Anda di halaman 1dari 26

Makalah Perkembangan Tumbuhan

Embriogenesis Gymnospermae

DISUSUN OLEH
KELOMPOK I

Firazh Ahmadilla Ma’ga H041191006


Faisal H041191020
Sulfikar H041191021
Nurul Faradhilah H041191044
Nur Wildiyanti A. H041191050
Nur Fitrah Amelia H041191051
Triyani Varadiba Hassani H041191071
Abdul Hayat H041191083
Noer Madinah Tulmunawwarah H041191089

MATA KULIAH PERKEMBANGAN TUMBUHAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR

i
2020

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami masih diberi kesempatan dan pengetahuan untuk

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Embriogenesis Gymnospermae”

yaitu tepat pada waktunya.

Terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat

menambah wawasan dan pengetahuan tentang mata kuliah biokimia dasar beserta

teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga

makalah ini bisa disusun dengan baik.

Kami berharap semoga dengan selesainya makalah ini dapat menambah

ilmu kita. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih

jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran

yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik

lagi. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya

dan pembaca pada umumnya.

Makassar, 1November 2020

Penyusun
Kelompok I

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
I.1 Latar Belakang..........................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
I.3 Tujuan........................................................................................................2
I.4 Manfaat......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
II.1 Gnetum Gnemon....................................................................................3
II.1.1 Pengertian Gnetum Gnemon.................................................................3
II.1.2 Reproduksi Gnetum Gnemon................................................................3
II.1.3 Perkecambahan Gnetum Gnemon.........................................................4
II.2 Ginkgo Biloba........................................................................................4
II.2.1 Sejarah Ginkgo Biloba..........................................................................6
II.2.2 Pengertian Ginkgo Biloba.....................................................................7
II.2.3 Biji Ginkgo Biloba................................................................................8
II.2.4 Siklus Hidup Ginkgo Biloba.................................................................9
II.2.5 Peran Ginkgo Biloba dan Ekstrak Daun yang Terkandung................14
II.2.6 Efek Samping Ginkgo Biloba.............................................................17
II.3 Agathis alba..........................................................................................17
II.3.1 Pengertian Agathis alba......................................................................17
II.3.2 Karakteristik Agathis alba...................................................................18
BAB III PENUTUP.....................................................................................20
III.1Kesimpulan............................................................................................20
III.2 Saran.....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka.

Gymnospermae berasal dari Bahasa Yunani yaitu Gymnos yang berarti telanjang

dan Sperma yang berarti biji, sehingga Gymnospermae dapat diartikan sebagai

tumbuhan berbiji terbuka. Pada Gymnospermae, biji nampak (terekspos) langsung

atau terletak diantara daun-daun penyusun strobilusatau runjung, bijinya tidak

terlindung dalam bakal buah (ovarium). Gymnospermae telah hidup di bumi sejak

periode devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus.

Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang

sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara seperti Pteridospermophyta

(paku biji), Bennettophyta, dan Cordaitophita. Anggota-anggotanya yang lain

dapat melanjutkan keturunannya hingga sekarang Angiospermae yang ditemukan

sekarang dianggap sebagai penerus dari salah satu kelompok Gymnospermae

purba yang telah punah (paku biji). Gymnospermae memiliki karakteristik yang

unik yaitu daur hidup yang sama seperti tumbuhan paku heterospora.

Daur hidup ini terdiri dari dua fase yaitu fase gametofit dan fase sporofit.

Salah satu komponen yang dapat terlibat dalam fase ini adalah

megagametogenesis. Megagametogenesis merupakan fase pembentukan gamet

betina. Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai Enriogenesis

Gymnospermae dan kelas-kelasnya seperti Embriologi Gnetum gnemon, Ginkgo

biloba, dan Agathis alba.

1
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah dalam
makalah ini adalah, sebagai berikut:
a. Pengertian dan pembahasan Embriologi Gnetum gnemon
b. Pengertian dan pembahasan Ginkgo biloba
c. Pengertian dan pembahasan Agathis alba

I.3 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah, sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui apa itu Embriologi Gnetum gnemon
b. Untuk mengetahui apa itu Ginkgo biloba
c. Untuk mengetahui apa itu Agathis alba

I.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah untuk mengetahui lebih detail
mengenai Embriogenesis Gymnospermae dan juga kelas-kelasnya seperti
Embriologi Gnetum gnemon, Ginkgo biloba, dan Agathis alba.

2
BAB II
PEMBAHASAN

II. 1 Gnetum gnemon


II. 1. 1 Pengertian Gnetum gnemon

Gambar 1. Melinjo Gnetum gnemon


Tumbuhan melinjo merupakan salah satu tumbuhan berbiji terbuka yang
tumbuh di daerah tropis.Melinjo ini berbentuk pohon berumah dua (ada individu
jantan dan betina) yang selalu hijau dan berbatang lurus tinggi dapat mencapai 5-
10 m.Tajuknya membentuk pyramid atau kerucut yang langsing. Daun pada
melinjo berbentuk tunggal dan berhadapan.Buahnya seperti buah keras berbentuk
jorong.Ketika masak warna buah berangsur-angsur akan berubah dari kuning,
merah hingga keunguan.Satu biji dalam satu buah besar dan kulit tengahnya keras
berkayu.Melinjo pada dasarnya tidak menghasilkan bunga dan buah sejati karena
bukan termasuk tmbuhan berbunga.Yang di anggap sebagai buah sebenarnya
adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging yang berbentuk
ellipsoid bujur telur atau biji perbuah.

