Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BOTANI FARMASI

TANAMAN GYMNOSPERMAE

OLEH

KELOMPOK IV

 DIMAS ISNU SAPUTRA (O1A1 19 078)


 DWI LESTARI TAULANI (O1A1 19 079)
 DWI NUR AGUSTINI (O1A1 19 080)
 EDWARD SANDA (O1A1 19 081)
 ERIANITA WIDYASARI (O1A1 19 083)
 ERNAWATI (O1A1 19 084)
 FAADHILAH RAMADHANI (O1A1 19 085)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas yang disampaikan oleh ibu Dian Munasari Solo, S.Farm., M.Si., Apt pada
mata kuliah Botani Farmasi
Pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan masukan dan bahan kajian pada tugas ini.
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi sedikit harapan semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin.

Kendari, November 2019

Kelompok IV
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................


DAFTAR ISI ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………
A.    Latar Belakang ……………………………………………………....................
B.     Rumusan Masalah ………………………………………………......................
C.     Tujuan …………………………………………………………….....................
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………...
A.    Pengertian Gymnospermae ………………………………………......................
B.     Ciri-ciri Gymnospermae …………………………………………......................
C.     Habitat Gymnospermae ………………………………………….......................
D.    Reproduksi Gymnospermae ……………………………………….....................
E.     Manfaat Gymnospermae …………………………………………......................
F.      Klasifikasi Gymnospermae ……………………………………….....................
BAB III PENUTUP …………………………………………………………….
A.    Kesimpulan ………………………………………………………......................
B.     Saran …………………………………………………………….......................
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Tumbuhan berbiji ( Spermatophyta ) adalah tumbuhan yang mempunyai bagian yang
di sebut biji. Pada dasarnya tumbuhan biji itu dicirikan dengan adanya bunga sehingga sering
disebut dengan tumbuhan berbunga (Anthopyta). Biji dihasilkan oleh bunga setelah terjadi
peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Dengan kata lain, biji dapat dihasilkan merupakan
alat pembiakan secara seksual (generatif). Selain itu, ada juga pembiakan secara aseksual
(vegetatif).
Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi dua anak divisi, yaitu tumbuhan berbiji
terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji
terbuka, biji tidak tertutup dengan daging buah atau daun buah (karpelum). Misalnya, pada
cemara, pinus, dan damar. Sementara itu, pada tumbuhan berbiji tertutup, biji di tutupi oleh
daging buah atau daun buah. Misalnya, pada mangga, durian, dan jeruk. Dalam tumbuhan
berbiji banyak sekali ordo ataupuun famili dari tiap divisi. Hal ini membuktikan bahwa
tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan yang dapat dikatakan tumbuhan yang memiliki
bagian yang sangatlah banyak.
Gymnospermae berasal dari Progymnospermae melalui proses evolusi biji. Hal
tersebut dapat dilihat dari bukti-bukti morfologi yang ada. Selanjutnya Progymnospermae
dianggap sebagai nenek moyang dari tumbuhan biji. Progymnospermae mempunyai
karakteristik yang merupakan bentuk antara Trimerophyta dan tumbuhan berbiji. Meskipun
kelompok ini menghasilkan spora, tetapi juga menghasilkan pertumbuhan xylem dan floem
sekunder seperti pada Gymnospermae. Progymnospermae juga sudah mempunyai kambium
berpembuluh yang bifasial yang mampu menghasilkan xilem dan floem sekunder. Kambium
berpembuluh merupakan ciri khas dari tumbuhan berbiji. Salah satu contoh
Progymnospermae adalah tipe Aneurophyton yang hidup pada jaman Devon, sudah
menunjukkan system percabangan tiga dimensi dengan stelenya yang bertipe protostele.
Contoh lainnya adalah tipe Archaeopteris yang juga hidup di jaman Devon. Kelompok ini
dianggap lebih maju karena sudah menunjukkan adanya system percabangan lateral yang
memipih pada satu bidang dan sudah mempunyai struktur yang dianggap sebagai daun.
Batangnya mempunyai stele yang bertipe eustele yang menunjukkan adanya kekerabatan
dengan tumbuhan berbiji yang sekarang.
Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang
lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok
yang sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara : Pteridospermophyta (paku biji),
Bennettophyta dan Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan
keturunannya hingga sekarang. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai
penerus dari salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).
B. Rumusan Masalah
1)      Apa pengertian Gymnospermae?
2)      Bagaimana ciri-ciri Gymnospermae?
3)      Bagaimana klasifikasi Gymnospermae?
4)      Dimana habitat Gymnospermae?
5)      Bagaimana reproduksi Gymnospermae?
6)      Apa manfaat Gymnospermae?

