Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan Makalah Taksonomi Tumbuhan yang berjudul “Tumbuhan Lumut (
Bryophyta )”. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang saya miliki.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman dan
kepada pihak yang membantu sehingga terselesainya makalah ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata


kuliahTaksonomiTumbuhan yang telah membimbing saya belajar banyak hal berkaitan tentang
mata kuliah Taksonomi Tumbuhan. Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa saya berharap dan
berdoa agar makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya sendiri selaku sebagai
penyusun dan umumnya bagi para pembaca makalah ini. Amin

Sintang, 9 Januari 2014

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………….i

Daftar Isi……………………………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………….2

1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………2

1.4 Manfaat Penulisan………………………………………………………………….3

1.5 Metode Penulisan…………………………………………………………………..3

BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian lumut…………………………………………………………………………4

2.2.Klasifikasi………………………………………………………………………………….5

2.3.Siklus hidup………………………………………………………………………………..6

2.4.Perkembangan…………………………………………………………………………….7

2.5.Pergiliran keturunan tumbuhan lumut…………………………………………….8

2.6.Macam-macam lumut…………………………………………………………………..9

2.7.Peranan tumbuhan lumut dalam ekosistem……………………………………16

2.8.Manfaat bryophyta…………………………………………………………………….17

2.9.Penyesuaian bryophyta dan masalah hidup di darat……………………….

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………………..19

3.2. Saran……………………………………………………………………………………….20

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
BRYOPHYTA ( TUMBUHAN LUMUT )
1.1. Latar belakang
Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut yang apakah secara khas tinggi 1-10 cm (0.4-4 inchi),
meskipun beberapa jenis adalah banyak lebih besar. Mereka biasanya tumbuh berdekatan
bersama-sama di dalam keset / dasar, perdu atau di tempat rindang. Mereka tidak mempunyai
bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Pada lumut
tertentu menghasilkan capsule spora yang nampak seperti paruh yang dilahirkan pada tangkai
tipis. Ada kira-kira 10,000 jenis lumut digolongkan pada Bryophyta. Divisi Bryophyta dahulu
mencakup tidak hanya lumut, tetapi juga liverworts dan hornworts. Sekarang ini lain, dua
kelompok Bryophyta adalah ditempatkan dalam divisi tersendiri.Tumbuhan Bryophyta
merupakan tumbuhan yang paling primitive yang tidak memiliki akar sesungguhnya, batang, atau
tangkai. Mereka sejak lima ratus juta tahun.Bryophyta merupakan tumbuhan kecil, herbaceous
yang tumbuh tertutup, selalu berkumpul menjadi alas bebatuan, tanah, ataupun menjadi epifit
pada batang dan cabang tanaman. Bryophyta terbagi dalam 3 golongan yaitu, lumut hati (
hepaticophyta ), lumut daun dan lumut tanduk.

1.2.Rumusan masalah
Apa yang di maksud dengan tumbuhan lumut?

Bagaimana ciri-ciri tumbuhan lumut?

Bagaimanakakah pengklasifikasian tumbuhan lumut?

Bagaimanakah siklus hidup, perkembangan serta pergiliran keturunan tumbuhan lumut?

Apa sajakah pengelompokan atau macam-macam tumbuhan lumut?

Bagaimanakah peranan tumbuhan lumut bagi ekosistem dan kehidupan manusia?

Bagaimanakah penyesuaian bryophyta terhadap masalah hidup didarat?

1.3.Tujuan penulisan.
Untuk mengetahui apa itu tumbuhan lumut.

Untuk mengetahui ciri-ciri dari tumbuhan lumut.

Untuk mengetahui klasifikasi dari tumbuhan lumut.

Untuk mengetahui siklus hidup, perkembangan serta pergiliran keturunan dari tumbuhan
lumut.

Untuk mengetahui macam-macam tumbuhan lumut.

