Nama : Mediyantara
Npm : 2154071014
FAKULTAS PERTANIAN
TAHUN 2021
SPERMATHOPYTA
Pengertian
https://www.gramedia.com/literasi/spermatophyta/
MORFOLOGI
Secara umum, struktur spermatophyta lebih kompleks dibanding pakis dan lumut.
Spermatophyta dibedakan oleh satu atau lebih akar, batang tunggal atau bercabang
di sisi, daun dan dalam banyak kasus, bunga dan buah. Spermatophyta mengandung
jaringan pembuluh angkut yang disebut xilem dan floem. Jika xilem terakumulasi
dalam jumlah besar, hasilnya dikenal sebagai “kayu”, yang khas pada pohon dan
semak. Peridermis adalah lapisan yang menutupi floem sekunder dan terdiri dari
sel-sel yang terintegrasi di bawah lapisan luar tanaman.
Peridermis, bersama dengan floem, membentuk korteks. Benih spermatophyta
sendiri terdiri dari 3 lapisan dasar yaitu Embrio, yang muncul sebagai akibat dari
penyatuan serbuk sari dan ovula dan yang sesuai dengan sporofit muda, Jaringan
bergizi yang menyediakan makanan bagi embrio melalui daun yang disebut
kotiledon, dan penutup, saat mendeteksi kondisi air dan cahaya yang memadai,
jaringan ini dapat memicu perkecambahan tanaman, Serbuk sari spermatophyta
disebarkan oleh angin atau banyak binatang, yang memfasilitasi perbanyakan
tanaman dan keanekaragaman genetiknya. Ciri-ciri lain dari Spermatophyta, adalah
sebagai berikut:
Bentuk sporofit tumbuhan berbiji memiliki akar, batang, dan daun. Akar dapat
berbentuk serabut atau tunggang. Batang ada yang berkambium, ada pula yang tidak
berkambium. Daun memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi. Tulang daun
berbentuk lurus, menyirip, atau menjari.
Tumbuhan berbiji memiliki pembuluh angkut, baik xilem maupun floem, pada akar,
batang, maupun daun.
Tubuhnya tersusun dari banyak sel atau yang sifatnya multiseluler dengan ukuran
tubuhnya besar atau makroskopis dan mempunyai ketinggian bermacam-macam.
Tumbuhan berbiji mempunyai jaringan pembuluh yang bervariasi dan terdiri dari
floem yang fungsinya untuk membawa bahan makanan yang berasal dari daun ke
seluruh tubuh tanaman, serta xylem yang fungsinya sebagai pengangkut air dan
mineral dari tanah.
Pada umumnya, tumbuhan berbiji (kecuali tumbuhan parasit) yang sifatnya autotrof
atau dapat mensintesis makanan sendiri melalui fotosintesis. Oleh sebab itu,
tumbuhan berbiji yaitu organisme fotoautotrof.
Proses reproduksi secara generatif yakni sebuah proses pembentukan biki yang
diawali dengan pembentukan gamet, kemudian melakukan proses penyerbukan dan
akhirnya terjadilah proses peleburan yang terjadi pada gamet jantan dengan gamet
betina yang nantinya akan menghasilkan sebuah embrio.
Proses reproduksi vegetative yakni proses reproduksi yang dilakukan oleh organ –
organ vegetatif contohnya seperti, Tunas, Rhizoa, atau Solon.
KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Umumnya merupakan pohon besar dengan bakal biji yang tidak dilindungi oleh
daun buah
Bentuk daun berupa jarum atau sisik seperti pada pohon pinus dan cemara, ada juga
yang berdaun lebar seperti pada daun melinjo.
Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya atau yang asli, dan bagian
bijinya tidak terbungkus daun buah. Biji sebagai alat perkembangbiakan berbentuk
kerucut atau disebut juga dengan strobilus. strobilus terbagi lagi menjadi 2, yaitu
strobilus jantan dan strobilus betina.