II. 1. 2 Reproduksi Gnetum gnemon

Organ Reproduksi pada melinjo yaitu Sporofit Gnetum gnemon bersifat


Dioceous sehingga organ reproduksi jantan dan betina terdapat pada tanaman
yang berbeda. Organ reproduksi terorganisasi dalam strobili. Strobili tersusun atas
perbungaan panikula atau fasikula pada ketiak daun. Strobili juga tumbuh dalam
ketiak pasangan daun sisik yang tersusun dekusata.Daun sisik ini bergabung pada

3
bagian dasarnya membentuk brekta. Reproduksi Generatif Pada Gnetum
gnemon menggunakan organ reproduksi yang disebut konus atau strobilus.
Strobilus pada Gnetum gnemon ada dua yaitu strobilus jantan dan strobilus betina.
Terdiri dari sumbu memanjang yang jelas buku dan ruasnya. Strobilus
muda memiliki ruas yang sangat pendek. Pada buku ini mendukung brakte yang
berbntuk sisik, tersusun menggerombol. Brakte buku bergabung membentuk
struktur yang disebut kupula atau Collar. Jumlah kupula sesuai dengan jumlah
buku pada aksis, biasanya bervariasi antara 10-20. Tiap kupula mendukung 3-6
lingkaran bunga jantan. Tiap lingkaran mendukung sejumlah bunga jantan. Bunga
jantan dalam lingkaran tersusun berseling. diatas lingkaran bunga jantan terdapat
satu lingkaran yang bunga betina yang abortif. Pada Gnetum gnemon 2 atau 3
kupula pada ujung strobilus, terdiksi dan steril. Di dalam strobilus jantan terdapat
banyak anteridium yang mengandung sel-sel induk butir serbuk. Strobilus betina
mempunyai organisasi yang sama dengan strobilus jantan dengan tiap lingkaran
terdiri dari 4-10 ovul diatas tiap kupula. Tidak semua ovul akan berkembang
menjadi biji, hanya beberapa ovul yang mengalami kematangan. Pada strobilus
betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel
induk lembaga yang bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati,
dan satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada satu ruang
arkegonium.

II. 1. 3 Perkecambahan Gnetum gnemon

Biji melinjo pada umumnya mulai berkecambah 6 bulan setelah di tanam


(di semai), dan presentasinya sangat rendah yakni 1% – 2%. Makin
lama,presentasi yang berkecambah makin naik,Biasanya setelah 12 bulan hampir
semua biji berkecambah hanya beberapa saja yang baru berkecambah selama 14
bulan. Bila ada biji yang tidak mau berkecambah setelah sekian lama berada di
persemaian, kemungkinan biji itu tidak memiliki embrio,hanya memiliki
endosperm.
Perkecambahn biji di mulai 6 bulan setelah di semai, itu tidaklah mutlak
karena perkembangan embrio dari biji yang telah masak ternyata bervariasi
sewaktu lepas dari pohon.Banyak orang yang mengatakan bahwa lamanya waktu
yang di perlukan biji melinjo untuk berkecambah di sebabkan oleh suatu dormansi

4
(masa tidur) yakni dormansi kulit keras dari biji melinjo.Pendapat itu tidak
benar.Kontruksi kulit biji mlinjo memungkinkan air dengan mudah masuk ke
dalam biji, dan kecambah tanpa kesukaran dapat keluar dari biji.Jadi adanya
anjuran untuk merusak kulit biji melinjo sebelum disemai adalah kurang tepat.
Perkecambahan yang lama dari biji mlinjo itu sebabnya terletak pada
embrionya (lembaganya).Hasil pengamatan menunjukkan bahwa biji melinjo
lepas pohon setelah masak (berkulit merah) belum memiliki embrio yang
sempurna.Embrio baru di wujudkan oleh sekelompok sel yang belum
diferensiasi.Perkembangan embrio trejadi di luar pohon.Ini banyak terjadi pada
tanaman dari Gymnospermae yang tidak di lindungi oleh daging buah. Buah
melinjo sebenarnya adalah biji,dan yang tampak merah setelah tua itu adalah
kulit luarnya. Waktu yang di perlukan untuk berkecambah itu sebenarnya adalah
waktu yang di perlukan biji untuk
menyempurnakan embrionya.Bila perkecambahan embrio bisa lebih cepat maka
perkecambahan akan lebih cepat terjadi dan lebih serentak sehingga di peroleh
bibit yang seragam tumbuhnya.Hasil penelitian di laboratorium menunjukan
sebab lamanya perkecambahan embrio.Pembentukan embrio sudah dapat di
percepat dengan perlakuan tertentu.
Bakal biji setelah dipolinasi memperlihatkan, bahwa polen telah berada
dalam rongga polen, demikian juga set telur telah dibentuk setelah dua minggu
dipolinasi. Polen menempel dan mulai berkecambah pada jaringan nucleus yang
berdegenerasi pada minggu ketiga dan keempat. Pada minggu ketiga juga
ditemukan endosperm telah dibentuk di bagian khalaza kantung embrio dan
memenuhi seluruh kantung embrio pada minggu keenam. Bakal embrio stadium
dua inti ditemukan pada minggu keempat dan kelima setelah dipolinasi. Bakal
embrio stadium dua inti ini adalah hasil pembelahan zigot yang pada tahap awal
pembelahan hanya inti zigot yang membelah.Bakal embrio ini akan membentuk
tonjolan yang memanjang berbentuk tabung ke arah horizontal atau ke arah
khalaza kantung embrio. Tonjolan ini dinamakan suspensor primer dan mulai
dibentuk pada tepi endosperm bagian mikropil pada minggu keenam setelah
dipolinasi. Selanjutnya suspensor primer membentuk percabangan dan menyusup
ke dalam endosperm pada minggu ketujuh. Suspensor primer selanjutnya

5
membentuk percabangan yang banyak dan tersebar di bagian tengah dan tepi
endosperm sejak minggu kedelapan hingga minggu ke-15 setelah dipolinasi.

