Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KELOMPOK V

PERKEMBANGAN TUMBUHAN

“PERKEMBANGAN TUMBUHAN GYMNOSPERMAE”

Dosen Pengampuh:

Maik Akobiarek, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh:

 Prihatin Ningsih (20170111044041)


 Ronalita Alce Lepa (2017111044042)
 Maurits Imbab (20170111044019)
 Rewindi Agaki (20170111044020)
 Amrul Amin (20160111044051)
 Natalia D. Kawer (2017)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
tentang “PERKEMBANGAN TUMBUHAN GIMNOSPERMAE” yang diampuh oleh Bapa
Maik Akobiarek S.Pd,.M.Pd dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikiran.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jayapura, Agustus 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................2
DAFTAR ISI ......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….4
A. Latar Belakang ……………………………………………………………….5
B. Rumusan Masalah ……………………………………………….................5
C. Tujuan ……………………………………………………………………….5
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………….6
A. Asal-usul dan Klasifikasi Tumbuhan Gymnospermae……………………..6
B. Mengidentifikasi Karakteristik Habitus Tumbuhan Gymnospermae…….11
C. Membedakan Alat Perkembangbiakan Tumbuhan Gymnospermae……...15
D. Menjelaskan Siklus Hidup Tumbuhan Gymnospermae…………………..16
E. Uraikan Peranan dan Manfaat Tumbuhan Gymnospermae………………17
BAB III PENUTUP …………………………………………………………….18
A. Kesimpulan ………………………………………………………………….18
B. Saran ………………………………………………………………………..18
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………...19

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan berbiji ( Spermatophyta ) adalah tumbuhan yang mempunyai bagian yang di


sebut biji. Pada dasarnya tumbuhan biji itu dicirikan dengan adanya bunga sehingga sering
disebut dengan tumbuhan berbunga (Anthopyta). Biji dihasilkan oleh bunga setelah terjadi
peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Dengan kata lain, biji dapat dihasilkan merupakan alat
pembiakan secara seksual (generatif). Selain itu, ada juga pembiakan secara aseksual (vegetatif).
Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi dua anak divisi, yaitu tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji terbuka, biji
tidak tertutup dengan daging buah atau daun buah (karpelum). Misalnya, pada cemara, pinus,
dan damar. Sementara itu, pada tumbuhan berbiji tertutup, biji di tutupi oleh daging buah atau
daun buah. Misalnya, pada mangga, durian, dan jeruk. Dalam tumbuhan berbiji banyak sekali
ordo ataupuun famili dari tiap divisi. Hal ini membuktikan bahwa tumbuhan berbiji merupakan
tumbuhan yang dapat dikatakan tumbuhan yang memiliki bagian yang sangatlah banyak.

Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu),
sebelum era dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang
sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara : Pteridospermophyta (paku biji),
Bennettophyta dan Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan
keturunannya hingga sekarang. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus
dari salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).
Ciri khas tumbuhan Gymnospermae (bahasa Yunani, gymnos = ‘telanjang’ dan sprma = ‘benih’
atau ‘biji’) adalah tidak mempunyai pembungkus biji (ovarium). Bakal bijinya terbuka dan
terdapat pada permukaan daun buah (megasporofil). Pada umumnya berupa tumbuhan berkayu
dengan bermacam-macam bentuk perawakan (habitus).Tidak memiliki bunga yang
sesungguhnya (bunga mereduksi menjadi kantong serbuk sari dan bakal biji), sporofil terpisah-
pisah membentuk strobilus jantan dan strobilus betina. (Baca juga : Tumbuhan Spermatophyta)

Mempunyai sistem akar tunggang dan batang tegak lurus atau bercabang-cabang. Akar dan
batang berkambium, sehingga selalu mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Strobilus atau
kerucut mengandung 2 daun buah (tempat menempel bakal biji), yaitu makrosporangium
dan mikrosporangium yang terpisah satu sama lain. Penyerbukan hampir selalu dengan bantuan
angin (anemogami). Serbuk sari langsung jatuh pada bakal biji, dengan jarak waktu penyerbukan
sampai pembuahannya relatif panjang. Sel kelamin jantan umumnya berupa spermatozoid
yang masih bergerak dengan aktif.

4
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimna asal usul dan klasifikasi tumbuhan gymnospermae ?
2) Bagaimana karakteristik habitus tumbuhan gymnospermae ?
3) Apa perbedaan alat perkembangbiakan tumbuhan gymnospermae ?
4) Bagiamana siklus hidup tumbuhan gymnospermae ?
5) Apa peranan dan manfaat tumbuhan gymnospermae ?