Angiospermae berasal dari Bahasa Yunani, angios yang artinya “tertutup” serta
spermae yang berarti biji. Jadi, Angiospermae merupakan tumbuhan yang
menghasilkan biji tertutup. Hampir seluruh tumbuhan angiospermae memiliki
bunga. Diantara seluruh tumbuhan tinggi lainnya, kelompok atau golongan
tumbuhan angiospermae inilah yang mempunyai macam jenis paling banyak, yakni
kurang lebih itu terdapat sekitar 300.000 spesies. Tumbuhan dari kelompok ini juga
sangat penting, baik bagi manusia atau juga hewan karna merupakan sumber
makanan keduanya. Ciri-ciri yang paling umum dimiliki oleh tumbuhan
angiospermae diantaranya:
Bakal biji yang terlindungi oleh adanya daun buah, sehingga disebut dengan biji
tertutup.
Tumbuhan angiospermae ini umumnya berupa pohon besar, tumbuhan rambat
ataupun panjat, perdu serta tumbuhan tidak berkayu
Daunnya relative lebih lebar serta pipih dengan bentuk yang beranekaragam.
Mempunyai sistem perakaran serabut dan tunggang.
Mempunyai batang lunak dan keras berkayu.
Mempunyai bunga sebagai alat perkembangbiakan utama.
MANFAAT SPERMATOPHYTA
Tiga perempat dari tumbuhan dalah tumbuhan berbunga atau angiospermae, dan
menyediakan makanan bagi manusia juga banyak organisme hidup lainnya.
Gymnospermae, juga menyediakan oksigen yang dilepaskan sebagai hasil
fotosintesis. Hampir setiap bagian dari spermatofit dapat dimanafaatkan manusia
untuk kebutuhan sehari-hari, misalnya saja pada:
Kumis kucing, jati, mahoni, dan pinus sebagai peneduh, penyimpan air, penyerap
karbon dioksida, dan sumber oksigen.
Berbagai jenis bunga digunakan untuk dekorasi, upacara adat dan agama, serta
bahan pembuatan kosmetik.
Sebagai bahan dasar pakaian, contohnya pada rami dan kapas. Untuk bahan
bangunan, contohnya pada jati, meranti, dan sana keling.
Sebagai tanaman hias, misalnya cempaka, mawar, kembang sepatu, kaktus, bunga
matahari, bunga sedap malam, bunga gladiol, anggrek, dan lain-lain.
Bahan bumbu dapur, misalnya kemiri. Buah-buahan, misalnya apel, pir, arbei,
pisang, mangga, jambu, anggur, jeruk, nangka, rambutan, pepaya dan lain-lain.
Sumber protein yang berasal dari tumbuhan, seperti kacang kedelai, kacang tanah,
kacang merah.
Bahan baku industri furniture atau alat-alat rumah tangga, misalnya bambu, rotan,
kayu jati, kelapa, kayu meranti, dan lain-lain.
Bahan untuk obat, misalnya mahkota dewa, buah merah, jambu biji, daun jarak,
mengkudu, sambiloto, kumis kucing dan lain-lain
Penghasil minyak aromatik, misalnya melati, mawar, nilam, lavender, kayu putih dll
Penghasil gula, misalnya tebu (Saccharum sp.), aren (Arenga pinnata), lontar
(Borassus flabellifer)
Sumber karbohidrat, misalnya padi, gandum, singkong, ubi jalar, kentang, dan lain-
lain.
PENGERTIAN TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)
Lumut mempunyai sel-sel plastid yang dapat menghasilkan klorofil A dan B, sehingga
dapat membuat makanan sendiri dan bersifat autotrof. Lumut termasuk ke dalam
kingdom plantae, yang meliputi semua organisme yang multiseluler dan telah
berdiferensiasi, eukariotik, dengan dinding sel berselulosa. Organisme yang termasuk
kedalam plantae ini hampir seluruhnya bersifat autotrof (dapat membuat makanan
sendiri) dengan bantuan cahaya matahari saat proses fotosintesis. Terdapat beberapa
sebuah struktur pada tumbuhan lumut, diantaranya ialah:
Kolumera, adalah sebuah jaringan yang tidak dapat terlibat dalam sejumlah
pembentukan terhadap spora.