Untuk mengetahui peranan tumbuhan lumut bagi ekosistem dan kehidupan manusia.

Untuk mengetahui bagaimana tumbuhan lumut menyesuaikan diri terhadap masalah hidup di
darat.

1.4.Manfaat penulisan.
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi kewajiban dalam tugas
perkuliahan serta untuk lebih mendalami pembahasan materi tentang tumbuhan lumut (
bryophyta ).

1.5.Metode penulisan.
Adapun metode penulisan yang di gunakan oleh penulis bersumber dari buku-buku dan juga dari
internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Lumut
Secara ilmu tumbuhan, lumut termasuk Bryophyta, atau tumbuhan non vaskuler. Mereka dapat
dibedakan dari yang serupa liverworts ( Marchantiophyta atau Hepaticae) dengan multi-cellular
mereka rhizoids. Lain perbedaan bukanlah universal untuk semua lumut dan semua liverworts,
yang membedakan “batang” dan “daun-daun”, ketiadaan daun-daun yang terbagi-bagi atau
berlekuk, dan ketidakhadiran daun-daun diatur dalam tiga golongan, semua menunjuk tumbuhan
lumut. Sebagai tambahan terhadap kekurangan suatu sistem vaskuler, lumut mempunyai
gametophyte-dominant siklus hidup, yaitu. sel haploid untuk kebanyakan siklus hidupnya.
Sporophytes (diploid) berumur pendek dan dependent pada atas gametophyte. Ini adalah
berlawanan dengan pola aturan yang diperlihatkan oleh kebanyakan “tumbuhan tingkat tinggi”.
Di dalam tumbuhan vaskuler, sebagai contoh, haploid generasi diwakili oleh pollen dan ovule,
sedang diploid generasi adalah tumbuhan berbunga yang umum dikenal.

Ciri-ciri lumut:
v Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang
hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit. Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifit maka
hutan demikian disebut hutan lumut.

v Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem). Pada
tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu: Alat kelamin jantan disebut
Anteridium yang menghasilkan Spermatozoid. Alat kelamin betina disebut Arkegonium yang
menghasilkan Ovum.

v Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (Monoesius). Jika
terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius). Gerakan spermatozoid ke arah
ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang
dihasilkna oleh sel telur.

v Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian bagian :- Vaginula (kaki) – Seta
(tangkai) – Apofisis (ujung seta yang melebar) – Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan Kolumela
(jaringan dalam kotak spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat haploid.

2.2. Klasifikasi

Klasifikasi lumut hati


Kingdom : Plantae

Division : Hepaticophyta

Class : Hepaticosida

Ordo : Hepaticoccales

Family : Hepaticoceae

Genus : Hepaticopsida

Species : Hepaticiopsida sp
Klasifikasi lumut Daun
Kingdom : Plantae

Division : Bryophyta

Class : Bryopsida

Ordo : Bryopceales

Family : Bryopceae

Genus : Bryopsida

Species : Bryopsida sp

2.3. Siklus Hidup


Kebanyakan dari tanaman memiliki dua bagian kromosom di sel-selnya (diploid, beberapa
kromosom hidup dengan sebuah pasangan yang mengandung informasi genetik yang sama).
Sedang lumut (dan Bryophyta lain) hanya memiliki satu set kromosom (haploid, beebrapa
kromosom hidup dalam sebuah salinan sel yang unik). Periode siklus hidup lumut secara
lengkap, merusak kromosom, tetapi hal ini hanya pada sporofit.

