Embriogenesis Gymnospermae
DISUSUN OLEH
KELOMPOK I
i
2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan
Terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan tentang mata kuliah biokimia dasar beserta
ilmu kita. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
Penyusun
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
I.1 Latar Belakang..........................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
I.3 Tujuan........................................................................................................2
I.4 Manfaat......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
II.1 Gnetum Gnemon....................................................................................3
II.1.1 Pengertian Gnetum Gnemon.................................................................3
II.1.2 Reproduksi Gnetum Gnemon................................................................3
II.1.3 Perkecambahan Gnetum Gnemon.........................................................4
II.2 Ginkgo Biloba........................................................................................4
II.2.1 Sejarah Ginkgo Biloba..........................................................................6
II.2.2 Pengertian Ginkgo Biloba.....................................................................7
II.2.3 Biji Ginkgo Biloba................................................................................8
II.2.4 Siklus Hidup Ginkgo Biloba.................................................................9
II.2.5 Peran Ginkgo Biloba dan Ekstrak Daun yang Terkandung................14
II.2.6 Efek Samping Ginkgo Biloba.............................................................17
II.3 Agathis alba..........................................................................................17
II.3.1 Pengertian Agathis alba......................................................................17
II.3.2 Karakteristik Agathis alba...................................................................18
BAB III PENUTUP.....................................................................................20
III.1Kesimpulan............................................................................................20
III.2 Saran.....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Gymnospermae berasal dari Bahasa Yunani yaitu Gymnos yang berarti telanjang
dan Sperma yang berarti biji, sehingga Gymnospermae dapat diartikan sebagai
terlindung dalam bakal buah (ovarium). Gymnospermae telah hidup di bumi sejak
periode devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus.
sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara seperti Pteridospermophyta
purba yang telah punah (paku biji). Gymnospermae memiliki karakteristik yang
unik yaitu daur hidup yang sama seperti tumbuhan paku heterospora.
Daur hidup ini terdiri dari dua fase yaitu fase gametofit dan fase sporofit.
Salah satu komponen yang dapat terlibat dalam fase ini adalah
betina. Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai Enriogenesis
1
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah dalam
makalah ini adalah, sebagai berikut:
a. Pengertian dan pembahasan Embriologi Gnetum gnemon
b. Pengertian dan pembahasan Ginkgo biloba
c. Pengertian dan pembahasan Agathis alba
I.3 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah, sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui apa itu Embriologi Gnetum gnemon
b. Untuk mengetahui apa itu Ginkgo biloba
c. Untuk mengetahui apa itu Agathis alba
I.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah untuk mengetahui lebih detail
mengenai Embriogenesis Gymnospermae dan juga kelas-kelasnya seperti
Embriologi Gnetum gnemon, Ginkgo biloba, dan Agathis alba.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
bagian dasarnya membentuk brekta. Reproduksi Generatif Pada Gnetum
gnemon menggunakan organ reproduksi yang disebut konus atau strobilus.
Strobilus pada Gnetum gnemon ada dua yaitu strobilus jantan dan strobilus betina.
Terdiri dari sumbu memanjang yang jelas buku dan ruasnya. Strobilus
muda memiliki ruas yang sangat pendek. Pada buku ini mendukung brakte yang
berbntuk sisik, tersusun menggerombol. Brakte buku bergabung membentuk
struktur yang disebut kupula atau Collar. Jumlah kupula sesuai dengan jumlah
buku pada aksis, biasanya bervariasi antara 10-20. Tiap kupula mendukung 3-6
lingkaran bunga jantan. Tiap lingkaran mendukung sejumlah bunga jantan. Bunga
jantan dalam lingkaran tersusun berseling. diatas lingkaran bunga jantan terdapat
satu lingkaran yang bunga betina yang abortif. Pada Gnetum gnemon 2 atau 3
kupula pada ujung strobilus, terdiksi dan steril. Di dalam strobilus jantan terdapat
banyak anteridium yang mengandung sel-sel induk butir serbuk. Strobilus betina
mempunyai organisasi yang sama dengan strobilus jantan dengan tiap lingkaran
terdiri dari 4-10 ovul diatas tiap kupula. Tidak semua ovul akan berkembang
menjadi biji, hanya beberapa ovul yang mengalami kematangan. Pada strobilus
betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel
induk lembaga yang bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati,
dan satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada satu ruang
arkegonium.
