Klasifikasi lumut
1. Lumut hati atau Hepaticeae atau Hepaticopsoda.
Ciri – ciri: tubuhnya berupa talus dan memiliki rhizoid yang memiliki fungsi sebagai
akar, sporofit pertumbuhannya terbatas sebab tidak memiliki jaringan merstematik,
habitatnya di tempat yang lembab, berkembangbiaknya secara generatif dengan
cara oogami sedangkan berkembang biak secara vegetatif dilakukan dengan
fragmentasi, tunas, dan kuncup eram atau gemma atau budding. Adapun contoh dari
lumut hati yaitu sebagai berikut: Marchantia polymorpha yang dapat digunakan untuk
bahan obat sakit hati atau hepatitis, Machantia germinata.
Ukuran tubuhnya makroskopis dan ada yang tingginya mencapai dua puluh meter.
Habitatnya kosmolipit, ada di mana – mana.
Cara hidupnya secara saprofit, epifit, dan hidup di atas tanah atau air.
Akarnya berupa serabut
Batangnya memiliki rhizoma dan berpembuluh, yaitu xylem dan floem
Daunnya memiliki mikrofil, makrofil atau ukuran, tropofil, sporofil atau fungsi
Daun mudanya menggulung
Memiliki berkas angkut, konsentris
Spora tumbuhnya berupa protalium
Metagenesisnya dengan sporofit dominan
Kromosom tumbuhan paku bersifat diploid
Fase haploidnya mencakup spora, protalium, anteredium, arkegonium, ovum,
sperma
Fase diploid mencakup zigot, tumbuhan paku, sporofil, sporangium.
Embrio berkutub dua atau bipolar sedangkan tumbuhan paku berkutub satu atau
monopolar.
Tumbuhan paku – pakuan dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan yang lembab
dan ada beberapa jenis paku- pakuan yang dapat hidup di dalam air.
Klasifikasi tumbuhan paku berdasarkan bentuk dan ukuran spora dapat dibedakan
menjadi berikut ini:
Paku homospora memiliki bentuk dan ukuran spora yang sama. Contohnya yaitu
Lycopodium calvatum
Paku heterospora memiliki spora jantan atau mikrospora dan spora betina atau
makropsora. Contohnya yaitu Sellaginella wildenowii atau paku rane dan Marsilea
crenata atau semanggi.
Paku Isospora atau peralihan memiliki bentuk dan ukuran spora yang sama, hanya
sebagian besar yang memiliki kelamin betina. Contohnya yaitu Equisetum debile
atau paku ekor kuda.
Tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis. Dalam siklus
hidupnya fase sporofit lebih dominan dibandingkan dengan fase gametofitnya.
Gametofit tumbuhan paku berupa protalium.Sedangkan, sporofitnya berupa tumbuhan
paku itu sendiri. Berikut ini merupakan bagan metagenesis tumbuhan paku homospora,
peralihan dan heterospora.
Psilopytinae atau psilopsida atau paku purba atau paku telanjang, sebab sebagian
besar jenisnya telah punah. Dinamakan paku telanjang sebab tidak memiliki daun
atau daunnya kecil, ada pula yang tidak memiliki akar sejati.
Kebanyakan hidup di zaman purba dan ditemukan dalam bentuk fosil. Contohnya yaitu
Psilotum nudum.
Equisetinae atau Spenopsida atau paku ekor kuda, di mana kebanyakan spesies ini
punah, satu- satunya spesies yang ada yaitu kelompok Equisetaceae yaitu
Equisetum debile atau paku ekor kuda. Paku ekor kuda tumbuh di dataran tinggi.
Batangnya seperti rebung asparagus atau mirip daun cemara. Selain itu, batang
berongga, berbuku- buku, dan tumbuh tegak. Daun terdapat pada setiap buku,
melingkar, dan berbentuk sisik, dan kecil atau mikrofil.
Ciri –ciri kelas ini yaitu daun kecil, tunggal, dan tersusun melingkar. Sporangium
terdapat dalam strobilus atau kerucut.