Ciri Siklus Hidup Lumut (Polytricum commune)


Lumut hidup diawali dari sebuah spora haploid, yang bertunas untuk memproduksi sebuah
protonema, yang menumpuk filamen atau thalloid (flat dan thallus like). Ini merupakan tingkatan
sementara dalam hidup lumut. Dari protonema tumbuh gametophore yang dideferensiasi
menjadi tangkai dan akar/ leaves (mikrofil). Dari keterangan dari tangkai atau cabang develop
organ sex lumut. Organ betina disebut archegonia (archegonium) dan terlindungi oleh kumpulan
tangkai yang termodifikasi yang disebut perichaetum (plural, perichaeta). Archegonia memiliki
leher disebut venters dimana sperma jantan turun. Organ jantan disebut antheridia (singular
antheredium) dan tertutup oleh modifikasi tangkai disebut perigonium (plural, perigonia).Lumut
bisa menjadi dioicous atau monoicous. Pada lumut dioicous, kedua organ sex, jantan dan betina
terlahir pada gametofit tanaman. Pada monoicous (juga disebut autoicous) lumut, mereka terlahir
pada tanaman yang sama. Pada pengairan, sperma dari antheridia berjalan ke archegonia dan
terjadi fertilisasi, mengawali produksi sporofit diploid. Sperma lumut adalah biflagellate, mereka
memiliki dua flagella yang membantu sebagai daya pendorong. Tanpa air, fertilisasi tidak dapat
terjadi. Setelah fertilisasi, sporofit mandul didorong keluar dari archegonial venter. Ini
membutuhkan kira-kira seperempat sampai setengah tahun untuk sporofit untuk matang. Badan
sporofit terdiri dari gagang panjang, disebut seta, dan capsule disebut operculum. Capsule dan
operculum terlapisi oleh calyptra yang merupakan sisa archegonial venter. Calyptra biasanya
mengecil / berkurang ketika capsule matang. Withing the capsule, sel-sel pereproduksi spora
mengalami meiosis untuk membentuk spora haploid, dimana siklus dapat berjalan lagi. Mulut
capsule biasanya dikelilingi oleh set gigi disebut peristome. Ini mungkin tidak terjadi pada
beberapa lumut.Pada beberapa lumut, struktur vegetatif hijau disebut gemmae yang diproduksi
pada tangkai atau cabang, yang bisa merusak dan membentuk kembali tanaman tanpa perlu
melalui fertilisasi. Ini disebut dengan reproduksi asexual.
2.4. Perkembangan
Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan haploid,
berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema. Protonema pada
lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-
kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya. Tubuh tumbuhan lumut
berupa tallus seperti lembaran-lembaran daun (hepaticae), atau telah mempunyai habitus seperti
pohon kecil dengan batang dan daun-daunnya (pada musci), tetapi padanya belum terdapat akar
yang sesungguhnya, melainkan hanya rizoid-rizoid yang berbentuk benang-benang atau
kadang-kadang memang telah menyerupai akar. Pada tumbuhan inilah dibentuk
gametangium.Setelah sel telur dibuahi oleh spermatozoid yang bentuknya seperti spiral atau alat
pembuka gabus tutup botol dengan dua bulu cambuk itu, maka zigot tidak memerlukan waktu
istirahat dulu tetapi terus berkembang menjdi embrio yang diploid.Bagian bawah embrio
dinamakan kakinya. Kaki masuk ke jaringan lumut yang lebih dalam dan berfungsi sebagai alat
penghisap (haustorium). Embrio itu lalu tumbuh merupakan suatu badan yang bulat atau jorong
dengan tangkai pendek atau panjang dan seperti telah telah disebut di atas disebut
sporogonium. Di dalam bagian yang bulat itu dibentuk spora, oleh sebab itu bagian tersebut juga
disebut capsule spora. Capsule spora juga dianggap sinonim dengan sporogonium karena leher
arkegonium amat sempit, maka sporogonium tidak dapat menembusnya dan bekas dinding
arkegonium ikut terangkat dan merupakan tudung capsule spora. Mengingat bentuknya seperti
tudung akar, pada ujung akar dan mungkin juga mempunyai fungsi yang sama sebagai
pelindung, maka bekas dinding arkegonium itu juga dinamakan kaliptra. Jaringan dalam capsule
spora dinamakan arkespora. Arkespora membentuk sel induk spora, dan dari satu sel induk
spora dengan pembelahan reduksi terjadilah 4 spora yang berkelompok merupakan tetrade.
Seringkali pada pembentukan spora itu ditentukan pula jenis kelaminnya. Dari spora itu,
bergantung pada macam sporanya, akan utmbuh lumut yang berumah satu atau berumah dua.
Spora itu membulat sebelum terpisah-pidah dan terlepas dari capsule spora.