Seta (batang)
Apofisis yakni dapat diperlebar di bagian ujung dan dapat dilengkapi dengan
sebuah kotak spora pada transisi.
Vaginula adalah sebuah akar yang ditutupi dengan sisa dinding archegonium.
Caliptra (kap) yakni dapat berasal dari sebuah dinding archegonium atas
menjadi kap kotak spora.
https://www.gramedia.com/literasi/bryophyta/
Zigot inilah yang merupakan awal dari sporofit lagi. Kemudian zigot melakukan
pembelahan menjadi sporofit dewasa yang sudah memiliki kaki untuk melekat pada
gametofit, seta, dan kapsul di bagian ujungnya. Kapsul ini merupakan tempat
dihasilkannya spora melalui fase fase pada meiosis. Setelah spora masak dan
dikeluarkan dari dalam kapsul, barulah siklus hidup lumut berulang lagi dari awal.
Tumbuhan lumut (bryophyta) dibagi menjadi tiga kelas, yaitu lumut daun (bryophyta),
lumut hati (hepaticophyta), dan lumut tanduk (anthocerotophyta).
Lumut daun adalah jenis tumbuhan yang sering dijumpai di daerah yang lembab. Pada
umumnya, satu individu lumut daun menghasilkan jenis gamet yang berbeda sehingga
dapat dibedakan mana individu jantan, mana individu betina.
Akan tetapi ada juga tumbuhan lumut yang menghasilkan gamet jantan anteridium) dan
gamet betina (arkegonium) dalam satu individu. Pada fase sporofit, tumbuhan lumut
akan menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakannya. Jika spora lumut sampai
di lingkungan yang sesuai, spora lumut akan tumbuh menjadi protonema. Protonema
inilah yang akhirnya tumbuh menjadi tumbuhan lumut baru. Contoh spesies tumbuhan
lumut daun adalah Polytrichum juniperinum, Pogonatum cirratum, dan Aerobryopsis
longissima.
Bryophyta memiliki jumlah kurang lebih 10.000 spesies jenis lumut daun yang dibagi
menjadi tiga ordo yaitu Bryales, Sphagnales, dan Andreales. Lumut daun lebih mudah
dikenali karena sering dijumpai di tempat yang agak terbuka. Lumut daun dapat
tumbuh di tanah-tanah gundul yang secara periodik mengalami kekeringan, di atas
pasir bergerak, di antara rumput-rumput, di atas batu cadas, batang pohon, di rawa-
rawa, dan sedikit yang terdapat di dalam air.
Kebanyakan lumut ini tumbuh di rawa-rawa yang membentuk rumpun atau bantalan
yang dari tiap-tiap tahun tampak bertambah luas sedangkan bagian bawah yang ada
dalam air mati berubah menjadi gambut yang membentuk tanah gambut. Jenis tanah ini
bermanfaat untuk menggemburkan medium pada tanaman pot dan dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar. Karena habitatnya sangat luas, maka tubuhnya pun mempunyai
struktur yang bermacam-macam. Berikut ini ciri-ciri lumut daun:
Talus gametofit tidak dapat dibedakan antara struktur daun dan batang
Talus gametofit mempunyai bentuk simetri radial
Arkegonium dan anteredium terbentuk pada ujung gametofit di antara daun, dan
kemudian tumbuh sporangium
Talus sporofitnya merupakan sporangium yang menumpang pada ujung batang
dari talus gametofit
Gametofit tumbuh tegak atau merayap
Berkembang dari protonema
Mempunyai daun, batang, dan rizoid multiseluler
Daunnya hanya terdiri atas satu lapis sel dengan rusuk tengah, tersusun
melingkaran batang atau spiral
Arkegonium melekat di atas kapsul dan membentuk kalipra
Kapsul bagian bawah mempunyai stomata dan bersifat fotosintetik
Tidak ditemukan adanya elater, kapsul mempunyai kolumela, pecah dengan gigi-
gigi peristom
Selama perkembangan kapsul, tangkai (seta) bertambah panjang secara
perlahan.