Lycopodinae atau Lycopsida atau paku rambut. Ciri – cirinya yaitu berdaun kecil dan
tersusun spiral, sporangium muncul di ketiak daun dan berkumpul membentuk
strobilus. Batangnya seperti kawat. Contohnya yaitu Selaginella candate atau paku
rane. Selaginella banyak ditanam di pot atau taman. Jumlah keseluruhan spesiesnya
yaitu 1100 spesies.
Filicinae atau tumbuhan paku, memiliki jumlah anggota yang paling banyak. Adapun
contohnya yaitu Adiatum cuneatum atau suplir, Plathycerium sp atau tanduk rusa,
Marsilea creanata atau semanggi, dan Salvinia natans.
Spermatophyta
Spermatophyta merupakan tumbuhan yang dapat menghasilkan biji sebagai alat
reproduksinya. Spermatophyta ini dinamakan dengan Anthophyta. Sebab memiliki
bunga dan dinamakan Phanerogamia sebab memiliki alat kelamin yang jelas.
Selain itu, dinamakan pula dengan Embrifita sifonogama sebab tumbuhan yang
memiliki lembaga dan perkawinannya melalui pembuluh atau buluh serbuk sari.
Adapun ciri – ciri yang dimiliki oleh tumbuhan spermatophyta yaitu sebagai berikut:
memiliki akar, batang, dan daun sejati yang lengkap dengan berkas pengangkutnya
atau Trakheophyta, memiliki alat perkembangbiakan yang jelas
Kemudian, reproduksi dilakukan dengan menghasilkan biji yang di dalamnya
mengandung embrio, generasi sporofitnya berupa tumbuhan dan generasi gametofitnya
berupa bunga, kandung lembaganya terlindung dalam ovula.
Klasifikasi spermatophyta
Gymnospermae. Gymnospermae merupakan tumbuhan berbiji terbuka, di mana bakal
bijinya tidak dibungkus oleh daun buah, namun menempel pada daun buah. Adapun ciri
–ciri morfologi dari Gymnospermae yaitu sebagai berikut:
Lebih lanjut, organ reproduksi generatifnya berupa strobillus atau konus atau rujung.
Strobillus memiliki kumpulan sporofit yang membentuk bangunan seperti kerucut atau
konus.
Strobillus dibedakan menjadi strobillus jantan dan strobillus betina. Strobillus jantan
terdiri dari mikrosporofil, yang tersusun atas sel induk atau mikrospora.
Sel induk mikrospora mengalami meiosis menghasilkan empat mikrospora. Lebih lanjut,
mikrospora akan membelah berulang kali secara mitosis menjadi dua, yang berupa
jaringan gametofit jantan bersayap dan dinamakan dengan serbuk sari.
Setiap serbuk sari akan mengandung sel generatif dan sel buluh atau sel vegetatif. Sel
generatif akan menjadi sel sperma yang proses pematangannya di dalam liang bakal
biki. Strobillus betina, terdiri dari megasporofil atau nuselus atau makrosporofil yang
mengandung sel induk megaspora.
Sel induk megaspora membelah secara meiosis secara berulang menjadi jaringan
gametofit betina. Bagian jaringan gametofit betina akan membentuk arkegonium yang
berbentuk seperti botol, yang pada bagian pangkalnya ada ovum.
Kelas Cycadinae. Kelompok tumbuhan ini menyerupai palem, namun bukan palem
sejati yang merupakan tumbuhan berbunga, memiliki biji terbuka yang ada dalam
sporofil, yaitu daun yang terspesialisasi untuk alat reproduksi. Contohnya yaitu
Cycas rumphii atau pakis haji.
Kelas Gynkoales. Tumbuhan kelompok ini memiliki daun seperti kipas yang warna
menjadi keemasan dan rontok pada musim gugur. Sifat ini merupakan sifat yang
tidak biasa yang dimiliki oleh Gymnospermae. Contohnya yaitu Ginkgo biloba
merupakan satu – satunya spesies yang masih hidup.
Kelas Coniferae. Kelompok tumbuhan ini memiliki spesies yang terbesar di dalam
Gymnospermae sebab memiliki anggota sebanyak 550 spesies. Tumbuhan ini
memiliki alat reproduksi berupa conus.