Embrio Gnetum gnemon membentuk hypocotyl, yang bertindak sebagai


suatu tempat cadangan makanan dan mengambil makanan dari prothallus. Daerah
sebelah luar dari biji yang tebal dibentuk dari perianth yang sebelah luar,kulit
yang berkayu dibentuk dari perianth yang bagian dalam itu. Jenis Gnetum yang
memanjat ditandai oleh produksi beberapa silinder pusat dari kulit pohon dan
kayu sekunder, yang tambahan tambahan cambium yang menghasilkan perisikel,
seperti pada Cycas dan Makrozamia.

Bakal biji (ovule) dalam tanaman melinjo terdapat 3 lapisan pelindung yaitu:

1. Perianth merupakan lapisan luar dan berdaging (fleshy)


2. Integumen luar merupakan lapisan bagian tengah
3. Integumen dalam merupakan lapisan bagian dalam yang memanjang
membentuk saluran tangkai putik.

Pada dasarnya tanaman melinjo dapat di perbanyak dengan cara generative


(dengan biji) dan cara vegetative (cangkokan, okulasi, penyambungan, stek).
Masing-masing cara tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan.
Namun perkembangan biji secara generative membuat pertumbuhan tanaman
kuat, karena system perakarannya dalam atau berakar tunggang sehingga lebih
tahan terhadap kekeringan.Dan masa hidup atau umur tanaman lebih panjang di
bandingkan dengan tanaman yang berasal dari perkembangan vegetative.

II. 2. Ginkgo biloba


II. 2. 1 Sejarah Ginkgo biloba
Asal usul Ginkgo biloba berawal dari 150 -250 juta tahun yang lalu.
“Ginkgo (berasal dari Cina Yin-Kuo, yang berarti “perak aprikot”) biloba
(mengacu pada two-lobed, daun berbentuk kipas), daun berasal dari yang Pohon
maidenhair, yang diyakini hidup 2.000 hingga 4.000 tahun. Sifat obat GB telah
ditelusuri sekitar 5.000 tahun di Cina kuno, di mana penyembuh Chen Noung
(2767-2687 SM) menggambarkan sifat obat pertama yang ada di Farmakope
(Diamond, dkk, 2000).

6
Ginkgo Biloba banyak tumbuh didaerah Cina, dan sekarang
dibudidayakan Amerika Utara Tumbuh di alam liar, didaerah hutan gugur dan
lembah dengan tanah yang memiliki pH 5,0-5,5 dengan drainase air yang baik
Ginkgo biloba mempunyai khasiat sebagai peningkat daya ingat (memory),
mengurangi depresi, mengurangi simptom dementia, dan memperlancar sirkulasi
darah Bagian yang digunakan untuk ekstrak adalah daun dan batang (Diamond,
dkk, 2000).
II. 2. 2 PengertianGinkgo biloba
Ginkgo biloba L. ataubiasa disebut ginkgo atau pohon rambut perawan,
adalah sebuah tanaman berumur panjang,berganti daun setelah rontok, biasa
digunakan sebagai peneduh, yang awalnya banyak ditemukan di Cina. Dikenali
dari bentuk daunnya yang unik yaitu berbentuk kipas, yang berubah warna
menjadi kuning pada musim gugur, saat ini tanaman ini mudah ditemui di banyak
negara empat musim (Greenfield, 2004). Ginkgobiloba telah dikenal lebih dari
250 juta tahun dan dipercaya sebagai tanaman asli Korea, Jepang, dan Cina,
yang saat ini dapat ditemui di banyak negara. Pohon ginkgo dapat tumbuh
setinggi hingga 40 m, dan hidup lebih dari 1.000 tahun. Ekstrak daun pohon
ginkgobiloba telah digunakan ratusan tahun untuk mengobati berbagai
penyakit seperti asma, vertigo, kelelahan, dan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan peredaran darah (Ahmad,2013).
Tumbuhan Ginkgo biloba termasuk dalam famili Ginkgoaceae
adalahtumbuhan tertua dan bahkan disebut sebagai living fossil. Ekstrak daun
Ginkgomengandung flavonoid dan terpenoid, dua senyawa kimiawi penting yang
banyakberperan dalam memodifikasi berbagai kelainan dan penyakit sistem
kardiovaskuler (Chung dkk, 1999)
Kandungan yang ditemukan pada daun ginkgo adalah flavonoid
(flavanols, flavones, flavonols), terpena (triterpenelactones, triterpenes,
carotenoids, polyprenols, volatile terpenes), asam organik, senyawa turunan
poliasetat (alkyl phenolic acids dan alkyl phenols, long chain hydrocarbons,
lipids), dan lainnya (karbohidrat, berbagai senyawa organik dan anorganik).
Konstituen bioaktif utamanya adalah flavonoid (terutama glikosida) dan terpena
lakton. Ekstrak standar daun ginkgo yang sering diformulasikan mengandung
24% flavonoid dan 6% lakton. Konstituen penting lainnya yang ditemukan pada

7
ginkgo adalah biflavonoid dan alkifenol, seperti asam ginkgolic. Ginkgo juga
mengandung ginkgotoxin yang dilaporkan terkait secara struktural dengan vitamin
B6 (Putri & Setiawan 2017).
Klasifikasi Ginkgo biloba(Ramassamy dkk, 2007)
Kingdom : plantae

Division : Ginkgophyta

Class : Ginkgoopsida

Order : Ginkgoales

Family : Ginkgoaceae

Genus : ginkgo

Spesies : Ginkgo Biloba

Binominal name : Ginkgo Biloba L.

