Anda di halaman 1dari 15

TUMBUHAN GYMNOSERMAE

LAPORAN PRAKTIKUM

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH


KeanekaragamanTumbuhan
Yang diampu oleh Ibu Dra. EkoSri Sulasmi, M.S dan
Bapak Andik Wijayanto, S. Si, M.Si

Oleh :
Kelompok 2
Offering H 2014

Isfatun Chasanah 140342603465


Laily Rahmawati 140342600476
Soeyati Pujiani 140342601574
Yanis Kurnia Basitoh 140342604500

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Maret 2016
A. Topik : Tumbuhan Gymnospermae

B. Tujuan :
1. Untuk mencandra dan membandingkan ciri morfologi dari kelompok tumbuhan
Gymnospermae
2. Untuk menganalisis ciri morfologi dari kelompok tumbuhan Gymnospermae yang
dibandingkan dan dicatat pada tabel pengamatan
3. Menyusun klasifikasi dari kelompok-kelompok tumbuhan Gymnospermae yang
diamati.
4. Menyusun kunci determinasi dari kelompok tumbuhan Gymnospermae yang
diamati.

C. Dasar Teori
Anggota dunia tumbuhan berkembang menjadi kelompok organisme yang mampu
menyesuaikan diri dengan kehidupan di darat, karena memiliki organ-organ khusus seperti
adanya struktur akar, batang,daun dan bunga, Dunia tumbuhan yang ada sekarang meliputu
tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji trtutup (Angiospermae) (Kusnadi, 2008 : 1).
Istilah tumbuhan berbiji terbuka merupakan terjemahan dari Gymnospermae yang
berarti biji telanjang (Gymnos = telanjang dan Sperma = biji). Tumbuhan berbiji
(spermatofita, sperma = biji dan phyton = tumbuhan), biasanya dibedakan menjadi 2
kelompok yaitu tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dan berbiji tertutup
(angiospermae). Gymnospermae mempunyai bakal biji yang terbuka bebas tanpa pelindung,
baik sebelum maupun sesudah pembuahan (fertilisasi). Bakal biji merupakan salah satu
bukti bahwa gymnospermae lebih berkembang daripada pteridofita, tetapi belum semaju
angiospermae yang bakal bijinya terlindung atau terbungkus (Moertolo, dkk. 2004: 21)
Selanjutnya para membagi kelompok tumbuhan ini ke dalam divisi-divisi 1)
Cycadophyta, 2) Ginkgophyta, 3) Coniferophyta, 4) Gnetophyta. Tumbuhan berbiji terbuka
yang ada dapat dikelompokkan menjadi 4 bangsa :
- Cycadales (Cycas, Bowenia, Dioon)
- Ginkgoales ( Ginkgo bioloba)
- Coniferales ( Pinus, Cedrus, Cuperssus, Sequoia, Taxus, Podocarpus, dll)
- Gnetales (Gnetum, Ephedera, Welwitschia)
Kelompok tumbuhan tersebut mempunyai habitat yang terbatas. Demikian juga
kemampuan untuk berkembangbiak secara vegetatif sangat berkurang atau terbatas.
Kelompok tumbuhan ini dikenal pula mengalami pertumbuhan yang sangat lambat.
Tumbuhan dari kelompok gymnospermae banyak mempunyai tajuk daun yang menarik.
Tumbuhan gymnospermae ada yang menyerupai palem (Cycas rumphii) atau cemara (Pinus
merkusii, Thuja orientalis). Karena itu tumbuhan berbiji terbuka banyak yang dimanfaatkan
untuk tanaman hias. Tumbuhan kelompok ini juga mempunyai berbagai macam kegunaan
lain (Moertolo, dkk. 2004: 22-23)