4
(masa tidur) yakni dormansi kulit keras dari biji melinjo.Pendapat itu tidak
benar.Kontruksi kulit biji mlinjo memungkinkan air dengan mudah masuk ke
dalam biji, dan kecambah tanpa kesukaran dapat keluar dari biji.Jadi adanya
anjuran untuk merusak kulit biji melinjo sebelum disemai adalah kurang tepat.
Perkecambahan yang lama dari biji mlinjo itu sebabnya terletak pada
embrionya (lembaganya).Hasil pengamatan menunjukkan bahwa biji melinjo
lepas pohon setelah masak (berkulit merah) belum memiliki embrio yang
sempurna.Embrio baru di wujudkan oleh sekelompok sel yang belum
diferensiasi.Perkembangan embrio trejadi di luar pohon.Ini banyak terjadi pada
tanaman dari Gymnospermae yang tidak di lindungi oleh daging buah. Buah
melinjo sebenarnya adalah biji,dan yang tampak merah setelah tua itu adalah
kulit luarnya. Waktu yang di perlukan untuk berkecambah itu sebenarnya adalah
waktu yang di perlukan biji untuk
menyempurnakan embrionya.Bila perkecambahan embrio bisa lebih cepat maka
perkecambahan akan lebih cepat terjadi dan lebih serentak sehingga di peroleh
bibit yang seragam tumbuhnya.Hasil penelitian di laboratorium menunjukan
sebab lamanya perkecambahan embrio.Pembentukan embrio sudah dapat di
percepat dengan perlakuan tertentu.
Bakal biji setelah dipolinasi memperlihatkan, bahwa polen telah berada
dalam rongga polen, demikian juga set telur telah dibentuk setelah dua minggu
dipolinasi. Polen menempel dan mulai berkecambah pada jaringan nucleus yang
berdegenerasi pada minggu ketiga dan keempat. Pada minggu ketiga juga
ditemukan endosperm telah dibentuk di bagian khalaza kantung embrio dan
memenuhi seluruh kantung embrio pada minggu keenam. Bakal embrio stadium
dua inti ditemukan pada minggu keempat dan kelima setelah dipolinasi. Bakal
embrio stadium dua inti ini adalah hasil pembelahan zigot yang pada tahap awal
pembelahan hanya inti zigot yang membelah.Bakal embrio ini akan membentuk
tonjolan yang memanjang berbentuk tabung ke arah horizontal atau ke arah
khalaza kantung embrio. Tonjolan ini dinamakan suspensor primer dan mulai
dibentuk pada tepi endosperm bagian mikropil pada minggu keenam setelah
dipolinasi. Selanjutnya suspensor primer membentuk percabangan dan menyusup
ke dalam endosperm pada minggu ketujuh. Suspensor primer selanjutnya
5
membentuk percabangan yang banyak dan tersebar di bagian tengah dan tepi
endosperm sejak minggu kedelapan hingga minggu ke-15 setelah dipolinasi.
Bakal biji (ovule) dalam tanaman melinjo terdapat 3 lapisan pelindung yaitu:
6
Ginkgo Biloba banyak tumbuh didaerah Cina, dan sekarang
dibudidayakan Amerika Utara Tumbuh di alam liar, didaerah hutan gugur dan
lembah dengan tanah yang memiliki pH 5,0-5,5 dengan drainase air yang baik
Ginkgo biloba mempunyai khasiat sebagai peningkat daya ingat (memory),
mengurangi depresi, mengurangi simptom dementia, dan memperlancar sirkulasi
darah Bagian yang digunakan untuk ekstrak adalah daun dan batang (Diamond,
dkk, 2000).
