Anda di halaman 1dari 22

KLASIFIKASI TUMBUHAN

Nama : Mediyantara

Npm : 2154071014

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

TAHUN 2021
 SPERMATHOPYTA
Pengertian

Tumbuhan berbiji atau Spermatophyta (Yunani,


sperma=biji , phyton=tumbuhan) adalah kelompok
tumbuhan yang memiliki ciri khas biji, sebagai bagian
yang berasal dari bakal biji, di dalamnya terkandung
calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga sendiri
akan berbuah setelah terjadi penyerbukan atau
persarian yang kemudian diikuti oleh pembuahan.

Tumbuhan berbiji jugamerupakan heterospora.


Membetuk struktur megasporangia dan mikrosporangia
yang berkumpul pada suatu sumbu pendek. Misalnya
struktur seperti konus atau strobilus pada konifer dan
bunga pada tumbuhan berbunga. Seperti halnya
tumbuhan lain, spora pada tumbuhan berbiji dihasilkan
melalui meiosis di dalam sporangia. Akan tetapi, pada
tumbuhan berbiji, megaspora tidak dilepaskan
melainkan dipertahankan.

Megasporangia mendukung perkembangan gametofit betina dan menyediakan


makanan serta air. Gametofit betina akan tetap berada dalam sporangium, menjadi
matang dan memlihara generasi sporofit berikutnya setelah terjadi pembuahan.
Pada mikrosporangium, produk meiosis adalah berupa mikrospora.

Mikrospora yang mencapai sporofit akan berkecambah membentuk serbuk sari


yang tumbuh menuju kearah bakal biji untuk membuahi gametofit betina. Pada
tumbuhan berbiji, istilah mikrospora merupakan serbuk sari, mikrosporangium
merupakan kantung serbuk sari, dan mikrosporofil merupakan benagsari. Istilah
megaspora sendiri berarti kandung lembaga (kantung embrio), megasporangium
sebagai bakal biji, dan megasporofil sebagai daun buah (karpela).

https://www.gramedia.com/literasi/spermatophyta/

MORFOLOGI

Secara umum, struktur spermatophyta lebih kompleks dibanding pakis dan lumut.
Spermatophyta dibedakan oleh satu atau lebih akar, batang tunggal atau bercabang
di sisi, daun dan dalam banyak kasus, bunga dan buah. Spermatophyta mengandung
jaringan pembuluh angkut yang disebut xilem dan floem. Jika xilem terakumulasi
dalam jumlah besar, hasilnya dikenal sebagai “kayu”, yang khas pada pohon dan
semak. Peridermis adalah lapisan yang menutupi floem sekunder dan terdiri dari
sel-sel yang terintegrasi di bawah lapisan luar tanaman.
Peridermis, bersama dengan floem, membentuk korteks. Benih spermatophyta
sendiri terdiri dari 3 lapisan dasar yaitu Embrio, yang muncul sebagai akibat dari
penyatuan serbuk sari dan ovula dan yang sesuai dengan sporofit muda, Jaringan
bergizi yang menyediakan makanan bagi embrio melalui daun yang disebut
kotiledon, dan penutup, saat mendeteksi kondisi air dan cahaya yang memadai,
jaringan ini dapat memicu perkecambahan tanaman, Serbuk sari spermatophyta
disebarkan oleh angin atau banyak binatang, yang memfasilitasi perbanyakan
tanaman dan keanekaragaman genetiknya. Ciri-ciri lain dari Spermatophyta, adalah
sebagai berikut:

Bentuk dan Ukuran Tubuhnya tergolong Cormophyta karena dapat dibedakan


dengan jelas bagian-bagian tubuhnya meliputi akar, batang, dan daun. Tubuhnya
makroskopis dengan ukuran yang bervariasi. Ada Spermatophyta yang berukuran
hanya beberapa sentimeter, misalnya rumput-rumputan (Graminae), namun ada
pula yang berukuran besar hingga berdiameter 7 m dengan tinggi 115 m, misalnya
redwood (Sequoiadendron giganteum dan Sequoia sempervirens). Bentuk tubuh
Spermatophyta dapat dibedakan atas semak, perdu, pohon, dan liana. Semak
(berbatang pendek, merayap, berumpun), contohnya rumput teki (Cyperus
rotundus) dan serai (Andropogon nardus), Perdu (berbentuk seperti pohon tetapi
batangnya kecil dan pendek), contohnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) dan
cabai (Capsicum annuum), Pohon (berbatang besar dan tinggi), contohnya jambu air
(Eugenia aquea) dan jati (Tectona grandis), Liana (berbentuk seperti tali tambang
dan tumbuh melilit pada pohon lain, contohnya rotan (Calamus rotang) dan sirih
(Piper betle).

Bentuk sporofit tumbuhan berbiji memiliki akar, batang, dan daun. Akar dapat
berbentuk serabut atau tunggang. Batang ada yang berkambium, ada pula yang tidak
berkambium. Daun memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi. Tulang daun
berbentuk lurus, menyirip, atau menjari.

Tumbuhan berbiji memiliki pembuluh angkut, baik xilem maupun floem, pada akar,
batang, maupun daun.

Spermatophyta memiliki alat perkembangbiakan generatif berupa strobilus atau


bunga. Strobilus dimiliki oleh Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka),
sedangkan bunga dimiliki oleh Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).

Berdasarkan letak bakal biji, tumbuhan berbiji (Spermatophyta) dikelompokkan lagi


menjadi dua divisi, yaitu Gymnospermae atau Pinophyta (tumbuhan berbiji
terbuka): kelompok tumbuhan yang bakal bijinya tidak terlindungi oleh daun buah
(karpel) atau bijinya berada pada bilah-bilah strobilus berbentuk sisik dan
Angiospermae atau Magnoliophyta (tumbuhan berbiji tertutup) adalah kelompok
tumbuhan yang bakal bijinya terlindungi oleh daun buah. Daun buah merupakan
ovarium (megasporofil) yang sudah matang dan dindingnya menebal atau
berdaging.
Tumbuhan berbiji memiliki generasi sporofit lebih kompleks dibanding dengan
lumut dan paku. Alat perkembangbiakan nya terdapat pada organ bunga (kumpulan
sporofil) atau juga berupa strobilus. Sementara itu, pada tumbuhan paku kumpulan
sporofil belum membentuk bunga. Sel kelamin (gamet) jantan yang berada dalam
serbuk sari dan gamet betina berada pada kantong embrio. dalam proses pada
penggabungan sel gamet jantan (sperma) dan sel gamet betina (sel telur) terjadi
melalui suatu buluh serbuk sari. Oleh sebab itu, Spermatophyta bisa disebut juga
dengan Embryophyta Siphonogama.