II. 2. 3 Biji Ginkgo Biloba


Biji ginkgo biloba mengandung anti-oksidan yang mampu meningkatkan
fungsi sistem syaraf dan sel-sel otak, selain menurunkan viskositas darah dan
melancarkan aliran darah khususnya pada sistem syaraf dan sel-sel otak.
Kemampuannya dalam meningkatkan pembesaran pembuluh darah, disinyalir
dapat menurunkan resiko kerusakan pada retina akibat degradasi makular,
juga dalam mengembalikan fungsi pendengaran dengan menurunnya aliran
darah (Ahmad, 2013).

8
Gambar2. Biji ginkgo biloba dan daging biji yang telah dikeluarkan; a) biji
ginkgo bersih, b) pemecahan biji, c) daging biji segar, d) daging biji setelah
terkena udara lingkungan

Biji ginkgo harus dibelah untuk dimanfaatkan isinya yang lunak seperti
biji kedelai yang telah direbus dan berwarna putih kehijauan ketika masih
segar, namun berubah menjadi putih kecoklatan ketika terekspos udara
lingkungan, seperti terlihat pada Gambar 1. Untuk membuka pelindung biji
yang keras, orientasi biji harus diketahui, karena biji lebih mudahmembuka
pada ujungnya, sedangkan bagian pangkalnya cenderung tetap menyatu.
Gambar 2 mengilustrasikan proses pembukaan biji ginkgo untuk diambil daging
bijinya, setelah ujung biji diketahui.Bila orientasi tidak tepat, maka akan
dibutuhkan gaya tekan yang jauh lebih besar untuk membukanya, sehingga
seringkali daging biji rusak terkena gaya tekan yang berlebihan (Ahmad, 2013).

Gambar 3. Ilustrasi proses pembukaan biji ginkgo biloba; a) tampak atas, b)


tampaksamping
II. 2. 4 Siklus Hidup Ginkgo biloba
Ginkgo biloba L. (juga disebut sebagai "fosil hidup emas") adalah spesies
gymnosperma dioecious khas dengan nilai ekonomi dan ekologi yang tinggi.
Seperti gimnospermae lain seperti spesies Cycadopsida dan Gnetales, organ
reproduksi individu ginkgo jantan adalah staminate strobilus (kerucut jantan)
sedangkan betina mengandung strobilus ovulasi (kerucut betina) (Du, S.,dkk
2016).
Secara morfologi tumbuhan jantan dan betina tidak dapat dibedakan
sebelum terbentuknya alat reproduksi. Namun, pohon jantan dan betina dapat
dibedakan secara sitologis pada tahap awal. Pada tumbuhan betina, dari 24

9
kromosom, empat adalah kromosom pembawa satelit, sedangkan pada tumbuhan
jantan tiga kromosom dengan satelit. Seperti sikas, struktur reproduksi Ginkgo
paling primitif di antara tumbuhan berbiji hidup.
Sifat morfologi punuk masih menjadi pertanyaan terbuka. Menurut
beberapa ahli botani, punuk mewakili sporangium yang gagal dan rongga lendir
mewakili jaringan sporogen yang gagal. Dalam kasus yang jarang terjadi,
mikrosporofil mengandung tiga sporangia. Mikrosporangia berkembang dari sel
archesporial hipofermal dari mikrosporofil. Mikrosporangium dewasa terdiri dari
sel induk dinding berlapis-lapis, tapetum dan mikrospora.Di dalam sporangium,
setiap sel induk mikrospora menghasilkan empat mikrospora atau serbuk sari
melalui pembelahan meiosis. Butir serbuk sari berbentuk oval dengan aperture
monosulcate. Setiap butir dibatasi oleh dua lapisan dinding konsentris: exine tebal
luar dan intine tipis dalam.

Gambar 3. Strobilus Jantan


Strobili betina berkembang di ketiak daun atau daun sisik yang terdapat
pada pucuk kerdil. Strobili betina memiliki struktur yang sangat berkurang. Setiap
strobilus terdiri dari tangkai atau tangkai panjang yang bercabang dua di
puncaknya dan setiap cabang biasanya memiliki satu bakal biji sesil. Dari dua
ovula, yang satu tetap hidup sementara yang lain menggugurkan pada tahap awal.
Terkadang, kedua bakal biji menjadi layak dan berkembang menjadi biji. Pangkal
setiap bakal biji dikelilingi oleh cawan berdaging yang disebut kerah. Sebagian
besar ilmuwan percaya bahwa strobilus betina G. biloba adalah struktur yang
sangat berkurang dan kerahnya mewakili megasporofil yang berkurang. Kadang-
kadang, kalung itu bisa tumbuh menjadi pucuk daun - ini mendukung hipotesis
ini. Selain itu, gagang bunga yang memiliki dua bakal biji memiliki empat jejak
10
vaskular, dua di setiap bakal biji, dengan demikian mewakili sumbu strobilus
betina yang membawa dua megasporofil. Beberapa kelainan juga telah diamati di
mana satu tangkai mengandung banyak bakal biji. Dalam kondisi seperti itu,
jumlah jejak vaskular di gagang bunga akan menjadi dua kali jumlah ovula.
Pankow dan Sothman (1967) tidak setuju atas sifat sporofil collar. Mereka
menganggap ovula Ginkgo biloba sebagai kaulin dan terminal pada sumbu lateral.
Mereka berpendapat bahwa collar tersebut tidak memiliki suplai vaskular dan
berkembang setelah pembentukan integumen.