C. Tujuan
1) Mengetahui asal usul dan klasifikasi tumbuhan gymnospermae ?
2) Mengetahui karakteristik habitus tumbuhan gymnospermae ?
3) Mengetahui perbedaan alat perkembangbiakan tumbuhan gymnospermae ?
4) Mengetahui siklus hidup tumbuhan gymnospermae ?
5) Mengetahui peranan dan manfaat tumbuhan gymnospermae ?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal Usul dan Klasifikasi Tumbuhan Gymnospermae

 Asal Usul Tumbuhan Gymnospermae


Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Gymnospermae berasal dari
bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga
gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.tumbuhan berbiji terbuka
merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung dalam bakal buah
(ovarium). Secara harfiah Gymnospermae berarti gym = telanjang dan spermae = tumbuhan
yang menghasilkan biji. Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae atau Magnoliphyta), biji
atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah sehingga tidak terlihat dari luar. Pada
Gymnospermae, biji nampak (terekspos) langsung atau terletak di antara daun-daun
penyusun strobilus atau runjung.
Gymnospermae berasal dari Progymnospermae melalui proses evolusi biji. Hal tersebut
dapat dilihat dari bukti-bukti morfologi yang ada. Selanjutnya Progymnospermae dianggap
sebagai nenek moyang dari tumbuhan biji. Progymnospermae mempunyai karakteristik yang
merupakan bentuk antara Trimerophyta dan tumbuhan berbiji. Meskipun kelompok ini
menghasilkan spora, tetapi juga menghasilkan pertumbuhan xylem dan floem sekunder
seperti pada Gymnospermae. Progymnospermae juga sudah mempunyai kambium
berpembuluh yang bifasial yang mampu menghasilkan xilem dan floem sekunder. Kambium
berpembuluh merupakan ciri khas dari tumbuhan berbiji. Salah satu contoh
Progymnospermae adalah tipe Aneurophyton yang hidup pada jaman Devon, sudah
menunjukkan system percabangan tiga dimensi dengan stelenya yang bertipe protostele.
Contoh lainnya adalah tipe Archaeopteris yang juga hidup di jaman Devon. Kelompok ini
dianggap lebih maju karena sudah menunjukkan adanya system percabangan lateral yang
memipih pada satu bidang dan sudah mempunyai struktur yang dianggap sebagai daun.
Batangnya mempunyai stele yang bertipe eustele yang menunjukkan adanya kekerabatan
dengan tumbuhan berbiji yang sekarang.
Mempunyai sistem akar tunggang dan batang tegak lurus atau bercabang-cabang. Akar
dan batang berkambium, sehingga selalu mengadakan pertumbuhan menebal sekunder.
Strobilus atau kerucut mengandung 2 daun buah (tempat menempel bakal biji), yaitu
makrosporangium dan mikrosporangium yang terpisah satu sama lain. Penyerbukan
hampir selalu dengan bantuan angin (anemogami). Serbuk sari langsung jatuh pada bakal biji,
dengan jarak waktu penyerbukan sampai pembuahannya relatif panjang. Sel kelamin jantan
umumnya berupa spermatozoid yang masih bergerak dengan aktif.

6
 Klasifikasi Tumbuhan Gymnospermae
Gymnospermae terdiri dari beberapa divisi baik yang sudah punah maupun yang masih
ada sampai sekarang, yaitu mencakup 3 divisi yang telah punah dan 4 divisi yang masih
bertahan.
 Tumbuhan Gymnospermae yang sudah punah
Tiga divisi yang sudah punah adalah:
1) Bennetophyta
2) Cordaitophyta
3) Pteridospermophyta, sudah punah namun dianggap sebagai moyang Angiospermae.

 Tumbuhan Gymnospermae yang masih ada sampai sekarang


Empat divisi Gymnospermae yang masih bertahan adalah:
1. Ginkgophyta
Anggota divisio ini yang masih ada adalah Ginkgo biloba (Ginko).

Klasifikasi Ginkgo biloba


 Kingdom : Plantae
 Divisio : Ginkgophyta
 Class : Ginkgoopsida
 Ordo : Ginkgoales
 Family : Ginkgoaceae
 Genus : Ginkgo
 Spesies : Ginkgo biloba

7
2. Cycadophyta
Kelas ini hanya mempunyai 1 bangsa, yaitu Cycadales dan 1 suku, yaitu Cycadaceae
Contoh: Cycas rumphii (pakis haji).