C.  Tujuan
Mengetahui dan memahami lebih jauh tentang Gymnospermae dan peranannya dalam
kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Gymnospermae


Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Gymnospermae berasal
dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji,
sehingga gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.tumbuhan berbiji
terbuka merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung dalam bakal
buah (ovarium). Secara harfiah Gymnospermae berarti gym = telanjang dan spermae =
tumbuhan yang menghasilkan biji. Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae atau
Magnoliphyta), biji atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah sehingga tidak
terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji nampak (terekspos) langsung atau terletak di
antara daun-daun penyusun  strobilus atau runjung.
Gymnospermae berasal dari Progymnospermae melalui proses evolusi biji. Hal
tersebut dapat dilihat dari bukti-bukti morfologi yang ada. Selanjutnya Progymnospermae
dianggap sebagai nenek moyang dari tumbuhan biji. Progymnospermae mempunyai
karakteristik yang merupakan bentuk antara Trimerophyta dan tumbuhan berbiji. Meskipun
kelompok ini menghasilkan spora, tetapi juga menghasilkan pertumbuhan xylem dan floem
sekunder seperti pada Gymnospermae. Progymnospermae juga sudah mempunyai kambium
berpembuluh yang bifasial yang mampu menghasilkan xilem dan floem sekunder. Kambium
berpembuluh merupakan ciri khas dari tumbuhan berbiji. Salah satu contoh
Progymnospermae adalah tipe Aneurophyton yang hidup pada jaman Devon, sudah
menunjukkan system percabangan tiga dimensi dengan stelenya yang bertipe protostele.
Contoh lainnya adalah tipe Archaeopteris yang juga hidup di jaman Devon. Kelompok ini
dianggap lebih maju karena sudah menunjukkan adanya system percabangan lateral yang
memipih pada satu bidang dan sudah mempunyai struktur yang dianggap sebagai daun.
Batangnya mempunyai stele yang bertipe eustele yang menunjukkan adanya kekerabatan
dengan tumbuhan berbiji yang sekarang.
Mempunyai sistem akar tunggang dan batang tegak lurus atau bercabang-cabang.
Akar dan batang berkambium, sehingga selalu mengadakan pertumbuhan menebal sekunder.
Strobilus atau kerucut mengandung 2 daun buah (tempat menempel bakal biji), yaitu
makrosporangium dan mikrosporangium yang terpisah satu sama lain. Penyerbukan
hampir selalu dengan bantuan angin (anemogami). Serbuk sari langsung jatuh pada bakal biji,
dengan jarak waktu penyerbukan sampai pembuahannya relatif panjang. Sel kelamin jantan
umumnya berupa spermatozoid yang masih bergerak dengan aktif.