Ciri-Ciri Umum
Tumbuhan berbiji terbuka dapat berupa perdu atau pohon. Semua tumbuhan berbiji
terbuka memiliki jaringan pembuluh xilem dan floem. Tumbuhan berbiji terbuka, tumbuhan
paku dan tumbuhan berbiji tertutup merupakan kelompok tumbuhan Tracheophyta, yaitu
kelompok tumbuhan yang memiliki jaringan pembuluh xilem dan floem. Yang membedakan
tumbuhan ini dengan tumbuhan berbiji terbuka adalah bakal bijinya terdapat di luar
permukaan megasporofilnya atau analoginya disebut sisik pendukung bakal biji, yang
berkelompok menjadi strobilus berkayu dan disebut runjung, kecuali pada tanaman pakis
haji (Cycas rumphii) (Warnita, dkk. 2005)
Disebut tumbuhan biji terbuka karena bijinya tidak di lindungi kulit buah. Bunga
sesungguhnya tidak ada, alat perkembangbiakan berupa badan yang di sebut strobilus
(rujung). Strobilus jantan merupakan kumpulan kantung-kantung sari yang berisi serbuk
sari yang mengandung sel sperma. Strobilus betina mengadung bakal biji yang berisi sel
telur. Bakal biji terbuka langsung di datangi oleh serbuk sari yang terbawa angin. Batang
utama lurus ke atas berkayu berkas pengangkut tersusun dalam suatu lingkaran dan
memiliki kambium umumnya batang memiliki saluran resin bentuk daun bermacam-
macam, kaku dan mengandung berkas pengangkut sistem akar tunggang cabang-cabang
menyebar di dalam tanah (Warnita, dkk. 2005)

Penggolongan
Tumbuhan berbiji terbuka yang hingga kini masih dapat ditemukan adalah divisi
Coniferophyta (konifer), Cycadophyta (Sikas), Ginkgophyta (ginkgo), Gnetophyta
(melinjo).
1) Coniferophyta (konifer)
Divisio ini banyak anggotanya yang masih dapat dijumpai hingga sekarang.Pada
umumnya conifer tidak mengalami gugur daun, daunnya berbentuk jarum, hidup sebagai
perdu atau pohon, memiliki strobilus berbentuk kerucut. Ada dua macam strobilus, strobilus
biji atau strobilus betina dan strobilus serbuk sari atau strobilus jantan. Strobilus jantan
menghasilkan serbuk sari yang mengandung sel sperma. Dengan bantuan angin, serbuk sari
sampai kebakal biji yang menempel pada sisik strobilus betina. Selanjutnya terbentuk buluh
serbuk yang membawa sel sperma untuk bertemu dengan sel telur yang ada didalam bakal
biji. Setelah terjadi fertilisasi, terbentuklah biji yang bersayap tipis. Biji diterbangkan angin
kemana-mana, jika jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh, menjadi kecambah, dan
berkembang menjadi tumbuhan baru.
Tumbuhan ini hampir selalu berumah satu, strobilus jantan terletak di ujung ranting dan
strobilus betina lebih kepangkal cabang. Strobilus betina terdiri dari banyak sisik yang
tersusun dalam spiral. Bakal biji terletak diantara sisik-sisik tersebut, setelah fertilisasi
tumbuh menjadi biji bersayap tipis. Ranting pendek mirip pasak berdaun dua, berbentuk
jarum. Contoh: Pinus, Cupressus, Araucaria, Agathis, Sequoia, Juniperus, Taxus.

2) Cycadophyta (Sikas)
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan biji yang primitive. Golongan sikas ditemukan di
daerah tropis hingga sub-tropis. Ciri yang khas untuk tumbuhan ini adalah batang yang
tidak bercabang, daun majemuk, seperti kulit, tersusun sebagai tajuk di puncak batang yang
memanjang. Seluruh anggotanya berumah dua. Contoh: Cycas rumphii (pakis haji),
merupakan tanaman hias akarnya bersimbosis dengan ganggang biru (anabaena) yang dapat
mengikat nitrogen daunya tersusun dalam roset batang menyirip atau berbagai menyirip.

3) Ginkgophyta (Ginko)
Anggota divisio ini yang masih ada adalah Ginkgo biloba (Ginko) yang berasal dari
Cina. Ginkgo merupakan pohon besar, dapat mencapai ketinggian lebih dari 30 meter.
Daunnya bertangkai panjang dan lebar berbentuk seperti kipas, dengan belahan yang
berlekuk dalam. Tulang daun berbentuk menggarpu. Ginko merupakan tumbuhan
Gymnospermae yang meranggas, berumah dua, biji keras berwarna kekuningan, berukuran
sebesar kelereng, berbau tidak enak. Bijinya mempunyai kulit luar berdaging dan kulit
dalam yang keras.