Lumut hati atau Hepaticopsida mempunyai bentuk tubuh seperti lembaran banyak
lekukan dan menyerupai bentuk hati. Oleh karena bentuknya ini, lumut hati pernah
dianggap bisa membantu menangani penyakit hati. Lumut hati memiliki tubuh dengan
struktur akar, batang, dan daun, sehingga sering dianggap sebagai kelompok peralihan
dari tumbuhan Thallophyta ke Cormophyta. Habitat Lumut Hati ialah pada tanah
mineral yang lembab di lereng gunung ataupun di bukit. Lumut ini juga dapat tumbuh
pada dasar hutan yang lebat.
Lumut hati tidak ideal tumbuh pada tanah gambut yang bersifat asam dan sedikit unsur
hara. Terdapat pengecualian pada jenis genus Plagiochila sp yang bisa dijumpai tumbuh
pada hutan rawa gambut. Contoh Lumut Hati Riccardia chamaedryfolia Pellia endivifolia
Scapania nemorosa Jungermannia sp. Haplomitrium sp. Marchantia polymorpha
Monoclea forsterii Sphaerocarpos texanus. Berikut ini Ciri-Ciri Lumut Hati Grameds:
Talus gametofitnya tidak dapat dibedakan antara struktur daun dan batang,
sementara akarnya berupa rizoid
Talus gametofitnya mempunyai bentuk pipih dorsiventral
Pada permukaan dorsal gametofit dibentuk arkegonium dan anteridium yang
berbentuk seperti payung
Talus sporofitnya mempunyai ukuran sangat kecil, sehingga nyaris tidak
nampak.
Lumut tanduk atau Anthoceropsida mempunyai bentuk sporofit yang panjang dan
runcing, yang dapat tumbuh setinggi 5 cm. Sporofit lumut tanduk hanya terdiri dari
sporangium dan tidak memiliki seta. Spora matang akan dilepaskan oleh sporangium
yang pecah atau terbuka, dimulai dari ujung tanduk. Gametofit, yang umumnya memiliki
diameter 1-2 cm tumbuh secara mendatar dan kadang ditempeli oleh sporofit majemuk.
Lumut tanduk sering menjadi spesies pertama yang menempati sebuah wilayah terbuka
dan lembab. Habitat Lumut Tanduk (Anthoceropsida) ialah di bukit ataupun di lereng
gunung pada tanah mineral yang lembab. Lumut tanduk tidak bagus tumbuh pada
daerah yang bersifat asam dan sedikit unsur hara, contohnya tanah gambut. Lumut
tanduk banyak hidup di tepi danau, selokan, dan sungai. Ciri-ciri Lumut Tanduk:
Akar masih berupa rizoid, talus gametofit tidak dapat dibedakan antara struktur
daun dan batang
Talus gametofit mempunyai bentuk pipih dorsiventral
Terciptanya gametangium (anteridium dan arkegonium) di permukaan dorsal
talus gametofit
Talus sporofitnya menyerupai bentuk tanduk atau jarum yang ramping (kecil),
dan pertumbuhannya terjadi sebab pembelahan sel-sel dasar pada daerah kaki.
Struktur Tubuh Lumut Tanduk berupa talus, tetapi sporofitnya berbentuk kapsul
memanjang. Lumut tanduk mempunyai sel yang hanya terdiri dari satu
kloroplas.
Menahan erosi tanah: Pengikisan tanah juga bisa di cegah dengan kehadiran lumut. Sifat
penyerap air dengan baik yang dimiliki lumut membantu tanah terjaga kepadatannya
dan tidak mudah mengalami erosi.
Mengurangi bahaya banjir: Lumut juga berperan dalam mencegah bencana banjir,
karena air hujan yang turun diserap dengan baik oleh tumbuhan lumut.
Meningkatkan sumber air: Manfaat tumbuhan lumut juga dirasakan saat musim
kemarau datang. Musim yang berpotensi mendatang kekeringan ini memberikan
ancaman minimnya ketersediaan air bagi manusia. Lumut membantu mengatasinya,
karena lumut mempercepat proses penyerapan air saat kemarau sehingga mampu
menjaga ketersediaan air tanah atau air sumur.