2.5. Pergiliran Keturunan Tumbuhan Lumut


Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang
sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x
= n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak
dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan
dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium.
Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang
masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila
kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.Ovum yang terbuahi akan
tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit
ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit
akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi
spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora.
Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh
meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.
2.6. Macam-Macam Lumut:
Lumut Hati (Hepaticopsida).
Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau
tebing. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya
memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang
menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih dari
6000 spesies.Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan. Tidak
memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup),
secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina. Contohnya: Ricciocarpus,
Marchantia dan lunularia
Ciri-ciri:
ü tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid

ü gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium yg berbntk spt payung.

ü sporofit perumbuhannnya terbatas krn tdk mempunyai jaringan meristematik

ü berkembang biak scr generatif dgn oogami, dan scr vegetatif dgn fragmentasi, tunas, dan
kuncup eram

ü habitatnya ditempat lembab.


Susunan Tubuh
Berdasarkan bentuk talusnya lumut dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:

1). Lumut hati bertalus

2). Lumut hati berdaun

Menyerupai talus (dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun
bila ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat kelamin terletak
pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian terminal, sporogonium
sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki tangkai dan kapsul. Mekanisme
merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak teratur.

Seperti pita bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah mempunyai rizoid. Pada
rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi yang bergigi, yang disebut piala eram
atau keranjang eram kepala atau mangkok. Kemudian puncup-puncup eram atau tunas yang
disebut gema mudah terlepas oleh air hujan

Protonema lumut hati umumnya hanya berkembang menjadi suatu bulu yang pendek. Sebagian
besr lumut hati mempunyai sel-sel yang mengandung minyak, minyak itu terdapat dalam bentuk
yang spesifik kumpulan tetes-tetes minyak aksiri dalam bentuk demikian. Minyak tadi tidak
pernah ditemukan pada tumbuhan lain.

Perkembangbiakan
Secara aseksual, menggunakan spora dan tunas, secara seksual, ex: Maechantia. Anteridium
terpancang pada permukaaan atas, bentuknya seperti cakram. Dasar bunga betina agak
melebar dan membentuk paying, dengan cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9.
Arkegonium tumbuh pada alur-alur diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah.
Anteridium merekah mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit dari telur
yang sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian pangkal
dari embrio membentuk kaki masuk kejaringan reseptakel. Bagian terbesar dari janin
membentuk kapsulyang dipisahkan dari bagian kaki zona yang terdiri dari sel-sel yang disebut
tangkai. Kapsul berisi sel induk spora yang berkelompok (elater) yaitu benang-benang
memanjang dengan dinding bagian dalam terpilin. Setelah miosis terbentuklah tetraspora,
tangkainya yang memanjang arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke
bawah. Kapsul lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul
dibantu dengan adanya elater yang sifatnya higroskopik. Akibat mengeringnya kapsul elater
menggulung, menjadi kering dan mengadakan gerakan sentakan yang melempar spora ke udara

Lumut Daun ( Bryopsida sp).


Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang periodic mengalami masa
kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut itu
dapat kita jumpai di antara rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang-
cabang pohon, di rawa-rawa tetapi jarang di air. Bryopsida merupakan class lumut terbesar,
terdiri 95% dari seluruh spesies lumut, kira-kira 9.500 spesies.Kelompok ini terkenal dengan
memilikinya spore capsules dengan gigi yaitu Arthrodontous; yang terpisah dari lainnya dan
tergabung di dasar dimana mereka mengikat untuk membuka capsule. Gigi ini mengemuka saat
penutup operculum jatuh. Pada kelompok lumut lain, capsule adalah nematodontous dengan
operculum terikat, atau lainnya membuka tanpa operculum atau gigi.