Gambar 4. Strobilus Betina


Biji Ginkgo mirip dengan Cycas. Ovulnya ortotropous, unitegmic dan
crassinucellate (dengan jaringan nukeller masif). Pada ovula muda, integumen
bebas dari nucellus, kecuali pada ujung chalazal, sedangkan pada ovula yang
sudah matang integumen menyatu dengan nucellus kecuali pada apeks karena
pembesaran ujung chalazal Ovula memiliki paruh besar- berbentuk nucellus.
Dalam ovula pra-penyerbukan, sel inti apikal berdegenerasi untuk membentuk
ruang serbuk sari yang dalam dan penyerbukan turun.
Sel inti megaspora yang terletak dalam berdiferensiasi menjadi sel induk
megaspora besar. Sel induk megaspora dikelilingi oleh jaringan spons yang
berkembang dengan baik. Pada tahap selanjutnya, sel jaringan spons yang
berdekatan dengan gametofit yang membesar kehilangan dinding selnya. Dinding
sel induk megaspore menjadi tebal karena perkembangan dinding berlapis ganda.
Sekarang, sel induk megaspora mengalami pembelahan meiosis untuk membentuk
liner tetrad dari empat megaspora. Tiga megaspora atas merosot, sedangkan yang
paling bawah menjadi fungsional.

11
Gametofit dari Ginkgo Biloba
Spora (baik mikrospora atau megaspora) mewakili fase pertama generasi
gametofit. Butir mikrospora atau serbuk sari merupakan gametofit jantan,
sedangkan megaspora merupakan tahapan pertama dari gametofit betina yang
berkembang menjadi gametofit betina.Perkembangan lebih lanjut dari gametofit
jantan dimulai dalam waktu satu bulan setelah penyerbukan. Sel tabung serbuk
sari keluar melalui celah dalam bentuk tabung serbuk sari. Tabung berlanjut
menuju archegonium, menembus jaringan inti ovula. Sel antheridial di dalam
tabung serbuk sari membelah untuk menghasilkan sel tangkai dan sel
spermatogenous (tubuh). Sel spermatogenous membesar secara signifikan dan dua
blepharoplasts berkembang di dua ujung yang berlawanan tepat sebelum
pembuahan. Sel spermatogenous membelah secara vertikal membentuk dua sel
sperma (gamet jantan). Sperma Ginkgo sangat mirip dengan Cycas, kecuali
ukurannya lebih kecil, sedikit memanjang dan silia yang tersusun spiral sebagian
besar terbatas pada daerah apikal.
Dua sampai empat sel di ujung mikropilar dari gemetophyte betina berfungsi
sebagai inisial archegonial. Masing-masing sel ini membelah secara periklinis
untuk membentuk inisial leher primer kecil luar dan sel pusat besar. Leher primer
awal terbagi oleh dua dinding vertikal yang saling bersudut satu sama lain
sehingga menghasilkan empat sel leher yang tersusun dalam satu tingkat. Inti sel
sentral memotong sel saluran ventral atas sementara dan sel telur besar.
Berkenaan dengan sel kanal ventral, Ginkgo tampaknya lebih primitif daripada
Cycas di mana terdapat nukleus kanal ventral.
Penyerbukan
Seperti Cycas, Ginkgo adalah anemophilous yaitu, penyerbukan angin. Pada saat
butiran serbuk sari menyebar, untai pusat dari sel nucellar yang memanjang di
dalam bakal biji yang telah diserbuki tidak teratur diikuti oleh runtuhnya
epidermis yang mengakibatkan ruang serbuk sari yang sempit dan dalam dan
penyerbukan turun. Cairan kental merembes keluar melalui mikrofil dalam bentuk
tetesan penyerbukan. Beberapa butir serbuk sari anemofil terperangkap di tetesan
penyerbukan dan dibawa ke ruang serbuk sari karena mengeringkan cairan.
Penyerbukan umumnya terjadi pada bulan Mei. Butir serbuk sari berkecambah di
ruang serbuk sari, tidak seperti Cycas yang berkecambah di ruang perantara.

