Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“SPERMATOPHYTA”

Disusun Oleh:

KelompoK 2
1. AFIF ANAS SAPUTRA
2. AWALIATUN NISA
3. FIKA ADYA NABILA
4. VIOLITA DWI RAHMASARI
5. ZAHRA NUR FADILA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Botani merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang


tumbuhan. Botani memungkinkan kita mengenali tumbuhan dari namanya,
membantu kita menghargai tumbuh-tumbuhan dan cara-caranya
mempengaruhi kehidupan kita baik secara langsung maupun tak langsung.
Salain itu, botani juga memberikan kepada kita latar belakang ilmiah agar kita
bertindak secara berakal dalam menangani tumbuh-tumbuhan.
Dalam sejarah bumi, yang pertama-tama harus dikembangkan ialah tumbuhan
agar dapat berlangsung kehidupan binatang-binatang sebagaimana yang kita
ketahui sekarang ini. Tumbuh-tumbuhan memiliki berbagai macam jenis.
Salah satunya ialah tumbuhan berbiji (spermatophyta).

Tumbuhan biji merupakan golongan tumbuhan dengan tingkat


perkembngan filogenetik tertinggi, yang sebagai cirri khasnya ialah adanya
suatu organ ynag berupa biji (dalam bahasa Yunani : sperma).

Biji berasal dari bakal biji yang dapat disamakan dengan makrosporanium.
Di dalamnya dihasilkan makrospora yang tidak pernah meninggalkan
tempatnya, dan di tempat itu selanjutnya berkembang menjadi
makroportalium dengan arkegonium serta sel telurnya. Setelah terjadi
pembuahan, zigot yang terbentuk berkembang menjadi embrio yang
sementara tetap di tempat itu pula. Sementara itu bakal biji yang kemudian
mengandung embrio itu berkembang menjadi alat reproduksi yang disebut
biji. Jadi, dari segi ontogenia, biji adalah suatu alat reproduksi generatif atau
seksual, karena terjadinya didahului oleh suatu peristiwa seksual yaitu
peleburan sel telur dengan sel kelamin jantan.

Namun demikian, dalam lingkungan tumbuhan biji dapat kita jumpai


perkecualian-perkecualian dalam hubungan pembentukan embrio dalam biji,
dalam arti bahwa embrio tidak selalu merupakan hasil peristiwa seksual.
Pembentukan embrio melalui pelebuaran sel-sel kelamin kita kenal dengan
istilah amfimiksis, sedangkan terjadinya embrio tanpa melalui peristiwa
perkawinan disebut apomiksis.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :
1. Apa pengertian dari spermatophyta ?
2. Bagaimana ciri-ciri Spermatophyta ?
3. Bagaimana Klasifikasi tumbuhan berbiji (Gymnospermae) ?
4. Bagaimana proses reproduksi Gymnospermae ?
5. Apa saja peranan tumbuhan berbiji ?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui pengertian dari spermatophyta
2. Mengetahui ciri-ciri Spermatophyta
3. Mengetahui Klasifikasi tumbuhan berbiji (Gymnospermae)
4. Mengetahui proses reproduksi Gymnospermae
5. Mengetahui peranan tumbuhan berbiji
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Spermatophyta

SPERMATOPHYTA (tumbuhan berbiji) spermatophyta adalah tumbuhan


dengan tingkat perkembangan filogenetik yang paling tinggi titik spermatophyta
dibedakan menjadi dua yaitu gymnospermae dan angiospermae. Secara morfologi
struktur tubuh tumbuhan berbiji dapat dibedakan antara akar batang dan daun.

Spermatophyta berasal dari bahasa Yunani sperma yang artinya biji dan
beton yang berarti tumbuhan. Spermatophyta meliputi semua tumbuhan
berpembuluh yang bereproduksi secara generatif dengan membentuk biji.