Ciri-ciri:
ü Bryopsida adalah kelas yang terbesar di antara anggota Bryophyta lainnya dan paling tinggi
tingkat perkembangannya karena baik gametofit maupun sporofitnya sudah mempunyai bagian-
bagian yang lebih kompleks.

ü Gametofit dari lumut daun umumnya dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu protonema yang
terdiri dari benang bercabang-cabang, dan gametafora yang berbatang dan berdaun.

ü Sporogonium dari lumut daun terdiri atas bagian kaki, seta dan kapsul. Selanjutnya bagian
kapsul mempunyai bagian-bagian yang dinamakan apofise, kotak spora atau teka, dan tutup
atau operkulum. 4. Kebanyakan ahli bryologi membagi Bryopsida menjadi 3 anak kelas yaitu
Sphagnidae, Andreaeidae, dan Bryidae. Perbedaan dari ketiga anak kelas tersebut terutama
terletak pada struktur anatomi sporogoniumnya.

ü Anak kelas Sphagnidae mempunyai ciri-ciri antara lain: protonema berbentuk daun kecil yang
terdiri dari satu lapis sel, gametafora pada ujungnya membentuk cabang-cabang sebagai roset
yang menyerupai jambul dan tidak mempunyai rizoid. Sporofit didukung oleh perpanjangan ujung
batang yang namanya pseudopodium.

ü Andreaeidae mempunyai persamaan dengan Sphagnidae dalam hal sporofitnya yang


didukung oleh pseudopodium, tetapi berbeda dalam hal cara membukanya kapsul spora yaitu
dengan membentuk 4 katup.

ü Anggota Bryidae yang tergolong Stegocarpi mempunyai peristoma pada kapsul sporanya,
didasarkan atas sifat dari peristomanya Bryidae dibedakan menjadi 2 golongan yaitu
Nematodonteae dan Arthrodonteae.

ü Peristoma adalah gigi-gigi atau rambut-rambut yang mengelilingi stoma pada kapsul spora-
spora yang dapat mengadakan gerakan higroskopis, yaitu apabila spora-spora sudah masak
peristoma bergerak membuka ke arah luar hingga spora dapat keluar.

ü Dalam klasifikasi lumut daun, bentuk kapsul, jumlah gigi peristom, bentuk operkulum maupun
kaliptra dapat dijadikan dasar penggolongan yang penting.

ü Protonema sekunder ialah protonema yang tidak berasal dari perkecambahan spora, biasanya
berupa benang-benang hijau seperti ganggang. Melalui tunas-tunas yang timbul dari prononema
sekunder dapat terbentuk individu yang lebih banyak.

Susunan Tubuh
Lumut daun pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler yang dapat bercabang-
cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan tersusun dalam 3-8 deret pada sumbunya. Sumbu
(batang) pada lumut daun biasanya menunjukkan deferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan
silinder pusat.

Perkembangbiakan
Alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan
dikelilingi oleh daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang mempunyai
bentuk dan susunan yang khusus dan seperti pada jungermaniales juga dinamakan Periantum.
Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau berumah satu, jika dalam kelompok itu
terdapat kumpulan arkegonium dan anteridium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin
dalam kelompok itu biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan
dapat mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril itu
dinamakan Parafisis.
Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul
memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Dijumpai ditepi-tepi sungai atau
danau dan seringkali disepanjang selokan, dan ditepi jalan yang basah atau lembab. Contohnya
Anthocerros sp.