12
Tabung serbuk sari keluar melalui celah. Cabang tabung serbuk sari dengan bebas
menunjukkan tabung tidak bercabang proksimal dan percabangan haustorial
banyak bercabang di antara sel antar sel.
Pemupukan:
Sperma bersama dengan sitoplasma tabung serbuk sari dilepaskan di ruang
arkeologi dengan pecahnya bagian terminal tabung serbuk sari. Sitoplasma tabung
serbuk sari yang kaya osmotik menyebabkan pecahnya sel-sel leher, akibatnya
sperma motil masuk ke dalam archegonia. Pembuahan berlangsung pada bulan
September yaitu empat bulan setelah penyerbukan. Kedua sperma bergerak
menuju archegonium dengan gerakan maju dan melingkar, pita siliaris
membentuk ujung posterior. Namun, di Cycas, pita siliaris membentuk ujung
anterior. Ruang archegonial diisi dengan cairan pembuahan yang diproduksi oleh
sel nucellar. Pita siliaris sperma tertinggal di bagian atas sel telur. Inti sperma
menyatu dengan inti sel telur menghasilkan zigot.
Embriogeni:
Zigot membesar secara signifikan dan mengalami pembelahan nuklir bebas
sehingga menghasilkan 256 inti, ditempatkan secara merata di sitoplasma
proembrio yang sedang berkembang. Formasi dinding sel di proembrio dimulai di
semua sel secara bersamaan menghasilkan proembrio seluler. Diferensiasi sel
proembrional dimulai pada tahap selanjutnya.
Sel-sel di ujung mikropilar sangat memanjang membentuk suspensor masif,
sedangkan sel basal (ujung chalazal) berkembang menjadi sel embrional dengan
meristem yang berbeda. Puncak pucuk berdiferensiasi di daerah basal embrio,
sedangkan puncak akar berkembang di ujung yang berlawanan. Embrio dikotil
(jarang dengan tiga kotiledon) dengan dua ikatan mesarch terlihat pada embrio
dewasa.
Benih:
Ciri yang paling mencolok di Ginkgo adalah perkembangan embrio yang
terus berlanjut bahkan setelah benih tersebar. Sebenarnya, bagian utama dari
pertumbuhan embrio terjadi pada benih yang terlepas sebelum atau setelah
pembuahan. Sekitar tujuh bulan diperlukan untuk mencapai kematangan embrio.
Dengan demikian, Ginkgo menunjukkan siklus reproduksi dua tahun di
mana penyerbukan terjadi di musim semi, pembuahan di awal musim gugur di

13
tahun yang sama, dan perkembangan embrio terus berlanjut bahkan setelah benih
keluar. Perkecambahan benih adalah hipogeal (G., Bijoy, 2020).

Gambar 4. Siklus Hidup Ginkgo biloba

II. 2. 5 PeranGinkgo biloba dan Ekstrak daun yang terkandung


Secara medis, daun dan buah ginkgo digunakan secara medis untuk
beberapa kondisi, diantaranya adalah untuk pengobatan asma, bronkitis, penyakit
kardiovaskular, tinnitus, demensia’, dan gangguan memori. Penemuan akhir-akhir
ini juga melaporkan bahwa G. Biloba telah digunakan sebagai salah satu obat
herbal potensial untuk meningkatkan fungsi kognitif dan mengobati alzheimer
serta gangguan serebral (Putri & Setiawan, 2017)
Ginkgo biloba juga diketahui dapat meningkatkan daya tahan kinerja pada
penelitian yang dilakukan. Hal tersebut dikarenakan adanya flavonoid dan terpena
dalam ekstrak G. biloba yang dapat merangsang pelepasan endothelium-derived
relaxing factor (EDRF) yang dapat meningkatkan aliran darah jaringan otot
melalui perbaikan mikrosirkulasi sehingga dapat meningkatkan daya tahan
aerobik dan produksi energi oleh otot (Putri & Setiawan, 2017)
Ekstrak daun yang terkandung dalam Gingko biloba yaitu:
 Sebagai antioksidan bermanfaat untuk umur panjang dan anti-penuaan
Winter melaporkan bahwa 344 tikus jantan Fischer di EGB 761 (50
mg/kg/hari dalam air minum) untuk kehidupan memiliki tingkat

14
kelangsungan hidup secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kontrol.
Efeknya mungkin terkait dengan stres oksidatif berkurang dan produksi
radikal bebas. Telah diusulkan bahwa penuaan sel postmitotic adalah karena
kerusakan sel dan jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas dan bahwa
mitokondria DNA (mtDNA), khususnya, adalah target utama dari radikal
bebas. Lesi oksidatif diperkirakan menjadi kontributor penting untuk
penuaan. Memang, lesi oksidatif mtDNA telah terbukti menumpuk dengan
usia pada jaringan manusia dan hewan pengerat. Pengobatan dengan EGB
761 (100 mg / kg dalam air minum setiap hari selama 3 bulan) sebagian
mencegah perubahan morfologi serta indeks oksidatif(Chan & Fu, 2007)
 Sebagai antitumor
Ekstrak daun ginkgo biloba (100 mg/kg) diberikan sebelum iradiasi
transplantasi fibrosarcoma pada tikus C3Hradiosensitivitas meningkat pada
sel tumor. Pertumbuhan tumor dihambat dan tidakada peningkatan radiasi
kerusakan pada jaringan normal. Radiosensitivitas dari sel-seltumor
meningkat mungkin dikarenakan meningkatkan aliran darah tumor
danpenurunan fraksi hipoksia di tumor. Aktivitas antikarsinogenik flavonoid
juga telahdilaporkan Agha dan kawan-kawan melaporkan bahwa ekstrak
ginkgo bilobaberperan efek chemopreventive yang menguntungkan terhadap
karsinogenesislambung pada tikus
 Sebagai antioksidan yaitu secara tidak langsung menghambat
pembentukan radikal bebas.
Ekstrak daun ginkgo biloba dapat menghasilkan spesies oksigen reaktif
(ROS) seperti hidroksil radikal (OH˙), peroxylradikal (ROO˙), anion
superoksida radikal (O2-˙) oksida, nitrat radikal (NO˙),hidrogen peroksida
(H2O2), dan ferryl ion spesies. Ekstrak daun ginkgo juga dapatmeningkatkan
aktivitas enzim antioksidan seperti distmutase superoksida (SOD),glutathione
peroxidase, katalase, dan / atau heme oxygenase-1-, sehingga secara
tidaklangsung berkontribusi sebagai antioksidan. Ekstrak daun ginkgo
bilobameningkatkan ekspresi enzim mitokondria seperti dehydrogenases
NADH, yangdapat mempengaruhi generasi ROS dalam mitokondria. Ini
adalah perlindunganterhadap uncoupling fosforilasi oksidatif, sehingga
meningkatkan tingkat ATPmengatur metabolisme energi. Itu konstituen