Tubuhnya tersusun dari banyak sel atau yang sifatnya multiseluler dengan ukuran
tubuhnya besar atau makroskopis dan mempunyai ketinggian bermacam-macam.

Tumbuhan berbiji mempunyai jaringan pembuluh yang bervariasi dan terdiri dari
floem yang fungsinya untuk membawa bahan makanan yang berasal dari daun ke
seluruh tubuh tanaman, serta xylem yang fungsinya sebagai pengangkut air dan
mineral dari tanah.

Pada umumnya, tumbuhan berbiji (kecuali tumbuhan parasit) yang sifatnya autotrof
atau dapat mensintesis makanan sendiri melalui fotosintesis. Oleh sebab itu,
tumbuhan berbiji yaitu organisme fotoautotrof.

Sebagian besar tumbuhan berbiji memiliki habitat di darat seperti: mangga,


rambutan, dan jambu. Ada pula tumbuhan berbiji yang hidup mengapung di atas air
seperti: enceng gondok.

Tumbuhan biji berkembangbiak secara aseksual maupun seksual.

SISTEM REPRODUKSI SPERMATOPHYTA

Pada umumnya Spermatophyta bersifat fotoautotrof karena memiliki klorofil untuk


berfotosintesis. Contohnya Eucalyptus sp. dan Aster sp. Namun, ada pula yang tidak
memiliki klorofil sehingga hidup sebagai parasit pada tumbuhan lainnya untuk
mendapatkan zat organik, contohnya Cuscuta sp. (tali putri) yang bersifat parasit
penuh. Benalu (Dendrophthoe pentandra, Scurrula atropurpurea) bersifat setengah
parasit karena mendapatkan air dan garam mineral dari tumbuhan lain, tetapi
memiliki klorofil dan dapat berfotosintesis.

Spermatophyta sebagai kelompok tumbuhan yang beradaptasi dengan baik di


lingkungan darat, meskipun ada pula yang tumbuh di lingkungan air. Spermatophyta
yang hidup di air, misalnya teratai dan eceng gondok. Spermatophyta yang hidup di
darat dapat hidup bebas di tanah, epifit di pohon, atau parasit pada tumbuhan
lainnya.

Spermatophyta yang hidup epifit, misalnya Coelogyne pandurata (anggrek hitam).


Perkembangbiakan secara generative atau seksual dengan membentuk biji yang
diawali dengan pembentukan gamet (gametogenesis), penyerbukan (polinasi),
peleburan gamet jantan dan betina (fertilisasi) yang menghasilkan Misal, kemudian
menjadi embrio. Perkembangan secara vegetative atau aseksual dengan organ-organ
vegetatif (tunas, tunas adventif, rhizoma, stolon):

Proses reproduksi secara generatif yakni sebuah proses pembentukan biki yang
diawali dengan pembentukan gamet, kemudian melakukan proses penyerbukan dan
akhirnya terjadilah proses peleburan yang terjadi pada gamet jantan dengan gamet
betina yang nantinya akan menghasilkan sebuah embrio.

Proses reproduksi vegetative yakni proses reproduksi yang dilakukan oleh organ –
organ vegetatif contohnya seperti, Tunas, Rhizoa, atau Solon.

KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Spermatophyte terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu gymnospermae dan


angiospermae. Perbedaannya adalah yang terakhir mengembangkan bunga
berwarna-warni, sedangkan yang terakhir tidak. Gymnospermae adalah tumbuhan
kayu yang menghasilkan struktur lain yang juga sering disebut bunga, tetapi mereka
tidak seperti yang Anda kenal karena mereka dapat dikumpulkan dalam kerucut,
yang jantan atau betina. Benih diproduksi secara individual, baik dalam skala
kerucut, di ujung batang atau di set daun.

GYMNOSPERMAE (TUMBUHAN BERBIJI TERBUKA)

Gymnospermae (Tumbuhan Berbiji Terbuka), berasal dari Bahasa Yunani, gymnos


yang artinya adalah telanjang atau terbuka dan juga spermae artinya biji. Disebut
biji terbuka karena, bakal bijinya terbuka dan tidak terlindungi oleh daun-daun
buah. Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Umumnya merupakan pohon besar dengan bakal biji yang tidak dilindungi oleh
daun buah

Tidak mempunyai bunga sesungguhnya

Pada bagian batangnya terdapat kambium, sehingga dapat membesar.

Umumnya mempunyai akar tunggang serta memiliki berkas pengangkut berupa


floem serta juga xylem.

Bentuk daun berupa jarum atau sisik seperti pada pohon pinus dan cemara, ada juga
yang berdaun lebar seperti pada daun melinjo.

Alat perkembangbiakannya berupa strobilus atau disebut juga dengan runjung.


Strobilus terdiri dari dua yaitu, strobilus jantan serta strobilus betina. Strobilus
jantan berupa kumpulan kantung-kantung sari yang berisi suatu serbuk sari dan
sperma. Sedangkan strobilus betina mengandung bakal biji yang berisi sel telur.
Beberapa tumbuhan Gymnospermae juga memiliki alat kelamin (jantan dan betina)
pada satu pohon, namun ada juga yang terpisah.

Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya atau yang asli, dan bagian
bijinya tidak terbungkus daun buah. Biji sebagai alat perkembangbiakan berbentuk
kerucut atau disebut juga dengan strobilus. strobilus terbagi lagi menjadi 2, yaitu
strobilus jantan dan strobilus betina.

Gymnospermae terbagai menjadi 4 kelas yaitu Cyadinae, Contoh : Cycas rumphii


(pakis haji), Coniferae, contoh : Agathis alba (damar) dan Gnetinae, contoh : Ginkgo
biloba.

ANGIOSPERMAE (TUMBUHAN BERBIJI TERTUTUP)

Angiospermae berasal dari Bahasa Yunani, angios yang artinya “tertutup” serta
spermae yang berarti biji. Jadi, Angiospermae merupakan tumbuhan yang
menghasilkan biji tertutup. Hampir seluruh tumbuhan angiospermae memiliki
bunga. Diantara seluruh tumbuhan tinggi lainnya, kelompok atau golongan
tumbuhan angiospermae inilah yang mempunyai macam jenis paling banyak, yakni
kurang lebih itu terdapat sekitar 300.000 spesies. Tumbuhan dari kelompok ini juga
sangat penting, baik bagi manusia atau juga hewan karna merupakan sumber
makanan keduanya. Ciri-ciri yang paling umum dimiliki oleh tumbuhan
angiospermae diantaranya:

 Bakal biji yang terlindungi oleh adanya daun buah, sehingga disebut dengan biji
tertutup.
 Tumbuhan angiospermae ini umumnya berupa pohon besar, tumbuhan rambat
ataupun panjat, perdu serta tumbuhan tidak berkayu
 Daunnya relative lebih lebar serta pipih dengan bentuk yang beranekaragam.
 Mempunyai sistem perakaran serabut dan tunggang.
 Mempunyai batang lunak dan keras berkayu.
 Mempunyai bunga sebagai alat perkembangbiakan utama.