B.     Ciri-Ciri Gymnospermae


Gymnospermae memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.        Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah.
2.         Pada umumnya perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba. Batang dan akar
berkambium sehingga dapat tumbuh membesar. Akar dan batang tersebut selalu mengadakan
pertumbuhan menebal sekunder. Berkas pembuluh pengangkutan kolateral terbuka. Xilem
pada gymnospermae hanya terdiri atas trakeid saja sedangkan floemnya tanpa sel-sel
pengiring.
3.         Mempunyai akar, batang, dan daun sejati.
4.         Bentuk perakaran tunggang.
5.         Daun sempit, tebal dan kaku.
6.         Tulang daun tidak beraneka ragam.
7.         Tidak memiliki bunga sejati.
8.         Alat kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan dan sel telur terdapat dalam
strobilus betina.
9.        Struktur perkembangbiakan yang khas adalah biji yang dihasilkan bunga ataupun runjung.  
Setiap biji mengandung bakal tumbuhan , yaitu embrio yang terbentuk oleh suatu proses
reproduksi seksual. Sesudah bertunas embrio ini tumbuh menjadi tumbuhan dewasa.
10.     Sperma atau sel kelamin jantan menuju kesel telur atau sel kelamin betina melalui tabung
serbuk sari hanya terdapat pada tumbuhan berbiji.
11.     Tumbuhan biji mempunyai jaringan pembuluh yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran
menghantar untuk mengangkut air, mineral, makanan dan bahan – bahan lain.
12.     Tumbuhan berbiji terbuka memiliki pigmen hijau (klorofil) yang penting untuk fotosintesis
yaitu suatu proses dasar pembuatan makanan pada tumbuhan.
13.     Gymnospermae memiliki batang yang tegak lurus dan bercabang-cabang. Daunnya jarang
yang berdaun lebar, jarang yang bersifat majemuk, dan system pertulangan daunnya tidak
banyak ragamnya. Hal ini sangat berbeda dengan karakteristik daun yang terdapat pada
angiospermae yang sistem pertulangannya beraneka ragam.

C.    Habitat Gymnospermae


Gymnospermae hidup di mana-mana, hampir di seluruh permukaan bumi ini. Mulai
dari daerah tropis hingga daerah kutub dan dari daerah yang cukup air hingga daerah kering.
1)   Ginkgophyta
Banyak ditemukan di negara Cina, khususnya di daerah kecil di Zhejiang Cina dan di Mu
Tian Shan. provinsi di Timur
2)   Cycadophyta
Cycadophyta hidup di daerah tropis dan subtropis.
3)   Coniferophyta atau dapat disubut Pinophyta
Tumbuhan yang termasuk Coniferophyta hidup tersebar di berbagai daerah, bahkan hampir di
seluruh daerah di dunia.  Pohon pinus dan cemara banyak tumbuh di Eropa bagian
pegunungan.
4)   Gnetophyta
Banyak tumbuh di daerah tropis dan subtropis.

D.    Reproduksi Gymnospermae


Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji
terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan
betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina.
Letak makrosporofil dan mikrosporofil terpisah. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid
yang masih bergerak aktif. Di dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang
mengandung sel-sel induk butir serbuk. Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap sel induk
terbentuk 4 butir serbuk yang bersayap. Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium.
Pada tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel induk lembaga yang bermeiosis sehingga
terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati, dan satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini
bermuara pada satu ruang arkegonium.
Pada Gymnospermae sering terjadi poliembrioni, walaupun hanya ada satu embrio
yang terus berkembang karena adanya pembelahan beberapa arkegonia. Air sudah tidak
digunakan sebagai media fertilisasi karena adanya pembentukan buluh serbuk pada serbuk
sari yang berkecambah.
Pada Coniferophyta dan Gnetophyta spermanya tidak mempunyai flagel, sehingga
buluh serbuk menghantarkannya langsung ke mulut arkegonia. Serta pada Cycas dan Gingko
fertilisasinya merupakan bentuk antara kondisi pada paku-pakuan dan tumbuhan tanpa biji
lainnya, yaitu spermanya mampu berenang bebas dan bentuk pada tumbuhan berbiji yaitu
spermanya tidak mampu bergerak bebas.
Gametofi jantan umumnya bersifat haustorial, yaitu menyerap makanan dari ovulum ketika
tumbuh, walaupun dibutuhkan buluh serbuk tetapi tidak langsung masuk ke arkegonium.
Buluh serbuk tersebut tumbuh dan menetap di dalam nuselus selama berbulan-bulan sebelum
menuju gametofit betina. Setelah sampai di mulut gametofit betina, buluh serbuk robek dan
melepaskan sel sperma yang berflagel banyak. Sperma tersebut kemudian menuju ke
arkegonium dan membuahi telur. Dengan adanya buluh sperma tersebut maka tumbuhan
berbiji tidak ada lagi yang bergantung pada ketersediaan air pada fertilisasinya.
Proses Penyerbukan dan Pembuahan, Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan
berbiji terbuka selalu dengan cara anemogami (penyerbukan dengan bantuan angin). Serbuk
sari jatuh langsung pada bakal biji. Selang waktu antara penyerbukan sampai pembuahan
relatif panjang. Pembuahan yang terjadi pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal
(setiap inti generatif melebur dengan inti sel telur). Mikropil terdedah ke udara bebas.
Pembuahan pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal, karena tiap-tiap inti sperma
membuahi satu sel telur.
Strobilus jantan Þ serbuk sari Þ jatuh pada tetes penyerbukan (ujung putik) Þ buluh
serbuk Þ membelah Þ inti tabung dan inti spermatogen Þ inti spermatogen Þ membelah Þ dua
inti sperma Þ membuahi sel telur di dalam ruang arkegonium Þ zigot Þ lembaga di dalam biji
Þ tumbuhan baru.

