Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KELOMPOK II

“KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH “

Dosen pengampuh: Ruth Megawati, s.pd,m.pd

Di susun oleh :
1. Alfrida Nawipa 20170111044002
2. Christy A Farah Suebu 2017011044010
3. Daniel E.C. Kabelen 2017011104430
4. Dessy Agustina Wona 20170111044011
5. Eka Fitri F. Ramdhani 2017011044001
6. Florida O.G. Wona 20170111044015
7. Indah Dwi Rahayu 20170111044033
8. Lenny Stevani A. Apay 20170111044038
9. Maurits O. Imbab 20170111044019
10. Philomine C.L Yawan 20170111044040
11. Tirza Yunita Hababuk 20170111044022
12. Vidya Murti Ningrum 20170111044045
13. Yane Any Yembise 20170111044046

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
ini.“Makalah tentang karakteristik perkembangan anak usia sekolah ” dapat
terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Jayapura, 27 oktober 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

Sampul……………………………………………………………………………..i
Kata Pengantar………………………………………………………………….....1
Daftar Isi…………………………………………………………………………..2
Bab 1. Pendahuluan
A. Latar Belakang ………………………………………………………...3
B. Rumusan Masalah ………………………………………………..........3
C. Tujuan ………………………………………………………………....3

Bab II. Pembahasan


A.Perkembangan Fisik-Motorik……………………………………………..4

B. Perkembangan intelektual ……………………………………..…….…..5

C. Perkembanga bahasa ………………........................................................6

D. Perkembangan emosional ………………………………..……..……....7

E. Perkembangan social …………………………………………………...8

F. hubungan antara aspek Perkembangan siswa dengan pembelajaran…9-12

Bab III. Penutup


Kesimpulan ……………………………………………………..….........13-14

Daftar Pustaka…………………………………………………………......15
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara kodrati manusia selalu ingin mendidik keturunanya yang


dilakukan pada setiap tahapan umur. Baik tahapan janin, bayi, balita, kanak-
kanak, remaja, dewasa maupun usia lanjut. Anak-anak memasuki tahapan
dimana mereka sudah cukup mengerti dan memahami sesuatu serta mampu
memahami mana yang baik dan mana yang buruk.

Pada tahapan ini, seorang individu sedang menggali potensi dirinya yang
digunakan dalam rangka mencapai kematangan ketika individu tersebut
beranjak dewasa. Namun, emosi anak-anak kadang kala labil sehingga harus
diarahkan dan diolah sedemikian rupa agar tidak terjerumus pada sesuatu yang
dapat merugikan dirinya maupun orang lain di sekitarnya.

Pada masa inilah, setiap individu akan mengalami masa-masa sekolah


dimana mereka akan berinteraksi ke dalam lingkup yang lebih luas dengan
berbagai karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, harus dipelajari dan
dipahami setiap karakter anak usia sekolah agar dapat memberikan tugas
dengan tepat yang dapat mengoptimalkan potensi mereka yang sesuai dengan
umur mereka.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud karakteristik perkembangan anak usia sekolah ?


2. Bagaimana perkembangan fisik motorik,intelektual,bahasa,emosional,sisial
dan hubungan antara aspek perkembangan siswa dengan Pembelajaran

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui karakteristik perkembangan anak usia sekolah


2. Untuk Mengetahui perkembangan fisik
motorik,intelektual,bahasa,emosional,sisial dan hubungan antara aspek
perkembangan siswa dengan Pembelajaran
3

BAB II

PEMBAHASAN

Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolah

Pada perkembangannya, individu akan selalu dituntun untuk terus belajar


pembelajaran yang didapatnya secara formal dilembaga pendidikan maupun non
formal pada masyarakan/lingkungan.

Pada usia sekolah, individu akan mengalami perkembangan-perkembangan


yang akan mempengaruhi kehidupannya. Siswa sekolah menengah menempati
fase remaja awal dan akhir. Penekanan pada pembahasan karakteristik siswa
usia sekolah pada tingkatan sekolah menengah ini karena pada masa
perkembangan remaja, seseorang adan menghadapi krisis berkaitan dengan
kesadaran akan jati diri dan terjadi peralihan kearah kematngan pribadi sebagai
seorang dewasa.

