tersebar, dan pada ujung-ujung dahan amat berdekatan. Strobilus jantan tersusun daam dua
baris pada tangkai-tangkai yang tebal terletak di antara daun-daun. Strobilus betina
mempunya susunan uang sama, tiap-tiap strobilus dengan diantaranya terdapat bakal-bakal
biji.
5. Ginkyoinae
Warga kelas ini telah tersebar luas di zaman Mesozoikum dan Tersier, berupa pohon-
pohonan yang mempunyai tunas panjang dan pendek dengan daun-daun yang bertangkai
panjang berbentuk pasak atau kipas, dengan tulang-tulang yang bercabag-cabang menggarpu,
yang merangas dalam musim gugur.
Tumbuh-tumbuhan ini berumah dua, rangkaian sporofil terdapat pada tunas pendek
dalam ketiak daun-daun peralihan atau dalam ketiak daun biasa. Strobilus jantan terpisah-
pisah dalam ketiak sisik-sisik pada tunas pendek, mikrosporofil (benang sari) tidak seberapa
banyak dan duduknya tidak teratur dengan 2-4 kantong sari. Serbuk sari tanpa gelembung-
gelembung udara pada perkecambahan membentuk dua sel mikroprotalium. Buluh serbuk
dari berkembang seperti akar hisap (haustorium) dengan gamet yang mempunyai rambut-
rambut getar.
Kelas ini terdiri dari satu bangsa Ginkyoales dan hanya meliputi satu suku
Ginkyoaceae. Contohnya Ginkyo biloba.
6. Coniferae
Kelas ini meliputi semak-semak, perdu, atau pohon-pohon dengan tajuk yang
kebanyakan berbentuk kerucut (conus=kerucut, ferein=mendukung). Daun tumbuhan warga
kelas ini banyak yang berbentuk jarum, oleh karena itu seringkali disebut pula sebagai pohon
jarum. 2[4]
Kelas ini terbagi dalam beberapa bagsa, yaitu:
2
Bangsa: Taxales
Bangsa ini terdiri atas pohon-pohon atau semak-semak. Daun duduknya tersebar,
berbentuk lanset. Strobilus berumah dua, yang jantan terpisah-pisah dan merupakan bulir
dalam ketiak-ketiak daun, dengan mikrosporofil yang berbentuk perisai atau sisik, masing-
masing dengan 2-8 kantong sari.
Suku Taxaceae. Pohon-pohon atau perdu dengan daun-daun berbentuk lanset yang
tersebar. Ada yang mempunyai saluran-saluran resin, ada yang tidak. Suku ini terdiri atas 3
marga: Taxus, Torreya, dan Austrotaxus. Sebagai contoh Taxus baccata, kayunya untuk ukir-
ukiran.
Suku Cephalotaxaceae. Perdu atau pohon-pohon dengan daun-daun bangun bergaris
atau lanset yang duduknya dalam dua baris. Dalam daun terdapat 1 saluran resin. Contohnya:
Cephalotaxus fartanei.
Bangsa ARAUCARIALES
Suku Araucariaceae. Pohon-pohon dengan daun tersebar, berbentuk jarum atau lebar
dengan saluran-saluran resin di dalamnya. Suku ini terdiri atas dua marga, yaitu: Araucaria,
misalnya A. cunninghamii, dan Agathis, misalnya a.l Agathis alba (dammara alba).
Bangsa PODOCARPALES
Suku Podocarpaceae. Perdu atau pohon-pohon dengan daun berbentuk sisik, jarum,
garis, atau lanset dan kadang-kadang juga bulat telur, duduknya tersebar atau bersilang. Suku
ini terdiri atas 7 marga, hampir seluruhnya tersebar. Yang paling terkenal ialah, Podocarpus,
a.l podocarpusimbricata yang menghasilkan kayu untuk bermacam bangun-bangunan.
Bangsa PINALES
Suku Pinaceae. Tumbuhan berkayu, daun berbentuk jarum, duduknya tersebar pada
sirung panjang, atau pada sirung panjang terdapat daun-daun yang berdaging sedang pada
sirung pendek terdapat daun-daun berbentuk jarum. Suku ini terdiri atas 9 marga dengan 215
jenis yang tersebar di seluruh dunia, terutama di daerah iklim dingin dan sedang di bagian
utara bumi.
Contohnya yaitu: Abies: A. alba. A. balsamae yang menghasilkan balsam kanada.
Bangsa CUPRESSALES
Perdu atau pohon-pohon dengan daun-daun berbentuk jarum atau bersisik yang
duduknya tersebar, berhadapan, atau berkarang. Strobilus dengan mikrosporofil yang
bertangkai pendek dengan suatu sisik lebar yang padanya terdapat 2-9 katong sari. Serbuk
saritanpa gelembung udara yang pada perkecambahan tidak merupakan sel-sel protalium.