Dengan berdasarkan pada jumlah dari keping lembaganya, tumbuhan angiospermae


juga dibagi kedalam dua kelas, yakni Monocotyledonae (berkeping satu) serta juga
Dycotyledonae (berkeping dua):

Kelas Dicotyledoneae: Tanaman berupa semak, perdu, herba, ataupun pohon.


Berkeping dua (Memiliki dua daun lembaga), akar tunggang, batang kerucut
panjang, bercabang, dan berkambium. Ciri lainnya dari kelas ini adalah daun tunggal
atau majemuk, jarang berpelepah, tulang daun menyirip, atau menjari, dan bunga
bersifat kelipatan dua, empat, atau lima. Kelas Dicotyledoneae juga dapat mengalami
pertumbuhan sekunder (pertumbuhan melebar). Terdiri dari beberapa familia,
yaitu :

 Caryophyllaceae: Dianthus chinensis


 Magnoliaceae: Magnolia grandiflora (cempaka putih)
 Rosaseae: Rosa hybrida (bunga maqar)
 Leguminoceae: Leucena glauca (lamtoro)
 Parkia specinosa (petai)
 Tamarindus indica (asam).
 Malvaceae: Hibiscus rosa-sinensis (bunga sepatu), Glossipium obtusifolium
(kapas).
 Umbelliferae: Centella asiatica (talas)
 Solanaceae: Solanum tuberosum (kentang), Orthosiphon grandiflorus (kumisal
kucing).
 Compositae: Ageratum sp (babandotan), Helianthus annus (bunga matahari),
Nicotiana tabaccum (tmebakau), Capsicum sp (cabe), Lycopersicum esculentum
(tomat), dan lain sebagainya

Kelas Monocotyledoneae, berbiji tunggal (hanya memiliki satu daun lembaga),


berakar serabut, batang sama besar dan tidak bercabang. Daun tunggal berpelepah,
bertulang sejajar, bunga berkelipatan tiga (trimer), akar dan batang tidak
berkambium, xilem dan floem tersebar. Terdiri dari beberapa famili:

 Liliaceae: Lilium sp (lilia),


 Alium cepa (bawang besar)
 Alium sativum (bawang putih)
 Alium ascolonicum (bawang merah)
 Palmae (keluarga palem): Cocos nucifera (kelapa)
 Phoenix sp (kurma)
 Graminae (keluarga rumput-rumputan): Oryza sativa (padi), Zea mays (Jagung),
rumput, bambu, dan sebagainya.
 Orchidaceae (keluarga anggrek): Cattleya sp, Dendrobium sp, Arundina sp,
Epidendrum sp, Vanilia planifolia (vanili).

MANFAAT SPERMATOPHYTA

Tiga perempat dari tumbuhan dalah tumbuhan berbunga atau angiospermae, dan
menyediakan makanan bagi manusia juga banyak organisme hidup lainnya.
Gymnospermae, juga menyediakan oksigen yang dilepaskan sebagai hasil
fotosintesis. Hampir setiap bagian dari spermatofit dapat dimanafaatkan manusia
untuk kebutuhan sehari-hari, misalnya saja pada:

Kumis kucing, jati, mahoni, dan pinus sebagai peneduh, penyimpan air, penyerap
karbon dioksida, dan sumber oksigen.

Berbagai jenis bunga digunakan untuk dekorasi, upacara adat dan agama, serta
bahan pembuatan kosmetik.
Sebagai bahan dasar pakaian, contohnya pada rami dan kapas. Untuk bahan
bangunan, contohnya pada jati, meranti, dan sana keling.

Sebagai tanaman hias, misalnya cempaka, mawar, kembang sepatu, kaktus, bunga
matahari, bunga sedap malam, bunga gladiol, anggrek, dan lain-lain.

Bahan bumbu dapur, misalnya kemiri. Buah-buahan, misalnya apel, pir, arbei,
pisang, mangga, jambu, anggur, jeruk, nangka, rambutan, pepaya dan lain-lain.

Sumber protein yang berasal dari tumbuhan, seperti kacang kedelai, kacang tanah,
kacang merah.

Bahan baku industri furniture atau alat-alat rumah tangga, misalnya bambu, rotan,
kayu jati, kelapa, kayu meranti, dan lain-lain.

Bahan untuk obat, misalnya mahkota dewa, buah merah, jambu biji, daun jarak,
mengkudu, sambiloto, kumis kucing dan lain-lain

Penghasil minyak aromatik, misalnya melati, mawar, nilam, lavender, kayu putih dll

Penghasil minyak sayur, misalnya kelapa, kelapa sawit0. Penghasil biodisel,


misalnya jarak, kelapa sawit

Penghasil gula, misalnya tebu (Saccharum sp.), aren (Arenga pinnata), lontar
(Borassus flabellifer)

Sumber karbohidrat, misalnya padi, gandum, singkong, ubi jalar, kentang, dan lain-
lain.
PENGERTIAN TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)

Lumut (dalam bahasa yunani :


bryophyta) adalah sebuah divisi
tumbuhan yang hidup didarat,
umumnya berwarna hijau dan
berukuran kecil (dapat tidak
tampak dengan bantuan lensa),
dan ukuran lumut yang terbesar
adalah kurang dari 50 cm. Lumut
hidup di batu, kayu gelondongan,
pepohonan, dan ditanah. Lumut
tersebar hampir diseluruh
belahan dunia, terkecuali
didalam laut.