4) Gnetophyta
Divisio ini memiliki strobilus jantan yang tersusun majemuk, daun berhadapan atau
melingkar, seluruh pembuluh terdapat pada kayu sekunder dan tidak terdapat saluran resin.
Contoh: Gnetum gnemon (melinjo), daun muda, biji dan bunganya dapat disayur. Bijinya
dibuat menjadi emping, kulit kayunya dapat dijadikan sebagai bahan kertas.

Susunan Tubuh Gymnospermae


Pada dasaranya perakaran gymnospermae ialah perakaran tunggang. Kadang-kadang
pada akar didapatkan mikoriza (Pinus) atau bintil-bintil akar berisi ganggang biru (Cycas).
Umumnya tumbuhan ini mempunyai batang yang tegak menjulang ke udara, jenis-jenis
tertentu mempunyai batang berbaring (Juniperus horizontalis) atau batangnya menjadi umbi
di dalam tanah (Zamia), tetapi tidak ada yang berupa herba. Batangnya umumnya bercabang
(Pinus, Cedrus), tetapi ada pula yang tanpa cabang (Cycas, Bowenia). Beberapa jenis
(Ginkgo, Pinus) mempunyai 2 macam percabangan. Cabang panjang merupakan cabang yang
gundul atau bersisik. Cabang pendek mempunyai daun dan alat perkembangbiakan
(Moertolo, dkk. 2004: 24)
Beberapa jenis tumbuhan berbiji terbuka mempunyai mikrofil (Cupressus, Biota),
sebagian yang lain mempunyai megafil (Ginkgo, Gnetum). Daun gymnospermae banyak
yang berukuran kecil dan mempunyai satu tulang daun tanpa cabang, sehingga seringkali
dianggap sebagai mikrofil. Akan tetapi jika secara anatomis runutan daun meninggalkan
suatu rumpang daun pada stele batang, maka daun tersebut tentunya suatu megafil. Pada
umumnya daun tersebut tersusun terserak (Podocarpus, Taxus). Beberapa jenis tumbuhan
mempunyai daun yang terletak berhadapan atau bersilangan (Gnetum, Ephedra, Welwitschia),
dan jenis lain mempunyai daun berkarang (Cedrus) (Moertolo, dkk. 2004: 24)
Daun pinus tampak tersusun dalam berkas. Pada jenis tertentu ujung anak daunnya
menggulung (Cycas revoluta). Stoma biasanya terletak sedikit tenggelam (Ginkgo) atau
tenggelam cukup dalam di bawah permukaan daun (Cycas, Pinus). Mereka ada yang terletak
di permukaan atas atau dan di permukaan bawah daun (Ginkgo) dan ada pula yang hanya
terletak di permukaan bawah daun (Cycas, Taxus). Mesofil daun gymnospermae ada yang
tersusun dari sel-sel yang seragam (Pinus), ada pula yang dapat dibedakan antara jaringan
palisade dan jaringan sponsa (Cycas, Taxus, Gnetum). Urat daun dapat tersusun menggarpu
(Ginkgo), sejajar (Welwitschia), atau memata-jala (Gnetum). Seperti halnya paku-pakuan,
tumbuhan ini pun pada xilem tidak ditemukan trakea (kecuali Gnetum, Ephedra,
Welwitschia), dan pada floem tidak terdapat sel pengiring. Kelompok tumbuhan ini
mempunyai saluran damar atau saluran getah (Gnetum). Gymnospermae mengalami
pertumbuhan sekunder (Moertolo, dkk. 2004: 24)