Suku Taxodiaceae. Pohon-pohon dengan daun-daun berbentuk jarum yang duduknya
tersebar atau berhadapan. Kadang-kadang pada sirung panjang terdapat daun-daun berbentuk
sisik dan pada sirung pendek yang lekas gugur daun-daun berbentuk jarum. Suku ini terdiri
atas 8 marga.Salah satu contoh jenisnya yaitu: Taxodium distichum, menghasilkan kayu
bangunan.
Suku Cupressaceae. Perdu atau pohon-pohon, bercabang-cabang baynyak, daun
kebanyakan berbentuk sisik, jarang berbentuk jarum, duduknya atau merupakan karangan
yang terdiri atas 3 daun.suku ini terdiri atas 140 jenis yang terbagi menjadi 15 marga,
terutama di Australia, Asia timur,dan Amerika Utara, contohnya Juniperus communis, yang
buahnya dipakai untuk pembuatan minuman keras. Thuja giganiea. T. occidentalis,
menghasilkan kayu bangunan.
7. Gnetinae
Tumbuhan berkayu yang batangnya bercabang-cabang atau tidak, atau hanya terdiri
atas hipokotil yang menebal. Dalam kayu sekunder terdapat vasa (trakea). Saluran resin tidak
terdapat. Daun tunggal, berhadapan. Bunga berkelamin tunggal, majemuk, terdapat dalam
ketiak daun pellindung yang besar, mempunyai tenda bunga. Bunga mempunyai bakal biji
yang tegak. Pembuahan dengan perantara buluh serbuk dengan dua inti generatif yang tidak
sama besar di dalamnya. 3[5]
Bangsa EPHEDRALES
Suku Ephedraceae. Perdu yang bercabang banyak dengan cabang-cabang yang
berwarna hijau dengan daun berbentuk sisik yang duduknya bersilang. Suku ini hanya terdiri
atas satu marga yaitu: Ephedra kurang lebih 35 jenis yang tersebar di daerah pana dan daerah
iklim sedang, contohnya Ephedra altissima.
Bangsa GNETALES dengan satu suku, yaitu:
Suku Gnetaceae, pohon-pohon yang lurus, banyak bercabang-cabang (tetapi cabang-
cabang itu seringkali tidak bersambungan dengan bagian kayu batang, hingga mudah lepas).
Daun tunggal, duduknya berhadapan. Batang mempunyai kambium, fleoterma, dan buluh-
buluh kayu. Suku ini hanya terdiri dari 1 marga yaitu: Gnetum, contohnya, Gnenum Gnemon
(melinjo), yang banyak ditanam di pekarangan. Daun muda untuk sayur, demikian pula
buahnya. Bijinya untuk pembuatan emping. Serabut kulitnya dipakai untuk pembuatan jala
yang kuat dan tahan air laut.
Bangsa WELWITSCHIALES, yang hanya terdiri dari satu suku yaitu:
Suku Welwitschiaceae. Tumbuhan dengan batang hipokotil yang menebal seperti
umbi dan akar tunggang yang menebus tanah sampai dibagian yang basah. Suku ini hanya
terdiri atas marga Welwitschia, yang mencakup W.mirabilis, hidup endemik di daerah gurun
dekat pantai afrika barat daya dan angola.
3
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penulisan “GYMNOSPERMAE”, dapat diambil kesimpulan bahwa:
Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Gymnospermae berasal dari
bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga
gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.
Mempunyai sistem akar tunggang dan batang tegak lurus atau bercabang-cabang. Akar dan
batang berkambium, sehingga selalu mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Strobilus
atau kerucut mengandung 2 daun buah (tempat menempel bakal biji), yaitu makrosporangium
dan mikrosporangium yang terpisah satu sama lain. Penyerbukan hampir selalu dengan
bantuan angin (anemogami). Serbuk sari langsung jatuh pada bakal biji, dengan jarak waktu
penyerbukan sampai pembuahannya relatif panjang. Sel kelamin jantan umumnya berupa
spermatozoid yang masih bergerak dengan aktif.
Gymnospermae terdiri dari beberapa divisi baik yang sudah punah maupun yang masih ada
sampai sekarang, yaitu mencakup 3 divisi yang telah punah dan 4 divisi yang masih bertahan.
Tiga divisi yang sudah punah adalah: Bennetophyta, Cordaitophyta dan Pteridospermophyta.
Empat divisi Gymnospermae yang masih bertahan adalah: Ginkgophyta, Cycadophyta,
Coniferophyta dan Gnetophyta.
Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji
terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan
betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina.
Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka selalu dengan cara anemogami
(penyerbukan dengan bantuan angin).
Manfaat gymnospermae: tanaman hias, bahan industri, sumber makanan dan lain-lain.
B. SARAN
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekeliruan yang ada dalam makalah ini,
sehingga kami menerima segala masukannya.
DAFTAR PUSTAKA