Lumut mempunyai sel-sel plastid yang dapat menghasilkan klorofil A dan B, sehingga
dapat membuat makanan sendiri dan bersifat autotrof. Lumut termasuk ke dalam
kingdom plantae, yang meliputi semua organisme yang multiseluler dan telah
berdiferensiasi, eukariotik, dengan dinding sel berselulosa. Organisme yang termasuk
kedalam plantae ini hampir seluruhnya bersifat autotrof (dapat membuat makanan
sendiri) dengan bantuan cahaya matahari saat proses fotosintesis. Terdapat beberapa
sebuah struktur pada tumbuhan lumut, diantaranya ialah:

 Kolumera, adalah sebuah jaringan yang tidak dapat terlibat dalam sejumlah
pembentukan terhadap spora.
 Seta (batang)
 Apofisis yakni dapat diperlebar di bagian ujung dan dapat dilengkapi dengan
sebuah kotak spora pada transisi.
 Vaginula adalah sebuah akar yang ditutupi dengan sisa dinding archegonium.
 Caliptra (kap) yakni dapat berasal dari sebuah dinding archegonium atas
menjadi kap kotak spora.

https://www.gramedia.com/literasi/bryophyta/

CIRI-CIRI TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)

Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Dalam proses


metagenesis ini, lumut mengalami dua fase kehidupan, yaitu fase gametofit (haploid)
dan fase sporofit (diploid). Lumut Hidupnya secara berkoloni. Tidak berpembuluh
sebab tidak memiliki daun, batang, maupun akar sejati. Habitatnya berada pada tempat
yang lembap dan terlindung dari cahaya matahari seperti dasar hutan, permukaan
batang pohon, tembok, dan sumur. Ada juga yang berhabitat di tempat basah dan
sanggup hidup di air seperti spaghnum. Tumbuhan lumut memiliki beberapa ciri, antara
lain sebagai berikut:
 Sel-sel penyusun tubuhnya mempunyai dinding sel yang tersusun atas selulosa.
Multiseluler. Tidak memiliki pembuluh seperti xylem dan floem.
 Air masuk dalam tubuh lumut secara imbibisi, sementara hasil fotosintesis
didistribusikan secara defusi, daya kapilaritas, dan dengan aliran sitoplasma.
 Dinding sel terdiri atas selulosa.
 Mengalami metagenesis
 Merupakan peralihan antara Thallophyta dan Cormophyta
 Permukaan luar tubuh dilapisi dengan lapisan berlilin yang berguna untuk
menahan masuknya air dan mengurangi penguapan.
 Akar berupa akar semu (rizoid) yang terdiri dari beberapa lapis sel parenkim
dan berbentuk seperti rambut/benang-benang. Akar itu juga berfungsi untuk
menempelkan lumut.
 Zigot berkembang menjadi embrio dan akan tetap tinggal di dalam gametangium
betina. Sperma diproduksi anteridium dan ovum diproduksi arkegonium.

Batang dan daunnya mempunyai susunan yang berbeda, yaitu:

 Berukuran kecil dan jarang mencapai 15 cm


 Selapis sel kulit, yang beberapa diantaranya membentuk rizoid epidermis, rizoid
tampak seperti benang yang berfungsi sebagai akar dan menyerap makanan dari
air dan garam mineral
 Lapisan kulit dalam tersusun atas korteks, silinder pusat yang terdiri dari sel
penunjang atau parenkim yang memanjang, tidak mengandung xilem dan floem
 Silinder pusat, terdiri atas sel parenkim yang berguna untuk mengangkut ari dan
garam mineral.
 Pertumbuhan pada lumut yaitu secara memanjang
 Susunan gametangiumnya (arkegonium ataupun anteredium) yang khas, sering
dijumpai pada tumbuhan paku (pteridophyta), terutama arkegoniumnya.
Arkegonium adalah gamet betina yang berbentuk seperti botol dan mengandung
sel ovum, sedangkan anteredium adalah gamet jantan tabg berbentuk bulat dan
mengandung sel spermatozoid
 Daunnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun yang lebih dari satu lapis.
Sel-sel daun kecil, mengandung kloroplas yang tersusun seperti jaring dan
berbentuk sempit dan memanjang

Sporofit (sporogonium) terdiri atas:

 Seta atau tangki


 Vaginula, yaitu kaki yang diselubungi dinding arkegonium
 Apofisis, yaitu ujung seta atau tangki yang melebar, merupakan peralihan antara
seta dan kotak spora
 Kaliptra atau tudung, yaitu berasal dari dinding arkegonium atas dan akan
menjadi tudung kotak spora
 Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora
 Sistem reproduksi bersifat metagenesis, yaitu reproduksi silih berganti antara
seksual (gametofit) dan aseksual (sporofit). Reproduksi seksual membentuk
gamet jantan dan betina dalam gametofit, sedangkan reproduksi aseksual
dengan spora haploid terbentuk didalam sporofit

SIKLUS HIDUP TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)

Siklus hidup tumbuhan lumut bersifat metagenesis, karena bergantian antara


reproduksi seksual dan aseksual. Awalnya sporofit menghasilkan spora yang akan
menjadi protonema, dari protonema inilah gametofit terbentuk. Generasi gametofit ini
punya satu sel kromosom yang disebut dengan haploid (n) dan gametofit ini
menghasilkan gametangium (organ reproduksi) yang disebut dengan anteredium pada
jantan dan arkegonium pada betina. Gametangium dilindungi oleh daun khusus (bract).

Anteredium berbentuk bulat dan menghasilkan sperma berflagela (anterezoid dan


spermatozoid), sedangkan arkegonium berbentuk seperti botol yang memiliki bagian
lebar disebut perut, dan ada bagian sempitnya yang disebut dengan leher. Pembuahan
(fertilisasi) sel telur oleh anterzoid membuahkan zigot dengan dua sel kromosom atau
disebut dengan diploid (2n).

Zigot inilah yang merupakan awal dari sporofit lagi. Kemudian zigot melakukan
pembelahan menjadi sporofit dewasa yang sudah memiliki kaki untuk melekat pada
gametofit, seta, dan kapsul di bagian ujungnya. Kapsul ini merupakan tempat
dihasilkannya spora melalui fase fase pada meiosis. Setelah spora masak dan
dikeluarkan dari dalam kapsul, barulah siklus hidup lumut berulang lagi dari awal.

Tumbuhan lumut (bryophyta) dibagi menjadi tiga kelas, yaitu lumut daun (bryophyta),
lumut hati (hepaticophyta), dan lumut tanduk (anthocerotophyta).

LUMUT DAUN (Bryopsida)

Lumut daun adalah jenis tumbuhan yang sering dijumpai di daerah yang lembab. Pada
umumnya, satu individu lumut daun menghasilkan jenis gamet yang berbeda sehingga
dapat dibedakan mana individu jantan, mana individu betina.

Akan tetapi ada juga tumbuhan lumut yang menghasilkan gamet jantan anteridium) dan
gamet betina (arkegonium) dalam satu individu. Pada fase sporofit, tumbuhan lumut
akan menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakannya. Jika spora lumut sampai
di lingkungan yang sesuai, spora lumut akan tumbuh menjadi protonema. Protonema
inilah yang akhirnya tumbuh menjadi tumbuhan lumut baru. Contoh spesies tumbuhan
lumut daun adalah Polytrichum juniperinum, Pogonatum cirratum, dan Aerobryopsis
longissima.