Mensuplai oksigen: Lumut juga bagian dari tumbuhan yang memiliki zat hijau. Layaknya
tumbuhan lain, lumut juga melakukan fotosintesis. Hasil dari fotosintesis ini salah
satunya adalah menghasilakan manfaat oksigen bagi manusia.
Sebagai bahan pembuatan obat kulit Hal ini pertama kali di lakukan negara China,
dimana pada zaman dahulu lumut di jadikan masyarakat china untuk membuat ramuan
tradisional untuk mengatasi penyakit kulit.
Bahan pembuatan obat mata; Lumut memiliki sifat yang baik yaitu bisa dijadikan
sebagai antibakteri. Sifat inilah yang digunakan oleh dunia medis untuk mengobati
beberapa penyakit mata.
Sebagai obat hepatitis: Tidak hanya bagi mata, penyakit yang menyerang hati seperti
hepatitis juga bisa diobati dengan obat yang tebuat dari lumut jenis marchantia
polymorpha.
Sebagai obat antiseptic: Lumut juga di gunakan sebagai zat antiseptik yang membantu
membunuh kuman-kuman. Zat antiseptik sering jumpai dalam pembuatan sabun-sabun
kesehatan dan juga obat kumur pembersih mulut. Untuk membuat zat antiseptik di
butuhkan lumut berjenis frullania tamaricis.
Obat penyakit jantung: Lumut cratoneuron dapat diproses menjadi obat yang dapat
menormalkan detak jantung.
Obat pneumonia: Lumut memang berperan penting dalam dunia medis. Tidak hanya
mata, kulit, hati, hingga jantung. Lumut juga bermanfaat dalam pembuatan obat untuk
penyakit pneumonia.
Mengobati luka bakar dan luka luar: Pernah mengalami luka bakar atau luka luar akibat
terjatuh atau tergores benda tajam. Bagi orang china dahulu ketika mengalami hal
serupa, mereka menggunakan lumut untuk mengatasinya. Kini dunia medis
menciptakannya lebih steril, sifat antiseptik pada lumut jenis canocphalum di gunakan
untuk mengatasi obat luka bakar dan luka luar.
Obat bius sangat dibutuhkan dalam dunia medis, terutama untuk kepentingan operasi.
Obat bius yang digunakan oleh medis terbuat juga dari lumut dengan jenis rhodobryum
giganteum.
Obat Hipertensi: Jenis lumut hati selain digunakan untuk obat bius juga digunakan
sebagai pembuatan obat darah tinggi. Sifat penenang pada lumut bisa di jadikan obat
untuk mengontrol tekanan darah.
Mengatasi bisa ular: Lumut juga dapat menghilangkan racun ular. Lumut yang
digunakan adalah lumut jenis marchantia polymorpha.
PENGERTIAN TUMBUHAN PAKU
https://www.gramedia.com/literasi/tumbuhan-paku-pterydophyta/
Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah dan sangat
pendek, ada juga yang mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang.
Daunnya ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan
ukuran susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil.
Mikrofil bentuknya kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum
memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil memiliki ciri daun yang besar, bertangkai,
bertulang daun, bercabang-cabang, dengan sel yang telah terdiferensiasi.
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang mempunyai kormus, artinya tubuhnya
dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok, yaitu akar, batang dan daun. Alat
perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama adalah spora. Oleh sebabnya ahli
taksonomi membagi dunia tumbuhan dalam dua kelompok saja yang diberi nama
Cryptogamae dan phanerogamae. Cryptogamae (tumbuhan spora) meliputi
Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, dan Pteridophyta.
Tumbuhan paku merupakan salah satu kelompok tumbuhan tertua. Ciri-ciri tumbuhan
paku diantaranya adalah :
Akar, batang dan daun memiliki berkas pembuluh angkut berupa xilem dan
floem.