Tumbuhan berbiji juga merupakan heterospora. Membetuk struktur


megasporangia dan mikrosporangia yang berkumpul pada suatu sumbu pendek.
Misalnya struktur seperti konus atau strobilus pada konifer dan bunga pada
tumbuhan berbunga. Seperti halnya tumbuhan lain, spora pada tumbuhan berbiji
dihasilkan melalui meiosis di dalam sporangia. Akan tetapi, pada tumbuhan
berbiji, megaspora tidak dilepaskan melainkan dipertahankan.

Megasporangia mendukung perkembangan gametofit betina dan


menyediakan makanan serta air. Gametofit betina akan tetap berada dalam
sporangium, menjadi matang dan memlihara generasi sporofit berikutnya setelah
terjadi pembuahan. Pada mikrosporangium, produk meiosis adalah berupa
mikrospora.

Mikrospora yang mencapai sporofit akan berkecambah membentuk serbuk


sari yang tumbuh menuju kearah bakal biji untuk membuahi gametofit betina.
Pada tumbuhan berbiji, istilah mikrospora merupakan serbuk sari,
mikrosporangium merupakan kantung serbuk sari, dan mikrosporofil merupakan
benagsari. Istilah megaspora sendiri berarti kandung lembaga (kantung embrio),
megasporangium sebagai bakal biji, dan megasporofil sebagai daun buah
(karpela).
2.2. Ciri-ciri Spermatophyta

A. Ciri Umum:
 Telah memiliki akar, batang dan daun sejati serta berkas
pengangkut sehingga termasuk ke dalam kelompok tumbuhan
Tracheophyta.
 Alat perkembangbiakan jelas antara jantan dan betina yang
berupa bunga atau strobilus, dan dalam reproduksinya akan
menghasilkan biji yang di dalamnya terdapat embrio.
 Generasi saprofitnya berupa tumbuhan dan generasi
gametofitnya berupa bunga.
 Habitatnya kebanyakan di darat tapi ada juga yang
mengapung di air (teratai).
 Cara hidupnya fotoautotrof.
 Mempunyai berkas pembuluh, floem dan xylem
 Reproduksi melalui penyerbukan (polinasi) dan pembuahan
(fertilisasi).

B. Bentuk dan ukuran tubuh Spermatophyta:


 Spermatophyta tergolong kormofita karena dapat dibedakan
dengan jelas bagian-bagian tubuhnya meliputi akar, batang,
dan daun.
 Tubuhnya mikroskopis dengan ukuran yang bervariasi
 Ada yang hanya berukuran beberapa sentimeter misalnya
rumput-rumputan ( Gramineae/ Poaceae )
 Ada pula yang berukuran besar hingga berdiameter 7 m
dengan tinggi 115 m misalnya redwood ( sequoiadendron
giganteum ).

Bentuk tubuh spermatophyta dibedakan menjadi 4 :


 Semak : batang pendek merayap berumpun Contoh :
rumput teki ( Cyprus Rotundus ) dan serai ( Andropogon
nardus )
 Perdu : berbentuk seperti pohon tetapi badannya kecil
dan pendek Contoh : bunga pukul empat (mirabilis
jalapa ) dan cabai ( capsium annum)
 Liana: berbentuk seperti tali tambang dan tumbuh
melilit pada pohon lain. Contoh : rotan (calamus rotan
) dan siri ( piper battle )
 Pohon: berbatang besar dan tinggi Contoh : jambu air
(eugenia aquea) dan jati (tectona grandis)

2.3. Klasifikasi tumbuhan berbiji (Gymnospermae)

Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka.


Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang
dan sperma yang berarti biji, sehingga gymnospermae dapat diartikan sebagai
tumbuhan berbiji terbuka. Tumbuhan berbiji terbuka merupakan kelompok
tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung dalam bakal buah (ovarium).

Secara harfiah Gymnospermae berarti gym = telanjang dan spermae =


tumbuhan yang menghasilkan biji. Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae atau
Magnoliphyta), biji atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah
sehingga tidak terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji nampak (terekspos)
langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun strobilus atau runjung.