Alat Reproduksi Gymnospermae


Gymnospermae merupakan tumbuhan heterospor. Mereka membentuk mikrospora
dan megaspora, walaupun kedua jenis spora tersebut dapat berukuran sama atau bahkan
mikrospora dapat lebih besar daripada megaspora. Spora dibentuk pada pada strobilus atau
runjung. Strobilus merupakan kelompok sporofil yang tersusun spiral pada suatu sumbu.
Strobilus yang mendukung mikrosporofil beserta mikrosporangium disebut strobilus
mikrosporangiat atau strobilas jantan. Strobilus yang mendukung megasporofil beserta bakal
bijinya disebut strobilus megasporangiat atau strobilus betina. Kedua jenis strobilus atau
runjung tersebut dibentuk pada pohon yang sama (Pinus) atau pada tumbuhan yang berbeda
(Cycas, Ginkgo). Bentuk, ukuran, maupun letak strobilus sangat beranekaragam (Moertolo,
dkk. 2004: 26)
Rujung jantan Cycass mempunyai ukuran terbesar diantara anggota gymnospermae.
Mikrosporofil tersusun rapat pada rujung tunggal yang terletak pada ujung jantan. Pada
permukaan bawah mikrosporofil terdapat banyak mikrosporangium yang tersusun
berkelompok-kelompok membentuk sorus. Megasporofil-megasporofil tersusun longgar pada
ujung tumbuhan betina (Cycas) diantara daun-daun steril. Pada tepi megasporofil didapatkan
beberapa bakal biji., yang terbesar di antara bakal biji gymnospermae (Moertolo, dkk.2004:
28)
Pada Ginkgo strobilus jantan terletak berkelompok pada ujung ranting di ketiak-ketiak
daun tumbuhan jantan. Pada sumbu mikrostrobilus tersusun sejumlah mikrosporangiofora
(Mikrosporofil) yang pada setiap ujugnya terdapat dua buah mikrosporangium yang
menggantung. Strobilus betina tersusun atas suatu tangkai ramping yang pada ujungnya
terdapat dua buah bakal biji, masing-masing terletak pada bentukan berdaging serupa
mangkok atau leher baju. Strobilus betina juga terletak berkelompok pada ujug tangkai
pendek tumbuhan betina (Moertolo, dkk.2004: 28)
Rujung jantan Pinus berukuran kecil, terletak berkelompok pada ujung cabang, di
ketiak daun sisik. Setiap mikrosporofil membentuk dua buah mikrosporangium pada
permukaan bawah. Runjung berukuran betina lebih besar. Runjung-runjung ini terbentuk
pada ketiak daun sisik, sendiri atau berkelompok 2-4, pada ujung cabang yang tidak terdapat
rujung jantan. Pada sumbu betina terdapat dua macam lembaran yang saling berpasangan.
Lembaran yang berukuran kecil adalah braktae (daun pelindung, daun gagang) yang kadang-
kadang dianamakan sisik tutup. Lembaran yang berukuran lebih besar dinamakan sisik biji
(megasporofil) karena mempunyai dua buah bakal biji (ovulum) pada permukaan atasnya.
Runjung betina ini mengayu jika masak. Ciri bangsa yang mencakup Pinus (bangsa
Coniferales), ternyata mempunyai banyak variasi. Pada Taxus, runujung jantan terdapat
tunggal di ketiak daun. Runjung tersusun atas beberapa mikrosporofil berbentuk perisai dan
mempunyai 5-7 mikrosporangium menggantung. Alat reproduksi betina diwakili oleh sebuah
bakal biji. Podocarpus mempunyai runjung yang kecil dan tersusun dalam bulir, alat
reproduksi betina terdiri dari satu atau dua bakal biji dan pada pangkalnya terdapat beberapa
helai brakte (Moertolo, dkk.2004: 28)
Mikrostrobilus pada Gnetum mempunyai sumbu yang panjang dan berbuku-buku.
Pada buku-buku terdapat bentukan serupa mangkuk yang didalamnya terdapat mikrosporofil
yang tersusun dalam karangan. Megastrobilus juga mempunyai sumbu yang panjang. Pada
buku-bukunya terdapat tonjolan melingkar dengan bakal biji yang tersusun melingkar. Pada
blinjo dikenal pula strobilus yang mempunyai mikrosporangium maupun megasporangium,
strobilus biosporangiat, walaupun banyak juga yang berumah dua. Seperti Gnetum, alat
reproduksi Ephedra juga terdapat pada strobilus majemuk (Moertolo, dkk.2004: 28)