Ciri-ciri
ü tubuhnya mirip lumut hati, ttpi berbeda pd sporofitnya

ü berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan plg dekat dgn tumbuhan
berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut

ü gametofitnya berupa talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk

ü rhizoid berada pada bagian ventral.

ü habitatnya didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi. Cthnya, Anthoceros leavis.

Susunan tubuh
Tubuh utama berupa gametofit yang mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh,
biasanya melekat pada tanah dengan perantara-perantara rizoid-rizoid susunan talus masih
sederhana, sel-selnya hanya mempunyai suatu kloroplas dengan satu pirunoid besar. Pada sisi
bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup berbentuk ginjal.

Sporofit umumnya berupa kapsul yang berbentuk silender dengan panjang antara 5-6 cm.
pangkal sporofitnya dibungkus dengan selubung dari jaringan gametofit.

Perkembangbiakan
Secara seksual, dengan membentuk anteridium dan arkhegonium. Anteridium terkumpul pada
suatu lekukan sisi atas talus arkegonium juga terkumpul pada suatu lekukan pada sisi atas talus.
Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan suatu dinding pisah melintang. Sel diatas
terus membelah yang merupakan sporogenium diikuti oleh sel bagian bawah yang membelah
terus-menerus membentuk kaki ang berfungsi sebagai alat penghisap, bila sporogenium masak
makan akana pecah seperti buah plongan s, menghasilakan jaringan yang terdiri dari beberapa
deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumila inin diselubungi oleh sel jaringan yang
akemudian menghasilkan spora, yang disebut arkespora.

2.7. Peran Tumbuhan Lumut Dalam Ekosistem


Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air
(karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutanLumut ditemukan
terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut umum di area berpohon-pohon dan
di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di kota besar. Beberapa bentuk mempunyai
menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi ditemukannya. Beberapa jenis dengan air,
seperti Fontinalis antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni rawa. Seperti itu, lumut semi-
aquatic melebihi cakupan panjangnya normal di lumut terestrial. Di mana saja mereka terjadi,
lumut memerlukan kelembaban untuk survive. Oleh karena tipis dan ukuran jaringan yang kecil,
ketiadaan kulit jangat (mencakup dari lilin untuk mencegah kekurangan air), dan kebutuhan akan
air cairan untuk menyudahi fertilisasi. Beberapa lumut dapat survive dengan kekeringan, kembali
hidup di dalam beberapa jam hidrasi.Di garis lintang utara, sisi batu karang dan pohon yang utara
akan biasanya mempunyai lebih banyak lumut dibanding seberang. Ini diasumsikan untuk
menjadi sisi pohon yang yang sun-facing. Di hutan dalam di mana cahaya matahari tidak
menembus, lumut tumbuh subur sama pada saat pada batang pohon.
2.8. Manfaat Bryophyta
Ada suatu market substansiil yang mengumpulkan lumut dari yang liar. Penggunaan lumut tetap
utuh terutama di florist trade dan untuk dekorasi rumah. Lumut jenis Sphagnum juga komponen
utama bahan bakar, yang mana ditambang untuk penggunaan sebagai bahan bakar, sebagai
aditip lahan perkebunan, dan jelai bertunas dikeringkan pada pemroduksian Scotch
Whisky.Sphagnum, biasanya jenis cristatum dan subnitens, dipanen selagi masih bertumbuh
dan dikeringkan digunakan di kamar anak anak dan hortikultura sebagai medium pertumbuhan.
Praktek tanah Pada Perang dunia II, Sphagnum digunakan sebagai PPPK yang dipakaian pada
luka prajurit, lumut ini adalah sangat menyerap dan mempunyai kekayaan antibacterial.
Beberapa awal orang-orang menggunakannya sebagai diaper dalam kaitan dengan absorbency.
Di United Kingdom, Fontinalis antipyretica biasa digunakan untuk memadamkan api seperti
ditemukan di sejumlah substansiil di sungai yang slow-moving dan lumut menahan volume air
yang besar membantu memadamkan nyala api tersebut. Di Finlandia, Peat mosses sebagai
bahan bakar lumut telah digunakan untuk membuat roti selama kelaparan. Di Mexico, lumut
digunakan pada Dekorasi Natal
2.9. Penyesuaian Bryophyta Dan Masalah Hidup Di Darat
Bryophyta tidak sesuai sepenuhnya terhadap kehidupan di daratan. Bryophyta bergantung
kepada air untuk hidup. Zigot dan embrio dilindungi daripada pengeringan dengan terus menetap
di dalam arkegonium. Sperma harus berenang dalam kelembapan luaran untuk sampai ke
telur,oleh sebab itu Bryophyta hanya terdapat di tempat yang lembap. Bryophyta tidak
mempunyai tisu vaskular , oleh itu struktur jasadnya tumbuh rendah daripada tanah untuk
mengatasi masalah pengangkutan air. Genussi gametofit lebih terubahsuai untuk hidup di habitat
daratan kerana sporofit bergantung kepada Genussi gametofit untuk mendapatkan bekalan
makanan dan perlindungan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan kecil yang termasuk division Bryophyta.