Meskipun kelompok ini menghasilkan spora, tetapi juga menghasilkan


pertumbuhan xylem dan floem sekunder seperti pada Gymnospermae.
Progymnospermae juga sudah mempunyai kambium berpembuluh bifasial yang
mampu menghasilkan xilem dan floem sekunder. Kambium berpembuluh
merupakan ciri khas dari tumbuhan berbiji Grameds.

Taksonomi merupakan sebuah perjalanan evolusi dari tumbuhan yang


berbeda sepanjang waktu dengan mengembangkan karakteristik dalam bertahan
hidup menyesuaikan dengan lingkungan yang dapat kamu pelajari pada buku
Taksonomi Perjalanan Evolusi.

Jika dilihat dari klasifikasi taksonomi, gymnospermae termasuk dalam


kingdom plantae (Tumbuhan). Dapat dibedakan menjadi 2 (dua) subdivisi yaitu
tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup
(Angiospermae). Gymnospermae kemudian terbagi lagi menjadi beberapa kelas,
yaitu:
1. Cycadinae
Cycadinae -> disebut palms aku karena mirip malam tapi bukan malam
sejati.

Ciri-ciri:
 Batang pendek dan tidak bercabang (pertumbuhan sangat lambat)
 daun majemuk berbentuk dengan hal yang daun menyirip (tersusun spiral
rapat di sekeliling batang).
 perma 2 atau diesis karena mikrospora ( jantan )dengan megaspora (betina
) berasal dari tumbuhan yang berbeda.
 Tumbuh di daerah tropis dan subtropis

2. Ginkgonae
Ginkgonae-> tumbuhan berbentuk pohon dengan tinggi 30 meter sampai
40 meter.
Ciri-ciri:
 Batang bercabang, tunas pendek
 Daun berbentuk kipas ,tangkai panjang, tulang daun bercabang, dan mudah
gugur
 Tumbuhan berumah dua
 Dapat bertahan hidup di lingkungan polusi udara tinggi.

3.Coniferae
Coniferae-> merupakan kelompok tumbuhan konifer teman dominan
penyusun hutan konifer di belahan bumi utara sebagian di pegunungan
tropis.

Ciri-ciri:
 Berapa pohon yang tinggi
 Daun berbentuk kecil ,tebal ,seperti jarum atau sisik
 Evergreen (tumbuhan yang selalu hijau)
 berumah satu atau memiliki dua jenis kelamin jantan dan betina namun
biasanya ada di cabang yang berbeda.Gunung jantan berukuran kecil dari
kongres betina konslet jantan tumbuh bergerombol.

4.Gnetinae

Gnetiane-> tumbuhan berbentuk pohon atau Liana.


Ciri-ciri:
 Batang bercabang atau tidak bercabang
 memiliki daun tunggal berbentuk lembaran (susunan daun berhadapan
dengan tulang daun menyirip)
 Tidak berbentuk kerucut>Tumbuhan berumah dua (berkelamin tunggal).

2.4. Reproduksi(Gymnospermae)
Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus.
Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau
membentuk srobilus jantan dan betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang
tampak menempel pada strobilus betina. Letak makrosporofil dan mikrosporofil
terpisah. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih bergerak aktif

Di dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang mengandung sel-


sel induk butir serbuk. Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap sel induk terbentuk 4
butir serbuk yang bersayap. Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium.
Pada tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel induk lembaga yang bermeiosis
sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati, dan satu sel hidup sebagai sel
telur. Arkegonium ini bermuara pada satu ruang arkegonium.

Contoh: Pada Gymnospermae sering terjadi poliembrioni, walaupun hanya ada


satu embrio yang terus berkembang karena adanya pembelahan beberapa
arkegonia.Air sudah tidak digunakan sebagai media fertilisasi karena adanya
pembentukan buluh serbuk pada serbuk sari yang berkecambah. Pada
Coniferophyta dan Gnetophyta spermanya tidak mempunyai flagel, sehingga buluh
serbuk menghantarkannya langsung ke mulut arkegonia.