II. 2. 2 PengertianGinkgo biloba
Ginkgo biloba L. ataubiasa disebut ginkgo atau pohon rambut perawan,
adalah sebuah tanaman berumur panjang,berganti daun setelah rontok, biasa
digunakan sebagai peneduh, yang awalnya banyak ditemukan di Cina. Dikenali
dari bentuk daunnya yang unik yaitu berbentuk kipas, yang berubah warna
menjadi kuning pada musim gugur, saat ini tanaman ini mudah ditemui di banyak
negara empat musim (Greenfield, 2004). Ginkgobiloba telah dikenal lebih dari
250 juta tahun dan dipercaya sebagai tanaman asli Korea, Jepang, dan Cina,
yang saat ini dapat ditemui di banyak negara. Pohon ginkgo dapat tumbuh
setinggi hingga 40 m, dan hidup lebih dari 1.000 tahun. Ekstrak daun pohon
ginkgobiloba telah digunakan ratusan tahun untuk mengobati berbagai
penyakit seperti asma, vertigo, kelelahan, dan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan peredaran darah (Ahmad,2013).
Tumbuhan Ginkgo biloba termasuk dalam famili Ginkgoaceae
adalahtumbuhan tertua dan bahkan disebut sebagai living fossil. Ekstrak daun
Ginkgomengandung flavonoid dan terpenoid, dua senyawa kimiawi penting yang
banyakberperan dalam memodifikasi berbagai kelainan dan penyakit sistem
kardiovaskuler (Chung dkk, 1999)
Kandungan yang ditemukan pada daun ginkgo adalah flavonoid
(flavanols, flavones, flavonols), terpena (triterpenelactones, triterpenes,
carotenoids, polyprenols, volatile terpenes), asam organik, senyawa turunan
poliasetat (alkyl phenolic acids dan alkyl phenols, long chain hydrocarbons,
lipids), dan lainnya (karbohidrat, berbagai senyawa organik dan anorganik).
Konstituen bioaktif utamanya adalah flavonoid (terutama glikosida) dan terpena
lakton. Ekstrak standar daun ginkgo yang sering diformulasikan mengandung
24% flavonoid dan 6% lakton. Konstituen penting lainnya yang ditemukan pada
7
ginkgo adalah biflavonoid dan alkifenol, seperti asam ginkgolic. Ginkgo juga
mengandung ginkgotoxin yang dilaporkan terkait secara struktural dengan vitamin
B6 (Putri & Setiawan 2017).
Klasifikasi Ginkgo biloba(Ramassamy dkk, 2007)
Kingdom : plantae
Division : Ginkgophyta
Class : Ginkgoopsida
Order : Ginkgoales
Family : Ginkgoaceae
Genus : ginkgo
8
Gambar2. Biji ginkgo biloba dan daging biji yang telah dikeluarkan; a) biji
ginkgo bersih, b) pemecahan biji, c) daging biji segar, d) daging biji setelah
terkena udara lingkungan
Biji ginkgo harus dibelah untuk dimanfaatkan isinya yang lunak seperti
biji kedelai yang telah direbus dan berwarna putih kehijauan ketika masih
segar, namun berubah menjadi putih kecoklatan ketika terekspos udara
lingkungan, seperti terlihat pada Gambar 1. Untuk membuka pelindung biji
yang keras, orientasi biji harus diketahui, karena biji lebih mudahmembuka
pada ujungnya, sedangkan bagian pangkalnya cenderung tetap menyatu.
Gambar 2 mengilustrasikan proses pembukaan biji ginkgo untuk diambil daging
bijinya, setelah ujung biji diketahui.Bila orientasi tidak tepat, maka akan
dibutuhkan gaya tekan yang jauh lebih besar untuk membukanya, sehingga
seringkali daging biji rusak terkena gaya tekan yang berlebihan (Ahmad, 2013).
9
kromosom, empat adalah kromosom pembawa satelit, sedangkan pada tumbuhan
jantan tiga kromosom dengan satelit. Seperti sikas, struktur reproduksi Ginkgo
paling primitif di antara tumbuhan berbiji hidup.