D. Alat dan Bahan


Alat
1. OPAC
2. Lup
3. Silet
4. Alat tulis
5. Selotip
Bahan
1. Tumbuhan Araucaria
2. Tumbuhan Gnetum gnemon
3. Tumbuhan Cemara Kipas
4. Tumbuhan Pinus merkusii
5. Tumbuhan Cemara Pinsil
6. Tumbuhan Cycas rumphii

E. Cara Kerja
Disiapkan Alat dan Bahan yang Diperlukan

Bahan yang telah disediakan ditelaah atau dicandra meliputi bagian akar,
batang, daun, dan alat perkembagbiakannya. Pencandraan dilakukan dari akar
ke ujung dan struktur luar ke dalam (dapat dengan menggunakan lup atau
opak)
Dibuat tabel perbandingan deskripsi dan setiap jenis bahan tanaman
dikaraterisasi berdasarkan tabel pengamatan.

Dibuat Klasifikasi dan diidentifikasi

Dibuat Kunci Determinasi


dibuat
F. Data
1. Tabel Pencandraan I

Deskripsi Pinus Cemara Araucaria Gnetum Cemara Cycas


Pinsil gnemon Kipas rumpii

Perawakan pohon Pohon Pohon pohon Pohon Pohon

Batang Tunggang Tunggang Tunggang Tunggang Tunggang Tunggang

- Arah tumbuh Erectus Erectus Erectus Erectus Erectus Erectus


batang
- Bentuk Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat
batang
- Warna Coklat Coklat Coklat Coklat Coklat Coklat
batang
- percabangan Monopodial Simpodial Monopodial Simpodial Simpodial Simpodial

- permukaan Kasar Kasar Kasar Kasar Kasar Kasar

Daun

- Kelengkapan Daun duduk Daun Daun duduk Daun tidak Daun Daun
berupih bertangkai duduk lengkap

- Pertulangan Sejajar Sejajar Sejajar Menyirip Menyirip

- Bentuk Bangun Bangun Bangun Memanjang Seperti Bangun


jarum dabus paku sisik garis

- Tepi Rata Rata Rata Rata Rata Rata

- Ujung Runcing Runcing Runcing Meruncing Runcing Tuncing


- Pangkal Rata Rata Rata Rata Rata Rata

- Peruratan Sejajar Sejajar Sejajar Mematah Sejajar Sejajar


jala

- Permukaan Halus Halus Halus Halus Halus Halus

- Warna Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau

- Tipe Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal

Alat
Reproduksi

Jantan

- Bentuk Konus Konus Konus Berkarang Konus Konus

- Letak Terminal Aksilar Terminal Aksilar Terminal Terminal

Betina

- Bentuk Konus Bulat Konus Berkarang Memanjang

- Letak Terminal Aksilar Aksilar Aksilar Terminal

Kunci Determinasi

1. a. tipe percabangan simpodial.............................................................2


b. tiper percabangan monopodial........................................................5
2. a. berdasarkan kelengkapan daun termasuk daun lengkap..................Cycas rumphii
b. berdasarkan kelengkapan daun termsuk daun tidak lengkap..........3
3. a. ujung daun runcing......................................................................... 4
b. ujung daun meruncing.................................................................... Gnetum gnemon
4. a. tipe daun duduk............................................................................... Cemaran kipas
b. tipe daun berupih............................................................................. Cemara pinsil
5. a. bentuk daun bangun dabus............................................................... Araucaria

b. bentuk daun jarum memanjang...................................................... Pinus merkusii