Bryophyta memiliki jumlah kurang lebih 10.000 spesies jenis lumut daun yang dibagi
menjadi tiga ordo yaitu Bryales, Sphagnales, dan Andreales. Lumut daun lebih mudah
dikenali karena sering dijumpai di tempat yang agak terbuka. Lumut daun dapat
tumbuh di tanah-tanah gundul yang secara periodik mengalami kekeringan, di atas
pasir bergerak, di antara rumput-rumput, di atas batu cadas, batang pohon, di rawa-
rawa, dan sedikit yang terdapat di dalam air.

Kebanyakan lumut ini tumbuh di rawa-rawa yang membentuk rumpun atau bantalan
yang dari tiap-tiap tahun tampak bertambah luas sedangkan bagian bawah yang ada
dalam air mati berubah menjadi gambut yang membentuk tanah gambut. Jenis tanah ini
bermanfaat untuk menggemburkan medium pada tanaman pot dan dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar. Karena habitatnya sangat luas, maka tubuhnya pun mempunyai
struktur yang bermacam-macam. Berikut ini ciri-ciri lumut daun:

 Talus gametofit tidak dapat dibedakan antara struktur daun dan batang
 Talus gametofit mempunyai bentuk simetri radial
 Arkegonium dan anteredium terbentuk pada ujung gametofit di antara daun, dan
kemudian tumbuh sporangium
 Talus sporofitnya merupakan sporangium yang menumpang pada ujung batang
dari talus gametofit
 Gametofit tumbuh tegak atau merayap
 Berkembang dari protonema
 Mempunyai daun, batang, dan rizoid multiseluler
 Daunnya hanya terdiri atas satu lapis sel dengan rusuk tengah, tersusun
melingkaran batang atau spiral
 Arkegonium melekat di atas kapsul dan membentuk kalipra
 Kapsul bagian bawah mempunyai stomata dan bersifat fotosintetik
 Tidak ditemukan adanya elater, kapsul mempunyai kolumela, pecah dengan gigi-
gigi peristom
 Selama perkembangan kapsul, tangkai (seta) bertambah panjang secara
perlahan.

LUMUT HATI (HEPATICOPHYTA)

Lumut hati atau Hepaticopsida mempunyai bentuk tubuh seperti lembaran banyak
lekukan dan menyerupai bentuk hati. Oleh karena bentuknya ini, lumut hati pernah
dianggap bisa membantu menangani penyakit hati. Lumut hati memiliki tubuh dengan
struktur akar, batang, dan daun, sehingga sering dianggap sebagai kelompok peralihan
dari tumbuhan Thallophyta ke Cormophyta. Habitat Lumut Hati ialah pada tanah
mineral yang lembab di lereng gunung ataupun di bukit. Lumut ini juga dapat tumbuh
pada dasar hutan yang lebat.

Lumut hati tidak ideal tumbuh pada tanah gambut yang bersifat asam dan sedikit unsur
hara. Terdapat pengecualian pada jenis genus Plagiochila sp yang bisa dijumpai tumbuh
pada hutan rawa gambut. Contoh Lumut Hati Riccardia chamaedryfolia Pellia endivifolia
Scapania nemorosa Jungermannia sp. Haplomitrium sp. Marchantia polymorpha
Monoclea forsterii Sphaerocarpos texanus. Berikut ini Ciri-Ciri Lumut Hati Grameds:

 Talus gametofitnya tidak dapat dibedakan antara struktur daun dan batang,
sementara akarnya berupa rizoid
 Talus gametofitnya mempunyai bentuk pipih dorsiventral
 Pada permukaan dorsal gametofit dibentuk arkegonium dan anteridium yang
berbentuk seperti payung
 Talus sporofitnya mempunyai ukuran sangat kecil, sehingga nyaris tidak
nampak.

LUMUT TANDUK (Anthoceropsida)

Lumut tanduk atau Anthoceropsida mempunyai bentuk sporofit yang panjang dan
runcing, yang dapat tumbuh setinggi 5 cm. Sporofit lumut tanduk hanya terdiri dari
sporangium dan tidak memiliki seta. Spora matang akan dilepaskan oleh sporangium
yang pecah atau terbuka, dimulai dari ujung tanduk. Gametofit, yang umumnya memiliki
diameter 1-2 cm tumbuh secara mendatar dan kadang ditempeli oleh sporofit majemuk.

Lumut tanduk sering menjadi spesies pertama yang menempati sebuah wilayah terbuka
dan lembab. Habitat Lumut Tanduk (Anthoceropsida) ialah di bukit ataupun di lereng
gunung pada tanah mineral yang lembab. Lumut tanduk tidak bagus tumbuh pada
daerah yang bersifat asam dan sedikit unsur hara, contohnya tanah gambut. Lumut
tanduk banyak hidup di tepi danau, selokan, dan sungai. Ciri-ciri Lumut Tanduk:

 Akar masih berupa rizoid, talus gametofit tidak dapat dibedakan antara struktur
daun dan batang
 Talus gametofit mempunyai bentuk pipih dorsiventral
 Terciptanya gametangium (anteridium dan arkegonium) di permukaan dorsal
talus gametofit
 Talus sporofitnya menyerupai bentuk tanduk atau jarum yang ramping (kecil),
dan pertumbuhannya terjadi sebab pembelahan sel-sel dasar pada daerah kaki.
 Struktur Tubuh Lumut Tanduk berupa talus, tetapi sporofitnya berbentuk kapsul
memanjang. Lumut tanduk mempunyai sel yang hanya terdiri dari satu
kloroplas.

PERANAN TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)

Beberapa spesies tumbuhan lumut mempunyai peranan penting dalam kehidupan


manusia, diantaranya:

Menahan erosi tanah: Pengikisan tanah juga bisa di cegah dengan kehadiran lumut. Sifat
penyerap air dengan baik yang dimiliki lumut membantu tanah terjaga kepadatannya
dan tidak mudah mengalami erosi.
Mengurangi bahaya banjir: Lumut juga berperan dalam mencegah bencana banjir,
karena air hujan yang turun diserap dengan baik oleh tumbuhan lumut.

Meningkatkan sumber air: Manfaat tumbuhan lumut juga dirasakan saat musim
kemarau datang. Musim yang berpotensi mendatang kekeringan ini memberikan
ancaman minimnya ketersediaan air bagi manusia. Lumut membantu mengatasinya,
karena lumut mempercepat proses penyerapan air saat kemarau sehingga mampu
menjaga ketersediaan air tanah atau air sumur.

Mensuplai oksigen: Lumut juga bagian dari tumbuhan yang memiliki zat hijau. Layaknya
tumbuhan lain, lumut juga melakukan fotosintesis. Hasil dari fotosintesis ini salah
satunya adalah menghasilakan manfaat oksigen bagi manusia.