Conus merupakan kumpulan sporofil yang menyerupai sisik yang tersusun memadat
membentuk bangunan seperti kerucut. Contohnya yaitu Agathis alba atau damar,
Gingga biloba dan Pinus merkusii.
Pinus memiliki daun seperti jarum untuk beradaptasi dengan lingkungan yang kering,
lapisan kutikula yang tebal dan letak stomata yang terletak di bawah permukaan daun
yang berfungsi untuk mengurangi kehilangan air.
Kelas Gnetinae. Anggota gnetales berupa perdu, liana atau tumbuhan pemanjat, dan
pohon. Daun berhadapan, dengan urat daun yang menyirip seperti tumbuhan dikotil.
Pada xilem terdapat trakea. Strobilus tidak berbentuk kerucut. Contohnya yaitu Gnetum
gnemon atau mlinjo. Daun muda, bunga, dan biji mlinjo dapat di sayur, bijinya dapat
dibuat emping, kulitnya dapat digunakan untuk benang jala atau bahan kertas, dan
makanan.
Bahan pembuat obat- obatan, antara lain Pinus merkusi, Ependra sp, Juniperus sp,
dan Taxodium yang dapat menghasilkan taxol, antikanker dari kulit batang, dan
Ginkgo biloba.
Tanaman hias, antara lain Cycas rumpii, Thuja, dan Cupessus.
Bahan makanan, antara lain Gnetum gnemon.
Bahan industri, antara lain getah damar atau Agathis albis, batang pinus merkusii
sebagai bahan kertas.
Angiospermae. Angiospermae merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki biji
tertutup oleh daging buah. Adapun ciri – ciri morfologi tumbuhan Angiospermae yaitu
sebagai berikut:
Daun tunggal atau majemuk, bentuknya daun pipih, lebar, dan pertulangan daun
beranekaragam.
Komofita sejati, memiliki akar, batang, dan daun serta memiliki bunga yang
sesungguhnya.
Pembuahan ganda, pembentukan embrio dan endosperm dalam waktu yang hampir
bersamaan.
Akarnya tunggang atau serabut dan batang bercabang atau tidak bercabang.
Bakal biji tidak nampak, terlindung dalam daun buah dan putik.
Adapun siklus hidup Angiospermae, yaitu sebagai berikut
Dalam kepala sari ada kantung sari atau mikrosporangium yang mengandung sel induk
mikrospora. Sel induk mikrospora dan dilanjutkan dengan pembelahan mitosis
berulang- ulang dan menghasilkan serbuk sari untuk gametofit jantan.
Serbuk sari tersebut dibungkus oleh selaput luar atau eksin dan selaput dalam atau
intin. Dalam serbuk sari terdapat inti generatif dan sel vegetatif atau sel buluh serbuk
sari. Inti vegetatif akan membentuk buluh serbuk sari dan inti generatif akan
membentuk dua sel sperma jika terjadi pembuahan.
Putik atau pistilum terdiri dari kepala putik atau stigma, tangkai putik atau stilus, dan
bakal buah atau ovarium. Bakal buah merupakan bagian putik yang membesar dan
berada di tengah – tengah dasar bunga yang di dalamnya ada bakal biji atau
megasporangium.
Selain itu, terdapat sel induk megaspora atau sel induk kandung lembaga yang akan
membelah secara meiosis menjadi empat sel megaspora. Tiga sel mengalami
degenerasi, satu sel berkembang menjadi inti kandung lembaga primer.
Selanjutnya, akan mengalami pembelahan mitosis menjadi dua, yang satu menuju ke
kalaza dan yang satunya lagi menuju ke mikrofil.
Sesampainya di kalaza dan mikrofil akan membelah secara mitosis dua kali sehingga
menghasilkan empat sel inti kandung lembaga. Satu inti dari kalaza dan mikrofil menuju
ke tengah akan membentuk calon kandung lembaga sekunder.