G. Pembahasan
Tipe Percabangan
Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang ada yang tidak, yang tidak bercabang
kebanyakan dari golongan tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledon) dan ada yang
berbiji dua (melekat) atau dicotyledon. Umumnya batang memperlihatkan cara-cara
percabangannya, entah banyak ataupun sedikit
Cara percabangan dibedakan menjadi tiga macam , yaitu monopodial, simpodial, dan
dikotom. Araucaria dan Pinus merkusii tergolong tipe percabangan monopodial pada
gymnospermae yang telah dicandra. Monopodial yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas,
karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-
cabangnya. (Tjitrosoepomo,2009).
Menurut (Tjitrosoepomo, 2009), simpodial adalah batang pokok sukar ditentukan karena
dalam perkembangannya selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah
besar dan kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya. Tumbuhan-
tumbuhan yang memiliki tipe percabangan simpodial antara lain, Gnetum gnemon, cemara
kipas, cemara pinsil, dan Cycas rumphii. Bentuk batang Gnetum gnemon ini adalah bulat.
Sedangkan cara percabangan yang ketiga adalah menggarpu dan dikotom, yaitu cara
percabangan yang setiap batangnya setiap kali menjadi dua cabang yang sama besarnya.
(Leksono, 2011)
Gymnospermae adalah tumbuhan berpembuluh yang menghasilkan biji. Gymnospermae
berbeda dengan tumbuhan berbunga (Angiospermae) karena bakal biji pada tumbuhan
Gymnospermae telanjang, tidak tertutup oleh daun buah (Carpel). Bakal biji Gymnospermae
terdapat pada daun yang termodifikasi atau pada ujung-ujung daun tertentu. Bakal biji
tersebut bersama-sama membentuk kerucut (Strobilus). Tumbuhan ini memiliki habitus
semak, perdu atau pohon. Akarnya merupakan akar tunggang. Batangnya tumbuhan agak
tepat lurus dan tidak bercabang. Untuk pola percabangan pada Gnetum gnemon adalah
monopodial, jadi batang pokok Gnetum gnemon terlihat tampak jelas karena batang tersebut
memiliki ukuran lebih besar dibandingkan dengan cabang-cabangnya. Bentuk batang Gnetum
gnemon ini adalah bulat. (Sutami, 1983)

Tipe Daun
Tipe-tipe daun menurut (Tjitrosoepomo, 2009: 49), ada daun tunggal dan majemuk.
Daun tunggal adalah pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja. Pada
pengamatan terhadap bahan Gymnospermae, keseluruhan bahan amatan yaitu Araucaria,
Gnetum gnemon, Cemara Kipas, Pinus merkusii, Cemara pinsil dan Cycas rumphii
merupakan tumbuhan dengan tipe daun tunggal.

Perakaran
Sistem perakaran tumbuhan terdiri dari dua sistem, yaitu sistem perakaran tunggang
dan serabut. Sistem perakaran tunggang adalah akar lembaga yang tumbuh terus menjadi
akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Sistem perakaran
yang kedua adalah serabut, yaitu jika akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati
atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar
dari pangkal batang (Tjitrosoepomo,2009: 92). Pada pengamatan terhadap bahan
Gymnospermae, keseluruhan bahan amatan yaitu Araucaria, Gnetum gnemon, Cemara Kipas,
Pinus merkusii, Cemara pinsil dan Cycas rumphii merupakan tumbuhan dengan tipe
perakaran tunggang

Ujung daun
Setelah Gnetum gnemon dan cycas dikelompokkan menjadi satu ke dalam tumbuhan
yang mempunyai daun tidak lengkap, kedua tanaman ini dipisah menjadi dua kelompok
berdasarkan ujung daunnya. Ada 7 macam tipe ujung daun pada tumbuhan yaitu runcing,
meruncing, tumpul, membulat, rompang, terbelah dan berduri (Estiti, 1995). Pada tumbuhan
cycas ujung daunnya meruncing sedangkan pada Gnetum gnemon ujung daunnya meruncing.
Bentuk tersebut sesuai dengan referensi yang ada. Tjitrosoepomo (2011) mengatakan bahwa
ujung daun yang runcing (acutus) adalah jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang daun
sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu
sudut lancip (lebih kecil dari 90). Sedangkan ujung daun meruncing (acuminatus) adalah
seperti pada ujung daun runcing tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi
dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing.