Sebagai bahan pembuatan obat kulit Hal ini pertama kali di lakukan negara China,
dimana pada zaman dahulu lumut di jadikan masyarakat china untuk membuat ramuan
tradisional untuk mengatasi penyakit kulit.

Bahan pembuatan obat mata; Lumut memiliki sifat yang baik yaitu bisa dijadikan
sebagai antibakteri. Sifat inilah yang digunakan oleh dunia medis untuk mengobati
beberapa penyakit mata.

Sebagai obat hepatitis: Tidak hanya bagi mata, penyakit yang menyerang hati seperti
hepatitis juga bisa diobati dengan obat yang tebuat dari lumut jenis marchantia
polymorpha.

Sebagai obat antiseptic: Lumut juga di gunakan sebagai zat antiseptik yang membantu
membunuh kuman-kuman. Zat antiseptik sering jumpai dalam pembuatan sabun-sabun
kesehatan dan juga obat kumur pembersih mulut. Untuk membuat zat antiseptik di
butuhkan lumut berjenis frullania tamaricis.

Obat penyakit jantung: Lumut cratoneuron dapat diproses menjadi obat yang dapat
menormalkan detak jantung.

Obat pneumonia: Lumut memang berperan penting dalam dunia medis. Tidak hanya
mata, kulit, hati, hingga jantung. Lumut juga bermanfaat dalam pembuatan obat untuk
penyakit pneumonia.

Mengobati luka bakar dan luka luar: Pernah mengalami luka bakar atau luka luar akibat
terjatuh atau tergores benda tajam. Bagi orang china dahulu ketika mengalami hal
serupa, mereka menggunakan lumut untuk mengatasinya. Kini dunia medis
menciptakannya lebih steril, sifat antiseptik pada lumut jenis canocphalum di gunakan
untuk mengatasi obat luka bakar dan luka luar.

Obat bius sangat dibutuhkan dalam dunia medis, terutama untuk kepentingan operasi.
Obat bius yang digunakan oleh medis terbuat juga dari lumut dengan jenis rhodobryum
giganteum.
Obat Hipertensi: Jenis lumut hati selain digunakan untuk obat bius juga digunakan
sebagai pembuatan obat darah tinggi. Sifat penenang pada lumut bisa di jadikan obat
untuk mengontrol tekanan darah.

Mengatasi bisa ular: Lumut juga dapat menghilangkan racun ular. Lumut yang
digunakan adalah lumut jenis marchantia polymorpha.
PENGERTIAN TUMBUHAN PAKU

Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah


divisi dari kingdom Plantae yang
anggotanya memiliki akar, batang, dan
daun sejati, serta memiliki pembuluh
pengangkut. Pteridophyta berasal dari kata
pteron: sayap bulu, dan phiton: tumbuhan.
Sehingga Pteridophyta merupakan
tumbuhan paku yang tergolong dalam
tumbuhan kormus berspora, dimana
tumbuhan ini menghasilkan spora dan
memiliki susunan daun yang umumnya
membentuk bangun sayap, yaitu pada
pucuknya yang terdapat bulu-bulu.

Tumbuhan paku sering disebut juga


dengan kormofita berspora karena
berkaitan dengan adanya akar, batang,
daun sejati, serta bereproduksi aseksual
dengan spora. Tumbuhan paku juga
disebut sebagai tumbuhan berpembuluh
(Tracheophyta) karena memiliki pembuluh
pengangkut.

https://www.gramedia.com/literasi/tumbuhan-paku-pterydophyta/

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling


sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi,
sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma,
ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder
pusat (terdapat xilem dan fleom).

Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah dan sangat
pendek, ada juga yang mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang.
Daunnya ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan
ukuran susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil.
Mikrofil bentuknya kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum
memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil memiliki ciri daun yang besar, bertangkai,
bertulang daun, bercabang-cabang, dengan sel yang telah terdiferensiasi.

Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang mempunyai kormus, artinya tubuhnya
dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok, yaitu akar, batang dan daun. Alat
perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama adalah spora. Oleh sebabnya ahli
taksonomi membagi dunia tumbuhan dalam dua kelompok saja yang diberi nama
Cryptogamae dan phanerogamae. Cryptogamae (tumbuhan spora) meliputi
Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, dan Pteridophyta.

CIRI-CIRI TUMBUHAN PAKU

Tumbuhan paku merupakan salah satu kelompok tumbuhan tertua. Ciri-ciri tumbuhan
paku diantaranya adalah :

 Akar, batang dan daun memiliki berkas pembuluh angkut berupa xilem dan
floem.
 Dapat ditemukan di air, di tempat lembab, menempel pada tumbuhan lain
sebagai epifit atau di sisa-sisa tumbuhan lain dan sampah-sampah sebagai
saprofit.
 Tidak menghasilkan biji, tetapi menghasilkan spora. Spora terdapat di dalam
kotak spora atau sporangium. Kotak-kotak spora tersebut terkumpul dalam
sorus. Sorus-sorus ini kemudian berkumpul di permukaan bawah dari helaian
daun.
 Mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Tumbuhan paku yang kita lihat
sehari-hari disebut generasi sporofit.
 Daun yang masih muda menggulung. Daun tumbuhan paku ada yang khusus
menghasilkan spora, disebut sporofil. Daun yang tidak menghasilkan spora
disebut tropofil, berfungsi untuk fotosintesis.
 Tidak berbunga.
 Umumnya memiliki rizom (batang yang terdapat di dalam tanah).

Memiliki 4 struktur penting, yaitu lapisan pelindung sel (jaket steril) yang terdapat
disekeliling organ reproduksi, embrio multiseluler yang terdapat dalam arkegonium,
kutikula pada bagian luar dan yang paling penting adalah sistem transport internal yang
mengangkut air dan zat makanan dari dalam tanah. Sistem transport ini sama baiknya
seperti pengorganisasian transport air dan zat makanan pada tumbuhan tingkat tinggi.
Struktur Tubuh Tumbuhan Paku:

 Akar: Bersifat seperti akar serabut, ujungnya dilindungi kaliptra yang terdiri atas
sel – sel yang dapat dibedakan dengan sel – sel akarnya sendiri.
 Batang: Pada sebagian jenis tumbuhan paku batang tidak tampak karena
terdapat di dalam tanah berupa rimbang, mungkin menjalar atau sedikit tegak.
Jika muncul di atas permukaan tanah, batangnya sangat pendek sekitar 0,5 m,
akan tetapi ada batang beberapa jenis tumbuhan paku seperti paku pohon atau
paku tiang yang panjangnya mencapai 5 m dan kadang – kadang bercabang
misalnya: Alsophilla dan Cyathea.
 Daun: Bentuknya selalu melingkar dan menggulung pada usia muda.
berdasarkan bentuk ukuran dan susunanya, daun paku dibedakan antara
epidermis, daging daun, dan tulang daun. Berdasarkan bentuk daun dibedakan
lagi menjadi mikrofil dan makrofil, berikut penjelasannya:
 Mikrofil: Daun ini berbentuk kecil – kecil seperti rambut atau sisik, tidak
bertangkai dan tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi
sel, dan tidak dapat dibedakan antara epidermis, daging daun dan tulang
daun.
 Makrofil: Merupakan daun yang bentuknya besar, bertangkai dan
bertulang daun, serta bercabang – cabang. Sel – sel penyusunnya telah
memperlihatkan diferensiasi, yaitu dapat dibedakan antara jaringan tiang,
jaringan bunga karang, tulang daun, serta stomata (mulut daun). Daun
paku tumbuh dari percabangan tulang daun yang disebut frond, dan
keseluruhan daun dalam satu tangkai daun disebut Jika diperhatikan
pada permukaan bagian daun (frond) terdapat bentuk berupa titik-titik
hitam yang disebut sorus, dalam sorus terdapat kumpulan sporangia
yang merupakan tempat atau wadah dari spora. Tidak semua daun paku
memiliki sorus (sori), daun paku yang memiliki sorus merupakan daun
fertil yang disebut daun sporofil, daun paku yang tidak memiliksorus
disebut daun steril. Daun ini banyak mengandung klorofil dan
banyakdimanfaatkan untuk proses fotosintesis. Daun ini disebut daun
tropofil.

HABITAT TUMBUHAN PAKU

Habitat tumbuhan paku ada di darat, terutama pada lapisan bawah tanah di dataran
rendah, tepi pantai, lereng gunung, 350 meter diatas permukaan laut terutama di
daerah lembab, dan ada juga yang bersifat epifit (menempel) pada tumbuhan lain.
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan fotoautotrof. Tumbuhan paku ada yang hidup
mengapung di air (misalnya Azolla pinnata dan Marsilea crenata). Namun, pada
umumnya tumbuhan paku adalah tumbuhan terestrial (tumbuhan darat). Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan Paku :

 Kadar air dalam tanah


 Kadar air dalam udara
 Kandungan hara mineral dalam tanah
 Kadar cahaya untuk fotosintesis
 Suhu yang optimal
 Perlindungan dari angina
 Perlindungan dari cahaya yang terlalu kuat

Tidak semua faktor tersebut berpengaruh, tapi tergantung pada jenis tumbuhan
pakunya. Survive tidaknya suatu tumbuhan paku di suatu areal tergantung dari
ketahanan gametofitnya, apakah akan berkembang secara alami di lingkungannya atau
tidak. Seperti tanaman tingkat tinggi, tumbuhan paku tumbuh lingkungannya masing-
masing (biasanya tempat lembab).
Beberapa paku dapat bertahan hidup di daerah yang ekstrim seperti lingkungan kering
dan panas. Beberapa jenis paku dapat tumbuh di daerah gurun. Tumbuhan paku
meletakkan dirinya tepat sesuai dengan nitchenya, tanah yang lembab, udara yang
lembab, intensitas cahaya dan sebagainya. Jarang tumbuhan paku hidup diluar
nitchenya.

SISTEM REPRODUKSI dan METAGENESIS TUMBUHAN PAKU

Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetatif), yakni dengan stolon yang
menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun
yang mengandung spora. Reproduksi secara seksual (generatif) melalui pembentukan
sel kelamin jantan dan betina oleh alat–alat kelamin (gametogonium). Gametogonium
jantan (anteredium) menghasilkan spermatozoid dan gametogonium betina
menghasilkan sel telur (ovum) seperti halnya tumbuhan lumut, tumbuhan paku
mengalami metagenesis (pergiliran keturunan).

Metagenesis paku homospora

Metagenesis Paku Heterospora dan Paku Peralihan

Pada metagenesis tumbuhan paku, baik pada paku homospora, paku heterospora,
ataupun paku peralihan, pada prinsipnya sama. Ketika ada spora yang jatuh di tempat
yang cocok, spora tadi akan berkembang menjadi protalium yang merupakan generasi
penghasil gamet atau biasa disebut sebagai generasi gametofit, yang akan segera
membentuk anteredium yang akan menghasilkan spermatozoid dan arkegonium yang
akan menghasilkan ovum.

Ketika spermatozoid dan ovum bertemu, akan terbentuk zigot yang diploid yang akan
segera berkembang menjadi tumbuhan paku. Tumbuhan paku yang kita lihat sehari-
hari merupakan generasi sporofit karena mampu membentuk sporangium yang akan
menghasilkan spora untuk perkembangbiakan. Fase sporofit pada metagenesis
tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada fase gametofitnya. Apabila kita
amati daun tumbuhan paku penghasil spora (sporofil), di sana akan kita jumpai organ-
organ khusus pembentuk spora. Spora dihasilkan dan dibentuk dalam suatu wadah
yang disebut sebagai sporangium. Biasanya sporangium pada tumbuhan paku
terkumpul pada permukaan bawah daun.

KLASIFIKASI TUMBUHAN PAKU

Tumbuhan yang satu ini memiliki sekitar 12.000 spesies, berbagai jenis spesiesnya
mampu tumbuh dan bertahan hidup di berbagai daerah dengan iklim yang berbeda.
Inilah beberapa jenis dari tumbuhan paku Grameds:

SUBDIVISI LYCOPSIDA
Spesies yang satu ini merupakan jenis spesies dari tumbuhan paku yang dapat
menghasilkan dua bentuk spora, yaitu makrospora dan mikrospora. Berikut ini ciri-ciri
dari tumbuhan paku yang termasuk kedalam spesies subdivisi lycopsida:

 Terdiri dari daun sejati, batang dan akar.


 Menempelkan diri pada tanaman lain sebagai media untuk hidup.
 Memiliki ukuran daun yang sangat kecil dan berbentuk rapat.
 Menghasilkan mikrosporangium dan sporangium.

SUBDIVISI SPHENOPSIDA

Tumbuhan paku yang tergolong kedalam spesies ini, pada umumnya banyak hidup dan
dijumpai di daerah yang beriklim tropis. Tumbuhan paku yang satu ini memiliki ekor
yang panjang pada tubuhnya. Inilah ciri-ciri dari tanaman paku yang tergolong kedalam
spesies subdivisi sphenopsida:

 Memiliki batang yang berbentuk tegak.