Sifat morfologi punuk masih menjadi pertanyaan terbuka. Menurut
beberapa ahli botani, punuk mewakili sporangium yang gagal dan rongga lendir
mewakili jaringan sporogen yang gagal. Dalam kasus yang jarang terjadi,
mikrosporofil mengandung tiga sporangia. Mikrosporangia berkembang dari sel
archesporial hipofermal dari mikrosporofil. Mikrosporangium dewasa terdiri dari
sel induk dinding berlapis-lapis, tapetum dan mikrospora.Di dalam sporangium,
setiap sel induk mikrospora menghasilkan empat mikrospora atau serbuk sari
melalui pembelahan meiosis. Butir serbuk sari berbentuk oval dengan aperture
monosulcate. Setiap butir dibatasi oleh dua lapisan dinding konsentris: exine tebal
luar dan intine tipis dalam.
11
Gametofit dari Ginkgo Biloba
Spora (baik mikrospora atau megaspora) mewakili fase pertama generasi
gametofit. Butir mikrospora atau serbuk sari merupakan gametofit jantan,
sedangkan megaspora merupakan tahapan pertama dari gametofit betina yang
berkembang menjadi gametofit betina.Perkembangan lebih lanjut dari gametofit
jantan dimulai dalam waktu satu bulan setelah penyerbukan. Sel tabung serbuk
sari keluar melalui celah dalam bentuk tabung serbuk sari. Tabung berlanjut
menuju archegonium, menembus jaringan inti ovula. Sel antheridial di dalam
tabung serbuk sari membelah untuk menghasilkan sel tangkai dan sel
spermatogenous (tubuh). Sel spermatogenous membesar secara signifikan dan dua
blepharoplasts berkembang di dua ujung yang berlawanan tepat sebelum
pembuahan. Sel spermatogenous membelah secara vertikal membentuk dua sel
sperma (gamet jantan). Sperma Ginkgo sangat mirip dengan Cycas, kecuali
ukurannya lebih kecil, sedikit memanjang dan silia yang tersusun spiral sebagian
besar terbatas pada daerah apikal.
Dua sampai empat sel di ujung mikropilar dari gemetophyte betina berfungsi
sebagai inisial archegonial. Masing-masing sel ini membelah secara periklinis
untuk membentuk inisial leher primer kecil luar dan sel pusat besar. Leher primer
awal terbagi oleh dua dinding vertikal yang saling bersudut satu sama lain
sehingga menghasilkan empat sel leher yang tersusun dalam satu tingkat. Inti sel
sentral memotong sel saluran ventral atas sementara dan sel telur besar.
Berkenaan dengan sel kanal ventral, Ginkgo tampaknya lebih primitif daripada
Cycas di mana terdapat nukleus kanal ventral.
Penyerbukan
Seperti Cycas, Ginkgo adalah anemophilous yaitu, penyerbukan angin. Pada saat
butiran serbuk sari menyebar, untai pusat dari sel nucellar yang memanjang di
dalam bakal biji yang telah diserbuki tidak teratur diikuti oleh runtuhnya
epidermis yang mengakibatkan ruang serbuk sari yang sempit dan dalam dan
penyerbukan turun. Cairan kental merembes keluar melalui mikrofil dalam bentuk
tetesan penyerbukan. Beberapa butir serbuk sari anemofil terperangkap di tetesan
penyerbukan dan dibawa ke ruang serbuk sari karena mengeringkan cairan.
Penyerbukan umumnya terjadi pada bulan Mei. Butir serbuk sari berkecambah di
ruang serbuk sari, tidak seperti Cycas yang berkecambah di ruang perantara.
12
Tabung serbuk sari keluar melalui celah. Cabang tabung serbuk sari dengan bebas
menunjukkan tabung tidak bercabang proksimal dan percabangan haustorial
banyak bercabang di antara sel antar sel.