Mempunyai sel-sel plastida yang mengandung klorofil a dan b.

Kebanyakan hidup di darat, dan sel-selnya telah mempunyai dinding yang terdiri dari
selulosa.

Susunan tubuh sebenarnya merupakan gametofit. Pada bentuk primitif tumbuhan lumut
helaian berupa thalus (Marchantia, Riccia, Anthoceros).

Ada dua macam perkembang biakan yaitu: reproduksi vegetatif dan reproduksi generatif.
Tempat hidup lumut hati pada tempat-tempat yang basah untuk struktur tubuh higmorf dan
pada tempat-tempat yang kering untuk struktur tubuh yang xemorf (alat penyimpanan air)

Cara hidup lumut hati, sebagai epifit umumnya menempel pada daun-daun pepohonan
dalam rimba di daerah tropika.

Susunan tubuh lumut hati berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati dibagi menjadi dua
kelompok yaitu, lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun

Perkembang biakan lumut hati ada dua yaitu secara aseksual menggunakan spora dan
tunas, secara seksual contoh Marchantia, dan anteridium terpancang pada permukaan atas,
bentuknya seperti cakram.

Pada lumut daun, tempat hidupnya tumbuh di tempat agak terbuka.

Susunan tubuh lumut daun melekat pada substrat dengan menggunakan rizoid yang
multiseluler bercabang-cabang.

Perkembangbiakan lumut daun ada dua yaitu berumah satu jika dalam kelompok itu terdapat
arkegonium maupun anteridium dan berumah dua jika kumpulan arkegonium dan anteridium
terpisah.

Dijumpai ditepi-tepi sungai atau danau dan seringkali disepanjang selokan, dan ditepi jalan
yang basah atau lembab.

Tubuh utama berupa gametofit yang mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi
bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantara-perantara rizoid-rizoid susunan talus
masih sederhana, sel-selnya hanya mempunyai suatu kloroplas dengan satu pirunoid besar.

Secara seksual, dengan membentuk anteridium dan arkhegonium.

B. Saran.
Bagi para pembaca dan teman-teman mahasiswa yang lainnya, jika ingin menambah wawasan
dan ingin mengetahui lebih jauh, maka penulis mengharapkan dengan rendah hati agar lebih
membaca buku-buku lainnya yang berkaitan dengan judul “ BRYOPHYTA ( TUMBUHAN
LUMUT ) “.

DAFTAR PUSTAKA
 Anonymous.2009.http://en.wikipedia.org/wiki/Image:Mossopolis.jpg Koloni lumut tebal / padat di
hutan yang dingin. Diakses tanggal 13 januari 2009.
 Anonymous.2009.http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_lumut. Diakses Tanggal 13 januari
2009.
 Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press

Anda mungkin juga menyukai