 Menghasilkan spora yang berjenis heterospora.
 Pada bagian batang mengandung kadar silika yang tinggi.
 Menyenangi daerah rawa yang lembab.

SUBSIDI PTEROPSIDA

Tumbuhan paku yang tergolong kedalam spesies ini, merupakan tumbuhan paku sejati
yang sering dijuluki dengan sebutan tanaman pakis. Jenis tumbuhan yang satu ini
mampu hidup dan tumbuh didaerah yang beriklim tropis dan subtropis. Inilah ciri-ciri
tumbuhan paku yang tergolong kedalam spesies subdivisi pteropsida:

 Memiliki batang yang berbentuk tegak dan tumbuh diatas dan dibawah
permukaan tanah.
 Menghasilkan spora yang berjenis homospora dan isospora.
 Spora yang dihasilkan berkumpul dibawah daun.
 Penyebaran spora untuk berkembang biak menyebar melalui bantuan angin.

SUBDIVISI PSILOPSIDA (PAKU PURBA)

Psilopsida merupakan tumbuhan paku yang sederhana dan memiliki susunan cukup
sederhana. Tanaman ini berupa ranting yang bercabang-cabang. Ada bulu-bulu halus
yang menyelimuti, berakar serabut halus atau sering di sebut akar semu berfungsi juga
sebagai perekat pada tumbuhan lain. Contoh tumbuhan paku ini ialah subdivisi
psilopsida ini adalah Psilotum nudum.

Ciri – ciri psilopsida (Paku purba) yakni sebagai berikut :

 Hidup di daerah beriklim tropis & subtropics


 Homospora
 Berdaun mikrofil serta batangnya berklorofil
 Tak mempunyai daun sejati

BERDAUN MAKROFIL

Tumbuhan paku berdaun makrofil merupakan tanaman paku yang memiliki daun yang
sangat lebar. Tumbuhan ini sangat mudah kita temukan di berbagai tempat. Ciri-ciri
makrofil yakni sebagai berikut :

 Mempunyai bentuk daun yang besar-besar.


 Daunnya terdapat tangkai
 Mempunyai tulang daun serta daunnya bercabang.
 Tanaman paku berdaun makrofil dan sudah memiliki diferensiasi sel.

JENIS TUMBUHAN PAKU DAN MANFAATNYA

TUMBUHAN PAKU TELANJANG (PSILOPHYTA)

Jenis tumbuhan paku ini mempunyai cabang-cabang yang berbentuk garpu dengan
sporangium pada setiap ujungnya. Mereka memperoleh makanan dengan bersimbiosis
dengan jamur, itu sebabnya paku telanjang tidak memiliki klorofil. Jenis tumbuhan paku
telanjang, yaitu: Rhynia major, Psilotum

TUMBUHAN PAKU KAWAT (LYCOPODIOPHYTA)

Ciri-ciri tumbuhan ini memiliki daun-daun kecil, tidak bertangkai, batang seperti kawat,
akarnya bercabang, bertulang satu. Ada beberapa jenis paku kawat yang daunnya
mempunyai lidah-lidah (ligula) dan tersusun rapat membentuk garis spiral. Sporangium
terdapat pada ketiak daun dan berkumpul membentuk seperti kerucut. Jenis paku
kawat atau paku rambut , yaitu: Lycopodium clayatum, Selaginela sp

TUMBUHAN PAKU SEJATI (PTEROPHYTA)

Tumbuhan pakis ini mempunyai daun-daun besar, bertangkai, mempunyai banyak


tulang, dan pada sisi bawahnya terdapat sporangium. Kamu dapat menemukan
tumbuhan paku jenis paku sejati atau paku pakis di tempat-tempat yang teduh dan
lembap.

TUMBUHAN PAKU EKOR KUDA (EQUISETOPHYTA)

Tumbuhan paku ini menyukai tempat lembap yang ada di dataran tinggi. Paku ekor
kuda mempunyai daun-daun kecil seperti, selaput dan tersusun seperti karang.
Kemudian, bentuk daunnya melingkar dan berbentuk seperti sisik. Kamu akan
menemukan batang tumbuhan paku ekor kuda yang mirip dengan daun cemara,
berongga, berbuku-buku, dan tegak.

BAMBU AIR (EQUISETUM HYEMALE)


Jenis tumbuhan paku ini tumbuh di lingkungan yang basah seperti, kolam dangkal,
rawa, atau pinggiran sungai. Rata-rata ukurannya kecil dengan tinggi sekitar 25-100 cm.
Manfaat bambu air selain sebagai tanaman hiasa adalah bisa dijadikan untuk bahan
obat-obatan.

SUPLIR

Contoh tumbuhan paku selanjutnya yang bisa mempercantik ruangan adalah tanaman
suplir. Tanaman ini sering digunakan untuk menghiasi pekarangan rumah dengan cara
menanam di dalam pot atau langsung ke tanah. Bentuknya hampir menyerupai
trapesium dengan warna hijau muda yang cerah. Agar tanaman suplir panjang umur,
sebaiknya letakkan di tempat yang agak teduh karena mereka tidak menyukai tempat
yang langsung terkena sinar matahari.

TUMBUHAN PAKU PEDANG (NEPHROLEPS CORDIFOLIA)

Ciri-ciri dari tumbuhan paku ini memiliki batang yang bercabang dan berkayu.
Kemudian, daunnya memiliki urat-urat bahkan ada yang tidak memiliki daun. Manfaat
tumbuhan paku pedang bisa digunakan untuk:

 Sebagai bahan pembuatan obat cacing.


 Dapat mengobati kanker perut.
 Bahan bangunan di derah-daerah tropis.
 Sayur-sayuran.

SEMANGGI AIR (MARSILEA CRENATA)

Ciri-ciri dari tanaman ini adalah memiliki spora, dan batangnya yang mudah untuk
dipatahkan. Manfaat tumbuhan semanggi air bisa digunakan untuk: Daun dan
sporokarpnya bisa dikonsumsi sebagai Obat herbal.

TUMBUHAN PAKU SARANG BURUNG (ASPLENIU NIDUS L)

Ciri-cirinya adalah bentuk ujung daun yang meruncing dan tepi daunnya berombak.
Manfaat tumbuhan paku sarang burung bisa digunakan untuk: Obat luka memar dan
Obat bengkak.

TUMBUHAN PAKU TANDUK RUSA

Daun tanduk rusa dalam bahasa latin disebut dengan paltycerium bifurcatum. Manfaat
tanduk rusa adalah sebagai obat-obatan penyakit gondok, obat bisul, menyuburkan
kandungan dan Pereda nyeri haid.

Anda mungkin juga menyukai