Pemupukan:
Sperma bersama dengan sitoplasma tabung serbuk sari dilepaskan di ruang
arkeologi dengan pecahnya bagian terminal tabung serbuk sari. Sitoplasma tabung
serbuk sari yang kaya osmotik menyebabkan pecahnya sel-sel leher, akibatnya
sperma motil masuk ke dalam archegonia. Pembuahan berlangsung pada bulan
September yaitu empat bulan setelah penyerbukan. Kedua sperma bergerak
menuju archegonium dengan gerakan maju dan melingkar, pita siliaris
membentuk ujung posterior. Namun, di Cycas, pita siliaris membentuk ujung
anterior. Ruang archegonial diisi dengan cairan pembuahan yang diproduksi oleh
sel nucellar. Pita siliaris sperma tertinggal di bagian atas sel telur. Inti sperma
menyatu dengan inti sel telur menghasilkan zigot.
Embriogeni:
Zigot membesar secara signifikan dan mengalami pembelahan nuklir bebas
sehingga menghasilkan 256 inti, ditempatkan secara merata di sitoplasma
proembrio yang sedang berkembang. Formasi dinding sel di proembrio dimulai di
semua sel secara bersamaan menghasilkan proembrio seluler. Diferensiasi sel
proembrional dimulai pada tahap selanjutnya.
Sel-sel di ujung mikropilar sangat memanjang membentuk suspensor masif,
sedangkan sel basal (ujung chalazal) berkembang menjadi sel embrional dengan
meristem yang berbeda. Puncak pucuk berdiferensiasi di daerah basal embrio,
sedangkan puncak akar berkembang di ujung yang berlawanan. Embrio dikotil
(jarang dengan tiga kotiledon) dengan dua ikatan mesarch terlihat pada embrio
dewasa.
Benih:
Ciri yang paling mencolok di Ginkgo adalah perkembangan embrio yang
terus berlanjut bahkan setelah benih tersebar. Sebenarnya, bagian utama dari
pertumbuhan embrio terjadi pada benih yang terlepas sebelum atau setelah
pembuahan. Sekitar tujuh bulan diperlukan untuk mencapai kematangan embrio.
Dengan demikian, Ginkgo menunjukkan siklus reproduksi dua tahun di
mana penyerbukan terjadi di musim semi, pembuahan di awal musim gugur di
13
tahun yang sama, dan perkembangan embrio terus berlanjut bahkan setelah benih
keluar. Perkecambahan benih adalah hipogeal (G., Bijoy, 2020).
14
kelangsungan hidup secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kontrol.
Efeknya mungkin terkait dengan stres oksidatif berkurang dan produksi
radikal bebas. Telah diusulkan bahwa penuaan sel postmitotic adalah karena
kerusakan sel dan jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas dan bahwa
mitokondria DNA (mtDNA), khususnya, adalah target utama dari radikal
bebas. Lesi oksidatif diperkirakan menjadi kontributor penting untuk
penuaan. Memang, lesi oksidatif mtDNA telah terbukti menumpuk dengan
usia pada jaringan manusia dan hewan pengerat. Pengobatan dengan EGB
761 (100 mg / kg dalam air minum setiap hari selama 3 bulan) sebagian
mencegah perubahan morfologi serta indeks oksidatif(Chan & Fu, 2007)
Sebagai antitumor
Ekstrak daun ginkgo biloba (100 mg/kg) diberikan sebelum iradiasi
transplantasi fibrosarcoma pada tikus C3Hradiosensitivitas meningkat pada
sel tumor. Pertumbuhan tumor dihambat dan tidakada peningkatan radiasi
kerusakan pada jaringan normal. Radiosensitivitas dari sel-seltumor
meningkat mungkin dikarenakan meningkatkan aliran darah tumor
danpenurunan fraksi hipoksia di tumor. Aktivitas antikarsinogenik flavonoid
juga telahdilaporkan Agha dan kawan-kawan melaporkan bahwa ekstrak
ginkgo bilobaberperan efek chemopreventive yang menguntungkan terhadap
karsinogenesislambung pada tikus
Sebagai antioksidan yaitu secara tidak langsung menghambat
pembentukan radikal bebas.