E.     Manfaat Gymnospermae


Secara umum Gymnospermae bermanfaat bagi kehidupan manusia, di antaranya sebagai
berikut.
1)   Tanaman hias, misalnya cemara dan pakis haji.
2)   Bahan industri, cat, dan obat – obatan, misalnya damar. Penghasil minyak cat (terpentin),
misalnya pinus/tusam.
3)   Bahan pembuat kertas dan korek api, misalnya kayu pinus dan kayu tumbuhan melinjo.
4)   Sayur – mayur, misalnya melinjo.
5)   Sumber makanan, misalnya melinjo.
6)   Bahan untuk obat dan kosmetik, yaitu Ginkgo biloba
F.     Klasifikasi Gymnospermae
Gymnospermae terdiri dari beberapa divisi baik yang sudah punah maupun yang masih ada
sampai sekarang, yaitu mencakup 3 divisi yang telah punah dan 4 divisi yang masih bertahan.
Tumbuhan Gymnospermae yang sudah punah
Tiga divisi yang sudah punah adalah:
1)   Bennetophyta
2)   Cordaitophyta
3)   Pteridospermophyta, sudah punah namun dianggap sebagai moyang Angiospermae.
Tumbuhan Gymnospermae yang masih ada sampai sekarang
Empat divisi Gymnospermae yang masih bertahan adalah:
1)    Ginkgophyta
2)    Cycadophyta
3)    Coniferophyta atau Pinophyta
4)    Gnetophyta

1.      Paku Biji (pteridospermae)

Paku biji (pteridospermae atau cycadofilicinae) adalah tumbuhan fosil yang


barangkali telah hidup dalam zama Dalvon, mencapai puncak perkembangannya dalam
zaman Karbon dan Perm, dan telah punah dalam zaman Mesozoikum. Melihat cieri-cirinya
pteridospermae mengambil tempat diantara pteridopyta dan gymnospermae. Daunya
menyerupai daun tumbuhan paku. Sporofilnya menyerupai daun biasa tetapi belum
terkumpul menjadi bunga.
Dari pteridospermae kita kenal 2 suku, yaitu: 1[3]
a.       Suku ligynopteridaceae, batang ada yang memanjat, tidak atau sedikit bercabang. Baik akar
maupun batangnya mempunyai cambium dan memperlihatkan pertumbuhan menebal
skunder. Tajuk pohon berbentuk kipas. Bakal biji mempunyai piala. Contoh Ligynopteris
oldhamia.
b.      Suku Medullosaceae.batangnya mempunyai banyak stele, masing-masing memperlihatkan
pertumbuhan menebal skunder.