Bentuk Daun
Kemudian untuk kelompok monopodial yaitu terdapat tumbuhan Araukaria dan Pinus
merkusii dikelompokkan lagi menjadi dua berdasarkan bentuk daunnya. Ada berbagai macam
bentuk daun pada tumbuhan. Untuk tipe daun tidak ada bagian yang terlebar atau dari
pangkal sampai ujung hampir sama lebar terdapat terdapat 5 macam bentuk. Bentuk tersebut
yaitu bangun garis, bangun pita, bangun pedang, bangun paku atau dabus, dan bangun jarum
(Estiti, 1995). Berdasarkan referensi yang ada Araukaria cunninghamii Alt. mempunyai
bentuk daun dabus (subulatus) karena bentuk daunnya hampir silinder, ujung runcing, dan
seluruh bagiannya kaku (Tjitrosoepomo, 2011). Sedangkan Pinus merkusiimemiliki tipe daun
bangun jarum (acerosus) karena serupa bangun paku,lebih kecil dan meruncing panjang
(Tjitrosoepomo, 2011).
Daun Lengkap dan Daun Tidak Lengkap
Daun merupakan tempat proses fotosintesis sehingga pada umumnya pipih dan
melebar. Daun lengkap terdiri dari bagian pelepah daun (vagina), tangkai daun(petiolus) dan
helai daun (lamina). Jika tidak mempunyai salah satu atau kedua bagian tersebut maka di
sebut daun tidak lengkap. (Kimball, 1988)
Daun adalah organ-organ khusus yang mempunyai fungsi sebagai tempat proses
fotosintesis, dalam pengertian ini dapat disebutkan bahwa daun merupakan bagian tanaman
yang mempunyai fungsi sangat penting. Karena semua fungsi yang lain sangat tergantung
pada daun secara langsung ataupun tidak langsung.(Heddy, 1987).
Daun lengkap terdiri dari pelepah daun, tangkai daun serta helai daun. Helai daun
sendiri memiliki urat daun yang tidak lain adalah kelanjutan dari jaringan penyusun batang
yang berfungsi menyalurkan hara atau produk fotosintesis. Helai daun sendiri tersusun dari
jaringan dasar epidermis, jaringan tiang, jaringan bunga karang dan jaringan pembuluh.
Permukaan epidermis seringkali terlapisi oleh kutikula atau rambut halus (pilus) untuk
melindungi daun dari serangga pemangsa, spora jamur, ataupun tetesan air hujan. (Fhan,
1991)
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap
tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan
tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tumbuh tumbuhan. Bagian batang tempat
duduknya atau melekat daun dinamakan buku-buku (nodus) batang. Dan tempat diatas daun
yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla)
(Tjitrosoepomo,2009).
Daun adalah batang yang telah mengalami modifikasi yang kemudian berbentuk pipih
yang juga terbentuk dari sel-sel jaringan, seperti yang terdapat pada batang. Perbedaannya
batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas yang segera berhenti tumbuh, berfungsi
untuk beberapa musim. Lalu gugur (Sutarmi, 1983).
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian yaitu upih daun atau pelepah daun
(Vagina), tangkai daun (Petiolus), dan helaian daun (Lamina). Daun lengkap yang didapat
dari pencandraan adalah Cycas rumphii. Tumbuhan yang mempunyai daun yang tidak
lengkap tidak begitu banyak jenisnya kebanyakan tumbuhan kehilangan satu atau dua bagian
dari tiga bagian tersebut, daun yang demikian disebut daun tidak lengkap (Tjitrosoepomo,
1985). Daun tidak lengkap yang didapati dari pencandraan yang dilakukan ada daun duduk,
daun tidak bertangkai, dan daun berupih. Daun yang termasuk daun tidak bertangkai adalah
Gnetum gnemon, daun berupih adalah cemara pinsil, dan daun duduk yaitu Araucaria, cemara
kipas, dan Pinus merkusii.
Kelompok daun tidak lengkap yaitu cemara pinsil dan cemara kipas. Kedua tanaman
ini dibagi menjadi dua kelompok yang berbeda berdasarkan tipe daun tidak tidak lengkap.
Daun tidak lengkap mempunyai empat tipe yaitu daun bertangkai, daun berupih, daun duduk
dan daun yanghanya terdiri dari tangkainya saja (Estiti, 1995). Berdasarkan keempat tipe
tersebut maka cemara kipas mempunyai tipe daun duduk. Hal tersebut sesuai dengan teori
yang ada yaitu bahwa daun daun merupakan daun yang hanya terdiri atas helaian saja, tanpa
upih dan tangkai, sehingga helaian langsung melekat atau duduk pada batang (Tjitrosoepomo,
2011). Sedangkan cemara pinsil memiliki tipe daun berupih yaitu daun yang terdiri atas upih
helaian saja (Estiti, 1995).