Ekstrak daun ginkgo biloba dapat menghasilkan spesies oksigen reaktif
(ROS) seperti hidroksil radikal (OH˙), peroxylradikal (ROO˙), anion
superoksida radikal (O2-˙) oksida, nitrat radikal (NO˙),hidrogen peroksida
(H2O2), dan ferryl ion spesies. Ekstrak daun ginkgo juga dapatmeningkatkan
aktivitas enzim antioksidan seperti distmutase superoksida (SOD),glutathione
peroxidase, katalase, dan / atau heme oxygenase-1-, sehingga secara
tidaklangsung berkontribusi sebagai antioksidan. Ekstrak daun ginkgo
bilobameningkatkan ekspresi enzim mitokondria seperti dehydrogenases
NADH, yangdapat mempengaruhi generasi ROS dalam mitokondria. Ini
adalah perlindunganterhadap uncoupling fosforilasi oksidatif, sehingga
meningkatkan tingkat ATPmengatur metabolisme energi. Itu konstituen
15
utama terlibat dalam semua tindakan iniadalah flavonoid (Quercitin dan
kaempferol) dan terpenoid (ginkgolides danbilobalide), dimana masing-
masing memberikan kontribusi antioksidan property berbeda. Flavonoid
diketahui mempunyai efek penghambatan enzim siklooksigenase-2, yang
merupakan bagian dari sintesis prostaglandin, dan penghambatan
untukmengurangi karsinogenesis kolon. Bilobalide tersebut meningkatkan
kegiatan darienzim antioksidan (SOD dan katalase) dan meningkatkan
viabilitas sel. Namun,proanthocyanidins (hadir di sekitar 7% dalam daun
Ginkgo ekstrak) hadir dalammengikat ekstrak daun seluruh protein dan
menonaktifkan antioksidan enzim seperti
katalase, peroksidase glutation, dan laktat dehidrogenase. Oleh karena itu,
kehadiran proanthocyanidins dapat menghambat antioksidan efek dari ekstrak
daun Ginkgo(Mahadevan & Park, 2008)
Sebagai efek antikanker
Ekstrak daun Ginkgo dikenal untuk menunjukkan tindakanchemopreventive
di berbagai tingkat dengan antioksidan, sifatantiangiogenic, dan pengaruh
ekspresi. Ekstrak daun ginkgo biloba mempunyai kemampuan antioksidan
untuk meningkatkan toleransi seluler terhadap stres oksidatif serta untuk
mengurangi angiogenesis, yaitu pembentukan pembuluh darah yang
diperlukan untuk metastasis tumor. Oksida nitrat (NO) yang terlibat dalam
perkembangan kanker juga tampaknya diselesaikan melalui para terpenoid
dari ekstrak daun Ginkgo dengan mengubah ekspresi NO enzim sintase.
Selain itu, ekstrak daun ginkgo diketahui mempengaruhi ekspresi gen terlibat
dalam proliferasi sel, diferensiasi sel, dan apoptosis pada tingkat mRNA di
payudara dan model kanker kandung kemih sehingga memberikan efek
antikanker (Mahadevan & Park, 2008)
Khasiat terapi tumbuhanGinkgo biloba, antara lain (Putri & Setiawan, 2017):
menghambat kepikunan pada orang lanjut usia dan penyakit Alzheimer
gangguan kardiovaskuler
Sebagai penenang
pembangkit syahwat
tinnitus
16
penyakit kelainan pada retina, kulit, antioksidan dan bahkan sebagai
antibiotika
17
Agathis dikenal sebagai kayu damar, termasuk kedalam famili
Araucariaceae. Tinggi pohon mencapai 55 m dan diameter batang mencapai ≥ 150
cm dengan bentuk batang silindris dan lurus. Tajuknya berbentuk kerucut, pohon
tidak berbanir dan mengeluarkan damar yang lazim disebut kopal. Pohon ini
tumbuh pada hutan primer, tanah berpasir, berbatu atau liat dan tidak tergenang
air pada ketinggia 2-1.750 m dpl. Pembiakan tanaman dilakukan secara generatif.
Musim buah biasanya bulan Februari-April dan Agustus- Oktober, dengan jumlah
biji per kg sebanyak 4.950 butir.