Dapat ditemukan di air, di tempat lembab, menempel pada tumbuhan lain
sebagai epifit atau di sisa-sisa tumbuhan lain dan sampah-sampah sebagai
saprofit.
Tidak menghasilkan biji, tetapi menghasilkan spora. Spora terdapat di dalam
kotak spora atau sporangium. Kotak-kotak spora tersebut terkumpul dalam
sorus. Sorus-sorus ini kemudian berkumpul di permukaan bawah dari helaian
daun.
Mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Tumbuhan paku yang kita lihat
sehari-hari disebut generasi sporofit.
Daun yang masih muda menggulung. Daun tumbuhan paku ada yang khusus
menghasilkan spora, disebut sporofil. Daun yang tidak menghasilkan spora
disebut tropofil, berfungsi untuk fotosintesis.
Tidak berbunga.
Umumnya memiliki rizom (batang yang terdapat di dalam tanah).
Memiliki 4 struktur penting, yaitu lapisan pelindung sel (jaket steril) yang terdapat
disekeliling organ reproduksi, embrio multiseluler yang terdapat dalam arkegonium,
kutikula pada bagian luar dan yang paling penting adalah sistem transport internal yang
mengangkut air dan zat makanan dari dalam tanah. Sistem transport ini sama baiknya
seperti pengorganisasian transport air dan zat makanan pada tumbuhan tingkat tinggi.
Struktur Tubuh Tumbuhan Paku:
Akar: Bersifat seperti akar serabut, ujungnya dilindungi kaliptra yang terdiri atas
sel – sel yang dapat dibedakan dengan sel – sel akarnya sendiri.
Batang: Pada sebagian jenis tumbuhan paku batang tidak tampak karena
terdapat di dalam tanah berupa rimbang, mungkin menjalar atau sedikit tegak.
Jika muncul di atas permukaan tanah, batangnya sangat pendek sekitar 0,5 m,
akan tetapi ada batang beberapa jenis tumbuhan paku seperti paku pohon atau
paku tiang yang panjangnya mencapai 5 m dan kadang – kadang bercabang
misalnya: Alsophilla dan Cyathea.
Daun: Bentuknya selalu melingkar dan menggulung pada usia muda.
berdasarkan bentuk ukuran dan susunanya, daun paku dibedakan antara
epidermis, daging daun, dan tulang daun. Berdasarkan bentuk daun dibedakan
lagi menjadi mikrofil dan makrofil, berikut penjelasannya:
Mikrofil: Daun ini berbentuk kecil – kecil seperti rambut atau sisik, tidak
bertangkai dan tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi
sel, dan tidak dapat dibedakan antara epidermis, daging daun dan tulang
daun.
Makrofil: Merupakan daun yang bentuknya besar, bertangkai dan
bertulang daun, serta bercabang – cabang. Sel – sel penyusunnya telah
memperlihatkan diferensiasi, yaitu dapat dibedakan antara jaringan tiang,
jaringan bunga karang, tulang daun, serta stomata (mulut daun). Daun
paku tumbuh dari percabangan tulang daun yang disebut frond, dan
keseluruhan daun dalam satu tangkai daun disebut Jika diperhatikan
pada permukaan bagian daun (frond) terdapat bentuk berupa titik-titik
hitam yang disebut sorus, dalam sorus terdapat kumpulan sporangia
yang merupakan tempat atau wadah dari spora. Tidak semua daun paku
memiliki sorus (sori), daun paku yang memiliki sorus merupakan daun
fertil yang disebut daun sporofil, daun paku yang tidak memiliksorus
disebut daun steril. Daun ini banyak mengandung klorofil dan
banyakdimanfaatkan untuk proses fotosintesis. Daun ini disebut daun
tropofil.
Habitat tumbuhan paku ada di darat, terutama pada lapisan bawah tanah di dataran
rendah, tepi pantai, lereng gunung, 350 meter diatas permukaan laut terutama di
daerah lembab, dan ada juga yang bersifat epifit (menempel) pada tumbuhan lain.