H. Kesimpulan

1. Pada bahan amatan Gymnospermae memiliki kesamaan ciri yaitu pada perawakan
berupa pohon, perakaran tunggang, memiliki bentuk batang bulat, arah tumbuh batang
erectus dan tipe daun tunggal.
2. Kesamaan ciri morfologi berdasarkan pengamatan dari tipe percabangan yaitu yang
termasuk percabangan monopodial adalah Araucaria dan Pinus merkusii sedangkan
percabangan dengan tipe simpodial adalah Gnetum gnemon, Cemara Kipas, cemara
Pinsil dan Cycas. Pada tipe percabangan monopodial dapat dibagi menjadi 2 golongan
lagi, yaitu berdasarkan bangun daun, yang termsuk daun dengan bangun dabus yaitu
Araucaria dan yang termasuk daun dengan bangun jarum memanjang yaitu pinus
merkussi.
3. Pada tipe percabangan simpodial dapat dibagi menjadi 2 golongan lagi, yaitu
berdasarkan tipe kelengkapan daun. Yang termasuk daun lengkap yaitu Cycas rumphii
dan yang termasuk daun tidak lengkap yaitu Cemara kipas, Cemara pinsil dan Gnetum
gnemon. Dari golongan tumbuhan dengan daun tidak lengkap dapat dibagi berdasarkan
ujung daunnya yaitu runcing dan meruncing. Yang termasuk tumbuhan dengan ujung
daun meruncing yaitu Gnetum gnemon. Sedangkan tumbuhan dengan ujung daun
runcing yaitu Cemara kipas dan cemara pinsil. Kemudian dari tumbuhan dengan ujung
runcing dapat dibedakan berdasarkan tipe daunnya yaitu tipe daun duduk yaitu Cemara
kipas dan tipe daun berupih yaitu cemara pinsil
Daftar Pustaka

Estiti, B.H.1995. Morfologi Tumbuhan. Bandung: ITB

Fhan, A. 1991. Anatomi tumbuhan. Gajah Mada University, Press Yogyakarta.

Heddy, S. 1987. Biologi Pertanian. Jakarta : Rajawali Press

Kimball J.W. 1988. Biologi. Jakarta : Gramedia Press

Kusnadi, dkk. Dunia Tumbuhan, (Online), (http://digilib.its.ac.id), diakses pada 27 Februari


2016

Leksono, A. S. 2011. Keanekaragaman Hayati. Malang : UB Press.

Moertolo, dkk. 2004. Tumbuhan Berbiji Terbuka. Malang : Universitas Negeri Malang

Sutarmi, 1983. Botani Umum I. Jakarta : Gramedia Press

Tjitrosoepomo G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Tjitrosoepomo, G.2011. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Warnita, dkk. 2005. Bahan Ajar Botani, (Online), (http://faperta.unand.ac.id), diakses 26


Februari 2016
KLASIFIKASI TUMBUHAN

(Perawakan pohon, perakaran tunggang, bentuk batang bulat, permukaan kasar, arah
tumbuh erecctus, tipe daun tunggal, permukaan halus, tepi daun rata)
Araucaria, Gnetum gnemon, Cemara Kipas, Pinus merkusii, Cemara Pinsil, Cycas
rumphii

Simpodial (Gnetum gnemon, cemara Monopodial (Araucaria, Pinus merkusii)


kipasm Cemara pinsil, Cycas rumphii)

Daun Tidak Lengkap


Jarum Bagun
Daun
( Cemara dabus
memanjang
Lengkap
pinsil,
Cemara kipas, Gnetum
(Pinus(Araucaria)
(Cycasgnemon)
merkusii)
rumphii)

Ujung daun meruncing Ujung daun runcing (Cemara


(Gnetum gnemon) pinsil, Cemara kipas)

Daun Duduk Daun Berupih


(Cemara Kipas) (Cemara Pinsil)

Anda mungkin juga menyukai