Daerah penyebaran Agathis spp antara lain Sumatera Barat, Sumatera
Utara, Seluruh Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua (Martawijaya et
al, 1981). Pembibitan tanaman ini dilakukan dengan cara menyemaikan benih
pada media tanah atau pasir dalam posisi berdiri. Benih mulai berkecambah
setelah 6 hari. pembibitan secara vegetatif juga dapat dilakukan dengan
menggunakan bahan stek batang dari anakan (Nurhasybi dan Sudarajat, 2001).
Tajuk : monopodial-simpodial
Buah : kerucut berbentuk bola dengan diameter 8cm, sisik kerucut pendek,
beberntuk baji, sisik bijibersatu dengan daun pelindung, dengan satu
bakalbiji, bersayap satu atau dua sisinya
18
Penyebaran : genus Agathis 21 jenis, 11diantaranya terdapat dikawasan
malesia,semenanjung Malaysia, Sumatera,Kalimantan, Sulawesi, Filipina,
Malukusampai Papua Nugini dan Selendia Baru
19
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka
2. Ciri Gymnospermae tidak mempunyai bunga sejati, tidak ada mahkota
bunganya. Bakal biji terdapat di luar permukaan dan tidak dilindungi oleh
daun buah, merupakan tumbuhan heterospora yaitu menghasilkan dua
jenis spora berlainan, megaspora membentuk gamet betina, sedangkan
mikrospora menghasilkan serbuk sari, struktur reproduksi terbentuk di
dalam strobilus. Dalam reproduksi terjadi pembuahan tunggal.
3. Embriogenesis Gymnospermae memiliki kelas-kelas seperti Embriologi
Gnetum gnemon, Ginkgo biloba, dan Agathis alba.
III. 2 SARAN
Adapun saran dari kami, sehubung dengan bahasan makalah ini untuk para
pembaca agar senantiasa mengembangkan ilmu pengetahuan yag telah ada. Hal
ini karena ilmu pengetahuan akan selalu mengalami perubahan dan perkembangan
sehingga dibutuhkan seorang revolusioner dan seorang pioneer yang akan
mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut.
20
DAFTAR PUSTAKA
Diamond, B. J., Shiflett, S. C., Feiwel, N., Matheis, R. J., Noskin, O., Richards, J.
A., & Schoenberger, N. E. (2000). Ginkgo biloba extract: mechanisms and
clinical indications. Archives of physical medicine and rehabilitation, 81(5),
668-678.
Du, S., Sang, Y., Liu, X., Xing, S., Li, J., Tang, H., & Sun, L.
(2016),Transcriptome Profile Analysis from Different Sex Types of Ginkgo
biloba L. Frontiers in Plant., Front Plant Sci, 7: 871
Chung, H. S., Harris, A., Kristinsson, J. K., Ciulla, T. A., Kagemann, C., & Ritch,
R. (1999). Ginkgo biloba extract increases ocular blood flow
velocity. Journal of ocular pharmacology and therapeutics, 15(3), 233-240.
Ramassamy, C., Longpré, F., & Christen, Y. (2007). Ginkgo biloba extract (EGb
761) in Alzheimer's disease: is there any evidence?. Current Alzheimer
Research, 4(3), 253-262.
Chan, P. C., Xia, Q., & Fu, P. P. (2007). Ginkgo biloba leave extract: biological,
medicinal, and toxicological effects. Journal of environmental science and
health part C, 25(3), 211-244.
G., Bijoy, 2020, Essay on the Life Cycle of Ginkgo Biloba | Gymnosperms |
Botany, https://www.biologydiscussion.com/essay/gymnosperms/essay-on-
the-life-cycle-of-ginkgo-biloba-gymnosperms-botany/77616, diakses pada
tanggal 3 november 2020 pukul 20.58
https://www.academia.edu/9306173/Deskripsi_suku_dan_marga_pohon, diakses
pada tanggal 3 november 2020 pukul 21.05
Nurhasybi dan Sudrajat, D.J. 2001. Informasi Singkat Benih Agathis Lorantifolia
https://forestryinformation.wordpress.com/2011/07/19/agathis-alba-foxw/,
diakses pada tanggal 3 november 2020 pukul 21.22