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan fotoautotrof. Tumbuhan paku ada yang hidup
mengapung di air (misalnya Azolla pinnata dan Marsilea crenata). Namun, pada
umumnya tumbuhan paku adalah tumbuhan terestrial (tumbuhan darat). Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan Paku :
Tidak semua faktor tersebut berpengaruh, tapi tergantung pada jenis tumbuhan
pakunya. Survive tidaknya suatu tumbuhan paku di suatu areal tergantung dari
ketahanan gametofitnya, apakah akan berkembang secara alami di lingkungannya atau
tidak. Seperti tanaman tingkat tinggi, tumbuhan paku tumbuh lingkungannya masing-
masing (biasanya tempat lembab).
Beberapa paku dapat bertahan hidup di daerah yang ekstrim seperti lingkungan kering
dan panas. Beberapa jenis paku dapat tumbuh di daerah gurun. Tumbuhan paku
meletakkan dirinya tepat sesuai dengan nitchenya, tanah yang lembab, udara yang
lembab, intensitas cahaya dan sebagainya. Jarang tumbuhan paku hidup diluar
nitchenya.
Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetatif), yakni dengan stolon yang
menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun
yang mengandung spora. Reproduksi secara seksual (generatif) melalui pembentukan
sel kelamin jantan dan betina oleh alat–alat kelamin (gametogonium). Gametogonium
jantan (anteredium) menghasilkan spermatozoid dan gametogonium betina
menghasilkan sel telur (ovum) seperti halnya tumbuhan lumut, tumbuhan paku
mengalami metagenesis (pergiliran keturunan).
Pada metagenesis tumbuhan paku, baik pada paku homospora, paku heterospora,
ataupun paku peralihan, pada prinsipnya sama. Ketika ada spora yang jatuh di tempat
yang cocok, spora tadi akan berkembang menjadi protalium yang merupakan generasi
penghasil gamet atau biasa disebut sebagai generasi gametofit, yang akan segera
membentuk anteredium yang akan menghasilkan spermatozoid dan arkegonium yang
akan menghasilkan ovum.
Ketika spermatozoid dan ovum bertemu, akan terbentuk zigot yang diploid yang akan
segera berkembang menjadi tumbuhan paku. Tumbuhan paku yang kita lihat sehari-
hari merupakan generasi sporofit karena mampu membentuk sporangium yang akan
menghasilkan spora untuk perkembangbiakan. Fase sporofit pada metagenesis
tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada fase gametofitnya. Apabila kita
amati daun tumbuhan paku penghasil spora (sporofil), di sana akan kita jumpai organ-
organ khusus pembentuk spora. Spora dihasilkan dan dibentuk dalam suatu wadah
yang disebut sebagai sporangium. Biasanya sporangium pada tumbuhan paku
terkumpul pada permukaan bawah daun.
Tumbuhan yang satu ini memiliki sekitar 12.000 spesies, berbagai jenis spesiesnya
mampu tumbuh dan bertahan hidup di berbagai daerah dengan iklim yang berbeda.
Inilah beberapa jenis dari tumbuhan paku Grameds:
SUBDIVISI LYCOPSIDA
Spesies yang satu ini merupakan jenis spesies dari tumbuhan paku yang dapat
menghasilkan dua bentuk spora, yaitu makrospora dan mikrospora. Berikut ini ciri-ciri
dari tumbuhan paku yang termasuk kedalam spesies subdivisi lycopsida:
SUBDIVISI SPHENOPSIDA
Tumbuhan paku yang tergolong kedalam spesies ini, pada umumnya banyak hidup dan
dijumpai di daerah yang beriklim tropis. Tumbuhan paku yang satu ini memiliki ekor
yang panjang pada tubuhnya. Inilah ciri-ciri dari tanaman paku yang tergolong kedalam
spesies subdivisi sphenopsida:
SUBSIDI PTEROPSIDA
Tumbuhan paku yang tergolong kedalam spesies ini, merupakan tumbuhan paku sejati
yang sering dijuluki dengan sebutan tanaman pakis. Jenis tumbuhan yang satu ini
mampu hidup dan tumbuh didaerah yang beriklim tropis dan subtropis. Inilah ciri-ciri
tumbuhan paku yang tergolong kedalam spesies subdivisi pteropsida:
Memiliki batang yang berbentuk tegak dan tumbuh diatas dan dibawah
permukaan tanah.