A.Perkembangan Fisik-Motorik

Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya.Seperti (1)


Menggerakan tanggan untuk menulis,menggambar,mengambil
makanan,melempar bola,dan sebagainya; dan (2) menggerakkan kaki untuk
menendang bola, lari mengejer teman oada saat main kucing-kucingan, dan
sebagainya.

Fase usia sekolah dasar (7-12 tahun) ditandai dengan gerak atau aktivitas
motorik yang lincah.

Tabel 6. Perkembangan Motorik Anak

Motorik Halus Motorik Kasar


1.Menulis 1.Baris berbaris
2.Menggambar atau Melukis 2.Seni bela diri(seperti pencak silat,
3.Mengetik (Komputer) dan karate)
4.Merupa (seperti membuat kerajinan 3.Senam
dari tanah liat) 4.Berenang
5.Menjahit 5.Atlentik
6.Membuat kerajinan dari kertas 6.Main sepak bola, dsb.
4

Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu


(determinant factor) kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan
maupun keterampilan. Upaya-upaya sekolah untuk memfasilitasi perkembangan
motorik secara fungsional tersebut, diantaranya sebagai berikut.

1. Sekolah merancang pelajaran keterampila yang bermanfaat bagi


perkebangan atau kehidupan anak, seperti mengetik, menjahit, merupa, atau
kerajinan tangan lainnya.
2. Sekolah memberikan pelajaran senam atau olahraga kepada para siswa,
yang jenisnya disesuaikan dengan usia siswa.
3. Sekolah perlu merekrut (mengangkat) guru-guru yang memiliki keahlihan
dalam bidang-bidang tersebut diatas.
4. Sekolah menyediakan sarna untuk keberlangsungan penyelenggaraan
peljar tersebut, seperti alat-alat yang diperlukan,dan tempat atau lapangan
olahraga.

B. Perkembangan Intelektual

Kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti membaca,


menulis, dan menghitung atau CALISTUNG).

Dilihat dari aspek perkembangan kognitif, menurut piaget masa ini barada
pada tahap operasi konkret, yang ditandai dengan kemampuan

(1) mengklasifikasikan (mengelompokkan) benda-benda berdasarkan ciri yang


sama;

(2) menyusun atau mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka-


angka atau bilangan; dan

(3) memecahkan masalah (problem solving) yang sederhana.

Upaya lain yang dapat dilakukan sekolah, dalam hal para guru dalam
mengembangkan kreativitas anak, adalah dengan menyelenggarakan kegiatan-
kegiatan, seperti perlombaan mengarang, menggambar, menyanyi,
kabaret/drama, berpidato (bahasa ibu dan indonesia), dan cerdas-cermat (terkait
dengan pelajaran matematika, IPA, IPS, bahasa, da agama).
5

C. Perkembangan Bahasa

Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian


ini tercangkup semua cara untuk berkomunikasi, diman pikiran dan perasaan
dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan
kata-kata, simbol, lambang, gambar, atau lukisan.

Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan


mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (voabulary). Pada awal masa ini,
anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata, dan pada masa akhir (kira-kira usia
11-12 tahun) anak telah dapat menguasai sekitar 5.000 kata (Abin Syamsuddin
M, 2001; dan Nana Syaodih S., 1990). Dengan diberikannya pelajaran bahasa
disekolah, para siswa diharapkan dapat menguasai dan menggunakannya
sebagai alat untuk

(1) berkomunikasi secara baik

(2) mengekspresikan pikiran, perasaan, sikap, atau pendapatnya;

(3) memahami isi dari setiap bahan bacaan (buku, majalah, koran, atau referensi
lain) yang dibacanya.

Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa atau keterampilan


berkomunikasi anak sebaiknya kepada anak dilatihkan untuk membuat karangan
atau tulisan tentang berbagai hal terkait dengan pengalaman hidupnya sendiri,
atau kehidupan pada umumnya, dan kehidupan keluarga.
6

D. Perkembangan Emosional

Pada usia sekolah (khususnya di kelas-kelas tinggi, kelas 4, 5,dan 6), anak
mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima,
atau tidak disenangi oleh orang lain. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk
mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Apabila anak dikembangkan
dilingkungan keluarga yang suasana emosional stabil ,maka perkembangan
emosi anak cenderung stabil atau sehat. Akan tetapi, apabila kebiasaan orang
tua dalam mengekspresikan emosinya kurang stabil atau kurang control (
seperti: marah-marah mudah mengeluh, kecewa dan pesimis dalam menghadapi
masalah), maka perkembangan emosi anak cenderung kurang stabil atau tidak
sehat.

Karakteristik Emosi Anak

Karakteristik Emosi yang Stabil Karakteristik Emosi yang Tidak Stabil


(Sehat) (Tidak Sehat)
1. Menunjukan wajah yang ceria 1. Menunjukan wajah yang
2. Mau bergaul dengan teman murung
secara baik 2. Mudah tersinggung
3. Bergairah dalam belajar 3. Tidak mau bergaul dengan
4. Dapat berkonsentrasi dalam orang lain
belajar 4. Suka marah-marah
5. Bersikap respek (menghargai) 5. Suka menggangu teman
terhadap diri sendiri dan orang 6. Tidak percaya diri
lain.
7

Upaya yang dapat ditempuh guru dalam menciptakan suasana belajar-mengajar


yang kondusif itu adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan iklim (suasana) kelas yang bebas dari ketegangan,


seperti guru bersikap ramah, tidak judes atau galak
2. Memperlakukan siswa sebagai individu mempunya harga diri (self
esteem), seperti guru menghargai pribadi, pendapat, dan hasil karya
siswa; dan tidak mencemohkan atau melecehkan pribadi,pendapat, dan
hasilkarya siswa, serta tidak menganakemaskan atau menganaktirikan
siswa
3. Memberikan nilai secara adil dan objektif
4. Menciptakan kondisi kelas yang tertib,bersih, dan sehat (ventilasi udara,
dan pencahayaan baik).
E. Perkembangan sosial

Maksud perkembangan social ini adalah pencapaian kematangan dalam


hubungan atau interaksi sosial. Dapaat juga diartikan sebagai proses belajar
untuk menyesuaikan diri dengan normal kelompok, tradaisi, dan moral agama.

Pada usia ini , anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri dari sikap
berpusat kepada diri sendiri (egosentris) kepada sikap bekerjasama (kooperatif)
atau sosientris (mau memehartikan kepentingan orang lain ). Anak mulai
berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebaya, dan bertaambah kuat
keinginanya untuk diterimaa menjadi anggota kelompok (gang), dan Merasa
tidak senag apabila tidak diterima oleh kelompoknya.

Bakat perkembangan social, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan


kelompok teman sebaya maupun lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalam
proses belajar disekolah, kematangan dengan perkembangan social ini dapat
dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik
yang membutuhkan tenaga fisik ( seperti membersihkan kelas dan halaman
sekolah), maupun tugas yang membutuhkan pikiran, seperti merencanakan
kegiatan camping, dan membuat laporan study tour.
8

F. Hubungan Antara Aspek Perkembangan Siswa dengan Pembelajaran

1. Hubungan Perkembangan Intelektual dengan Pembelajaran.


Untuk mengembangkan daya nalarnya juga yaitu dengan melatih
siswa untuk mengungkapkan pendapat,gagasan , atau penilainya terhadap
berbagai hal,baik yang dialaminya maupun peristiwa yang terjadi di
lingkungannya.misalnya yang berkaitan dengan materi pembelajaran ,
tata tertib sekoah, pergaulan yang baik dengan teman sebaya atau orang
lain.