15
utama terlibat dalam semua tindakan iniadalah flavonoid (Quercitin dan
kaempferol) dan terpenoid (ginkgolides danbilobalide), dimana masing-
masing memberikan kontribusi antioksidan property berbeda. Flavonoid
diketahui mempunyai efek penghambatan enzim siklooksigenase-2, yang
merupakan bagian dari sintesis prostaglandin, dan penghambatan
untukmengurangi karsinogenesis kolon. Bilobalide tersebut meningkatkan
kegiatan darienzim antioksidan (SOD dan katalase) dan meningkatkan
viabilitas sel. Namun,proanthocyanidins (hadir di sekitar 7% dalam daun
Ginkgo ekstrak) hadir dalammengikat ekstrak daun seluruh protein dan
menonaktifkan antioksidan enzim seperti
katalase, peroksidase glutation, dan laktat dehidrogenase. Oleh karena itu,
kehadiran proanthocyanidins dapat menghambat antioksidan efek dari ekstrak
daun Ginkgo(Mahadevan & Park, 2008)
 Sebagai efek antikanker
Ekstrak daun Ginkgo dikenal untuk menunjukkan tindakanchemopreventive
di berbagai tingkat dengan antioksidan, sifatantiangiogenic, dan pengaruh
ekspresi. Ekstrak daun ginkgo biloba mempunyai kemampuan antioksidan
untuk meningkatkan toleransi seluler terhadap stres oksidatif serta untuk
mengurangi angiogenesis, yaitu pembentukan pembuluh darah yang
diperlukan untuk metastasis tumor. Oksida nitrat (NO) yang terlibat dalam
perkembangan kanker juga tampaknya diselesaikan melalui para terpenoid
dari ekstrak daun Ginkgo dengan mengubah ekspresi NO enzim sintase.
Selain itu, ekstrak daun ginkgo diketahui mempengaruhi ekspresi gen terlibat
dalam proliferasi sel, diferensiasi sel, dan apoptosis pada tingkat mRNA di
payudara dan model kanker kandung kemih sehingga memberikan efek
antikanker (Mahadevan & Park, 2008)
Khasiat terapi tumbuhanGinkgo biloba, antara lain (Putri & Setiawan, 2017):
 menghambat kepikunan pada orang lanjut usia dan penyakit Alzheimer
 gangguan kardiovaskuler
 Sebagai penenang
 pembangkit syahwat
 tinnitus

16
 penyakit kelainan pada retina, kulit, antioksidan dan bahkan sebagai
antibiotika

II. 2. 6 Efek Samping Ginkgo biloba


Ginkgo bilobamempunyai efek samping bila penggunaan berturut-turut
selama lebih dari enam bulan. Ekstrak ini bila dikonsumsi akan mempunyai kadar
puncak di plasma 2 sampai 3 jam. Metabolit dari ekstrak ini akan dikeluarkan
melalui urin. Pemberian ekstrak ini tidak menimbulkan peningkatan enzim di hati
(Smith & Luo, 2004). Studi menunjukkan bahwa risiko relatif rendah dikaitkan
dengan konsumsi produk daun ginkgo biloba. Sesekali efek samping dengan
konsumsi berlebihan dari ekstrak daun ginkgo biloba telah dilaporkan yang
meliputi gangguan pencernaan, sakit kepala, pusing, perdarahan, reaksi alergi
kulit, dan sesekali reaksi anafilaksis (hanya dengan pemberian intravena)
(Mahadevan & Park, 2008)

II.3 Agathis Alba


II.3.1 Pengertian Agathis alba

17
Agathis dikenal sebagai kayu damar, termasuk kedalam famili
Araucariaceae. Tinggi pohon mencapai 55 m dan diameter batang mencapai ≥ 150
cm dengan bentuk batang silindris dan lurus. Tajuknya berbentuk kerucut, pohon
tidak berbanir dan mengeluarkan damar yang lazim disebut kopal. Pohon ini
tumbuh pada hutan primer, tanah berpasir, berbatu atau liat dan tidak tergenang
air pada ketinggia 2-1.750 m dpl. Pembiakan tanaman dilakukan secara generatif.
Musim buah biasanya bulan Februari-April dan Agustus- Oktober, dengan jumlah
biji per kg sebanyak 4.950 butir.
Daerah penyebaran Agathis spp antara lain Sumatera Barat, Sumatera
Utara, Seluruh Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua (Martawijaya et
al, 1981). Pembibitan tanaman ini dilakukan dengan cara menyemaikan benih
pada media tanah atau pasir dalam posisi berdiri. Benih mulai berkecambah
setelah 6 hari. pembibitan secara vegetatif juga dapat dilakukan dengan
menggunakan bahan stek batang dari anakan (Nurhasybi dan Sudarajat, 2001).