2.      Cycadinae

Kelas ini hanya terdiri atas satu bangsa yaitu Cycadales dengan satu suku
Cycadaceae. Rupanya kelompok tumbuhan ini telah mulai muncul diatas bumi kita
menjelang akhir zaman Paleozoikum. Cirri tumbuhan ini berkayu, tidak atau sedikit sekali
bercabang, korteks tebal. Penebalan sekunder kadang-kadang disebabkan oleh beberapa
cambium yang berbentuk lingkaran. Daun tersusun dalam rozet batang, menyirip,, yang
masih muda tergulung.

1
3.      Benettitinae

Kelas ini telah punah. Dari sisa-sisa yang ditemukan dijadikan satu suku, yaitu suku
Benettiticeae. Tumbuh-tumbuhan berkayu, batang batang kayu menggarpu, dan sedikit
berkayu. Mikrosporofil menyerupai daun menyirip ganda dan tersusun merupakan suatu
karangan, dengan sinangium berbentuk kantong, dapat pula mikrosporofil itu utuh dan
mempunyai sinangium yang lebih kecil.Mmakrosporofil banyak terdapat pada bagian atas
strobilus. Sebagian berbentuk tangkai dengan suatu bentuk bekal niji pada ujungnya,
sebagian mandul dan berbentuk sisik diantara bakal-akal biji.

4.      Cordiatinae

Tumbuh-tumbuhan ini dalam zaman Karbon dan Term telah merupakan hutan-hutan,
akan tetapi dalam zaman Perm itu pula rupa-rupaya telah punah.
Umumnya berupa pohon-pohonan yang tingi dan bercabag-cabang, memperlihatkan
pertumbuhan skunder. Daun tunggal bangun lanset atau pita, bertulang sejajar. Duduknya
tersebar, dan pada ujung-ujung dahan amat berdekatan. Strobilus jantan tersusun daam dua
baris pada tangkai-tangkai yang tebal terletak di antara daun-daun. Strobilus betina
mempunya susunan uang sama, tiap-tiap strobilus dengan diantaranya terdapat bakal-bakal
biji.

5.      Ginkyoinae

Warga kelas ini telah tersebar luas di zaman Mesozoikum dan Tersier, berupa pohon-
pohonan yang mempunyai tunas panjang dan pendek dengan daun-daun yang bertangkai
panjang berbentuk pasak atau kipas, dengan tulang-tulang yang bercabag-cabang menggarpu,
yang merangas dalam musim gugur.
Tumbuh-tumbuhan ini berumah dua, rangkaian sporofil terdapat pada tunas pendek
dalam ketiak daun-daun peralihan atau dalam ketiak daun biasa. Strobilus jantan terpisah-
pisah dalam ketiak sisik-sisik pada tunas pendek, mikrosporofil (benang sari) tidak seberapa
banyak dan duduknya tidak teratur dengan 2-4 kantong sari. Serbuk sari tanpa gelembung-
gelembung udara pada perkecambahan membentuk dua sel mikroprotalium. Buluh serbuk
dari berkembang seperti akar hisap (haustorium) dengan gamet yang mempunyai rambut-
rambut getar.
Kelas ini terdiri dari satu bangsa Ginkyoales dan hanya meliputi satu suku
Ginkyoaceae. Contohnya Ginkyo biloba.

6.      Coniferae

Kelas ini meliputi semak-semak, perdu, atau pohon-pohon dengan tajuk yang
kebanyakan berbentuk kerucut (conus=kerucut, ferein=mendukung). Daun tumbuhan warga
kelas ini banyak yang berbentuk jarum, oleh karena itu seringkali disebut pula sebagai pohon
jarum. 2[4]
Kelas ini terbagi dalam beberapa bagsa, yaitu:

2
Bangsa: Taxales
Bangsa ini terdiri atas pohon-pohon atau semak-semak. Daun duduknya tersebar,
berbentuk lanset. Strobilus berumah dua, yang jantan terpisah-pisah dan merupakan bulir
dalam ketiak-ketiak daun, dengan mikrosporofil yang berbentuk perisai atau sisik, masing-
masing dengan 2-8 kantong sari.
Suku Taxaceae. Pohon-pohon atau perdu dengan daun-daun berbentuk lanset yang
tersebar. Ada yang mempunyai saluran-saluran resin, ada yang tidak. Suku ini terdiri atas 3
marga: Taxus, Torreya, dan Austrotaxus. Sebagai contoh Taxus baccata, kayunya untuk ukir-
ukiran.
Suku Cephalotaxaceae. Perdu atau pohon-pohon dengan daun-daun bangun bergaris
atau lanset yang duduknya dalam dua baris. Dalam daun terdapat 1 saluran resin. Contohnya:
Cephalotaxus fartanei.
Bangsa ARAUCARIALES
Suku Araucariaceae. Pohon-pohon dengan daun tersebar, berbentuk jarum atau lebar
dengan saluran-saluran resin di dalamnya. Suku ini terdiri atas dua marga, yaitu: Araucaria,
misalnya A. cunninghamii, dan Agathis, misalnya a.l Agathis alba (dammara alba).
Bangsa PODOCARPALES
Suku Podocarpaceae. Perdu atau pohon-pohon dengan daun berbentuk sisik, jarum,
garis, atau lanset dan kadang-kadang juga bulat telur, duduknya tersebar atau bersilang. Suku
ini terdiri atas 7 marga, hampir seluruhnya tersebar. Yang paling terkenal ialah, Podocarpus,
a.l podocarpusimbricata yang menghasilkan kayu untuk bermacam bangun-bangunan.
Bangsa PINALES
Suku Pinaceae. Tumbuhan berkayu, daun berbentuk jarum, duduknya tersebar pada
sirung panjang, atau pada sirung panjang terdapat daun-daun yang berdaging sedang pada
sirung pendek terdapat daun-daun berbentuk jarum. Suku ini terdiri atas 9 marga dengan 215
jenis yang tersebar di seluruh dunia, terutama di daerah iklim dingin dan sedang di bagian
utara bumi.
Contohnya yaitu: Abies: A. alba. A. balsamae yang menghasilkan balsam kanada.
Bangsa CUPRESSALES
Perdu atau pohon-pohon dengan daun-daun berbentuk jarum atau bersisik yang
duduknya tersebar, berhadapan, atau berkarang. Strobilus dengan mikrosporofil yang
bertangkai pendek dengan suatu sisik lebar yang padanya terdapat 2-9 katong sari. Serbuk
saritanpa gelembung udara yang pada perkecambahan tidak merupakan sel-sel protalium.
Suku Taxodiaceae. Pohon-pohon dengan daun-daun berbentuk jarum yang duduknya
tersebar atau berhadapan. Kadang-kadang pada sirung panjang terdapat daun-daun berbentuk
sisik dan pada sirung pendek yang lekas gugur daun-daun berbentuk jarum. Suku ini terdiri
atas 8 marga.Salah satu contoh jenisnya yaitu: Taxodium distichum, menghasilkan kayu
bangunan.
Suku Cupressaceae. Perdu atau pohon-pohon, bercabang-cabang baynyak, daun
kebanyakan berbentuk sisik, jarang berbentuk jarum, duduknya atau merupakan karangan
yang terdiri atas 3 daun.suku ini terdiri atas 140 jenis yang terbagi menjadi 15 marga,
terutama di Australia, Asia timur,dan Amerika Utara, contohnya Juniperus communis, yang
buahnya dipakai untuk pembuatan minuman keras. Thuja giganiea. T. occidentalis,
menghasilkan kayu bangunan.
7. Gnetinae
Tumbuhan berkayu yang batangnya bercabang-cabang atau tidak, atau hanya terdiri
atas hipokotil yang menebal. Dalam kayu sekunder terdapat vasa (trakea). Saluran resin tidak
terdapat. Daun tunggal, berhadapan. Bunga berkelamin tunggal, majemuk, terdapat dalam
ketiak daun pellindung yang besar, mempunyai tenda bunga. Bunga mempunyai bakal biji
yang tegak. Pembuahan dengan perantara buluh serbuk dengan dua inti generatif yang tidak
sama besar di dalamnya. 3[5]