Serta pada Cycas dan Gingko fertilisasinya merupakan bentuk antara kondisi
pada paku-pakuan dan tumbuhan tanpa biji lainnya, yaitu spermanya mampu
berenang bebas dan bentuk pada tumbuhan berbiji yaitu spermanya tidak mampu
bergerak bebas. Gametofit jantan umumnya bersifat haustorial, yaitu menyerap
makanan dari ovulum ketika tumbuh, walaupun dibutuhkan buluh serbuk tetapi
tidak langsung masuk ke arkegonium.

Buluh serbuk tersebut tumbuh dan menetap di dalam nuselus selama


berbulan-bulan sebelum menuju gametofit betina. Setelah sampai di mulut
gametofit betina, buluh serbuk robek dan melepaskan sel sperma yang berflagel
banyak. Sperma tersebut kemudian menuju ke arkegonium dan membuahi telur.
Dengan adanya buluh sperma tersebut maka tumbuhan berbiji tidak ada lagi yang
bergantung pada ketersediaan air pada fertilisasinya.

Proses Penyerbukan dan Pembuahan: Penyerbukan yang terjadi pada


tumbuhan berbiji terbuka selalu dengan cara anemogami (penyerbukan dengan
bantuan angin). Serbuk sari jatuh langsung pada bakal biji. Selang waktu antara
penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Pembuahan yang terjadi pada
gymnospermae disebut pembuahan tunggal (setiap inti generatif melebur dengan
inti sel telur). Mikropil terdedah ke udara bebas. Pembuahan pada gymnospermae
disebut pembuahan tunggal, karena tiap-tiap inti sperma membuahi satu sel telur.

2.5. Peranan Tumbuhan Berbiji (Gymnoespermae)

Gymnospermae memiliki sekitar 500 spesies dan menjadi tanaman yang


paling penting secara ekonomi dalam hal berbagai penggunaannya. Banyak spesies
gymnospermae sangat signifikan seperti pohon kayu yang digunakan untuk
konstruksi. Beberapa digunakan untuk membuat mebel seperti meja, kursi, dll.
Beberapa menjadi sumber yang baik dari makanan dan produk obat-obatan.

Gymnospermae juga memainkan peran penting dalam hutan untuk itu


mengendalikan erosi tanah, perlindungan daerah aliran sungai, penampungan
hewan liar dan peningkatan nilai estetika bagi masyarakat alami.

Dalam biologi, gymnospermae juga memainkan peran penting karena bentuk dan
struktur yang beragam, dan kebaikan mereka didokumentasikan dalam catatan
fosil. Naturalis memiliki minat yang besar dalam perwakilan pohon tertinggi dari
gymnospermae:

 Pohon Pinus
 pohon Cedar

 pohon Cemara

Dalam beberapa cara, penggunaan umum gymnospermae yang mereka dibuat /


bantuan untuk pembuatan beberapa produk yang umum digunakan setiap hari:

 Sabun
 Pernis
 Cat kuku
 Makanan
 Permen karet
 Parfum.
Tumbuhan Gymnospermae memiliki beberapa manfaat yang penting dalam
kehidupan manusia, antara lain sebagai berikut.

1. Bahan industri kertas, contohnya Podocarpus, Pinus, Sequoia, dan Agathis.


2. Obat-obatan, contohnya Ginkgo biloba dan Pinus (getahnya untuk obat luka).
3. Kosmetika, contohnya Ginkgo biloba, sebagai agen anti penuaan.
4. Bahan makanan, contohnya Gnetum gnemon (daunnya untuk sayuran dan
bijinya untuk membuat emping).
5. Tanaman hias, contohnya Cycas, Dioon edule, dan Cupressus.
6. Bahan industri terpentin, contohnya Pinus.
7. Bahan kayu bangunan, contohnya Podocarpus, Sequoia (kayu merah), dan
Agathis (untuk bahan kayu lapis atau tripleks).

Anda mungkin juga menyukai