II.3.2 Karakteristik Agathis Alba


 Habitus : Pohon sedang sampai besar, batang utamalurus berbeentuk
silinder dengan diameter 200

 400cm, tidak berbanir, pepagan luar abu-abu mudahingga coklat


kemerahan

 Tajuk : monopodial-simpodial

 Pepagan dalam putih susu atau merah muda

 Kayu gubal : kuning pucat hingga kuning jerami

 Daun : tepi rata, tangkai pendek, berhadapan, bulattelur sampai lanset,


panjang 6 – 12 cm

 Bunga : Bunga jantan hampir duduk di dalam atausedikit di atas ketiak


daun

 Buah : kerucut berbentuk bola dengan diameter 8cm, sisik kerucut pendek,
beberntuk baji, sisik bijibersatu dengan daun pelindung, dengan satu
bakalbiji, bersayap satu atau dua sisinya

18
 Penyebaran : genus Agathis 21 jenis, 11diantaranya terdapat dikawasan
malesia,semenanjung Malaysia, Sumatera,Kalimantan, Sulawesi, Filipina,
Malukusampai Papua Nugini dan Selendia Baru

 Ekologi: Agathis tumbuh baik di hutan hujandataran rendah hingga


pegunungan rendahpada ketinggian 2000 – 2400 m dpl

 Kegunaan : untuk bahan bangunan, kotakteh, papan wol kayu, bahan


kertas dan kayulapis, damar dari pepagan dalam dikenaldengan dengan
nama kopal digunakansebagai bahan vernis, dupa, cat, dl

19
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka
2. Ciri Gymnospermae tidak mempunyai bunga sejati, tidak ada mahkota
bunganya. Bakal biji terdapat di luar permukaan dan tidak dilindungi oleh
daun buah, merupakan tumbuhan heterospora yaitu menghasilkan dua
jenis spora berlainan, megaspora membentuk gamet betina, sedangkan
mikrospora menghasilkan serbuk sari, struktur reproduksi terbentuk di
dalam strobilus. Dalam reproduksi terjadi pembuahan tunggal.
3. Embriogenesis Gymnospermae memiliki kelas-kelas seperti Embriologi
Gnetum gnemon, Ginkgo biloba, dan Agathis alba.

III. 2 SARAN
Adapun saran dari kami, sehubung dengan bahasan makalah ini untuk para
pembaca agar senantiasa mengembangkan ilmu pengetahuan yag telah ada. Hal
ini karena ilmu pengetahuan akan selalu mengalami perubahan dan perkembangan
sehingga dibutuhkan seorang revolusioner dan seorang pioneer yang akan
mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut.

20
DAFTAR PUSTAKA
Diamond, B. J., Shiflett, S. C., Feiwel, N., Matheis, R. J., Noskin, O., Richards, J.
A., & Schoenberger, N. E. (2000). Ginkgo biloba extract: mechanisms and
clinical indications. Archives of physical medicine and rehabilitation, 81(5),
668-678.

Du, S., Sang, Y., Liu, X., Xing, S., Li, J., Tang, H., & Sun, L.
(2016),Transcriptome Profile Analysis from Different Sex Types of Ginkgo
biloba L. Frontiers in Plant., Front Plant Sci, 7: 871

Chung, H. S., Harris, A., Kristinsson, J. K., Ciulla, T. A., Kagemann, C., & Ritch,
R. (1999). Ginkgo biloba extract increases ocular blood flow
velocity. Journal of ocular pharmacology and therapeutics, 15(3), 233-240.

Ramassamy, C., Longpré, F., & Christen, Y. (2007). Ginkgo biloba extract (EGb
761) in Alzheimer's disease: is there any evidence?. Current Alzheimer
Research, 4(3), 253-262.

Mahadevan, S., & Park, Y. (2008). Multifaceted therapeutic benefits of Ginkgo


biloba L.: chemistry, efficacy, safety, and uses. Journal of food
science, 73(1), R14-R19.

Chan, P. C., Xia, Q., & Fu, P. P. (2007). Ginkgo biloba leave extract: biological,
medicinal, and toxicological effects. Journal of environmental science and
health part C, 25(3), 211-244.

Smith, J. V., & Luo, Y. (2004). Studies on molecular mechanisms of Ginkgo


biloba extract. Applied microbiology and biotechnology, 64(4), 465-472

Ahmad, U. (2013). Deteksi ujung biji ginko menggunakan pengolahan citra


berbasis analisis morfologi. Jurnal Keteknikan Pertanian, 27(1).

G., Bijoy, 2020, Essay on the Life Cycle of Ginkgo Biloba | Gymnosperms |
Botany, https://www.biologydiscussion.com/essay/gymnosperms/essay-on-
the-life-cycle-of-ginkgo-biloba-gymnosperms-botany/77616, diakses pada
tanggal 3 november 2020 pukul 20.58

https://www.academia.edu/9306173/Deskripsi_suku_dan_marga_pohon, diakses
pada tanggal 3 november 2020 pukul 21.05
Nurhasybi dan Sudrajat, D.J. 2001. Informasi Singkat Benih Agathis Lorantifolia
https://forestryinformation.wordpress.com/2011/07/19/agathis-alba-foxw/,
diakses pada tanggal 3 november 2020 pukul 21.22

Feni, 2012, Perkembangan Biji Melinjo,


https://feniaceaebiolgy.wordpress.com/2012/07/05/perkembangan-biji-mlinjo/
diakses pada tanggal 3 november 2020 pukul 21:40
2015, https://www.slideshare.net/agustinsoetopo/ppt-embriologi-tumbuhan-
gnetum-gnemon diakses pada tanggal 3 november 2020 pukul 21:40
21
22

Anda mungkin juga menyukai