Bangsa EPHEDRALES
Suku Ephedraceae. Perdu yang bercabang banyak dengan cabang-cabang yang
berwarna hijau dengan daun berbentuk sisik yang duduknya bersilang. Suku ini hanya terdiri
atas satu marga yaitu: Ephedra kurang lebih 35 jenis yang tersebar di daerah pana dan daerah
iklim sedang, contohnya Ephedra altissima.
Bangsa GNETALES dengan satu suku, yaitu:
Suku Gnetaceae, pohon-pohon yang lurus, banyak bercabang-cabang (tetapi cabang-
cabang itu seringkali tidak bersambungan dengan bagian kayu batang, hingga mudah lepas).
Daun tunggal, duduknya berhadapan. Batang mempunyai kambium, fleoterma, dan buluh-
buluh kayu. Suku ini hanya terdiri dari 1 marga yaitu: Gnetum, contohnya, Gnenum Gnemon
(melinjo), yang banyak ditanam di pekarangan. Daun muda untuk sayur, demikian pula
buahnya. Bijinya untuk pembuatan emping. Serabut kulitnya dipakai untuk pembuatan jala
yang kuat dan tahan air laut.
Bangsa WELWITSCHIALES, yang hanya terdiri dari satu suku yaitu:
Suku Welwitschiaceae. Tumbuhan dengan batang hipokotil yang menebal seperti
umbi dan akar tunggang yang menebus tanah sampai dibagian yang basah. Suku ini hanya
terdiri atas marga Welwitschia, yang mencakup W.mirabilis, hidup endemik di daerah gurun
dekat pantai afrika barat daya dan angola.

3
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penulisan “GYMNOSPERMAE”, dapat diambil kesimpulan bahwa:
  Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Gymnospermae berasal dari
bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga
gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.
  Mempunyai sistem akar tunggang dan batang tegak lurus atau bercabang-cabang. Akar dan
batang berkambium, sehingga selalu mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Strobilus
atau kerucut mengandung 2 daun buah (tempat menempel bakal biji), yaitu makrosporangium
dan mikrosporangium yang terpisah satu sama lain. Penyerbukan hampir selalu dengan
bantuan angin (anemogami). Serbuk sari langsung jatuh pada bakal biji, dengan jarak waktu
penyerbukan sampai pembuahannya relatif panjang. Sel kelamin jantan umumnya berupa
spermatozoid yang masih bergerak dengan aktif.
 Gymnospermae terdiri dari beberapa divisi baik yang sudah punah maupun yang masih ada
sampai sekarang, yaitu mencakup 3 divisi yang telah punah dan 4 divisi yang masih bertahan.
Tiga divisi yang sudah punah adalah: Bennetophyta, Cordaitophyta dan Pteridospermophyta.
Empat divisi Gymnospermae yang masih bertahan adalah: Ginkgophyta, Cycadophyta,
Coniferophyta dan Gnetophyta.
 Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji
terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan
betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina.
 Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka selalu dengan cara anemogami
(penyerbukan dengan bantuan angin).
 Manfaat gymnospermae: tanaman hias, bahan industri, sumber makanan dan lain-lain.

B.     SARAN
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekeliruan yang ada dalam makalah ini,
sehingga kami menerima segala masukannya.
DAFTAR PUSTAKA

http://Rotan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm/


http://meynyeng.wordpress.com/2010/06/01gymnospermae/
http://perpustakaancyber.blogspot.ca/2012/12/tumbuhan-berbiji-terbuka-gymnospermae-
klasifikasi-pengertian.html
Sugeng P. 2004. Aneka Kehidupan. Jakarta: Arena.
Sinaga, Meity. 1993. Budidaya Tumbuhan Biji Terbuka. Jakarta: Penerbit Swadaya.
Mulia, Ricki M. 2005. Gymnospermae.

Anda mungkin juga menyukai