Untuk mengembangkan kemampuan intelektual atau keterampilan


berpikir siswa,baik sekali apabila guru merujuk kepada pendapat jones
et.al (1990, dalam ediasri Toto Atmoddiwirjo, 2008: 52-53) yaitu tentang
“ core thingking skills” antara lain sebagai berikut :

a. Mengasah ketajaman panca indra untuk menerima masukan informasi


dari luar ( information gathering).
b. Mengarahkan persepsi dan perhatian untuk menjaring informasi
c. Mengevaluasi, melakukan penilaian (evaluation).
d. Mengabstraksi, restrukturisasi, membuat ringkasan
e. Menyimpulkan, menduga,elaborasi(generating). Berkaitan dengan
produk hafalan, diupayakan agar anak dapat melakukan penyimpulan.
Beberapa strategi untuk sampai pada penyimpulan antara lain tanya
apa,tanya informasi, merumuskan kembali bahan yang
dibaca/dihafalkan dengan kata-kata sendiri.
f. Mengidentifikasi cirri penting.
g. Membedakan dan mengelompokkan
h. Mengingatkan , dengan strategi antara lain pengulangan ,member
makna ,membuat catatan,melakukan asosiasi pengalam sendiri.
9

2. Hubungan Perkembangan Bahasa dengan Pembelajaran

Terdapat dua factor penting yang memengaruhi perkembangan


bahasa yaitu :

a. Proses jadi matang, dengan perkataan lain anak itu menjadi


matang (organ-organ suara/bicara sudah berfungsi untuk
berkata-kata).
b. Proses belajar , yang berarti bahwa anak yang telah matang
untuk berbicara dapat mempelajari bahasa orang lain dengan
jalan meniru ucapan atau kata-kata yang dengarnya. Kedua
proses ini berlangsung sejak masa bayi dan kanak-kanak ,
sehingga pada usia anak memasuki sekolah dasar, ia sudah
sampai pada tingkat :
1). Dapat membuat kalimat yang lebih sempurna
2). Dapat membuat kalimat majemuk
3). Dapat menyusun dan mengajukan pertanyaan.

Dengan dibekali pelajaran bahasa ini, diharapkan peserta didik


dapat mengasai dan mempergunakannya sebagai alat untuk :

a. Berkomunikasi dengan orang lain.


b. Menyatakan isi hatinnya(perasaannya).
c. Memahami informasi yang diterimannya.
d. Berpikir( menyatakan pendapat atau gagasan)
e. Mengembangkan kepribadiannya, seperti menyatakan sikap dan
keyakinannya.
10

3. Hubungan Perkembangan Sosial dengan Pembelajaran

Dalam proses belajar disekolah , kematangan perkembangan


social ini dapat difasilitasi atau dimaknai dengan memberikan tugas-
tugas kelompok, baik yang menggunakan fisik ( seperti membersihkan
kelas dan halaman sekolah), maupum tugas yang membutuhkan
pikiran ( seperti merencanakan kegiatan kemping dan peringatan hari-
hari besar keagamaan.

Dengan melaksanakan tugas kelompok , peserta didik dapat


belajar tentang sikap dan kebiasaan dalam bekerja sama , saling
menghormati dan bertanggung jawab.

4. Hubungan Perkembangaan Emosi dengan Pembelajaran

Emosi merupakan factor dominan yang memengaruhi tingkah


laku individu. Emosi yang positif, seperti perasaan senang,
bergairah,bersemangaat, atau rasa ingin tahu akan memengaruhi individu untuk
mengonsentrasikan dirinnya terhadap aktivitas belajar,seperti memperhatikan
penjelasan guru, membaca buku-buku, aktif dalam berdiskusi, mengerjakan
tugas-tugas, dan disiplin dalam belajar.

Emosi yang negative,seperti perasaan tidak senang, perasaan


kecewa, dan perasaan tidak bergairah , maka proses belajaran itu akan
mengalami hambatan,sehingga kemungkinan besar dia akan mengalami
kegagalan dalam belajarnnya.