Klasifikasi
 Kingdom : Plantae (tumbuhan)
 Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
 Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
 Divisio : Cycadophyta (sikas)
 Kelas : Cycadopsida
 Ordo : Cycadales
 Familia : Cycadaceae
 Genus : Cycas
 Spesies : Cycas rumphii

8
3. Coniferophyta atau dapat disubut Pinophyta
Ciri utama anggota Coniferae adalah adanya tajuk berbentuk kerucut (Coniferae berasal dari
kata conus = ‘kerucut’ dan ferein = ‘mendukung’). (contohnya Sequoia gigantea) dan
Famili Cupressaceae (contohnya Juniperus communis).

Klasifikasi
 Kingdom : Plantae
 Divisi : Coniferophyta
 Sub Divisi : Spermatophyta
 Kelas : Pinopsida
 Ordo : Pinales
 Famili : Pinaceae
 Genus : Pinus L.
 Spesies : Pinus merkusii

9
4. Gnetophyta
Dengan anggota hanya 3 genus: Gnetum (melinjo dan kerabatnya), Welwitschia, dan
Ephendra.

Klasifikasi ilmiah Gnetum gnemon (Melinjo)


 Kerajaan : Plantae
 Divisi : Gnetophyta
 Kelas : Gnetopsida
 Ordo : Gnetales
 Famili : Gnetaceae
 Genus : Gnetum
 Spesies : Gnetum gnemon

10
B. Mengidentifikasi Karakteristik Habitus Tumbuhan Gymnospermae

1. Pakis Haji

Habitus perdu, Berarkar tunggang, tidak bercabang. Daun berbentuk pita dan bertulang
daun sejajar, daun yang masih muda menggulung, susunan anak daunnya yang tersusun
berpasangan.
Pakis haji berhabitus mirip palem, tetapi sebenarnya sangat jauh kekerabatannya.
Kemiripan ini berasal dari susunan anak daunnya yang tersusun berpasangan. Semua pakis
haji berumah dua (dioecious) sehingga terdapat tumbuhan jantan dan betina. Serbuk sari
dihasilkan oleh tumbuhan jantan dari ujung batang. Alat betina mirip daun dengan biji-biji
tumbuh dari samping. Alat betina tumbu dari sela-sela ketiak daun. Walaupun ia disebut
“pakis”, dan daun mudanya juga melingkar sebagaimana pakis sejati, pakis haji sama
sekali bukan anggota tumbuhan berspora tersebut.

2. Pinus

11
Habitus perdu yang tingginya mencapai 10 – 30 cm. Akar tunggang, bercabang-
cabang, berwarna cokelat. Batang bagian bawahnya besar, batang bagian atasnya kecil,
bentuk batangnya membulat, tumbuh batang pinus yaitu tegak lurus ke atas (erectus),
permukaan batang pinus retak-retak dan berwarna kecokelatan. Daun pinus majemuk,
daun berbentuk jarum & berkelompok atau serupa sisik, panjang daun sekitar 10 – 20 cm,
bagian pangkal daun pinus diselubungi sisik berupa selaput tipis, ujung daun pinus
meruncing dan pangkal daunnya rompang serta bagian tepi daun merata. Rantingnya
berukuran pendek berbentuk seperti jarum.Strobilus bentuk conus, strobilus jantan dan
betina dalam satu pohon, strobilus jantan lebih kecil dari pada strobilus betina
Habitat :
Pinus merkusii umum tumbuh di Sumatra utara hingga ketinggian 2000 m dpl.

3. Pohon Melinjo

Habitus berupa pohon mempunyai tinggi 20 meter. Akar tunggang, berwarna kecoklatan hingga
abu-abu gelap. Batang berbentuk bulan memanjang, dengan diamater 10-20 cm. Daun tunggal,
berbentuk bulat oval dan terdiri dari beberapai helai daun, tepi merata, daun duduk saling berhadapan,
dan memiliki pertulangan menyirip. Bunga tidak sempurna, terpisah antara bunga jantan dan betina.
Bunga jantan ini terdiri dari benang sari, dan bunga betina terdiri dari karangan bulir (putik). Biji
melinjo terbuka, lapisan luar keras, selaput dalam dilindungi dengan tandan bunga yang berdaging,
biji berwarna hijau muda kalau belum matang dan sudah matang akan berwarna kemerahan tua.
Habitat :
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan
berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang
berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 – 1.200 m.