Menghasilkan spora yang berjenis homospora dan isospora.
Spora yang dihasilkan berkumpul dibawah daun.
Penyebaran spora untuk berkembang biak menyebar melalui bantuan angin.
Psilopsida merupakan tumbuhan paku yang sederhana dan memiliki susunan cukup
sederhana. Tanaman ini berupa ranting yang bercabang-cabang. Ada bulu-bulu halus
yang menyelimuti, berakar serabut halus atau sering di sebut akar semu berfungsi juga
sebagai perekat pada tumbuhan lain. Contoh tumbuhan paku ini ialah subdivisi
psilopsida ini adalah Psilotum nudum.
BERDAUN MAKROFIL
Tumbuhan paku berdaun makrofil merupakan tanaman paku yang memiliki daun yang
sangat lebar. Tumbuhan ini sangat mudah kita temukan di berbagai tempat. Ciri-ciri
makrofil yakni sebagai berikut :
Jenis tumbuhan paku ini mempunyai cabang-cabang yang berbentuk garpu dengan
sporangium pada setiap ujungnya. Mereka memperoleh makanan dengan bersimbiosis
dengan jamur, itu sebabnya paku telanjang tidak memiliki klorofil. Jenis tumbuhan paku
telanjang, yaitu: Rhynia major, Psilotum
Ciri-ciri tumbuhan ini memiliki daun-daun kecil, tidak bertangkai, batang seperti kawat,
akarnya bercabang, bertulang satu. Ada beberapa jenis paku kawat yang daunnya
mempunyai lidah-lidah (ligula) dan tersusun rapat membentuk garis spiral. Sporangium
terdapat pada ketiak daun dan berkumpul membentuk seperti kerucut. Jenis paku
kawat atau paku rambut , yaitu: Lycopodium clayatum, Selaginela sp
Tumbuhan paku ini menyukai tempat lembap yang ada di dataran tinggi. Paku ekor
kuda mempunyai daun-daun kecil seperti, selaput dan tersusun seperti karang.
Kemudian, bentuk daunnya melingkar dan berbentuk seperti sisik. Kamu akan
menemukan batang tumbuhan paku ekor kuda yang mirip dengan daun cemara,
berongga, berbuku-buku, dan tegak.
SUPLIR
Contoh tumbuhan paku selanjutnya yang bisa mempercantik ruangan adalah tanaman
suplir. Tanaman ini sering digunakan untuk menghiasi pekarangan rumah dengan cara
menanam di dalam pot atau langsung ke tanah. Bentuknya hampir menyerupai
trapesium dengan warna hijau muda yang cerah. Agar tanaman suplir panjang umur,
sebaiknya letakkan di tempat yang agak teduh karena mereka tidak menyukai tempat
yang langsung terkena sinar matahari.
Ciri-ciri dari tumbuhan paku ini memiliki batang yang bercabang dan berkayu.
Kemudian, daunnya memiliki urat-urat bahkan ada yang tidak memiliki daun. Manfaat
tumbuhan paku pedang bisa digunakan untuk:
Ciri-ciri dari tanaman ini adalah memiliki spora, dan batangnya yang mudah untuk
dipatahkan. Manfaat tumbuhan semanggi air bisa digunakan untuk: Daun dan
sporokarpnya bisa dikonsumsi sebagai Obat herbal.
Ciri-cirinya adalah bentuk ujung daun yang meruncing dan tepi daunnya berombak.
Manfaat tumbuhan paku sarang burung bisa digunakan untuk: Obat luka memar dan
Obat bengkak.
Daun tanduk rusa dalam bahasa latin disebut dengan paltycerium bifurcatum. Manfaat
tanduk rusa adalah sebagai obat-obatan penyakit gondok, obat bisul, menyuburkan
kandungan dan Pereda nyeri haid.