Mengingat hal tersebut, maka guru harus menciptakan situasi


belajar yang menyenangkan seperti mengembangkan iklim kelas yang bebas
dari ketegangan ( guru bersikap ramah , murah senyum), memperlakukan
peserta didik sebagai individu yang mempunyai harga diri( tidak mencemooh
atau menghinannya), memberikan nilai secara objektif, menghargai hasil karya
peserta didik, mempunyai kepedulian untuk membantu memecahkan masalah
yang dialami peserta didik.
11

5. Hubungan Perkembangan Keagamaan dengan Pembelajaran

Zakia Daradjat ( 1986:58) mengemukan bahwa pendidikan agama di


sekolah dasar merupakan dasar bagi pembinaan sikap dan jiwa agama pada
anak. Apabila guru agama mampu membina sikap positif terhadap agama dan
berhasil dalam membentuk pribadi dan akhlak anak, maka untuk
mengembangkan sikap itu pada masa remaja mudah dan si anak telah
mempunyai pegangan atau bekal dalam menghadapi berbagai goncangan yang
bisa terjadi pda masa remaja.

6. Hubungan Perkembanggan Fisik ( Motorik) dengan pembelajaran

Perkembangan fisik yang normal ( tidak cacat) merupakan salah satu faktor
penentu kelancaraan proses belajar , baik dalam bidang pengetahuaan, maupun
keterampilan. Kematangan perkembanggan motorik sanggat menunjang
keberhasilan belajar peserta didik.
12

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pertumbuhan adalah perubahan fisik yang bersifat kuantitatif.

Perkembangan adalah perubahan psikologi yang bersifat kualitatif.

2. Karakteristik perkembangan meliputi

a.perkembangan fisik motorik


Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau
minatnya.Seperti motorik halus : Menggerakan tanggan untuk
menulis,menggambar,mengambil makanan,melempar bola,dan
sebagainya; dan motorik kasar menggerakkan kaki untuk menendang
bola.

b. perkembangan intelektual

Dilihat dari aspek perkembangan kognitif, menurut piaget masa ini


barada pada tahap operasi konkret, yang ditandai dengan kemampuan
mengelompokkan benda-benda berdasarkan ciri yang sama, menyusun
angka-angka , memecahkan masalah yang sederhana.

c. perkembangan bahasa

Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. diman pikiran


dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, atau gerak dengan
menggunakan kata-kata, simbol, lambang, gambar, atau lukisan.
13
d. perkembangan emosioal

Karakteristik Emosi yang Stabil (Sehat) : Menunjukan wajah yang


dan ceria Mau bergaul dengan teman secara baik

Karakteristik Emosi yang Tidak Stabil (Tidak Sehat) : Menunjukan


wajah yang murung dan Tidak mau bergaul dengan orang lain

e. perkembangan social
perkembangan social ini adalah pencapaian kematangan dalam
hubungan atau interaksi sosial. Dapaat juga diartikan sebagai proses
belajar untuk menyesuaikan diri dengan normal kelompok, tradaisi,
dan moral agama.

f. perkembangan hubungan antara aspek perkembangan siswa dengan


pembelajaran.

Hubungan Perkembangan Intelektual dengan Pembelajaran Untuk


mengembangkan daya nalarnya yaitu dengan melatih siswa untuk
mengungkapkan pendapat/gagasan.

anak yang telah matang untuk berbicara dapat mempelajari bahasa


orang lain dengan jalan meniru ucapan atau kata-kata yang dengarnya.

kematangan perkembangan social ini dapat difasilitasi atau dimaknai


dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang menggunakan fisik
maupum tugas yang membutuhkan pikiran

Emosi merupakan factor dominan yang memengaruhi tingkah laku


individu.

pendidikan agama di sekolah dasar merupakan dasar bagi pembinaan


sikap dan jiwa agama pada anak.

Perkembangan fisik yang normal ( tidak cacat) merupakan salah satu


faktor penentu kelancaraan proses belajar.
14

DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Izzaty, Rita Eka, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY
Press

Yusuf , Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik.


Jakarta: Raja Grafindo Persada

Rumini, Sri dan Siti Sundari. 2004. Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta: PT
Rineka Cipta
15

Anda mungkin juga menyukai