12
4. Pohon Damar

Habitus Pohon, mempunyai tinggi 30 – 40 m. Akar tunggang, berwarna


coklat.Batang, berkayu, bulat, lurus, bergetah, abu-abu. Daun tunggal, berhadapan,
lonjong, tebal, tepi rata, ujung dan pangkal runcing, panjang ± 10 cm, lebar ± 5 cm,
pertulangan menyirip, tangkai panjang ± 2 cm, hijau mengkilat. Bunga Majemuk,
berumah satu, bunga jantan bertumpuk pada tunas yang muda, silindris, ujung runcing,
bersisik, merah kecoklatan.Buah Lonjong, berperisai pipih seperti sisik, panjang ± 6 mm,
putih kekuningan. Biji Pipih, putih.
Habitat :
Damar tumbuh secara alami di hutan hujan dataran rendah sampai ketinggian
sekitar 1.200 m dpl. Namun di Jawa, tumbuhan ini terutama ditanam di
pegunungan.

5. Pohon Cemara
Pohon cemara mempunyai nama latin Aracaria Cuninghamii adalah tumbuhan yang
mempunyai bentuk daun unik dan indah. Selain bentuk daunnya yang khas, pohon ini
juga tidak mempunyai buah sehingga termasuk dalam contoh tumbuhan Gymnospermae.
Pohon cemara mempunyai beberapa jenis yaitu :

13
a. Cemara Pinsil

Berasal dari keluarga Cupresssaneae yang berasal dari wilayah mediterania. Ciri unik
cemara pinsil yaitu mempunyai kayu dengan bau yang harum, sehingga tidak heran jika
beberapa pintu gereja dibuat menggunakan pohon ini.

b. Cemara Kipas

Habitus perdu mempunyai tinggi mencapai sekitar 3 sampai 5 meter. akaran


tunggang dan warna akarnya putih kekuningan. Batang berdiri tegak, berbentuk bulat.
permukaan batang kasar, dan berwarna cokelat serta percabangan. Daun majemuk
dan berwarna hijau. Strilobus betina cemara kipas berbentuk seperti lonceng dan
terletak di dasar cabang, sedangkan strilobus jantan berbentuk seperti cawan
bercangap dua dan terletak di bagian ujung cabang serta berwarna hijau. Tanaman
cemara kipas mempunyai bentuk keseluruhan yang mengerucut, dan sering dijadikan
sebagai pohon perayaan Natal.

14
Habitat :
Tumbuhan ini dapat hidup secara alami dimana saja kecuali pada dataran
rendah yang ketinggiannya kurang dari 200 m dpl. Namun di beberapa
tempat, tumbuhan ini sering ditemui.

C. Membedakan Alat Perkembangbiakan Tumbuhan Gymnospermae


Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji
terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan
betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina.
Letak makrosporofil dan mikrosporofil terpisah. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid
yang masih bergerak aktif. Di dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang
mengandung sel-sel induk butir serbuk. Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap sel induk
terbentuk 4 butir serbuk yang bersayap. Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium.
Pada tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel induk lembaga yang bermeiosis sehingga
terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati, dan satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini
bermuara pada satu ruang arkegonium.
Pada Gymnospermae sering terjadi poliembrioni, walaupun hanya ada satu embrio yang
terus berkembang karena adanya pembelahan beberapa arkegonia. Air sudah tidak digunakan
sebagai media fertilisasi karena adanya pembentukan buluh serbuk pada serbuk sari yang
berkecambah.
Pada Coniferophyta dan Gnetophyta spermanya tidak mempunyai flagel, sehingga buluh
serbuk menghantarkannya langsung ke mulut arkegonia. Serta pada Cycas dan Gingko
fertilisasinya merupakan bentuk antara kondisi pada paku-pakuan dan tumbuhan tanpa biji
lainnya, yaitu spermanya mampu berenang bebas dan bentuk pada tumbuhan berbiji yaitu
spermanya tidak mampu bergerak bebas.
Gametofi jantan umumnya bersifat haustorial, yaitu menyerap makanan dari ovulum
ketika tumbuh, walaupun dibutuhkan buluh serbuk tetapi tidak langsung masuk ke
arkegonium. Buluh serbuk tersebut tumbuh dan menetap di dalam nuselus selama berbulan-
bulan sebelum menuju gametofit betina. Setelah sampai di mulut gametofit betina, buluh
serbuk robek dan melepaskan sel sperma yang berflagel banyak. Sperma tersebut kemudian

15
menuju ke arkegonium dan membuahi telur. Dengan adanya buluh sperma tersebut maka
tumbuhan berbiji tidak ada lagi yang bergantung pada ketersediaan air pada fertilisasinya.