Tiga inti sel pada kalaza selanjutnya akan membentuk atipoda. Sementara itu sel yang
di tengah di antipoda menjadi ovum dan pengapitnya dinamakan dengan sel sinergid.
Pada sata menyentuh mikrofil, sel vegetatif akan berdegenerasi untuk membuka
mikrofil dan selanjutnya sperma satu masuk mikrofil membuahi ovum menjadi zigot.
Setelah pembuahan zigot akan tumbuh menjadi embrip atau lembaga yang tertanam di
dalam biji. Berdasarkan jumlah kotiledon, Angiospermae dibagi menjadi dua, yaitu
Monocotyledonae dan Dicotyledonae. Adapun perbedaan ciri –ciri morfologi dan
anatominya dapat dijelaskan sebagai berikut.
Dicotyledonae. Kotiledonnya terdiri dari dua keping, sistem perakaran berupa tunggang,
memiliki kambium, tulang daunnya menyirip atau menjari, jumlah bagian bunga yaitu
kelipatan empat atau lima, biji setelah berkecambah terbelah dua, dan tidak memiliki
kaliptogen.
Lebih lanjut, klasifikasi tumbuhan yang termasuk kelas Monocotyledonae yaitu sebagai
berikut:
Liliaceae, adapun contohnya yaitu Gloriosa superba atau kembang sungsang, Lilium
longflorum atau lili gereja.
Poaceae atau graminae atau rumput – rumputan. Adapun contohnya yaitu zea mays
atau jagung dan oryza sativa atau padi, bambusa sp atau bambu.
Zingiberacaeae atau jahe- jahean, adapun contohnya yaitu zingiber officinale atau
jahe dan alpina galanga atau laos.
Amarylianceae, adapun contohnya yaitu agave centala atau kantala, agave sisalana
atau sisal.
Adapun contohnya yaitu musa paradisiaca atau pisang, kurma atau phoenix.
Arecaceae atau palmae. Adapun contohnya yaitu coccus nucifera atau kelapa, areca
cathecu atau pinang.
Adapun contohnya yaitu phalaeonopsis amabilis atau anggrek bulan, cattleya,
dendrobium, phalaenopsis, arundina, vanda, epidendrum, laelia, oncidium, dan vanili
atau vanilla planifolia.
Araceae, adapun contohnya yaitu coloscasia esculenta atau talas.
Adapun contohnya yaitu magnolia grandiflora, arenaria, D. carophylus, agrostemma
Kelas Dicotyledoneae, dapat diklasifikasikan mejadi beberapa familia yaitu sebagai
berikut:
Adapun contohnya yaitu mimosa pudica atau putri malu.
Adapun contohnya yaitu hibiscus rosa- sinensis atau kembang sepatu.
Adapun contohnya yaitu durio zibberthinus atau durian.
Adapun contohnya yaitu monihot utilisima atau ketela pohon.
Adapun contohnya yaitu morinda citrofolia atau mengkundu.
Adapun contohnya yaitu plameria acuminata atau kamboja.
Adapun contohnya yaitu ipomea reptans atau kangkung.
Adapun contohnya yaitu phaseolus radiatus atau kacang hijau.
Adapun contohnya yaitu caesalpinia pulcherima atau kembang merak.
Adapun contohnya yaitu ficus elastica atau karet.
Adapun contohnya yaitu citrus nobilis atau jeruk keprok.
Adapun contohnya yaitu psidium guajava atau jambu batu.
Adapun contohnya yaitu tectona grandis atau jati.
Adapun contohnya yaitu coleus tuberotus atau kentang hitam.
Brassica oleracea atau kubis, sawi atau B. Rugosa, lobal atau raphanus sativus,
sawi tanah atau nasturtium heterophylum.
Leguminosae, Adapun contohnya yaitu falmboyan atau delonix regia, akasia atau
accacia farnesiana, kembang merak atau caesalpinia pulcherrima.
Adapun contohnya yaitu deruju atau celangkringan atau argemone mexicana dan
papaver somniverum.
Adapun contohnya yaitu mawar atau rosa hybrida, apel atau malus sylvestris, aprikot
atau prunus armeniaca, P. domestica.