Proses Penyerbukan dan Pembuahan


Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka selalu dengan cara anemogami
(penyerbukan dengan bantuan angin). Serbuk sari jatuh langsung pada bakal biji. Selang
waktu antara penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Pembuahan yang terjadi pada
gymnospermae disebut pembuahan tunggal (setiap inti generatif melebur dengan inti sel
telur). Mikropil terdedah ke udara bebas. Pembuahan pada gymnospermae disebut
pembuahan tunggal, karena tiap-tiap inti sperma membuahi satu sel telur.

D. Menjelaskan Siklus Hidup Tumbuhan Gymnospermae

Reproduksi gymnospermae

Tumbuhan berbiji terbuka menghasilkan heterospora, yaitu berupa megaspora dan


mikrospora. Mikrospora berkembang menjadi mikrogametofit (gametofit jantan) berisi
serbuk sari. Sedangkan megaspora berkembang menjadi megagametofit (gametofit betina)

16
Di bakal biji (megaspora) ada kantong serbuk sari (pollen chamber) dan struktur liang biji
(mikrofil) yang menggantikan fungsi bunga sebagai organ reproduksi betina.

Setelah serbuk sari dilepas maka butir serbuk sari akan menjadi sperma. Saat penyerbukan
serbuk sari akan melekat pada bakal biji, kemudian sperma bergerak menuju sel telur lewat
buluh serbuk sari.

Dan jika terjadi pembuahan maka terbentuklah zigot yang berkembang menjadi embrio dan
biji, jika biji jatuh di tempat yang sesuai maka biji akan tumbuh dan berkembang menjadi
tumbuhan baru. Penyerbukan tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dibantu oleh
perantara angin (Anemokori

E. Uraikan Peranan dan Manfaat Tumbuhan Gymnospermae

1. Pakis Haji
 Daun dan batangnya untuk masak tumis
 Dijadikan sayuran pakis, dan
 Sebagai lalapan

2. Damar
 kayu dapat digunakan untuk bahan bangunan
 Getah dapat membuat industri plastik, tektis, dan cat
 Dapat dijadikan obat HIV
 Dapat mengobati sakit gigi,luka bakar, dan gangguan pada teliga dan mata

3. Melinjo
Dapat digunakan sebagai anti oksida yang dapat mencegah berkembagnya penyakit dalam
tubuh, mencegah terjadinya penuaan dini, menjegah pikun.

4. Pinus
 Getah pinus dapat diolah untuk membuat sabun, cat, dan dapat dijadikan industri
parfum.
 Kayu pinus dapat digunakan sebagai bahan bangunan, batang korek api, dan dijadikan
sebagai kertas dengan serat panjang.
 Kulit pinus yang tebal dapat dijadikan bahan bakar yang nantinya menjadi abu dan bisa
digunakan untuk campuran pupuk organik yang berkalium tinggi.

5. Cemara
 Dari suku india cemara dapat digunakan sebagai obat kudis, obat penyakit rematik.
 Kayu dapat digunakan untuk membuat pagar atau perahu.
 Dapat digunakan sebagai tanaman hias

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Gymnospermae berasal dari
bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga
gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.Gymnospermae terdiri dari
beberapa divisi baik yang sudah punah maupun yang masih ada sampai sekarang, yaitu
mencakup 3 divisi yang telah punah dan 4 divisi yang masih bertahan. Tiga divisi yang sudah
punah adalah: Bennetophyta, Cordaitophyta dan Pteridospermophyta. Empat divisi
Gymnospermae yang masih bertahan adalah: Ginkgophyta, Cycadophyta, Coniferophyta dan
Gnetophyta.Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan
berbiji terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan
betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina.

B. Saran
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekeliruan yang ada dalam
makalah ini, sehingga kami menerima segala masukannya.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://meynyeng.wordpress.com/2010/06/01gymnospermae/
http://perpustakaancyber.blogspot.ca/2012/12/tumbuhan-berbiji-terbuka- gymnospermae-
klasifikasi-pengertian.html
Sugeng P. 2004. Aneka Kehidupan. Jakarta: Arena.
Sinaga, Meity. 1993. Budidaya Tumbuhan Biji Terbuka. Jakarta: Penerbit Swadaya.
Mulia, Ricki M. 2005. Gymnospermae.Diposkan oleh Budi Utomo di 02.28

19

Anda mungkin juga menyukai